Anda di halaman 1dari 17

Metodologi Dakwah Melalui Musik

MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Metodelogi Dakwah
Dosen Pengampu : Nurlila Kamsi, M.Pd

Oleh :
1. AYU ADE RAHMA
NIM/NIRM: 1825.4010/0705.1801.05

2. JUMANIGSI
NIM/NIRM: 1825.0036/0705.1801.05

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM BUMI SILAMPARI
LUBUKLINGGAU
2019
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat-Nya,


makalah yang berjudul “Metodelogi dakwah melalui musik” dapat terselesaikan
dengan baik tepat pada waktunya. Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas, khususnya mata kuliah Sosiologi Pendidikan.
Dalam penyelesaian hasil makalah ini, penulis banyak mengalami

kesulitan, terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang

menunjang. Namun, berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya

tugas ini dapat terselesaikan dengan cukup baik.

Penulis sadar, sebagai seorang mahasiswa yang masih dalam proses

pembelajaran, penulisan tugas ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu,

penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna

pengajaran tugas yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.

Lubuklinggau, 20 Desember 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
ABSTRAK...................................................................................................... iii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................. 2
C. Tujuan ............................................................................................... 2

BAB II : PEMBAHASAN
A. Defisinisi Pendidikan di indonesia .................................................. 3
B. Kebijakan Menata Pendidikan Masa Depan.................................... 8

BAB III : PENUTUP


A. Kesimpulan..................................................................................... 15
B. Saran............................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dakwah sebagai salah satu misi Islam berkembang dengan cepat

melalui media tradisional sampai modern. Dengan demikian seorang da’i

harusnya faham betul dengan perkembangan teknologi komunikasi dan

informasi, sehingga bisa dikatakan siapa yang mampu menguasai teknologi

itulah yang mampu menggenggam dunia.

Perkembangan dakwah sendiri tidah bisa terlepas dengan budaya yang

dibangun masyarakat saat ini. Masyarakat modern yang cenderung pragmatis

juga tak lepas dari sasaran da’i, namun bagi masyarakat modern yang

cenderung hedonis dalam kehidupannya lebih menyukai suguhan dakwah

melalui media yang mudah diakses oleh mereka.

Era teknologi informasi sekarang, sadar maupun tidak, umat manusia

dihadapkan pada pilihan-pilihan. Pada satu sisi pilihan itu akan membawa

hikmah dan manfaat bagi kehidupan dirinya. Dakwah yang selama ini

dilakukan dengan metode pendekatan ceramah dan tabligh atau komunikasi

satu arah (one way communication), dengan tanpa mengecilkan peran

pendekatan ini, sudah saatnya diubah dengan menggunakan pendekatan-

pendekatan dan strategi dakwah yang lebih substantif (bersifat langsung pada

inti persoalan), objektif (sesuai persoalan objeknya, baik materi maupun mad’u

yang dihadapi), efektif (mempertimbangkan kondisi ruang dan waktu), aktual

(mengikuti perkembangan arah dan orientasi budaya masyarakat) dan faktual

(mesti berdasarkan fakta-fakta empirik).

1
2

Sehingga munculah istilah media dakwah, misalnya melalui music.

Hal ini merupakan jawaban dari kebutuhan masyarakat modern dalam

memahami ajaran agamanya melalui suguhan yang bersifat instan namun

mampu memberikan kepuasan bagi mereka.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana menyampaikan pesan dakwah melalui musik ?

2. Bagaimana sejarah musik ketika di zaman nabi Muhammad SAW ?

3. Mengapa ulama berbeda pendapat dakwah melalui musik ?

4. Bagaimanakah kelebihan dan kekurangan dakwah melalui musik ?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui menyampaikan pesan dakwah melalui musik

2. Untuk mengetahui sejarah musik ketika di zaman nabi Muhammad SAW

3. Untuk mengetahui ulama berbeda pendapat dakwah melalui musik

4. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dakwah melalui musik


BAB II
PEMBAHASAN

A. Dakwah
a. Pengertian dakwah
Ditinjaui dari segi etimologi (bahasa), dakwah berasal dari kata
arab yang berarti “panggilan, ajakan atau seruan”.1 Jadi secara bahasa dapat
kita simpulkan bahwa dakwah itu sendiri sebagai pangilan yang mengajak
seseorang pada kebaikan

Ditinjau dari segi epistimologi menurut muhammad natsir ia


mengatakan bahwa amar makruh nahi mungkar artinya dakwah menyeruh
kepada kebaikan dan mencegah pada kemungkaran

Di dalam islam sendiri sebenarnya dakwah bukanlah hal yang asing


lagi, sebab Rasullulah menyampaikan risalah Allah SWT menggunakan
metode dakwah atau seruan hal ini sesuai dengan firman Allah pada surat
An-Nahl ayat 125 , Allah berfirman :
     
        
        
 
125. serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang
tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang
yang mendapat petunjuk.

Kata Ad’u ini sendiri ditafsirkan dengan kata seruan jadi dapat kita
simpulkan bahwa Allah sendirilah yang menyuruhkita untuk menyeruh
manusia pada kebaikan dan mengunakan cara-cara yang baik pula
b. Fungsi dakwah
a. mendorong manusia agar melakukan kebajikan dan mengikuti petunjuk,
menyuruh berbuat kebajikan dan meninggalkan kemunkaran agar
memperoleh kebahagiaan dunia-akhirat.
b. mengadakan seruan kepada semua manusia untuk kembali dan hidup
sepanjang ajaran Allah yang benar, dilakukan dengan penuh kebijaksanaan
dan nasehat yang baik.
c. mengubah umat dari satu situasi kepada situasi yang lebih baik di dalam
segala segi kehidupan dengan tujuan merealisasikan ajaran Islam di dalam
kenyataan hidup sehari-hari, baik bagi kehidupan seorang pribadi,
kehidupan keluarga maupun masyarakat sebagai keseluruhan tata hidup
manusia.

1
Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah (Surabaya: Al Ikhlas, 2006) h.17
4

d. menyampaikan panggilan Allah dan Rasul kepada apa yang


menghidupkan umat manusia sesuai dengan martabat, fungsi dan tujuan
hidupnya

B. Dakwah Melalui Musik

a. Pengertian seni musik


Seni adalah bahasa latin yang berasal dari kata ars berarti sesuai
dengan etimologi, kata ars tersebut yaitu membuat barang-barang atau
mengerjakan sesuatu, maka seni dalam pengertian yang paling dasar berarti
kemahiran atau kemampuan.
Musik menurut Teguh Warlito adalah ilmu seni menyusun nada
atau suara dalam urutan kombinasi dan hubungan temporal untuk
menghasilkan komposisi suara yang mempunyai kesatuan dan
kesinambungan.
Jadi dapat kita simpulkan bahwa dari pengertian diatas bahwa seni
musik ungkapan rasa indah dari manusia dengan bentuk suatu konsep
pemikiran yang bulat berwujud nada-nada atau bunyi lainnya yang
mengandung sebuah ritme dan harmoni, serta mempunya suatu bentuk
dalam ruang wkatu yang dikenal oleh diri sendiri dan manusia lainnya dala
sebuah lingkungan.
b. Pengertian dakwah melalui musik
Dakwah melalui musik artinya mengajak seseorang untuk
mengingat Allah dengan ungkapan keindahan yang berwujudkan nada-nada
atau bunyi-bunyi yang mengandung ritme yang harmoni
c. Sejarah Perkembangan Musik dalam islam
Pada beberapa hadis, sebagai sumber utama Islam kedua setelah Al
Qur’an, terdapat bukti-bukti yang menunjukkan bahwa Nabi Muhammad
SAW membolehkan musik, khususnya yang memiliki fungsi sosial dan
relijius tertentu, di antaranya seperti lagu-lagu penyemangat perang,
lantunan lantunan ziarah haji, dan lagu-lagu perayaan pernikahan atau hari-
hari besar, baik untuk didengar perorangan maupun umum .
Pada sekitar tahun 622-623 Masehi, Nabi merekomendasikan
lantunan azan yang berfungsi sebagai pemberitahuan waktu-waktu salat dan
ajakan untuk datang salat berjamaah di masjid. Azan yang merupakan salah
satu dari jenis-jenis musik relijus Islamis penting dalam rangkaian
peribadatan Islam, pertama kali dikumandangkan oleh Bilâl, seorang
penyanyi Abisinia, yang kemudian menjadi acuan para pengumandang azan
(Muazin) di seluruh dunia Islam. Seiring dengan persebaran Islam ke
negara-negara
Dalam waktu 12 tahun sejak wafatnya Nabi Muhammad SAW,
Islam tersebar ke Syria, Iraq, Persia, Armenia, Mesir dan Cyrenaica (bagian
dari Libya saat ini). Kontak budaya dengan negeri-negeri tersebut dengan
sendirinya berdampak perkembangan budaya musikal bangsa Arab. Rejim
Empat Kalifah ortodoks (532-660) yang sangat tegas saat itu tidak banyak
berpengaruh pada dominasi kesenangan dan antusiasme terhadap
kenikmatan hidup di Mekah dan Madinah. Periode empat khalifah pertama
5

merupaka the golden age of Islam, yang dikenal juga sebagai masa
KhulafaiRashidin atau The Pious Caliphs, yaitu masa empat kepemimpinan
Islam pertama yang terdiri dari Abu Bakr as- Siddiq (tahun 632-634), ‘Umar
Ibn al-Khattab (tahun 634-643), ‘Uthman Ibn ‘Affan (tahun 644- 656), dan
‘Ali Ibn Abi Talib (tahun 656-661) budak-budak berbakat musik, yang
kemudian dibebaskan setelah kontraknya habis. Para musisi tersebut
kemudian menjadi pilar-pilar musik Arab
Gaya musik musik Islam klasik mengalami perkembangan yang
signifikan pada masa Kekhalifahan Ummayah (661750). Istana-istana di
kawasan ibu kota kekhalifahanyang saat itu dipindahkan ke Damaskus,
Syria, diramaikan oleh para musisi, baik pria maupun wanita.
Musisi periode Ummayah pertama yang paling terkenal ialah Ibn
Misjah, yang dikenal sebagai “bapak musik Islamis.” Misjah yang lahir dari
sebuah keluarga Persia di Mekah, adalah ahli teori musik, penyanyi, dan
virtuoso Lute. Ia mempelajari teori sertapraktek musik Persia dan Bizantium
di Syria dan Persia. Ia banyak menggabungkan berbagai pengetahuan musik
yang diperolehnya ke dalam “lagu seni” (art song) khas Arab, mengadopsi
elemen-elemen baru seperti modus-modus musikal asing, dan menolak ciri-
ciri lain yang tidak cocok dengan gaya musik Arab. Di samping Ibn yang
Misjah dijuluki “bapak musik lain yang dijuluki “bapak musik” oleh
kritikus Barat, Sir Huvert Parry, yaitu Shafi al Dîn karena dua karya
monumentalnya, yaitu Syarafiya dan The Book of Musical Modes
Kontribusi musikologis Ibn Misjahterdapat dalam sumber
informasi terpenting mengenai kehidupan musik pada tiga abad pertama
Islam, yaitu Kitâb alAghânî (“The Book of Songs”) karya Abuu al- Faraj al-
Isybahânî, pada abad ke10.Walaupun demikian informasi teoretis tersebut
bukanlah yang pertama karena dua abad sebelumnya, Yuunus al-Kâtib,
seorang penulis buku teori musik Arab, telah terlebih dahulu mengkompilasi
koleksi agu-lagu Arab. Musisi lain yang juga terkenal pada periode ini ialah:
(1) Ibn Muhriz, keturunan Persia; (2) Ibn Surayj, putra seorang budak Persia
yang terkenal karena elegi-elegi dan improvisasi-improvisasinya (murtajal);
Ishâq al-Mawsilî, seorang penyanyi, komposer, dan virtuos ‘Ûd Arab,
adalah seorang musisi Abbasiyah yang hebat. Sebagai seorang musisi yang
berkebudayaan luas, ia telah menulis sekitar 40 buku dalam bidang musik,
baik berkaitan dengan toeri maupun kumpulan karya-karya musik, yang
konon telah banyak yang hilang
Bahkan kemajuan permusikan juga terjadi pada massa bani umayah
tidak hanya sebatas musik melainkan juga kritikus-kritikus musik ketika itu
salah satunya adalah Al-Kindi yaitu seorang filsuf terkenal di dunia islam
telah mencetuskan 13 buku yang bercerita mengenai musik itu sendiri dan
isi dari buku-buku tersebut adalah mengenai teori-teori permusikan yang
sampai saat ini masih digunakan sebagai bahan rujukan selain itu hal ini
islam pernah mengalami kemajuan yang sangat pesat dalam dunia
permusikan bahkan kita melampaui jauh bangsa eropa ketika itu dan selain
itu masih banyak tokoh-tokoh islam lainya yang tertarik dalam dunia musik
salah satunya ibnu sina ia menciptakan teori ritmik yang dipakai hingga
sekarang
6

Namun sekarang musik tengelam dalam dunia islam, banyak orang


hanya berdebat pada perbedatan fiqh mengenai musik dibanding dengan
keilmuan tentang musik sendiri seperti yang dilakukan oleh tokoh-tokoh
islam sendiri .
c. Seni musik sebagai sarana dakwah
Perkembangan musik di Indonesia saat ini ternyata belum dapat
memberikan gambaran adanya tingkatan kemajuan perkembangan budaya
musik yang menggembirakan.Perkembangan musik di Indonesia saat ini
masih jauh dari parameter ideal budaya yang dapat disetarakan dengan
bangsa-bangsa lain yang lebih maju.
Karya seni bisa menjadi seni suatu bangsa.Standart nilai suatu
bangsa tidak diukur dari tingkat perkembangan nilai seninya.Seni juga
menjadi salah satu alat penanda pernyataan tingkatan budaya suatu
bangsa.Dimana musik menjadi salah satu elemen parameternya yang cukup
tinggi
Dalam sebuah ciptaan musik mengandung nilai seni yang tinggi yang
tentunya menarik hati manusia.Sehingga music sering digunakan sebagai
media pendidikan, kebudayaan, bahkan sebagai media dakwah.Namun
ternyata muncul kontroversi dari music tersebut diantaranya beberapa
kalalangan
Kontroversi tentang musik seakan tidak pernah berakhir.Apalagi
yang menyangkut tentang musik sebagai sarana dakwah.Baik yang Pro
maupun yang kontranmasing-masing menggunakan dalil.Namun bagaimana
para sahabat, tabi’in, dan ulama salaf memandang serta mendudukkan
perkara ini Sudah saatnya kita mengakhiri kontroversi ini dengan merujuk
kepada mereka.
Musik sebagai nyanyian, merupakan suatu media yan dijadikan
sebagai alat penghibur oleh hamper setiyap kalangan dizaman kita sekarang
ini.Hampir tidak kita dapati satu ruang pun yang kosong dari music dan
nyanyian. Baik dirumah, di kantor, di warung, dan di took-toko, dibus,
angkutan mobil pribadi, di tempat-tempat umum, serta rumah sakit. Bahkan
disebagian tempat yang dikenal sebagai sebaik-baik tempat di muka bumi,
yaitu masjid juga tak luput dari pengaruh musik.  Oleh karena itu,
dimakalah ini mengkaji tentang music sebagai media dakwah yang dilihat
dari segi permasalan
C. Kelebihan dan Kekurangan Musik Sebagai Media Dakwah
a.  Kelebihan
1. Musik sebagai media penguat (reinforcement)
2. Mendengarkan musik, belajar memainkan alat musik, pengalaman
berkreasi dan aktivitas musik dalam kelompok merupakan stimulus yang
dapat memperkuat dan mendorong perubahan perilaku. Terapis musik
menawarkan musik sebagai pilihan untuk suatu perilaku yang diinginkan,
diasumsikan akan ditemukan efek yang sama.
7

3. Musik berfungsi untuk menentramkan pikiran dan beban kemanusiaan


(basyariyah) dan memperbaiki tabiat manisia. Ia merupakan stimulan
untuk melihat rahasia ketuhanan (asrar rabbani).
4. Terdapat pesan-pesan dakwah didalam lirik – lirik lagu yang dapat
digunakan sebagai sarana berdakwa
5. Efektivitas musik dapat didengar oleh siapa saja, kapan saja dan dimana
saja. 
6. Lirik lagu menggunakan bahasa yang ringan, simpel, mudah dipahami
dan dihafal.
7. Orang yang mendengarkan musik dapat memperoleh ketenangan batin
dan kebahagiaan spiritual
8. Terdapat beragam jenis aliran musik disertai dengan lagu-lagu yang
bervariasi. Sehingga para pendengar dan penikmat musik tidak
mengalami kejenuhan. Selain itu terdapat beberapa klasifikasi musik
dan lagu yang bisa dikatagorikan sesuai segi usia, lingkungan, dan
budaya setempat.
9. Musik merupakan bahasa hati dan lirik-lirik dalam setiap lagu
cenderung sealur dengan irama kehidupan.

b.     Kekurangan
1. Terdapat beberapa pencipta lagu dan manajement yang berkecimpung
didalamnya menciptakan musik untuk segi komersialitas semata.
2.  Lirik-lirik lagu yang Islami (dalam nasyid, qosidah, marawis, dsb)
kurang diminati oleh masyarakat pada umumnya.
3.   Banyak pembuat lagu-lagu religi yang menciptakan lagu dan
mempublikasikannya sesuai dengan pangsa pasar event-event tertentu
yang menguntungkan penjualan. Seperti pada saat Ramadhan.
4.  Para pendengar musik hanya menganggap musik sebagai hiburan semata.
5. Penyanyi yang membawakan lagu bermuatan dakwah terkadang belum
bisa menjiwai lagu yang dinyanyikannya. Karena menganggap hanya
untuk menghibur semata.
8

6.   Lagu yang mengandung muatan pesan dakwah ada juga yang


dinyanyikan oleh penyanyi yang tidak islami dari segi penampilan dan
action yang mengandung unsur pornoaksi.
7. Lirik-lirik lagu yang senonoh terkadang dimainkan dengan syair dan alat
musik khas Islam (marawis, rebbana, dsb).
8. Para penonton konser musik terkadang belum bisa memaknai lagu dan
musik yang dibawakan di atas panggung. Sehingga konser musik sering
memicu kericuhan antar penonton.
9. Terdapat kontroversi tentang pengharaman musik.

D. Kontroversi Musik
Berdasarkan kelebihan dan kekurangan musik sebagai media dakwah,
ternyata musik juga menimbulkan suatu kontroversi dalam masyarakat islam.
Dimana beberapa ulama mengharamkan adanya musik dengan bersandar pada
dalil nash dan sunnah.
a.Dalil yang mengharamkan musik
1. Hadist dari Abu Umarah
“Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan
yang tidak berguna sehingga dia menyesatkan (manusia) dari jalan
Allah tanpa pengetahuan.”

Abdullah bin Mas’ud berkata menafsirkan ‘perkataan yang tidak


berguna’, “Dia -demi Allah- adalah nyanyian.” Dalam riwayat lain
beliau berkata, “Itu adalah nyanyian, demin yang tidak ada sembahan
yang berhak selain-Nya,” beliau mengulanginya sebanyak 3 kali.
2. Hadits dari Abu ‘Amir atau Abu Malik Al-Asya’ri r.a Bhwa Rasulullah
SAW bersabda;
Dari Abu Malik Al-Asy’ari radhiallahu anhu bahwa dia mendengar Nabi
shallallahu alaihi wasallam bersabda:“Kelak akan ada sekelompok kaum
dari umatku yang akan menghalalkan zina, kain sutra (bagi lelaki),
khamar, dan alat-alat musik.” (HR. Al-Bukhari no. 5590)

Kalimat ‘akan menghalalkan’ menunjukkan bahwa keempat hal ini


asalnya adalah haram, lalu mereka menghalalkannya.
Lihat pembahasan lengkap mengenai keshahihan hadits ini serta
sanggahan bagi mereka yang menyatakannya sebagai hadits yang lemah,
di dalam kitab Fath Al-Bari: 10/52 karya Al-Hafizh dan kitab Tahrim
Alat Ath-Tharb karya Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullah.
9

b. Dalil yang memperbolehkan musik


Dari beberapa dalil yang mengharamkan music tersebut ternyata ada
juga nash-nash yang memperbolehkan Musik.
1.   Para pembela lagu dan musik menyandarkan  pendapatnya dengan
menggunakan hadits “Allah akan lebih senang mendengarkan orang yang
membaca Al-Qur’an dengan suara baik dari pada pemilik budak wanita
(yang mendengarkan) budaknya (bernyanyi). Para penyanjung mesik
menyatakan “tidak ada nash yang shahih dan tegas yang melarang
memainkan piano dan alat-alat musik lainnya”
2.   Imam yang lima, kecuali Abu Dawud meriwayatkan pernyataan
Rasulullah SAW: “Pembeda antara yang halal dan yang Haram dadalah
rebana dan suara di dalam pernikahan”. Yang maksudnya lagu dan
rebana diperbolehkan dalam pesta pernikahan.
3.  Ibnu Majah meriwayatkan pernyataan Rasulullah SAW: “umumkanlah
pernikahan dan tabuhlah untuknya genderang” (HR. Ibnu Majah)
4.  Hadits Ibnu Umar yang diriwayatkan oleh Nafi, mantan budak Ibnu
Umar ‘Aku pernah mendengan Rasulullah mendengar seruling gembala,
lalu  beliau melakukan seperti yang aku lakukan tadi.
5.   Dari Aisyah r.a menuturkan Rasulullah SAW pernah menemuiku
dirumah. Kala itu dirumah terdapat dua orang anak perempuan kecil (dari
kalangan wanita Ansor), dalam riwayat lain (dua orang penyanyi wanita )
pada hari Mina, mereka berdua memukul-mukul rebana sambil bernyanyi
dengan nyanyian (dalam riwayat lain: dengan ucapan – ucapan yang
dilontarkan oleh, dalam riwayat lain: “kecaman-kecaman yang
dilontarkan oleh”,) orang-orang Ansor pada hari peperangan Bu’ats
(padahal keduanya adalah penyanyi). Masuklah Abu Bakar (sementara
nabi SAW menyelimuti tubuh beliau sendiri dengan bajunya). Tiba-tiba
Abu Bakar membentakku(dalam satu riwayat, ia membentakkan
keduanya) dan berkata, “seruling syetan(dalam riwayat lain, apakah
pantas seruling syetan ditiup di rumah Rasulullah SAW (sebanyak dua
kali)”Rasulullah SAW langsung menghadap kami (dalam riwayat lain:
langsung menyingkap wajahnya) dan bersabda, biarkan mereka berdua,
wahai Abu Bakar! (karena) masing-masing kaum memiliki Hari Raya,
dan ini adalah hari Raya mereka.”
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Musik, hampir semua orang di dunia ini suka akan musik. Karena musik
merupakan bagian dari seni yang memberikan ketenangan dan kebahagiaan
tersendiri.Musik dan lagu merupakan bahasa jiwa yang diekspresikan lewat
lirik-lirik lagu dan aransement musiknya.Cerita kehidupan pun mengalir
lewat musik tersebut karena lagu-lagu yang diperdendangkan memuat
beragam kondisi hati pencipta sebuah karya seni music dan lagu. Maka ada
lagu yang memuat syair percintaan, kasmaran, patah hati, kepahlawanan,
ketokohan, kritik social, syair bertemakan kecintaan kepada Tuhan, religi,
anak-anak, lagu-lagu permainan, dsb.
Selain itu banyak variasi dan jenis musik tertentu yang dapat dinikmati oleh
semua segi usia. Akan tetapi ternyata terdapat banyak dalil yang
mengharamkan musik, yang belum diketahui secara pasti.Sehingga sampai
saat ini masih terdapat beberapa pihak yang sangat fanatik mengharamkan
musik.
Memang musik pada awalnya dinilai haram dikarenakan banyak
kemudharatan yang muncul dari padanya.Yang membuat orang cenderung
lalai, kesia-siaan dan mempengaruhi munculnnya tindakan yang dilarang
agama dan norma-norma yang berlaku dimasyarakat. Meskipun banyak dalil
yang menunjukkan pengharaman musik, namun tidak ditemukan dalil yang
secara eksplisit dan tegas menyebutkan kata “haram” atau “dilarang”. Sesuatu
yang diharamkan biasanya karena banyak sisi mudharatnya dibandingkan
dengan sisi manfaatnya.Musik pada hakekatnya bisa menjadi sesuatu yang
dihalalkan tergantung situasi dan kondisi yang memungkinkan.Sebagaimana
dengan sebuah hukum tentang musik.
Melihat beberapa sisi negatif yang di timbulkan dari adanya musik
menjadikannya sesuatu yang diharamkan.Apalagi sebagai media dakwah,
hingga Gusdur menyebutkannya bahwa tidak ada pintu dakwah lewat musik.
Sesungguhnya banyak hal positif yang merupakan kelebihan musik itu sendiri
yang menjadikannya sesuatu yang diperbolehkan. Bahkan dapat digunakan
sebagai media berdakwah.Sebagaimana yang dilakukan Rhoma Irama
meskipun tidak ada pintu dakwah lewat musik, tetapi ada celah dan sangat
sempit sekali yang dapat diselipi dengan syiar Islam.
Jika seseorang yang memainkan, mendengarkan dan menyanyikan musik
tersebut menyebabkannya lalai akan kewajibannya terhadap Allah bahkan
cenderung menyebabkan timbulnya sesuatu yang dilarang oleh Allah maka
musik menjadi sesuatu yang membawa laknat dan dihukumi haram. Namun
jika seseorang yang memainkan, mendengarkan dan menyanyikan musik
tersebut dapat tetap menjalankan ajaran Agama Islam bahkan dapat
memanfaatkannya sebagai media dakwah maka music tersebut menjadi suatu
anugerah yang membawa kebaikan.
11

Sebenarnya musik dan lagu merupakan sebuah alat maupun sarana.


Manusialah yang menggunakannya, mau dibawa kemana musik tersebut
tergantung manusianya sendiri, apalagi segala sesuatu itu tergantung niatnya 
"Sesungguhnya amal perbuatan (manusia) itu tergantung niatnya.
Bahwasanya apa yang diperoleh oleh seseorang adalah sesuai dengan apa
yang diniatkannya...."
           
Kontroversi tentang musik seakan tak pernah berakhir. Baik yang
Promaupun yang kontra masing-masing menggunakan dalil. Di dalam sebuah
musik yang terdapat lagu, lirik dan aransemennya mempunyai beberapa
kelebihan dan kekurangan bila dijadikan sarana dakwah. Namun terlepas dari
kontroversi perdebatan perdebatan tentang musik, musik dapat di gunakan
sebagai sarana atau media berdakwah.
Sebagaimana beberapa pihak ada yang setuju dan menolak musik sebagai
media dakwah, dengan menimbang nash-nash tentang keharaman musik.
Sehingga muncul istilah “tidak ada pintu dakwah lewat musik”. Akan tetapi
masih ada celah dan sempit sekali dari musik tersebut. Dimana celah yang
sempit itulah yang disisipkan dengan nilai-nilai keislaman dan pesan-pesan
dakwah.
Terbukti banyak Da’i yang memanfaatkannya sebagai selipan ketika
menyampaikan materi dakwah dalam beberapa pengajian. Dengan harapan
mad’u akan lebih tertarik dan materi dakwahnya lebih mengena. Musik
sebagai media dakwah dapat tercapai manakala semua unsur yang terlibat
didalam proses pembuatan, semua pihak yang berkecimpung
didalamnya,  penampilan/performers dari pembawa musik tersebut dan
penikmat musiknya dalam proses berjalannya musik tersebut kepada audien
sesuai dengan nilai-nilai keislaman.

B. Saran
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini banyak kekurangan.
Maka, kritik dan saran yang bersifat membangun penulis harapkan demi
terciptanya makalah yang lebih baik. Semoga makalah ini menjadi motivator
dan inspirator bagi kita semua.
12

TANYA JAWAB

JUMANIGSI
1. Pendidikan adalah aspek penting bagi kehidupan, bagaimana menurut pemateri
mengenai presepsi bahwa wanita itu tidak membutuhkan pendidikan karana ia
akan menjadi seorang ibu dan hanya dirumah ?
Pendidikan adalah pembelajaran sepanjang hayat ,walaupun wanita nantinya
dirumah maka wanita harus juga memiliki pendidikan sebab wanitalah yang akan
mendidik generasi kedepan dan wanita akan melahirkan anak-anak yang cerdas
apa bila orang tua cerdas dan bisa membebaskan generasi kedepan dari penjajahan
intektual, wanita juga mampu berkontribusi besar di dunia pendidikan walaupun
ia di rumah contohnya seperti membuka bimbel dan sejenisnya.

Sherly Munawaroh
2. Apa hubunganya pendidkan dan masa depan ?
Pendidikan sangat berkaitan dengan masa depan, baik masa depan pribadi maupun
bangsa ini sebab semakin tinggi pendidikan warga negara maka akan semakin
mampulah dengan pengolaan sumber daya alam yang ada, cermin dari buruknya
sumber daya manusia menyebabkan bangsa tak mampu berkembang dengan
pesat.

Dwi Maryani
3.Jika pendidikan adalah penentu masa depan, bagaimana dengan anak jalanan
yang tidak bersekolah? Apakah memiliki masa depan ?
Setiap dari kita memiliki masa depan , pendidikan tidak hanya berfokus dengan
sekolah tapi masih banyak lagi seperti pengalaman hidup , keahlian dll.asal anak
jalanan mau belajar maka ia memiliki masa depan seperti pendiri microsof yang
tak lulus kuliah tapi dengan ketekunanya ia bisa membuat aplikasi yang
bermenfaat bagi sesamanya dan mampu memperkerjakan banyak orang .
DAFTAR PUSTAKA
Akip,Muhamad.2018.Ilmu Pendidikan Islam.Yogyakarta:Deepublish.

Arsyad,Azhar.2006.Media Pembelajaran.Jakarta:Rajagrafindo Persada

Basyirudin,Usman.2002.Metodelogi Dakwah . Jakarta:

Ciputat pers

Basyirudin,Usman.2002.Metodelogi Dakwah . Jakarta:Ciputat pers

Daradjat,Zakiah.1884. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta:Bumi Aksara

Depaterment Agama RI. 1998. Al-Quran dan Terjemahanya. Jakarta: Proyek

Pengadaan Kitab suci

Nawawi,Hadari.1993.Pendidikan Dalam Islam.Surabaya:Al.Ikhlas

Noer,Heri.1999.Ilmu Pendidikan Islam.Jakarta: PT.Logos Wacana Ilmu.

Sudirman,Arif.2009.Media Pendidikan.Jakarta: Rajawali Persh

Syaiful,Bahri. 2002. Starategi Belajar Mengajar.Jakarta:Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai