Anda di halaman 1dari 15

PERANCANGAN FILM DOKUMENTER

KAMPUNG KAUMAN SEBAGAI PESONA ISLAM


DI YOGYAKARTA

PROPOSAL TUGAS AKHIR


Diajukan untuk memenuhi ujian pengendali mutu
mata kuliah seminar

Disusun oleh :

NAMA : HILDA FATONAH


NPM : 2013 4650 0205

PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
2016
BAB II

A. TINJAUAN PUSTAKA
1. Buku
a. Buku Sejarah Kampung Kauman karya Adaby Darban. Buku ini terdiri
dari 5 bab yang terpapar dalam 169 halaman. Cakupan spesialnya adalah
kampung Kauman dengan luas sekitar 192.000 meter persegi dan
cakupan temporalnya adalah Kauman tahun 1900 hingga 1950. Penulis
menggunakan pendekatan sosiologis dan struktural dalam menganalisa
sejarah Kauman ini. Manfaat dari buku ini berisi tentang perkembangan
kampung kauman baik sisi ekonomi, bangunan arsitektur pada kampung
tersebut dan tokoh yang berjuang untuk kampung tersebut.
b. Buku Kota Yogyakarta, 1880-1930: sejarah perkembangan sosial. Buku
ini ditulis oleh Abdurrachman Surjomihardjo terdiri dari 296 halaman.
Cakupan spesialnya adalah penjelasan tentang tata letak kampung
kauman dan organisasi yang berada di kampung kauman. Manfaat dari
buku ini memberikan jabaran mengenai perkembangan Kota Yogyakarta
dari tahun 1880 – 1930 dan penjelasan tentang kauman pada tahun
tersebut.

2. Skripsi
Skripsi karya Ferlina Herliani berjudul Teknik Penulisan Naskah Dalam
Produksi Film Dokumenter "Kauman Undercover" berisi tentang
Perubahan-perubahan yang terjadi di Kampung Kauman membawa dampak
yang begitu besar dengan hadirnya organisasi Islam, Muhammadiyah.
Dengan adanya kejadian tersebut, penulis mencoba memproduksi
dokumenter sejarah mengenai sejarah perkembangan dan perubahan yang
terjadi di Kampung Kauman Semarang. Manfaat yang diambil dari skripsi
ini adalah objek yang diambil sama, sehingga bisa dijadikan acuan yang
tepat.
3. Jurnal
Jurnal berjudul Jurnal Humaniora: Journal of Culture, Literature, And
Linguistics berisi cara pandang penulis mengenai sosialisasi antar
muslim di kampung kauman. Manfaat yang diambil dari Jurnal tersebut
adalah sikap dan teladan yang dijadikan contoh untuk para pembaca guna
menjalin hubungan yang baik antar umat beragama.

B. Tinjauan Karya
1. Karya yang sudah ada

Gambar 2.1
TVC Masjid Gedhe Kauman
Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=wcsVIBgAVyU

Dalam pokok isi video ini menampilkan tentang kearifan lokal yang ada
pada sekitaran masjid gede kauman, letak bangunan apa saja yang ada di
sana seperti gapura,latar parkiran tembok,bangunan tempat gamelan dan
sebagainya. Berisi tentang arsitektur dalam masjid seperti tiang atau cagak
srambi masjid rangkaiaan atas masjid,tempat whudu,tempat imam ,mimbar
dan masih banyak yang lainya. Berisi tentang kearifan local yang di
dalamnya didukung juga dengan Video tambahan atau pendukung untuk
menguatkan kearifan local yang ada pada masjid gede kauman .
2. Karya yang menjadi inspirasi

Gambar 2.2
Profil Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta
Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=0fGsw7DnC08

a. Dalam video berjudul “Profil Kauman” berisi tentang foto foto pada
kauman tempo dulu dan aktifitas kaum muslim yang sempat
didokumentasikan sebelumnya. Video ini di ambil dari profil masjid
gedhe kauman langsung.

Gambar 2.3
Situs kampung kauman khasanah islam di perkotaan
Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=rqYKDdvRmIw
b. Dalam video berjudul “Situs kauman: khasanah islam dalam perkotaan”
berisi tentang kauman pada tahun 2015. Dalam video ini yang
ditampilkan adalah foto-foto dan teks sebagai deskipsi objek dalam foto
tersebut.

Gambar 2.3
Situs kampung kauman khasanah islam di perkotaan
Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=tMbr6zsd11E

c. Dalam video berjudul “Pesona islam masjid kauman” berisi tentang


wawancara oleh abdi dalem mengenai masjid kauman yang disiarkan
langsung di stasiun TV lokal yaitu NET tv.

C. Landasan Teori
1. DKV
Menurut Widagdo (1993:31) desain komunikasi visual dalam pengertian
modern adalah desain yang dihasilkan dari rasionalitas. Dilandasi
pengetahuan, bersifat rasional, dan pragmatis. Jagat desain komunikasi
visual senantiasa dinamis, penuh gerak, dan perubahan. Hal itu karena
peradaban dan ilmu pengetahuan modern memungkinkan lahirnya
industrialisasi. Sebagai produk kebudayaan yang terkait dengan sistem
sosial dan ekonomi, desain komunikasi visual juga berhadapan pada
konsekuensi sebagai produk massal dan konsumsi massa.

2. Teori Film Dokumenter


a. Film Dokumenter
Menurut Kridalaksana ( 1984 : 32 ) film adalah :

1) lembaran tipis, bening, mudah lentur yang dilapisi dengan lapisan


antihalo, dipergunakan untuk keperluan fotografi.
2) alat media massa yang mempunyai sifat lihat dengar (audio – visual )
dan dapat mencapai khalayak yang banyak.

Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk
mengkomunikasikan tentang suatu realita yang terjadi dalam kehidupan
sehari – hari, Film memiliki realitas yang kuat salah satunya
menceritakan tentang realitas masyarakat. Film merupakan gambar yang
bergerak (Muving Picture). Menurut Effendi 1986 ; 239) film diartikan
sebagai hasil budaya dan alat ekspresi kesenian. Film sebagai komunikasi
massa merupakan gabungan dari berbagai tekhnologi seperti fotografi
dan rekaman suara, kesenian baik seni rupa dan seni teater sastra dan
arsitektur serta seni musik.

Effendy ( 2000 : 207 ) mengemukakan bahwa teknik perfilman, baik


peralatannya maupun pengaturannya telah berhasil menampilkan gambar
– gambar yang semakin mendekati kenyataan. Dalam suasana gelap
dalam bioskop, penonton menyaksikan suatu cerita yang seolah-olah
benar – benar terjadi dihadapannya.

Film adalah fenomena sosial, psikologi, dan estetika yang kompleks yang
merupakan dokumen yang terdiri dari cerita dan gambar yang diiringi
kata-kata dan musik. Sehingga film merupakan produksi yang multi
dimensional dan kompleks. Kehadiran film di tengah kehidupan manusia
dewasa ini semakin penting dan setara dengan media lain.
Keberadaannya praktis, hampir dapat disamakan dengan kebutuhan akan
sandang pangan. Dapat dikatakan hampir tidak ada kehidupan sehari –
hari manusia berbudaya maju yang tidak tersentuh dengan media ini.
Gagasan untuk menciptakan film adalah dari para seniman pelukis.
Dengan ditemukannya cinematography telah minimbulkan gagasan
kepada mereka untuk menghidupkan gambar - gambar yang mereka
lukis. Dan lukisan – lukisanitu bias menimbulkan hal yang lucu dan
menarik, karena dapat disuruh memegang peran apa saja , yang tidak
mungkin diperankan oleh manusia. Si tokoh dalam film kartun dapat
dibuat menjadi ajaib, menghilang menjadi besar atau menjadi kecil
secara tiba – tiba. ( Effendy, 2000 : 211 – 216 )

b. Ragam Film Dokumenter


Menurut buku yang berjudul Dokumenter : Dari Ide Sampai Produksi,
karya Gerzon R. Ayawaila membagi ragam film dokumenter menjadi
dua belas jenis, diantaranya :

1) Laporan Perjalanan
Jenis yang satu ini bisa dikatakan dengan istilah lain, yaitu travelogue,
travel film, travel documentary, dan adventures film. Bisa dikatakan jenis
film dokumenter yang satu ini adalah dokumentasi antropologi dari para
ahli etnolog atau etnografi. Dan seiring dengan perkembangannya,
membahas banyak yang disesuaikan dengan pesan dan gaya yang ingin
disampaikan.
2) Sejarah
Sedikit sulit membuat jenis film dokumenter sejarah ini. Karena
bagaimanapun genre sejarah menjadi salah satu yang sangat bergantung
pada referensi peristiwa, sebab keakuratan data sangat dijaga dan sebisa
mungkin tidak boleh ada yang salah dalam pemaparannya. Kalau kamu
sempat melihat acara Metro Files yang ditayangkan di Metro TV, nah ini
salah satu contohnya.
3) Biografi
Jenis film dokumenter ini bercerita tentang seseorang, entah dia yang
dikenal oleh masyarakat luas, yang memiliki keunikan, kehebatan, atau
mungkin aspek lainnya. Jenis biografi ini pun terbagi lagi menjadi
beberapa golongan antaralain, potret yaitu mengupas human interest
seseorang, biografi yaitu mengupas kronologis seseorang misalnya lahir
hingga meninggal atau kesuksesan seseorang, dan yang terakhir adalah
profil biasanya membahas aspek positif dari sang tokoh.
4) Nostalgia
Bisa dikatakan jenis film dokumenter satu ini tak begitu jauh dengan
jenis sejarah. Hanya saja jenis yang satu ini lebih menekankan pada kilas
balik atau napak tilas dari kejadian seseorang atau sekelompok.
5) Rekonstruksi
Film dokumenter jenis ini mencoba memberi gambaran ulang terhadap
peristiwa yang terjadi secara utuh. Ada kesulitan sendiri dalam
mempresentasikan kepada penonton sehingga harus dibantu dalam proses
rekonstruksinya. Peristiwa yang bisa dibuat rekonstruksinya adalah
peristiwa kriminal, bencana, dan lainnya. Rekontruksi juga dilakukan
tidak dengan pemain, lokasi, kostum, make up, dan lighting yang persis
dengan aslinya. Yang ingin dicapai dari rekonstruksi adalah proses
terjadinya peristiwa di mana bisa dilakukan shoot live action atau
bantuan animasi.
6) Investigasi
Jenis dokumenter ini memang kepanjangan dari investigasi jurnalistik.
Peristiwa yang diangkat umumnya pristiwa yang ingin diketahui lebih
mendalam, misalnya korupsi dalam penanganan bencana, jaringan mafia
suatu negara, atau yang lainnya. Terkadang, dokumenter ini
membutuhkan rekonstruksi untuk membantu memperjelas suatu
peristiwa.
7) Perbandingan dan Kontradiksi
Dokumenter ini menengahkan sebuah perbandingan, bisa dari seseorang
atau sesuatu seperti film Hoop Dream karya Steve James yang risil di
tahun 1994. Di mana ia selama 4 tahun mengikuti perjalanan dua remaja
Chicago keturunan Afro-America, William Gates dan Arthur Agee.
8) Ilmu Pengetahuan
Jenis film dokumenter ini bisa dibilang sangat dekat dengan masyarakat
Indonesia, seperti film Dari Desa Ke Desa atau Flora dan Fauna. Jenis ini
juga terbagi lagi menjadi dua sub genre, yaitu film dokumenter sains dan
film instruksional.
9) Buku harian
Layaknya diary, film dokumenter jenis ini mengacu pada catatan
perjalanan kehidupan seseorang yang diceritakan kepada orang lain.
Sudut pandangnya pun terasa lebih subjektif sebab sangat berkaitan
dengan apa yang dirasakan subjek pada lingkungan tempat ia tinggal,
peristiwa, bahkan perlakukan teman-temannya yang berada di sekitar
subjek. Struktur ceritanya cenderung linear serta kronologis, narasi
menjadi unsur suara yang lebih banyak digunakan.
10) Musik
Bisa dibilang bahwa jenis film dokumenter ini menjadi yang muda jika
dibandingkan dengan jenis lainnya. Namun, sejak 1980 jenis ini lebih
sering diproduksi dimana Donn Alan Pannebaker lah yang pertama kali
mendokumentasikan pertunjukan musik.
11) Association Picture Story
Jenis film dokumnter ini dipengaruhi oleh film eksperimental. Sesuai
dengan namanya, film ini mengandalkan gambar-gamba yang tidak
berhubungan namun ketika disatukan dengan editing maka makna yang
muncul akan ditangkap penonton melalui asosiasi yang terbentuk di
benak mereka.
12) Dokudrama
Jenis film dokumenter yang terakhir adalah dokudrama. Jenis ini
merupakan penafsiran ulang terhadap kejadian nyata bahkan selain
peristiwanya hampir seluruh aspek tokoh cenderung direkonstruksi.
Tempat dibuat mirip dengan aslinya, tokoh dibuat mirip. Salah satu film
jenis ini adalah Johny Indo karya Franky Rorimpandey.

c. Elemen- elemen Film Dokumenter


Menurut Sanggit Citra Production dalam blog nya di
http://www.sanggitcitrafilms.com/2013/07/tentang-film-dokumenter.
Elemen dalam Film Dokumenter terdiri dari 2 elemen, diantara nya
Elemen Visual dan Elemen Audio Adapun pengertiannya sebagai
berikut:
1) Elemen visual, yang meliputi :
a) Rangkaian kejadian : Suatu peristiwa dari sebuah obyek tema
b) Pernyataan/statement : Seorang individu yang bisa mewakili
suatu tema berbicara di depan kamera
c) Dialog/diskusi : Pembicaraan dari sekelompok orang yang
mendukung tema yang sedang disajikan
d) Wawancara : Tanya jawab dua orang/lebih yang biasanya
dipimpin oleh seorang pewawancara, yang boleh kelihatan/tidak
kelihatan di kamera
e) Kepustakaan : Potongan arsip, dokumen yang mendukung
sebuah tema
f) Still photo : Foto-foto yang mendukung sebuah tema, yang
karena peristiwa tsb tidak bisa direkayasa kemudian
menggunakan foto dokumentasi sebagai bahan pendukung tema
g) Dokumen : Bisa berupa gambar, grafik, atau animasi.
h) Layar kosong/silhouette : Untuk memberi kesan kuat pada audio
atau karena orang yang berbicara di depan kamera dibahayakan
keselamatannya apabila wajahnya nampak
2) Elemen audio, yang meliputi :
a) Narasi/reporter : Suara narator/reporter voice over (hanya
terdengar suaranya saja )
b) Original sound : Suara asli yang direkam bersamaan dengan
gambar
c) Sound effect : Suara suasana/latar belakang yang bisa
diambilkan dari original sound/sengaja ditambahkan dengan
suara lain
d) Musik-lagu : Harus diciptakan sebuah musik
e) Kosong : Memberi kesempatan kepada penonton untuk
memperhatikan detail gambar tanpa ada gangguan suara

BAB IVA

A. Kauman
Kauman (juga disebut Pekauman/Pakauman) merupakan nama beberapa
daerah tertentu di Jawa yang banyak dihuni oleh warga Muslim. Kauman
biasanya terletak di sebelah barat alun-alun dan dapat ditandai dengan
adanya masjid di daerah tersebut. Nama ini diduga berasal dari kata "kaum
imam". Dalam perkembangannya, kampung Kauman identik dengan istilah
Kampung santri dan kampung Islami, karena kehidupan masyarakat kampung
Kauman ini tidak lepas dari nilai-nilai Islam yang mendasari mereka dalam
berperilaku dan beraktivitas sehari-hari.
B. Ragam kampung kauman di Pulau Jawa
Ada beberapa kauman di Pulau Jawa. Kauman biasanya terletak di sekeliling
masjid agung. Mereka bertempat tinggal di pemukiman yang merangkap unit
administratif dan disebut orang kaum yaitu kelompok pilihan. Beberapa
kauman yang ada di Pulau Jawa diantaranya :
1. Kudus
2. Semarang
3. Surabaya
4. Yogyakarta

C. Perkembangan Kauman

Perkembangan Kauman di Jawa memang tidak sama. Contoh nya di Kudus,


kauman di kudus saat ini masih berfungsi namun banyak area yang diutamakan
sebagai tempat kuliner dan wisata. Di Semarang kauman tidak lagi dapat di
bedakan dan menjadi tempat perdagangan untuk saat ini. Di Surabaya kauman
terkenal dengan sebutan kampung Arab, saat ini lebih terkenal dengan
kampung kuliner. Namun dari banyaknya kauman di Pulau Jawa hanya
Kauman dari Yogyakarta tetap lebih konservatif dan tetap mempertahankan
identitasnya sebagai tempat beribadah dikarenakan sampai saat ini warga
kauman yang dijadikan pemuka agama adalah titah dari Sri Sultan langsung.

D. Kauman sebagai pesona islam di Yogyakarta


Seperti istilah yang diberikan untuk kauman yaitu kaum iman. Kauman
mempunyai beberapa pesona yang diberikan baik dalam sejarahnya,
bangunannya, serta aktifitas yang memberikan kita pesona islami dari kauman
Yogyakarta.
BAB IVB

A. Analisis Khalayak
Penetapan kelompok masyarakat yang menjadi target pengguna media dengan
menentukan segmentasi, targeting, dan positioning diantaranya :
1. Geografis
Film dokumenter ini ditunjukan kepada masyarakat umum di Indonesia
terutama Pulau Jawa dikarenakan sebagian besar mayoritas agama di Pulau
Jawa adalah islam.
2. Demografis
Dalam segi demografis film ini ditunjukan untuk usia 17-60 tahun. Dalam
usia ini khalayak yang dijadikan target memiliki pemikiran yang kritis dan
pengetahuan yang besar mengenai sejarah, agama ataupun objek wisata.
3. Psikografis
Dalam segi psikografis yang dijadikan target yaitu masyarakat umum di
Indonesia yang memiliki pengetahuan yang besar mengenai sejarah dan
keagamaan.

B. Konsep Media
Meliputi rincian langkah-langkah dalam merancang sebuah media. Rincian ini
untuk mempermudah menulis perancangan karya desain. Adapun konsep
media yang digunakan dalam film dokumenter ini diantaranya :
1. Judul Film
Judul film dokumenter yang dibuat adalah “Pesona Islam Kampung
Kauman”
2. Deskripsi media tayang
a. Frame size yang digunakan 4:3 dengan wide 1080x720 ppl dan format
output HD (High Definition) berdurasi 5-12 menit
b. Alur film yang digunakan dalam tayangan adalah alur campuran yang
menceritakan tentang kilas balik dan keadaan yang terjadi saat ini.
Sebagai tokoh utama yang dijadikan narasumber yaitu abdi dalem yang
akan menceritakan langsung mengenai suasana yang terjadi di kauman
sehari-hari.
c. Perencanaan penempatan media tayang film dokumenter ini adalah
internet atau dunia maya sebagai edukasi tentang kauman dan sekolah-
sekolah yang mempelajari agama islam sebagai pembanding aktifitas
muslim di era modern ini.

C. Konsep visual
Meliputi konsep visual yang mendasari keseluruhan perancangan media utama
(disesuaiakan dengan kebutuhan perancangan) adapun konsep tersebut
diantaranya :
1. Skema warna
a. Warna dominan yang akan digunakan diantaranya :
1) Coklat, sebagai warna etnik yang biasa digunakan oleh kaum
tradisional
2) Putih, melambangkan kesucian yang digunakan sebagai warna
pakaian saat beribadah umat muslim.
3) Hitam, warna ini adalah warna yang netral sehingga cocok untuk
digabungkan dengan warna lainnya. Warna hitam juga bermakna
misteri sehubungan dengan mayoritas muslim di Jawa tempo dulu
yang menganut islam kejawen.
2. Pemilihan huruf
Huruf yang digunakan dalam teks adalah huruf calibri, dimana huruf
tersebut memudahkan semua kalangan untuk dibaca.
3. Gaya desain
Gaya desain yang digunakan dalam tayangan film dokumenter adalah gaya
realistis dimana tayangan ini berisi tentang aktifitas muslim dan bangunan
di kampung kauman.
DAFTAR PUSTAKA

Dari buku

Ayawaila, Gerzon R. 2009. Dokumenter : Dari Ide Sampai Produksi. Jakarta :


Lembaga Penerbitan Fakultas Film dan Televisi-Institut Kesenian Jakarta (FFTV-
IKJ), Jakarta

Effendy, Onong Uchjana. 1986. Televisi Siaran, Teori dan Praktek. Bandung :
Alumni

Effendy, Onong Uchjana.. 2000. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung :
PT. Citra Aditya Bakti.

Kridalaksana. 1984. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia.

Widagdo. 1993. ‘’Desain, Teori, dan Praktek’’. Seni Jurnal Pengetahuan dan
Penciptaan Seni. BP ISI Yogyakarta III/03.

Dari website

http://www.sanggitcitrafilms.com/2013/07/tentang-film-dokumenter

Anda mungkin juga menyukai