SKRIPSI
ii
iii
HALAMAN PENGESAHAN
NIM : 1782342018
Disetujui oleh
iii
iv
PERNYATAAN KEASLIAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa skripsi ini
adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang di kutip maupun
dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Bila kemudian hari pernyataan saya
terbukti tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi yang telah ditetapkan
Nim : 1782342018
iv
v
Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II
v
vi
Persembahan:
Dengan penuh rasa syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan
Ayahanda Ibunda
Atas segala peluh yang jatuh, untaian doa dan dukungan, linangan air mata, serta
jutaan pengorbanan tak ternilai dan tak dapat diungkap oleh kata-kata.
Untuk Semua guru dan dosenku yang telah ikhlas membagikan ilmunya,
angkatan 2017.
vi
vii
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah : (1) untuk mengetahui apa bahan dan alat
dalam pembuatan kecapi bugisproduksi Patahangi;(2) untuk mengetahui
bagaimana proses pembuatan kecapi bugis produksi Patahangi.
vii
viii
waktu tentu saja mempermudah pengerjaan kecapi bagi para pengarajin kecapi,
meskipun peralatan manual lainnya tetap digunakan. Seperti; pahat, kapak dan
pisau, gergaji besi, mistar besi dan karet ban bekas.
viii
ix
ABSTRACT
The aims of this study were: (1) to find out what the materials and tools are in
making the Bugis harp produced by Patahangi; (2) to find out how the process of
making the Bugis harp produced by Patahangi is made.
This research was carried out in Baranti Subdistrict, Sidenreng Rappang Regency,
South Sulawesi Province which lasted for three which was carried out from March
to May 2021. The informant of this research was Mr. Patahangi who was directly
related to the implementation of the research. The focus of the research is the
process of making the Bugis harp from Patahangi production and the
sample/respondent of the research is the Bugis lute which is made by a harp
craftsman, namely Patahangi, which is located in Duampanua Village, Baranti
District, Sidenreng Rappang Regency, South Sulawesi Province.
The results of this study indicate that the making of the Patahangi lute musical
instrument uses tapioca wood and other materials such as; tapioca wood, fox glue,
varnish and sandpaper (sand paper), Patahangi harp musical instruments cannot be
separated from the development of the times and technology such as; electric
planer, electric saw, electric drill. The use of equipment that can save energy and
ix
x
time, of course, makes harp craftsmanship easier for harp craftsmen, although
other manual equipment is still used. As; chisels, axes and knives, hacksaws, iron
rulers and old rubber tires.
The manufacturing process is carried out in stages, starting with the selection of
harp wood materials, measuring, cutting, drying, sculpting, manufacturing,
polishing, painting or finishing and finally tuning.
x
xi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
Organologi)".
Skripsi ini diajukan dalam rangka menyelesaikan studi strata satu untuk
mencapai gelar sarjana pendidikan. Skripsi ini terdiri dari lima bab yaitu BAB I
kepada kedua orang tua yang tercinta dan saya banggakan Ibundaku Andi
1. Prof. Dr. H. Husain Syam, M.T.P., IPU, Asean Eng. sebagai Rektor
Makassar.
xi
xii
2. Dr. Tangsi, M.Sn sebagai Dekan Fakultas Seni dan Desain Universitas Negeri
dilaksanakan.
3. Dr. Sumiani HL., M.Hum sebagai Ketua Jurusan Seni Pertunjukan, Dr. A.
proses perkuliahan.
selesai .
6. Bapak/Ibu Dosen Fakultas Seni dan Desain yang telah memberikan berbagai
7. Pegawai/Staf Tata Usaha Fakultas Seni dan Desain, atas segala layanan
9. Keluarga dan kerabat saya yang selama ini turut mendoakan dan memberi
xii
xiii
11. Semua pihak yang telah membantu dalam terselesaikannya skripsi ini. Tidak
lupa kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat diharapkan oleh peneliti.
kepada semua yang telah berperan penting dalam penelitian dan penulisan
skripsi ini, semoga bantuannya mendapat pahala yang berlipat disisi Allah
SWT kelak. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi pembaca.
xiii
xiv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN SAMPUL
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 1
A. Latar Belakang...............................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................5
C. Tujuan Penelitian ..........................................................................5
D. Manfaat Penelitian.........................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................6
A. Penelitian Terdahulu......................................................................6
B. Kerangka Pikir.............................................................................10
BAB III METODE PENELITIAN...................................................................12
A. Jenis Penelitian...........................................................................12
B. Waktu dan Tempat Penelitian.....................................................12
C. Desain Penelitian....................................................................... .12
D. Populasi dan Sampel/Subjek/Fokus Penelitian...........................13
E. Teknik Pengumpulan Data..........................................................14
F. Teknik Analisis Data...................................................................15
G. Jadwal Penelitian.........................................................................16
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.........................................................17
A. Hasil Penelitian...........................................................................17
B. Pembahasan.................................................................................55
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN........................................................62
A. Kesimpulan.................................................................................62
B. Saran...........................................................................................63
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................64
LAMPIRAN........................................................................................................65
xiv
xv
xv
BAB I
PENDAHULUAN
budaya lokal yang menjadikannya aset nasional milik bangsa Indonesia. Sebagai
daerah yang dikenal dengan kekayaan alam budaya, khususnya bidang kesenian
daerah, hal ini terbukti dengan 3 (tiga) suku besar yang dimilikinya yaitu
Makassar, Bugis, dan Toraja yang masing-masing kaya akan kesenian daerah
tradisional yang memiliki ciri yang berbeda dengan alat musik tradisional dari
daerah lain. Meskipun sekilas nampak sama akan tetapi sesungguhnya memiliki
perbedaan, baik dari segi bentuk, bunyi yang ditimbulkan maupun namanya.
kita. Dan semakin menambah kekayaan dari keragaman budaya dan seni yang
ada tentunya.
Dewasa ini peralatan hiburan dan kesenian daerah Sulawesi Selatan seiring
dengan perjalanan masa, sudah terdesak oleh peralatan kesenian modern. Dengan
1
2
keberadaannya.
adalah alat musik petik jenis kecapi, dimana kecapi untuk setiap daerah memiliki
nama yang berbeda. Dan untuk sulawesi Selatan umumnya untuk suku Bugis
dikenal dengan nama “Kacaping”. Kecapi sendiri merupakan alat musik petik
yang hingga kini masih memegang peranan penting dalam setiap acara
apa pun yang berbau seni dan budaya “kecapi’ tak pernah lepas dari kegiatan
kebutuhan dalam memeriahkan setiap acara budaya yang tidak hanya dilakukan
sudah dijadikan sebagai acara ekstra kokurikuler. Bahkan tak jarang siswa/siswi
mereka dengan antusias memainkan alat musik tersebut. Ketika para pelajar
memainkan musik tersebut, dalam benak mereka terbayang bahwa mereka adalah
memainkan alat musik seperti suling, gendang, ana beccing, lea lea, gong dan
bermain sekaligus teknik bermain kecapi tentunya impian agar musik tradisional
umum, anak sekolah di berbagai tingkatan tahu cara memainkan kecapi, saatnya
memikirkan agar alat musik tradisonal tersebut selalu ada, setidaknya ada orang
yang memikirkan ketersediaan dari alat musik itu sendiri ketika dibutuhkan.
yang lahir dari tangan putra daerah sendiri yang tahu persis akan kondisi lokal
Patahangi merupakan generasi kedua dari orang tuanya yang memperoleh metode
sangatlah mudah digenggam dengan demikian mulai dari anak-anak hingga orang
membentuk instrumen kecapi, hanya bagian penutup body saja yang terpisah.
Bila umumnya peranti kayu pada finishingnya menggunakan pelitur, maka kecapi
dibuat terpisah, mulai dari body, grip, kepala hingga kuda-kuda dikerjakan secara
kecapi tidak perlu diragukan lagi, beliau tidak hanya piawai memainkan alat
yang memiliki suara yang indah. Patahangi yang berprofesi sebagai seorang guru
Berlatar uraian di atas maka oleh penulis tertarik dan termotivasi untuk
penelitian karena adanya keunikan tersendiri dimana seniman Kecapi Bugis dalam
hal ini Patahangi yang berprofesi sebagai seorang guru adalah sekaligus orang
yang secara langsung memproduksi alat musik kecapi, lewat kepiawaiaan beliau
dalam memainkan kecapi sekaligus melalui tangannya juga tercipta alat musik
tradisional kecapi yang tentunya akan selalu tersedia sepanjang beliau terus
berkarya yang pada akhirnya impian agar alat musik kecapi tetap lestari dapat
B. Rumusan Masalah
1. Apakah bahan dan alat yang digunakan dalam pembuatan kecapi bugis
produksi patahangi?
C. Tujuan Penelitian
a. Bahan dan alat yang di gunakan dalam pembuatan kecapi bugis produksi
patahangi.
D. Manfaat Penelitian
berikut :
1. Manfaat Teoritis
a. Untuk mendapatkan fakta yang jelas, akurat dan wawasan mengenai Kecapi
b. Sebagai bahan masukan dalam penulisan tentang Kecapi Bugis yang relevan
2. Manfaat Praktis
selalu dikenal dan dicintai keberadannya selaku aset budaya lokal yang selalu
terjaga dan lestari, berkembang baik dalam pembuatan dan pemanfaatannya dalam
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
1. Penelitian Terdulu
musik kecapi.
bagian) dan teknik permainan alat musik tradisional Kecapi Kalimantan Tengah.
instrumen, dan proses produksi suara pada instrumen Kecapi. Teknik permainan
instrumen Kecapi meliputi posisi tubuh, teknik picking, teknik hammer-on, teknik
pull-of, teknik slide, dan penerapan tablature gitar pada instrumen Kecapi.
Di Kabupaten Maros” Oleh Abdul Hafid tahun 2016. Penelitian ini bertujuan
7
8
2. Kajian Pustaka
a. Pengertian Kecapi
musik chordhopones. Chordo yang berarti senar atau tali, sedangkan phone yang
berarti suara atau nada. Senar atau tali inilah yang menjadi sumber bunyi baik
digesek, dipetik, maupun ditabuh. (Yustina, 1992:2) Dalam buku Kamus Musik,
berbentuk kapal laut. (Bonoe, 2003: 209). Pendapat tersebut diperjelas Menurut
Kamus Musik Indonesia, kecapi/kacaping adalah alat musik berdawai dua dari
dibuat dari kayu nangka atau kosambi dengan hiasan ukir tertentu, (Soeharto
1978: 65).
perahu (awalnya dimainkan oleh para pelaut Bugis Makassar), terdiri dari dawai
terdiri dengan dua senar. Oleh masyarakat Bugis kecapi disebut “Kacaping”.
b. Proses
Proses adalah urutan pelaksanaan atau peristiwa yang saling terkait satu
kegiatannya dapat dikerjakan oleh manusia, alam bahkan dengan bantuan mesi
c. Pengertian Produksi
Produk adalah hasil akhir dari proses penciptaan sesuatu baik berupa
barang atau jasa yang sangat diharapkan. Dalam hal ini harus melewati suatu
tahapan yang kita namakan produksi . Produksi juga merupakan daya cipta barang
dan jasa atau kegiatan yang dilakukan manusia dalam menghasilkan suatu
produk, baik barang atau jasa yang kemudian dimanfaatkan oleh konsumen .
Produksi juga bisa diartikan sebagai proses penciptaan barang dan jasa.
d. Organologi
instrumen musik yang ada disebut juga organologi. Dalam organologi dijelaskan
(terutama untuk alat musik tradisonal) dan klasifikasi dari alat musik. Organologi
mencakup semua instrumen musik mulai dari berbagai macam tradisi musik.
Baik musik klasik atau musik rakyat atau musik etnik dan juga musik barat
e. Pengertian Bahan
Wujud sesuatu yang akan dibuat sebagai satu benda tertentu; dasar
sesuatu yg dapat dipakai atau dibutuhkan guna keperluan tertentu adalah benda
10
dalam proses produksi berupa benda atau barang yang bisa berkurang atau habis
setelah pemakaian.
f. Pengertian alat
benda yang tidak habis pakai dapat diartikan sebagai alat. Peralatan atau perkakas
g. penyelesaian
Tahap akhir dari setiap pekerjaan dalam suatu proses produksi dinamakan
finishing. Proses yang mengambarkan rangkaian akhir dari semua kegiatan yang
B. Kerangka Pikir
skema yang menjelaskan secara garis besar dari alur pemikiran seorang peneliti di
dalam penelitiannya.
11
Bentuk
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
norma yang akan kita pedomani, agar nantinya penelitian kita dapat disebut sahih.
Metode penelitian diperlukan untuk mendapatkan data sesuai tujuan dan manfaat
adalah bahwa penelitian dapat diterima secara akal sehat dan dapat dibuktikan
kebenarannya.
pemecahan masalah yang diselidiki dengan gambaran subyek atau obyek yang
digunakan adalah seseorang dalam hal ini Bapak Patahangi sebagai seniman
pengumpulan data. Hal lain sebagai upaya untuk memperjelas penelitian yaitu
12
13
dilaksanakan mulai bulan Maret sampai dengan bulan Mei 2021. Objek
penelitian yang difokuskan dalam penelitian ini adalah proses pembuatan kecapi
C. Desain Penelitian
Berfokus pada kerangka pikir yang telah dibuat maka desain penelitian
yang digunakan oleh penulis adalah desain penelitian kualitatif yang dapat
Teknik analisis
Kesimpulan
(skripsi)
Patahangi dan sampel/responden penelitian adalah Kecapi Bugis yang dibuat oleh
14
1. Observasi
Bapak Patahangi dan peneliti. Proses observasi dilakukan dengan mengacu pada
kecapi Bugis dengan itu peneliti ingin tahu bagaiman proses produksi dari segi:
alat, bahan, ukuran yang berbeda dengan kecapi pada umumnya serta warna suara
2. Wawancara
Wawancara adalah proses tanya jawab lisan antara 2 (dua) orang atau lebih
secara langsung pada nara sumber yang ada dalam penelitian ini. Teknik
wawancara pada nara sumber dalam hal ini Bapak Patahangi selaku pembuat atau
pengrajin kecapi Bugis. Teknik ini diaplikasikan kepada nara sumber yang
3. Dokumentasi
15
4. Studi Pustaka
penelitian.
informasi. Dari informasi yang kita peroleh dari berbagai sumber saat melakukan
penelitian, kemudian data tersebut dianalisis agar mudah dipahami. Analisis data
yang dilakukan nantinya akan membantu peneliti dalam mendapatkan solusi atas
menganalisis data. Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, dan dokumentasi, dengan
cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, memilih mana yang penting dan
akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh dirinya
data terdiri atas 3 alur kegiatan secara bersamaan, yakni reduksi data,
G. Jadwal Penelitian
Adapun rentang waktu yang digunakan digambarkan pada tabel di bawah ini.
I II III
No. Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pengumpulan Data
2. Pengolahan Data
3. Menyusun Laporan
4. Penggandaan
5. Pertanggungjawaban
6. Revisi
BAB IV
A. Hasil Penelitian
a.Bahan
Kayu adalah bahan baku utama dalam membuat kecapi Bugis produksi
Patahangi. Kayu yang digunakan adalah kayu ketapi sebagai bahan untuk badan
(bodi) dan papan nada. Hampir semua bagian kecapi Bugis Patahangi ini
berbahan dasar kayu termasuk untuk penahan senar (nut) yang terbuat dari jepit
rambut yang dipotong kecil. Kayu kecapi oleh orang Makassar disebut santu dan
kasapi dan oleh orang Bugis disebut settung adalah jenis kayu yang umum
membuat bodi pada kecapi, alasannya adalah karena kayu ketapi selama tumbuh
dan perkembangannya tidak ada wereng yang merusaknya dan mudah untuk
dibentuk dan tidak juga sulit dipoles, mudah diperoleh serta yang terpenting pori-
pori kayu tidak besar yang menjamin suara yang dihasilkan besar dan nyaring.
Dengan serat kayu yang halus kayu ini memungkinkan pengarajin mudah dalam
mengukir dan membentuk kayu dan hasilnya sangat halus ketika diampelas.
17
18
dengan ukuran panjang 1 m, dengan tebal 9 cm, serta lebar bagian bawah 11 cm.
Pada bagian atas 4 cm, bentuk papan dengan ukuran panjang 1 m, tebal 3,5 cm
dan lebar 15 cm. Semua dipotong berbentuk balok untuk memudahkan ketika
Bentuk balok kayu akan digunakan dalam proses pembuatan badan kecapi
b. Kayu Ketapi Untuk Pembuatan Kepala dan Bridge (Penahan tali senar)
Gambar 4. Kayu Ketapi untuk kepala dan Bridge (penahan tali senar)
(Dok. penulisan kamera smartphone oppo A3s, 11 april 2020)
20
Untuk pembuatan kepala serta Bridge (penahan tali senar) masih kayu yang
sama yang berbentuk papan untuk keperluan pembuatan papan nada. Papan
dipotong dengan ukuran panjang 90 cm, tinggi 3,5 cm, lebar 3,5 cm. Selain untuk
keperluan kepala dan Bridge kayu ini juga diperuntukkan dalam pembuatan kuda-
Sebagai perekat untuk menyatukan badan kecapi (bodi) dengan papan nada,
menyatukan sambungan kepala dengan ekor juga Bridge (penahan tali senar)
d. Pernis
Gambar. 6 Pernis
(Dok. penulisan kamera smartphone oppo A3s, 11 april 2020)
Pewarnaan untuk mempertahankan warna dan serat kayu kecapi Bugis
mempertahankan warna kayu dan memberi kesan mengkilap pada kecapi dan
Gambar .7 Ampelas
(Dok. penulisan kamera smartphone oppo A3s, 11 april 2020)
22
listrik sebelumnya, digunakan kertas amplas atau kertas pasir dengan nomor 60-
80. Permukaan bodi (badan kecapi), kuda-kuda, kepala kecapi, Grip (papan
nada), dan ekor kecapi adalah bagian yang akan dihaluskan dengan menggunakan
b.Alat
alat yang digunakan dalam proses pembuatan kecapi Bugis produksi Patahangi
yaitu:
a. Pahat
Gambar. 8 Pahat
(Dok. penulisan kamera smartphone oppo A3s, 11 april 2020)
Bagian belakang bodi (badan kecapi), bagian kepala dan bagian-bagian lain
yaitu lubang resonansi suara, papan nada serta lubang penyetem dawai kecapi
23
dilubangi dengan bantuan alat pahat ini dimana terlebih dahulu dibuat gambar
kecapi.
Untuk mengikis bagian pinggiran kayu kecapi yang telah digambar dengan
pensil digunakan kapak, dan untuk memperhalus bagian kayu yang sudah dikikis,
membuat motif penahan kuda-kuda seerta pemutar senar digunakan pisau (cobo).
c. Ketam Listrik
memiliki fungsi yang sama dengan ketam kayu, hanya saja ketam listrik disini
bertujuan untuk memperhalus hasil kerja dari ketam kayu sebelumnya. Balok
bodi dan papan nada khususnya diperhalus dengan ketam listrik ini.
d. Bor Listrik
Berfungsi untuk melubangi bagian belakang sisi kecapi yang sudah dipahat,
bor listrik dapat mempercepat pelubangan, bor juga membantu dalam menyetem
kecapi Bugis.
Balok kayu untuk bahan bodi (badan kecapi) dan sebagai pemotong papan
kayu untuk penutup lubang belakang kecapi digunakan gergaji biasa. Untuk
memotong fret (Grip) dan papan nada kecapi , sela papan nada atau lubang untuk
f. Mistar Besi
Untuk mengukur panjang, lebar bodi, papan nada, stang dan oranamen lain
pada kecapi bugis digunakan mistar besi. Mistar besi juga berfungsi sebagai
Pada saat melakukan pengeleman agar daya rekat lem bisa lebih optimal
digunakan karet ban bekas yang berfungsi sebagai pengikat bodi (bandan kecapi),
papan nada dengan bodi, hal ini bertujuan agar menjamin perekatan tidak terbuka-
bersumber dari badan alat itu sendiri atau biasa disebut Idiophone.
1. Pencarian pohon atau kayu yang bagus untuk dibuat kecapi, misalnya pohon
atau kayu ketapi. Kenapa kayu ketapi, karena kayu ketapi tidak ada wereng
1m
11 cm
9 cm
Keterangan:
a. Tebal kayu : 9 cm
b. Panjang Kayu :1m
c. Lebar ujung depan : 9 cm
d. Lebar ujung belakang : 11 cm
29
12,5 cm 23 cm 3,5 cm
10 cm
Sketsa 2. Ukuran bagian depan kecapi
2,5 2,5 2 2 2 2 2 2 7
9
c
9 5
3,8
Pada tahap ini balok dipahat dengan kedalaman 3,8 cm. Lebar lubang
kecapi 5 cm
Lubang
Resonansi
Anjungan
Pusar Grip Papan
Nada
Buritan Palung
3,5 3
4 4
12 cm
Sketsa 4. Bagian depan kecapi dengan bagian-bagiannya
32
kecapi (buritan), bagian buritan yang akan dipotong sekitar 10 cm, selanjutnya
Pembuatan bodi kecapi diawali dengan persiapan balok kayu ketapi yang
sudah dipotong dengan ukuran panjang 1 m, ketebalan 9 cm, dan lebar 11 cm.
selanjutnya balok diukur dengan penggaris siku untuk mencari titik tengah balok
yang sudah diperhalus. Selanjutkan dengan meletakkan sketsa atau gambar bodi
kecapi.
23 cm
4 cm 4 cm
23 cm
12,5 cm
Sketsa 5. Cetakan bodi kecapi 41 cm
menggunakan trali besi yang sudah di runcingkan, setelah dicetak balok kayu
tersebut siap untuk dipotong. Balok kayu yang sudah dicetak tadi kemudian
7,5 cm
2,5 cm
2,5 cm
Bagian ekor kecapi (Buritan) kecapi dibentuk dengan panjang 2,5 cm,
lebar 2,5 dan tinggi 7,5 cm kemudian dibentuk menjadi segiempat dengan
menggunakan pahat.
pahat.
34
3 cm
2,7 cm
depan dan belakang dengan mengikuti pola yang sudah dicetak sebelumnya,
23 cm
---- ------------------------------------------------------------------------------
--- -- -----------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------
Penahan Kuda-kuda
Keterangan :
Papan nada : 23 cm 16 cm
Penahan Kuda-kuda
Keterangan :
Belakang Kecapi : 16 cm
36
b. Tahap Kedua
senar. Adapun alat yang digunakan yaitu dengan menggunakan terali sepeda
menggunakan trali sepeda. Tujuannya untuk mengetahui garis tengah pada kayu
e.
f.
g.
h.
Setelah kayu diukur mulailah pembuatan tempat Grip (Fret), dan kuda-
kuda dengan menggunakan pahat, dan gergaji. Proses pembuatan Grip (papan
pahat, dengan mengikuti ukuran pola yang ada kemudian memahat kayu ketapi
tersebut sedkit demi sedikit hingga berbentuk bulat setengah silender memanjang.
i.
j.
tempat Grip (papan nada) dengan menggunakan amplas agar kelihatan rapi dan
Grip(besi pada papan nada). Sebelum dipasang garis nada atau Grip yang sudah
Grip sendiri menggunakan penjepit rambut yang besar yang sudah dipotong
menggunakan pola yang telah ada dengan mengikuti ukuran yang telah digaris
6,5 cm
1m
Lubang senar
Lubang pemutar
senar 0,7 cm
Keterangan :
pemutar untuk senar kecapi, melubangi bagian tengah dengan mengguakan pahat
ukuran 0,5 cm dan 1 cm. Kemudian kedua sisinya dibor dengan menggunakan
terbuat dari kayu besi (kayu hitam) yang tidak memiliki ukuran paten. Pada
bagian ujung pemutar senar kecapi ini diberikan lubnag kecil untuk tempat masuk
tali atau senar kecapi, cara pelubangan pemautar senar sendiri menggunakan terali
Lubang tali
a. Tahap pertama
pisau ukir. Setelah memahat bagian yang telah digambar, dilanjutkan dengan
menggaris kepala kecapi dengan ketebalan 0,5 cm atas dan bawah, kemudian
0,5 cm
menggunakan parang dan amplas, agar bekas bukaan tadi hilang dan menjadi
halus.
ketam listrik sampai berukuran tebal 5 cm, hal ini dilakukan agar kepala kecapi
5 cm
pemutar untuk senar kecapi, melubangi bagian tengah dengan mengguakan pahat
ukuran 0,5 cm dan 1 cm. Kemudian kedua sisinya dibor dengan menggunakan
6. Pemasangan Grep dan tali untuk mengetes nada nada pada kecapi
Pemasangan tali (senar) kecapi, tali yang digunakan sama halnya dengan
tali gitar, yaitu tali satu dan tali dua, setelah pemasangan tali, dilanjutkan dengan
pengetesan suara kecapi. Adapun cara pensteman kecapi, tali satu menggunakan
stem re dan tali dua menggunakan stem sol rendah. Bisa menggunakan standar
bunyi kecapi.
45
kemudian diikat dengan menggunakan ban dalam bekas motor yang sudah
dipotong kecil-kecil, agar pengelemannya tambah kuat dan hasilnya lebih bagus.
Pengikatan bodi belakang kecapi bisa dilakukan selama 12 jam, agar hasil
pengelemannya lebih baik dan tidak mudah terlepas. Setelah 12 jam, keesokan
setelah semua terbuka akan dilihat bagian mana yang perlu dihaluskan dengan
46
bodi dengan ukuran yang sudah ada, melubangi bodi belakang dengan masing-
masing lubang berdiameter 3 cm, 2,5 cm, 2 cm dengan mengguankan piasu ukir
dan kikir.
20 cm 20 cm 20 cm
20 cm
47
cm
cm
cm
2
2
2
Sketsa 17. Ukuran lubang suara
Keterangan:
a. Jarak lubang 3 cm dari ekor kecapi : 20 cm
b. Jarak lubang 2,5 cm dari lubang : 13 cm
c. Jarak lubang 2 cm dari lubang : 12 cm
d. Jarak lubang 2 cm dari tangkai kecapi : 6 cm
dengan menggunakan ketam listrik dan amplas, agar kelihatan rapih dan menarik.
48
Gambar 27. Proses penghalusan seluruh bagian kecapi yang sudah dipasang dan
dibentuk
(Dok. penulisan kamera smartphone oppo A3s, 11 april 2020)
49
dihaluskan, pada proses pengecatan atau finishing. Dalam tahap finishing ini alat
yang diperlukan yaitu; kuas kecil sedangkan untuk pewarna ynag digunakan
itu dimulailah proses pengecatan semua bagian bodi (badan ) kecapi, kepala,
penahan kuda-kuda.
a. Tahap Kedua
sendiri, dan sudah siap untuk dijual kepada konsumen, penggemar dan penikmat
serta pengapresiasi alat musik tradisonal di Baranti pada khususnya dan Sulawesi
B. Pembahasan
1. Apakah bahan dan alat yang digunakan dalam kecapi bugis produksi
patahangi?
52
Rappang, kecapi bukanlah menjadi masalah bagi peminat dan pembeli kecapi.
Kesadaran dan keinginan para pecinta seni terutama seni musik tradisional untuk
masih terus memproduksi kecapi, terutama Kecamatan Baranti yang saat ini masih
dapat menambah atau menciptakan kegunaan dari suatu barang atau mungkin saja
jasa. http:/carapedia.com/pengertian_defenisi_produksi_info2348.html.
Bahan dalam hal ini bahan baku adalah begabai bahan sesuai komposisi
yang dimasukkan dalam kegiatan membuat suatu produk dan kegiatan produksi,
yang nantinya barang jadi dari produk tersebut menampilkan secara menyeluruh
secara menyeluruh bahan yang tadi diproses. Sehinggah ini bisa dikatakan sebagai
bahan mentah atau bahan yang belum tersentuh oleh proses apapun. Bahan ini
nantinya akan menjadi bahan utama ataupun dasar dari produksi sebuah produk.
Nantinya bahan ini apabila diolah melalui sebuah proses tertentu akan
Meskipun bahan baku pembuatan kecapi dalam hal ini adalah kayu ketapi saar
karena kayu kecapi adalah termasuk jenis kayu yang mudah dibentuk dan hal
yang paling mendukung adalah suara yang di hasilkannya bagus. Beliau juga
Walaupun harga kecapi kian meningkat, akan tetapi pesanan dari pengguna kecapi
tidaklah menurun dalam membeli dan memesan kecapi. Untuk memuaskan para
kecapinya, baik dari segi tampilan, terlebih dari segi keindahan bunyi suaranya.
Alat yang digunakan patahangi seperti; pahat, kapak, pisau, mistar manual
yang digunakan oleh pengerajin kecapi lain, selanjutnya alat yang sudah
bor listrik. Semakin cepat alat dalam membantu proses produksi maka
perkakas, prabot, yang digunakan untuk mencapai maksud (kamus bedar bahasa
Indonesia, 2005, hal:30). Alat adalah segala sesuatu yang dapat di gunakan dalam
rangka mencapai tujuan pembuatan sesuatu dan mempunyai fungsi, yakni sebagai
Produksi merupakan suatu kegiatan untuk menambah nilai pada suatu barang.
menambah atau menciptakan kegunaan dari suatu barang atau mungkin saja jasa.
http:/carapedia.com/pengertian_defenisi_produksi_info2348.html.
memperkenalkan kesenian tradisi ini kepada generasi muda, khususnya alat musik
kecapi mulai tingkat sekolah dasar (SD) hinggah tingkat sekolah menengah
tetap dikenal dan lestari. Upaya inilah yang membuat para pengrajin kecapi masih
Kecapi buatan Patahangi memiliki ciri khas tersendiri baik dalam warna
suara, cara pembuatan dan ukuran yang berbeda dengan pembuatan kecapi pada
tidak terpisah rangkanya yang menggunakan kayu utuh kemudian dipahat untuk
membentuk instrumen kecapi, hanya bagian penutup body saja yang terpisah.
Bila umumnya peranti kayu pada finishingnya menggunakan pelitur, maka kecapi
dibuat terpisah, mulai dari body, grip, kepala hingga kuda-kuda dikerjakan secara
Fungsi lainnya dari pernis adalah estetika. Tidak hanya untuk proteksi,
pernis mampu meningkatkan estetika kayu ke tingkat lebih tinggi. Hasil aplikasi
pernis membuat kayu lebih indah. Bahkan jika kayu tersebut memiliki kecacatan,
Selain itu melalui proses yang panjang kecapi Bugis Patahangi dibentuk
dengan sangat efisien, dimana sangat memudahkan ketika digenggam. Hal ini
tentu membantu ketika digunakan mulai anak-anak hingga orang dewasa sangat
Proses pembuatan alat musik kecapi Patahangi tak lepas dari perkembangan
zaman dan teknologi. Dalam hal ini penggunaan alat-alat dalam pembuatannya,
seperti ketam mesin (ketam listrik), bor listrik dan perlengkapan lainnya.
Penggunaan peralatan yang dapat mengefisienkan tenaga dan waktu tentu saja
peralatan manual lainnya tetap digunakan. Sekarang ini peminat kecapi baik
untuk digunakan sendiri maupun untuk didagangkan tidak hanya berasal dari
daerah Kabupaten Sidenreng Rappang saja, tetapi juga berasal dari daerah lain
yang sengaja datang untuk membeli, bahkan ada yang memesan dalam jumlah
56
banyak. Pemanfaatan teknologi tentu saja membantu para pengrajin kecapi dalam
tabu ,karena tidak dipungkiri lagi setiap orang sekarang seringkali menggunakan
efisien. Baik dulu dan sekarang Teknologi terus berkembang menjadi lebih
bagi-manusia.
prosesnya. Bermula dari bahan baku pembuatan sampai ke tahap akhir menjadi
sebuah kecapi yang utuh dan siap untuk digunakan biasanya pengrajin kecapi
Baik dari segi bunyi dan tampilannya, sehingga memiliki daya tarik tersendiri
jelas dan dapat dilakukan berulang kali dan akan mencapai hasil yang diinginkan.
Sebuah proses menjadi jalan untuk mencapai hasil yang telah direncanakan
sebelumnya. Proses menjadi jalan yang wajib dijalani demi tercapai hasi yang
diinginkan. Juga Proses adalah sebuah langkah yang dirangkai dengan cara yang
jelas dan menjadi jalan untuk mencapai sebuah hasil. Dan sebuah proses menjadi
57
proses adalah urutan pelaksanaan atau kejadian yang terjadi secara alami atau
didesain yang menggunakan waktu, ruang, keahlian atau sumber daya lainnya,
yang menghasilkan suatu hasil. Suatu proses mungkin dikenali oleh perubahan
yang diciptakan terhadap sifat-sifat dari satu atau lebih objek di bawah
pengaruhnya.(http://id.wikipedia.org/wiki/Proses.Online: 23-03-2012.
kegiatan yang sengaja dilakukan untuk menghasilkan suatu barang yang menjadi
kecapi tergerak untuk melakukan inovasi dalam proses pembuatan kecapinya, tak
terkecuali Patahangi. Jika dulu para pengrajin kecapi dalam membuat satu kecapi
membutuhkan waktu yang terbilang lama, maka dengan bantuan teknologi bisa
lebih cepat prosesnya hingga manghasilkan kecapi dalam waktu yang sama
dengan jumlah kecapi lebih dari satu. Bahkan saat ini telah ada kecapi yang
dilengkapi dengan spull, selain sebagai kebutuhan dan kemudahan dalam hal ini
suaranya.
Menurut Nurdin (2016), inovasi adalah sesuatu yang baru yaitu dengan
memperkenalkan dan melakukan praktek atau proses baru (barang atau layanan)
58
atau bisa juga dengan mengadopsi pola baru yang berasal dari organisasi lain. Hal
ini diperkuat oleh Muchlisin Riadi (2020), Inovasi adalah suatu perubahan yang
baru berupa ide, gagasan, praktek atau objek/benda yang sifatnya spesifik,
disengaja melalui program yang terencana dan dirancang untuk mencapai tujuan
pelaksanaan proses, produk, jasa dan metode yang baru dapat menghasilkan
Sidenreng Rappang tidak mengalami hambatan yang berarti, hal ini dikarenakan
para peminat kecapi dan penikmat seni musik tradisi mengalami peningkatan
pesanan para konsumen yang memang membutuhkan kecapi yang berkualitas baik
dari segi bahan dan baku, para pengrajin kecapi saling bahu membahu untuk
memberi atau megoper pesanan kepada pengrajin lain apabila merasa tidak
A. Kesimpulan
terdiri dari bagian buritan kecapi, bagian pusar kecapi, bagian tengah kecapi,
bagian nada- nada kecapi, tempat pemutar atau tempat setelan, kemudian
tali), bersamaan dengan pembuatan kepala kecapi (anjung kecapi) dan dilanjutkan
penghalusan dan pengecatan setelah semua bagian telah terpasang, dan yang
digunakan kecapi dari senar 1 ke senar 2 atau dari bawah ke atas adalah: 1 = Re, 2
= Sol rendah.
59
60
segi bahan baku, dalam hal ini kayu ketapi yang sangat kurang dan susah untuk
didapatkan. Kendala lain yang sering menghambat adalah faktor cuaca yang
lain adalah ketika listrik padam yang kadang menghambat proses penyelesaian
B. Saran
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka beberapa hal yang bisa penulis
sarankan yaitu:
1. Agar kecapi tradisional yang ada di Sulawesi Selatan tidak hilang dan
2. Kecapi tradisonal akan dikenali oleh pasar, memerlukan publikasi yang luas
Balai Pustaka Indonesia, 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga
Depertemen Pendidikan Nasional.
Hendarto, Sri. 1998. Organologi Akustika I dan II. Yogjakarta: ISI Yogyakarta.
Yanti, Misra. 2004. Organologi Alat Musik Pui Puik Sarunai. Skripsi S1.
Yogyakarta: Program Studi Seni Musik, FBS UNY.
61
62
LAMPIRAN
63
2. Pemotongan Kayu
64
3.
Proses Pemahatan
4. Proses Pengamplasan
RIWAYAT HIDUP
MTs Negeri baranti pada tahun 2011 dan tamat pada tahun 2014. Kemudian
melanjutkan pendidikan di MAN Baranti pada tahun 2014 dan lulus pada tahun
2017 dan ditahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi
Universitas Negeri Makassar Fakultas Seni Dan Desain Jurusan Seni Pertunjukan
Program Studi Seni musik melalui jalur Mandiri untuk mencapai pendidikan
65