OLEH:
I GEDE YOGI SUKAWIADNYANA
NIM : 201502001
OLEH:
I GEDE YOGI SUKAWIADNYANA
NIM: 201502001
ii
SKRIP KARYA SENI
AKU DAN AKU YANG LAIN
MENYETUJUI:
PEMBIMBING 1 PEMBIMBING 2
I Nyoman Kariasa, S.Sn., M.Sn I Gde Made Indra Sadguna. S.Sn., M.Sn
NIP. 19730327 200604 1 001 NIP. 19870103 201212 1 002
iii
HALAMAN PENGESAHAAN DEWAN PENGUJI
Skrip karya Seni ini telah dipertahankan di depan Dewan Penguji. Fakultas
Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia Denpasar, Pada :
Mengesahkan :
iv
SURAT PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT
NIM : 201502001
Dengan ini menyatakan bahwa karya Tugas Akhir ini bebas plagiat. Kutipan
pendapat dari karya orang lain yang dirujuk sesuai dengan cara penulisan karya
ilmiah yang berlaku. Apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya
Tugas Akhir ini, maka saya siap bersedia menerima sanksi sesuai Peraturan
berlaku.
NIM: 201502001
v
MOTTO
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penata panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat Beliaulah akhirnya skrip karya seni yang berjudul Aku dan Aku yang
Lain ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan
dorongan, serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan
1. Prof. Dr. I Gede Arya Sugiartha., S.SKar., M.Hum., Rektor di Institut Seni
pendidikan.
2. I Nyoman Kariasa., S.Sn., M.Sn dan I Gde Made Indra Sadguna., S.Sn., M.Si
3. Kedua orangtua yang selalu memberikan dukungan secara moral, material, dan
memberikan ilmu yang sangat berguna di dalam proses penciptaan karya dan
5. Ni Putu Aristadewi yang telah membantu segala hal dalam mewujudkan karya
ini.
vii
6. I Wayan Udiana yang telah menyediakan tempat untuk penata latihan sekaligus
7. I Wayan Gde Yudane yang telah memberikan masukan dan saran kepada penata
9. Dr. Bagus Surya Kusumaweda, SpKJ yang telah memberikan penata informasi
mengenai gangguan DID, sehingga penata dapat mewujudkan karya seni ini.
10.I Putu Arya Deva Surya Negara, S. Sn selaku ketua Sanggar Naradha Gita, yang
11.Seluruh pendukung, dan stage crew yang telah banyak membatu selama proses
Penata menyadari skrip ini karya seni ini masih jauh dari sempurna,
sehingga pada kesempatan ini dengan kerendahan hati, penata mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat mendidik dan membangun dari semua pihak.
Penata
viii
DAFTAR ISI
1.2.4. Tentang Pemilihan Judul Aku dan Aku yang Lain ............................... 12
ix
3.2. Eksplorasi ................................................................................................... 24
4.4.3. Ritme.................................................................................................... 41
4.4.5. Dinamika.............................................................................................. 43
x
4.5.2. Bagian 2 ............................................................................................... 47
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Setiap manusia yang lahir di dunia ini membawa sifat dan tingkah laku
tertentu yang berbeda antar satu individu dengan individu lainnya. Sifat dan tingkah
laku ini disebut sebagai identitas yang menjadi jati diri masing-masing individu.
Umumnya manusia memiliki satu identitas, namun pada kasus tertentu terdapat
beberapa orang yang memiliki dua atau lebih identitas serta kepribadian yang
berbeda-beda dalam satu individu. Hal ini disebabkan oleh gangguan psikologis
yang disebut dengan Dissociative Identity Disorder (DID) atau yang lebih dikenal
DID atau gangguan identitas disosiatif pada awalnya dikenal sebagai multiple
biasa ini ditandai dengan munculnya dua atau lebih kepribadian yang berada pada
traumatis yang ekstrem serta terjadi berulang kali mengakibatkan terbentuknya dua
ingatan, kepercayaan, perilaku, pola pikir, serta cara melihat ligkungan dan diri
1
mereka sendiri. Kepribadian-kepribadian ini secara berulang memegang kendali
Salah seorang dokter spesialis ilmu jiwa yang bernama Bagus Surya
normal
4. Gangguan ini terjadi bukan disebabkan oleh efek fisiologis langsung dari suatu
merasa terpisah dari dirinya sendiri baik secara fisik maupun mental. Penderita
mengalami kehilangan waktu, tersadar di suatu tempat yang tidak dikenal, dan
3. Sakit kepala dan ingin bunuh diri. Beberapa kepribadian dapat mendorongnya
berubah saat salah satu kepribadian bertukar dengan kepribadian yang lain.
2
asing yang bagus. Sementara ketika kepribadian lain muncul, kemampuan
1. Billy Milligan
Kasus ini merupakan kasus DID yang sangat populer dan sempat
wanita di tiga tempat berbeda yang “Ia” lakukan. Ini terjadi karena Billy Milligan
24 kepribadian yang berbeda antar satu dengan yang lainnya. Gangguan DID yang
dimiliki oleh Billy disebabkan oleh siksaan serta tekanan yang dilakukan oleh
kepribadian baru yang membuatnya dapat menjadi seorang wanita, bahkan anak
2. Anastasia Wella
saja muncul ketika ia berada dalam situasi tertekan. Situasi tersebut memungkinkan
kepribadian yang lain dari Wella muncul dan seringkali membuatnya mengalami
3
momen kehilangan waktu. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, ketika
kepribadian lainnya muncul, Wella tidak akan mengingat dirinya yang sebenarnya
dan ketika kepribadian yang sebenarnya telah kembali waktu yang dilihatnya sudah
berbeda. Salah satu kepribadian yang paling tidak masuk akal adalah karakter yang
bernama Bilqis. Ia dapat dengan lancar menulis huruf Arab serta fasih dalam
mengaji, padahal ia adalah seorang Katolik dan tidak pernah belajar tentang semua
itu. Penyakit yang gejalanya sudah muncul dari umur 11 tahun ini membuatnya
fenomena DID ini, yang mana di dalam satu individu memiliki banyak kepribadian
yang bahkan berbeda antar satu yang lainnya. Karena keunikanya ini, fenomena
DID ini sering dijadikan sebagai tema dalam suatu karya seni. Salah satu karya seni
yang membuat penata tertarik terhadap fenomena ini adalah salah satu karya film
Film dengan genre horor psikologi ini menceritakan tentang Casey dan dua
orang temannya Claire dan Marcia yang diculik oleh seorang pria asing bernama
Kevin. Mereka bertiga disekap dalam sebuah ruangan dan berusaha untuk
Pada Film ini, ke-23 kepribadian Kevin memang tidak ditampilkan secara
Beberapa kepribadian itu antara lain anak kecil bernama Hedwig, pria dewasa
4
bernama Dennis yang perfeksionis masalah kebersihan, seorang perempuan yang
bernama Patricia, seorang disainer bernama Barry dan sosok monster yang
dipanggil The Beast. Setiap kepribadian Kevin ini memiliki identitas serta pola pikir
yang berbeda. Ada yang cenderung memiliki sifat baik dan ada pula yang
berbahaya. Pada suatu bagian film ditampilkan ketika Kevin sadar (mengambil alih
kesadaran tubuhnya). Pada saat itu Kevin kebingungan dan lupa akan apa yang telah
Dia perbuat dan bertanya kepada Casey “Ini masih tahun 2014 kan?”padahal latar
film ini adalah tahun 2017. Hal ini menunjukan bahwa Kevin mengalami amnesia
dan momen kehilangan waktu yang senada dengan ciri penderita DID di atas.
Berdasarkan hal tersebut timbul niat penata untuk membuat musik yang
temanya diambil dari ilmu psikologi mengkhusus kepada fenomena DID ini. Tema
ini dipilih karena beberapa alasan. Pertama karena gangguan ini dirasa unik,
bagaimana dalam satu individu terdapat berbagai macam karakter yang berbeda
bahkan bertentangan namun berakar dari suatu individu yang sama. Menurut penata
tema ini sangat potensial untuk dikembangkan dan akan sangat menarik ketika
Kedua, keinginan mencari tema baru diluar tema-tema yang sudah sering
digunakan seperti keindahan alam, sastra maupun ilmu agama. Pemilihan tema
yang tidak konvensional seperti ini dirasa penting, karena akan turut serta
dalam seuatu karya seni kususnya karawitan. Juga hal ini diharapkan mampu
pemilihan tema dalam musik. Selain itu tema psikologi ini dipilih karena memang
5
dari segi disiplin ilmu, psikologi dan musik adalah saling berkaitan. Psikologi
nyata dari perilaku manusia yang unik dan saling berpengaruh (Djohan,2016:7).
Melalui fenomena di atas, konsep DID ini ingin penata realisasikan ke dalam
bentuk komposisi musik baru dengan judul Aku dan Aku yang Lain. Komposisi ini
akan mengolah mekanisme DID ke dalam sistem musikal yang disusun secara
ilmiah.
Karya dengan judul Aku dan Aku yang Lain terinspirasi dari fenomena
munculnya berbagai kepribadin dalam satu individu. Kepribadian yang muncul bisa
gangguan ini terjadi ketika penderita mengalami pengalaman yang ekstrim ketika
usia dini. Proses serta mekanisme terjadinya fenomena DID ini kemudian menjadi
daya tarik tersendiri bagi penata, sehingga munculah ide penata untuk
bergantian. Dengan demikian terdapat beberapa unsur pokok dalam fenomena DID
yakni individu, pengalaman ekstrim, dan kepribadian yang berbeda namun berasal
6
dari satu individu. Unsur ini lantas diterjemahkan dalam sistem musikal atau cara
kerja musik (formulasi, bukan nuansa musikal) dengan rancangan sebagai berikut.
1.2.1. Individu
itu sendiri. Tahap ini individu masih bersifat alami (belum mendapatkan
ganngguan) dan masih berusia dini (dalam kaitan dengan mekanisme DID). Penata
awal dalam komposisi dengan sistem formulasi. Subyek ini kemudian diwujudkan
(dengan n merupakan jumlah kolom masing masing sisi persegi) yang diisi dengan
angka 1,2 . . ., n2 di mana setiap kolom memiliki angka yang berbeda satu sama
lainnya namun hasil penjumlahan secara vertikal, horizontal dan diagonal adalah
sama (Schwartzman, Steven 1994:130). Terdapat berbagai macam jenis dari persegi
empat ajaib ini, namun pada komposisi ini, penata menggunakan persegi ajaib 4x4
sebagai berikut.
7
14 1 12 7
11 8 13 2
5 10 3 16
4 15 6 9
susunan nada Jegog. Cara yang penata gunakan adalah menyusun angka 1-16
(angka pada tabel) kemudian menuliskan jumlah nada pada Jegog di bawahnya
secara berulang (seperti yang diketahui saih pada Jegog merupakan pelog empat
nada, jadi dapat dipastikan jumlah nada pada jegog adalah empat).
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
| | | | | | | | | | | | | | | |
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Sehingga akan mendapat persamaan 5=1, 6=2, 7=3, 8=4, 9=1, dan
2 1 4 3
3 4 1 2
1 2 3 4
4 3 2 1
8
Angka dalam tabel tersebut merepresentasikan nada-nada pada gamelan
Jegog. 1=dong 2=deng 3=dung 4= dang. Susunan nada ini digunakan sebagai
DID. Dalam kasus DID, pengalaman ekstrim ini dapat berupa kekerasan dan
(jegog) yang dikacaukan dengan delay dan distorsi sehingga tercipta suara yang
bising dan mengganggu. Untuk mewujudkan ide ini, penata menggunakan dua efek
gitar yakni delay dan distorsi ultra metal yang kemudian akan dijelaskan lebih
cara pandang dan pola pikir yang berbeda antar satu dengan yang lainnya namun
berasal dari individu yang sama. Jika diterjemahkan kedalam musik, pengertian ini
akan sesuai dengan istilah “musik organik”. Menurut Wayan Gde Yudane seorang
komposer musik yang karyanya telah mendunia, dalam wawancara (17 Mei 2019)
mengatakan bahwa musik organik adalah musik yang komponennya berasal dari
satu “sel” yang kemudian dikembangkan sehingga membentuk sel sel baru yang
yang organik, dengan mengolah 1 sel yang akan dikembangkan menjadi bentuk
9
yang berbeda. Bentuk ini dirasa mampu mewakili pemunculan karakter DID secara
2 1 4 3
3 4 1 2 3
1 2 3 4 1 2
4 3 2 1 4 3 2
S0 1 4 3 2 1 4
S1 1 2 3 4 1
S2 4 1 2 3
S3
Formulasi ini terinspirasi dari salah satu artikel pada sebuah buku yang
berjudul Arcana VII Musician on Music. Pada artikel tersebut terdapat hasil analisis
berdasarkan sebuah formulasi seperti yang penata gunakan di atas. Formulasi pada
buku tersebut lantas penata analisa dan pelajari polanya lalu kemudian penata
Kembali pada tabel di atas, bagian S0 pada pola diatas merupakan susunan nada
awal (subyek) pada tabel 1.2 Susunan Nada Awal. Penata mengembangkan pola
subyek (S0) dengan cara menambahkan kotak baru pada setiap bilangan diagonal
lalu mengisinya dengan angka sesuai pada susunan S0. Sebagai contoh, pola S1
10
kolom ke 4 didapatkan dari kolom pertama pada S0, kemudian untuk baris ke empat
Sistem formulasi ini menghasilkan tiga pola lainnya yakni S1, S2, dan S3.
Setiap pola memiliki susunan nada yang berbeda namun berasal dari satu pola yang
sama yakni pola S0. Hal ini kemudian penata gunakan sebagai perwujudan
karakter-karakter yang terbentuk pada kasus DID yang berbeda-beda namun berasal
dari satu individu. Dengan susunan pola seperti di atas, memungkinkan komposisi
Ketiga poin diatas menjai elemen penting dalam karya musik ini, agar nantinya
mampu mewakili tema (bercerita mengenai DID) dari sisi sistem musikal, bukan
nuansa musikal. Penata sengaja menghindari pencarian yang bermuara pada nuansa
musikal karena tidak ingin karya yang tercipta bersifat bias dan multitafsir. Hal lain
juga karena nuansa musikal sangat dipengaruhi oleh pengalaman musikal. Misalnya
masyarakat Bali pada umumnya akan sedih jika mendengar gamelan angklung,
namun orang lain yang awam mengenai gamelan angklung secara fungsional bisa
membuat penata lebih bermain kepada sistem musikal yang jelas dan mampu
yang penata gunakan dalam karya Aku dan Aku yang lain. Rancangan umum
11
1.2.4. Tentang Pemilihan Judul Aku dan Aku yang Lain
Suatu judul karya seni sudah barang tentu harus mampu mewakili apa yang
ingin disampaikan pengkarya dalam karyanya dengan arah serta tukikan yang jelas.
Selain itu judul hendaknya menarik dan mampu menumbuhkan persepsi gambaran
komposer yang aktif dalam kegiatan kreatif anak muda di Jembrana dalam wadah
Kertas Budaya, pada wawancara tanggal 24 Mei 2019 meyatakan bahwa dalam
pemilihan judul hendaknya mampu memiliki daya tarik tersendiri, dan tentunya
2019).
Berdasarkan hasil wawancara tersebut, karya ini kemudian penata beri judul
Aku dan Aku yang Lain yang dirasa mampu mewakili isi dari karya dengan tukikan
yang jelas. Aku dan Aku yang Lain menggambarkan individu (Aku) yang memiliki
diri atau identitas yang lain selain dirinya (Aku yang Lain). Artinya selain “aku”
ada “aku” yang lain, namun pada dasarnya tetap “aku”. Seperti dalam kasus DID
yaitu pemunculan identitas lain dalam satu individu kata Aku dapat mewakili
individu tersebut, sedangkan Aku yang Lain mewakili identitas dan kepribadian lain
yang muncul namun sebenarnya karakter ini adalah individu yang sama.
mempunyai karakter yang berbeda dalam dirinya. Maka dari itu, karya ini akan
12
dipentaskan dengan bentuk konser tunggal dengan teknik live looping. Teknik ini
memainkan beberapa pola seperti dimainkan oleh banyak orang. Teknik ini
Loop sendiri adalah trek yang diputar berulang secara terus menerus (Duffel,
2005: 14). Sedangkan live looping itu sendiri adalah Ada dua cara dalam
menggunakan teknik live looping, pertama adalah menggunakan alat kusus untuk
live looping yang bernama looper. Cara lainnya adalah menggunakan perangkat
Perangkat lunak ini biasanya berupa Digital Audio Workstation (DAW) seperti
Abelton, Fl Studio, Studio One, dan yang lainnya. Pada karya ini penata akan
menggunakan Looper pedal sebagai media untuk memainkan live looping karena
Media ungkap yang penata gunakan dalam komposisi musik Aku dan Aku
yang lain adalah sebuah instrumen elektro akustik, yakni perpaduan antara
yakni instrumen modifikasi gabungan dari tiga instrumen pada Jegog Jembrana
yakni Barangan, Kancil, dan Suwir. Sehingga terbentuk sebuah instrumen dengan
16 bilah dengan wilayah nada 4 oktaf. Untuk lebih jelasnya akan dibahas pada
bagian instrumentasi.
13
1. Looper pedal
2. Efek delay
4. Microphone
5. Headphone
6. Amplifier
7. Audio mixer
8. Stereo speaker
Jadi karya ini akan memadukan antara instrumen tradisi dengan perangkat
Setiap karya seni yang dibuat pastilah mempunyai sasaran yang ingin dicapai.
Sasaran ini disebut dengan tujuan. Adapun tujuan dari penciptaan karya seni ini
antara lain:
Tujuan Umum
komposisi karawitan.
14
Tujuan Khusus
2. Untuk membuat komposisi baru yang berbentuk organik, yakni berasal dari
satu sel (pola) kemudian digarap dengan sistem musikal (formulasi) secara
apa yang ada, namun berani untuk mencoba hal-hal yang baru demi
Setelah karya seni terwujud, maka perlu adanya manfaat yang nantinya berguna
dalam dunia seni Karawitan. Manfaat dari penciptaan kamposisi karawitan ini
antara lain :
Manfaat Teoritis :
15
Manfaat Praktis :
2. Bagi pendengar, dapat mengalami fenomena bunyi yang mungkin baru (saat
Menghindari pembahasan yang terlalu jauh pada karya seni Aku dan Aku yang
Lain ini, maka penata membatasi tafsir garap karya ini sebagai berikut :
1. Karya Aku dan Aku yang Lain ini merupkan sebuah karya komposisi baru
16
3. Karya Aku dan Aku yang Lain ini terdiri dari empat bagian, yang mana
4. Karya ini dipentaskan dalam bentuk konser tunggal dengan live looping
17
BAB II
KAJIAN SUMBER
skil memasak, juga diperlukan bahan-bahan serta alat-alat (tools) untuk membuat
masakan itu sendiri. Bahan-bahan serta cara inilah yang perlu digali oleh seorang
komposer. Selain berguna untuk proses komposisi juga membuat karya yang
tersusun lebih memiliki bobot serta dapat dipertanggung jawabkan dengan dasar
refrensi yang jelas agar komposisi yang lahir bersifat matang dan tidak asal buat.
sebagai acuan dan tinjauan dalamberkomposisi. Hal ini bertujuan agar proses
akademis. Adapun sumber yang digunakan penata antara lain sebagai berikut.
dialami manusia serta cara penanganannya. Dalam buku ini penata mendapatkan
informasi mengenai DID baik dari segi pengertian, penyebab, dan penangananya.
Psikologi Abnormal Edisi Kelima, oleh Nevid, Rathus dan Greene, tahun 2005.
Sama dengan buku sebelumnya, buku ini juga membahas mengenai fenomena
kelainan dalam psikologi baik dari segi pengertian penyebab dan penangananya.
18
Pada buku ini penata mendapatkan informasi penting mengenai penyebab
Psikologi Musik, oleh Djohan, tahun 2016. Buku ini menjelaskan mengenai
dengan musik serta pengaruhnya antara satu dengan yang lain. Dalam buku ini
penata memperoleh informasi mengenai hubungan antara psikologi dan musik yang
menjadi dasar pemilihan tema psikologi dalam karya Aku dan Aku yang Lain ini.
Lekesan Fenomena Seni Musik Bali, oleh I Gede Arya Sugiartha, tahun
2015. Buku ini menjelaskan mengenai fenomena seni musik yang terjadi di Bali
serta korelasi antara musik dengan masyarakat dan bagaimana peranan musik
tradisional sebagai warisan budaya yang jenius. Dalam buku ini penata menemukan
data mengenai Jegog Jembrana serta susunan nada yang dijadikan acuan dalam
menuliskan instrumentasi.
Making Music with Samples, oleh Daniel Duffel tahun 2005. Buku ini
(musik digital) serta berbagai tips yang aka berguna bagi pembacanya. Dalam buku
ini penata mendapatkan informasi mengenai apa itu loop dan bagaimana
mekanismenya.
Guitar Amps & Effects for Dummies, oleh Dave Hunter tahun 2014. Buku
ini membahas mengenai efek-efek guitar dan ampli baik secara definisi maupun
mekanismenya. Buku ini memberikan informasi mengenai efek delay dan distorsi
yang tentunya berguna dalam penulisan instrumentasi dan juga sebagai pegangan
19
Arcana VII Musician on Music, oleh John Zorn, tahun 2014. Buku ini
musik barat. Pada buku ini terdapat sebuah artikel hasil analisa dari karya Pierre
formulasi yang berguna untuk merealisasikan unsur kepribadian ganda dalam ide
garap.
2012. Buku ini membahas tentang pemikiran, pengalaman serta cara bermusik ala
Slamet Abdul Sjukur. Buku memberi motivasi kepada penata untuk membuka
pikiran lebih luas dan mencoba hal-hal yang baru dalam mengolah daya kreativitas
bermusik. Pada buku ini juga penata mendapat istilah Minimax yang mana
Tadow, video pada situs YouTube. Karya ini merupakan karya live looping
yang dimainkan oleh Fkj & Masego. Karya ini menjadi inspirasi penata dalam
mengolah komposisi live looping agar tidak menjadi karya yang membosankan.
Made Agus Wardana dalam situs YouTube. Penampilan live looping oleh Made
Agus Wardana dengan media mulut yang mengiterpretasikan bunyi gamelan Bali
dengan suara mulut. Karya ini mengispirasi penata untuk membuat karya dengan
teknik live looping pada gamelan Bali dalam hal ini Jegog Jembrana.
oleh akun Academy AV pada 24 April 2015 ini menjelaskan pengetahuan umum
20
serta cara kerja delay dalam mengolah bunyi. Penata mendapat informasi mengenai
merupakan karya dari Pierre Boulez untuk string quartet. Karya ini menginspirasi
penata mengenai cara pengolahan (penggarapan) satu pola menjadi banyak dan
Piano Phase 1967, koleksi pribadi berupa rekaman audio. Komposisi musik
minimalis untuk dua piano yang dibuat oleh Steve Reich seorang komposer musik
munimalis yang sangat terkenal. Pada karya ini penata mendapatkan motif phasing
yang penata aplikasikan pada salah satu bagian transisi pada karya Aku dan Aku
21
BAB III
PROSES KREATIFITAS
Karya seni lahir dari sebuah proses penciptaan yang melibatkan daya kreatif
penggarap di dalamnya (Sukerta. 2011:40). Maka dari itu, dalam proses komposisi
penciptaan didahului dengan proses rangsangan awal, yang dapat berupa visual,
Hawkins yang dikutip oleh I Wayan Senen menjelaskan bahwa proses penciptaan
namun kiranya telah dipakai dalam bidang seni lain termasuk karawitan.
Penata dalam proses komposisi karya “Aku dan Aku yang Lain” mengacu
22
urutan metode yang dilakukan penata dalam proses komposisi “Aku dan Aku yang
Lainnya”.
Rangsang awal adalah tahap awal pengamatan hal yang menjadi sumber
inspirasi karya. Penata dalam proses penyusunan karya Aku dan Aku yang Lain
menceritakan mengenai penderita DID. Pada film ini digambarkan keadaan orang
dengan DID serta berbagai macam karakter/identitas yang muncul dalam satu
kedalam komposisi musik “Aku dan Aku yang Lain” yang berakar dari satu “sel
Penata juga mendapat rangsangan dari video YouTube yang berjudul Tadow
komposisi musik dengan berbagai macam instrumen yang dimainkan secara live
looping. Penata mulai tertarik dengan teknik live looping ketika menonton video
pementasan.
baru dengan DID sebagai tema dan live looping sebagai teknik pementasanya.
23
3.2. Eksplorasi
mengenai ide dari komposisi yang dibuat. Penata dalam proses ini melakukan
wawancara dengan ahlinya guna mengetahui lebih dalam mengenai gangguan DID.
Pada proses ini didapatkan pengetahuan mengenai DID, indikasi serta mekanisme
gangguan tersebut.
Tahap ini, penata mulai memikirkan mengenai bentuk musik yang akan
dibuat. Karena ide musikalnya adalah musik organik, jadi proses ini diawali dengan
matematika) sebagai sel awal. Seperti yang sudah diterangkan pada BAB II
sebelumnya.
musik serta berbagai macam video mengenai teori musik via jejaring YouTube.
Hal ini guna menambah refrensi dalam mengolah unsur musikal dari karya “Aku
Penata mengeksplor lebih jauh mengenai live looping pada tahap ini. Mulai
dari metode, alat yang digunakan, serta alat mana yang kiranya mampu memenuhi
kebutuhan pentas. Metode yang penata gunakan adalah browsing pada jejaring
24
YouTube serta mencari artikel terkait mengenai alat yang diperlukan melalui
internet.
serta cara pengaplikasian perangkat tersebut secara langsung. Hal ini bertujuan
batasan atau hal yang tidak mungkin dilakukan dengan perangkat looper ini. Hasil
eksplorasi ini yang akan menjadi pertimbangan dalam kompoisi apa yang mungkin
kewajiban yang harus dilakukan seorang komposer. Hal ini dikarenakan dalam
proses komposisi kita harus mengetahui batasan yang tidak bisa kita lakukan
dengan media ungkap yang dipilih. Seperti yang sudah disampaikan, penata dalam
garapan “Aku dan Aku yang Lain” menggunakan Jegog Jembrana yang sudah di
barang tentu harus dipelajari kembali cara memainkan agar komposisi yang tercipta
Tahap Eksplorasi
25
definisi
gangguan DID
2. 14 Maret 2019 Jl. Kenyeri No. Melakukan Mendapat
156 Denpasar wawancara Informasi
dengan Dr. Bagus mengenai
Surya indikasi
Kusumaweda, gangguan DID
SpKJ.
3. Maret 2019 Rumah penata Eksplorasi Mendalami
musikal berbagai jenis-
jenis sistem
musikal, serta
teknik-teknik
Jegog
4. April 2019 Rumah Penata Eksplorasi live Mempelajari
looping prinsip dasar
looper pedal dan
cara
pengoprasiannya
3.3. Improvisasi
Hasil dari proses eksplorasi sudah barang tentu didapatkan berbagai macam
informasi maupun pengetahuan yang kiranya berguna bagi komposisi. Hasil ini
mentah. Proses improvisasi ini dibagi menjadi dua yakni proses komposisi dan
penotasian.
26
3.3.1. Penyusunan
per bagian. Setelah tujuan didapat lalu disusun sistem-sistem musikal yang akan
Digital Audio Workstation (DAW) Fruity Loops 20 (FL20). Proses ini bertujuan
untuk mendengarkan hasil dari formulasi sehingga mampu dilakukan koreksi secara
efektif.
3.3.2. Penotasian
keja yang fungsinya sebagai catatan probadi maupun pengingat ketika proses
latihan. Notasi juga berfungsi sebagai jembatan antara ide musikal komponis ke
Penata pada garapan ini menggunakan simbol notasi angka agar lebih
mudah dalam penulisan maupun pembacaan. Pada not angka konvensional, nada
pada oktaf rendah akan diberi tanda titik di bagian bawah angka, sedangkan untuk
nada dengan oktaf lebih tinggi akan diberi titik di atas angka. Mengingat aplikasi
word sangat terbatas dalam penulisan simbol tersebut, maka hemat penata simbol
titik tersebut diganti menjadi (x.) untuk nada oktaf rendah dan (x’) untuk oktaf yang
lebih tinggi. Mengingat wilayah nada pada instrumen yang digunakan adalah 4
oktaf jadi diperlukan simbol (x”) untuk oktaf yang paling tinggi. Adapun simbol
27
1. 2. 3. 4. 1 2 3 4 1’ 2’ 3’ 4’ 1” 2” 3” 4”
Dengan adanya notasi, penata mampu melihat secara visual komposisi yang
Tahap Eksplorasi
No. Hari/Tanggal Tempat Materi Keterangan
1. Mei 2019 Rumah penata Komposisi Melakukan
proses komposisi
dan rancang
bangun karya
2. Juni 2019 Rumah Penotasian Menuangkan
penata, hasil komposisi
Rompyok kedalam kertas
Kopi kerja
3.4. Pembentukan
dirancang secara nyata pada media ungkap yang digunakan. Dalam proses
penuangan ini sudah barang tentu terdapat proses koreksi dan penyesuaian dengan
keadaan teknis.
proses gladi atau proses pementasan uji coba. Pementasan ini bertujuan untuk
28
Tabel 3.3. Tahap Pembentukan
Tahap Eksplorasi
No. Hari/Tanggal Tempat Materi Keterangan
1. 25 – 30 Juni Rompyok Penuangan hasil Latihan awal
2019 Kopi komposisi penuangan
gending
2. 30 Juni – 8 Juli Sanggar Latihan Efektif Latihan secara
2019 Narada Gita efektif dan
intensif
3. 9 Juli 2019 Natya Gladi Bersih Gladi yang
Mandala ISI dilakukan
Denpasar bersama dengan
peserta ujian
yang lain
4. 10 – 9 Juli 2019 Sanggar Efaluasi dan Mengefaluasi
Narada Gita penyempurnaan hasil gladi dan
melakukan revisi
bila diperlukan
5. 19 Juli 2019 Denpasar Pentas uji coba Memantapkan
komposisi yang
akan dipentaskan
6. 20 Juli 2019 Natya Pentas TA Pementasan
Mandala Karya TA
29
BAB IV
WUJUD GARAPAN
Karya “Aku dan Aku yang Lain” adalah karya komposisi baru sebagai
akan mengangkat derajat dari gamelan itu sendiri, sehingga nantinya dapat bersaing
Penata dalam karya ini lebih memfokuskan kepada sistem musikal daripada
nuansa musikal. Hal ini dikarenakan sistem musikal lebih bersifat kongkret dari
pada nuansa musikal yang bisa berubah-ubah sesuai dengan mod pada saat
sistem yang dibuat bersifat jelas dan kongkret, maka karya yang dibuat lebih bisa
dipertanggung jawabkan.
30
Penata secara sadar menghindari penggunaan pola-pola konvensional yang
sudah ada pada pengolahan unsur musiknya. Hal ini bukan bermaksud merusak apa
yang sudah dibuat leluhur kita terdahulu namun sebaliknya menghargai spirit
penciptaan beliau dengan mengembangkan apa yang sudah beliau buat. Adapun
bentuk-bentuk baru.
Perlu disadari ketika membuat sesuatu yang baru sudah barang tentu akan
aneh di telinga. Wajar, karena telinga kita belum terbiasa dalam menerima hal baru
Tetapi perlu di pahami kembali apakah musik yang tidak bisa didengar itu adalah
musik yang buruk? Penata kira tidak mesti, mungkin saja pengalaman musikal
pendengarnya yang masih belum mampu menerima. Sama seperti kita enggan
mempercayai hal yang tidak masuk akal, padahal mungkin saja akal kita yang
belum masuk.
4.2. Instrumentasi
Berdasarkan pembahasan sebelumnya, karya Aku dan Aku yang Lain ini
menggunakan dua jenis media ungkap yakni perangkat akustik dan elektronik.
Komposisi musik Aku dan Aku yang Lainnya ini menggunakan instrumen
modifikasi ini merupakan gabungan dari instrumen barangan, kancil dan suwir.
31
Ketiga instrumen ini merupakan instrumen yang berfungsi memainkan jalinan pada
Melalui proses analis, diketahui bahwa rentan nada pada ketiga instrumen
Instrumen 1. 2. 3. 4. 1 2 3 4 1’ 2’ 3’ 4” 1” 2” 3” 4”
Barangan
Kancil
Suwir
Tabel di atas menunjukan bahwa ada suatu yang tidak efektif jika
instrumen kancil. Hal ini dikarenakan sekala nada kancil sebagian terdapat pada
barangan dan sebagian lagi terdapat pada suwir. Namun jika instrumen kancil
dihilangkan – misalnya penata menggunakan barangan dan suwir saja, maka akan
sulit untuk memainkan nada instrumen kancil karena nadanya terdapat pada dua
tetap akan sulit untuk memainkan instrumen kancil, karena terhalang hiasan naga
32
Sehingga terbentuklah sebuah instrumen jegog dengan 16 bilah dan terdiri dari 4
instrumen agar mampu mengeluarkan suara. Terdapat dua jenis panggul yang
digunakan yakni panggul kayu dan panggul karet. Idealnya panggul karet
digunakan pada daun gamelan oktaf rendah sedangkan panggul kayu digunakan
alami jegog menjadi suara sintetis yang bisa jauh berbeda dari suara aslinya.
33
1. Looper Pedal
ini adalah merekam apa yang kita mainkan kemudian memutarnya kembali secara
repetitif saat kita menginjak pedal. Lopper yang digunakan pada garapan ini
mampu merekam hingga tiga track dan sangat ideal untuk pementasa panggung.
Menggunakan looper bukanlah hal yang mudah, harus tepat dan teliti karena resiko
2. Efek Delay
Efek gitar yang merupakan pengembangan dari echo klasik. Fungsi dari alat
ini adalah mengulang suara dengan selang waktu tertentu (Hunter, 2014:269).
Perbedaan antara delay dan looper terletak pada mekanisme pengolahan bunyinya.
Pada looper, bunyi yang masuk di rekam lalu diputar ulang sedangkan pada delay
seperti gema.
Pada garapan Aku dan Aku yang Lain efek ini digunakan untuk
menghasilkan suara bising serta untuk membuat reng (panjang durasi bunyi)
34
sintetis pada Jegog. Mengingat reng pada jegog sangat terbatas karena bahan yang
3. Efek Distorsi
Pedal distorsi adalah perangkat efek yang mengubah bunyi input menjadi
keras (volume), tebal, nyaring dan bising (merusak). Alat ini biasa digunakan dalam
permainan musik Rock dan Heavy Metal (Hunter, 2014:254). Ada banyak jenis
distorsi mulai dari yang kembut maupun yang keras. Pada karya ini, penata
menggunakan distorsi ultra metal yang kategorinya keras. distorsi ini difungsikan
35
6. Microphone
nantinya akan diolah lewat mixer maupun efek. Pada garapan ini, microphone yang
digunakan adalah berjenis dynamic dan dikhususkan untuk menangkap bunyi yang
7. Headphone
Headphone adalah alat yang digunakan untuk memonitoring hasil dari audio
yang diolah. Pada pemainan live looping dengan microphone, sangat tidak
8. Audio Mixer
Mixer adalah alat yang digunakan untuk mengatur volume, paning, serta
36
9. Amplifier
Speaker atau pengeras suara yang stereo memiliki suara kanan dan kiri
(tidak mono). Berguna sebagai pembentuk dimensi bunyi ahtara bagian kanan dan
kiri.
Simbol adalah salah satu cara untuk menuliskan komposisi dalam lembar
Pada komposisi Aku dan Aku yang Lain penata menggunakan not angka
dalam penulisan komposisi ini. Pada gamelan jegog terdapat empat nada yakni
dong, deng, dung, ding kemudian ditulis sebagai angka 1 (dong), 2 (deng), 3 (dung),
4 (ding). Seperti yang sudah dijelaskan pada sub bab 3.3.2 penotasian, untuk
menuliskan oktaf, penata menggunakan simbol (x.) untuk oktaf yang pali rendah,
(x) untuk oktaf tengah, (x’) untuk oktaf tinggi, dan (x”) untuk oktaf yang paling
37
Tabel 4.2 Keterangan Simbol
17 tremolo
38
4.4. Analisa Materi
4.4.1. Harmoni
musik terdapat dua jenis harmoni yakni consonance dan disonance. Konsonan
kombinasi harmoni yang tidak selaras. Pada karawitan Bali sendiri sudah terdapat
istilah ngempyung, dan ngepat. Jegog sendiri sudah mempunyai harmoninya sendiri
dan jika dituliskan berdasarkan konsonan dan disonan akan menjadi seperti berikut.
dong dan deng bertemu. Sedangkan sisanya konsonan. Hal ini dikarenakan pada
saih pelog empat nada, jarak masing-masing nada adalah berjauhan, kecuali jarak
dong dan deng. Jika dilihat dari perspektif musik barat maka jarak nada pada
39
Harmoni ini kemudian akan diolah pada bagian 2 pada komposisi ini.
4.4.2. Melodi
presentasi dari tinggi rendah nada (pitch). Pada karya ini, penata menyusun nadanya
terlebih dahulu sebelum menentukan ritme serta dimensi. Seperti yang telah
dijabarkan di bab 2 bagian ide, penata menggunakan satu susunan nada pokok
nada baru.
2 1 4 3
3 4 1 2 3
1 2 3 4 1 2
4 3 2 1 4 3 2
S0 1 4 3 2 1 4
S1 1 2 3 4 1
S2 4 1 2 3
S3
Hasil dari formulasi tersebut membentuk tiga susunan nada yang baru yakni
S1, S2, dan S3. Masing-masing susunan nada ini akan dimainkan perbagian secara
tersendiri. Misalnya bagian 1 mengolah susunan melodi S0, bagian 2 mengolah S1,
dan seterusnya. Untuk bagian transisi, penata mengolah potongan antara bentuk-
40
bentuk susunan melodi diatas. Misalnya transisi dari S1 ke S2 akan menggunakan
potongan dari kedua bentuk tersebut yang dimulai dari S1 baris 2 kolom 2 hingga
S1 baris 4 kolom 4. Sehinga didapatkan susunan pola melodi 3x3 dengan susunan
4.4.3. Ritme
merupakan salah satu elemen waktu dan unsur dari melodi. Namun ritme tak selalu
memanipulasi ritme, penata menggunakan beberapa sistem dan metode antara lain.
Metode ini adalah merubah titik mulai ritme sehingga akan menghasilkan
ritme yang berbeda. Misalnya kita analogikan suatu ritme dengan kata “AYAM”
(titik mulai adala A), jika diolah dengan merubah titik mula maka kata yang
2. Retrograde
dan sebagainya.
3. Polymeter / Polimetri
mempunyai ukuran sukat (meter) yang berbeda. Misalnya ritme dengan sukat 3/4
yang bertemu ritme dengan sukat 4/4. Jika dituliskan akan menjadi seperti berikut.
41
3/4 | 1 2 3|1 2 3|1 2 3|1 2 3|
Dapat kita ketahui kalau 3/4 diulang sebanyak 3 kali sedangkan 4/4
diulang sebanyak 3 kali. Hal ini disebabkan karena KPK (kelipatan persekutuan
4. Polyrhythm / Poliritme
ritme yang memiliki pulsasi berbeda dengan sukat yang sama. Misalnya
pertemuan triplet dan duplet pada birama 4/4. Jika dituliskan akan menjadi seperti
berikut
4/4 | 1 2 3 |
4/4 | 1 2 |
4.4.4. Tempo
barat terdapat beberapa indikasi tempo yang dituliskn dalam bahasa itali antara lain
Pada karya Aku dan Aku yang Lain ini penata menyusun tempo yang
42
rasa serta intuisi musikal penata. Selain itu, pada bagian pertama akan dimainkan
pola kale dengan tempo yang berbeda-beda. Untuk lebih jelasnya akan dibahas pada
4.4.5. Dinamika
Dinamika merupakan keras dan lirihnya bunyi dalam musik. Dinamika yang
dibawakan serta di susun dengan baik akan membuat karya yang ditampilkan
Serta terdapat dua macam perubahan tempo yakni crescendo (makin keras
Pada garapan ini, terdapat dua cara dalam mengolah dinamika yakni secara
alami dan sintetis. Secara alami yang dimaksud adalah melakukan permainan
dinamika lewat intensitas pukulan pada bilah instrumen, sedangkan secara sintetis
4.4.6. Tekstur
Tekstur mengacu pada jumlah individu melodi dan hubungan melodi yang
satu sama lain. Terdapat beberapa tekstur yang digarap pada komposisi ini yakni :
43
1. Tekstur monofonik.
Tekstur dengan hanya satu suara yang berbunyi pada suatu waktu, tanpa
iringan dan harmoni. Monofonik terjadi ketika awal proses looping yakni merekam
2. Tekstur Homofonik
Tekstur dengan dua suara atau lebih yang memiliki satu melodi menonjol
3. Tekstur polifonik
Tekstur yang terdiri dari beberapa melodi yang berdiri sendiri namun saling
berkaitan dan dimainkan bersamaan. Semakin besar perbedaan antara melodi satu
Ketiga tekstur ini akan diolah pada bagian 3. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
4.4.7. Dimensi
Pada garapan ini, penata mengolah dimensi nada jegog yang pendek dengan efek
Struktur pada karya Aku dan Aku yang Lainnya ini mengacu kepada
mekanisme DID yang disusun berdasarkan aspek tekstual dan kontekstual. Secara
kontekstual karya ini akan berbicara mengenai DID sedangkan seara tekstual adalah
bentuk transformasinya sebagai sistem musikal. pada karya ini terdapat empat
bagian yang masing masing mempunyai konsep teks dan konteks yang berbeda.
44
4.5.1. Bagian 1
DID yang mengalami pengalaman ekstrim pada masa kecil sebagai pemicu
dengan tempo yang berbeda serta pemanfaatan efek yang menimbulkan bunyi
bising. Pemanfaatan efek ini sebagai manifestasi dari pengalaman ekstrim yang di
Bagian ini terdiri dari tiga sub bagian yakni Bagian 1A, Bagian 1B dan
poliritme dan polimetri. Pada pembentukan polimetri adapun ukuran sukat yang
digunakan yakni 3/4, 4/4, dan 5/4. Di dalam masing-masing sukat tersebut akan
2 1 3 4
3 4 1 2
1 2 3 4
4 3 2 1
4/4 | . . . .||x15
3/4 | . . . ||x 20
5/4 | . . . . . ||x 12
45
Ketukan pertama diberi aksen dengan memukul nada yang sama dengan
oktaf yang lebih rendah. Susunan nada yang digunakan adalah susunan nada awal
berbeda-beda. Untuk penentuan tempo, penata menggunakan nilai dari angka pada
nada sebagai acuan, misalnya angka 4 maka akan dimainkan dengan tempo cepat,
sedangkan untuk 1 akan dimainkan dengan tempo lambat. Untuk lebih jelasnya
efek distorsi untuk mengubah warna suara agar menjadi semakin bising. Kemudian
untuk transisi 1, penata memainkan keseluruhan bentuk dari susunan nada yakni
S0, S1, S2, dan S3 sebagai cerminan munculnya berbagai macam kepribadian
46
4.5.2. Bagian 2
Bagian ini secara kontekstual adalah salah satu kepribadian baru yang
muncul. Penata dalam hal ini sengaja tidak menentukan sifat dari masing-masing
Secara tekstual pada bagian ini akan digarap pola S1 dengan pengolahan harmoni
dan dimensi.
Bagian ini terdiri dari dua sub bagian yakni bagian 2A dan 2transisi. Pada
sub bagian 2A, penata akan memainkan harmoni sesuai dengan pola S1 serta
4 1 2 3
2 3 4 1
3 2 1 4
1 4 3 2
Pada pola S1 di atas, satu baris nada akan dipasangkan dengan baris di
bawahnya misalnya baris pertama dipasangkan dengan baris ke dua, baris kedua
dipasangkan dengan baris ke tiga, dan seterusnya sehingga akan terbentuk pasangan
barisan sebagai berikut: baris1 + baris2, baris2 + baris3, baris3 + baris4, baris4 +
baris1. Tiap-tiap nada pada pasangan baris juga berpasangan secara vertikal
contohnya, nada pertama baris pertama akan berpasangan dengan nada pertama
baris ke dua dan seterusnya. Untuk pemilihan tinggi rendah oktaf yang digunakan
baris yang di atas akan selalu lebih rendah dari baris bagian bawah.
47
Teknik permainan yang digunakan adalah memukul kedua pasang nada
secara bergantian dengan tangan kanan dan kiri (ngundir). Tempo yang digunakan
tergantung kepada selisih dari pasangan nada yang digunakan. Misalnya pasangan
nada pertama adalah 4 dan 2, hasil selisih dari bilangan tersebut adalah 2 sehingga
tempo yang digunakan adalah sedang. Hasil selisih 1 adalah tempo lambat dan hasil
selisih 3 adalah temo cepat. Sistem ini penata disain sendiri berdasarkan
perhitungan matematis.
tremolo
tremolo
Transisi
p f
48
4.5.3. Bagian 3
perwujudan dari kepribadian yang lain. Secara tekstual, pada bagian ini akan
3 4 1 2
2 1 4 3
4 3 2 1
1 2 3 4
Pada bagian ini, terdapat empat melodi polifoni yang dikomposisi berdasarkan
49
Trek 1
Nilai
Kanan 3” . . . 4” . . . 1” . . . 2” . . . 2” 1” 4” 3” . 4” . 3” . 2” . 1” 1” 2” 3” 4”
Kiri s a l o - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
t Allegro
d mf
1” . . . 2” . . . 3’ . . . 4’ . . . 4’ 3’ 2” 1” . 2” . 1” . 4’ . 3’ 3’ 4’ . 2”
s a l o - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
3 . . . 4 . . . 1 . . . 2 . . . 2 1 4 3 . 4 . 3 . 2 . 1 1 2 3 4
s a l o - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
50
1’ . . . 2’ . . . 3 . . . 4 . . . 4 3 2’ 1’ . 2’ . 1’ . 4 . 3 3 4 . 2’
s a l o - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Overdub 1
Nilai __
Kanan 3’ 4’ 1’ 2’ . . 2’ 1’ . 4’ 3’ . 2 ~ ~ .4 . . . . 2’ 1’ 4’ 3’ . . 1’ . 2’ . 3’ .
Kiri s a l o - - - - - - - - - - - -
t
d
___ ___ ___ ___ ___ ___ ___ ___ ___ ___ ___ _ _3_ _3_ _3_
1”2” 3”4” 1”2” 3”4” 2” . 3”2” 1”4” 3”4” 1”2” 3’4’ 1”2” . 4’ 4’4” . . .4 4" 3” . 4” . . 1”2”3” 4” 4”3”2” 1”4’4’
51
__
3” 4’’ 1’’ 2’’ . . 2’’ 1’’ . 4’’ 3’’ . 2’’ ~ ~ .4’’ . . . . 2’’ 1’’ 4’’ 3’’ . . 1’’ . 2’’ . 3’’ .
s a l o - - - - - - - - - - - -
___ ___ ___ ___ ___ ___ ___ ___ ___ ___ ___ _ _3_ _3_ _3_
1’2’ 3’4’ 1’2’ 3’4’ 2’ . 3’2’ 1’4’ 3’4’ 1’2’ 34 1’2’ . 4’ 4 4’ . . .4 4’ 3’ . 4’ . . 1’2’3’ 4’ 4’3’2’ 1’4 4
Overdub 2
Nilai
Kanan 3 . . 3 . . 4 . . 4 . . 4 ~ ~ ~ . . . . 2 . 1 . 4 . 3 . . . 2 .
Kiri s a l o - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
t
d
52
1 . . . 2 . . . 3 . . . 4 . . . 4 . . . 3 . . 3 . . . 3 . . 4 .
1 2 3 4 2 3 4 1 3 4 1 . 4 . . 4 . . 4 . 1 . . 1 . . . 1 . . 4 .
3’ . . 3’ . . 4’ . . 4’ . . 4’ ~ ~ ~ . . . . 2’ . 1’ . 4’ . 3’ . . . 2’ .
s a l o - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
1’ . . . 2’ . . . 3’ . . . 4’ . . . 4’ . . . 3’ . . 3’ . . . 3’ . . 4’ .
1 2 3 4 2 3 4 1’ 3 4 1’ . 4 . . 4 . . 4 . 1’ . . 1’ . . . 1’ . . 4 .
53
Overdub 3
Nilai
___ __ ___ __ ___ ___ __ __
Kanan 1”1” .1” 1 1”1” . 2” .2’’ 2”2” .2” . 2” 4’ ~ ~ ~ . . . . 4’ .2’’ . 1’’ .4’ . 3’ .3’ . 4’ .4’ .
t
d
3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 . 2 . . .
54
__3__ __3__ __3__ __3__ __3__ __3__ __3__ __3__ __3__ __3__ __3__ __2__ ___ ___
1”2”3” 1”2”3” 1”2”3” 4”3”2” 1”.2” .3”. 4”.4” .4”. 4”.4” .4”. 4”.4” .4”. 1” . 4”3” 2”4” 3” . 4” .
4’ .
Transisi
Nilai ____ __ __ __ __ __ __
Kanan 1”4’ .3’ .3’ .2’ 1’ .2’ 3’ 4’
Kiri s a o l - - - -
Pola diatas dimainkan dengan looper, dan penata memainkan pola yang sama tapi dengan tempo yang dipercepat setiap 4 kali
pengulangan, sistem ini dinamakan sistem phasing .
55
4.5.4. Bagian 4
Susunan nada yang digunakan ialah nada S3 dengan sistem pasangan seperti
1 4 3 2
3 2 1 4
2 3 4 1
4 1 2 3
Trek 1
Nilai
Not 1”3”.1” .3”1”. 3”.4’2” .4’.2” 4’.2”. 3’1”.3’ .1”3’. 1”.2’4’ .2’.4’ 2’.4’.
t Allegro
d forte
Overdub 1
.3”2”. 3”.2”3” .2”.2” 3”.2”. 3”2”.3” .1”4’. 1”.4’1” .4’.4’ 1”.4’. 1’’4’. 1”
Allegro
forte
56
Overdub 2
2’.4’2’ .4’.2’ 4’.3’. 1”3’.1” .3’1”. 4’.2”4’ .2”.4’ 2”.1”. 3”1”.3” .1”3”.
Allegro
forte
Overdub 3
.4.1’ 4.1’. 41’.1’ .41’. 4.1’4 .2’.3’ 2’.3’. 2’3’.3’ .2’3’. 2’.3’2’
Allegro
forte
Kemudian dimainkan trek 2. Trek dua terdiri dari tiga pola yang merupakan
Trek 2
.4.2 4.2. 42.1 .31. 3.13 .2.4 2.4. 24.3 .13. 1.31
Allegro
forte
Overdub 1b
1.41 .4.1 4.4. 14.1 .41. 3.23 .2.3 2.2. 32.3 .23.
Allegro
forte
57
Overdub 2b
.31. 3.13 .1.2 4.2. 42.4 .13. 1.31 .3.4 2.4. 24.2
Allegro
forte
Overdub 3b
23.2 .32. 3.32 .3.2 3.2. 4’1.4’ .14’. 1.14’ .1.4’ 1.4’.
Allegro
forte
Trek 1 (2x) > ovd (overdub) 1 (2x) > ovd 2 (2x) > ovd 3 (2x) > trek 2 (2x) > ovd
kale berbeda tempo seperti bagian 1. Setelah itu dikacaukan dengan efek delay dan
disusul oleh distorsi (sama seperti bagian 1). Kembali mengolah bunyi bising di
awal sebagai puncak dari frustasi pada gangguan DID. Dinamika serta tekstur yang
dibangun sengaja dibuat menanjak sebagai klimaks akhir dari gending. Kemudian
setelah titik klimaks, kembali dimainkan pola pada bagian 1 (yang sebelumnya
sudah disimpan) sehingga cukup untuk memutarnya saja. Komposisi ini berakhir
58
4.6. Analisa Penyajian
Karya seni Aku dan Aku yang Lain ini disajikan dengan format pementasan,
sudah barang tentu harus menata elemen-elemen penyajian dengan efektif agar
Karya komposisi Aku dan Aku yang lain ini akan ditampilkan di gedung
dan stereo speaker diletakan pada kiri dan kanan dekat dengan areal penonton.
Selain memberikan sensasi bunyi terpisah kiri dan kanan juga mengantisipasi
bocornya suara yang masuk ke looper. Karena mic yang digunakan bersifat sensitif.
59
Keterangan :
A : Area Panggung
D : Area penonton
F : Audio Mixer
G : Amplifier
H : Stereo speaker
menggunakan etika sebagai dasar. Penata menghindari penggunaan busana adat dan
buasana yang mewah karena dirasa tidak sesuai dengan konteks garapan dan
Pada pementasan karya ini, busana yang digunakan adalah kemeja hitam
dan celana kain hitam. Busana ini dirasa sesuai dan tidak mengganggu peforma saat
60
Gambar 4.10 Tata Busana
(Dokumentasi: I Gede Yogi Sukawiadnyana)
sendiri. Karena pementasan ini adalah konser tunggal, jadi penataan cahanya hanya
berfokus pada satu titik tertentu agar penonton lebih memfokuskan pandangan
61
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Karya Aku dan Aku yang Lain merupakan karya komposisi musik baru
untuk gamelan khususnya gamelan jegog Jembrana. Karya ini merupakan bentuk
bentuk sistem-sistem musik. Tiap-tiap bagian dari musik ini akan berbicara
mengenai mekanisme DID lewat struktur serta sistem musikal yang tersusun dan
Bentuk musik yang digunakan adalah musik organik, yakni musik yang
terbentuk dari satu sel yang kemudian berkembang menjadi sel-sel lain yang
beragam. Karya ini terdiri dari empat bagian yang masing-masing bagiannya
mempunyai fokus pengolahan tertentu. Pada bagian satu fokus dalam pengolahan
ritme, bagian dua mengolah dimensi, bagian tiga mengolah tekstur dan bagian
empat fokus kepada pengolahan jalinan ritme. Secara sadar penata menghindari
teknik yang sudah ada dan menambah teknik baru untuk kepentingan
pengembangan.
permainan live looping. Media ungkap yang digunakan adalah elektro-akustik yakni
62
elektronik digunakan untuk memanipulasi bunyi sehingga tercipta bentuk bunyi
mencoba hal-hal baru yang sudah barang tentu sangat berguna dalam meningkatkan
derajat dari instrumen tradisi yang telah ada. Pembaruan ini juga tidak berniat
merusak apa yang sudah ada namun memperkaya apa yang ada sehingga kesenian
dan budaya yang kita miliki mampu berkembang dan dinamis serta eksis pada
5.2. Saran
komposisi yang tidak biasa. Ekplorasi menjadi modal utama dalam menyusun
sesuatu yang baru. Sudah barang tentu juga harus tahu yang lama dulu sebelum
nantinya membuat yang baru. Selain itu diperlukan alat-alat bantu yang semestinya
dikumpulkan sejak dini dan secara stimulus terus bertambah seiring dengan
alat itu. Karena yang namanya alat, sesuatu yang dihasilkan sangat bergantung
kepada siapa dan bagaimana alat tersebut digunakan. Ketika skill sudah didapat
Perlu diingat sesuatu yang lahir baru tidak selalu hadir dalam nuansa
nyaman. Ketika hal baru yang kita buat malah terdegar aneh, tidak nyaman, sulit
untuk dimengerti, atau sulit di cerna, biarkan saja. Karena disanalah letak
63
kesuksesan dalam membuat sesuatu yang baru. Hal yang baru tidak serta merta
mampu diterima oleh orang yang menikmati. Justru kita harus mulai khawtir ketika
hal baru yang kita buat malah mudah diterima dan nyaman untuk dinikmati.
kekayaan dari musik yang telah ada. Namun tetap harus diimbangi dengan mengisi
diri agar apa yang dibuat tidak bersifat mentah dan asal jadi. Perbanyak mengisi
64
DAFTAR PUSTAKA
Cahyo, Septian Dwi. 2018. Notasi Musik Abad 20 & 21. Yogyakarta: Art Music
Today.
Duffel, Daniel. 2005. Making Music With Samples. San Francisco: Backbeat.
Hardjana, Suka. 2007. Corat-coret Musik Kontemporer Dulu dan Kini. Jakarta:
MSPI.
Hunter, Dave. 2014. Guitar Amps & Effects for Dummies. Canada: John Wiley &
Sons, Inc.
Nevid dkk. 2005. Psikologi Abnormal (5th ed.). Terj. Jakarta: Erlangga.
Sugiartha, I Gede Arya. 2012. Kreatifitas Musik Bali Garapan Baru Perspektif
Cultural Studies. Denpasar: UPT. Penerbitan ISI Denpasar.
65
___________________. 2015. Lekesan Fenomena Seni Musik Bali. Denpasar. :
UPT. Penerbitan ISI Denpasar.
Zorn, John. 2014. Arcana VII Musician on Music. Canada: Hips Road
66
DAFTAR DISKOGRAFI
Wardana, Made Agus. 2018. Ciaaattt... Gamut (Gamelan Mulut) SMK GIRI
PENDAWA. Youtube.
67
DAFTAR INFORMAN
Alamat : Jembrana-Bali
68
LAMPIRAN-LAMPIRAN
69
1. Kartu Bimbing
70
2. Hasil Tes TOEFL
3. Dokumentasi Latihan
71
Gambar 5.4 Proses Latihan
4. Foto Pementasan
72
4. Sinopsis
NIM :201502001
73