Anda di halaman 1dari 27

ANALISIS ARTISTIK KERAJINAN TOPENG

BERMOTIF BATIK KHAS BUBONG DI GUNUNGKIDUL

Oleh:

KHANSA ARUM ROFIFAH

2018003101

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA YOGYAKARTA

TAHUN 2021/2022
LEMBAR PENGESAHAN

Seminar Proposal

ANALISIS ARTISTIK KERAJINAN TOPENG BERMOTIF BATIK KHAS BUBONG DI GUNUNGKIDUL

Bobung,Patuk,Gunungkidul, D.I.Yogyakarta

NIY/NIDN. 196509231994031000,00 NIY/NIDN. 8514386/0513118501

Ketua Program StudiPendidikan SeniRupa


FKIP-Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta

Dr.M ohammad
Rusnoto
Susanto,S.Pd.,M.S

NIY/NIDN. 7211318/0530097201
LEMBAR PERSETUJUAN

Seminar Proposal

ANALISIS ARTISTIK KERAJINAN TOPENG BERMOTIF BATIK KHAS BUBONG DI GUNUNGKIDUL

Bobung,Patuk,Gunungkidul, D.I.Yogyakarta

Oleh :

KHANSA ARUM ROFIFAH

2018003101

Yogyakarta, 20 Oktober 2021

Menyetujui,
Pembimbing 1 Pembimbing 2

Sugiyamin, S.Sn.,M.Hum Dwi Susanto, S.Pd,M.Pd

NIY/NIDN.196509231994031000,00 NIY/NIDN. 8514386/0513118501

Mengetahui
Ketua Program StudiPendidikan SeniRupa

Dr. Mohammad Rusnoto Susanto.,S.Pd.,M.Sn

NIY/NIDN. 7211318/0530097201
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum, Wr. Wb.


Salam dan bahagia,
Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, kami Panjatkan atas Rahmat dan
HidayahNya. Sampai saat ini masih dirasakan sehingga kami dapat menyelesaikan
Penyusunan Seminar Proposal “ Analisis Artistik Kerajinan Topeng Bermotif
Batik Khas Bobung di Gunungkidul” Program studi Pendidikan Seni Rupa yang
telah dilaksanakan di Dusun Bubong, Putat, Patuk, Gunungkidul, D.I.Yogyakarta.
Sepengetahuan kami, bahwa penyusunan laporan ini sebagai syarat melengkapi
tugas dari mata kuliah Tugas Akhir Bukan Skripsi ( TABS). Terselesaikannya
laporan ini berkat usaha, kerjasama dan bantuan dari berbagai pihak yang telah
membantu kami baik berupa semangat, dorongan maupun motivasi.Pada
kesempatan kali ini kami ucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. H. Pardimin, M,Pd., Ph.D., Rektor Universitas Sarjanawiyata


Tamansiswa
2. Bapak Nanang Bagus Subekti, M.Ed., Dekan Universitas Sarjanawiyata
Tamansiswa
3. Bapak Dr. Mohammad Rusnoto Susanto,S.Pd.,M.Sn Ketua Program Studi
Pendidikan Seni Rupa Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
4. Ibu Insanual Qisti Barriyah,S.Sn.,M.Sn Sekretaris Pendidikan Seni Rupa
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
5. Bapak Sugiyamin, S.Sn.,M.Hum Pembimbing 1 Studi Pendidikan Seni Rupa yang
telah berkenan memberikan pengarahan, bimbingan,
dannasihatdenganpenuhkeikhlasandankesabarandalampenyusunandan penulisan
laporanini.
6. Bapak Dwi Susanto, S.Pd,M.Pd Pembimbing 2 yang telah memberikan kesempatan
kepada kami untuk melaksanakan Kegiatan Seminar Proposal ini .
7. Bapak Slamet Riyadi Selaku pemilik usaha Ide Baru Woodcraft yang telah
meluangkan waktu dan membantu dan membimbing saya dalam melakukan
kegiatan tugas akhir bukan skripsi di dusun

Bobung,Putat,Patuk,Gunungkidul.
8. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan dan doa kepada kami dalam
menempuh pendidikan dari dulu hingga sampai sekarang.
9. Rekan – rekan mahasiswa Seminar Proposal yang telah ikut serta dan kerjasamanya
dalam kegiatan Seminar Proposal ini dapat lancar dan selesai tepat waktu
Serta semua pihak yang telah membantu dalam penyususnan laporan ini yang
tidak mungkin disebutkan satu persatu.
Sebesar apapun kemampuan yang kami curahkan tidak akan bisa menutupi
kekurangan dan keterbatasan dari laporan ini. Semoga laporan ini dapat lebih
bermanfaat,dan bantuan yang telah diberikan dari berbagai pihak bermanfaat
bagi kami dapat menjadi amalan dan berkah di akhirat kelak. Kami menyadari
bahwa dalam laporan yang kami buat masih terdapat banyak kesalahan dan
jauh dari kata sempurna, maka dari itu kami mengharapkan saran maupun
kritik yang bersifat membangun dari semua pihak, semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi kami beserta pembaca.

Wassalamualikum Wr. Wb.

Yogyakarta, 14 Oktober 2021

Khansa Arum Rofifah


2018003101
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................................................i

HALAMAN PENGESAHAAN....................................................................................................ii

HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................................................iii

KATA PENGANTAR................................................................................................................iv

DAFTAR ISI.............................................................................................................................v

A. Judul Penilitian................................................................................................................ 1

B. Bidang Ilmu..................................................................................................................... 1

C. Latar Belakang Masalah.................................................................................................. 1

D. Indentifikasi Masalah...................................................................................................... 3

E. Pembatasan Masalah....................................................................................................... 3

F. Rumusan Masalah............................................................................................................ 3

G. Tujuan Penilitian.............................................................................................................. 4

H. Manfaat Penilitian........................................................................................................... 4

I. Tinjuan Pustaka................................................................................................................. 5

J. Metode Penilitian.............................................................................................................. 12

LAMPIRAN............................................................................................................................ 13

DAFTAR NARASUMBER......................................................................................................... 14
1
A. Judul Penelitian
Analisis Artistik Kerajinan Topeng Bermotif Batik Khas Bubong Di Guningkidul
B. Bidang Ilmu
Seni Kriya Kayu
C. Latar Belakang Masalah
Seni sebagai suatu bentuk ekspresi seniman sifat – sifat kreatif, emosional, individual,
abadi, dan universal. Sesuai dengan salah satu sifat seni yakni kreatif, maka seni
sebagai kegiatan manusia selalu melahirkan kreasi – kreasi baru, mengikuti nilai yang
berkembang di masyarakat. Ada juga yang berpendapat bahwa seni adalah semua hal
yang diciptakan oleh manusia yang mengandung unsur keindahan dan dapat
mempengaruhi persaan orang lain. Secara umum seni adalah suatu ekpresi perasaan
manusia yang memiliki unsur keindahan di dalamnya dan diungkapkan melalui suatu
media yang sifatnya nyata, baik itu dalam bentuk nada, rupa, gerak, dan syair, serta
dapat dirasakan oleh panca indera manusia.
Menurut Ki Hajar Dewantara seni adalah hasil keindahan sehingga dapat
mempengaruhi perasaan seseorang yang melihatnya, dan seni merupakan perbutatan
manusia yang bisa mempengaruhi dan menimbulkan perasaaan indah. Karya seni rupa
merupakan hasil interpretasi dan tanggapan pengalaman manusia dalam bentuk visual.
Seni rupa berperan dalam memenuhi tujuan – tujuan tertentu dalam kehidupan
manusia maupun semata – mata memenuhi kebutuhan estetika. Karya seni rupa dapat
menimbulkan berbagai kesan ( indah, unik, atau kegetiran ) serta memiliki
kemampuan untuk membangkitkan pikiran dan perasaan, sebagai contoh orang dapat
lebih peka terhadap daya pikir imajinasinya.
Seni rupa dapat dibedakan menjadi seni rupa murni (fine art) dan seni rupa terapan
(applied art). Hal yang membedakan seni rupa murni seni rupa terapan adalah di
produksi hanya untuk tujuan estetika dan memiliki nilai estetika, namun lebih
bertujuan pada fungsi dan desain. Jenis – jenis seni rupa ini menunjukkan proses
pembuatan dan bentuk karya yang dihasilkan. Seni murni menekankan pada ungkapan
pikiran dan perasaan, meliputi seni lukis, seni patung, dan seni kriya kayu.
Seni terapan menekankan pada keterampilan teknik pembuatan karya, dengan hasil
berupa karya kriya fungsional dan nonfungsional. Seni kriya menggunakan berbagai
teknik dan media tertentu, misalnya batik, ukir, dan keramik. Dengan memahami
2
makna tentang bentuk – bentuk seni rupa, akan diperoleh rasa kepuasan dan
kesenangan.

Seni kriya merupakan seni yang dibuat dengan menggunakan tangan tanpa
mengurangi segi fungsional dan nilai estektikanya. Dengan begitu bisa dikatakan seni
kriya adalah seni yang sempurna lantaran tidak hanya pemenuhan yang dibutuhkan
saja akan tetapi keindahan juga sangat diperhatikan. Kriya kayu merupakan suatu
jenis seni kriya yang dalam pekerjaannya membuat benda selalu menggabungkan
bahan kayu. Dalam seni kriya kayu, terdapat pekerjaan dengan tingkat dasar dan
tingkat permulaan. Kayu sangat banyak dimanfaatkan dalam pembuatan berbagai
benda kerajinan seperti patung wayang golek, topeng, furnitur, dan hiasan ukir –
ukiran. Kerajinan topeng kayu merupakan salah satu bentuk kerajinan yang bisa di
buat dari berbagai bahan. Topeng dalam kesenian sering digunakan sebagai salah satu
atribut untuk menari, pementasan drama, atau lain sebagainya.
Topeng juga sering dimanfaatkan sebagai pajangan atau hiasaan, karena
mengandung nilai keindahan yang tinggi. Sehingga dapat menimbulkan kepuasan batin
bagi pemilliknya.
Seperti halnya topeng kayu karya Slamet Riyadi. Slamet Riyadi memberikan
pengertian topeng kayu selama ini masih sering populer daripada penyebutan teknik
yang digunakan dalam seni topeng kayu itu sendiri. Hal ini memang tidak lepas dari
sejarah kegunaan dari teknik dalam topeng kayu. Sebagai contoh, masyarakat lebih
mengenal istilah kata “ pahat, pijat/cetak, dan butsir “ karena fungsinya sangat dekat
dengan kehidupan sehari – harinya. Padahal, teknik pahat, cetak, dan butsir hanyalah
sebagian kecil dari teknik – teknik yang dipakai dalam topeng kayu. Akibatnya, selain
juga karena hasil karya pahtan yang baik, maka karya pahatan topeng kayu dipandang
haya sebagai suatu karya pahatan yang nilainya murah. Sejatinya, jika membicarakan
masalah topeng kayu akan banyak berkutat dengan masalah teknis yang dipakai untuk
membuat karya.
Berdasarkan uraian di atas, dalam penilitian ini penulis tertarik untuk mengkaji
“ Analisin Artistik Kerajinan Topeng Bermotif Batik Khas Bubong Di Gunungkidul”
3

D. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas penyusun dapat mengindentifikasi beberapa
permasalahan diantaranya :

1. Latar belakang pembuatan topeng kayu karya Slamet Riyadi.


2. Analisis artistik kerajinan topeng bermotif batik khas Bubong di Gunungkidul.
3. Seni terapan menekankan pada keterampilan teknik pembuatan karya.
4. Penerapan topeng kayu merupakan salah satu upaya menambah nilai estetik.
5. Penerapan topeng kayu merupakan sebagai sarana untuk melestarikan buadaya tradisi
yang hampir hilang.
6. Proses pembuatan karya topeng kayu Slemat Riyadi

E. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas penyusun dapat menentukan batasan masalah
sebagai berikut :

1. Latar belakang penciptaan topeng kayu Slamet Riyadi.


2. Teknik penciptaan karya topeng kayu Slemat Riyadi.
3. Analisis artistik kerjinan topeng Slamet Riyadi.

F. Rumusan Masalah
Adapaun masalah dapat dirumuskan adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana nilai analisis artistik karya topeng kayu Slamet Riyadi khas
Bubong di Gunungkidul?
2. Bagaimana karakteristik karya topeng kayu Slamet Riyadi khas Bubong di
Gunungkidul?
3. Bagaimana proses pembuatan karya topeng kayu khas Bubong di
Gunungkidul?
4

G. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini diantaranya adalah.
1. Mendeskripsikan latar belakang penciptaan karya topeng kayu Slamet Riyadi.
2. Mendeskripsikan teknik penciptaan karya topeng kayu Slamet Riyadi.
3. Mendeskripsikan Analisis artistik kerajinan topeng Slamet Riyadi.
H. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan sumbangan sebagai
berikut.
1. Secara teoretis, proses pembuatan karya ini mengembangkan khasanah ilmu
pengetahuan khususnya di bidang seni kriya kayu.
2. Secara Praktis
a. Bagi Penikmat Seni
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dengan
penelitian – penelitian lain.
b. Bagi Mahsiswa
Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan acuan di bidang seni,
khususnya seni kriya kayu dan diharapkan hasil penelitian ini
dijadikan sebagai data awal untuk melakukan penelitian yang lebih
berkualitas tentang seni kriya kayu.
c. Bagi Pembuatan karya lain
Penelitian ini diharapkan dapat memotivasi penelitian – penelitian lain
untuk melakukan penelitian dengan hasil yang lebih baik.
d. Bagi Rumahan
Digunakan untuk menambah hiasan atau referensi yang berguna bagi
rumahan.
5

I. Tinjuan Pustaka
1. Landasan Teori
a. Pengertian Artistik
Menurut Marihot Tua Efendi (2002) artistik adalah segala sesuatu yang berkaitan
dengan kreasi artistik, ekspresi emosi, ekspresi diri, dan kegiatan individualistik.
Sedangkan arti artistik menurut KBBI artistik yaitu mempunyai nilai seni bersifat
seni, serta mempunyai nilai seni dan mempunyai bakat dalam kesenian dengan
menunjukan nilai – nilai seni (nilai keindahan) yang terdapat didalamnya serta
dapat menarik perhatian orang yang menikmatinya. Jadi dapat disimpulkan
artistik adalah suatu hal yang ada menjadi lebih berseni memiliki nilai keindahan.
Unsur artistik adalah salah satu unsur yang penting dalam pertunjukan seni,
teater, drama, musik, dan film. Unsur artistik di sini meliputi tata panggung, tata
busana, tata cahaya, tata rias, tata suara, tata musik yang membantu pementasan
menjadi sempurna sebagai pertunjukan suatu pementasan tarian. Penata artistik
yang menentukan semua bagian visual serta gaya artistik yang dipakai dan waktu
kegiatan dibutuhkan. Penata artistik agar bisa mengartikan konsep ide, pesan, dan
suasana hati kedalam sebuah tampilan visual yang cocok dengan keinginan
pelanggan jadi membutuhkan proses pembicaraan untuk menggabungkan
pandangan tentang konsep yang akan diciptakan dan mengimajinasinya kedalam
sebuah tampilan visual. Unsur – unsur artistik dalam perfilman dan tarian serta
drama meliputi tata panggung berkaitan dengan pembentukan tampilan di atas
panggung yang di cocokan dengan adegan sehingga dapat mendukung terciptanya
situasi agar lebih bisa hidup, tata busana berhubungan dengan konstum yang
dipadu – padukan dengan skenario, tata cahaya berhubungan dengan setting
pencahayaan di atas panggung yang membantu dalam penerangan di setiap
adegan, tata rias dibutuhkan untuk menciptakan kesan hidup dan keindahan pada
sebuah tokoh yang dimainkan atau diperankan oleh seorang aktor, tata musik
berkaitan
dengandengan setting musik yang mengikuti setiap adegan agar mendukung
situasi yang diinginkan, tata suara berkaitan dengan setting berbagai suara diatas

panggungpanggung misalnya suara musik pengiring dan juga suara pemain yang
disetting supaya suara di dengar jelas oleh para penonton.
b. Nilai Artistik
Nilai artistik yaitu nilai yang dapat memanifestasikan suatu seni atau
keterampilan dalam melakukan suatu pekerjaan. Nilai artistik dapat di bagi
menjadi 3 yaitu Nilai intrinsik adalah nilai yang terdapat dalam suatu karya seni
yang di lihat berdasarkan kualitas pembentuk fisik karya seni. Unsur pembentkan
fisik meliputi warna, garis, tekstur, bidang, dan ruang. Nilai ekstrinsik adalah
nilai seni terdapat diluar karya seni budaya sehingga dapat di lihat dari kualitas
atau harga yang ada diluar perwujudan fisiknya. Nilai ekstrinsik ini lebih
cenderung kearah pemaknaan, harapan, pesan, simbol, dan lain – lain. Sedangkan
nilai instrumental adalah nilai seni yang dikatakan memiliki nilai instrumental
apabila sebuah karya seni mempunyai fungsi untuk membantu menyelesaikan
tugas dalam rangka pemenuhan kebutuhan.
1. Nillai Artistik dalam Seni Murni (Fine Art)
Nilai seni murni adalah cabang seni yang diciptakan lebih condong untuk nilai
keindahan dan estetisnya. Seni rupa murni memiliki berbagai pemikiran dan
idealisme senimannya sendiri. Seni rupa murni biasanya memiliki nilai estetika
yang tinggi karena sifatnya yang lebih bebas terkadang seni rupa murni memiliki
daya eksperimental yang tinggi sehingga terkadang sulit untuk di pahami. Contoh
lukisan, patung, instalasi, dan lain – lain. Seni murni juga memiliki fungsi terapan
yang membantu kehidupan yang memungkinkan untuk dilakukan melalui
penggunaan simbol, isyarat, dan metafora.
2. Nilai Artistik dalam Seni Terapan (Applied Art)
Nilai seni terapan ialah seni dekorasi berupa interior maupun ekstrior, seni
kerajinan tangan seperti renda, bordir, dan seni reklame yang meliputi iklan,
spanduk, serta postur.
c. Pengertian Seni
7

Pengertian seni menurut ahli dari banyak arti seni dan semakin berkembangnya
zaman membuat banyak para ahli mengemukakan pendapatnya mengenai
definisi seni. Menurut Aritoteles seni adalah bentuk yang mengungkapkannya dan
8

penampilannya tidak pernah menyimpang dari kenyataan dan seni itu adalah meniru
alam

Menurut Ki Hajar Dewantara seni adalah hasil keindahan sehingga dapat


mempengaruhi perasaan seseorang yang melihatnya, dan seni merupakan
perbutatan manusia yang bisa mempengaruhi dan menimbulkan perasaan indah.
Karya seni rupa merupakan hasil interpretasi dan tanggapan pengalaman manusia
dalam bentuk visual. Seni rupa berperan dalam memenuhi tujuan – tujuan tertentu
dalam kehidupan manusia maupun semata – mata memenuhi kebutuhan estetika.
Karya seni rupa dapat menimbulkan berbagai kesan ( indah, unik, atau kegetiran )
serta memiliki kemampuan untuk membangkitkan pikiran dan perasaan, sebagai
contoh orang dapat lebih peka terhadap daya pikir imajinasinya.
d. Pengertian Seni Kriya Kayu
Seni kriya merupakan seni yang dibuat dengan menggunakan tangan tanpa
mengurangi segi fungsional dan nilai estektikanya. Dengan begitu bisa dikatakan
seni kriya adalah seni yang sempurna lantaran tidak hanya pemenuhan yang
dibutuhkan saja akan tetapi keindahan juga sangat diperhatikan. Kriya kayu
merupakan suatu jenis seni kriya yang dalam pekerjaannya membuat benda selalu
menggabungkan bahan kayu. Dalam seni kriya kayu, terdapat pekerjaan dengan
tingkat dasar dan tingkat permulaan. Kayu sangat banyak dimanfaatkan dalam
pembuatan berbagai benda kerajinan seperti patung wayang golek, topeng,
furnitur, dan hiasan ukir – ukiran. Kerajinan topeng kayu merupakan salah satu
bentuk kerajinan yang bisa di buat dari berbagai bahan. Topeng dalam kesenian
sering digunakan sebagai salah satu atribut untuk menari, pementasan drama, atau
lain sebagainya.
Topeng juga sering dimanfaatkan sebagai pajangan atau hiasaan, karena
mengandung nilai keindahan yang tinggi. Sehingga dapat menimbulkan kepuasan
batin bagi pemilliknya.
9

2. Kajian Penelitian Yang Relevan


Penelitian Slamet Riyadi dengan judul “Kerajinan Topeng Sebagai Inpirasi Dalam
Penciptaan Karya Seni Artistik”. Hasil pembahsan dan penciptaan adalah sebagai
berikut: 1) Tema karya yang dikemukan dalam Tugas Akhir ini adalah tentang
Kerajinan Topeng Sebagai Inpirasi Dalam Penciptaan Karya Seni Artistik. 2) Karya –
karya topeng menggunakan media kayu yang kemudian di pahat dengan
mengkombinasi teknik pahat, cetak, daan butsir. 3) Karya topeng yang dihasilkan
seluruhnya berjumlah 10 dengan kurun waktu pembuatan 1 tahun.
3. Kerangka Pikir
Karya topeng yang diciptakan pengiring musik kesenian daerah sebagai asesoris
kesenian terkait dengan jenis permainan yang dimainkan yang berfungsi untuk
menutupi wajah penari. Budaya nusantara tak lepas dari ekspresi manusianya lewat
berbagai wahana. Topeng kayu merupakan salah satu manifestasi rasa dan
pengalaman batin yang dituangkan dari ekspresi wajah topeng – topeng tersebut.
Ekspresi batin ini disampaikan melalui gerakan tari untuk menyampaikan suatu sosok
dan kisah – kisah kebajikan, kelembutan maupun heroisme manusia. Tari topeng atau
kedok berkembang di beberapa suku Nusantara di Jawa dan Kalimatan. Seturut
perkembangan zaman topeng kemudian memiliki bentuk serta penyajiannya yang
spesifik dengan menampilkan beberapa jenis tarian berbeda disesuaikan dengan kedok
yang digunakan.
Tujuan yang hendak dicapai dengan penelitian ini adalah kehidupan masyarakat
modern saat ini menempatkan topeng salah satu bentuk karya seni tinggi. Tidak hanya
karena keindahan estetis yang dimilikinya, tetapi sisi misteri yang tersimpan pada raut
wajah topeng tetap mampu memancarkan kekuatan magis yang sulit dijelaskan.
10

J. Metode Penelitian
1. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah strategi yang dipilih oleh peneliti untuk
mengintegrasikan secara menyeluruh komponen riset dengan cara logis dan
sistematis untuk membahas dan menganalisis apa yang menjadi fokus penelitian.
Penelitian deskriptif bertujuan untuk bisa menggambarkan suatu fenomena sosial
sebagai objek penelitian. Penelitian kualitatif bertujuan dirancang untuk
mengungkapkan makna yang menginformasikan tindakan atau hasil yang
biasanya diukur dengan penelitian kuantitatif.
2. Tempat dan Waktu Penelitian
a. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kerajinan topeng kayu di Bubong. Alesan
memilih seni topeng kayu Slamet Riyadi sebagai tempat penelitian karena
karya topeng kayu Slamet Riyadi sangat unik. Disamping itu topeng kayu
Slamet Riyadi sudah terkenal dan sering mengadakan pertujukan tari – tarian
topeng di Bubong , Desa Putat, Kec. Patuk, Kabupaten Gunungkidul, DIY
maupun di luar Yogyakarta, maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan
penelitian.
b. Waktu Penelitian
Adapun waktu pelaksanaannya selama tiga bulan yaitu mulai bulan
September sampai dengan bulan Oktober 2021
Tabel 1. Jadwal Penelitian
Jenis kegiatan Bulan

September 2021 Oktober 2021 November 2021

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Persiapan
10

Member
Proposal

Observasi

Pengumpulan
Data
Memreduksi
Data
Mengklasifikasi
Data
Menganalisis

Menarik
Kesimpulan

3. Data dan Sumber Data


Penilit menggunakan sumber data primer dan sekuder untuk mencari dan
memngumpulkan data yang diolah.
a. Data Primer
Data primer dan tangan pertama adalah sebuah data yang langsung didapatkan
dari sumber dan diberi kepada pengumpul data atau peniliti. Data dapat diperoleh
langsung dari subjek penelitian dengan mengenakan alat pengukuran atau alat
pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi.
b. Data Sekunder
Data sekunder dan tangan kedua adalah data yang sudah diolah terlebih dahulu
dan baru didapatkan oleh peneliti dari sumber yang lain sebagai tambahan
informasi. Adapun data sekunder diperoleh dengan peneliti dari subjek
penelitiannya dan data sekunder biasanya berwujud data dokumentasi dan
laporan.
4. Variabel Penelitian
Variabel penelitian dapat berupa apapun juga yang variasinya perlu kita perhatikan agar kita
dapat mengambil kesimpulan mengenai fenomena yang terjadi. Menurut Silaen (2018: 69)
mengungkapkan bahwa variabel penelitian adalah konsep yang mempunyai
bermacammacam nilai atau mempunyai nilai yang bervariasi, yakni suatu sifat,
karakterististik atau fenomena yang dapat menunjukan sesuatu untuk dapat diamati atau
diukur yang nilainya berbeda-beda atu bervariasi.
5. Subjek dan Objek Penelitian
a. Subjek Penelitian
Subjek penelitian merupakan hal penting yang harus ditata dan ditentukan
sejak awal penelitian. Adapun yang menjadi subjek penelitian ini adalah seni
topeng kayu Slamet Riyadi.
b. Objek Penelitian objek penelitian adalah sasaran isu yang akan dibahas dan
yang akan dilakukan penelitian atau yang akan diselediki melalui riset sosial.
Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah kajian estetik seni
topeng kayu Slamet Riyadi.
6. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik kepustakan,
observasi, wawancara dan dokumentasi. a. Kepustakan
Menurut M.Nazir dalam bukunya yang berjudul 'metode penelitian
mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan : “Studi kepustakaan adalah
teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap
buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada
hubungannya dengan masalah yang dipecahkan.
b. Observasi
Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang sangat lazim
dalam metode penelitian kualitatif. Observasi hakikatnya merupakan kegiatan
dengan menggunakan pancaindera, bisa penglihatan, penciuman, pendengaran,
untuk memperoleh informasi yang diperlukan untuk menjawab masalah
penelitian. Hasil observasi berupa aktivitas, kejadian, peristiwa, objek, kondisi
atau suasana tertentu, dan perasaan emosi seseorang. Observasi dilakukan
untuk memperoleh gambaran riil suatu peristiwa atau kejadian untuk
menjawab pertanyaan penelitian.Bungin (2007: 115-117) mengemukakan
beberapa bentuk observasi, yaitu: Observasi partisipasi, Observasi tidak
terstruktur, dan Observasi kelompok. Berikut penjelasannya: Observasi
partisipasi adalah (participant observation) adalah metode pengumpulan data
yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan
penginderaan di mana peneliti terlibat dalam keseharian informan.Observasi
tidak terstruktur ialah pengamatan yang dilakukan tanpa menggunakan
13
pedoman observasi, sehingga peneliti mengembangkan pengamatannya
berdasarkan perkembangan
12

yangyang terjadi di lapangan.Observasi kelompok ialah pengamatan yang


dilakukan oleh sekelompok tim peneliti terhadap sebuah isu yang diangkat
menjadi objek penelitian. Observasi dilalukan secara non sistematis (tidak
menggunakan pedoman observasi) dan sistematis (menggunakan pedoman
observasi sebagai
14
insrumen pengamatan), untuk mendeskripsikan latar belakang penciptaan, teknik
penciptaan, dan kajian estetis seni topeng kayu Slamet Riyadi.

c. Wawancara
Wawancara ialah proses komunikasi atau interaksi untuk mengumpulkan
informasi dengan cara tanya jawab antara peneliti dengan informan atau
subjeknya. Dengan kemajuan teknologi informasi seperti saat ini, wawancara
bisa saja dilakukan tanpa tatap muka, yakni melalui media telekomunikasi.
Pada hakikatnya wawancara merupakan kegiatan untuk memperoleh informasi
secara mendalam tentang sebuah isu atau tema yang diangkat dalam penelitian.
Atau, merupakan proses pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang
telah diperoleh lewat teknik yang lain sebelumnya. Peneliti di dalam
mengambil data kepada responden akan menggunakan teknik wawancara
terstruktur. Oleh karena itu di dalam melakukan wawancara, pengumpul data
telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan – pertanyaan
tertulis.
Dalam melakukan wawancara, selain harus membawa instrumen sebagai
pedoman untuk wawancara, maka pengumpul data juga dapat menggunakan
alat bantu seperti tape recorder, gambar, brosur, dan material lain yang dapat
membantu pelaksanaan wawancara menjadi lancar. Sumber informasi dalam
penelitian ini adalah untuk mendapatkan data mengenai kajian estetis seni
topeng kayu Slamet Riyadi.
d. Dokumentasi
Dokumentasi menurut Sugiyono (2015: 329) adalah suatu cara yang
digunakan untuk memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku, arsip,
dokumen, tulisan angka dan gambar yang berupa laporan serta keterangan
yang dapat mendukung penelitian. Dokumentasi digunakan untuk
mengumpulkan data kemudian ditelaah.

Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya – karya momental dari
seseorang. Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data yang
bersifat dokumentif, berupa foto, hasil lembar wawancara dan foto dokumen
penting lainnya. Dokumen sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai
sumber data karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data
dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan.
15

7. Intrumen Penelitian
Intrumen penelitian memegang peranan penting dalam usaha memperoleh
informasi yang akurat dan terpercaya. Bahkan validasi hasil penelitian sebagian
besar sangat tergantung pada kualitas instrumen pengumpulan datanya. Menurut
Arikunto (2019, hlm. 203) instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang
digunakan peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah
dan hasilnya lebih baik, lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih
mudah diolah.
Penelitian ini akan terarah apabila peneliti terlebih dahulu menyusun kisi – kisi
instrumen penelitian selanjutnya dijadikan acuan untuk membuat pedoman
wawancara.

Tabel.2 Kisi – kisi Pedoman Wawancara


No Aspek wawancara
1. Melatarbelakangi terciptanya seni topeng kayu Slamet Riyadi.
2. Teknik penciptaan seni topeng kayu Slamet Riyadi.
3. Kajian estetisnya seni topeng kayu Slamet Riyadi yang merupakan salah
satu upaya menambah nilai estetik.

8. Keabhasan Data
Menurut Sugiyono 2010:366,keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi
credibility validitas internal, transferability validitas eksternal, dependability
reliabilitas, dan confirmability obyektivitas. Credibility Menurut Sugiyono
kredibilitas atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain
dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatkan ketekunan dalam
penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif, dan
member check. Transferability Penelitian yang ada dapat memberikan gambaran
yang jelas bagi pembacanya bagaimana suatu hasil penelitian dapat diberlakukan
dapat dikatakan memenuhi standar tranferabilitas. Dependability dilakukan
dengan melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Auditor
16
independen atau pembimbing dapat mengaudit keseluruhan aktivitas peneliti
mulai menentukan masalah, memasuki lapangan, menentukan sumber data,
melakukan analisis data, melakukan uji keabsahan data, sampai menarik
kesimpulan. Confirmability Dalam penelitian kualitatif, uji confirmability mirip
dengan uji dependability sehingga pengujiannya dapat dilakukan secara
bersamaan. Menguji confirmability berarti menguji hasil penelitian dikaitkan
dengan proses yang dilakukan. Bila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses
penelitian yang dilakukan maka penelitian tersebut telah memenuhi standar
confirmability Sugiyono.
Pengumpulan data dilakukan dengan memperhatikan kegiatan dengan lebih
cermat dan terperinci. Pengamatan yang dilakukan terus – menerus ini untuk
menjaga konsistensi dan untuk memenuhi reliabilitas data. Pengamatan mengenai
kajian estetis seni topeng kayu Slamet Riyadi. Dengan hal tersebut, dapat
meningkatkan ketekunan peneliti dan dapat mengecek kebenaran mengenai data
yang diperoleh.
9. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah metode dalam memproses data menjadi informasi.
Analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif mengikuti pendapat
John Tukey. Menurut John Tukey yang dikutip Sugiyono, aktivitas analisis data
meliputi kegiatan data redution, data display, dan conslusion drawing/varification
yang dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus – menerus sampai
tuntas.

a. Reduksi Data (Data Reduction


Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan,
menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan
mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan
finalnya dapat ditarik dan diferifikasi.

b. Penyajian Data (Data Display)


Penyajian data merupakan salah satu kegiatan dalam pembuatan laporan
hasil penelitian yang telah dilakukan agar data yang telah dikumpulkan
dapat dipahami dan dianalisis sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
Penyajian data dilakukan dalam bentuk alinea, kalimat, istilah,matriks dan
tabel – tabel.
17
c. Verifikasi atau Menarik Kesimpulan (Conclussion Drawing/Verification)
Verifikasi atau menarik kesimpulan merupakan usaha untuk mencari atau
memahami makna atau arti, keteraturan, pola – pola, penjelasan, alur sebab
akibat, atau proposisi.
Dalam hal ini, pebeliti melakukan penarikan kesimpulan terhadap
observasi, wawancara dan dokumentasi yang telah dilakukannya di tempat
kerajinan topeng kayu Bubong Slamet Riyadi.
Reduksi data, data yang diperoleh dilapang lalu dicatat secara teliti dan
rinci. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data
mereduksi data berarti merangkum, memilih hal – hal yang pokok,
menfokuskan pada hal – hal yang penting, dicari tema dan polanya.
Kemudian dilakukan penyajian data, penyajian data ini dilakukan dalam
bentuk tabel atau grafik dan sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut,
maka data terorganisasi, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan
semakin mudah dipahami. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih
bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak dikemukakan bukti – bukti
yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.
Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung
oleh bukti – bukti yang valid maka kesimpulan yang dikemukakan
merupakan kesimpulan yang kredibel.
Daftar Narasumber
Slamet Riyadi, 54 tahun, Dusun Bubong, Desa Putat, Kecamatan Patuk,
Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai