Anda di halaman 1dari 80

SKRIPSI

KECAPI BUGIS PRODUKSI PATAHANGI DI KECAMATAN BARANTI


KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG PROVINSI SULAWESI
SELATAN (SUATU KAJIAN ORGANOLOGI)

KECAPI OF BUGIS PATAHANGI PRODUCTION IN BARANTI


SIDENRENG RAPPANG REGENCY SOUTH SULAWESI (AN STUDY
ORGANOLOGY)

ABDUL QADIR DJAELANI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI DRAMA, TARI DAN MUSIK


JURUSAN SENI PERTUNJUKAN
FAKULTAS SENI DESAIN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2021
\

SKRIPSI

KECAPI BUGIS PRODUKSI PATAHANGI DI KECAMATAN BARANTI


KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG PROVINSI SULAWESI
SELATAN (SUATU KAJIAN ORGANOLOGI)

Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Sendratasik


Fakultas Seni dan Desain/Program Strata Satu untuk memenuhi salah satu
syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

ABDUL QADIR DJAELANI


1782342018

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI DRAMA, TARI DAN MUSIK


JURUSAN SENI PERTUNJUKAN
FAKULTAS SENI DESAIN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2021

ii
iii

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Penelitian : Kecapi Bugis Produksi Patahangi Kecamatan Baranti


Kabupaten Sidenreng Rappang.

Atas Nama Mahasiswa :


Nama : Abdul Qadir Djaelani

NIM : 1782342018

Program Studi : Seni Musik

Jurusan : Seni Pertunjukan

Fakultas : Seni Dan Desain

Skripsi ini telah di setujui oleh dosen pembimbing untuk diajukan


dihadapan panitia ujian skripsi untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada
Program Studi Seni Musik Jurusan Seni pertunjukan, Fakultas Seni Dan Desain,
Universitas Negeri Makasssar.

Makassar, 9 Oktober 2021

Disetujui oleh

Pembimbing I : Faisal, S.Pd., M.Sn (…………...……)

Pembimbing II : Drs. Sukasman, M.Hum (………………...)

iii
iv

PERNYATAAN KEASLIAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa skripsi ini

adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang di kutip maupun

dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Bila kemudian hari pernyataan saya

terbukti tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi yang telah ditetapkan

oleh Fakultas Seni Dan Desain Universitas Negeri Makassar.

Yang membuat pernyataan

Nama : Abdul Qadir Djaelani

Nim : 1782342018

Tanggal : Oktober 2021

iv
v

PERSETUJUAN PUBLIKASI UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

Sebagai sivitas akademika Universitas Negeri Makassar, saya yang bertanda


tangan di bawah ini

Nama : Abdul Qadir Djaelani


NIM : 1782342018

Jurusan : Seni Pertunjukan

Fakultas : Seni dan Desain

Demi mengembang ilmu pengetahuan, saya menyetujui untuk memberikan


kepada Universitas Negeri Makassar Hak Bebas Royalti Nonekslusive (Non-
exclusive Royalty-Free Right) atas skripsi saya yang berjudul :
KECAPI BUGIS PRODUKSI PATAHANGI DI KECAMATAN BARANTI
KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG PROVINSI SULAWESI
SELATAN (SUATU KAJIAN ORGANOLOGI)
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non
ekslusif ini Universitas Negeri Makassar berhak menyimpan, mengalih-
media/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat,
dan mempublikasikan skripsi saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta, serta tidak
dikomersialkan.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya
Dibuat di : Makassar
Pada tanggal : Oktober 2021
Yang Menyatakan

Abdul Qadir Djaelani


NIM. 1782342018

Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Faisal, S.Pd., M.Sn Drs. Sukasman, M.Hum

v
vi

NIP. 19860124 201504 2 003 NIP. 19711003 199303 1 001


MOTTO

“Resopa Temmangingngi Namalomo Naletei


Pammase Dewata”

Persembahan:

Dengan penuh rasa syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan

kemudahan, kekuatan serta pertolongan-Nya kepada saya.

Kupersembahkan karya sederhana ini pada yang sebenar-benarnya alasanku


untuk tetap hidup, kedua orang tuaku yang tercinta

Ayahanda Ibunda

Atas segala peluh yang jatuh, untaian doa dan dukungan, linangan air mata, serta
jutaan pengorbanan tak ternilai dan tak dapat diungkap oleh kata-kata.

Untuk Semua guru dan dosenku yang telah ikhlas membagikan ilmunya,

Dan teman- teman seperjuangan Seni musik

angkatan 2017.

vi
vii

ABSTRAK

Abdul Qadir Djaelani, 1782342018, Program studi pendidikan seni


drama, tari dan musik, jurusan seni pertunjukan fakultas seni desain Universitas
Negeri Makakassar . Kecapi Bugis Produksi Patahngi Di Kecamatan Baranti
Kabupaten Sidenreng rappang Provinsi Sulawesi Selatan /Suatu Kajian
Organologi, (dibimbing oleh Faisal, S.Pd.,M.Sn dan Drs. Sukasman, M.Hum).

Tujuan penelitian ini adalah : (1) untuk mengetahui apa bahan dan alat
dalam pembuatan kecapi bugisproduksi Patahangi;(2) untuk mengetahui
bagaimana proses pembuatan kecapi bugis produksi Patahangi.

Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Baranti Kabupaten Sidenreng


Rappang Provinsi Sulawesi Selatan yang berlangsung selama tiga yang
dilaksanakan mulai bulan Maret sampai dengan bulan Mei 2021. Adapun
informan dari penelitian ini adalah Bapak Patahangi yang terkait langsung
pelaksanaan penelitian. Fokus penelitian adalah proses pembuatan Kecapi Bugis
Produksi Patahangi dan sampel/responden penelitian adalah Kecapi Bugis yang
dibuat oleh pengrajin kecapi yaitu Patahangi, yang berada di Kelurahan
Duampanua Kecamatan Baranti Kabupaten Sidenreng Rappang Provinsi Sulawesi
Selatan.

Tipe penelitian ini bersifat deskriptif. Pengumpulan data dalam penelitian


kualitatif dilakukan dengan menggunakan wawancara mendalam dan
dokumentasi dari observan. Teknik observasi pada penelitian ini melibatkan 2
observer, antara lain Bapak Patahangi dan peneliti.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pembuatan alat musik kecapi


Patahangi menggunakan bahan kayu ketapi dan bahan lainnya seperti; kayu
ketapi, lem fox,pernis dan amplas(kertas pasir), Peralatan musik kecapi Patahangi
tak lepas dari perkembangan zaman dan teknologi seperti ; ketam listrik, gergaji
listrik, bor listrik. Penggunaan peralatan yang dapat mengefisienkan tenaga dan

vii
viii

waktu tentu saja mempermudah pengerjaan kecapi bagi para pengarajin kecapi,
meskipun peralatan manual lainnya tetap digunakan. Seperti; pahat, kapak dan
pisau, gergaji besi, mistar besi dan karet ban bekas.

Adapun proses pembuatannya dilakukan secara bertahap yang diawali


dengan pemilihan bahan kayu kecapi, pengukuran, pemotongan, pengeringan,
pemahatan, pembuatan, penghalusan, pengecatan atau finishing dan terakhir
penyeteman.

viii
ix

ABSTRACT

Abdul Qadir Djaelani, 1782342018, Educational study program for drama,


dance and music, majoring in performing arts, Faculty of Design, State University
of Makakassar. Bugis Kecapi Patahngi Production in Baranti District, Sidenreng
rappang Regency, South Sulawesi Province / An Organological Study,
(supervised by Faisal, S.Pd.,M.Sn dan Drs. Sukasman, M.Hum)

The aims of this study were: (1) to find out what the materials and tools are in
making the Bugis harp produced by Patahangi; (2) to find out how the process of
making the Bugis harp produced by Patahangi is made.

This research was carried out in Baranti Subdistrict, Sidenreng Rappang Regency,
South Sulawesi Province which lasted for three which was carried out from March
to May 2021. The informant of this research was Mr. Patahangi who was directly
related to the implementation of the research. The focus of the research is the
process of making the Bugis harp from Patahangi production and the
sample/respondent of the research is the Bugis lute which is made by a harp
craftsman, namely Patahangi, which is located in Duampanua Village, Baranti
District, Sidenreng Rappang Regency, South Sulawesi Province.

This type of research is descriptive. Data collection in qualitative research is


carried out using in-depth interviews and documentation from observers. The
observation technique in this study involved 2 observers, including Mr. Patahangi
and the researcher.

The results of this study indicate that the making of the Patahangi lute musical
instrument uses tapioca wood and other materials such as; tapioca wood, fox glue,
varnish and sandpaper (sand paper), Patahangi harp musical instruments cannot be
separated from the development of the times and technology such as; electric
planer, electric saw, electric drill. The use of equipment that can save energy and

ix
x

time, of course, makes harp craftsmanship easier for harp craftsmen, although
other manual equipment is still used. As; chisels, axes and knives, hacksaws, iron
rulers and old rubber tires.

The manufacturing process is carried out in stages, starting with the selection of
harp wood materials, measuring, cutting, drying, sculpting, manufacturing,
polishing, painting or finishing and finally tuning.

x
xi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan

skripsi dengan judul "Kecapi Bugis Produksi Patahangi Di Kecamatan Baranti

Kabupaten Sidenreng Rappang Provinsi Sulawesi Selatan (Suatu Kajian

Organologi)".

Skripsi ini diajukan dalam rangka menyelesaikan studi strata satu untuk

mencapai gelar sarjana pendidikan. Skripsi ini terdiri dari lima bab yaitu BAB I

Pendahuluan, BAB II Tinjauan Pustaka, BAB III Metode Penelitian, BAB IV

Hasil dan Pembahasan, dan BAB V Kesimpulan dan Saran. Peneliti

menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya

kepada kedua orang tua yang tercinta dan saya banggakan Ibundaku Andi

Herawati, SP.,M.Si dan Ayahandaku Andi Ilham yang selalu membimbing,

memotivasi dan menyertai peneliti dengan doa selama melaksanakan penelitian.

Peneliti juga menyampaikan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. Husain Syam, M.T.P., IPU, Asean Eng. sebagai Rektor

Universitas Negeri Makassar yang telah memfasilitasi sarana dan prasarana

belajar selama penulis menempuh pendidikan di Universitas Negeri

Makassar.

xi
xii

2. Dr. Tangsi, M.Sn sebagai Dekan Fakultas Seni dan Desain Universitas Negeri

Makassar yang telah memberikan izin sehingga penelitian ini dapat

dilaksanakan.

3. Dr. Sumiani HL., M.Hum sebagai Ketua Jurusan Seni Pertunjukan, Dr. A.

Padalia, M.Pd sebagai Ketua Prodi Pendidikan Sendratasik yang dengan

penuh perhatian memberikan bibmbingan dan memfasilitasi peneliti selama

proses perkuliahan.

4. Faisal, S.Pd.,M.Sn sebagai pembimbing 1 dan Drs. Sukasman, M.Hum

sebagai pembimbing 2 yang telah senantiasa dan tidak hentinya membimbing,

mengarahkan peneliti, dan menyempatkan waktunya sehingga skripsi ini bisa

selesai .

5. Haeruddin, S.Sn.,M.Pd sebagai penguji 1 dan Sri Wahyuni Muhtar,

S.Pd.,M.Sn sebagai penguji 2 yang telah bersedia memberikan masukan serta

saran kepada peneliti.

6. Bapak/Ibu Dosen Fakultas Seni dan Desain yang telah memberikan berbagai

macam ilmu pengetahuan yang tak ternilai di bangku kuliah.

7. Pegawai/Staf Tata Usaha Fakultas Seni dan Desain, atas segala layanan

administrasi yang telah deberikan sehingga perkuliahan dan penyusunan

skripsi berjalan lancar.

8. Patahangi, S.Pd sebagai observan, atas segala bantuan dan kesediannya

menerima peneliti untuk melaksanakan penelitiannya.

9. Keluarga dan kerabat saya yang selama ini turut mendoakan dan memberi

motivasi sera bimbingan selama ini.

xii
xiii

10. Teman-teman seperjuangan Sendratasik 2017 terkhusus untuk kelas Pare-

pare yang telah bersama-sama saling memberikan motivasi, bersama memikul

beban dan telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

11. Semua pihak yang telah membantu dalam terselesaikannya skripsi ini. Tidak

lupa kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat diharapkan oleh peneliti.

Dengan segala kerendahan hati, peneliti mengucapkan banyak terimakasih

kepada semua yang telah berperan penting dalam penelitian dan penulisan

skripsi ini, semoga bantuannya mendapat pahala yang berlipat disisi Allah

SWT kelak. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat

bagi pembaca.

Makassar, 07 September 2021


Peneliti

Abdul Qadir Djaelani

xiii
xiv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
HALAMAN SAMPUL
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 1
A. Latar Belakang...............................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................5
C. Tujuan Penelitian ..........................................................................5
D. Manfaat Penelitian.........................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................6
A. Penelitian Terdahulu......................................................................6
B. Kerangka Pikir.............................................................................10
BAB III METODE PENELITIAN...................................................................12
A. Jenis Penelitian...........................................................................12
B. Waktu dan Tempat Penelitian.....................................................12
C. Desain Penelitian....................................................................... .12
D. Populasi dan Sampel/Subjek/Fokus Penelitian...........................13
E. Teknik Pengumpulan Data..........................................................14
F. Teknik Analisis Data...................................................................15
G. Jadwal Penelitian.........................................................................16
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.........................................................17
A. Hasil Penelitian...........................................................................17
B. Pembahasan.................................................................................55
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN........................................................62
A. Kesimpulan.................................................................................62
B. Saran...........................................................................................63
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................64
LAMPIRAN........................................................................................................65

xiv
xv

xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sebagai salah satu wilayah yang memiliki kekayaan budaya Sulawesi

selatan tentunya juga memiliki beragam kesenian daerah sebagai kebanggaan

budaya lokal yang menjadikannya aset nasional milik bangsa Indonesia. Sebagai

daerah yang dikenal dengan kekayaan alam budaya, khususnya bidang kesenian

daerah, hal ini terbukti dengan 3 (tiga) suku besar yang dimilikinya yaitu

Makassar, Bugis, dan Toraja yang masing-masing kaya akan kesenian daerah

dengan keragaman dan keunikan

Keunikan dan keragaman budaya salah satunya adalah alat musik

tradisional yang memiliki ciri yang berbeda dengan alat musik tradisional dari

daerah lain. Meskipun sekilas nampak sama akan tetapi sesungguhnya memiliki

perbedaan, baik dari segi bentuk, bunyi yang ditimbulkan maupun namanya.

Semakin banyak perbedaan tentunya menimbulkan keragaman dan semakin

beragam tentunya menambah khasanah perbendaharaan musik tradisional bangsa

kita. Dan semakin menambah kekayaan dari keragaman budaya dan seni yang

ada tentunya.

Dewasa ini peralatan hiburan dan kesenian daerah Sulawesi Selatan seiring

dengan perjalanan masa, sudah terdesak oleh peralatan kesenian modern. Dengan

bantuan teknologi menjadikan piranti kesenian semakin canggih dan berkembang

pesat. Kemajuan terkadang membawa kita kearah perkembangan yang tidak

1
2

terukur keberadaannya. Begitu juga dengan alat musik. Semakin canggih

perangkatnya akan membuat alat musik tradisonal semakin tersudut

keberadaannya.

Salah satu alat musik tradisional Indonesia khususnya Sulawesi Selatan

adalah alat musik petik jenis kecapi, dimana kecapi untuk setiap daerah memiliki

nama yang berbeda. Dan untuk sulawesi Selatan umumnya untuk suku Bugis

dikenal dengan nama “Kacaping”. Kecapi sendiri merupakan alat musik petik

yang hingga kini masih memegang peranan penting dalam setiap acara

kebudayaan dan kesenian daerah.

Bagi masyarakat Kabupaten Sidenreng Rappang alat musik kecapi tidak

terlepas dari sendi kehidupan bermasyarakat dalam berbudaya. Dalam kegiatan

apa pun yang berbau seni dan budaya “kecapi’ tak pernah lepas dari kegiatan

masyarakatnya seperti pada acara mappa`tettong(mendirikan rumah baru), pesta

a`bottingeng(perkawinan), pesta ma`cera ana(pengislaman/potong rambut),pesta

ma`sunna(khitanan), pesta mas`sempe(panen raya). Kecapi sudah menjadi

kebutuhan dalam memeriahkan setiap acara budaya yang tidak hanya dilakukan

saat pekan budaya saja.

Kabupaten Sidenreng Rappang saat ini sedang giat-giatnya

mensosialisasikan alat musik tradisional simponi kecapi, mulai tingat pendidikan

dasar (SD), SMP/Tsanawiayah, sampai tingkat SMA/Mandrasah aliyah. Bahkan

sudah dijadikan sebagai acara ekstra kokurikuler. Bahkan tak jarang siswa/siswi

mengikuti lomba dalam menampilkan kepawaian mereka dalam bermusik.


3

Khususnya kecapi, hampir setiap murid-murid di sekolah dasar pandai

memainkannya. Hal yang sangat menggembirakan tentunya melihat bagaimana

mereka dengan antusias memainkan alat musik tersebut. Ketika para pelajar

memainkan musik tersebut, dalam benak mereka terbayang bahwa mereka adalah

pemain orkestra yang lagi menampilkan pertunjukan simponi kecapi yang

memainkan alat musik seperti suling, gendang, ana beccing, lea lea, gong dan

kecapi sebagai alat musik yang mendominasi.

Melihat bagaimana para pelajar termotivasi untuk mempelajari cara

bermain sekaligus teknik bermain kecapi tentunya impian agar musik tradisional

kecapi akan terus hidup di Kabupaten Sidenreng Rappang. Setelah masyarakat

umum, anak sekolah di berbagai tingkatan tahu cara memainkan kecapi, saatnya

memikirkan agar alat musik tradisonal tersebut selalu ada, setidaknya ada orang

yang memikirkan ketersediaan dari alat musik itu sendiri ketika dibutuhkan.

Sentra produksi kecapi harus difikirkan juga kelangsungannya, terutama kecapi

yang lahir dari tangan putra daerah sendiri yang tahu persis akan kondisi lokal

daerah setempat. Pengrajin kecapi sekaligus seniman kecapi dibutuhkan agar

keseimbangan nada yang dihasilkan akan semakin indah.

Patahangi sebagai salah seorang seniman kecapi yang berlokasi di

Kecamatan Baranti Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap) selain Nurdin Amma.

Patahangi merupakan generasi kedua dari orang tuanya yang memperoleh metode

pembuatan kecapi. Setelah mengalami perkembangan, Patahangi banyak

mengalami beberapa kendala dalam metode pembuatan kecapinya. Oleh

karenanya beliau melakukan banyak revisi terhadap metode pembuatan


4

kecapinya. Kecapi buatan Patahangi memiliki bentuk yang sangat efisien,

sangatlah mudah digenggam dengan demikian mulai dari anak-anak hingga orang

dewasa mudah dalam belajar dan memainkan kecapi.

Dalam proses pembuatan kecapinya, body kecapi Patahangi dibuat tidak

terpisah rangkanya yang menggunakan kayu utuh kemudian dipahat untuk

membentuk instrumen kecapi, hanya bagian penutup body saja yang terpisah.

Bila umumnya peranti kayu pada finishingnya menggunakan pelitur, maka kecapi

Patahangi menggunakan pernis untuk menjaga estetika kayunya. Beda dengan

Nurdin Amma pengrajin kecapi di kecamatan yang sama dalam proses

pembuatannya dilakukan secara bertahap, dimana semua bagian instrumen kecapi

dibuat terpisah, mulai dari body, grip, kepala hingga kuda-kuda dikerjakan secara

bertahap, dan sebagai finishingnya beliau menggunakan pelitur dalam

mempertahankan estetikan kayunya.

Sebagai seorang yang terjun di dunia pendidikan kecintaan beliau terhadap

kecapi tidak perlu diragukan lagi, beliau tidak hanya piawai memainkan alat

musik tradisonal tersebut bahkan lewat tangannya dapat tercipta kecapi-kecapi

yang memiliki suara yang indah. Patahangi yang berprofesi sebagai seorang guru

lahir di Sidrap tahun 1970 tepatnya di Kampung Passeno Kecamatan Baranti

Sidrap. Patahangi dulunya tergabung dalam sanggar Ma`bulo Sibatang di

Kecamatan Baranti. Lewat beliau inilah peneliti menggali informasi tentang

kecapi dan proses pembuatannya.


5

Berlatar uraian di atas maka oleh penulis tertarik dan termotivasi untuk

mengajukan alat musik kecapi produksi Patahangi tersebut sebagai objek

penelitian karena adanya keunikan tersendiri dimana seniman Kecapi Bugis dalam

hal ini Patahangi yang berprofesi sebagai seorang guru adalah sekaligus orang

yang secara langsung memproduksi alat musik kecapi, lewat kepiawaiaan beliau

dalam memainkan kecapi sekaligus melalui tangannya juga tercipta alat musik

tradisional kecapi yang tentunya akan selalu tersedia sepanjang beliau terus

berkarya yang pada akhirnya impian agar alat musik kecapi tetap lestari dapat

terwujud maka lahirlah pemikiran penulis melalui karyanya yang berjudul:

Kecapi Bugis Produksi Patahangi Di Kecamatan Baranti Kabupaten

Sidenreng Rappang Provinsi Sulawesi Selatan (Suatu Kajian Organologi).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah bahan dan alat yang digunakan dalam pembuatan kecapi bugis

produksi patahangi?

2. Bagaimanakah proses pembuatan kecapi bugis produksi patahangi?

C. Tujuan Penelitian

Kecapi Bugis apabila ditinjau dari organologinya memerlukan data fakta

sahih di lokasi observasi. Ketepatan dan keakuratan (sahih) penelitian

dimaksudkan guna meraih fakta tentang:


6

a. Bahan dan alat yang di gunakan dalam pembuatan kecapi bugis produksi

patahangi.

b. Proses pembuatan kecapi bugis produksi patahangi.

D. Manfaat Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai

berikut :

1. Manfaat Teoritis

a. Untuk mendapatkan fakta yang jelas, akurat dan wawasan mengenai Kecapi

Bugis produksi Patahangi.

b. Sebagai bahan masukan dalam penulisan tentang Kecapi Bugis yang relevan

bagi penelitian berikutnya.

2. Manfaat Praktis

Membagi pengetahuan kepada publik supaya musik tradisional kecapi

selalu dikenal dan dicintai keberadannya selaku aset budaya lokal yang selalu

terjaga dan lestari, berkembang baik dalam pembuatan dan pemanfaatannya dalam

kehidupan berkesenian dan berbudaya di Kabupaten Sidenreng Rappang.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka

1. Penelitian Terdulu

Penelitian sebelumnya diperlukan dalam rangka untuk menunjang dan

menyempurnakan penelitian yang akan dilakukan selanjutnya. Berikut ini adalah

beberapa penelitian sebelumnya yang peneliti anggap relevan dengan penelitian

yang akan dilakukan di Kabupaten Sidenreng Rappang sehubungan dengan alat

musik kecapi.

Melalui buah karyanya Jo Andin tahun 2020 mengenai “Analisis

Organologi dan Teknik Permainan Alat Musik Tradisional Kecapi Kalimantan

Tengah” Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan organologi (bagian-

bagian) dan teknik permainan alat musik tradisional Kecapi Kalimantan Tengah.

Organologi yang meliputi bahan dasar pembuatan instrumen, bagian-bagian

instrumen, dan proses produksi suara pada instrumen Kecapi. Teknik permainan

instrumen Kecapi meliputi posisi tubuh, teknik picking, teknik hammer-on, teknik

pull-of, teknik slide, dan penerapan tablature gitar pada instrumen Kecapi.

Lewat karyanya “Peran Rumah Kecapi Dalam Melestraikan Budaya Lokal

Di Kabupaten Maros” Oleh Abdul Hafid tahun 2016. Penelitian ini bertujuan

untuk mendeskrepsikan kerajinan alat musik tradisional hasil usaha industri

7
8

Rumah Kecapi Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif,

teknik pengumpulan data melalui pengamatan, wawancara dan dokumentasi.

2. Kajian Pustaka

a. Pengertian Kecapi

Kecapi merupakan alat musik tradisional yang termasuk dalam rumpun

musik chordhopones. Chordo yang berarti senar atau tali, sedangkan phone yang

berarti suara atau nada. Senar atau tali inilah yang menjadi sumber bunyi baik

digesek, dipetik, maupun ditabuh. (Yustina, 1992:2) Dalam buku Kamus Musik,

kecapi/kacaping adalah alat musik berdawai dua. Secara tradisional badannya

berbentuk kapal laut. (Bonoe, 2003: 209). Pendapat tersebut diperjelas Menurut

Kamus Musik Indonesia, kecapi/kacaping adalah alat musik berdawai dua dari

Sulawesi. Dimainkan dengan dipetik, biasanya berbentuk menyerupai kapal laut,

dibuat dari kayu nangka atau kosambi dengan hiasan ukir tertentu, (Soeharto

1978: 65).

Kecapi pada masyarakat sulawesi selatan khususnya suku Bugis merupakan

salah satu perangkat tradisonal daerah. Menurut bentuknya kecapi berbentuk

perahu (awalnya dimainkan oleh para pelaut Bugis Makassar), terdiri dari dawai

terdiri dengan dua senar. Oleh masyarakat Bugis kecapi disebut “Kacaping”.

b. Proses

Proses adalah urutan pelaksanaan atau peristiwa yang saling terkait satu

sama lain, dimana didalamnya terdapat kegiatan mengubah sesuatu yang

merupakan masukan menjadi keluaran atau hasil. Di dalam proses sendiri


9

kegiatannya dapat dikerjakan oleh manusia, alam bahkan dengan bantuan mesi

yang di dukung dengan adanya sumber daya.

c. Pengertian Produksi

Produk adalah hasil akhir dari proses penciptaan sesuatu baik berupa

barang atau jasa yang sangat diharapkan. Dalam hal ini harus melewati suatu

tahapan yang kita namakan produksi . Produksi juga merupakan daya cipta barang

dan jasa atau kegiatan yang dilakukan manusia dalam menghasilkan suatu

produk, baik barang atau jasa yang kemudian dimanfaatkan oleh konsumen .

Produksi juga bisa diartikan sebagai proses penciptaan barang dan jasa.

d. Organologi

Bentuk pengkategorian atau pengelompokan dan bagian-bagian dari

instrumen musik yang ada disebut juga organologi. Dalam organologi dijelaskan

mengenai detail dari alat-alat musik, fungsi mereka di dalam masyarakat

(terutama untuk alat musik tradisonal) dan klasifikasi dari alat musik. Organologi

mencakup semua instrumen musik mulai dari berbagai macam tradisi musik.

Baik musik klasik atau musik rakyat atau musik etnik dan juga musik barat

maupun musik non-barat.

e. Pengertian Bahan

Wujud sesuatu yang akan dibuat sebagai satu benda tertentu; dasar

sesuatu yg dapat dipakai atau dibutuhkan guna keperluan tertentu adalah benda
10

dalam proses produksi berupa benda atau barang yang bisa berkurang atau habis

setelah pemakaian.

f. Pengertian alat

Semua benda yang digunakan dalam mempermudah pekerjaan berupa

benda yang tidak habis pakai dapat diartikan sebagai alat. Peralatan atau perkakas

dibutuhkan dalam rangka menunjang kelancaran proses produksi.

g. penyelesaian

Tahap akhir dari setiap pekerjaan dalam suatu proses produksi dinamakan

finishing. Proses yang mengambarkan rangkaian akhir dari semua kegiatan yang

dilakukan dalam memproduksi suatu benda (produk) yang diharapkan mendapat

nilai tambah dari produk yang dihasilkan.

B. Kerangka Pikir

Pelaksanaan penelitian Kecapi Bugis produksi Patahangi Kecamatan

Baranti Kabupaten Sidenreng Rappang Provinsi Sulawesi Selatan memerlukan

skema yang menjelaskan secara garis besar dari alur pemikiran seorang peneliti di

dalam penelitiannya.
11

Arah penelitian dalam hal ini kecapi Bugis produksi Patahangi

Kabupaten Sidenreng Rappang Provinsi Sulawesi Selatan (Suatu kajian

organologi), digambarkan dalam skema kerangka pikir berikut:

Kecapi Bugis Produksi Patahangi di


Kecamatan Baranti Kabupaten Sidenreng
Rappang Provinsi Sulawesi Selatan (Suatu
Kajian Organologi)

Alat dan bahan kecapi bugis produksi


Patahangi

Proses pembuatan kecapi


bugis produksi Patahangi

Bentuk

Kecapi adalah salah satu


alat musik utama dalam
musik tradisional
Sulawesi-Selatan

Skema 1. Kerangka Pikir


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Agar penelitian berjalan dengan baik tentunya memerlukan kaidah atau

norma yang akan kita pedomani, agar nantinya penelitian kita dapat disebut sahih.

Metode penelitian diperlukan untuk mendapatkan data sesuai tujuan dan manfaat

tertentu sesuai kebutuhan penelitian secara ilmiah. Ilmiah yang dimaksudkan

adalah bahwa penelitian dapat diterima secara akal sehat dan dapat dibuktikan

kebenarannya.

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Dipilihnya

pendekatan penelitian deskriptif kualitatif karena prosedur penelitian atau

pemecahan masalah yang diselidiki dengan gambaran subyek atau obyek yang

digunakan adalah seseorang dalam hal ini Bapak Patahangi sebagai seniman

sekaligus pembuat atau pengrajin kecapi.

Penelitian yang dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai Kecapi

Bugis produksi Patahangi di lokasi penelitian lewat wawancara, observasi dan

pengumpulan data. Hal lain sebagai upaya untuk memperjelas penelitian yaitu

menetapkan fokus penelitian.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Duampanua Kecamatan Baranti

Kabupaten Sidenreng Rappang Provinsi Sulawesi Selatan. Penelitian

12
13

dilaksanakan mulai bulan Maret sampai dengan bulan Mei 2021. Objek

penelitian yang difokuskan dalam penelitian ini adalah proses pembuatan kecapi

Bugis, dalam hal ini adalah kecapi produksi Patahangi.

C. Desain Penelitian

Berfokus pada kerangka pikir yang telah dibuat maka desain penelitian

yang digunakan oleh penulis adalah desain penelitian kualitatif yang dapat

disusun sebagai berikut.

Kecapi Bugis Produksi Patahangi di Kecamatan


Baranti Kabupaten Sidenreng Rappang Provinsi
Sulawesi selatan

bahan dan alat Proses produksi


kecapi patahangi kecapi Patahangi

Menentukan jenis data

Instrumen pengambilan data

Metode pengambilan data

Teknik analisis

Kesimpulan
(skripsi)

Skema 2. Desain Penelitian

H. Populasi dan Sampel/ Subjek/Fokus Penelitian

Fokus penelitian adalah proses pembuatan Kecapi Bugis Produksi

Patahangi dan sampel/responden penelitian adalah Kecapi Bugis yang dibuat oleh
14

pengrajin kecapi yaitu Patahangi, yang berada di Kelurahan Duampanua

Kecamatan Baranti Kabupaten Sidenreng Rappang Provinsi Sulawesi Selatan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian kualitatif dilakukan dengan

menggunakan wawancara mendalam dan dokumentasi dari observan. Pada

penelitian ini teknik pengumpulan data dilakukan melalui:

1. Observasi

Teknik observasi pada penelitian ini melibatkan 2 observer, antara lain

Bapak Patahangi dan peneliti. Proses observasi dilakukan dengan mengacu pada

pedoman observasi yang telah disusun. Aktivitas dan perhatian responden

diamati untuk mendapatkan data kualitatif yaitu mengenai proses pembuatan

kecapi Bugis dengan itu peneliti ingin tahu bagaiman proses produksi dari segi:

alat, bahan, ukuran yang berbeda dengan kecapi pada umumnya serta warna suara

kecapi yang khas, dan ringan.

2. Wawancara

Wawancara adalah proses tanya jawab lisan antara 2 (dua) orang atau lebih

secara langsung pada nara sumber yang ada dalam penelitian ini. Teknik

wawancara pada nara sumber dalam hal ini Bapak Patahangi selaku pembuat atau

pengrajin kecapi Bugis. Teknik ini diaplikasikan kepada nara sumber yang

dianggap tahu persis dan berkompeten dengan permasalahan yang diangkat.

3. Dokumentasi
15

Pendokumentasian gambar dan wawancara tentang hal-hal yang

berhubungan dengan kecapi Bugis produksi Patahangi ini guna mempertajam

fakta, oleh penulis akan menggunakan kamera digital merek Casio:EX-Z 33

Solver dengan 10.1 Megapixel buatan Indonesia.

4. Studi Pustaka

Kajian mengenai studi pustaka dibutuhkan oleh peneliti guna mendukung

penelitian. Informasi (buku, majalah, koran, jurnal, tesis dan disertasi)

dikumpulkan sebanyak mungkin dari perpustakaan guna mendukung kebutuhan

penelitian.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah metode dalam memproses data menjadi

informasi. Dari informasi yang kita peroleh dari berbagai sumber saat melakukan

penelitian, kemudian data tersebut dianalisis agar mudah dipahami. Analisis data

yang dilakukan nantinya akan membantu peneliti dalam mendapatkan solusi atas

permasalahan penelitian yang sedang dikerjakan.

Setelah nengumpulkan data di lapangan, maka tahap selanjutnya adalah

menganalisis data. Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara

sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, dan dokumentasi, dengan

cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, memilih mana yang penting dan

akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh dirinya

sendiri atau orang lain.


16

Analisis data dilakukan secara kualitatif berdasarkan data yang diperoleh

dari wawancara, observasi dan dokumentasi dianalisis secara kualitatif. Analisis

data terdiri atas 3 alur kegiatan secara bersamaan, yakni reduksi data,

menyederhanakan data yang diperoleh dengan mengklasifikasi, penyajian data

dengan membuat abstraksi dengan menghubungkan atau membandingkan dengan

teori yang ada dan penarikan kesimpulan.

G. Jadwal Penelitian

Penelitian Organologi Alat Musik Kecapi Bugis Produksi Patahangi

Kabupaten Sidenreng Rappang Provinsi Sulawesi Selatan ini dimulai dari

pengumpulan data, pengolahan data, menyusun laporan, dan penggandaan,

pertanggungjawaban, kemudian merevisi data-data yang telah dikumpulkan.

Adapun rentang waktu yang digunakan digambarkan pada tabel di bawah ini.

I II III
No. Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pengumpulan Data
2. Pengolahan Data
3. Menyusun Laporan
4. Penggandaan
5. Pertanggungjawaban
6. Revisi
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Bahan dan alat

a.Bahan

Kayu adalah bahan baku utama dalam membuat kecapi Bugis produksi

Patahangi. Kayu yang digunakan adalah kayu ketapi sebagai bahan untuk badan

(bodi) dan papan nada. Hampir semua bagian kecapi Bugis Patahangi ini

berbahan dasar kayu termasuk untuk penahan senar (nut) yang terbuat dari jepit

rambut yang dipotong kecil. Kayu kecapi oleh orang Makassar disebut santu dan

kasapi dan oleh orang Bugis disebut settung adalah jenis kayu yang umum

digunakan pada pembuatan kecapi yang diyakini memiliki kemampuan membawa

gelombang suara dengan baik.

a. Kayu Ketapi Untuk Bahan Dasar Pembuatan Kecapi Bugis

Pertama-tama yang harus dipersiapkan adalah material kayu dalam

membuat bodi pada kecapi, alasannya adalah karena kayu ketapi selama tumbuh

dan perkembangannya tidak ada wereng yang merusaknya dan mudah untuk

dibentuk dan tidak juga sulit dipoles, mudah diperoleh serta yang terpenting pori-

pori kayu tidak besar yang menjamin suara yang dihasilkan besar dan nyaring.

Dengan serat kayu yang halus kayu ini memungkinkan pengarajin mudah dalam

mengukir dan membentuk kayu dan hasilnya sangat halus ketika diampelas.

17
18

Gambar1. Pohon ketapi


(Dok. penulisan kamera smartphone oppo A3s, 11 april 2020)

Setelah diseleksi pohon kayu kemudian ditebang dan dibentuk balok

dengan ukuran panjang 1 m, dengan tebal 9 cm, serta lebar bagian bawah 11 cm.

Pada bagian atas 4 cm, bentuk papan dengan ukuran panjang 1 m, tebal 3,5 cm

dan lebar 15 cm. Semua dipotong berbentuk balok untuk memudahkan ketika

akan diangkut ke rumah produksi.

Gambar 2. Kayu ketapi yang sudah berbentuk balok-balok kayu sebagai


bahan dasar pembuatan kecapi Bugis Produksi Patahangi
(Dok. penulisan kamera smartphone oppo A3s, 11 april 2020)
19

Gambar 3. Kayu ketapi untuk bodi (Badan kecapi)


(Dok. penulisan kamera smartphone oppo A3s, 11 april 2020)

Bentuk balok kayu akan digunakan dalam proses pembuatan badan kecapi

(bodi) dimaksudkan untuk memudahkan saat proses pemotongan dan penghalusan

agar mengefisienkan waktu.

b. Kayu Ketapi Untuk Pembuatan Kepala dan Bridge (Penahan tali senar)

Gambar 4. Kayu Ketapi untuk kepala dan Bridge (penahan tali senar)
(Dok. penulisan kamera smartphone oppo A3s, 11 april 2020)
20

Untuk pembuatan kepala serta Bridge (penahan tali senar) masih kayu yang

sama yang berbentuk papan untuk keperluan pembuatan papan nada. Papan

dipotong dengan ukuran panjang 90 cm, tinggi 3,5 cm, lebar 3,5 cm. Selain untuk

keperluan kepala dan Bridge kayu ini juga diperuntukkan dalam pembuatan kuda-

kuda dan penahan kuda-kuda Kecapi Bugis Produksi Patahangi.

c. Lem Fox Putih

Gambar .5 Lem Fox


(Dok. penulisan kamera smartphone oppo A3s, 11 april 2020)

Sebagai perekat untuk menyatukan badan kecapi (bodi) dengan papan nada,

menyatukan sambungan kepala dengan ekor juga Bridge (penahan tali senar)

berikut untuk menyatukan Nut (penopang tali senar).


21

d. Pernis

Gambar. 6 Pernis
(Dok. penulisan kamera smartphone oppo A3s, 11 april 2020)
Pewarnaan untuk mempertahankan warna dan serat kayu kecapi Bugis

Patahangi menggunakan pernis. Pernis kayu yang digunakan akan membantu

mempertahankan warna kayu dan memberi kesan mengkilap pada kecapi dan

berjenis solvent based merupakan kombinasi dari thinner sebagai pelarut.

e. Amplas atau Kertas Pasir

Gambar .7 Ampelas
(Dok. penulisan kamera smartphone oppo A3s, 11 april 2020)
22

Untuk menghaluskan permukaan kayu setelah perlakuan dengan ketam

listrik sebelumnya, digunakan kertas amplas atau kertas pasir dengan nomor 60-

80. Permukaan bodi (badan kecapi), kuda-kuda, kepala kecapi, Grip (papan

nada), dan ekor kecapi adalah bagian yang akan dihaluskan dengan menggunakan

amplas atau kertas pasir.

b.Alat

Hasil observasi di lapangan berikut wawancara dan dokumentasi penelitian,

alat yang digunakan dalam proses pembuatan kecapi Bugis produksi Patahangi

yaitu:

a. Pahat

Gambar. 8 Pahat
(Dok. penulisan kamera smartphone oppo A3s, 11 april 2020)

Bagian belakang bodi (badan kecapi), bagian kepala dan bagian-bagian lain

yaitu lubang resonansi suara, papan nada serta lubang penyetem dawai kecapi
23

dilubangi dengan bantuan alat pahat ini dimana terlebih dahulu dibuat gambar

kecapi.

b. Kapak dan Pisau

Untuk mengikis bagian pinggiran kayu kecapi yang telah digambar dengan

pensil digunakan kapak, dan untuk memperhalus bagian kayu yang sudah dikikis,

membuat motif penahan kuda-kuda seerta pemutar senar digunakan pisau (cobo).

Gambar. 9 Kapak dan pisau


(Dok. penulisan kamera smartphone oppo A3s, 11 april 202
24

c. Ketam Listrik

Berfungsi sebagai penghalus bagian belakang kecapi Bugis, ketam listrik

memiliki fungsi yang sama dengan ketam kayu, hanya saja ketam listrik disini

bertujuan untuk memperhalus hasil kerja dari ketam kayu sebelumnya. Balok

bodi dan papan nada khususnya diperhalus dengan ketam listrik ini.

Gambar. 10 Ketam Listrik


(Dok. penulisan kamera smartphone oppo A3s, 11 april 2020)

d. Bor Listrik

Gambar. 11 Bor Listrik


(Dok. penulisan kamera smartphone oppo A3s, 11 april 2020)
25

Berfungsi untuk melubangi bagian belakang sisi kecapi yang sudah dipahat,

bor listrik dapat mempercepat pelubangan, bor juga membantu dalam menyetem

kecapi Bugis.

e. Gergaji Listrik dan Gergaji Besi

Gambar. 12 Gergaji Listrik dan Gergaji Besi


(Dok. penulisan kamera smartphone oppo A3s, 11 april 2020)
26

Balok kayu untuk bahan bodi (badan kecapi) dan sebagai pemotong papan

kayu untuk penutup lubang belakang kecapi digunakan gergaji biasa. Untuk

memotong fret (Grip) dan papan nada kecapi , sela papan nada atau lubang untuk

fret (Grip) yang kurang rata digunakan pemotong besi.

f. Mistar Besi

Untuk mengukur panjang, lebar bodi, papan nada, stang dan oranamen lain

pada kecapi bugis digunakan mistar besi. Mistar besi juga berfungsi sebagai

pengatur jarak perbandingan antara kecapi besar dengan kecapi kecil.

Gambar. 13 Mistar Besi


(Dok. penulisan kamera smartphone oppo A3s, 11 april 2020)
27

g. Karet Ban Bekas

Gambar. 14 Karet Ban Bekas


(Dok. penulisan kamera smartphone oppo A3s, 11 april 2020)

Pada saat melakukan pengeleman agar daya rekat lem bisa lebih optimal

digunakan karet ban bekas yang berfungsi sebagai pengikat bodi (bandan kecapi),

papan nada dengan bodi, hal ini bertujuan agar menjamin perekatan tidak terbuka-

buka lagi saat uji coba kecapi.

2. Proses Pembuatan Kecapi Bugis Produksi Patahangi

Perlu diketahui bahwa sumber suara kecapi Bugis Produksi Patahangi

bersumber dari badan alat itu sendiri atau biasa disebut Idiophone.

Proses pembuatan instrumen kecapi Bugis produksi Patahangi di

Kecamatan Baranti antara lain:

1. Pencarian pohon atau kayu yang bagus untuk dibuat kecapi, misalnya pohon

atau kayu ketapi. Kenapa kayu ketapi, karena kayu ketapi tidak ada wereng

yang memakannya dan kayunya mudah dan gampang dibentuk.


28

Gambar. 15 Pohon Ketapi


(Dok. penulisan kamera smartphone oppo A3s, 11 april 2020)

2. Kayu ketapi dibentuk balok dengan ukuran :


a. Panjang 1 meter

b. Lebar dan tinggi masing masing 10 x 10 cm.

1m
11 cm

9 cm

Sketsa 1. Ukuran Balok Kecapi

Keterangan:

a. Tebal kayu : 9 cm
b. Panjang Kayu :1m
c. Lebar ujung depan : 9 cm
d. Lebar ujung belakang : 11 cm
29

Gambar 16. Proses pemotongan kayu kecapi


(Dok. penulisan kamera smartphone oppo A3s, 11 april 2020)

3. Pengukuran bagian depan kecapi dengan masing masing mempunyai bagian


tertentu yaitu :
a. Bagian buritan kecapi
b. Bagian pusar kecapi
c. Bagian tengah kecapi
d. Bagian nada nada kecapi
e. Tempat pemutar atau tempat setelan
f. Kemudian anjungan kecapi, dalam bahasa bugis
disebut anjong kecapi.

12,5 cm 23 cm 3,5 cm

10 cm
Sketsa 2. Ukuran bagian depan kecapi
2,5 2,5 2 2 2 2 2 2 7

9
c

7,5 Sketsa 2. Ukuran bagian depan kecapi dipotong


1,5
cm cm
30

4. Pengukuran dan pemahatan bagian belakang kecapi (Resonansi


Kecapi)
9 cm 3,8 cm 5 cm

9 5
3,8

Sketsa 3. Pengukuran dan pemahatan bagian belakang kecapi (Resonansi Kecapi)

(Dok. Penulis 11 April 2021)

Pada tahap ini balok dipahat dengan kedalaman 3,8 cm. Lebar lubang

resonansi 9 cm diukur dari pusar kecapi hingga menyusut ke bagian genggaman

kecapi 5 cm

Gambar 17. Proses Pemahatan Bagian Belakang Kecapi


(Dok. Penulis 11 April 2021)
31

Lubang
Resonansi

Gambar 18. Bagian belakang kecapi (Resonansi kecapi)


(Dok. penulisan kamera smartphone oppo A3s, 11 april 2020)

4. Pemahatan Bagian Depan Kecapi yang terdiri dari :


a. Bagian buritan kecapi
b. Bagian pusar kecapi
c. Bagian tengah kecapi
d. Bagian nada nada kecapi
e. Tempat pemutar atau tempat setelan
f. Kemudian anjungan kecapi, dalam bahasa bugis disebut anjong kecapi

Anjungan
Pusar Grip Papan
Nada
Buritan Palung

3,5 3

4 4

12 cm
Sketsa 4. Bagian depan kecapi dengan bagian-bagiannya
32

a. Bagian Buritan Kecapi


Tahap ini diawali dengan memotong bagian bodi belakang kecapi atau ekor

kecapi (buritan), bagian buritan yang akan dipotong sekitar 10 cm, selanjutnya

dibentuk menjadi segi empat dengan menggunakan parang.

Pembuatan bodi kecapi diawali dengan persiapan balok kayu ketapi yang

sudah dipotong dengan ukuran panjang 1 m, ketebalan 9 cm, dan lebar 11 cm.

Balok kayu diperhalus dengan ketam mesin untuk memperhalus bahan,

selanjutnya balok diukur dengan penggaris siku untuk mencari titik tengah balok

yang sudah diperhalus. Selanjutkan dengan meletakkan sketsa atau gambar bodi

kecapi.

23 cm

4 cm 4 cm

23 cm
12,5 cm
Sketsa 5. Cetakan bodi kecapi 41 cm

Setelah meletakkan sketsa, dilanjutkan dengan mencetak sketsa dengan

menggunakan trali besi yang sudah di runcingkan, setelah dicetak balok kayu

tersebut siap untuk dipotong. Balok kayu yang sudah dicetak tadi kemudian

dipotong dengan menggunakan gergaji pemotong mengikuti alur yang sudah

dibuat sebelumnya, sehingga membentuk bagian buritan kecapi.


33

7,5 cm
2,5 cm

2,5 cm

Sketsa 6. Buritan Kecapi

Bagian ekor kecapi (Buritan) kecapi dibentuk dengan panjang 2,5 cm,

lebar 2,5 dan tinggi 7,5 cm kemudian dibentuk menjadi segiempat dengan

menggunakan pahat.

Gambar 19. Bagian Buritan Kecapi


(Dok. penulisan kamera smartphone oppo A3s, 11 april 2020)

b. Bagian pusar kecapi


Bagian pusar kecapi kecapi dibentuk dengan panjang 2,7 cm, lebar 2,7

dan tinggi 3 cm kemudian dibentuk menjadi segiempat dengan menggunakan

pahat.
34

3 cm

2,7 cm

Sketsa 7. Bagian pusar kecapi

Gambar 20. Bagian pusar kecapi


(Dok. penulisan kamera smartphone oppo A3s, 11 april 2020)

c. Bagian Tengah Kecapi (Penahan Kuda-kuda)


a. Tahap Pertama

Mengukir sedikit demi sedikit dan membentuk penahan kuda-kuda

depan dan belakang dengan mengikuti pola yang sudah dicetak sebelumnya,

dengan menggunakan pahat, dan pisau ukir, setelah dibentuk dialnjutkan


35

dengan pengahalusan dengan menggunakan amplas, agar hasilnya kelihatan

cantik dan menarik.

23 cm

---- ------------------------------------------------------------------------------
--- -- -----------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------
Penahan Kuda-kuda

Sketsa 8. Penahan kuda-kuda pada kecapi

Keterangan :

Ukuran Jarak antara Bridge (penahan senar)

Papan nada : 23 cm 16 cm

Penahan Kuda-kuda

Sketsa 9. Penahan Kuda-kuda Belakang Pada Kecapi

Keterangan :

Ukuran Jarak antara Bridge (penahan senar)

Belakang Kecapi : 16 cm
36

Gambar 21. Bagian Tengah Kecapi


(Dok. penulisan kamera smartphone oppo A3s, 11 april 2020)

b. Tahap Kedua

Melubangi bagian kuda-kuda kecapi tujuannya untuk masuknya tali

senar. Adapun alat yang digunakan yaitu dengan menggunakan terali sepeda

bekas bagian ujungnya ditajamkan dengan menggunakan mesin gerinda agar

runcing sehingga mudah menembus kayu.

Sketsa 8. Pelubangan Tempat Senar Pada Kuda-kuda Kecapi


37

d. Bagian Nada -Nada Kecapi


Bagian Bagian-nada (Grip) kecapi dibentuk dengan memahat balok dengan

diameter panjang 1 m, tinggi 3,5 cm dan lebar 2,5 cm.

Selanjutnya menggaris bagian tengah kayu yang sudah dibentuk seperti

diatas, dengan bagian-bagian masing-masing sisinya, 12,5 cm, dengan

menggunakan trali sepeda. Tujuannya untuk mengetahui garis tengah pada kayu

yang akan digunakan dalam pembuatan papan nada.

e.

Sketsa 9. Peletakan Penggaris pada Grip

Gambar 21. Pengukuran Grip dan


kuda-kuda
(Dok. penulisan kamera smartphone
oppo A3s, 11 april 2020)

Setelah diletakkan penggaris siku-siku

kemudian ditandai sesuai dengan ukuran yang ada di

penggaris, kemudian digaris keliling dengan

menggunakan penggaris siku, supaya menghasilkan

garis yang lurus.


38

Sketsa 10. Proses Penggarisan Grip

f.
g.
h.

Gambar 22. Proses pembuatan garis Grip

(Dok. penulisan kamera smartphone oppo A3s, 11 april 2020)

Setelah kayu diukur mulailah pembuatan tempat Grip (Fret), dan kuda-

kuda dengan menggunakan pahat, dan gergaji. Proses pembuatan Grip (papan

nada) menggunakan kayu ketapi, selanjutnya dibentuk dengan menggunakan

pahat, dengan mengikuti ukuran pola yang ada kemudian memahat kayu ketapi

tersebut sedkit demi sedikit hingga berbentuk bulat setengah silender memanjang.

i.
j.

Sketsa 11. Proses pembuatan Grip


39

Setelah tahap pemahatan kasar selesai dilanjutkan dengan penghalusan

tempat Grip (papan nada) dengan menggunakan amplas agar kelihatan rapi dan

nada yang akan dihasilkan tidak fals.

Gambar 2.1 Grip yang telah jadi


(Dok. penulisan kamera smartphone oppo A3s, 11 april 2020)

Setelah proses penghalusan selesai dilanjutkan dengan pemasangan

Grip(besi pada papan nada). Sebelum dipasang garis nada atau Grip yang sudah

ditandai sebelumnya akan digergaji, agar mempermudah pemasangan Grip untuk

Grip sendiri menggunakan penjepit rambut yang besar yang sudah dipotong

denganpanjang 1,5 cm. Setelah Grip (papan nada) dilanjutkan dengan

menggambar bagian kuda-kuda yang akan dibuat.

e. Tempat Pemutar Stelan


Mencetak bagian yang akan dibuat tempat pemutar senar dengan

menggunakan pola yang telah ada dengan mengikuti ukuran yang telah digaris

pada saat pembuatan papan nada.


40

6,5 cm
1m
Lubang senar

Lubang pemutar
senar 0,7 cm

Sketsa 12. Ukuran lubang senar kecapi

Keterangan :

Ukuran lubang tengah : 1 cm

Ukuran lubang pemutar senar : 0,7 cm

Ukuran lubang yang akan dipahat : 6,5 cm

Setelah proses penghalusan selesai, dilanjutkan dengan pembuatan lubang

pemutar untuk senar kecapi, melubangi bagian tengah dengan mengguakan pahat

ukuran 0,5 cm dan 1 cm. Kemudian kedua sisinya dibor dengan menggunakan

bor manual dengan besar lubang 0,7 cm.


41

Gambar 2.2 Proses Pembuatan Lubang Senar Kecapi


(Dok. penulisan kamera smartphone oppo A3s, 11 april 2020)

Gambar 2.3 Lubang Tempat Pemutar Senar Kecapi


(Dok. penulisan kamera smartphone oppo A3s, 11 april 2020)

Selanjutnya pemasangan pemutar senar kecapi, pemutar senar sendiri

terbuat dari kayu besi (kayu hitam) yang tidak memiliki ukuran paten. Pada

bagian ujung pemutar senar kecapi ini diberikan lubnag kecil untuk tempat masuk

tali atau senar kecapi, cara pelubangan pemautar senar sendiri menggunakan terali

sepeda yang sudah ditajamkan bagian ujungnya.

Lubang tali

Sketsa 13. Pemutar Senar Kecapi


42

Gambar 2.4 Pemutar senar kecapi

(Dok. penulisan kamera smartphone oppo A3s, 11 april 2020)

Setelah selesai dicetak dilanjutkan dengan memahat bagian pinggir garis

dengan menggunakan pahat ukuran 1 cm agar tidak merusak bagian-bagian kepala

kecapi yang telah dicetak tadi, dengan kedalaman 1 cm.

f. Bagian Anjungan kecapi (Kepala kecapi)

a. Tahap pertama

Setelah pembuatan bagian pemutar senar selesai, selanjutnya

pemahatan dilanjutkan untuk membuat anjungan kecapi (kepala kecapi)

dengan memperhalus kembali bagian yang telah dipahat dengan menggunakan

pisau ukir. Setelah memahat bagian yang telah digambar, dilanjutkan dengan

menggaris kepala kecapi dengan ketebalan 0,5 cm atas dan bawah, kemudian

kedua sisisnya dibuka dengan ketebalan 1 cm.


43

Sketsa 14. Pemahatan Kepala Kecapi

Bagian yang dibuka

0,5 cm

Sketsa 15. Pemotongan Kepala Kecapi

Gambar 25. Proses Pemotongan Kepala Kecapi


44

(Dok. penulisan kamera smartphone oppo A3s, 11 april 2020)

Setelah selesai pemotongan, bagian kepala akan di perhalus dengan

menggunakan parang dan amplas, agar bekas bukaan tadi hilang dan menjadi

halus.

Selanjutnya memperkecil bagian ujung kepala kecapi dengan menggunakan

ketam listrik sampai berukuran tebal 5 cm, hal ini dilakukan agar kepala kecapi

lebih ringan dan mudah untuk diangkat.

5 cm

Sketsa 16. Proses Pengecilan Ujung Kecapi

Setelah proses penghalusan selesai, dilanjutkan dengan pembuatan lubang

pemutar untuk senar kecapi, melubangi bagian tengah dengan mengguakan pahat

ukuran 0,5 cm dan 1 cm. Kemudian kedua sisinya dibor dengan menggunakan

bor manual dengan besar lubang 0,7 cm.

6. Pemasangan Grep dan tali untuk mengetes nada nada pada kecapi

Pemasangan tali (senar) kecapi, tali yang digunakan sama halnya dengan

tali gitar, yaitu tali satu dan tali dua, setelah pemasangan tali, dilanjutkan dengan

pengetesan suara kecapi. Adapun cara pensteman kecapi, tali satu menggunakan

stem re dan tali dua menggunakan stem sol rendah. Bisa menggunakan standar

bunyi kecapi.
45

Gambar 25. Pemasangan Grip dan Tali senar kecapi


(Dok. penulisan kamera smartphone oppo A3s, 11 april 2020)

7. Pemasangan Penutup Belakang


Bagian bodi dan penutup yang sudah di beri lubang tempat resonansi kecapi,

kemudian diikat dengan menggunakan ban dalam bekas motor yang sudah

dipotong kecil-kecil, agar pengelemannya tambah kuat dan hasilnya lebih bagus.

Pengikatan bodi belakang kecapi bisa dilakukan selama 12 jam, agar hasil

pengelemannya lebih baik dan tidak mudah terlepas. Setelah 12 jam, keesokan

harinya setelah yakin pengelemannya sudah maksimal, karet pengikat dibuka,

setelah semua terbuka akan dilihat bagian mana yang perlu dihaluskan dengan
46

menggunakan ketam listrik. Setelah semua rapih dilanjutkan dengan

menangapelas seluruh bodi hingga halus, selanjutnya mencetak bagian belakang

bodi dengan ukuran yang sudah ada, melubangi bodi belakang dengan masing-

masing lubang berdiameter 3 cm, 2,5 cm, 2 cm dengan mengguankan piasu ukir

dan kikir.

Gambar 2.6 Pemasangan penutup belakang kecapi


(Dok. penulisan kamera smartphone oppo A3s, 11 april 2020)

20 cm 20 cm 20 cm
20 cm
47

cm

cm
cm
2

2
2
Sketsa 17. Ukuran lubang suara

Keterangan:
a. Jarak lubang 3 cm dari ekor kecapi : 20 cm
b. Jarak lubang 2,5 cm dari lubang : 13 cm
c. Jarak lubang 2 cm dari lubang : 12 cm
d. Jarak lubang 2 cm dari tangkai kecapi : 6 cm

Gambar 27. Proses pembuatan lubang suara


(Dok. penulisan kamera smartphone oppo A3s, 11 april 2020)
8. Proses Finishing (Penyelesaian)
a. Tahap Pertama

Menghaluskan seluruh bagian kecapi yang sudah dipasang dan dibentuk,

dengan menggunakan ketam listrik dan amplas, agar kelihatan rapih dan menarik.
48

Amplas berfungsi untuk membuat permukaan benda yang kasar menjadi

lebih halus dengan cara menggosokkan permukaan kasarnya ke permukaan suatu

bahan atau benda.

Dalam pengerjaan kayu, mesin ketam perata memiliki fungsi utama:

1. Untuk meratakan lurus, siku dan halus permukaan kayu dan

2. Untuk mengetam rata, lurus, siku sisi tebal kayu.

Gambar 27. Proses penghalusan seluruh bagian kecapi yang sudah dipasang dan
dibentuk
(Dok. penulisan kamera smartphone oppo A3s, 11 april 2020)
49

Gambar 28. Kecapi yang telah dihaluskan


(Dok. penulisan kamera smartphone oppo A3s, 11 april 2020)

Proses pengecatan, dilakukan apabila semua bagian kecapi telah

dihaluskan, pada proses pengecatan atau finishing. Dalam tahap finishing ini alat

yang diperlukan yaitu; kuas kecil sedangkan untuk pewarna ynag digunakan

pernis, damar. Pewarna coklat solid atau cat dasar.

Proses pertama yaitu melakukan pencampuran bahan pewarna cat. Setelah

itu dimulailah proses pengecatan semua bagian bodi (badan ) kecapi, kepala,

penahan kuda-kuda.

Untuk hasil yang maksimal pengecatan dilakukan secara berulang-ulang

sebanyak tiga kali, sedangkan proses pengeringannya tidak membutuhkan waktu

yang lama cukup diangin-anginkan selama 1 jam.


50

Gambar 29. Kecapi yang telah dipernis


(Dok. penulisan kamera smartphone oppo A3s, 11 april 2020)

Gambar 30. Kecapi yang dikering-anginkan


(Dok. penulisan kamera smartphone oppo A3s, 11 april 2020)
51

Gambar 31. Kecapi Bugis Produksi Patahangi


(Dok. penulisan kamera smartphone oppo A3s, 11 april 2020)

a. Tahap Kedua

Proses pengemasan, pada saat proses pengemasan Kecapi Bugis Produksi

Patahngi ini dibungkus dengan menggunakan plastik. Setelah dikemas

selanjutnya dipajang di ruang tamu, karena belum memiliki tempat penjualan

sendiri, dan sudah siap untuk dijual kepada konsumen, penggemar dan penikmat

serta pengapresiasi alat musik tradisonal di Baranti pada khususnya dan Sulawesi

selatan pada umumnya.

B. Pembahasan
1. Apakah bahan dan alat yang digunakan dalam kecapi bugis produksi
patahangi?
52

Mengenai kecapi, terutama kecapi yang berada di di Kabupaten Sidenreng

Rappang, kecapi bukanlah menjadi masalah bagi peminat dan pembeli kecapi.

Kesadaran dan keinginan para pecinta seni terutama seni musik tradisional untuk

terus berkarya dan mengembangkan alat musik tradisi sangatlah antusias.

Beberapa Kecamatan yang berada di wilayah Kabupaten Sidenreng Rappang

masih terus memproduksi kecapi, terutama Kecamatan Baranti yang saat ini masih

bertahan. Pengetahuan masyarakat tentang teknologi pembuatan kecapi diperoleh

melalui proses pembelajaran yang diwariskan dari generasi ke genarasi sehingga

membentuk pengalaman dan ilmu yang berharga ke masyarakat.

Produksi merupakan suatu kegiatan untuk menambah nilai pada suatu

barang. Dimana arahnya ditujukan pada upaya-upaya pengaturan yang sifatnya

dapat menambah atau menciptakan kegunaan dari suatu barang atau mungkin saja

jasa. http:/carapedia.com/pengertian_defenisi_produksi_info2348.html.

Bahan dalam hal ini bahan baku adalah begabai bahan sesuai komposisi

yang dimasukkan dalam kegiatan membuat suatu produk dan kegiatan produksi,

yang nantinya barang jadi dari produk tersebut menampilkan secara menyeluruh

secara menyeluruh bahan yang tadi diproses. Sehinggah ini bisa dikatakan sebagai

bahan mentah atau bahan yang belum tersentuh oleh proses apapun. Bahan ini

nantinya akan menjadi bahan utama ataupun dasar dari produksi sebuah produk.

Nantinya bahan ini apabila diolah melalui sebuah proses tertentu akan

menghasilkan wujud lain sesuai dengan keinginan. Accurate online › bisnis-ukm

›pengertian- bahan-baku-industri Jul 17, 2020.


53

Meskipun bahan baku pembuatan kecapi dalam hal ini adalah kayu ketapi saar

sekarang susah didapatkan di daerah Sidrap, tapi tidak menyurutkan patahangi

untuk terus menyediakan bahan baku bagi pembuatan kecapinya, disamping

karena kayu kecapi adalah termasuk jenis kayu yang mudah dibentuk dan hal

yang paling mendukung adalah suara yang di hasilkannya bagus. Beliau juga

berpendapat bahawa penggunaan bahan kayu dapat mempengaruhi bunyi kualitas

bunyi yang dihasilkan oleh sebuah kecapi.

Walaupun harga kecapi kian meningkat, akan tetapi pesanan dari pengguna kecapi

tidaklah menurun dalam membeli dan memesan kecapi. Untuk memuaskan para

pelanggan pengerajin kecapi seperti patahangi tetap menjaga kualitas produksi

kecapinya, baik dari segi tampilan, terlebih dari segi keindahan bunyi suaranya.

Alat yang digunakan patahangi seperti; pahat, kapak, pisau, mistar manual

yang digunakan oleh pengerajin kecapi lain, selanjutnya alat yang sudah

menggunakan listrik untuk mempermudah pekerjaan seperti; ketam, gergaji, dan

bor listrik. Semakin cepat alat dalam membantu proses produksi maka

kemampuan pengerajin untuk memproduksi kecapi juga akan semakin cepat

menyediakan kecapi untuk memenuhi kebutuhan pengguna.

Alat adalah suatu benda yang digunakan untuk mengerjakan suatu;

perkakas, prabot, yang digunakan untuk mencapai maksud (kamus bedar bahasa

Indonesia, 2005, hal:30). Alat adalah segala sesuatu yang dapat di gunakan dalam

rangka mencapai tujuan pembuatan sesuatu dan mempunyai fungsi, yakni sebagai

perlengkapan, pembantu mempermudah usaha mencapai tujuan, dan alat sebagai


54

tujuan.(Sejati, http://id.shvoong. Com/social- sciences/ education/2108442-

komponen- belajar- mengajar/. Online: 23-03-2012).

Produksi merupakan suatu kegiatan untuk menambah nilai pada suatu barang.

Dimana arahnya ditunjukan pada upaya-upaya pengaturan yang sifatnya dapat

menambah atau menciptakan kegunaan dari suatu barang atau mungkin saja jasa.

http:/carapedia.com/pengertian_defenisi_produksi_info2348.html.

kenyataan dimana terlihat di kacamatan baranti khususnya, dan kabupaten

Sidenreng Rappang umumnya masih ditemukan adanya sanggar-sanggar seni,

sekarang pemerintah kabupaten Sidenreng Rappang tengah giat-giatnya

memperkenalkan kesenian tradisi ini kepada generasi muda, khususnya alat musik

kecapi mulai tingkat sekolah dasar (SD) hinggah tingkat sekolah menengah

(SMP/SMA/MAN). Upaya pelestarian ini dimaksudkan agar alat musik tradisi

tetap dikenal dan lestari. Upaya inilah yang membuat para pengrajin kecapi masih

bertahan hingga kini.

Kecapi buatan Patahangi memiliki ciri khas tersendiri baik dalam warna

suara, cara pembuatan dan ukuran yang berbeda dengan pembuatan kecapi pada

umumnya. Dalam proses pembuatan kecapinya, body kecapi Patahangi dibuat

tidak terpisah rangkanya yang menggunakan kayu utuh kemudian dipahat untuk

membentuk instrumen kecapi, hanya bagian penutup body saja yang terpisah.

Bila umumnya peranti kayu pada finishingnya menggunakan pelitur, maka kecapi

Patahangi menggunakan pernis untuk menjaga estetika kayunya. Beda dengan

Nurdin Amma pengrajin kecapi di kecamatan yang sama dalam proses

pembuatannya dilakukan secara bertahap, dimana semua bagian instrumen kecapi


55

dibuat terpisah, mulai dari body, grip, kepala hingga kuda-kuda dikerjakan secara

bertahap, dan sebagai finishingnya beliau menggunakan pernis dalam

mempertahankan estetika kayunya.

Fungsi lainnya dari pernis adalah estetika. Tidak hanya untuk proteksi,

pernis mampu meningkatkan estetika kayu ke tingkat lebih tinggi. Hasil aplikasi

pernis membuat kayu lebih indah. Bahkan jika kayu tersebut memiliki kecacatan,

dapat ditutup dengan sempurna oleh pernis. www.klopmart.com › article › detail 

Selain itu melalui proses yang panjang kecapi Bugis Patahangi dibentuk

dengan sangat efisien, dimana sangat memudahkan ketika digenggam. Hal ini

tentu membantu ketika digunakan mulai anak-anak hingga orang dewasa sangat

mudah dalam mempelajari dan memainkan kecapi.

2. Bagaimanakah proses pembuatan alat musik Kecapi Bugis Produksi


Patahangi?

Proses pembuatan alat musik kecapi Patahangi tak lepas dari perkembangan

zaman dan teknologi. Dalam hal ini penggunaan alat-alat dalam pembuatannya,

seperti ketam mesin (ketam listrik), bor listrik dan perlengkapan lainnya.

Penggunaan peralatan yang dapat mengefisienkan tenaga dan waktu tentu saja

mempermudah pengerjaan kecapi bagi para pengarajin kecapi, meskipun

peralatan manual lainnya tetap digunakan. Sekarang ini peminat kecapi baik

untuk digunakan sendiri maupun untuk didagangkan tidak hanya berasal dari

daerah Kabupaten Sidenreng Rappang saja, tetapi juga berasal dari daerah lain

yang sengaja datang untuk membeli, bahkan ada yang memesan dalam jumlah
56

banyak. Pemanfaatan teknologi tentu saja membantu para pengrajin kecapi dalam

memproduksi kecapinya seperti patahangi.

Pada saat ini penggunaan Teknologi bukan merupakan hal yang

tabu ,karena tidak dipungkiri lagi setiap orang sekarang seringkali menggunakan

Teknologi untuk membantu menyelesaikan pekerjaan menjadi lebih cepat dan

efisien. Baik dulu dan sekarang Teknologi terus berkembang menjadi lebih

canggih ,efisien ,dan praktis. Teknologi selalu kita gunakan dalam kehidupan

sehari-hari ,karena teknologi sudah dianggap sebagai alat mempermudah

membantu setiap pekerjaan menjadi lebih efisien. fungsi.info › fungsi-teknologi-

bagi-manusia.

Proses pembuatan kecapi Patahangi memiliki tahap-tahap tersendiri dalam

prosesnya. Bermula dari bahan baku pembuatan sampai ke tahap akhir menjadi

sebuah kecapi yang utuh dan siap untuk digunakan biasanya pengrajin kecapi

mempunyai teknik-teknik tersendiri hingga terciptalah kecapi yang berkualitas.

Baik dari segi bunyi dan tampilannya, sehingga memiliki daya tarik tersendiri

bagi peminat kecapi dari luar daerah Kabupaten Sidenreng Rappang.

Proses adalah serangkaian langkah sistematis, atau sebuah tahapan yang

jelas dan dapat dilakukan berulang kali dan akan mencapai hasil yang diinginkan.

Sebuah proses menjadi jalan untuk mencapai hasil yang telah direncanakan

sebelumnya. Proses menjadi jalan yang wajib dijalani demi tercapai hasi yang

diinginkan. Juga Proses adalah sebuah langkah yang dirangkai dengan cara yang

jelas dan menjadi jalan untuk mencapai sebuah hasil. Dan sebuah proses menjadi
57

hal yang pasti akan terjadi dalam pencapaian sebuah hasil.

pengertianaja.blogspot.com › 2018 › 02. Sedangkan menurut kamus Wikipedia,

proses adalah urutan pelaksanaan atau kejadian yang terjadi secara alami atau

didesain yang menggunakan waktu, ruang, keahlian atau sumber daya lainnya,

yang menghasilkan suatu hasil. Suatu proses mungkin dikenali oleh perubahan

yang diciptakan terhadap sifat-sifat dari satu atau lebih objek di bawah

pengaruhnya.(http://id.wikipedia.org/wiki/Proses.Online: 23-03-2012.

Pembuatan adalah cara yang dilakukan dalam menghasilkan suatu benda,

kegiatan yang sengaja dilakukan untuk menghasilkan suatu barang yang menjadi

tujuan dari kegiatan itu (Bambang, 2010; 10).

Karena kebutuhan akan kecapi semakin meningkat, maka para pembuat

kecapi tergerak untuk melakukan inovasi dalam proses pembuatan kecapinya, tak

terkecuali Patahangi. Jika dulu para pengrajin kecapi dalam membuat satu kecapi

membutuhkan waktu yang terbilang lama, maka dengan bantuan teknologi bisa

lebih cepat prosesnya hingga manghasilkan kecapi dalam waktu yang sama

dengan jumlah kecapi lebih dari satu. Bahkan saat ini telah ada kecapi yang

dilengkapi dengan spull, selain sebagai kebutuhan dan kemudahan dalam hal ini

mempermudah para pengguna kecapi di zaman modern ini untuk

menyambungkan kecapi ke soundsystem, dan tidak mempengaruhi kualitas

suaranya.

Menurut Nurdin (2016), inovasi adalah sesuatu yang baru yaitu dengan

memperkenalkan dan melakukan praktek atau proses baru (barang atau layanan)
58

atau bisa juga dengan mengadopsi pola baru yang berasal dari organisasi lain. Hal

ini diperkuat oleh Muchlisin Riadi (2020), Inovasi   adalah suatu perubahan yang

baru berupa ide, gagasan, praktek atau objek/benda yang sifatnya spesifik,

disengaja melalui program yang terencana dan dirancang untuk mencapai tujuan

tertentu. Sebuah inovasi dapat dikatakan berhasil apabila penciptaan dan

pelaksanaan proses, produk, jasa dan metode yang baru dapat menghasilkan

perbaikan kualitas hasil yang efektif dan efisien.

Untuk pemasaran, para pengrajin kecapi di Kecamatan Baranti Kabupaten

Sidenreng Rappang tidak mengalami hambatan yang berarti, hal ini dikarenakan

para peminat kecapi dan penikmat seni musik tradisi mengalami peningkatan

dalam jumlah. Hal yang terjadi bahkan terkadang dikarenakan banyaknya

pesanan para konsumen yang memang membutuhkan kecapi yang berkualitas baik

dari segi bahan dan baku, para pengrajin kecapi saling bahu membahu untuk

memenuhi kebutuhan pasar. Pengrajin kecapi di Kecamatan Baranti tidak segan

memberi atau megoper pesanan kepada pengrajin lain apabila merasa tidak

sanggup memenuhi pesanan.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Proses pembuatan kecapi Bugis produksi Patahangi di Dusun Passeno 2,

Kecamatan Baranti Kabupaten Sidenreng Rappang diawali dengan menyiapkan

bahan baku (material) kecapi. Bagian-bagian kecapi Bugis produksi Patahangi

terdiri dari bagian buritan kecapi, bagian pusar kecapi, bagian tengah kecapi,

bagian nada- nada kecapi, tempat pemutar atau tempat setelan, kemudian

anjungan kecapi, dalam bahasa bugis disebut anjong kecapi.

Adapun proses pembuatannya dilakukan secara bertahap yang diawali

dengan pemilihan bahan kayu kecapi, pengukuran, pemotongan, pengeringan,

pemahatan, pembuatan, penghalusan, pengecatan atau finishing dan terakhir

penyeteman. Sedangkan pembuatan kecapi Bugis Patahangi diawali dengan

pembuatan bodi (badan kecapi), dilanjutkan dengan pembuatan bridge (penahan

tali), bersamaan dengan pembuatan kepala kecapi (anjung kecapi) dan dilanjutkan

dengan pembuatan kuda-kuda dan penahan kuda-kuda, selanjutnya proses

penghalusan dan pengecatan setelah semua bagian telah terpasang, dan yang

paling akhir adalah penyeteman dengan menggunakan suling tradisional yang

bernada F. Adapun Tuning (penyeteman) yang standar pada umumnya yang

digunakan kecapi dari senar 1 ke senar 2 atau dari bawah ke atas adalah: 1 = Re, 2

= Sol rendah.

59
60

Kendala yang dihadapi Patahangi dalam memproduksi kecapi adalah dari

segi bahan baku, dalam hal ini kayu ketapi yang sangat kurang dan susah untuk

didapatkan. Kendala lain yang sering menghambat adalah faktor cuaca yang

kadang menghambat proses pengeringan kecapi dan bagian-bagiannya. Faktor

lain adalah ketika listrik padam yang kadang menghambat proses penyelesaian

kecapi dikarenakan peralatan sebagian menggunakan listrik.

B. Saran

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka beberapa hal yang bisa penulis

sarankan yaitu:

1. Agar kecapi tradisional yang ada di Sulawesi Selatan tidak hilang dan

terlupakan, sebaiknya tetap dilestarikan baik itu lewat pengrajin kecapi

sendiri, maupun bantuan pemerintah dalam program pelestarian alat musik

tradisional khusunya kecapi.

2. Kecapi tradisonal akan dikenali oleh pasar, memerlukan publikasi yang luas

untuk mendukung proses pemasaran kecapi.


DAFTAR PUSTAKA

Balai Pustaka Indonesia, 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga
Depertemen Pendidikan Nasional.

Banoe Pono, 2003, Kamus Musik. Yogyakarta: Kanisius

Hendarto, Sri. 1998. Organologi Akustika I dan II. Yogjakarta: ISI Yogyakarta.

Muhadjir, Noeng. H. 1996 Edisi Revisi Metodologi Penelitian Kualitatif.


Yogyakarta : Rake Sarasin.

Moleong, Lexy J. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja


Rosda Karya.

Parani, Julianti. 2011. Seni Pertunjukan Indonesia. Jakarta : Nalar.

Soeharto M, 1978, Kamus Musik Indonesia, Jakarta : PT Jaya Pirusa

Yanti, Misra. 2004. Organologi Alat Musik Pui Puik Sarunai. Skripsi S1.
Yogyakarta: Program Studi Seni Musik, FBS UNY.

_______, YE Asi, JO Andin, R Asi. 2020. ANALISIS Organologi Dan Teknik


PermainanAlat Musik Tradisional Kecapi Kalimantan
Tengah.http://scholar.google.com › citations

_______, Abdul Hafid.2016. Peran Rumah Kecapi Dalam Melstraikan Budaya


Lokal Di Kabupaten Maros.http://jurnalwalasui.kemendikbud.go.id

_______, www.klopmart.com › article › detail 26/02/2021.Pernis, Pengertian,


Manfaat, jenis dan Fungsi-Klopmart.com.

_______, fungsi.info › fungsi-teknologi-bagi-manusi Posted on 18/01/2013


_______, pengertianaja.blogspot.com › 2018 › 02

_______, (http://id.wikipedia.org/wiki/Proses.Online: 23-03-2012. Defenisi


Proses

______, www.kajianpustaka.com › 2020 › 07Oleh Muchlisin Riadi  Juli 04, 2020

61
62

LAMPIRAN
63

1. Pemilihan Pohon Ketapi

2. Pemotongan Kayu
64

3.

Proses Pemahatan

4. Proses Pengamplasan
RIWAYAT HIDUP

Abdul Qadir Djaelani, Lahir di Ujung Pandang pada

tanggal 30 November 1998, anak Pertama dari tiga

bersaudara, pasangan ayahanda Andi Ilham dan Ibunda

Andi Herawati. Penulis memulai pendidikan di bangku

Sekolah Dasar pada tahun 2005 di SDN 6 Baranti. dan

tamat pada tahun 2011. Kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama di

MTs Negeri baranti pada tahun 2011 dan tamat pada tahun 2014. Kemudian

melanjutkan pendidikan di MAN Baranti pada tahun 2014 dan lulus pada tahun

2017 dan ditahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi

Universitas Negeri Makassar Fakultas Seni Dan Desain Jurusan Seni Pertunjukan

Program Studi Seni musik melalui jalur Mandiri untuk mencapai pendidikan

Strata Satu (S1).

65

Anda mungkin juga menyukai