Anda di halaman 1dari 221

SKRIPSI

PENGEMBANGAN APLIKASI ANDROID


PEMBELAJARAN GAMELAN SELONDING
GAYA TENGANAN DI SANGGAR SWASTI
SWARA, KELURAHAN PEDUNGAN, DENPASAR

OLEH:
KOMANG AYU TRI PARAMITHA
NIM. 201809007

PROGRAM SARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI PERTUNJUKAN
FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN
INSTITUT SENI INDONESIA
DENPASAR DENPASAR
2022

i
SKRIPSI

PENGEMBANGAN APLIKASI ANDROID


PEMBELAJARAN GAMELAN SELONDING
GAYA TENGANAN DI SANGGAR SWASTI
SWARA, KELURAHAN PEDUNGAN, DENPASAR

Skripsi ini telah disetujui untuk diajukan guna melengkapi tugas dan memenuhi
syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan

OLEH:
KOMANG AYU TRI
PARAMITHA NIM. 201809007

PROGRAM SARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI PERTUNJUKAN
FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN
INSTITUT SENI INDONESIA
DENPASAR DENPASAR
2022

ii
SKRIPSI
PENGEMBANGAN APLIKASI ANDROID
PEMBELAJARAN GAMELAN SELONDING
GAYA TENGANAN DI SANGGAR SWASTI
SWARA, KELURAHAN PEDUNGAN, DENPASAR
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar

MENYETUJUI

PEMBIMBING I PEMBIMBING II

Dra. Ni Wayan Mudiasih, M.Si I Wayan Diana Putra, S.Sn., M.Sn


NIP. 196107241989032033 NIP. 198904282015041001

iii
LEMBAR PENGESAHAN DEWAN PENGUJI
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Dewan Penguji, Fakultas Seni
Pertunjukan, Institut Seni Indonesia Denpasar, pada:

Hari, tanggal : Selasa, 11 Januari 2022

Dewan Penguji:
1. Dra. Ni Wayan Mudiasih, M.Si
NIP. 196107241989032033

2. I Wayan Diana Putra, S.Sn., M.Sn


NIP. 198904282015041001

3. Prof. Dr. I Komang Sudirga, S.Sn., M.Hum


NIP. 196710161994031003

4. Prof. Dr. I Wayan Rai. S. MA


NIP. 195505261981031002

5. I Gede Mawan, S.Sn., M.Si


NIP. 197301212006041001

Disahkan pada tanggal: …..............................

Mengesahkan

Fakultas Seni Pertunjukan


Prodi Pendidikan Seni Pertunjukan
Institut Seni Indonesia Denpasar Koordinator,
Dekan,

Dr. I Ketut Garwa, S.Sn., M.Sn I Wayan Budiarsa, S.Sn., M.Sn


NIP. 196812311996031007 NIP. 197309062006041002

iv
SURAT PERNYATAAN
Bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Komang Ayu Tri Paramitha


NIM : 201809007
Judul : Pengembangan Aplikasi Android Pembelajaran Gamelan
Selonding Gaya Tenganan Di Sanggar Swasti Swara, Kelurahan
Pedungan, Denpasar
Program Studi : Pendidikan Seni Pertunjukan
Fakultas : Seni Pertunjukan

Dengan ini menyatakan bahwa karya Tugas Akhir ini bebas plagiat.
Kutipan pendapat dari karya orang lain yang dirujuk sesuai dengan cara penulisan
karya ilmiah yang berlaku. Apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat
dalam karya Tugas Akhir ini, maka saya siap bersedia menerima sanksi sesuai
peraturan Mendiknas RI NO. 17 Tahun 2010 dan Peraturan Perundang-undangan
yang berlaku.

Denpasar, 11 Januari 2022


Yang membuat surat
pernyataan

Materai Komang Ayu Tri Paramitha


NIM. 201809007
10.000

v
MOTTO

“Keberhasilan merupakan tanggung jawab


untuk mempertahankan. Kegagalan
merupakan tanggung jawab untuk membenahi
diri dan mengejar harapan yang diimpikan”

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, atas

berkat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

Pengembangan Aplikasi Android Pembelajaran Gamelan Selonding Gaya

Tenganan Di Sanggar Swasti Swara, Kelurahan Pedungan, Denpasar. Skripsi ini

untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan studi memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Seni Pertunjukan, Fakultas Seni

Pertunjukan, Institut Seni Indonesia Denpasar.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis telah mendapat bantuan dari

berbagai pihak, oleh sebab itu melalui kesempatan ini penulis mengucapkan

terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya, kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. I Wayan Adnyana S.Sn., M.Sn, Rektor Institut Seni Indonesia

(ISI) Denpasar beserta jajarannya, yang telah memberikan kesempatan

dan juga menyediakan fasilitas yang memadai untuk menyelesaikan studi

di Prodi Pendidikan Seni Pertunjukan Fakultas Seni Pertunjukan Institut

Seni Indonesia Denpasar.

2. Dr. I Ketut Garwa, S.Sn., M.Sn, Dekan Fakultas Seni Pertunjukan Institut

Seni Indonesia (ISI) Denpasar atas tersedianya fasilitas yang memadai

dan motivasi yang diberikan, sehingga dapat terselesaikannya skripsi ini.

3. Dr. I Gede Yudarta, S.SKar., M.Si, Wakil Dekan Bidang Akademik

Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar yang

telah memberikan motivasi, sehingga dapat terselesaikannya skripsi ini.

vii
4. Sulistyani, S.Kar., M.Si, Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan

Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar yang

telah memberikan motivasi bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. I Kadek Widnyana, SSP., M.Si, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan

Alumni Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar

yang telah memberikan semangat dan motivasi, sehingga dapat

terselesaikannya skripsi ini.

6. I Wayan Budiarsa, S.Sn., M.Si, Koordinator Program Studi Pendidikkan

Seni Pertunjukan. Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia (ISI)

Denpasar yang telah memberikan arahan, semangat dan motivasi selama

penulis mengikuti perkuliahan dan penyusunan skripsi ini.

7. I Wayan Diana Putra, S.Sn., M.Sn, Kepala Laboratorium Prodi

Pendidikan Seni Pertunjukan, Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni

Indonesia (ISI) Denpasar, sekaligus sebagai Pembimbing II yang telah

memberikan arahan, bimbingan, motivasi dan semangat luar biasa dengan

penuh perhatian yang tiada hentinya, serta kesabaran selama penulis

mengikuti perkuliahan dan penyusunan skripsi ini.

8. Dra. Ni Wayan Mudiasih, M.Si, Pembimbing I sekaligus Pembimbing

Akademik di Program Studi Pendidikan Seni Pertunjukan, Fakultas Seni

Pertunjukan, Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, yang telah memberikan

arahan, bimbingan, semangat dan motivasi yang tiada hentinya dengan

penuh perhatian serta kesabaran selama penulis mengikuti perkuliahan

dan penyusunan skripsi ini.

viii
9. Seluruh Dosen, Tendik, Staff di Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni

Indonesia (ISI) Denpasar yang telah memberikan ilmu, bimbingan,

bantuan dengan tulus dan ikhlas, serta arahan selama penulis mengikuti

perkuliahan dan penyelesaian skripsi ini.

10. Narasumber I Putu Suardana dan I Wayan Mudana, S.E selaku Kelian

Desa, Desa Adat Tenganan Pegringsingan yang telah memberikan

informasi dengan baik dan secara lengkap terkait Gamelan Selonding

Gaya Tenganan dalam pembuatan skripsi ini.

11. Wayan Adi Darmawan, S.Sn., M.Sn, yang bersedia meluangkan waktunya

sebagai narasumber untuk diwawancarai terkait isi dari pembuatan skripsi

ini.

12. I Wayan Pande Widiana, S.Sn., M.Sn, yang telah bersedia menjadi ahli isi

pembelajaran sekaligus narasumber terkait isi dalam pembuatan skripsi

ini.

13. Ayu Gde Chrisna Udayanie, S.Pd., M.Pd, yang telah bersedia menjadi ahli

media pembelajaran dalam pembuatan skripsi ini.

14. Ni Luh Desi In Diana Sari, S.Sn., M.Sn, yang telah bersedia menjadi ahli

desain pembelajaran dalam pembuatan skripsi ini.

15. Orang tua tercinta, I Ketut Suweta, S.T dan Ni Wayan Suci, Kakak, Ni

Luh Eka Dharmayanti, A.Md.Keb dan I Made Agastia Anantika S.Kom,

yang selalu memberikan semangat dan doa yang tulus dalam

menyelesaikan studi dan skripsi di Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar.

16. Keluarga besar yang selalu memberikan semangat, motivasi dan doa yang

tulus dalam menyelesaikan studi dan skripsi di Institut Seni Indonesia

(ISI) Denpasar.

ix
17. Orang terdekat, I Made Ode Dwiyana Putra, S.H yang tiada hentinya

memberikan semangat, perhatian serta motivasi selama mengikuti

perkuliahan dan menyelesaikan skripsi ini.

18. Sahabat perjuangan, yang selalu setia memberi semangat dan tulus saling

membantu selama perkuliahan, serta dalam penyusunan skripsi ini.

19. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini

dan tidak dapat disebutkan satu persatu, semoga segala amal, ketulusan

dan kebaikannya mendapatkan pahala yang berlimpah dari Tuhan Yang

Maha Esa.

Demikian skripsi ini disusun, penulis menyadari skripsi ini masih

banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Untuk itu, kritik dan saran

yang sifatnya mendidik dan membangun sangat diharapkan demi

kesempurnaan skripsi ini. Apabila terdapat hal-hal yang kurang berkenan

disampaikan permohonan maaf. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

pembaca, terimakasih.

Denpasar, 11 Januari 2022

Penulis

x
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL …………………………………………………………... ii


LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING …………………………………….. iii
LEMBAR PENGESAHAN DEWAN PENGUJI …………………………........... iv
SURAT PERNYATAAN……………………………………………………….... v
MOTTO …………………………………………………………………………... vi
KATA PENGANTAR ………………………………………………..................... vii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………... xi
DAFTAR TABEL ………………………………………………………………... xiii
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………….. xiv
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………………... xvi
ABSTRAK ……………………………………………………………………….. xvii
GLOSARIUM ......................................................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang …………………………………………………………………… 1


1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………………….. 15
1.3 Tujuan Penelitian ………………………………………………………………… 15
1.4 Spesifikasi Produk Yang Dikembangkan …………………………....................... 17
1.5 Manfaat Penelitian ……………………………………………………………….. 17

BAB II KAJIAN SUMBER DAN LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Sumber ……………………………………………………....................... 19


2.2 Landasan Teori …………………………………………….................................. 26

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ……………………………………………………........................ 57


3.2 Model Pengembangan ……………………………………………………............. 57
3.3 Prosedur Pengembangan …………………………………………………............. 59
3.4 Uji Coba Produk ………………………………………………….......................... 66
3.5 Penyajian Hasil Laporan Penelitian ………………………………………............ 76

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Rancang Bangun Pengembangan Aplikasi Pembelajaran Gamelan Selonding….. 79


4.2 Hasil Uji Validasi Ahli Isi, Ahli Media, Ahli Desain dan Guru Karawitan…....... 111
4.3 Hasil Validasi melalui Uji Perorangan …………………....................................... 124
4.4 Hasil Validasi melalui Uji Kelompok Kecil............................................................ 128

xi
BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan …………………………………………………………... 134


5.2 Saran ……………………………………………………………..... 136
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………. 138
DAFTAR DISKOGRAFI ………………………………………..... 141
DAFTAR INFORMAN .................................................................... 141
LAMPIRAN

xii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
1.1 Tabel Data Penggunaan Android dan IOS Dunia …………...…….. 12
2.1 Grafik Susunan Nada Gamelan Selonding Tenganan …….….……. 42
2.2 Saih Sadi Pada Tungguhan Penem Petuduh ……………...………... 50
2.3 Saih Sadi Pada Tungguhan Nyong Nyong Ageng ………...………. 50
2.4 Saih Sadi Pada Tungguhan Nyong Nyong Alit ………..…………... 51
2.5 Saih Sadi Pada Tungguhan Gong Ageng dan Gong Alit ….............. 51
2.6 Saih Sadi Pada Tungguhan Kempur Ageng dan Kempur Alit …….. 52
2.7 Saih Puja Semara Pada Tungguhan Penem Petuduh ……….…….... 52
2.8 Saih Puja Semara Pada Tungguhan Nyong Nyong Ageng ……….... 52
2.9 Saih Puja Semara Pada Tungguhan Nyong Nyong Alit ……………. 53
2.10 Saih Puja Semara Pada Tungguhan Gong Ageng dan Gong Alit ...... 53
2.11 Saih Puja Semara Pada Tungguhan Kempur Ageng dan Kempur Alit 54
2.12 Saih Salah Pada Tungguhan Penem Petuduh…...…………………... 54
2.13 Saih Salah Pada Tungguhan Nyong Nyong Ageng ………..……….. 54
2.14 Saih Salah Pada Tungguhan Nyong Nyong Alit ………….………… 55
2.15 Saih Salah Pada Tungguhan Gong Ageng dan Gong Alit ……….…. 55
2.16 Saih Salah Pada Tungguhan Kempur Ageng dan Kempur Alit……... 56
3.1 Instrumen Validasi Untuk Ahli Isi Pembelajaran .………………….. 72
3.2 Instrumen Validasi Untuk Ahli Media Pembelajaran ………………. 72
3.3 Instrumen Validasi Untuk Ahli Desain ……………………………... 73
3.4 Instrumen Validasi Untuk Guru Karawitan…………………………. 73
3.5 Instrumen Uji Coba Perorangan dan Kelompok Kecil ……………... 74
3.6 Tabel Konversi Pencapaian …………………………………………. 76
4.1 Fungsi Button Di Dalam Pembelajaran Aplikasi ………………….... 107
4.2 Hasil Penilaian Ahli Isi Pembelajaran ……………………………… 112
4.3 Revisi Ahli Isi Pembelajaran ……………………………………….. 114
4.4 Hasil Penilaian Ahli Media Pembelajaran …………………….……. 115
4.5 Revisi Ahli Media Pembelajaran……………………………………. 117
4.6 Hasil Penilaian Ahli Desain Pembelajaran………………………….. 119
4.7 Revisi Ahli Desain Pembelajaran ……………….………………….. 121
4.8 Hasil Penilaian Guru Karawitan …………………………………….. 123
4.9 Hasil Kuisioner Uji Coba Perorangan ………………………….….... 126
4.10 Hasil Kuisioner Uji Coba Kelompok Kecil ………………………… 130

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
2.1 Penem Petuduh ……………………………………….…………… 36
2.2 Nyong Nyong Ageng …………………………………………....... 37
2.3 Nyong Nyong Alit …………………………………………….…... 38
2.4 Gong Ageng ……………………………………….…………….... 38
2.5 Gong Alit ……………………………………………………….…. 39
2.6 Kempur Ageng ……………………………………………..……... 39
2.7 Kempur Alit ……………………………………………….............. 40
2.8 Ceng-Ceng Ricik ……………………………………...………....... 40
2.9 Barungan Gamelan Selonding Gaya Tenganan …………………... 41
2.10 Panggul Penem Petuduh ………………………………………….. 43
2.11 Panggul Nyong Nyong Ageng dan Nyong Nyong Alit …………... 44
2.12 Panggul Gong Ageng dan Gong Alit ……………………………... 44
2.13 Panggul Kempur Ageng dan Kempur Alit ………………………... 45
2.14 Panggul Barungan Gamelan Selonding …………............................ 46
2.15 Cara Memegang Panggul Gamelan Selonding …............................ 47
2.16 Cara Memukul Bilah Gamelan Selonding ........................................ 47
2.17 Cara Menutup Bilah Gamelan Selonding ......................................... 48
2.18 Penerapan Metode Maguru Panggul ……………………………… 48
2.19 Penerapan Metode Maguru Kuping ………………………………. 49
3.1 Prosedur Pengembangan Pembelajaran Gamelan Selonding ……... 66
3.2 Rancangan Desain Uji Coba ………………………………...…….. 68
3.3 Sanggar Swasti Swara Kelurahan Pedungan ….…..………………. 70
4.1 Flowchart Menu Utama .......................................……………….... 81
4.2 Flowchart Menu Pengetahuan Dasar................................................ 82
4.3 Flowchart Menu Instrumentasi ………...…..................................... 83
4.4 Flowchart Struktur Nada .…………………………......................... 84
4.5 Flowchart Menu Teknis Dasar Memainkan ……..………............... 84
4.6 Flowchart Menu Saih ....................................................................... 85
4.7 Flowchart Menu Teknik Permainan ................................................ 85
4.8 Flowchart Menu Gending................................................................. 86
4.9 Flowchart Menu Kuis ...................................................................... 86
4.10 Flowchart Menu Profil ..................................................................... 87
4.11 Storyboard Menu Utama………………………………………....... 88
4.12 Storyboard Menu Pembelajaran …………………………………... 89
4.13 Storyboard Menu Pengetahuan Dasar Gamelan Selonding……….. 90
4.14 Storyboard Menu Instrumentasi ………………………………….. 90
4.15 Storyboard Menu Strutur Nada ………………………………….... 91
4.16 Storyboard Menu Teknik Dasar Memainkan ……………………... 92
4.17 Storyboard Menu Saih ……………………………………………. 92
4.18 Storyboard Menu Teknik Permainan ………………..…………..... 93
4.19 Storyboard Menu Gending ……………………………………....... 94
4.20 Storyboard Menu Kuis ………………………..…………………... 94
4.21 Storyboard Menu Profil ……………………….………….............. 95
4.22 Logo Aplikasi Pembelajaran Gamelan Selonding ………….…….. 96

xiv
4.23 Halaman Splash Screen ………………………………………….. 97
4.24 Halaman Menu Utama .…………………….………………….…. 98
4.25 Halaman Menu Pembelajaran ………………………………..…... 99
4.26 Halaman Menu Pengetahuan Dasar……………………………..... 99
4.27 Halaman Menu Instrumentasi ……………………………………. 100
4.28 Halaman Menu Struktur Nada …………………………………… 101
4.29 Halaman Menu Teknik Dasar ……………………………………. 102
4.30 Halaman Menu Saih ……………………………………………… 102
4.31 Halaman Menu Teknik Permainan ……………………………….. 103
4.32 Halaman Menu Gending ………………………………………….. 104
4.33 Halaman Menu Kuis ……………………………………………… 105
4.34 Halaman Menu Profil …………………………………………….. 106
4.35 Uji Validasi Ahli Isi Pembelajaran …………………………..…… 111
4.36 Uji Validasi Ahli Media Pembelajaran .………………….………. 115
4.37 Uji Validasi Ahli Desain Pembelajaran …..……………..………... 118
4.38 Uji Validasi Guru Karawitan Pembelajaran …………………….… 122
4.39 Uji Coba Perorangan ……………………………………..……….. 125
4.40 Uji Coba Kelompok Kecil ………………………………………… 129

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran
1. Data Informan
2. Pedoman Wawancara
3. Kartu Bimbingan Tugas Akhir
4. Surat Permohonan Penelitian
5. Surat Permohonan Izin Uji Validasi Ahli Isi, Media, Desain dan Guru
Karawitan
6. Surat Tugas Uji Validasi Ahli Media dan Desain
7. Sertifikat TOEFL
8. Surat Uji Kelayakan I dan II
9. Angket Uji Validasi Ahli Isi Pembelajaran
10. Angket Uji Validasi Ahli Media Pembelajaran
11. Angket Uji Validasi Ahli Desain Pembelajaran
12. Angket Uji Validasi Guru Karawitan
13. Angket Uji Coba Perorangan
14. Angket Uji Coba Kelompok Kecil
15. Data Uji Ahli
16. Data Responden Uji Coba Perorangan
17. Data Responden Uji Coba Kelompok Kecil
18. Foto (Dokumentasi)

xvi
ABSTRAK

PENGEMBANGAN APLIKASI ANDROID PEMBELAJARAN GAMELAN


SELONDING GAYA TENGANAN DI SANGGAR SWASTI SWARA,
KELURAHAN PEDUNGAN, DENPASAR

Komang Ayu Tri Paramitha


201809007

Gamelan Selonding adalah salah satu jenis gamelan Bali yang sangat
penting, mengingat sebagai gamelan golongan tua yang masih eksis hingga saat
ini. Namun demikian, di era revolusi industri 4.0 ini pembelajaran Gamelan
Selonding masih dilakukan secara konvensional, dan belum memanfaatkan
teknologi digital yang bekembang pada era ini. Tujuan penelitian ini adalah
membuat pengembangan aplikasi android pembelajaran Gamelan Selonding Gaya
Tenganan. Masalah yang akan dibahas pada penelitian ini adalah rancang bangun
pengembangan aplikasi android pembelajaran Gamelan Selonding Gaya
Tenganan, hasil validasi ahli isi, ahli media, ahli desain, guru karawitan, hasil uji
coba perorangan serta hasil uji coba kelompok kecil terhadap pengembangan
aplikasi android pembelajaran Gamelan Selonding Gaya Tenganan.
Jenis penelitian yang digunakan adalah Research and Development (R&D)
atau penelitian dan pengembangan. Penelitian dan pengembangan ini dapat
menghasilkan produk tertentu, dan menguji efektivitas suatu produk (Sugiyono,
2016:473). Model yang digunakan dalam pengembangan produk pembelajaran
Gamelan Selonding ini adalah model pengembangan Borg dan Gall (1983).
Hasil dari penelitian ini adalah aplikasi pembelajaran Gamelan Selonding
berbasis android yaitu kegiatan belajar atau subjek bahasan yang dibagi menjadi
beberapa substansi seperti pengetahuan dasar Gamelan Selonding, instrumentasi,
struktur nada, saih (tugas-tugas nada), teknik dasar memainkan, teknik permainan,
gending dan soal kuis terkait Gamelan Selonding. Hasil dari validasi uji ahli isi
pembelajaran dengan persentase 93,34%, hasil validasi uji ahli media
pembelajaran dengan persentase 96,67%, hasil validasi uji ahli desain
pembelajaran dengan persentase 90%, hasil uji coba guru karawitan dengan
persentase 96,67%, hasil uji coba perorangan dengan persentase 92% dan hasil uji
coba kelompok kecil dengan persentase 94,5% menyatakan bahwa hasil aplikasi
tersebut sangat baik.
Kata Kunci: gamelan selonding, pengembangan, aplikasi, android, alternatif.

xvi
GLOSARIUM

Abuang : Merupakan tari sakral di Desa Adat Tenganan Pegringsingan

Angkep : Merupakan nada yang sama dengan tinggi rendah yang


berbeda pada urutan pelarasan di gamelan Bali, mirip dengan
oktaf dalam musik barat

Barungan : Merupakan arti dari seperangkat gamelan

Daha : Remaja wanita yang belum menikah di Desa Adat Tenganan


Pegringsingan

Gegebug : Pukulan, teknik permainan pada permainan gamelan

Geguron : Gending sakral di Desa Adat Tenganan Pegringsingan

Juru Gamel : Pemain Gamelan Selonding yang dipilih oleh Kelian Desa di
Desa Adat Tenganan Pegringsingan

Kamaligia : Merupakan upacara pembersihan pada Gamelan Selonding di


Desa Adat Tenganan Pegringsingan

Kelian Desa : Pemimpin Desa Adat (istilah di Tenganan Kelian Desa juga
disebut Tamping Takon)

Kuna : Era lampau

Lemeh : Merupakan arti dari kotor, sebel, kotoran

Maguru : Merupakan kegiatan memohon pendidikan/pembelajaran

Maguru : Merupakan proses seorang pengajar memberikan percontohan


Panggul materi dengan menggunakan panggul secara langsung

Maguru : Merupakan proses belajar dengan cara mendengarkan materi


Kuping yang diberikan oleh pengajar

Mawinten : Merupakan upacara pembersihan remaja di Desa Adat


Tenganan Pegringsingan

Mekare-Kare : Merupakan upacara Perang Pandan (Dewa Perang sebagai


istilah lain di Desa Adat Tenganan Pegringsingan )

Menek Daha : Upacara menek bajang yang dilaksanakan untuk remaja di


Desa Adat Tenganan Pegringsingan

xvi
Nada : Merupakan hubungan/pertemuan antara 2 (dua) nada atau lebih
Tumbuk seperti konsep harmoni pada musik barat

Nekep : Teknik/cara menutup bilah pada gamelan

Nerompong : Merupakan pukulan nada pokok dari melodi tertentu seperti


teknik pukulan pada pola permainan terompong
Ngucek : Merupakan pukulan nada pada bilah yang sama dan dimainkan
secara bersamaan pada Gamelan Selonding
Ngusaba : Prosesi dari upacara terbesar yaitu Mekare-Kare
Sambah

Pakem : Merupakan kesepakatan dari sebuah aturan

Panggul : Merupakan alat untuk memukul gamelan

Patet : Merupakan susunan nada pada gamelan pelarasan 7 (tujuh) nada

Patemon : Merupakan bale pertemuan (patemu) para truna Desa Adat


Tenganan Pegringsingan

Paturunan : Merupakan istilah dari urunan/iuran di Desa Adat Tenganan


Pegringsingan

Patemuan : Merupakan bale pertemuan di Desa Adat Tenganan


Kaja Pegringsingan bagian utara

Patemuan : Merupakan bale pertemuan di Desa Adat Tenganan


Tengah Pegringsingan bagian tengah

Patemuan : Merupakan bale pertemuan di Desa Adat Tenganan


Kelod Pegringsingan bagian selatan

Pelawah : Tatakan/tempat yang terbuat dari kayu untuk meletakkan atau


menggantung bilah gamelan

Pengumbang : Merupakan rambatan bunyi gamelan dengan gelombang lebih


pelan dengan karakter bunyi lebih rendah

Pengisep : Merupakan rambatan bunyi gamelan dengan gelombang lebih


cepat dengan karakter bunyi lebih tinggi

Pingit : Merupakan pengertian sakral, suci, dijaga dan dimuliakan

xix
Pretima : Benda sakral/suci biasanya dengan bentuk berupa dewa-dewi
atau pusaka yang disimpan serta dipuja pada tempat suci atau
pura

Rejang : Merupakan tarian sakral yang dibawakan oleh sekelompok


penari wanita

Rereongan : Merupakan pukulan nada saling bersahutan dan tidak boleh


melewati nada yang telah disepakati seperti teknik permainan
pada tungguhan reyong

Saih : Merupakan susunan nada yang dimainkan dalam gamelan


pelarasan 7 (tujuh nada) pada Gamelan Selonding dan
Gamelan Gong Luang, juga sebagai karakteristik dari
pelarasan
Teruna : Remaja laki laki yang belum menikah di Desa Adat Tenganan
Pegringsingan

Tungguhan : Merupakan nama lain dari instrumen pada karawitan Bali

xx
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Fenomena seni di Bali tidak lepas dari kehidupan masyarakatnya, karena

seni merupakan fundamentasi prinsip kehidupan masyarakat. Antara seni dan

masyarakat pendukungnya terintegrasi dalam rangkaian tradisi sebagai nafas

kehidupan budaya Bali. Sebagai masyarakat Bali, hendaknya harus mengenali

kesenian-kesenian yang ada dengan nilai-nilai dan gagasan yang adi luhung, salah

satunya yaitu kesenian gamelan. Generasi muda yang sudah seharusnya memiliki

kewajiban untuk melestarikan dan mewarisi kesenian adi luhung tersebut, harus

dapat berfikir kedepan dan membuat suatu terobosan baru untuk tetap

melestarikan kesenian gamelan yang dimiliki.

Barungan gamelan di Bali sangat beragam, itu terbukti dengan adanya 40

(empat puluh) lebih jenis barungan gamelan, yang terbagi menjadi 3 (tiga)

golongan gamelan, yaitu gamelan golongan tua (seperti Gamelan Selonding,

Gamelan Gambang). Gamelan golongan madya (seperti Gong Gede, Semar

Pegulingan), dan gamelan golongan baru (seperti Gong Kebyar, Semarandana).

Salah satu gamelan yang kuna dan memiliki identitas musikal yang khas ialah

Gamelan Selonding. Gamelan Selonding adalah salah satu gamelan kuna sesuai

dengan yang tersurat pada Prasasti Campetan 1071S, yang masih bertahan di Bali

dengan keasliannya sampai saat ini (Tusan, 2001:190). Gamelan Selonding

merupakan salah satu bagian dari khazanah gamelan Bali yang begitu beragam.

Gamelan yang secara populasinya banyak ditemukan di Bali Timur (Karangasem

1
dan sekitarnya) memiliki nilai vitalitas bagi keberlangsungan prosesi adat di setiap

desa yang ada khusunya desa-desa Bali Aga (desa Bali kuna). Gamelan Selonding

lahir sebagai suatu penuangan ide dan konsep-konsep yang cemerlang dari para

leluhur yang diciptakan dalam suasana jiwa yang sedang menikmati rasa

kedamaian dan kesucian yang tinggi (ekstasis), yang dipersembahkan sebagai

sarana kebaktian (Yantra) kehadapan Sang Pencipta serta pengabdiannya kepada

masyarakat.

Kata Selonding berasal dari kata Salon dan Ning yang artinya tempat suci.

Dilihat dari fungsinya, Gamelan Selonding adalah sebuah gamelan yang

dikeramatkan atau disucikan. Mengenai sejarah Gamelan Selonding ini belum

diketahui secara jelas angka tahun kemunculan dan kronologisnya. Terdapat

sebuah mitologi yang menyebutkan bahwa pada zaman dahulu di Desa Adat

Tenganan Pegringsingan mendengar suara gemuruh dari angkasa dan suara itu

terdengar datangnya secara bergelombang. Pada gelombang pertama, suara itu

turun di Bungaya (sebelah timur laut Tenganan) dan pada gelombang kedua, turun

di Desa Adat Tenganan Pegringsingan yang awalnya bersuara kecil, kemudian

semakin lama suaranya menjadi semakin besar. Setelah sampai di bumi,

ditemukan Gamelan Selonding yang berjumlah 3 (tiga) bilah besi. Lalu, munculah

sabda yang mengutus masyarakat Tenganan untuk membuat Gamelan Selonding.

Dari bilah-bilah besi tersebut dikembangkan sehingga menjadi Gamelan

Selonding seperti sekarang dengan laras 7 (tujuh) nada. Namun, pada saat itu

Gamelan Selonding di Desa Adat Tenganan Pegringsingan 3 (tiga) bilah tersebut

tidak boleh dipukul, hanya dijadikan sebagai pretima. Gamelan Selonding di Desa

Adat Tenganan Pegringsingan, terdiri dari 40 (empat puluh) bilah, 6 (enam)

tungguh masing-masing berisi 4 (empat) bilah dan 2 (dua) tungguh berisikan 8

2
(delapan) bilah. Gamelan Selonding dikalangan

3
masyarakat Tenganan Pegringsingan, diberi nama Bhatara Bagus Gamelan

Selonding (Berdasarkan hasil wawancara bersama narasumber Putu Suardana

pada tanggal 28 September 2021 di kediaman narasumber, Desa Adat Tenganan

Pegringsingan, Karangasem).

Gamelan Selonding dimainkan untuk penunjang ritual, salah satunya

mengiringi berbagai upacara sakral yang dilaksanakan oleh masyarakat Desa Adat

Tenganan, seperti mengiringi Tari Rejang, Tari Abuang, Mekare-kare (perang

pandan) dan upacara Menek Daha. Masyarakat yang memainkan Gamelan

Selonding di Desa Adat Tenganan Pegringsingan tidak boleh sembarangan.

Sebelum diutus oleh kelian desa, masyarakat tidak boleh sembarangan menyentuh

apalagi memainkan Gamelan Selonding. Namun, kalau sudah diutus oleh kelian

desa, baru masyarakat tersebut dinobatkan sebagai juru gamel Gamelan Selonding

di Desa Adat Tenganan Pegringsingan. Saat ini, juru gamel yang terdiri di Desa

Adat Tenganan Pegringsingan berjumlah 11 juru gamel Gamelan Selonding.

Terkait perkembangan generasi muda yang saat ini terlibat dalam juru gamel di

Gamelan Selonding di Desa Adat Tenganan Pegringsingan, sudah cukup banyak.

Generasi muda di desa tersebut sangat antusias dalam belajar Gamelan Selonding

dan mengikuti kegiatan yang dilaksanakan oleh desa adat. Gending di Desa Adat

Tenganan Pegringsingan memiliki gending yang disakralkan bernama Gending

Geguron. Gamelan Selonding di Desa Adat Tenganan Pegringsingan, ada juga

Gamelan Selonding duplikat terbuat dari kayu pohon nangka.

4
Menurut Pande Widiana yang juga salah satu penggiat Gamelan Selonding

menuturkan bahwa;

“Gamelan Selonding yang dulunya merupakan kesenian gamelan yang


dalam masyarakat pendukungnya (desa-desa Bali Aga di Bali Timur)
difungsikan sebagai gamelan yang sakral dan pingit serta hanya dapat
dimainkan oleh pengguna tertentu saja. Namun, kini Gamelan Selonding
sudah berkembang. Gamelan Selonding yang masuk dalam klasifikasi
gamelan golongan tua kini seolah menjadi oase dalam dunia kesenian
gamelan di masa ini. Gamelan Selonding yang semakin dilirik oleh
kalangan muda membuktikan bahwa kesenian gamelan ini relevan dengan
kebutuhan berkesenian di zaman ini. Hal yang menjadi daya tarik utama
bagi perkembangan gamelan ini ialah ciri khas nuansa musikal yang dimiliki
yang tidak ada dalam kesenian gamelan lainnya. Sehingga gamelan kuna ini,
kini menjadi alternatif baru bagi penggiat kreativitas khususnya seni
karawitan. Gamelan Selonding yang notabenya berasal dari Bali timur
(Karangasem dan sekitarnya) kini sudah mulai berkembang di lingkungan
urban. Kini gamelan ini dalam masyarakat urban sudah lebih terbuka,
terbukti pemain gamelan ini tidak hanya dimainkan oleh pengguna tertentu
saja, namun sudah dimainkan oleh segala kalangan, baik kalangan tua
maupun kalangan muda walaupun tidak melakukan proses mawinten.
Bahkan, kini banyak bermunculan sekaa-sekaa Gamelan Selonding
dimainkan oleh wanita” (Berdasarkan hasil wawancara bersama narasumber
Pande Widiana pada tanggal 20 Mei 2021 di kediaman narasumber, Desa
Adat Bebandem, Karangasem).

Senada dengan ungkapan di atas bahwa gamelan mengalami re-eksistensi

serta sebagai bukti bahwa Gamelan Selonding menjadi sebuah trend baru dalam

dunia berkesenian. Gamelan Selonding merupakan gamelan yang masuk dalam

klasifikasi laras pelog 7 (tujuh) nada, serta terdiri dari beberapa tungguhan di

dalamnya. Gamelan Selonding sendiri memiliki berbagai jenis gaya barungan

yang berbeda-beda salah satunya ialah Gamelan Selonding gaya Tenganan.

Gamelan Selonding Tenganan terdiri dari beberapa tungguhan yaitu, Penem

Petuduh, Nyong-nyong Ageng, Nyong-nyong Alit, Gong Ageng, Gong Alit,

Kempur Ageng, Kempur Alit, Ceng-Ceng Ricik. Setiap tungguhan yang ada

memiliki struktur nada yang berbeda-beda, sehingga dalam pola permainan

terbentuk sebuah orkestrasi yang sangat khas. Teknik permainan yang ada pada

Gamelan Selonding Tenganan


5
yaitu teknik Nerompong, Rereongan, Ngucek. Teknik permainan tersebut

memiliki pola-pola yang sangat khas dalam membangun nuansa musikal yang ada

pada Gamelan Selonding Tenganan. (Widiana, 2019:61-71).

Menurut Putu Suardana yang juga salah satu juru gamel Gamelan

Selonding di Desa Adat Tenganan Pegringsingan menuturkan bahwa;

“Belum ada yang mengetahui secara jelas sejarah dari Gamelan Selonding
Desa Adat Tenganan Pegringsingan. Tetapi, dari cerita yang saya dapatkan
dari sesepuh Desa Adat Tenganan Pegringsingan, Gamelan Selonding
merupakan Gending Geguron yaitu gending yang disakralkan. Awalnya,
mendengar suara samar, yang ternyata itu dari bilah besi, yang ditemukan
oleh masyarakat Desa Adat Tenganan Pegringsingan. Lalu, masyarakat pun
mendengarkan sabda yang diutus untuk memukul 3 (tiga) bilah Gamelan
Selonding. Sebelum diutus oleh kelian desa, tidak ada yang boleh
sembarangan orang menyentuh apalagi memainkan Gamelan Selonding.
Namun, kalau sudah diutus oleh kelian desa, baru orang tersebut dinobatkan
sebagai juru gamel. Juru gamel Gamelan Selonding di Desa Adat Tenganan
Pegringsingan, dilihat dari kemampuan penabuh saat baru pertama
memainkan. Jadi, saat memainkan Gamelan Selonding, tidak ada upacara
khusus yang dilaksanaan. Kalau dilihat memang mampu, langsung di utus
oleh kelian desa untuk menjadi juru gamel Gamelan Selonding Desa Adat
Tenganan Pegringsingan” (Berdasarkan hasil wawancara bersama
narasumber Putu Suardana pada tanggal 28 September 2021 di kediaman
narasumber, Desa Adat Tenganan Pegringsingan, Karangasem).

Banyaknya peminat Gamelan Selonding ini semestinya dibarengi dengan

edukasi pembelajaran guna menopang wawasan yang bersifat teori maupun

praktik. Sehingga, para penggiat Gamelan Selonding tidak hanya sekedar

memainkan namun juga paham mengenai nilai serta makna yang terkandung di

dalamnya. Pentingnya keterlibatan generasi muda yang notabena sebagai garda

terdepan penerus kebudayaan khususnya Gamelan Selonding ini, merupakan suatu

kewajiban untuk mewarisi serta melestarikan demi menjaga keberlangsungan seni

budaya khususnya Gamelan Selonding. Namun, dengan berkembangnya zaman

dan gerusan modernitas global diperlukan suatu terobosan untuk menginovasi

proses regenerasi agar tidak ketinggalan zaman.

6
Menurut I Wayan Mudana, kelian desa di Desa Adat Tenganan

Pegringsingan yang juga salah satu juru gamel Gamelan Selonding di Desa Adat

Tenganan Pegringsingan menuturkan bahwa;

“Gamelan Selonding hingga saat ini memang belum diketahui sejarah dan
pencipta dari setiap gending-gending dalam Gamelan Selonding. Di Desa
Adat Tenganan, gending-gending Gamelan Selonding yang disucikan
(gending geguron) tidak semuanya ada izin untuk di publikasikan ke publik.
Hal ini disebabkan karena Gamelan Selonding di Desa Adat Tenganan
Pegringsingan merupakan gamelan yang sangat disakralkan. Penabuh
Gamelan Selonding di Desa Adat Tenganan Pegringsingan, sebelum
memainkan Gamelan Selonding dan dinobatkan menjadi juru gamel, harus
diadakan seleksi dan latihan terlebih dahulu oleh kelian desa. Setelah
disetujui dan diutus untuk menjadi juru gamel, barulah penabuh tersebut
resmi menjadi juru gamel Gamelan Selonding di Desa Adat Tenganan
Pegringsingan. Gamelan Selonding di Desa Adat Tenganan sebelum
digunakan, harus dilakukan penyucian pada Gamelan Selonding yang
dikenal dengan istilah upacara Kamaligia”. (Berdasarkan hasil wawancara
bersama narasumber I Wayan Mudana pada tanggal 26 Oktober 2021 di
kediaman narasumber, Desa Adat Tenganan Pegringsingan, Karangasem).

Berdasarkan hasil wawancara bersama narasumber, selaku kelian desa di

Desa Adat Tenganan Pegringsingan sekaligus juru gamel Gamelan Selonding di

Desa Adat Tenganan Pegringsingan, pengertian upacara Kamaligia yang diambil

dari hasil penelitian yang berjudul “Makna Upacara Kamaligia”, menyebutkan

bahwa;

Kamaligia berasal dari kata kama dan kata ligia. Kata kama diartikan
kotoran, nafsu atau keinginan. Sedang kata ligia diartikan sebagai
pembersih atau penyucian. Sehingga dapat disimpulkan upacara Kamaligia
adalah upacara keagamaan yang dilaksanakan apabila Ida Bhatara Bagus
Selonding mengalami lemeh/kotor. Untuk menghilangkan yang disebut
lemeh tersebut, maka Desa Adat Tenganan Pegringsingan mengadakan
suatu upacara Kamaligia (upacara penyucian terhadap Ida Bhatara Bagus
Selonding) dengan upakara/banten Kamaligia, yaitu suatu perlengkapan
upacara yang diatur sedemikian rupa sehingga indah dilihat yang
mempunyai arti simbolis keagamaan sesuai dengan fungsinya yaitu sebagai
pembersihan atau hal-hal yang bersifat penyucian segala kotoran/lemeh”
(Pradnyadari, 1987:25)

Sebagai produk budaya, Gamelan Selonding mengandung nilai-nilai

kultural masyarakat yang menciptakannya. Kesenian jika dilihat dalam tujuh

7
unsur

8
universal kebudayaan yang disebutkan Koentjaraningrat (1974) selalu

mencerminkan adanya integrasi dan interaksi yang kuat antara beberapa unsur-

unsur budaya seperti sistem kepercayaan, sistem kemasyarakatan, mata pencahari-

an, hidup, bahasa, estetika, pengetahuan, dan teknologi dari suatu masyarakat atau

kelompok etnis pemilik kesenian tersebut (Dibia, 2017:1). Dalam menggali

potensi serta menjaga eksistensi dari Gamelan Selonding diperlukan adanya

interaksi antara masyarakat dan Gamelan Selonding itu sendiri. Maka untuk

menjaga interaksi tersebut diperlukan adanya integrasi antara Gamelan Selonding

dengan teknologi yang notabena sudah menjadi kebutuhan primer di masa ini.

Perlu dilakukan ide- ide yang menjadi terobosan baru guna mengintegrasikan

teknologi dengan produk seni itu sendiri.

Terobosan baru ini perlu dilakukan karena generasi muda saat ini selalu

berdampingan dengan teknologi yang sekarang ini sudah mencapai zaman

perkembangan teknologi dengan istilah era revolusi industri 4.0. Pada era revolusi

industri 4.0 semua orang tidak asing lagi dengan yang namanya teknologi

terbarukan. Segala jenis kegiatan yang sebelumnya dilakukan secara manual

sekarang dapat dilakukan secara praktis dan efisien, begitu juga dengan sistem

belajar mengajar. Dengan mengintegrasikan sistem pembelajaran dengan

teknologi sebagai alat bantu untuk mempermudah proses belajar mengajar. Sistem

pembelajaran yang sifatnya tradisional sudah saatnya di perbaharui agar relevan

dengan tuntutan zaman. Pada era revolusi industri 4.0 kalangan muda menjadikan

teknologi sebagai kawan hidupnya sehari-hari. Oleh karena itu, media pembelajaran

berbasis teknologi yang mudah digunakan perlu diciptakan. Begitu juga dengan

9
proses pembelajaran Gamelan Selonding yang perlu diintegrasikan dengan

teknologi terbarukan sebagai bentuk terobosan serta inovasi.

Dalam karawitan Bali, Gamelan Selonding merupakan salah satu alat

musik yang memiliki ciri khas tersendiri, seperti teknik memainkannya. Teknik

memainkan yang biasa digunakan dalam karawitan Bali, khususnya Gamelan

Selonding seperti teknik memegang panggul, teknik memukul dan menutup bilah.

Tentunya, dalam teknik memainkan Gamelan Selonding terdapat beberapa metode

pembelajaran yang biasa digunakan dalam proses belajar mengajar gamelan yaitu

Maguru Panggul, Maguru Kuping. Maguru memiliki istilah yang bermakna

mengajarkan. Maguru Panggul adalah proses seorang pengajar memberikan

percontohan materi dengan menggunakan panggul secara langsung. Maka proses

percontohan tersebut dipraktikkan terlebih dahulu oleh pengajar dengan memukul

tungguhan secara langsung lalu ditirukan kembali oleh anak didik yang juga

memukul tungguhan. Maguru Kuping ialah sebuah proses belajar dengan cara

mendengarkan. Anak didik mendengarkan materi gending ataupun pola-pola dasar

yang diberikan oleh pengajar, lalu materi yang sudah didengarkan kemudian

dipraktikkan kembali pada media gamelan (Sukerta, 2009). Metode yang bersifat

tradisi ini berperan penting bagi keberlangsungan proses pembelajaran yang

selama ini dilakukan oleh seniman Bali. Namun, seiring dengan perkembangan

zaman ada beberapa kendala yang terjadi dalam prosesnya yaitu proses belajar

harus memiliki fasilitas seperti tersedianya Gamelan Selonding, adanya pelatih

atau pengajar dan tempat atau studio latihan.

Pada zaman yang serba praktis ini kehidupan tidak dapat terlepas dari

teknologi, seperti halnya android. Mayoritas setiap orang, dimanapun, dan

10
kapanpun pasti membawa android. Dengan terciptanya sebuah metode

pembelajaran yang dikemas melalui aplikasi sehingga dapat diakses dalam sebuah

android yang selalu ada dan dibawa oleh pengguna, maka proses belajar menjadi

bersifat sangat praktis. Begitu pula untuk menopang kehidupan berkesenian agar

tetap eksis diperlukan pemanfaatan teknologi sebagai media inovasi untuk

menjawab kebutuhan metode pembelajaran yang bersifat praktis. Jika Gamelan

Selonding memiliki sebuah metode pembelajaran dalam aplikasi yang ada pada

android, maka proses pembelajaran dari kesenian menjadi bersifat praktis serta

mampu menarik kalangan muda untuk mempelajarinya.

Perkembangan zaman semakin membuat peneliti untuk berfikir membuat

sebuah inovasi baru untuk tetap menjaga eksistensi kesenian tradisional

khususnya Gamelan Selonding yaitu melalui pembuatan aplikasi pembelajaran

Gamelan Selonding berbasis teknologi android. Aplikasi ini dapat dimanfaatkan

sebagai media pembelajaran Gamelan Selonding bagi pengguna yang ingin

mempelajari Gamelan Selonding, namun tidak memiliki seperangkat Gamelan

Selonding. Apalagi, kini sudah sangat banyak terbentuknya sekaa-sekaa di

kalangan muda seperti yang sedang booming saat ini sekaa Gamelan Selonding

yang penabuhnya dari kalangan wanita. Dengan terciptanya Pengembangan

Aplikasi Pembelajaran Gamelan Selonding Berbasis Android maka dengan mudah

seseorang dapat memantapkan diri dalam belajar Gamelan Selonding tanpa harus

mencari tenaga pengajar. Inovasi baru ini juga dapat membangkitkan kembali

Gamelan Selonding yang hampir mengalami kepunahan karena banyaknya

masyarakat khususnya di Bali yang mengesampingkan kesenian tersebut.

11
Pada era globalisasi ini, banyak sekali seseorang sering salah mengguna-

kan teknologi, seperti penggunaan aplikasi yang berdampak negatif terhadap

kalangan muda sehingga dapat membuatnya mulai melupakan kesenian tradisinya

sendiri. Jika teknologi itu dimanfaatkan secara bijak, tentu berimbas positif

terhadap penggunanya. Seperti, misalnya dalam proses pembelajaran Gamelan

Selonding dibuatkan suatu aplikasi yang dapat membantu proses pembelajaran

menjadi lebih menarik. Revolusi industri 4.0 merupakan kemajuan teknologi baru

yang mengintegrasikan dunia fisik, digital dan biologis, dimana terdapat perubahan

cara hidup kerja manusia secara fundamental (Handam, 2018:1). Karena di era

revolusi industri 4.0 anak muda sangat dekat dengan teknologi, jika pembelajaran

Gamelan Selonding saat ini dikemas dalam sebuah teknologi berbasis android,

maka anak muda lebih merasa akrab dalam penggunaannya dan lebih praktis dalam

mempelajarinya.

Pembelajaran Gamelan Selonding melalui aplikasi berbasis android

merupakan suatu terobosan baru yang menjadi alternatif dalam mempelajari

Gamelan Selonding secara praktis. Aplikasi ini dapat membantu pengguna yang

ingin belajar Gamelan Selonding hanya dengan memanfaatkan android, sehingga

pengguna dapat belajar Gamelan Selonding melalui aplikasi ini. Terciptanya

Pengembangan Aplikasi Pembelajaran Gamelan Selonding Berbasis Android ini,

proses belajar Gamelan Selonding menjadi fleksibel yaitu jika seseorang ingin

mengetahui cara belajar Gamelan Selonding dapat diakses dimanapun dan

kapanpun melalui sebuah aplikasi yang ada di android. Pengembangan Aplikasi

Pembelajaran Gamelan Selonding Berbasis Android pada dasarnya digunakan

sebagai media tambahan (penunjang) dalam belajar Gamelan Selonding.

Pembelajaran Gamelan

12
Selonding utamanya tetap harus menggunakan Gamelan Selonding dan media

aplikasi ini dapat membantu dan memudahkan seseorang dalam belajar Gamelan

Selonding dengan fleksibel, meskipun tidak membawa Gamelan Selonding itu

sendiri. Seperti halnya, walaupun peserta didik telah usai berlatih Gamelan

Selonding dengan tungguhan aslinya, peserta didik masih dapat melanjutkan

pembelajaran Gamelan Selonding dengan Pengembangan Aplikasi Pembelajaran

Gamelan Selonding Berbasis Android ini di rumahnya masing-masing. Selain itu,

bagi pemula, aplikasi ini juga membantu memberi pengenalan awal tentang

Gamelan Selonding sebelum pengguna memulai mempraktikkannya.

Aplikasi pembelajaran Gamelan Selonding menjawab kebutuhan media

pembelajaran serta sebagai upaya daya saing di tengah era revolusi industri 4.0.

Dengan terciptanya aplikasi ini, maka semua orang mampu belajar Gamelan

Selonding dimanapun dan kapanpun diinginkan. Pengembangan Aplikasi

Pembelajaran Gamelan Selonding Berbasis Android ini merupakan suatu penunjang

bagi seseorang yang belum mahir dalam bermain Gamelan Selonding. Selain

sebagai penunjang, aplikasi ini juga dapat memantapkan dan menambah wawasan

seseorang dalam bermain Gamelan Selonding.

Adanya terobosan yang inovatif tersebut sebagai bentuk strategi dalam

menarik minat masyarakat khususnya generasi muda untuk tetap belajar dan

melestarikan Gamelan Selonding. Walaupun tidak semua orang harus memiliki

Gamelan Selonding, jika ingin lebih mantap dalam belajar Gamelan Selonding,

terobosan inovatif berupa Pengembangan Aplikasi Pembelajaran Gamelan

Selonding Berbasis Android ini dapat dipergunakan sebagai jalan keluarnya. Saat

ini banyak kalangan muda yang terkadang masih kebingungan ingin belajar

tetapi tidak

13
mengetahui jalan alternatif maupun cara praktisnya. Terobosan inovatif berupa

Pengembangan Aplikasi Pembelajaran Gamelan Selonding Berbasis Android

merupakan salah satu solusi untuk mengatasi hal tersebut, jika ingin mempelajari

Gamelan Selonding namun pengguna tidak memiliki seperangkat Gamelan

Selonding. Dengan perkembangan zaman di era revolusi industri 4.0 pemanfaatan

teknologi dalam pembuatan Pengembangan Aplikasi Pembelajaran Gamelan

Selonding Berbasis Android guna menjawab kebutuhan proses belajar secara

praktis. Perbedaan Pengembangan Aplikasi Pembelajaran Gamelan Selonding

Berbasis Android ini dengan aplikasi android yang sudah ada sebelumnya, tentu

aplikasi ini memiliki keunggulan yaitu dapat diakses melalui online maupun offline.

Selain itu, dalam aplikasi pembelajaran Gamelan Selonding ini tidak hanya berisi

tutorial belajar Gamelan Selonding, tetapi juga dilengkapi dengan sejarah dan

fungsi Gamelan Selonding gaya Tenganan secara spesifik, foto instrumentasi, saih

(tugas- tugas nada), struktur nada dan salah satu gending dalam Gamelan

Selonding.

Alasan digunakannya android dalam pembuatan aplikasi pembelajaran

Gamelan Selonding ini karena pengguna android lebih banyak dibandingkan IOS.

14
Gambar 1.1 Tabel Data Pengguna Android dan IOS di Dunia
Sumber: https: //data.tempo.co/data/902/negara-dengan-pengguna-android-dan-
ios-terbanyak-di-dunia

Dapat disimak pada gambar grafik di atas bahwa pengguna android dari 8

(delapan) negara diatas, 6 (enam) negara diantaranya mayoritas menggunakan

android (Inggris, Jerman, Cina, Brasil, Nigeria dan India). Hanya dua negara saja

dengan pengguna IOS lebih banyak dari android yaitu Jepang dan Amerika. Selain

itu, publish aplikasi di IOS lebih sulit dan prosesnya lebih lama dibandingkan

android. Proses upload aplikasi di IOS menggunakan kartu yang harus berbayar

dengan harga cukup mahal.

Dengan adanya aplikasi pembelajaran Gamelan Selonding yang dapat

diakses melalui android sebagai bentuk inovasi di era revolusi industri 4.0,

Gamelan Selonding tetap dapat dilestarikan untuk menunjang kesenian ini agar

lebih diminati oleh masyarakat Bali khususnya kalangan muda.

15
Menurut I Wayan Adi Darmawan, salah satu penggiat Gamelan Selonding

di kalangan generasi muda menuturkan bahwa;

“Perkembangan musik dengan menggunakan media tradisional menurut


saya sah-sah saja. Itu pun secara tidak sengaja alat musik tradisional “kuna”
dapat bangkit dari masa ke masa. Beralih pada Gamelan Selonding pada
jaman sekarang, sudah banyak seniman muda mulai me-renovasi kembali
dari bentuk komposisi musikal dan penyajiannya. Hal tersebut tidak
membuat seni itu monoton. Perlu adanya pembaharuan dengan
memunculkan kreativitas- kreativitas murni dari penggarapnya. Tetapi tetap
mempertahankan etika dan identitas alat musik tersebut. Sehingga tidak
merusak dan membongkar karakter asli dari alat tersebut”. “Menurut saya,
sangat perlu jika pembe- lajaran Gamelan Selonding ini dibuatkan melalui
aplikasi berbasis android. Karena dengan adanya aplikasi pembelajaran,
dapat memudahkan generasi muda untuk memahami, mempelajari, bahkan
mengetahui secara umum sejarah dan bentuk Gamelan Selonding
dimanapun mereka menginginkannya. Dalam aplikasi ini juga tentu
dilengkapi nada-nada, patet- patet dan instrumentasi yang ada pada
barungan Gamelan Selonding. Perkembangan Gamelan Selonding pada saat
ini sudah mulai berkembang pesat. Bahkan, Gamelan Selonding dapat
dikolaborasikan dengan alat-alat musik lainnya. Saran saya, para seniman
muda dengan kebebasan berkreativitas harus tetap memperhatikan etika dan
karakter gamelan tersebut. Sebab Gamelan Selonding ini merupakan sebuah
gamelan tergolong tua dan bahkan dapat dikatakan gamelan yang
disakralkan serta dikeramatkan seperti Gamelan Selonding yang berada di
Desa Adat Tenganan Pegringsingan. Jadi pada saat melakukan sebuah
renovasi atau pembentukan baru, selaku komposer terlebih dahulu
memikirkan pakem-pakem atau norma-norma yang ada pada Gamelan
Selonding. Melainkan cara permainannya dari segi teknik, pembagian cara
memainkan pada setiap tungguhan, dan jiwa atau “roh” yang ada pada
Gamelan Selonding. Sehingga tidak terjadi sebuah pembongkaran
(pemerkosaan) secara paksa pada Gamelan Selonding. Justru dapat dipilah
mana yang boleh dirubah dan mana yang tidak boleh dirubah.” (Berdasarkan
hasil wawancara bersama narasumber I Wayan Adi Darmawan pada tanggal
2 November 2021 di kediaman narasumber, Banjar Kedaton, Desa Adat
Sumerta, Denpasar).

Berdasarkan atas pernyataan I Wayan Adi Darmawan di atas serta meng-

ingat banyaknya peminat terhadap Gamelan Selonding ini, maka dengan begitu

Gamelan Selonding dapat tetap terjaga eksistensinya. Aplikasi pembelajaran

Gamelan Selonding ini jika nantinya telah dibuat, dapat diunduh di android

melalui Google Play Store. Pengembangan Aplikasi Pembelajaran Gamelan

Selonding Berbasis Android ini jika nantinya memiliki progress yang baik serta

16
diminati oleh

17
banyak pengguna, maka tidak menutup kemungkinan aplikasi ini akan

dikembangkan agar dapat diakses via Web di Windows serta Macbook.

1.2 Rumusan Masalah

Dari pemaparan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan beberapa

permasalahan sebagai berikut.

1. Bagaimana rancang bangun aplikasi android pembelajaran Gamelan

Selonding Gaya Tenganan?

2. Bagaimana hasil validasi ahli isi, ahli media, ahli desain, guru karawitan

terhadap aplikasi android pembelajaran Gamelan Selonding Gaya

Tenganan?

3. Bagaimana hasil uji coba perorangan terhadap aplikasi android pembela-

jaran Gamelan Selonding Gaya Tenganan pada peserta didik di Sanggar

Swasti Swara Kelurahan Pedungan Denpasar?

4. Bagaimana hasil uji coba kelompok kecil terhadap aplikasi android pembe-

lajaran Gamelan Selonding Gaya Tenganan pada peserta didik di Sanggar

Swasti Swara Kelurahan Pedungan Denpasar?

1.3 Tujuan Penelitian

Setiap kegiatan berupa penelitian yang dilakukan tentu memiliki tujuan

untuk mendapatkan hasil yang maksimal dengan memuat uraian menyebutkan

secara spesifik maksud dan tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini.

Adapun tujuan dalam penelitian dapat dibagi menjadi dua, yaitu tujuan umum dan

tujuan khusus:

18
a. Tujuan Umum

Tujuan umum adalah tujuan penelitian secara keseluruhan dari yang ingin

dicapai dalam penelitian itu sendiri. Secara umum peneliti memperkenalkan

aplikasi ini kepada pengguna khususnya generasi muda yang ingin mempelajari

Gamelan Selonding namun tidak memiliki Gamelan Selonding. Selain bertujuan

untuk mempelajari Gamelan Selonding, aplikasi ini berguna sebagai penunjang

bagi pengguna yang ingin lebih memantapkan dirinya dalam bermain Gamelan

Selonding.

b. Tujuan Khusus

Tujuan khusus adalah tujuan yang lebih spesifik. Tujuan khusus

menggunakan kata-kata operasional sehingga lebih jelas untuk dicapai. Secara

khusus penelitian ini bertujuan untuk menjawab keempat permasalahan yang

sudah ditujukan. Secara terperinci tujuan khusus memuat beberapa pokok bahasan

sebagai berikut.

1. Mendeskripsikan rancang bangun aplikasi android pembelajaran

Gamelan Selonding Gaya Tenganan.

2. Mendeskripsikan hasil validasi ahli isi, ahli media, ahli desain, guru

karawitan terhadap aplikasi android pembelajaran Gamelan Selonding

Gaya Tenganan.

3. Mendeskripsikan hasil uji coba perorangan terhadap aplikasi android

pembelajaran Gamelan Selonding Gaya Tenganan pada peserta didik di

Sanggar Swasti Swara Kelurahan Pedungan, Denpasar.

19
4. Mendeskripsikan hasil uji coba kelompok kecil terhadap aplikasi android

pembelajaran Gamelan Selonding Gaya Tenganan pada peserta didik di

Sanggar Swasti Swara Kelurahan Pedungan, Denpasar.

1.4 Spesifikasi Produk Yang Dikembangkan

Produk yang dihasilkan pada penelitian ini berupa pembelajaran berbentuk

aplikasi berbasis android. Aplikasi tersebut dapat dipelajari melalui android,

sehingga mudah diakses oleh masyarakat khususnya remaja umum. Aplikasi

pembelajaran ini memuat materi tentang karawitan Bali yang tergolong kesenian

klasik dan sakral yaitu Gamelan Selonding. Dalam aplikasi pembelajaran ini

membahas tentang pengetahuan dasar Gamelan Selonding, instrumentasi, struktur

nada, teknik dasar memainkan, saih (tugas-tugas nada), teknik permainan,

gending Gamelan Selonding, kuis (soal latihan), dan profil pembuat aplikasi.

Pembelajaran melalui aplikasi ini ditampilkan dengan desain animasi, gambar,

video dan audio sehingga mudah untuk dipahami dan dipelajari oleh pengguna

aplikasi.

1.5 Manfaat Penelitian

Setiap kegiatan berupa penelitian yang dilakukan tentu memiliki manfaat

yang diperoleh. Adapun manfaat dalam penelitian dapat dibagi menjadi dua, yaitu

manfaat teoritis dan manfaat praktis.

a. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dari pembuatan aplikasi ini dapat menjadi suatu refrensi

berdasarkan konsep, konten pembelajaran yang disusun. Hal tersebut merupakan

sebagai upaya membangun fundamentasi kerangka gagasan dalam membangun

sebuah keilmuan dalam bentuk konten pembelajaran yang inovatif.

20
b. Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari pembuatan aplikasi ini diharapkan sebagai salah satu

alternatif dalam praktek pembelajaran. Hasil dari kajian ini juga diharapkan

bermanfaat sebagai salah satu konten dalam praktek pembelajaran seni. Inovasi

yang dibuat dalam bentuk konten pembelajaran yang dimuat dalam

Pengembangan Aplikasi Pembelajaran Gamelan Selonding Berbasis Android

meliputi wawasan dasar dan teknik dasar memainkan Gamelan Selonding. Selain

itu manfaat praktis dalam penelitian ini dipaparkan sebagai berikut.

a) Mempermudah akses belajar Gamelan Selonding melalui aplikasi

berbasis android.

b) Mengetahui inovasi pembelajaran melalui android dalam bentuk

konten-konten aplikatif.

c) Untuk menjawab tuntutan fleksibilitas metode pembelajaran yang

praktis serta sebagai bentuk relevansi atas perkembangan zaman pada

era industri digital 4.0.

21
BAB II

KAJIAN SUMBER DAN LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Sumber

Kajian sumber merupakan cara peneliti dalam menelaah sumber-sumber

yang terkait dengan penelitian yang sedang dilakukan, kemudian landasan teori

merupakan bantuan untuk memecahkan permasalahan dalam penelitian ini.

Referensi yang ditelaah dijadikan acuan baik langsung maupun tidak langsung

terkait dengan penelitian. Adapun sumber atau pustaka yang dijadikan bahan

referensi adalah sebagai berikut.

Penelitian dan pengembangan pada bidang pendidikan dikenal dengan

istilah Research and Development (R&D), adalah model penelitian yang sering

digunakan dalam penelitian pengembangan pendidikan. Dalam melaksanakan

penelitian ini penting adanya kajian sumber. Kajian sumber merupakan dasar yang

dipakai dalam mengumpulkan dan mengolah semua data yang berkaitan tentang

Gamelan Selonding. Tentunya, hal ini juga perlu diperhatikan dalam pembuatan

terobosan baru yaitu pembelajaran Gamelan Selonding melalui aplikasi berbasis

android. Keseluruhan sumber tersebut dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sumber

tertulis dan sumber berupa audio visual. Sumber tertulis yang digunakan dalam

penelitian ini dapat dipaparkan sebagai berikut.

Buku Educational Research and Information oleh Borg, Walter R & Gall

Meredith D. 1983, menjelaskan bahwa penelitian pendidikan pengembangan

terdapat proses yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk

pendidikan. Buku ini membantu peneliti dalam memperkuat alur pemikiran

terhadap ahli validasi dengan produk yang diciptakan.

22
Buku Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif

dan R&D) oleh Sugiyono 2012, menyatakan, metode penelitian dan pengembang-

an merupakan metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk

tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Buku ini dijadikan sebagai

acuan dalam menyusun hasil penelitian.

Wayan Pande Tusan dalam buku berjudul Gamelan Selonding Tinjauan

Gamelan Bali Kuna Abab X-XIV (Satu kajian Berdasarkan Data Prasasti, Karya

Sastra dan Artefak, 2001) menjelaskan tentang pengertian, sejarah dan perkem-

bangan Gamelan Selonding. Gamelan Selonding adalah gamelan sakral yang

terbuat dari besi dan berlaras pelog tujuh nada. Gamelan Selonding tergolong

barungan gamelan tua yang berasal dari daerah Karangasem, yaitu Desa Tenganan

dan Desa Bungaya. Gamelan Selonding sangat disakralkan oleh masyarakat Desa

Tenganan. Dulunya Gamelan Selonding hampir jarang ditemui keberadaannya,

semenjak perkembangannya Gamelan Selonding banyak ditemui di desa-desa

yang ada di Bali. Pada bagian halaman 83-85, dalam buku ini menjelaskan

mengenai pengertian Gamelan Selonding. Gamelan Selonding adalah gamelan

kuna yang paling sakral dalam melengkapi upacara keagamaan Hindu di Bali.

Gamelan Selonding memiliki laras pelog tujuh nada. Gamelan Selonding

merupakan salah satu gamelan tertua di Bali yang terbuat dari besi. Gamelan

Selonding memang masih dapat bertahan dari terpaan gelombang peradaban

manusia dalam rentang waktu yang cukup lama, dan ini hanya dimungkinkan oleh

adanya suatu nilai yang terkandung didalamnya dan terjalin erat dengan

masyarakat. Pada umumnya Gamelan Selonding terdiri dari delapan tungguh.

Pengertian Gamelan Selonding tersebut dapat membantu dalam penelitian sebagai

pembanding tulisan sekaligus

23
data tambahan tentang pembelajaran Gamelan Selonding melalui aplikasi berbasis

android. Adapun nama-nama tungguhan Gamelan Selonding yaitu satu Penem

Petuduh, Nyong-nyong Ageng, Nyong-nyong Alit, Gong Ageng, Gong Alit,

Kempur Ageng, Kempur Alit, Ceng-Ceng Ricik. Buku ini digunakan untuk

mendapatkan informasi terkait perkembangan Gamelan Selonding, permasalahan-

permasalahan serta nama-nama tungguhan Gamelan Selonding. Sehingga, buku

ini sangat relevan untuk menambah wawasan tentang Gamelan Selonding.

Pande Made Sukerta dalam buku berjudul Ensiklopedi Karawitan Bali-

Edisi Kedua (2009) menjelaskan tentang sejarah dan perkembangan karawitan

Bali. Dalam periode tahun 1970 sampai dengan 1990-an, seni karawitan Bali

mengalami kemajuan yang cukup menggembirakan. Kemajuan seni karawitan

Bali pada waktu itu memperlihatkan dua sisi yang menarik dan sangat menen-

tukan masa depan dari seni karawitan di daerah ini. Pada satu sisi telah terjadi

penyebaran gamelan keseluruh Bali, bahkan keluar daerah serta ke luar negeri.

Kondisi ini diikuti oleh munculnya komposisi-komposisi karawitan baru yang

semakin rumit dengan teknik permainan yang semakin kompleks. Dalam sisi lain

terlihat terjadinya perubahan ekspresi musikal dan pembaruan gaya-gaya musik

lokal. Namun demikian, tidak dapat dipungkiri lagi bahwa jenis gamelan yang

masih dapat dikatakan baik perkembangannya adalah kesenian klasik. Hal ini

disebabkan oleh keberadaan daripada barungan gamelan yang juga unik dan yang

saat ini sesuai dengan selera masyarakat banyak terutama generasi muda. Pada

bagian halaman 102-103, buku ini juga menjelaskan tentang jenis-jenis gamelan,

sehingga buku ini dapat membantu peneliti dalam mengupas pengetahuan tentang

karawitan Bali secara keseluruhan.

24
I Wayan Dibia dalam buku yang berjudul Kotekan Dalam Musik Dan

Kehidupan Bali (2018) menjelaskan tentang pengertian serta segala bentuk

pengetahuan musik dalam kehidupan di Bali. Dalam bidang musik, dibagi

menjadi beberapa jenis musik yaitu musik tradisional (yang biasa dikenal dengan

sebutan seni karawitan Bali). Karawitan Bali menggunakan laras pelog dan laras

slendro. Buku ini dijadikan sebagai acuan oleh peneliti dalam memaparkan

tentang pengetahuan musik tepatnya karawitan Bali.

I Wayan Pande Widiana dalam jurnal mudra berjudul Karakteristik

Gamelan Selonding Bebandem Dan Gamelan Selonding Tenganan “Studi Kom-

parasi Intramusikal (2019)” menjelaskan tentang karakteristik Gamelan Selon-

ding di daerah Bebandem dan Gamelan Selonding Tenganan. Berbicara mengenai

karakteristik, setiap objek yang bersifat fisik maupun non fisik memiliki ciri

tertentu yang berbeda satu dengan yang lainnya atau memiliki ciri yang khas.

Gamelan mempunyai tungguhan, bentuk, fungsi, gending-gending, dan seniman

pendukung yang berbeda-beda. Gamelan Selonding dapat dilihat dan diidentifi-

kasi melalui komponen-komponen serta indikator pembangunnya. Adapun

komponen dan indikator tersebut terkonstruksi sedemikian rupa hingga memiliki

sebuah wujud Gamelan Selonding yang utuh. Komponen-komponen dan indikator

tersebut dapat dilihat dari bahan, proses pembuatan, tungguhan, susunan nada,

teknik permainan. Jurnal ini dijadikan kajian sumber dalam mengupas lebih dalam

atau secara rinci mengenai identitas karakteristik, dan fungsi Gamelan Selonding

salah satunya Gamelan Selonding gaya Tenganan.

Skripsi Pengembangan Modul Pembelajaran Tari Merak Sunda Berbasis

Android di SMP Negeri 2 Semarapura Kabupaten Klungkung oleh Cok Istri Ari

25
Santhi Widnyani, Program Studi Pendidikan Seni Pertunjukan, Institut Seni

Indonesia Denpasar tahun 2020 memaparkan mengenai pengembangan modul

berbasis android yang dapat digunakan sebagai sebuah solusi dalam pembelajaran

seni budaya yang memiliki kendala pada kurangnya jam pelajaran dalam tiap

pertemuan sehingga mengakibatkan proses belajar menjadi kurang efektif.

Namun, tentunya skripsi ini memiliki perbedaan dengan penelitian yang diajukan

peneliti. Perbedaannya terletak pada objek penelitian dan isinya yang terdapat

dalam aplikasi. Pada skripsi ini yang dibuat yaitu modul dengan objek tari Merak

Sunda, sedangkan peneliti hanya membuat suatu aplikasi yang berisi tutorial

dalam belajar Gamelan Selonding, teknik-teknik bermain Gamelan Selonding,

pengenalan nada/susunan nada Gamelan Selonding hingga gending pada Gamelan

Selonding. Skripsi ini dijadikan acuan oleh peneliti untuk menambah wawasan

dalam menentukan model pengembangan.

Ni Made Dian Widiastuti dalam jurnal mudra berjudul Inovasi Aplikasi

Media Pembelajaran Tari Bali Berbasis Android (2018) menjelaskan tentang

pemanfaatan android sebagai media pembelajaran tari Bali sebagai alat bantu

berupa fisik maupun nonfisik yang sengaja digunakan sebagai perantara antara

pendidik dan peserta didik dalam memahami materi pembelajaran agar lebih

efektif dan efisien. Pada era yang serba maju saat ini, teknologi telah berkembang

dengan pesat, sehingga tidak dapat dipungkiri adanya perubahan selera, gaya

hidup dari masyarakat yang tidak ingin lepas dari teknologi. Maka dari itu,

teknologi ini dapat digunakan sebagai penunjang belajar peserta didik dalam

belajar tari Bali. Namun, tentunya jurnal ini memiliki perbedaan dengan penelitian

yang diajukan peneliti. Perbedaannya terletak pada objek penelitian. Pada jurnal

ini, aplikasi yang dibuat

26
dengan menggunakan objek Tari Cendrawasih, sedangkan peneliti membuat suatu

aplikasi dengan menggunakan objek Gamelan Selonding. Jurnal ini digunakan

oleh peneliti untuk menambah wawasan dalam merancang desain aplikasi berbasis

android.

Skripsi Pengembangan Aplikasi Pembelajaran Teknik Dasar Tari Bali

Putri Untuk Anak Tunarungu di SLB Negeri 2 Denpasar oleh Ni Gusti Ayu Ary

Ratna, Program Studi Pendidikan Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia

Denpasar tahun 2021 memaparkan mengenai pengembangan aplikasi pembelajar-

an teknik dasar tari bali putri yang dapat digunakan sebagai sebuah solusi dalam

pembelajaran seni budaya bagi anak yang distabilitas, khususnya untuk anak

tunarungu. Isi materi yang ada di dalam aplikasi tersebut tentu dapat memper-

mudah mereka dalam memahami pembelajaran seni budaya, khususnya seni tari.

Namun, tentunya skripsi ini memiliki perbedaan dengan penelitian yang diajukan

peneliti. Perbedaannya terletak pada objek penelitian dan isinya yang terdapat

dalam aplikasi. Pada skripsi yang digunakan sebagai kajian sumber ini yang

dibuat yaitu aplikasi pembelajaran dengan objek tenik dasar tari bali putri,

sedangkan peneliti hanya membuat suatu aplikasi dengan berisi tutorial belajar

Gamelan Selonding, teknik-teknik bermain Gamelan Selonding, pengenalan

nada/susunan nada Gamelan Selonding hingga gending pada Gamelan Selonding.

Skripsi ini dijadikan acuan oleh peneliti untuk menambah wawasan dalam metode

penulisan dan alur pemikiran dalam pembuatan sebuah produk.

Selain menggunakan sumber-sumber tertulis, peneliti juga menggunakan

sumber audio visual sebagai penunjang dan bahan perbandingan bagaimana

27
menempatkan struktur pembelajaran Gamelan Selonding melalui aplikasi berbasis

android. Sumber-sumber diskografi yang digunakan sebagai berikut.

Sumber yang pertama adalah video dokumenter terkait sejarah Gamelan

Selonding Desa Adat Tenganan Pegringsingan yang diunggah oleh Dio Damalla

melalui youtube https://youtu.be/aONSV_qWmBc dengan judul Gamelan

Selonding Nyanyianmu Semangat Kami. Semua yang berkaitan dengan Gamelan

Selonding Desa Adat Tenganan Pegringsingan dari sejarah, fungsi, perkembangan

dan juga syarat-syarat yang harus dilakukan dalam memainkan Gamelan

Selonding dicantumkan dalam video dokumenter tersebut. Dalam video ini,

peneliti mendapatkan banyak informasi terkait Gamelan Selonding dan juga

motivasi dalam pengembangan aplikasi pembelajaran Gamelan Selonding yang

nantinya juga ditujukan untuk masyarakat umum khususnya generasi muda.

Sumber yang kedua adalah rekaman MP3 yang terdiri dari kumpulan lagu

Gamelan Selonding. MP3 ini diunggah oleh Adi Luhung melalui youtube

https://youtu.be/cqL_En-9oCA yang diberi judul The Best of Gamelan Selonding.

Beberapa lagu Gamelan Selonding gaya Tenganan yang dimasukkan di dalam

rekaman tersebut seperti Sekar Gadung, Rejang Dauh Tukad, Rejang ileh,

Nyangjangan, Gending Rejang Reyong dan Gending Lente. Sekar Gadung

merupakan salah satu judul lagu dalam Gamelan Selonding yang sudah lumrah

dan banyak dikenal oleh masyarakat Bali khususnya penggiat Gamelan Selonding.

Setelah mendengarkan rekaman MP3 gending ini sangat menginspirasi peneliti

dalam mengimplementasikan lagu-lagu ini dalam membentuk sebuah media

pembelajaran Gamelan Selonding berupa aplikasi untuk memudahkan pengguna

dalam mempelajari macam-macam lagu dari Gamelan Selonding.

28
Sumber yang ketiga adalah video Gamelan Selonding yang diunggah oleh

Bali Aga Channel melalui youtube https://youtu.be/v3r9jZ4RRHc yang diberi

judul Tabuh Gamelan Selonding Nyangjangan Saih Sadi. Dalam video ini,

Gamelan Selonding tersebut dimainkan oleh Sekaa Sarati Svara yang berasal dari

Banjar Pande Tunggak, Banjar Dinas Pande Sari, Desa Bebandem, Karangasem.

Setelah menonton video Gamelan Selonding yang dimainkan oleh Sekaa Sarati

Svara ini munculah inspirasi dari peneliti untuk menerapkan cara belajar serta

teknik-teknik bermain Gamelan Selonding ini dalam sebuah aplikasi berbasis

android.

Sumber yang keempat adalah video tutorial pembuatan aplikasi pembe-

lajaran berbasis android yang diunggah oleh Samsul Saputra melalui youtube

https://youtu.be/zRqAKJxSqm0 yang diberi judul Membuat Aplikasi Pembelajar-

an Berbasis Android Dengan Appy Builder. Dalam video ini, dijelaskan seperti

apa tutorial dalam pembuatan sebuah aplikasi yang nantinya akan dimuat dalam

android. Setelah menonton video tutorial pembuatan aplikasi ini, tentu mengins-

pirasi peneliti menciptakan suatu terobosan baru ini yaitu media pembelajaran

Gamelan Selonding melalui aplikasi yang nantinya dapat diakses di Google Play

Store melalui android.

2.2 Landasan Teori

Landasan teori merupakan kerangka dasar yang mengambil beberapa teori

dari berbagai ahli atau sumber yang dijadikan sebagai referensi dan aspek

pendukung dari suatu penelitian. Seluruh variabel atau rumusan masalah dalam

suatu penelitian harus berdasarkan teori-teori dan data yang faktual. Peranan teori

29
sangat dibutuhkan dalam penelitian untuk memecahkan permasalahan yang ingin

diteliti. Adapun teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

2.2.1 Definisi Pengembangan

Menurut Borg dan Gall (1983:772) menjelaskan tentang pengertian pene-

litian pengembangan dalam dunia pendidikan yaitu Penelitian Pendidikan dan

Pengembangan atau Research and Development merupakan suatu proses yang

digunakan untuk mengembangkan dan juga memvalidasi suatu produk dari

pendidikan tersebut.

2.2.2 Aplikasi Mobile

Aplikasi mobile berasal dari susunan kata application dan mobile. Penger-

tian aplikasi menurut saudara Henry dalam buku (Khadir, 2004) adalah suatu unit

perangkat lunak yang dibuat untuk melayani kebutuhan akan beberapa aktivitas

seperti perniagaan, pelayanan masyarakat, periklanan atau semua proses yang

dilakukan manusia. Supriyanto berpendapat bahwa aplikasi adalah program yang

memiliki aktivitas pemrosesan perintah yang diperlukan untuk melaksanakan

permintaan pengguna dengan tujuan tertentu (2005:39). Jogiyanto berpendapat

bahwa aplikasi adalah penggunaan dalam suatu komputer, instruksi (instruction),

atau pernyataan (statement) yang disusun sedemikian rupa sehingga komputer

dapat memproses input menjadi output (2005:54).

2.2.3 Definisi Android

Android mencakup aplikasi dan middleware yang berbasis Linux pada

sistem operasi perangkat mobile (H Sfaat, 2015: 1). Bagi para pengembang yang

ingin menciptakan aplikasi sendiri, dapat menggunakan android, karena menye-

diakan platform terbuka. Melalui android fitur-fitur aplikasi dapat didesain dan

30
dipahami dengan mudah. Selain itu, mampu memberikan peluang untuk

mengembangkan aplikasi yang lebih canggih dan maksimal. Melalui android,

maka pembelajaran dapat dilakukan dengan bersama-sama ataupun individu serta

dapat dijalankan kapan saja sesuai kebutuhan dan kondisi. Android dapat

digunakan di berbagai merk smartphone seperti Samsung, OPPO, Vivo dan yang

lainnya.

2.2.4 Definisi Media Pembelajaran

Pembelajaran (instruction) adalah suatu usaha untuk membuat peserta

didik untuk belajar atau suatu kegiatan untuk membelajarkan peserta didik.

Dengan kata lain, pembelajaran merupakan upaya menciptakan kondisi agar

terjadi kegiatan belajar. Munadi (2013:37) menyatakan “secara teknis, media

pembe-lajaran berfungsi sebagai sumber belajar. Dalam kalimat “sumber belajar”

ini tersirat makna keaktifan, yakni sebagai penyalur, penyampai, penghubung dan

lain-lain”. Media pembelajaran dapat dibagi menjadi 3 (tiga) jenis: (1) Media

visual adalah media yang bisa dilihat, dibaca dan diraba, media ini mengandalkan

indera penglihatan dan peraba. Berbagai jenis media ini sangat mudah untuk

didapatkan, contohnya: media foto, gambar, komik, gambar tempel, poster,

majalah, buku, miniatur, alat peraga. (2) Media audio adalah yang bisa didengar

saja, menggunakan indera pendengar saja, contohnya: suara, musik dan lagu, alat

musik, siaran radio, kaset suara atau CD. (3) Media audio visual adalah media

yang bisa didengar dan dilihat secara bersamaan. Media ini menggerakkan indera

pendengar dan penglihatan secara bersamaan, contohnya: media drama,

pementasan, film, VCD, aplikasi.

31
2.2.5 Tinjauan Umum Gamelan Selonding

Gamelan Selonding adalah salah satu gamelan kuna yang masih sanggup

bertahan di Bali dengan keasliannya sampai saat ini, walaupun telah sembilan

abad berlalu secara tekstual muncul di Bali (Prasasti Campetan 1071S). Gamelan

Selonding merupakan salah satu bagian dari khazanah gamelan Bali yang

begitu beragam. Gamelan yang secara populasinya banyak ditemukan di Bali

timur (Karangasem dan sekitarnya) memiliki nilai vitalitas bagi keberlangsungan

prosesi adat di se-tiap desa yang ada khusunya desa-desa Bali Aga (desa Bali

kuna). Dalam karawitan Bali, Gamelan Selonding merupakan salah satu alat

musik yang memiliki ciri khas tersendiri, seperti teknik memainkannya. Teknik

permainan yang biasa digunakan dalam karawitan Bali, khususnya Gamelan

Selonding seperti teknik memegang panggul, teknik memukul dan menutup bilah.

Kata Gamelan Selonding berasal dari kata Salon dan Ning yang artinya tempat

suci. Dilihat dari fungsinya, Gamelan Selonding adalah sebuah gamelan yang

dikeramatkan atau disucikan.

Mengenai sejarah Gamelan Selonding ini belum diketahui secara jelasnya.

Ada sebuah mitologi yang menyebutkan bahwa pada zaman dahulu, pengguna di

Desa Adat Tenganan Pegringsingan mendengar suara gemuruh dari angkasa dan

terdengar suara itu datangnya bergelombang. Pada gelombang pertama, suara itu

turun di Bungaya (sebelah timur laut Tenganan) dan pada gelombang kedua, turun

di Tenganan yang awalnya bersuara kecil, kemudian semakin lama suaranya

menjadi semakin besar. Setelah sampai di bumi, ditemukan Gamelan Selonding

yang berjumlah tiga bilah besi. Lalu, munculah sabda yang mengutus masyarakat

Tenganan untuk membuat Gamelan Selonding. Dari sanalah bilah-bilah besi itu

dikembangkan sehingga menjadi Gamelan Selonding seperti sekarang yang

32
memiliki tujuh nada. Namun, pada saat itu Gamelan Selonding di Desa Adat

Tenganan Pegringsingan tiga bilahnya tidak boleh dipukul, hanya dijadikan

sebagai pretima. Desa Adat Tenganan Pegringsingan memiliki Gamelan

Selonding terdiri dari 40 (empat puluh) bilah, 6 (enam) tungguh masing-masing

berisi 4 (empat) bilah dan 2 (dua) tungguh berisikan 8 (delapan) bilah. Dikalangan

masyarakat Tenganan, Gamelan Selonding diberi nama Bhatara Bagus Gamelan

Selonding. Gamelan Selonding dimain-kan untuk mengiringi berbagai upacara

sakral yang dilaksanakan oleh masyarakat setempat, seperti mengiringi Tari

Abuang, Mekare-kare (perang pandan) dan upacara Menek Daha. Masyarakat

yang memainkan Gamelan Selonding di Desa Adat Tenganan Pegringsingan tidak

boleh sembarangan. Sebelum diutus oleh kelian desa, tidak ada masyarakat yang

boleh sembarangan menyentuh apalagi memainkan Gamelan Selonding. Namun,

kalau sudah diutus oleh kelian desa, baru masyarakat tersebut dinobatkan sebagai

juru gamel Gamelan Selonding di Desa Adat Tenganan Pegringsingan.

Saat ini, juru gamel yang terdiri di Desa Adat Tenganan Pegringsingan

berjumlah 11 (sebelas) juru gamel Gamelan Selonding. Terkait perkembangan

generasi muda yang saat ini terlibat dalam juru gamel Gamelan Selonding di Desa

Adat Tenganan Pegringsingan, sudah cukup banyak. Generasi muda di desa

tersebut sangat antusias dalam belajar Gamelan Selonding dan mengikuti kegiatan

yang dilaksanakan oleh desa adat. Gending di Desa Adat Tenganan Pegringsingan

memiliki gending yang disakralkan bernama Gending Geguron. Gending

Geguron ini merupakan jenis gending sakral pada Gamelan Selonding yang tidak

boleh disebar luaskan secara sembarangan di luar Desa Adat Tenganan

Pegringsingan.

33
Dari 5 (lima) pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa aplikasi

merupakan program yang berfungsi untuk menjalankan suatu perintah atau

banyak perintah dari user untuk mencapai tujuan yang diinginkan oleh pembuat

aplikasi tersebut. Buyens pernah memaparkan pada bukunya bahwa mobile di

dalam konteks software adalah perpindahan dari satu tempat ke tempat yang

lainnya (Buyens, 2001). Sebagaimana yang dikatakan oleh Buyens aplikasi mobile

merupakan sebuah program yang memungkinkan pengguna dapat melakukan

mobilitas dengan menggunakan perangkat seperti smartphone dan perangkat

sejenisnya.

Smartphone merupakan perangkat elektronik yang banyak digunakan oleh

masyarakat (Suryanto, 2018). Smartphone sendiri tentu membutuhkan sebuah

sistem operasi untuk menjalankan semua tugas-tugasnya. Sistem operasi

smartphone yang terkenal adalah IOS dan android. Sistem operasi IOS merupakan

sistem operasi bertipe close source milik Apple, sedangkan sistem operasi android

bersifat open source. Android dan IOS memiliki kemampuan multitasking untuk

menjalankan beberapa aplikasi di smartphone. Android lebih popular

dibandingkan IOS karena harga smartphone yang memiliki sistem operasi android

saat ini semakin terjangkau di masyarakat (Basori, 2018).

A. Deskripsi Gamelan Selonding

Masyarakat Tenganan Pegringsingan mulai dari usia muda sampai tua

memberi nama gamelan sakral di Desa Adat Tenganan Pegringsingan ini dengan

nama Gamelan Selonding. Sebutan yang lebih lengkap lagi dengan sebutan

“Bhatara Bagus Selonding”. Desa Adat Tenganan Pegringsingan memiliki tiga

barung Gamelan Selonding, yang ditempatkan di tiap-tiap balai patemon. Suatu

34
bangunan yang serupa dengan bale agung, oleh masyarakat Desa Adat Tenganan

Pegringsingan, bale-bale tersebut dinamakan: Patemu Kaja, Patemu Tengah,

Patemu Kelod. Fungsi bale-bale tersebut seperti peneliti uraikan diatas selain dari

tiga bilah Gamelan Selonding tersebut, ada lagi tiga bilah gamelan yang tidak

terpasang dan tidak pernah dipukul. Hal inilah sesungguhnya yang paling

disucikan atau paling keramat. Tiga bilah gamelan ini dikeluarkan pada waktu

upacara- upacara suci yang tertentu saja untuk diupacarakan, dihias dan diadakan

pemujaan, bila sudah selesai disimpan kembali. Tiga bilah gamelan inilah mula-

mula disebut Bhatara Bagus Selonding.

Menurut anggapan dan keyakinan masyarakat Desa Adat Tenganan

Pegringsingan, bahwa gamelan tersebut adalah gamelan paturunan. Gamelan

tersebut dimaksud dengan istilah gamelan paturunan karena tiga bilah dari

gamelan tersebut bukan dibuat oleh manusia biasa, tetapi diberikan oleh alam.

Begitu pula dengan gamelan-gamelan yang tiga barung tersebut juga tidak

diketahui awal mula pembuatannya. Faktanya tidak ada seorang informan yang

peneliti hubungi dapat memberikan keterangannya secara jelas tentang sejarah

nama Gamelan Selonding tersebut. Secara mitologi seorang informan memberikan

cerita sebagai berikut: Tentang terjadinya Gamelan Selonding ialah diceritakan

bahwa pada jaman dahulu/angka tahun tidak diketahui, masyarakat di Desa Adat

Tenganan Pegringsingan mendengar suara gemuruh dari angkasa. Suara itu

datangnya bergelombang, yang pertama mendekat ke bumi dan suara itu turun di

Bungaya (suatu desa yang kini ada terletak di Timur Laut Tenganan) dan suara

kedua turun di Tenganan Pegringsingan yang awalnya bersuara kecil, kemudian

semakin lama suaranya menjadi semakin besar. Setelah suara itu sampai di

bumi, ternyata

35
ditemukan Gamelan Selonding itu yang 3 (tiga) bilah besi. Lalu, munculah sabda

yang mengutus masyarakat Tenganan untuk membuat Gamelan Selonding. Dari

sanalah bilah-bilah besi itu dikembangkan sehingga menjadi Gamelan Selonding

seperti sekarang yang memiliki 7 (tujuh) nada. Penabuh Gamelan Selonding di

Desa Adat Tenganan Pegringsingan, sebelum memainkan Gamelan Selonding dan

dinobatkan menjadi juru gamel, harus diadakan seleksi dan latihan terlebih dahulu

oleh kelian desa. Setelah disetujui dan diutus untuk menjadi juru gamel, barulah

penabuh tersebut resmi menjadi juru gamel Gamelan Selonding di Desa Adat

Tenganan Pegringsingan. Gamelan Selonding di Desa Adat Tenganan Pegring-

singan sebelum digunakan, harus dilakukan penyucian pada Gamelan Selonding

yang dikenal tengan istilah upacara Kamaligia.

Kamaligia berasal dari kata kama dan kata ligia. Kata kama diartikan

kotoran, nafsu atau keinginan. Sedang kata ligia diartikan sebagai pembersih atau

penyucian. Sehingga dapat disimpulkan upacara Kamaligia adalah upacara

keagamaan yang dilaksanakan apabila Ida Bhatara Bagus Selonding mengalami

lemeh/kotor. Untuk menghilangkan yang disebut lemeh tersebut, maka Desa Adat

Tenganan Pegringsingan mengadakan suatu upacara Kamaligia (upacara penyu-

cian terhadap Ida Bhatara Bagus Selonding) dengan upakara/banten Kamaligia,

yaitu suatu perlengkapan upacara yang diatur sedemikian rupa sehingga indah

dilihat yang mempunyai arti simbolis keagamaan sesuai dengan fungsinya yaitu

sebagai pembersihan atau hal-hal yang bersifat penyucian segala kotoran/lemeh

(Pradnyadari, 1987: 25).

Diantara gamelan-gamelan yang ada di Tenganan Pegringsingan, seperti

yang disebutkan dalam ulasan di atas, hanya Gamelan Selonding saja yang paling

36
disakralkan, begitu juga tidak sembarang orang yang boleh menyentuh/meraba.

Gamelan dikatakan lemeh, jika:

1. Gamelan Selonding tersebut jatuh/runtuh ke tanah

2. Gamelan Selonding disentuh oleh orang yang cacat tubuhnya

3. Gamelan Selonding disentuh oleh orang yang tidak memakai pakaian

adat Tenganan Pegringsingan.

Jadi, upacara Kamaligia merupakan suatu upacara yang dimana secara

spiritualnya upacara tersebut bertujuan untuk mengadakan penyucian terhadap Ida

Bhata Bagus Selonding, sedangkan dalam wujud lahiriahnya adalah pembersihan

terhadap satu set gamelan sakral yang menurut istilah setempatnya disebut

Selonding (Pradnyadari, 1987: 25).

Mengenai arti dari kata Selonding, tidak ada masyarakat Desa Adat

Tenganan yang bersedia memberitahu keterangan, hanya dari pihak mereka

menerangkan bahwa pernah ada tamu dari mancanegara yaitu Swiss, yang ber-

nama Meier memberikan tafsiran dengan kupasan, bahwa Selonding dipisahkan

yaitu kata Salon dan Ning yang artinya “tempat suci”. Dilihat dari fungsinya,

Gamelan Selonding adalah sebuah gamelan yang dikeramatkan atau disucikan.

Definisi yang lain memberikan/menawarkan yaitu Selonding dengan

uraian Salon sama dengan saron, Ding sama dengan sebagai induk nada (tonika)

atau nada yang terpenting (Jawa : babon nada), mengenai istilah Gamelan

Selonding jaman kuna yang artinya “Gender” atau lain perkataan, bahwa Gamelan

Selonding adalah Gamelan jaman kuna yang berbentuk bilah-bilah yang

pemasangannya memakai tali dan terjalin pada pelawah-nya (Pradnyadari, 1987:

27).

37
Mengenai pemeliharaan dan perkembangannya, Gamelan Selonding di

Desa Adat Tenganan dipelihara sangat baik sekali, bahkan untuk keperluan

berlatih pun gamelan tersebut tidak diperkenankan. Para penabuh berlatih

memakai alat lain (biasanya para penabuh membuat alatnya dengan bahan kayu).

Setelah mereka mahir dalam latihan, baru mereka diperkenankan langsung praktik

memakai Gamelan Selonding tersebut. Selain itu, bila ada orang yang meraba

Gamelan Selonding tanpa berpakaian adat Desa Adat Tenganan Pegringsingan,

atau orang cacat tubuhnya, ataupun Gamelan Selonding itu jatuh ke tanah, maka

gamelan tersebut dianggap mengalami lemeh/kotor. Untuk mengembalikan

kesuciannya, maka para Teruna dan juru gamel mengadakan upacara penyucian

yaitu upacara Kamaligia yang telah peneliti ulas sebelumnya.

Secara khusus fungsi Gamelan Selonding yang urgent dalam hubungan

aci/upacara sakral yang ada di Desa Adat Tenganan Pegringsingan, yaitu pada

sasih Kasa, para Daha membawakan Tarian Rejang dan Daha Teruna

berpasangan membawakan tarian Abuang. Gamelan Selonding di Desa Adat

Tenganan Pegringsingan juga berfungsi mengiringi prosesi Mekare-kare pada saat

Ngusaba Sambah .

2.2.6 Tungguhan Pada Gamelan Selonding

Gamelan Selonding Gaya Tenganan terdiri dari 8 (delapan) jenis

tungguhan yaitu Penem Petuduh, Nyong-Nyong Ageng, Nyong-Nyong Alit, Gong

Ageng, Gong Alit, Kempur Ageng, Kempur Alit dan Ceng-Ceng Ricik yang

digunakan sebagai tambahan untuk memperindah serta meramaikan suasana,

sekaligus dapat mengatur tempo dalam Gamelan Selonding.

38
1. Tungguhan Penem

Penem merupakan tungguhan yang terdiri dari empat buah bilah dengan

susunan nada yang dimulai dari nada 1, 2, 3, 4. Tungguhan ini menjadi satu

rangkaian dengan Petuduh (Widiana, 2019:68).

2. Tungguhan Petuduh

Petuduh memiliki hirearki nada lebih tinggi dari Penem yang terdiri dari

empat buah bilah dengan susunan nada dimulai dari nada 5, 6, 7, 1. Tungguhan ini

menjadi satu pasang rangkaian dengan Penem, dimana bilah nada tertinggi dari

Petuduh (nada 1 angkep) menjadi satu gembyang (angkep) dengan nada terendah

tungguhan Penem (nada 1). Tungguhan Penem dan Petuduh masuk dalam jenis

tungguhan dengan frekuensi nada pengumbang (Widiana, 2019:68).

Penem Petuduh berfungsi sebagai pemurba dalam Gamelan Selonding,

dengan memulai terlebih dahulu yang biasa disebut dengan “Ugal”. Selain itu,

Penem Petuduh juga berfungsi sebagai melodi pokok dari Gamelan Selonding.

Bentuk visual tungguhan Penem Petuduh dalam Gamelan Selonding, dapat dilihat

pada gambar di bawah ini.

Gambar 2.1 Penem Petuduh


(Dokumentasi: Komang Ayu Tri Paramitha, 2021)

39
3. Tungguhan Nyong-Nyong Ageng

Nyong-Nyong Ageng terdiri dari delapan buah bilah dengan susunan nada

7, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7. Nyong-Nyong Ageng memiliki dua nada tumbuk dengan

Petuduh yang terletak pada nada 7 dan 1 yang sekaligus menjadi umbang-ngisep.

Frekuensi nada Nyong-Nyong Ageng berjenis nada pengisep (Widiana, 2019:68).

Bentuk visual tungguhan Nyong-Nyong Ageng dalam Gamelan Selonding, dapat

dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 2.2 Nyong-Nyong Ageng


(Dokumentasi: Komang Ayu Tri Paramitha, 2021)

4. Tungguhan Nyong-Nyong Alit

Nyong-Nyong Alit terdiri dari delapan buah bilah dengan susunan nada 2,

3, 4, 5, 6, 7, 1, 2. Nyong-Nyong Alit memiliki nada tumbuk dengan Nyong-Nyong

Ageng yang terletak pada nada 2, 3, 4, 5, 6, 7. Frekuensi Nyong-Nyong Alit

berjenis nada pengumbang. (Widiana, 2019:68). Bentuk visual tungguhan Nyong-

Nyong Alit dalam Gamelan Selonding, dapat dilihat pada gambar berikut.

40
Gambar 2.3 Nyong-Nyong Alit
(Dokumentasi: Komang Ayu Tri Paramitha, 2021)

5. Tungguhan Gong Ageng

Gong Ageng memiliki hirearki nada yang paling rendah dari tungguhan

lainnya. Gong Ageng terdiri dari empat buah bilah nada yang memiliki ukuran

terpanjang dan sekaligus terbesar dari ukuran bilah tungguhan lainnya. Urutan

nada Gong Ageng dimulai dari nada 5, 6, 7, 1. Bentuk visual tungguhan Gong

Ageng dalam Gamelan Selonding, dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 2.4 Gong Ageng


(Dokumentasi: Komang Ayu Tri Paramitha, 2021)

41
6. Tungguhan Gong Alit

Gong Alit terletak pada hirearki terendah kedua dari Gong Ageng. Terdiri

dari empat bilah nada yaitu 7, 1, 2, 3. Gong Alit memiliki nada tumbuk dengan

Gong Ageng yang terletak pada nada 7 dan 1. Bentuk visual tungguhan Gong Alit

dalam Gamelan Selonding dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 2.5 Gong Alit


(Dokumentasi: Komang Ayu Tri Paramitha, 2021)

7. Tungguhan Kempur Ageng

Terdiri dari empat buah bilah dalam satu tungguhnya. Hirearki nada

Kempur Ageng lebih tinggi dari pada Gong Alit. Susunan nada Kempur Ageng

terdiri dari nada 2, 3, 4, 5 dengan nada tumbuk antara Kempur Ageng dan Gong

Alit terletak pada nada 2 dan 3. Bentuk visual tungguhan Kempur Ageng dalam

Gamelan Selonding, dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 2.6 Kempur Ageng


(Dokumentasi: Komang Ayu Tri Paramitha, 2021)

42
8. Tungguhan Kempur Alit

Kempur Alit terdiri dari empat buah bilah dalam satu tungguhnya. Hirearki

nada kempur Alit lebih tinggi dari Kempur Ageng. Susunan nada yang terdapat

pada Kempur Alit dimulai dari nada 4, 5, 6, 7 dengan nada tumbuk antara Kempur

Alit dan Kempur Ageng terletak pada nada 4 dan 5. Bentuk visual tungguhan

Kempur Alit dalam Gamelan Selonding dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 2.7 Kempur Alit


(Dokumentasi: Komang Ayu Tri Paramitha, 2021)

9. Ceng-Ceng Ricik

Gambar 2.8 Ceng-Ceng Ricik


(Dokumentasi: Komang Ayu Tri Paramitha, 2021)

43
Ceng-Ceng Ricik terdiri dari 6 (enam) piringan yang diletakkan diatas

pelawah kayu. Ceng-Ceng Ricik dimainkan dengan cara memukul bagian piringan

yang terdapat diatas pelawah tersebut. Ceng-Ceng Ricik berfungsi sebagai

tambahan untuk memperindah serta meramaikan suasana, sekaligus dapat

mengatur tempo dalam Gamelan Selonding.

10. Barungan Gamelan Selonding Gaya Tenganan

Barungan Gamelan Selonding Gaya Tenganan seluruhnya berjumlah 8

(delapan) tungguhan Gamelan Selonding dan 1 (satu) Ceng-Ceng Ricik. Posisi

penempatan barungan Gamelan Selonding dapat dilihat pada gambar di bawah

ini.

Gambar 2.9 Barungan Gamelan Selonding Gaya Tenganan


(Dokumentasi: Komang Ayu Tri Paramitha, 2021)

44
Tabel 2.1 Grafik Susunan Nada Gamelan Selonding Tenganan

Keterangan tabel:

a. Warna yang gelap berada pada wilayah nada rendah


b. Semakin cerah warna pada tabel maka semakin tinggi wilayah nadanya

Berdasarkan data yang ditunjukkan dalam tabel diatas dari hasil penelitian

jurnal I Wayan Pande Widiana dengan sumber data pada link https://jurnal.isi-

dps.ac.id/index.php/mudra/article/view/637/344 dapat disimak bahwa urutan nada

dari masing-masing tungguhan memiliki urutan nada yang berbeda dan juga

tingkatan nada tertinggi hingga nada terendah yang berbeda. Pada tingkatan nada

terendah hingga tertinggi, ditandai dengan perbedaan warna sesuai keterangan

yang tercantum pada tabel, baik itu dari tungguhan Penem Petuduh, Nyong-

Nyong Ageng, Nyong Nyong Alit, Gong Ageng, Gong Alit, Kempur Ageng dan

Kempur Alit.

45
2.2.7 Panggul Gamelan Selonding Gaya Tenganan

1. Panggul Penem Petuduh

Panggul Gamelan Selonding Gaya Tenganan pada tungguhan Penem

Petuduh berjumlah 2 (dua) memiliki bentuk yang sama. Bagian depan dengan

bentuk balok, dan gagangnya yang agak panjang pipih untuk memudahkan

pemain dalam memukul Gamelan Selonding. Bentuk visual panggul Penem

Petuduh dalam Gamelan Selonding dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 2.10 Panggul Penem Petuduh


(Dokumentasi: Komang Ayu Tri Paramitha, 2021)

2. Panggul Nyong-Nyong Ageng dan Nyong-Nyong Alit

Panggul Gamelan Selonding Gaya Tenganan pada tungguhan Nyong-

Nyong Ageng dan Nyong-Nyong Alit masing-masing berjumlah 2 (dua) memiliki

bentuk yang sama seperti Penem Petuduh, hanya saja panggul Nyong-Nyong

Ageng dan Nyong-Nyong Alit lebih pipih dan ringan.

46
Bagian depan dengan bentuk balok, dan gagangnya yang agak panjang

guna memudahkan pemain dalam memukul Gamelan Selonding. Bentuk visual

panggul Nyong-Nyong Ageng dan Nyong-Nyong Alit dalam Gamelan Selonding

dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 2.11 Panggul Nyong-Nyong Ageng dan Nyong-Nyong Alit


(Dokumentasi: Komang Ayu Tri Paramitha, 2021)

3. Panggul Gong Ageng dan Gong Alit

Panggul Gamelan Selonding pada tungguhan Gong Ageng dan Gong Alit

masing-masing berjumlah 2 (dua) dan memiliki bentuk yang sama dengan

panggul Kempur Ageng dan Kempur Alit. Hanya saja, panggul Gong Ageng dan

Gong Alit ujungnya lebih besar dan berat dibandingkan panggul Kempur Ageng

dan Kempur Alit. Bentuk visual panggul Gong Ageng dan Gong Alit dapat dilihat

pada gambar di bawah ini.

Gambar 2.12 Panggul Gong Ageng dan Gong Alit


(Dokumentasi: Komang Ayu Tri Paramitha, 2021)

47
4. Panggul Kempur Ageng dan Kempur Alit

Panggul Gamelan Selonding pada tungguhan Kempur Ageng dan Kempur

Alit masing-masing berjumlah 2 (dua) dan memiliki bentuk yang sama dengan

panggul Gong Ageng Ageng dan Gong Alit. Panggul Kempur Ageng dan

Kempur Alit ujungnya lebih pipih dan lebih ringan dibandingkan panggul Gong

Ageng dan Gong Alit. Bentuk visual panggul Kempur Ageng dan Kempur Alit

dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 2.13 Panggul Kempur Ageng dan Kempur Alit


(Dokumentasi: Komang Ayu Tri Paramitha, 2021)

5. Panggul Barungan Gamelan Selonding Gaya Tenganan

Panggul pada barungan Gamelan Selonding seluruhnya berjumlah 6

(enam) pasang yang terdiri dari sepasang panggul Penem Petuduh, sepasang

panggul Nyong-Nyong Ageng, sepasang panggul Nyong-Nyong Alit, sepasang

panggul Gong Ageng dan Gong Alit, sepasang panggul Kempur Ageng dan

Kempur Alit. Bentuk visual seluruh panggul Gamelan Selonding dapat dilihat

pada gambar berikut.

48
Gambar 2.14 Panggul Barungan Gamelan Selonding Gaya Tenganan
(Dokumentasi: Komang Ayu Tri Paramitha, 2021)

2.2.8 Teknik Dasar Bermain Gamelan Selonding

Teknik dasar bermain Gamelan Selonding yang ditujukan kepada pemula

atau orang yang baru mulai belajar Gamelan Selonding pada umumnya terbagi

menjadi 3 (tiga), yaitu cara memegang panggul, cara membuka bilah saat bermain

Gamelan Selonding dan cara menutup bilah saat bermain Gamelan Selonding.

Definisi dalam pembagian teknik dasar bermain Gamelan Selonding dapat

diuraikan sebagai berikut.

1. Cara Memegang Panggul

Cara memegang panggul dalam bermain Gamelan Selonding dimana

posisi jari tangan diletakkan di gagang panggul. Posisi jari tengah disatukan

dengan ibu jari dan dalam memainkan Gamelan Selonding, variasi tangan

selebihnya disesuaikan dengan nyamannya pemain. Bentuk visual cara memegang

panggul Gamelan Selonding dapat dilihat pada gambar berikut.

49
Gambar 2.15 Cara Memegang Panggul Gamelan Selonding Gaya Tenganan
(Dokumentasi: Komang Ayu Tri Paramitha, 2021)

2. Cara Memukul Bilah Gamelan Selonding

Cara memukul bilah pada Gamelan Selonding yaitu saat dalam posisi

memainkan Gamelan. Posisi tangan yang memegang gagang panggul, terlihat

melayang dan kayu bagian depan panggul yang berbentuk balok menyentuh bilah

gamelan. Bentuk visual cara membuka bilah pada Gamelan Selonding dapat

dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 2.16 Cara Memukul Bilah Gamelan Selonding Gaya Tenganan


(Dokumentasi: Komang Ayu Tri Paramitha, 2021)

3. Cara Menutup Bilah Gamelan Selonding

Cara menutup bilah dalam Gamelan Selonding yaitu sama dengan istilah

nekep. Menutup bilah/nekep pada Gamelan Selonding gaya Tenganan, posisi pada

tangan dan gagang panggul menempel dan menyentuh bilah gamelan. Bentuk

50
visual cara menutup bilah pada Gamelan Selonding dapat dilihat pada gambar di

bawah ini.

Gambar 2.17 Cara Menutup Bilah Gamelan Selonding Gaya


Tenganan (Dokumentasi: Komang Ayu Tri Paramitha,
2021)

Dalam teknik memainkan Gamelan Selonding terdapat beberapa metode

pembelajaran yang biasa digunakan dalam proses belajar mengajar gamelan yaitu

Maguru Panggul, Maguru Kuping. Maguru memiliki istilah yang bermakna

memohon pembelajaran/pengajaran.

1. Maguru Panggul

Maguru Panggul adalah proses seorang pendidik dengan memberikan

percontohan materi dengan menggunakan panggul secara langsung kepada peserta

didik. Maka proses percontohan tersebut dipraktikkan terlebih dahulu oleh

pendidik dengan memegang panggul dan memukul tungguhan secara langsung

lalu ditirukan kembali oleh peserta didik yang juga memukul tungguhan.

Gambar 2.18 Penerapan Metode Maguru Panggul


(Dokumentasi: Komang Ayu Tri Paramitha, 2021)

51
2. Maguru Kuping

Maguru Kuping ialah sebuah proses belajar dengan cara mendengarkan.

Peserta didik mendengarkan materi gending ataupun pola-pola dasar yang

diberikan oleh pendidik, lalu materi yang sudah didengarkan kemudian

dipraktikkan kembali pada media gamelan (Sukerta, 2009).

Gambar 2.19 Penerapan Metode Maguru Kuping


(Dokumentasi: Komang Ayu Tri Paramitha, 2021)

Kedua metode yang bersifat tradisi ini berperan penting bagi

keberlangsungan proses pembelajaran yang selama ini dilakukan oleh seniman

Bali. Dengan diterapkannya kedua metode ini, peserta didik yang sebagai pemula

belajar Gamelan Selonding dengan lebih mudah memahami teknik dasar dalam

bermain Gamelan Selonding.

2.2.9 Jenis Saih Yang Digunakan Dalam Gamelan Selonding

Saih yang digunakan dalam Gamelan Selonding gaya Tenganan yaitu Saih

Sadi, Saih Puja Semara dan Saih Salah. Pada bagian jenis saih, digunakan angka

sebagai simbol dalam tabel Saih yang diumpamakan sebagai bilah Gamelan

Selonding karena angka sangat umum diketahui oleh pengguna. Bahkan,

masyarakat yang awam tentang Gamelan Selonding pun pastinya lebih mudah

memahami dan jelas dengan urutan bilah jika ditunjukkan sesuai angka. Selain itu

penggunaan huruf vokal sebagai notasi di Gamelan Selonding agar mudah

52
dipahami oleh pengguna, karena Gamelan Selonding memiliki Simbol Aksara

yang berbeda-beda disetiap tungguhan-nya dan tidak sama seperti Gamelan lain

pada umumnya. Saih yang dimainkan pada masing-masing tungguhan Gamelan

Selonding, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.

1. Saih Sadi Pada Tungguhan Penem Petuduh

Saih Sadi yang dimainkan pada bilah tungguhan Penem Petuduh terdiri

dari 5 (lima) buah bilah dengan susunan nada dimulai dari nada 2, 3, 5, 6, 7

yang dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.

1 2 3 4 5 6 7 1

. u a . i o e .

Tabel 2.2 Saih Sadi Pada Tungguhan Penem Petuduh


2. Saih Sadi Pada Tungguhan Nyong-Nyong Ageng

Saih Sadi yang dimainkan pada bilah tungguhan Nyong-Nyong Ageng

terdiri dari 6 (enam) buah bilah dengan susunan nada dimulai dari nada 7, 2,

3, 5, 6, 7 yang dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.

7 1 2 3 4 5 6 7

e . u a . i o e

Tabel 2.3 Saih Sadi Pada Tungguhan Nyong-Nyong Ageng

53
c. Saih Sadi Pada Tungguhan Nyong-Nyong Alit

Saih Sadi yang dimainkan pada bilah tungguhan Nyong-Nyong Alit

terdiri dari 6 (enam) buah bilah dengan susunan nada dimulai dari nada 2, 3,

5, 6, 7, 2 yang dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.

2 3 4 5 6 7 1 2

u a . i o e . u

Tabel 2.4 Saih Sadi Pada Tungguhan Nyong-Nyong Alit


d. Saih Sadi Pada Tungguhan Gong Ageng dan Gong Alit

Saih Sadi yang dimainkan pada bilah tungguhan Gong Ageng dan

Gong Alit terdiri dari 6 (enam) buah bilah dengan susunan nada dimulai dari

nada 5, 6, 7, 7, 2, 3 yang dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.

5 6 7 1 7 1 2 3

i o e . e . u a

Tabel 2.5 Saih Sadi Pada Tungguhan Gong Ageng dan Gong Alit
e. Saih Sadi Pada Tungguhan Kempur Ageng dan Kempur Alit

Saih Sadi yang dimainkan pada bilah tungguhan Kempur Ageng dan

Kempur Alit terdiri dari 6 (enam) buah bilah dengan susunan nada dimulai

dari nada 2, 3, 5, 5, 6, 7 yang dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.

54
2 3 4 5 4 5 6 7

u a . i . i o e

Tabel 2.6 Saih Sadi Pada Tungguhan Kempur Ageng dan Kempur Alit

1. Saih Puja Semara Pada Tungguhan Penem Petuduh

Saih Puja Semara yang dimainkan pada bilah tungguhan Penem

Petuduh terdiri dari 6 (enam) buah bilah dengan susunan nada dimulai dari

nada 1, 2, 4, 5, 6, 1 yang dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.

1 2 3 4 5 6 7 1

u a . i o e . u

Tabel 2.7 Saih Puja Semara Pada Tungguhan Penem Petuduh


2. Saih Puja Semara Pada Tungguhan Nyong-Nyong Ageng

Saih Puja Semara yang dimainkan pada bilah tungguhan Nyong-

Nyong Ageng terdiri dari 5 (lima) buah bilah dengan susunan nada dimulai

dari nada 1, 2, 4, 5, 6 yang dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.

7 1 2 3 4 5 6 7

. u a . i o e .

Tabel 2.8 Saih Puja Semara Pada Tungguhan Nyong-Nyong Ageng

55
3. Saih Puja Semara Pada Tungguhan Nyong-Nyong Alit

Saih Puja Semara yang dimainkan pada bilah tungguhan Nyong-

Nyong Alit terdiri dari 6 (enam) buah bilah dengan susunan nada dimulai

dari nada 2, 4, 5, 6, 1, 2 yang dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.

2 3 4 5 6 7 1 2

a . i o e . u a
Tabel 2.9 Saih Puja Semara Pada Tungguhan Nyong-Nyong Alit
4. Saih Puja Semara Pada Tungguhan Gong Ageng dan Gong Alit

Saih Puja Semara yang dimainkan pada bilah tungguhan Gong

Ageng dan Gong Alit terdiri dari 5 (lima) buah bilah dengan susunan nada

dimulai dari nada 5, 6, 1, 1, 2 yang dapat dilihat pada tabel sebagai

berikut.

5 6 7 1 7 1 2 3

u a . u . u a .

Tabel 2.10 Saih Puja Semara Pada Tungguhan Gong Ageng dan Gong Alit
5. Saih Puja Semara Pada Tungguhan Kempur Ageng dan Kempur Alit

Saih Puja Semara yang dimainkan pada bilah tungguhan Kempur

Ageng dan Kempur Alit terdiri dari 5 (lima) buah bilah dengan susunan

nada dimulai dari nada 2, 4, 4, 5, 6 yang dapat dilihat pada tabel sebagai

berikut.

56
2 3 4 5 4 5 6 7

a . i . i o e .

Tabel 2.11 Saih Puja Semara


Pada Tungguhan Kempur Ageng dan Kempur Alit

1. Saih Salah Pada Tungguhan Penem Petuduh

Saih Salah yang dimainkan pada bilah tungguhan Penem Petuduh

terdiri dari 5 (lima) buah bilah dengan susunan nada dimulai dari nada 2,

3, 4, 6, 7 yang dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.

1 2 3 4 5 6 7 1

. i o e . u a .

Tabel 2.12 Saih Salah Pada Tungguhan Penem Petuduh


2. Saih Salah Pada Tungguhan Nyong-Nyong Ageng

Saih Salah yang dimainkan pada bilah tungguhan Nyong-Nyong

Ageng terdiri dari 6 (enam) buah bilah dengan susunan nada dimulai dari

nada 7, 2, 3, 4, 6, 7 yang dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.

7 1 2 3 4 5 6 7

a . i o e . u a

Tabel 2.13 Saih Salah Pada Tungguhan Nyong-Nyong Ageng

57
3. Saih Salah Pada Tungguhan Nyong-Nyong Alit

Saih Salah yang dimainkan pada bilah tungguhan Nyong-Nyong

Alit terdiri dari 6 (enam) buah bilah dengan susunan nada dimulai dari

nada 2, 3, 4, 6, 7, 2 yang dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.

2 3 4 5 6 7 1 2

i o e . u a . i

Tabel 2.14 Saih Salah Pada Tungguhan Nyong-Nyong Alit


4. Saih Salah Pada Tungguhan Gong Ageng dan Gong Alit

Saih Salah yang dimainkan pada bilah tungguhan Gong Ageng dan

Gong Alit terdiri dari 5 (lima) buah bilah dengan susunan nada dimulai

dari nada 6, 7, 7, 2, 3 yang dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.

5 6 7 1 7 1 2 3

. u a . a . u a

Tabel 2.15 Saih Salah Pada Tungguhan Gong Ageng dan Gong Alit
5. Saih Salah Pada Tungguhan Kempur Ageng dan Kempur Alit

Saih Salah yang dimainkan pada bilah tungguhan Kempur Ageng

dan Kempur Alit terdiri dari 6 (enam) buah bilah dengan susunan nada

dimulai dari nada 2, 3, 4, 4, 6, 7 yang dapat dilihat pada tabel sebagai

berikut.

58
2 3 4 5 4 5 6 7

i o e . e . u a

Tabel 2.16 Saih Salah Pada Tungguhan Kempur Ageng dan Kempur Alit

59
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan atau

Research and Development (R&D) yang digunakan menghasilkan produk

tertentu, dan menguji efektivitas suatu produk (Sugiyono, 2016:473).

Mendefinisikan penelitian dan pengembangan merupakan pendekatan penelitian

untuk menghasilkan produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada

(Nana Syaodih Sukmadinata, 2006:169). Jadi penelitian pengembangan

merupakan metode untuk menghasilkan produk tertentu atau menyempurnakan

produk yang telah ada serta menguji keefektifan produk tersebut.

3.2 Model Pengembangan

Model pengembangan merupakan cara yang digunakan untuk menemukan,

mengembangkan dan menguji suatu produk berdasarkan prosedur yang sistematis,

sehingga nilai produk yang dihasilkan memiliki nilai ilmiah yang tinggi dan dapat

dipercaya. Model yang digunakan dalam pengembangan produk pembelajaran

Gamelan Selonding melalui Pengembangan Aplikasi Pembelajaran Gamelan

Selonding Berbasis Android adalah model pengembangan Borg dan Gall (1983).

Borg dan Gall (2003) dalam bukunya “Educational Research”, menjelaskan

bahwa “Penelitian dan Pengembangan” dalam pendidikan adalah model

pengembangan berbasis industri, lalu temuan hasil penelitiannya digunakan untuk

merancang produk pembelajaran, yang kemudian secara sistematis diuji cobakan

di lapangan, dievaluasi, dan disempurnakan sampai dihasilkannya suatu produk

pembelajaran yang memenuhi standarisasi tertentu, yaitu efektif, efisien, dan

berkualitas.

60
Tujuannya untuk membantu tenaga pendidik/pelatih mengorganisir dalam

mengajarkan sebuah materi kepada seseorang yang ingin belajar Gamelan

Selonding sehingga dapat mengoptimalkan tercapainya tujuan pembelajaran. Isi

dari pembelajaran melalui Pengembangan Aplikasi Pembelajaran Gamelan

Selonding Berbasis Android ini yaitu kegiatan belajar atau subjek bahasan yang

dibagi menjadi beberapa substansi seperti pengetahuan dasar Gamelan Selonding,

tungguhan, struktur nada, saih (tugas-tugas nada), teknik dasar memainkan, teknik

permainan, gending dan soal kuis sebagai evaluasi pembelajaran.

Efektif adalah ukuran terhadap keunggulan produk dalam mencapai

tujuan/kompetensi pembelajaran sesuai dengan kriteria/indikator atau standar

ketuntasan belajar yang telah ditetapkan sebelumnya oleh sekolah, lembaga, atau

pemerintah. Oleh karena itu, dalam menentukan kriteria atau indikator atau

standar ketuntasan perlu dilakukan secara cermat dan terukur. Hal itu perlu ada

penelitian pendahuluan agar hal-hal yang telah ditetapkan merupakan target yang

realistis sesuai dengan kebutuhan.

Efisien artinya bahwa produk yang dikembangkan mampu memberikan

jaminan bahwa dari segi waktu, biaya, dan tenaga yang diperlukan untuk

mencapai tujuan/kompetensi pembelajaran tertentu lebih singkat, lebih murah, dan

lebih ringan bila dibandingkan dengan menggunakan produk-produk

pembelajaran sebelumnya.

Berkualitas artinya bahwa produk yang dikembangkan harus memenuhi

standar industri dari berbagai aspeknya. Selain itu satu hal yang harus

diperhatikan dari aspek kualitas selain memenuhi standar industri adalah

keamanan dalam menggunakan produk tersebut dan tidak berbahaya terhadap

kesehatan pengguna.

61
Sugiyono (2009) berpendapat bahwa, metode penelitian dan

pengembangan (R&D) adalah metode penelitian yang digunakan untuk

menghasilkan produk tertentu, dan menguji keektifan produk tersebut. Agar dapat

menghasilkan produk tertentu digunakan penelitian yang bersifat analisis

kebutuhan (digunakan metode survey atau kualitatif) dan untuk menguji

keefektifan produk tersebut supaya dapat berfungsi di masyarakat luas, maka

diperlukan penelitian untuk menguji keektifan produk tersebut (digunakan metode

eksperimen).

Lebih lanjut Borg dan Gall (1989) menyatakan bahwa untuk penelitian

analisis kebutuhan sehingga mampu dihasilkan produk yang bersifat hipotetik

sering digunakan metode penelitian dasar (basic research). Kemudian untuk

menguji produk yang masih bersifat hipotetik tersebut, digunakan eksperimen

atau action research. Setelah produk teruji, maka dapat diaplikasikan. Proses

pengujian produk dengan eksperimen tersebut dinamakan penelitian terapan

(applied research). Adapun penelitian R & D bertujuan untuk menemukan,

mengembangkan dan memvalidasi suatu produk, dengan demikian penelitian R &

D bersifat longitudinal.

3.3 Prosedur Pengembangan

Adapun prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini

merujuk pada model pengembangan Borg dan Gall (2003). Model pengembangan

Borg dan Gall memuat panduan sistematika langkah-langkah yang dilakukan oleh

peneliti agar produk yang dirancangnya mempunyai standar kelayakan. Alasan

peneliti menggunakan model pengembangan Borg dan Gall, karena model

pengembangan Borg dan Gall ini terdiri dari sepuluh tahap yang sesuai dengan

penelitian peneliti, dari penelitian sampai diseminasi. Namun, ada salah satu tahap

62
yang tidak penulis lakukan di bagian uji lapangan, karena pada tahap ini

merupakan tahap di ranah S2, dan di ranah S1 hanya sampai di tahap uji coba

kelompok kecil. Kemudian, peneliti memodifikasi tahap uji coba perorangan dan

uji coba kelompok kecil dengan telah mengikuti sesuai langah-langkah dari model

pengembangan Borg dan Gall. Dengan demikian, yang diperlukan dalam

pengembangan ini adalah rujukan tentang prosedur produk yang dikembangkan.

Prosedur penelitian (Sustiawati, 2008:201), prosedur penelitian ini terdiri dari dua

tujuan utama yaitu:

(1) Mengembangkan produk, dan (2) Menguji keefektifan produk dalam mencapai

tujuan. Tujuan pertama tersebut sebagai fungsi pengembangan, sedangkan tujuan

kedua disebut sebagai fungsi validasi. Proses pengembangan dapat berhenti

sampai tahap dihasilkannya suatu produk melalui uji coba terbatas, hanya saja

produk semacam itu tidak dapat digunakan secara luas, maka produk tersebut

perlu validasi. Langkah validasi ini dimaksudkan untuk tahap pengujian dan

menetapkan suatu produk dinyatakan layak atau tidak digunakan maupun

dipublikasikan.

Menurut Borg dan Gall, mengembangkan langkah-langkah prosedur

pengembangan, di antaranya:

1. Penelitian dan Pengumpulan Informasi (Research and Information Collecting)

Penelitian dan pengumpulan informasi ini melakukan pendahuluan atau

studi eksploratif untuk mengkaji, menyelidiki, dan mengumpulkan informasi.

Adapun kegiatan dalam langkah ini meliputi analisis kebutuhan, kajian pustaka,

observasi awal di sanggar, identifikasi permasalahan yang dijumpai dalam

pembelajaran, juga menghimpun data mengenai faktor pendukung dan

penghambat dalam pembelajaran. Untuk menganalisis kebutuhan, ada beberapa

63
hal yang harus diperhatikan, yaitu:

64
a) Produk yang dikembangkan benar-benar bermanfaat dalam dunia

pendidikan, khususnya pendidikan non formal.

b) Produk tersebut sangat memungkinkan untuk dikembangkan.

c) Tersedianya sumber daya manusia yang memiliki pengetahuan,

keterampilan, dan pengalaman dengan mengembangkan suatu produk

tersebut.

d) Tersedianya waktu untuk mengembangkan produk tersebut jika nantinya

sudah terselesaikan

Dalam studi literatur, peneliti melakukan kajian terhadap produk yang

dikembangkan, baik dalam perspektif teori maupun temuan riset dan informasi

lain yang berkaitan dengan pengembangan produk peneliti. Setelah itu melakukan

riset dengan skala kecil. Hal ini perlu dilakukan karena terkadang pengembang

memiliki sejumlah pertanyaan yang tidak dapat dijawab jika hanya mengacu pada

buku teks atau hasil temuan lainnya.

2. Perencanaan (Planning)

Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan ini yakni

merumuskan kemampuan, merumuskan tujuan khusus untuk menentukan bahan,

dan uji coba skala kecil.

3. Pengembangan Format Produk Awal (Develop Preliminary Form of

Product) Pada tahap ini produk yang dihasilkan berupa aplikasi

pembelajaran berbasis android yang desainnya di desain oleh peneliti sendiri. Dari

hasil peneliti, nantinya produk tersebut dapat diubah sesuai dengan hasil validasi

serta saran dari

ahli dan uji coba.

4. Uji Validasi

65
Pada tahap ini peneliti melakukan uji validasi pada ahli. Selama proses

pengujian produk, produk ditelaah, diamati serta dinilai agar dapat diketahui layak

atau tidaknya untuk diaplikasikan. Hasilnya kemudian dikaji untuk perbaikan

media pembelajaran Peneliti menggunakan 4 ahli validasi, yaitu validasi dari ahli

Gamelan Selonding untuk validasi isi materi di dalam konten tutorial, ahli media

pembelajaran untuk validasi media pembelajaran, ahli desain untuk validasi desain

aplikasi yang telah dirancang, dan guru karawitan untuk validasi hasil akhir dari

aplikasi yang telah dirancang oleh peneliti.

5. Revisi Produk Pertama (Main Product Revision)

Revisi produk merupakan tahap lanjutan dari data perolehan uji coba awal.

Hal ini meliputi perbaikan dan penyempurnaan terhadap produk utama,

berdasarkan uji coba validasi ahli.

6. Uji Coba Awal Dengan Uji Coba Perorangan

Pada tahap uji coba awal dilakukan perorangan, yaitu peserta didik di

sanggar yang dituju, dipilih secara acak sebanyak 3 (tiga) peserta didik. Dalam uji

coba perorangan ini hanya menggunakan angket yang digunakan untuk

mengetahui respon dari peserta didik terhadap produk. Hasilnya kemudian

digunakan untuk memperbaiki produk.

7. Revisi Produk

66
Pada tahap ini, peneliti dapat mengembangkan media berdasarkan hasil

yang diperoleh dari uji coba awal supaya lebih efektif. Perbaikan pada tahap ini

diperlukan agar produk dapat lebih sempurna ketika diujicobakan di lapangan.

8. Uji Coba Kelompok Kecil

Setelah melakukan perbaikan pada produk, kemudian peneliti mengujikan

produknya kembali dengan uji coba kelompok kecil untuk mengetahui apakah

produk tersebut sudah layak saat digunakan di lapangan. Uji coba kelompok kecil

ini dilakukan dengan memilih 9 (sembilan) peserta didik sanggar secara acak. Uji

coba kelompok kecil ini menggunakan test, serta untuk mengetahui apakah

produk sudah mencapai pada tujuan yang diinginkan.

9. Revisi Produk Akhir (Final Product Revision)

Pada tahap revisi produk akhir, yaitu melakukan perbaikan akhir terhadap

model yang dikembangkan guna menghasilkan produk akhir (final) agar siap

untuk diimplementasikan ke pengguna produk aplikasi ini.

10. Diseminasi dan Implementasi (Dissemination and Implementation)

Pada tahap yang terakhir ini, yaitu langkah menyebarluaskan

produk/model yang dikembangkan dan menerapkannya di lapangan sesuai dengan

target sasaran remaja umum yang peneliti inginkan.

67
Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan dalam mewujudkan produk

pembelajaran Gamelan Selonding melalui Pengembangan Aplikasi Pembelajaran

Gamelan Selonding Berbasis Android ini sebagai berikut.

1. Tahap Pra-Pengembangan

Pada tahap ini, pengembangan melakukan kegiatan need assessment

(proses analisis data dalam mengidentifikasi kesenjangan antara kinerja saat ini

dengan kinerja yang diharapkan sehingga dapat diperoleh data mengenai

kebutuhan pelatihan). Tujuan pelaksanaan need assement adalah untuk

mengindentifikasi persoalan-persoalan terkait dengan pembelajaran Gamelan

Selonding serta kasus atau permasalahan di masyarakat umum, khususnya

generasi muda yang terkait dengan kegiatan pembelajaran Seni Karawitan Bali

salah satunya kesenian klasik yaitu Gamelan Selonding. Pengembangan Aplikasi

Pembelajaran Gamelan Selonding Berbasis Android ini diharapkan mampu

memberikan manfaat tenaga pelatih maupun masyarakat umum khususnya

generasi muda serta menambah daya tarik, minat dan sebagai upaya melestarikan

gamelan kuna yaitu Gamelan Selonding sehingga dapat mengenai sasaran dan

tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

68
2. Tahap Pengembangan

Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan dalam mengembangkan produk

pembelajaran Gamelan Selonding melalui Pengembangan Aplikasi Pembelajaran

Gamelan Selonding Berbasis Android antara lain:

a) Dengan menyiapkan sebuah data yang dibutuhkan dalam konten-konten

yang dimuat dalam aplikasi. Data-data tersebut berupa aplikasi serta

pengetahuan dasar mengenai Gamelan Selonding.

b) Melakukan wawancara dengan narasumber ahli Gamelan Selonding untuk

mendapatkan informasi serta data yang dibutuhkan untuk mengisi setiap

konten guna memenuhi kebutuhan atas validasi data yang dimuat dalam

aplikasi tersebut.

c) Bekerja sama dengan aplikator untuk membantu mengimplementasikan

aplikasi ini agar sesuai dengan kebutuhan yang telah dirancang.

d) Mencari sponsor untuk mensupport proses pendanaan dalam mewujudkan

aplikasi ini.

Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam mengembangkan produk

pembelajaran Gamelan Selonding melalui Pengembangan Aplikasi Pembelajaran

Gamelan Selonding Berbasis Android ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

1. Tahap Pasca Pengembangan

Pada tahapan yang ketiga ini meliputi beberapa kegiatan yang dilakukan

untuk menguji keefektifan produk pembelajaran Gamelan Selonding melalui

Pengembangan Aplikasi Pembelajaran Gamelan Selonding Berbasis Android ini.

Kegiatan yang dilakukan adalah uji coba produk meliputi (1) Uji ahli; (2) Uji

coba perorangan; (3) Uji coba kelompok kecil.

69
TAHAP I
PRA PENGEMBANGAN

TAHAP II
PENGEMBANGAN
Membuat aplikasi pembelajaran Gamelan Selonding
melalui aplikasi berbasis android

TAHAP III
PASCA PENGEMBANGAN (UJI COBA)

UJI AHLI
Materi, Media, Desain dan Guru Karawitan

UJI PERORANGAN

Subjek : 3 peserta didik


Tungguhan : Skala Penilaian
Analisis Data : Kuantitatif dan Kualitatif

UJI KELOMPOK KECIL

Subjek : 9 peserta didik


Tungguhan : Skala Penilaian
Analisis Data : Kualitatif dan Kuantitatif

Melakukan revisi terhadap produk akhir, berdasarkan saran dalam

uji kelompok kecil

PEMBELAJARAN GAMELAN SELONDING MELALUI APLIKASI


BERBASIS ANDROID

Gambar 3.1 Prosedur Pengembangan Pembelajaran Gamelan Selonding


Melalui Aplikasi Berbasis Android

3.4 Uji Coba Produk

Uji coba produk merupakan bagian terpenting di dalam penelitian

pengembangan yang dilakukan setelah rancangan produk selesai. Uji coba produk

dimaksudkan untuk mengukur ketepatan, kegunaan, kelayakan dan efektivitas dari

produk yang dikembangkan. Uji coba bertujuan untuk mengetahui apakah produk

70
yang dibuat layak digunakan atau tidak dilihat dari ketepatan sasaran tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh data

dari ahli dan calon pengguna yakni berupa komentar, saran dan melihat sejauh

mana produk yang dibuat dapat mencapai sasaran dan tujuan yang dapat

digunakan sebagai dasar untuk memperbaiki produk pengembangan yang

dihasilkan. Uji coba produk di dalam penelitian pengembangan ini terdiri atas: (a)

Desain uji coba; (b) Subjek uji coba; (c) Lokasi uji coba; (d) Jenis data; (e)

Instrumen pengumpulan data, dan (f); Teknik analisis data.

71
a) Desain Uji Coba

Desain uji coba produk digunakan dengan cara mengisi tungguhan atau

angket dan memberi kritik atau saran terhadap produk pengembangan. Hal ini

bertujuan agar dapat diketahui apakah produk pengembangan layak atau tidak.

LANGKAH INSTRUMEN SUBJEK UJI COBA


UJI COBA

Draft I Pengembangan Ahli isi Gamelan Selonding, ahli media, ahli des
Angket Tanggapan

Masukan Para Ahli


Revisi Draft I

Draft II Pengembangan Uji Perorangan (3 orang )


Angket Tanggapan

Masukan Peserta Didik


Revisi Draft II

Draft III Pengembangan Angket Tanggapan Uji Kelompok Kecil (9 Orang)

Revisi Draft III Masukan Peserta Didik

Draft IV: Produk Pengembangan: Pembelajaran Gamelan Selonding Melalui Aplikasi Berbasis Android

Gambar 3.2 Rancangan/Desain Uji Coba

72
b) Subjek Uji Coba

Subjek uji coba pada penelitian ini dipilih dan ditentukan berdasarkan

metode non probabilitas dengan teknik purposive sampling. Subjek penelitian

tersebut terdiri dari satu orang ahli materi, satu orang ahli media pembelajaran,

dan satu orang guru Gamelan Selonding. Ahli isi pembelajaran dalam penelitian

pengembangan ini adalah I Wayan Pande Widiana S.Sn, M.Sn. Beliau adalah

seorang penulis dan penggiat Gamelan Selonding dari Banjar Adat Pande

Tunggak, Banjar Dinas Pande Sari, Desa Bebandem, Karangasem. Beliau juga

merupakan alumni Program Studi Karawitan di Institut Seni Indonesia Denpasar

tahun 2015. Ahli media pembelajaran yang diminta kesediannya untuk mereview

draft pengembangan media pembelajaran adalah Ayu Gde Chrisna Udayanie,

S.Pd., M.Pd. Beliau adalah seorang ahli media pembelajaran dan dosen di

Program Studi Pendidikan Seni Pertunjukan, Fakultas Seni Pertunjukan, Institut

Seni Indonesia Denpasar. Ahli desain yang diminta kesediannya untuk mereview

desain dari aplikasi yang telah dirancang adalah Ni Luh Desi In Diana Sari, S.Sn.,

M.Sn. Beliau adalah seorang ahli desain komunikasi visual dan dosen di Institut

Seni Indonesia Denpasar, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Prodi Desain

Komunikasi Visual. Guru karawitan yang menilai produk pengembangan

pembelajaran melalui aplikasi ini nantinya adalah Ketut Agus Swastika S.Sn.

Beliau merupakan alumni Program Studi Karawitan di Institut Seni Indonesia

Denpasar dan guru karawitan di Sanggar Swasti Swara, Kelurahan Pedungan,

Denpasar.

73
c) Lokasi Uji Coba

Gambar 3.3 Sanggar Swasti Swara Kelurahan Pedungan, Denpasar


(Dokumentasi: Komang Ayu Tri Paramitha, 2021)

Sanggar Swasti Swara, Kelurahan Pedungan, Denpasar digunakan

sebagai tempat uji coba pembelajaran Gamelan Selonding melalui aplikasi

berbasis android. Peneliti memilih sanggar Swasti Swara Kelurahan Pedungan,

Denpasar, karena sanggar ini merupakan salah satu sanggar karawitan yang

unggul dan masih aktif sampai saat ini di Kelurahan Pedungan, Denpasar.

Maka dari itu, sangat penting dikembangkan pembelajaran Gamelan Selonding

melalui Pengembangan Aplikasi Pembelajaran Gamelan Selonding Berbasis

Android sebagai upaya peningkatan hasil belajar peserta didik yang dijadikan

pedoman bagi guru atau pelatih di Sanggar Swasti Swara Kelurahan Pedungan,

Denpasar. Oleh karena itu untuk kepentingan pembelajaran dan kemajuan

teknologi pendidikan pihak sanggar sangat terbuka dan menyambut baik

kegiatan penelitian ini.

74
d) Jenis Data

Jenis data yang diperoleh pada uji coba ahli meliputi penilaian terhadap

pembelajaran Gamelan Selonding melalui Pengembangan Aplikasi

Pembelajaran Gamelan Selonding Berbasis Android adalah data yang bersifat

kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif diperoleh berupa komentar, saran yang

tertulis dalam angket, maupun melalui wawancara dengan ahli. Sedangkan data

kuantitatif diperoleh dengan menggunakan angket. Semua data yang diperoleh

dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk merevisi dan menyempurnakan

produk yang dikembangkan.

e) Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah angket menurut

(Sugiyono, 2008:199). Angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan

data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau

pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Adapun aspek-aspek yang

dinilai dari pembelajaran Gamelan Selonding melalui Pengembangan Aplikasi

Pembelajaran Gamelan Selonding Berbasis Android ini adalah mencakup

kegunaan, ketepatan, dan kelayakan.

Pedoman pemberian skor pada instrumen pengumpulan data oleh ahli isi

materi karawitan, ahli media pembelajaran, ahli desain pembelajaran serta guru

karawitan adalah dengan skala penilaian 1 sampai 5 yaitu, 1: sangat kurang baik,

2: kurang baik, 3: cukup, 4: baik, dan 5: sangat baik.

75
a. Instrumen validasi untuk ahli isi
Tabel 3.1 Instrumen validasi untuk ahli isi
PILIHAN
No. Kriteria
5 4 3 2 1
1. Kemenarikan tampilan aplikasi
2. Kejelasan isi materi
3. Ketepatan fungsi tombol yang mengarah ke tujuan
menu pilihan
4. Kemudahan memahami uraian isi materi
5. Ketepatan urutan bilah setiap tungguhan pada
struktur nada
6. Kemudahan dalam menggunakan aplikasi
Jumlah
Total

Keterangan.
5 = Sangat Baik 2 = Kurang Baik
4 = Baik 1 = Sangat Kurang
Baik 3 = Cukup

Masukan, saran, dan komentar: .....................................................................


b. Instrumen validasi untuk ahli media pembelajaran
Tabel 3.2 Instrumen validasi untuk ahli media pembelajaran
PILIHAN
No. Kriteria
5 4 3 2 1
1. Kemenarikan tampilan aplikasi
2. Ketepatan penggunaan desain/rancangan penyajian
materi
3. Kesesuaian format sajian dengan karakteristik
sasaran
4. Kejelasan petunjuk media
5. Kejelasan paparan materi
6. Kesesuaian evaluasi dengan materi
Jumlah
Total

Keterangan.
5 = Sangat Baik 2 = Kurang Baik
4 = Baik 1 = Sangat Kurang
Baik 3 = Cukup

Masukan, saran, dan komentar:.............................................................................

76
c. Instrumen validasi untuk ahli desain
Tabel 3.3 Instrumen validasi untuk ahli desain
PILIHAN
No. Kriteria
5 4 3 2 1
1. Kemenarikan tampilan aplikasi
2. Ketepatan penggunaan desain/rancangan penyajian
materi
3. Kesesuaian format sajian dengan karakteristik
sasaran
4. Kejelasan petunjuk media
5. Kejelasan paparan materi
6. Kesesuaian evaluasi dengan materi
Jumlah
Total

Keterangan.
5 = Sangat Baik 2 = Kurang Baik
4 = Baik 1 = Sangat Kurang
Baik 3 = Cukup

Masukan, saran, dan komentar:.............................................................................

d. Instrumen validasi guru karawitan


Tabel 3.4 Instrumen validasi untuk guru karawitan
PILIHAN
No. Kriteria
5 4 3 2 1
1. Kemenarikan tampilan aplikasi
2. Kejelasan isi materi
3. Ketepatan fungsi tombol yang mengarah ke tujuan
menu pilihan
4. Kemudahan memahami uraian isi materi
5. Ketepatan urutan bilah setiap tungguhan pada
struktur nada
6. Kemudahan dalam menggunakan aplikasi
Jumlah
Total

Keterangan.

5 = Sangat Baik 2 = Kurang Baik


4 = Baik 1 = Sangat Kurang
Baik 3 = Cukup

Masukan, saran, dan komentar:.............................................................................

77
e. Instrumen uji coba perorangan dan uji kelompok kecil
Tabel 3.5 Instrumen uji coba perorangan dan kelompok kecil
PILIHAN
No. Kriteria
5 4 3 2 1
1. Kemenarikan tampilan aplikasi
2. Media pembelajaran mudah digunakan
3. Kejelasan paparan materi
4. Materi yang disajikan mudah dipahami
5. Memberikan semangat dalam belajar
6. Memberikan kesempatan belajar sesuai dengan
kecepatan peserta didik
7. Kejelasan contoh-contoh yang diberikan
8. Soal yang bervariasi menghindari kebosanan
9. Kemenarikan gambar dan video yang disajikan
10. Pemilihan komposisi warna
Jumlah
Total

Keterangan.
5 = Sangat Baik 2 = Kurang Baik
4 = Baik 1 = Sangat Kurang
Baik 3 = Cukup

Masukan, saran, dan komentar:.............................................................................

f) Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian pembelajaran

Gamelan Selonding melalui Pengembangan Aplikasi Pembelajaran Gamelan

Selonding Berbasis Android ini secara kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif

dianalisis dengan menggunakan penyekoran, sedangkan data berupa komentar dan

saran dianalisis secara kualitatif. Data kualitatif dipaparkan secara riil dan faktual

sebagai bahan pertimbangan untuk merevisi dan penyempurnaan produk yang

dikembangkan.

a. Analisis Kualitatif

Teknik analisis kualitatif ini digunakan untuk mengolah data hasil validasi

ahli isi bidang studi atau mata pelajaran, ahli media pembelajaran, ahli desain

78
pembelajaran, peserta didik dan guru mata pelajaran. Teknik analisis data ini

dilakukan dengan mengelompokkan informasi-informasi dari data kualitatif

yang berupa masukan, tanggapan, kritik, dan saran perbaikan yang terdapat

pada angket dan hasil wawancara. Hasil analisis ini kemudian digunakan untuk

merevisi produk yang dikembangkan.

f. Analisis Kuantitatif

Selain melakukan analisis secara kualitatif analisis juga perlu

dilaksanakan secara kuantitatif. Analisis kuantitatif ialah “suatu cara

pengolahan data yang dilakukan dengan jalan menyusun secara sistematis

dalam bentuk angka-angka dan atau persentase, mengenai suatu objek yang

diteliti, sehingga diperoleh kesimpulan umum” (Agung, 2010:67).

Pada tahap validasi semua item-item data dikumpulkan dan dianalisis

untuk melihat hasil dari sebuah penelitian. Sugiyono menjelaskan bahwa,

analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sitematis dan yang

diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi dengan

cara mengorganisasikan data dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,

melakukan sintesa, menyusun pola, memilih mana yang penting dan mana

yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami

oleh diri sendiri maupun orang lain (2011:335).

Teknik analisis kuantitatif digunakan untuk mengolah data yang

diperoleh melalui angket dalam bentuk deskriptif persentase. Rumus yang

digunakan untuk menghitung persentase dari masing-masing subjek adalah

sebagai berikut.

79
Nilai Akhir = X
x 100 %
SM I

Keterangan :
X = Jumlah Skor
SMI = Skor Maksimal Ideal

Cara mendapatkan SMI= jumlah item angket x bobot tertinggi yaitu 5 cara
pembobotan tentang tanggapan pengembangan aplikasi pembelajaran Gamelan
Selonding berbasis android diaplikasikan dari skala likert yaitu sangat baik = 5,
baik = 4, cukup = 3, kurang = 2, sangat kurang = 1

Data berupa komentar dan saran dianalisis secara kualitatif yaitu

dipaparkan secara riil dan faktual sebagai pertimbangan untuk merevisi dan

penyempurnaan aplikasi pembelajaran. Dalam mengambil keputusan mengenai

layak tidaknya produk pengembangan ini maka digunakan kriteria pengambilan

keputusan sebagai berikut.

Tabel 3.6 Konversi Pencapaian dengan skala 5


Tingkat Pecapaian (%) Kualifikasi Keterangan
90-100 Sangat Baik Tidak Perlu Direvisi
75-89 Baik Sedikit Direvisi
65-74 Cukup Direvisi secukupnya
55-64 Kurang Banyak hal yang direvisi
0-54 Sangat Kurang Diulangi membuat produk

(Sumber: Tegeh & Kirna, 2010:101)

Sedangkan data berupa komentar dan saran dianalisis secara kualitatif

yaitu dipaparkan secara riil dan faktual sebagai bahan pertimbangan untuk

merevisi dan penyempurnaan pembelajaran.

3.5 Penyajian Hasil Laporan Penelitian

Penelitian tentang pengembangan pembelajaran Gamelan Selonding

melalui Pengembangan Aplikasi Pembelajaran Gamelan Selonding Berbasis

80
Android dapat dipaparkan mulai dari pendahuluan, kajian sumber sampai

metode penelitian adalah sebagai berikut.

BAB I, menguraikan latar belakang yang intinya adalah menguraikan

tentang fenomena seni karawitan di Bali salah satunya gamelan kuna dan sakral

yaitu Gamelan Selonding yang masih banyak diminati oleh masyarakat umum

khususnya generasi muda. Selain itu, dalam pendahuluan juga menguraikan

tentang perkembangan dan efektivitas penggunaan media dalam proses

pembelajaran. Gamelan Selonding di Bali saat ini sangat langka, namun banyak

masyarakat umum yang tertarik untuk mempelajarinya seperti generasi muda.

Karena kelangkaannya, Gamelan Selonding ini menjadi kendala bagi para

generasi muda memaksimalkan dirinya dalam berlatih Gamelan Selonding.

Kurangnya media pembelajaran juga menjadi salah satu faktor penghambat

belajar berkesenian. Untuk meningkatkan minat atau daya tarik masyarakat

umum khususnya generasi muda perlu dikembangkan media berupa

pembelajaran melalui aplikasi sebagai bantuk inovasi di era revolusi industri

4.0. Permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah bagaimana

rancang bangun pembelajaran melalui aplikasi berbasis android. Rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana cara mempermudah akses

Gamelan Selonding, bentuk inovasi pembelajaran Gamelan Selonding melalui

aplikasi berbasis android, mengapa pembelajaran Gamelan Selonding melalui

aplikasi saat ini perlu diterapkan dalam sebuah android. Tujuan penelitian

adalah untuk menjawab rumusan masalah. Spesifikasi produk yang dihasilkan

adalah sebuah media pembelajaran berbentuk video. Manfaat hasil penelitian

terdiri dari manfaat teoritis dan manfaat praktis.

81
BAB II, menguraikan kajian sumber dan landasan teori yang dijadikan

rujukan terkait penelitian ini. Landasan teori yang digunakan adalah teori

pengembangan, definisi pengembangan, definisi media pembelajaran, definisi

aplikasi, definisi android, tinjauan umum tentang Gamelan Selonding.

BAB III, menjelaskan metode penelitian yang intinya menguraikan

tentang model pengembangan, prosedur pengembangan yang terdiri dari tiga

tahapan yaitu

(1) Tahap pra pengembangan; (2) Tahap pengembangan; (3) Tahap pasca

pengembangan, serta membahas tentang uji coba produk yang terdiri dari desain

uji coba, subjek uji coba, lokasi uji coba, jenis data, instrumen pengumpulan data,

dan teknik analisis data.

Bab IV, pembahasan, menguraikan tentang jawaban dari rumusan masalah,

yaitu membahas tentang (1) Rancang bangun aplikasi pembelajaran Gamelan

Selonding berbasis android; (2) Hasil validasi aplikasi pembelajaran aplikasi

pembelajaran Gamelan Selonding berbasis android oleh ahli isi, ahli media, ahli

desain dan guru karawitan; (3) Hasil validasi aplikasi pembelajaran Gamelan

Selonding berbasis android melalui uji coba perorangan; (4) Hasil validasi

aplikasi pembelajaran Gamelan Selonding berbasis android melalui uji coba

kelompok kecil.

Bab V, penutup intinya adalah membahas tentang simpulan dan saran.

Simpulan merupakan kesimpulan dari pembahasan sesuai dengan rumusan

masalah, dan saran diberikan kepada pihak lain. Sebagaimana lazimnya sebuah

karya tulis ilmiah, skripsi ini juga dilengkapi dengan daftar pustaka, gambar-

gambar, dan lampiran.

82
BAB IV

PEMBAHASAN

Bab ini memaparkan hasil pengembangan dengan empat hal pokok yaitu

(1) Rancang bangun Pengembangan Aplikasi Pembelajaran Gamelan Selonding

Berbasis Android, (2) Hasil validasi Pengembangan Aplikasi Pembelajaran

Gamelan Selonding Berbasis Android melalui uji ahli isi, ahli media, ahli desain

dan guru karawitan, (3) Hasil uji coba perorangan terhadap Pengembangan

Aplikasi Pembelajaran Gamelan Selonding Berbasis Android pada peserta didik

Sanggar Swasti Swara, Kelurahan Pedungan, Denpasar, (4) Hasil uji coba

kelompok kecil terhadap Pengembangan Aplikasi Pembelajaran Gamelan

Selonding Berbasis Android pada peserta didik Sanggar Swasti Swara, Kelurahan

Pedungan, Denpasar. Keempat hal tersebut disajikan secara berturut-turut.

4.1 Rancang Bangun Pengembangan Aplikasi Pembelajaran Gamelan


Selonding Berbasis Android

Sub bab ini memaparkan tentang rancang bangun pembuatan media yang

dikembangkan. Rancang Bangun aplikasi diawali dengan riset yaitu mengidentifi-

kasi persoalan-persoalan terkait sejarah Gamelan Selonding khususnya di Desa

Adat Tenganan Pegringsingan. Selanjutnya pada tahap pengembangan, kegiatan

yang dilakukan adalah mengembangkan produk berupa tutorial bermain Gamelan

Selonding dengan gaya Tenganan, yang di desain dalam bentuk aplikasi berbasis

android. Adapun produk yang dihasilkan yaitu sebuah aplikasi pembelajaran yang

isinya menjelaskan pengetahuan dasar Gamelan Selonding, instrumentasi, struktur

nada, teknik dasar memainkan, saih (tugas-tugas nada), teknik permainan, gending

Gamelan Selonding, soal latihan (kuis), dan profil pembuat aplikasi. Pembelajaran

83
melalui aplikasi ini dikemas dalam bentuk desain gambar Gamelan Selonding

yang nyata, kemudian ditransformasikan ke dalam bentuk aplikasi android

ditampilkan dengan desain animasi, gambar, video dan audio sehingga mudah

untuk dipahami dan dipelajari oleh pengguna aplikasi. Pada tahap rancang bangun

ini ada beberapa hal pokok antara lain (1) tahap pembuatan flowchart dan story

board, (2) penjelasan terkait logo yang digunakan dalam aplikasi, (3) tahap

pembuatan media, (4) fungsi masing-masing button dalam aplikasi, (5) tahap

evaluasi atau penilaian.

4.1.1 Flowchart dan Storyboard Pengembangan Aplikasi Pembelajaran


Gamelan Selonding Berbasis Android

Flowchart merupakan peta (chart) atau diagram yang menunjukkan

bagaimana proses sebuah program atau alur program. Flowchart kemudian

diteruskan dalam storyboard dengan detail visual yang lebih jelas. Diagram 4.1

flowchart media pembelajaran dengan rincian pada bagian intro akan berisikan

logo Institut Seni Indonesia Denpasar dengan logo aplikasi pembelajaran Gamelan

Selonding, serta tombol play dengan tujuan user bisa masuk ke menu utama.

Setelah masuk ke menu utama, terdapat menu masuk yang mengarahkan user

untuk masuk ke menu pembelajaran, dan menu petunjuk untuk mengarahkan user

melihat petunjuk penggunaan aplikasi.

Menu pembelajaran terdapat 9 (sembilan) button menu yang terdiri dari: 1)

Menu pengetahuan dasar Gamelan Selonding, (2) Menu instrumentasi, (3) Menu

struktur nada, (4) Menu teknik dasar memainkan, (5) Menu saih (tugas-tugas

nada),

(6) Menu teknik permainan, (7) Menu gending, (8) Menu kuis dan (9) Menu profil.

Lalu, keseluruhan menu tersebut diwujudkan dalam bentuk flowchart sebagai

berikut.
84
Gambar 4.1 Flowchart Menu Utama Aplikasi Pembelajaran
Gamelan Selonding Berbasis Android

85
Gambar 4.2 Flowchart Menu Pengetahuan Dasar
Aplikasi Pembelajaran Gamelan Selonding Berbasis Android

86
Gambar 4.3 Flowchart Menu Instrumentasi Aplikasi
Pembelajaran Gamelan Selonding Berbasis Android

87
Gambar 4.4 Flowchart Struktur Nada
Aplikasi Pembelajaran Gamelan Selonding Berbasis Android

Gambar 4.5 Flowchart Menu Teknik Dasar Memainkan


Aplikasi Pembelajaran Gamelan Selonding Berbasis
Android

88
Gambar 4.6 Flowchart Menu Saih
Aplikasi Pembelajaran Gamelan Selonding Berbasis Android

Gambar 4.7 Flowchart Menu Teknik Permainan


Aplikasi Pembelajaran Gamelan Selonding Berbasis Android

89
Gambar 4.8 Flowchart Menu Gending
Aplikasi Pembelajaran Gamelan Selonding Berbasis Android

Gambar 4.9 Flowchart Menu Kuis Aplikasi


Pembelajaran Gamelan Selonding Berbasis
Android

90
Gambar 4.10 Flowchart Menu Profil
Aplikasi Pembelajaran Gamelan Selonding Berbasis Android

91
Dalam membuat sebuah bentuk inovasi melalui Pengembangan Aplikasi

Pembelajaran Gamelan Selonding Berbasis Android diperlukan sebuah

storyboard/rancangan media yang matang. Hasil storyboard/rancangan media

yang dibuat nantinya untuk direalisasikan agar menjadi produk yang utuh.

Beberapa hasil storyboard aplikasi ini dapat dilihat sebagai berikut.

a) Storyboard “Menu Utama”

Judul Aplikasi

Logo

Kalimat Moto
Salam Pembuka

Slide Show

Masuk

Petunjuk

Gambar 4.11 Storyboard Menu Utama

92
Dalam tampilan menu utama berisikan dua sub pilihan yang setiap sub

pilihannya berisikan tentang ulasan atau informasi yang menjelaskan jenis menu

disetiap kolom pilihannya. Menu diatas menampilkan Judul Aplikasi (SmART

Selonding), Logo, Moto, Salam Pembuka, Slide Show (foto-foto Gamelan

Selonding), Menu Masuk, serta Petunjuk.

b) Storyboard “Menu Pembelajaran”

Tampilan ‘menu pembelajaran’ yang disajikan dalam aplikasi terdiri dari

Pengetahuan Dasar mengenai Gamelan Selonding, Instrumentasi, Struktur Nada,

Saih, Teknik Dasar Memainkan, Teknik Permainan, Gending dalam Gamelan

Selonding, Kuis terkait Gamelan Selonding dan Profil pembuat aplikasi.

Pengetahuan Dasar Gamelan Selonding

Instrumentasi

Struktur Nada

Teknik Dasar Memainkan

Saih (tugas-tugas nada)

Teknik Permainan

Gending

Kuis

Profil

Gambar 4.12 Storyboard Menu Pembelajaran

93
Dalam sub pilihan menu pembelajaran berisikan sub pilihan menu lagi

yang menjelaskan secara detail informasi disetiap pilihan menu yang ditampilkan.

Misalnya jika pengguna aplikasi memilih menu Struktur Nada maka muncul

tampilan yang memuat tentang informasi mengenai Struktur Nada yaitu susunan

nada pada Gamelan Selonding. Begitu pula dengan pilihan menu lainnya. Setiap

pilihan menu memiliki sub tampilan menu berikutnya

c) Storyboard Menu “Pengetahuan Dasar Gamelan Selonding”

Pengetahuan Dasar Gamelan Selonding

Sejarah Umum

Fungsi

Gambar 4.13 Storyboard Menu Pengetahuan Dasar Gamelan Selonding

Dalam tampilan menu ‘Pengetahuan Dasar Gamelan Selonding’ memuat

mengenai sejarah Gamelan Selonding secara umum serta fungsi Gamelan

Selonding dalam konteks upacara keagamaan.

d) Storyboard Menu “Instrumentasi”

Instrumentasi

Penem Petuduh Nyong-nyong Ageng Nyong-nyong Alit

Gong Ageng Gong Alit Kempur Ageng Kempur Alit Ceng-Ceng Ricik

Gambar 4.14 Storyboard Menu Instrumentasi

94
Dalam tampilan menu ‘Instrumentasi’ memuat informasi mengenai

tungguhan apa saja yang ada dalam barungan Gamelan Selonding. Adapun

tungguhan yang ditampilkan pada menu Instrumentasi yaitu Penem Petuduh,

Nyong-nyong Ageng, Nyong-nyong Alit, Gong Ageng, Gong Alit, Kempur

Ageng, Kempur Alit dan Ceng-Ceng Ricik. Setiap instrumen yang disebutkan di

atas bisa di klik untuk menampilkan bentuk visual dari tungguhan tersebut.

e) Storyboard Menu “Struktur Nada”

Struktur Nada

Susunan Nada Gamelan Selonding

Gambar 4.15 Storyboard Menu Struktur Nada

Dalam tampilan menu ‘Struktur Nada’ diberikan visualisasi mengenai

Struktur Nada berbentuk Susunan Nada pada Gamelan Selonding. Setiap nada

yang dimiliki dari masing-masing tungguhan digambarkan dengan bilah-bilah

berisi angka dari tungguhan yang memiliki nada pada angkep terendah sampai

dengan tungguhan yang memiliki angkep nada yang paling tinggi yang berbunyi

sesuai dengan urutan nada pada Gamelan Selonding.

95
f) Storyboard Menu “Teknik Dasar Memainkan”

Teknik Dasar Memainkan

1. Teknik Memegang Panggul

2. Teknik Memukul dan Menutup Bilah

Gambar 4.16 Storyboard Menu Teknik Dasar Memainkan

Dalam menu ‘Teknik Dasar Memainkan’ diberikan informasi mengenai

teknik-teknik dalam memainkan Gamelan Selonding yang menampilkan tutorial

audio visual mengenai teknik memegang panggul, teknik memukul dan menutup

bilah.

g) Storyboard Menu “Saih”

Saih (Tugas-Tugas Nada)

1. Saih Sadi

2. Saih Puja Semara

3. Saih Salah

Gambar 4.17 Storyboard Menu Saih

96
Dalam menu ‘Saih’ diberikan informasi mengenai tugas-tugas nada yang

ada pada setiap jenis saih. Dalam pembahasannya berbentuk visualisasi berupa

tabel yang berisikan gambaran nada-nada yang termasuk dalam saih tersebut.

Bentuk visualisasi tersebut mempermudah pengguna dalam menghafalkan saih-

saih yang ada dalam Gamelan Selonding.

h) Storyboard Menu “Teknik Permainan”

Teknik Permainan

1. Gegebug Nerompong

2. Gegebug Rereongan

3. Gegebug Ngucek

Gambar 4.18 Storyboard Menu Teknik Permainan


Dalam menu ‘Teknik Permainan’ diberikan informasi mengenai video

tutorial yang menampilkan visualisasi dari setiap teknik permainan yang ada pada

menu di atas. Video ini bermanfaat bagi pemula, yang mempelajari teknik-teknik

dasar dalam memainkan Gamelan Selonding. Video ini dikemas dengan tampilan

yang menarik berisikan tutorial Gegebug Nerompong, Gegebug Rereongan dan

Gegebug Ngucek, sehingga pengguna lebih tertarik untuk belajar Gamelan

Selonding dimana saja dan kapan saja.

97
i) Storyboard Menu “Gending”

Gending

Sekar Gadung

Gambar 4.19 Storyboard Menu Gending

Dalam menu ‘Gending’ diberikan informasi mengenai salah satu gending

Gamelan Selonding yaitu “Tabuh Sekar Gadung” yang merupakan hasil

implementasi dari tutorial atau tahapan belajar Gamelan Selonding sebelumnya.

Setiap gending ditampilkan secara audio visual guna mempermudah pengguna

aplikasi untuk mempelajarinya.

j) Storyboard Menu “Kuis”

Kuis

Pertanyaan

Skor

Gambar 4.20 Storyboard Menu Kuis

Dalam menu ‘Kuis’ diberikan 10 (sepuluh) pertanyaan secara acak terkait

Gamelan Selonding yang merupakan hasil dari tutorial atau tahapan belajar

98
Gamelan Selonding sebelumnya. Setelah 10 (sepuluh) kuis telah berhasil dijawab,

skor yang didapatkan oleh pengguna langsung terlihat pada halaman tersebut.

Salah satu contoh soal kuis dalam aplikasi terlampir di bawah ini.

SOAL KUIS GAMELAN SELONDING

1. Gamelan Selonding yang terdapat dalam aplikasi berasal dari…

a. Desa Adat Tenganan Pegringsingan

b. Desa Adat Bebandem

c. Desa Adat Jasri

d. Desa Adat Asak

k) Storyboard Menu “Profil”

Foto Profil

Biodata

Gambar 4.21 Storyboard Menu Profil

Dalam menu “Profil” diberikan informasi terkait aplikasi, biodata dan disertai

dengan foto profil pencipta aplikasi yang dapat dilihat oleh pengguna. Dengan

melihat profil, pengguna mengenal lebih jauh Pengembangan Aplikasi

Pembelajaran Gamelan Selonding Berbasis Android. Selain itu, pengguna juga

dapat mengenal lebih jauh pencipta aplikasi Gamelan Selonding berbasis android

ini.

99
4.1.2 Tampilan Logo Pengembangan Aplikasi Pembelajaran
Gamelan Selonding Berbasis Android

Dalam pembuatan aplikasi di android, diperlukan logo yang berfungsi

sebagai identitas dari aplikasi yang diciptakan. Selain itu, dengan desain logo

yang menarik, tentu juga nama aplikasi yang harus dibuat menarik agar membuat

pengguna aplikasi menjadi tertarik dalam men-download aplikasi. Nama aplikasi

yang digunakan oleh peneliti dalam Pengembangan Aplikasi Pembelajaran

Gamelan Selonding Berbasis Android adalah “SmART Selonding”. Alasan peneliti

menggunakan nama SmART Selonding sebagai nama aplikasi ini, karena terlintas

di pikiran peneliti SmART dapat berarti “Pintar”, dan ART dalam kata SmART juga

dapat diartikan sebagai “Seni”. Berdasarkan alasan tersebut, maka peneliti

mengangkat kesimpulan, SmART Selonding berbasis android ini berarti pintar atau

bijak dalam menggunakan teknologi sebagai media belajar seni karawitan Bali,

khususnya Gamelan Selonding. Logo yang digunakan dalam Pengembangan

Aplikasi Pembelajaran Gamelan Selonding Berbasis Android, sebagai berikut.

Gambar 4.22 Logo Aplikasi Pembelajaran Gamelan Selonding

10
4.1.3 Tampilan Pengembangan Aplikasi Pembelajaran Gamelan
Selonding Berbasis Android

Tampilan aplikasi pembelajaran Gamelan Selonding merupakan tahapan

setelah aplikasi selesai dibangun. Berikut adalah tampilan Pengembangan

Aplikasi Pembelajaran Gamelan Selonding Berbasis Android.

1. Halaman Splash Screen

Berikut adalah tampilan Splash Screen aplikasi yang menampilkan logo

Pengembangan Aplikasi Pembelajaran Gamelan Selonding Berbasis Android

“SmART Selonding” dan logo Institut Seni Indonesia Denpasar, seperti pada

gambar di bawah ini.

Gambar 4.23 Halaman Splash Screen

2. Halaman Menu Utama

Berikut adalah tampilan “Menu Utama” aplikasi pembelajaran Gamelan

Selonding yang terdapat 2 (dua) tombol pilihan, yaitu tombol masuk dan petunjuk.

Saat mulai menggunakan aplikasi, pengguna bisa memilih menu “Masuk”. Dalam

tampilan menu utama berisikan dua sub pilihan yang setiap sub pilihannya

berisikan tentang ulasan atau informasi yang menjelaskan nama menu disetiap

kolom pilihannya. Menu Utama menampilkan Judul Aplikasi, Logo, Moto, Slide

Show foto Gamelan Selonding, Menu Masuk, serta Petunjuk.

10
Gambar 4.24 Halaman Menu Utama

3. Halaman Menu Pembelajaran

Berikut adalah tampilan “Menu Pembelajaran” aplikasi pembelajaran

Gamelan Selonding terdiri dari Pengetahuan Dasar mengenai Gamelan Selonding,

Instrumentasi, Struktur Nada, Saih, Teknik Dasar Memainkan, Teknik Permainan,

Gending dalam Gamelan Selonding dan Kuis terkait pembelajaran Gamelan

Selonding. Dalam sub pilihan menu berisikan sub pilihan menu lagi yang

menjelaskan secara detail informasi disetiap pilihan menu yang ditampilkan.

Misalnya jika pengguna aplikasi memilih menu Struktur Nada maka muncul

tampilan yang memuat tentang informasi mengenai Struktur Nada yaitu susunan

nada pada Gamelan Selonding. Begitu pula dengan pilihan menu lainnya. Setiap

pilihan menu memiliki sub tampilan menu berikutnya. Terdapat tombol Home

yang berfungsi untuk kembali ke menu utama, tombol  berfungsi untuk kembali

ke menu sebelumnya, dan tombol Keluar berfungsi untuk keluar dari aplikasi,

dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

10
Gambar 4.25 Halaman Menu Pembelajaran

4. Halaman Pengetahuan Dasar Selonding

Dalam tampilan menu ‘Pengetahuan Dasar Gamelan Selonding’ memuat

mengenai sejarah Gamelan Selonding secara umum serta fungsi Gamelan

Selonding dalam konteks upacara keagamaan. Terdapat tombol Home yang

berfungsi untuk kembali ke menu utama, tombol  berfungsi untuk kembali ke

menu sebelumnya, dan tombol Keluar berfungsi untuk keluar dari aplikasi, dapat

dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 4.26 Halaman Menu Pengetahuan Dasar

f. Halaman Menu Instrumentasi

Dalam tampilan menu ‘Instrumentasi’ memuat informasi mengenai

tungguhan apa saja yang ada dalam barungan Gamelan Selonding. Adapun

tungguhan yang ditampilkan dalam menu instrumentasi yaitu Penem Petuduh,

Nyong-nyong Ageng, Nyong-nyong Alit, Kempur Ageng, Kempur Alit, Gong

Ageng, Gong Alit, Ceng-Ceng Ricik. Setiap tungguhan yang disebutkan di atas

10
dapat di klik untuk menampilkan bentuk visual dari tungguhan tersebut. Terdapat

tombol Home yang berfungsi untuk kembali ke menu utama, tombol  berfungsi

untuk kembali ke menu sebelumnya, dan tombol Keluar berfungsi untuk keluar

dari aplikasi, dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 4.27 Halaman Menu Instrumentasi

10
g. Halaman Struktur Nada

Dalam tampilan menu ‘Struktur Nada’ diberikan visualisasi mengenai

Struktur Nada berbentuk Susunan Nada pada Gamelan Selonding. Setiap nada

yang dimiliki dari masing-masing tungguhan tergambarkan dengan bilah-bilah

berisi angka dari tungguhan yang memiliki nada pada angkep terendah sampai

dengan instrumen yang memiliki angkep nada yang paling tinggi yang berbunyi

sesuai dengan urutan nada pada Gamelan Selonding. Terdapat tombol Home yang

berfungsi untuk kembali ke menu utama, tombol  berfungsi untuk kembali ke

menu sebelumnya, dan tombol Keluar berfungsi untuk keluar dari aplikasi, dapat

dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 4.28 Halaman Menu Struktur Nada

h. Halaman Teknik Dasar Memainkan

Dalam menu ‘Teknik Dasar Memainkan’ diberikan informasi mengenai

teknik-teknik dalam memainkan Gamelan Selonding yang menampilkan tutorial

audio visual mengenai teknik memegang panggul, teknik memukul dan menutup

bilah. Terdapat tombol Home yang berfungsi untuk kembali ke menu utama,

10
tombol  berfungsi untuk kembali ke menu sebelumnya, dan tombol Keluar

berfungsi untuk keluar dari aplikasi, dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 4.29 Halaman Menu Teknik Dasar

i. Halaman Saih (tugas-tugas nada)

Dalam menu ‘Saih’ diberikan informasi mengenai tugas-tugas nada yang

ada pada setiap jenis saih. Di dalam pembahasannya berbentuk visualisasi berupa

tabel yang berisikan gambaran nada-nada yang termasuk dalam saih tersebut.

Bentuk visualisasi tersebut mempermudah pengguna dalam menghafalkan saih-

saih yang ada dalam Gamelan Selonding. Terdapat tombol Home yang berfungsi

untuk kembali ke menu utama, tombol  berfungsi untuk kembali ke menu

sebelumnya, dan tombol Keluar berfungsi untuk keluar dari aplikasi, dapat dilihat

pada gambar di bawah ini.

Gambar 4.30 Halaman Menu Saih

10
j. Halaman Teknik Permainan

Dalam menu ‘Teknik Permainan’ diberikan informasi mengenai video

tutorial yang menampilkan visualisasi dari setiap teknik permainan yang ada pada

menu di atas. Video ini bermanfaat bagi pemula, yang mempelajari teknik-teknik

dasar dalam memainkan Gamelan Selonding. Video ini dikemas dengan tampilan

yang menarik, sehingga penggunanya dapat lebih tertarik untuk belajar Gamelan

Selonding dimana dan kapan saja. Terdapat tombol Home yang berfungsi untuk

kembali ke menu utama, tombol  berfungsi untuk kembali ke menu

sebelumnya, dan tombol Keluar berfungsi untuk keluar dari aplikasi, dapat dilihat

pada gambar di bawah ini.

Gambar 4.31 Halaman Menu Teknik Permainan

10
k. Halaman Gending Gamelan Selonding

Dalam menu ‘Gending’ diberikan informasi mengenai salah satu gending

pada Gamelan Selonding yaitu Tabuh Sekar Gadung yang merupakan hasil

implementasi dari tutorial atau tahapan belajar Gamelan Selonding sebelumnya.

Setiap gending ditampilkan secara audio visual guna mempermudah pengguna

aplikasi untuk mempelajarinya. Terdapat tombol Home yang berfungsi untuk

kembali ke menu utama, tombol  berfungsi untuk kembali ke menu

sebelumnya, dan tombol Keluar berfungsi untuk keluar dari aplikasi, dapat dilihat

pada gambar di bawah ini.

Gambar 4.32 Halaman Menu Gending

10
l. Halaman Kuis

Dalam menu ‘Kuis’ diberikan 10 (sepuluh) pertanyaan terkait Gamelan

Selonding yang merupakan hasil dari tutorial atau tahapan belajar Gamelan

Selonding sebelumnya. Setelah 10 (sepuluh) kuis telah berhasil dijawab, skor

yang didapatkan oleh pengguna langsung terlihat pada halaman tersebut. Terdapat

tombol Home yang berfungsi untuk kembali ke menu utama, tombol  berfungsi

untuk kembali ke menu sebelumnya, dan tombol Keluar berfungsi untuk keluar

dari aplikasi, dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 4.33 Halaman Menu Kuis

10
m. Halaman Profil

Dalam menu “Profil” diberikan informasi terkait aplikasi, biodata dan

disertai dengan foto profil pembuat aplikasi yang dapat dilihat oleh pengguna.

Dengan melihat profil, pengguna mengenal lebih jauh aplikasi “SmART

Selonding” dan mengenal lebih dekat pembuat aplikasi “SmART Selonding”.

Terdapat tombol Home yang berfungsi untuk kembali ke menu utama, tombol 

berfungsi untuk kembali ke menu sebelumnya, dan tombol Keluar berfungsi

untuk keluar dari aplikasi, dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 4.34 Halaman Menu Profil

11
4.1.4 Tampilan Fungsi Button

Fungsi button merupakan penjelasan mengenai fungsi dari masing-masing

button yang ada dalam aplikasi.

Tabel. 4.1 Fungsi Button di dalam Pengembangan Aplikasi Pembelajaran


Gamelan Selonding Berbasis Android

No Nama Button Gambar Fungsi

1. Tombol Audio On Berfungsi untuk menghidupkan


audio pada aplikasi

2. Tombol Audio Off Berfungsi untuk mematikan audio


pada aplikasi

3. Tombol Back Berfungsi untuk kembali ke


halaman sebelumnya

4. . Tombol Play Berfungsi untuk mulai


memainkan video dalam aplikasi
dan kuis

5. Tombol Pause Berfungsi untuk jeda/


memberhentikan video dalam
aplikasi

6. Tombol Percepat Berfungsi untuk mempercepat


video dalam aplikasi

7. Tombol Replay Berfungsi untuk mengulangi


video dan kuis yang telah selesai
dalam aplikasi

8. Tombol Home Berfungsi untuk kembali ke menu


utama

11
9. Tombol Close Exit Berfungsi untuk keluar dari
aplikasi

10. Tombol Berfungsi untuk melihat pilihan


Pengaturan pengaturan pada aplikasi

11. Tombol Berfungsi untuk menampilkan


Pengetahuan Dasar halaman Pengetahuan Dasar

12. Tombol Sejarah Berfungsi untuk menampilkan


halaman Sejarah Umum
13. Tombol Fungsi Berfungsi untuk menampilkan
halaman Fungsi
14. Tombol Berfungsi untuk menampilkan
Instrumentasi halaman Instrumentasi

15. Tombol Penem Berfungsi untuk menampilkan


Petuduh halaman Penem Petuduh

16. Tombol Nyong- Berfungsi untuk menampilkan


Nyong Ageng halaman Nyong-Nyong Ageng
17. Tombol Nyong- Berfungsi untuk menampilkan
Nyong Alit halaman Nyong-Nyong Alit

18. Tombol Gong Berfungsi untuk menampilkan


Ageng halaman Gong Ageng

19. Tombol Gong Alit Berfungsi untuk menampilkan


halaman Gong Alit

20. Tombol Kempur Berfungsi untuk menampilkan


Ageng halaman Kempur Ageng

21. Tombol Kempur Berfungsi untuk menampilkan


Alit halaman Kempur Alit

22. Tombol Ceng- Berfungsi untuk menampilkan


Ceng Ricik halaman Ceng-Ceng Ricik

23. Tombol Struktur Berfungsi untuk menampilkan


Nada halaman Struktur Nada

11
24. Tombol Teknik Berfungsi untuk menampilkan
Dasar Memainkan halaman Teknik Dasar
Memainkan
25. Tombol Cara Berfungsi untuk menampilkan
Memegang halaman Cara Memegang
Panggul Panggul
26. Tombol Cara Berfungsi untuk menampilkan
Memukul dan halaman Cara Memukul dan
Menutup Bilah Menutup Bilah
27. Tombol Saih Berfungsi untuk menampilkan
halaman Saih

28. Tombol Saih Sadi Berfungsi untuk menampilkan


halaman Saih Sadi

29. Tombol Saih Puja Berfungsi untuk menampilkan


Semara halaman Saih Puja Semara

30. Tombol Saih Salah Berfungsi untuk menampilkan


halaman Saih Salah

31. Tombol Teknik Berfungsi untuk menampilkan


Permainan halaman Teknik Permainan
32. Tombol Gegebug Berfungsi untuk menampilkan
Nerompong halaman Gegebug Nerompong

33. Tombol Gegebug Berfungsi untuk menampilkan


Rereongan halaman Gegebug Rereongan

11
34. Tombol Gegebug Berfungsi untuk menampilkan
Ngucek halaman Gegebug Ngucek

35. Tombol Gending Berfungsi untuk menampilkan


halaman Gending
36. Tombol Tabuh Berfungsi untuk menampilkan
Sekar Gadung halaman Tabuh Sekar Gadung
37. Tombol Kuis Berfungsi untuk menampilkan
halaman Kuis
38. Tombol Profil Berfungsi untuk menampilkan
halaman Profil
Pencipta/pengembang aplikasi

39. Tombol Petunjuk Berfungsi untuk menampilkan


halaman Petunjuk penggunaan
aplikasi
40. Tombol Keluar Berfungsi untuk Keluar dari
aplikasi

4.1.5 Tahap Evaluasi atau Penilaian

Pada tahap ini media yang telah dikerjakan sebelumnya diujicobakan

kepada ahli isi, ahli media, ahli desain dan guru karawitan terlebih dahulu

sebelum melakukan tahap evaluasi perorangan dan kelompok kecil. Setelah tahap

uji coba media kepada ahli media maupun desain barulah melakukan uji coba

perorangan dan kelompok kecil.

11
4.2 Hasil Uji Validasi Ahli Isi, Media, Ahli Desain dan Guru Karawitan
Terhadap Pengembangan Aplikasi Pembelajaran (PAP) Gamelan
Selonding Berbasis Android

a. Ahli Isi Pembelajaran

Draf I Pengembangan sebagai produk awal pengembangan terdiri atas

materi Gamelan Selonding dalam bentuk tertulis dan aplikasi pembelajaran

berbasis android. Produk pengembangan tersebut diserahkan kepada seorang ahli

isi. Ahli isi pembelajaran yang dijadikan penilai produk pengembangan adalah I

Wayan Pande Widiana S.Sn.,M.Sn. Beliau adalah seorang penulis dan penggiat

Gamelan Selonding dari Banjar Adat Pande Tunggak, Banjar Dinas Pande Sari,

Desa Bebandem, Karangasem. Beliau juga merupakan alumni Program Studi

Karawitan di Institut Seni Indonesia Denpasar tahun 2015. Tinjauan dari ahli isi

pembelajaran ini dilakukan pada Senin, 13 Desember 2021 Data diperoleh melalui

kegiatan konsultasi, diskusi dan angket A. Hasilnya berupa angka, komentar dan

saran.

Gambar 4.35 Uji Validasi Ahli Isi Pembelajaran


(Dokumentasi: Komang Ayu Tri Paramitha, 2021)

1. Penyajian Data

Produk pengembangan yang diserahkan kepada ahli isi pembelajaran

adalah Pengembangan Aplikasi Pembelajaran Gamelan Selonding Berbasis

Android melalui media smartphone dan materi dalam bentuk tertulis. Berikut ini
11
dipaparkan hasil penelitian ahli pembelajaran terhadap produk pengembangan

melalui instrumen angket yang dapat dilihat pada Tabel 4.2

Tabel 4.2 Hasil Penilaian Ahli Isi Pembelajaran Terhadap Pengembangan


Aplikasi Pembelajaran Gamelan Selonding Berbasis Android

No Indikator Skor
1. Kemenarikan tampilan aplikasi 5
2. Kejelasan isi materi 4
3. Ketepatan fungsi tombol yang mengarah 5
ketujuan menu pilihan
4. Kemudahan memahami uraian isi materi 4
5. Ketepatan urutan bilah setiap tungguhan 5
pada struktur nada
6. Kemudahan dalam menggunakan aplikasi 5
Total Skor 28
Persentase (%) 93,34 %
Kategori Tidak Perlu Direvisi

Komentar dan saran yang diberikan oleh ahli isi, antara lain:

Komentar:

1) Secara umum isi dari aplikasi sudah bagus dan informatif. Sub menu yang

ditampilkan sudah mampu memuat pengetahuan mendasar dari Gamelan

Selonding Gaya Tenganan.

Saran:

1) Sebaiknya pengambilan foto, posisinya konsisten dari depan

2. Analisis Data

Langkah selanjutnya adalah menganalisis data. Analisis data dilakukan

pada ahli isi pembelajaran terhadap produk yang dikembangkan. Hasil penelitian

dari ahli isi pembelajaran terhadap materi Gamelan Selonding yang

dikembangkan sesuai dengan data dalam Tabel 4.2 total skor 28, dengan

persentase 93,34% ini

11
berarti produk yang dikembangkan masuk dalam kriteria sangat layak dan tidak

perlu direvisi.

Selanjutnya untuk kesempurnaan materi pada aplikasi pembelajaran

Gamelan Selonding berbasis android, pada saat dilakukan pengumpulan data dari

ahli isi pembelajaran memberikan beberapa komentar dan saran. Komentar dan

saran tertulis ahli isi pembelajaran dijadikan bahan pertimbangan untuk

menyempurnakan materi dalam aplikasi pembelajaran Gamelan Selonding

berbasis android yang dikembangkan.

3. Revisi Produk Pengembangan Aplikasi Pembelajaran Gamelan


Selonding Berbasis Android

Setelah dilakukan revisi terhadap aplikasi pembelajaran Gamelan

Selonding berbasis android yang diberikan kepada ahli isi pembelajaran, dengan

memperoleh tingkat persentase 93,34%. Setelah dikonversikan dengan tabel

konversi, persentase tersebut berada pada kualifikasi sangat baik, sehingga aplikasi

pembelajaran Gamelan Selonding berbasis android tidak perlu direvisi, namun

ahli isi menghendaki dilakukan sedikit revisi. Berdasarkan masukan, perbaikan

aplikasi pembelajaran Gamelan Selonding berbasis android disajikan dalam tabel

berikut.

11
Tabel 4.3 Revisi Aplikasi Pembelajaran Gamelan Selonding Berbasis Android
atas masukan Ahli Isi Pembelajaran

No Masukan Setelah direvisi

1. Sebaiknya pengambilan foto, posisinya Diperbaiki pengambilan posisi


konsisten dari depan beberapa foto pada
instrumentasi konsisten
diambil dari arah depan

2. Secara keseluruhan aplikasi sudah baik, Tidak perlu direvisi


namun ada beberapa menu yang harus
disempurnakan sehingga peserta didik
dapat secara maksimal menggunakan
aplikasi dan terbantu dalam belajar.

b. Ahli Media

Produk pengembangan yang diserahkan kepada ahli media adalah paket

materi berupa Pengembangan Aplikasi Pembelajaran Gamelan Selonding Berbasis

Android. Ahli media yang diminta kesediannya untuk mereview Pengembangan

Aplikasi Pembelajaran Gamelan Selonding Berbasis Android adalah Ayu Gede

Chrisna Udayanie, S.Pd., M.Pd. Beliau adalah seorang ahli media pembelajaran

dan dosen di Program Studi Pendidikan Seni Pertunjukan, Fakultas Seni

Pertunjukan, Institut Seni Indonesia Denpasar. Review dari ahli media

pembelajaran dilakukan pada Selasa, 14 Desember 2021. Data diperoleh melalui

kegiatan konsultasi, diskusi dan angket B. Hasilnya berupa angka, komentar dan

saran.

11
Gambar 4.36 Uji Validasi Ahli Media Pembelajaran
(Dokumentasi: Komang Ayu Tri Paramitha, 2021)

1. Penyajian Data

Produk pengembangan yang diserahkan kepada ahli media adalah

Pengembangan Aplikasi Pembelajaran Gamelan Selonding Berbasis Android

melalui media smartphone. Berikut ini dipaparkan hasil tinjauan ahli media

pembelajaran terhadap produk pengembangan melalui instrumen angket yang

dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4 Hasil Penilaian Ahli Media Terhadap Pengembangan Aplikasi


Pembelajaran Gamelan Selonding Berbasis Android

No Indikator Skor
1. Kemenarikan tampilan aplikasi 5
2. Ketepatan penggunaan desain/rancangan 4
penyajian materi
3. Kesesuaian format sajian dengan karakteristik 5
sasaran
4. Kejelasan petunjuk media 5
5. Kejelasan paparan materi 5
6. Kesesuaian evaluasi dengan materi 5
Total Skor 29

Persentase (%) 96,67%

Kategori Tidak Perlu Direvisi

11
Komentar dan saran yang diberikan oleh ahli media, antara lain:

Komentar:

1) Tambahkan backsound pada petunjuk media, sehingga siswa tidak

bosan

Saran:

1) Secara keseluruhan aplikasi sudah baik, namun ada beberapa menu

yang harus disempurnakan sehingga peserta didik dapat secara

maksimal menggunakan aplikasi dan terbantu dalam belajar.

2. Analisis Data

Sajian data berdasarkan penilaian ahli media, selanjutnya dianalisis. Hasil

analisis produk pengembangan berupa Aplikasi Pembelajaran Gamelan Selonding

Berbasis Android sesuasi dengan data dalam Tabel 4.5 maka dapat dihitung

persentase tingkat pencapaian aplikasi pembelajaran Gamelan Selonding berbasis

android diperoleh total skor 29 dengan persentase 96,67 %, ini berarti produk

yang dikembangkan masuk dalam kriteria sangat layak dan tidak perlu direvisi.

Selanjutnya untuk kesempurnaan materi pada aplikasi pembelajaran

Gamelan Selonding berbasis android, pada saat dilakukan pengumpulan data dari

ahli media pembelajaran memberikan beberapa komentar dan saran. Komentar

dan saran tertulis ahli media dijadikan bahan pertimbangan untuk menyem-

purnakan Aplikasi Pembelajaran Gamelan Selonding Berbasis Android yang

dikembangkan.

3. Revisi Produk Pengembangan Aplikasi Pembelajaran Gamelan


Selonding Berbasis Android

Setelah dilakukan revisi terhadap aplikasi pembelajaran Gamelan

Selonding berbasis android yang diberikan kepada ahli media pembelajaran,

dengan memperoleh tingkat persentase 96,67%. Setelah dikonversikan


12
dengan tabel

12
konversi, persentase tersebut berada pada kualifikasi sangat baik, sehingga

aplikasi pembelajaran Gamelan Selonding berbasis android tidak perlu direvisi,

namun ahli media menghendaki dilakukan sedikit revisi. Berdasarkan masukan,

perbaikan aplikasi pembelajaran Gamelan Selonding berbasis android disajikan

dalam tabel berikut.

Tabel 4.5 Revisi Aplikasi Pembelajaran Gamelan Selonding Berbasis


Android atas masukan Ahli Media Pembelajaran

No Masukan Setelah direvisi

1. Tambahkan backsound pada Ditambahkan backsound pada menu


petunjuk media, sehingga siswa petunjuk dengan menggunakan
tidak bosan tombol play, jika pengguna ingin
mengaktifkan backsound agar tidak
bosan, dapat menekan tombol play

2. Secara keseluruhan aplikasi sudah Tidak perlu direvisi


baik, namun ada beberapa menu
yang harus disempurnakan
sehingga peserta didik dapat secara
maksimal menggunakan aplikasi
dan terbantu dalam belajar.

12
c. Ahli Desain

Produk pengembangan yang diserahkan kepada ahli desain adalah materi

berupa Pengembangan Aplikasi Pembelajaran Gamelan Selonding Berbasis

Android melalui media smartphone. Ahli desain yang diminta kesediannya untuk

mereview desain dari aplikasi yang telah dirancang adalah Ni Luh Desi In Diana

Sari, S.Sn., M.Sn. Beliau adalah seorang ahli desain komunikasi visual dan dosen

di Institut Seni Indonesia Denpasar, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Prodi Desain

Komunikasi Visual. Review dari ahli desain dilakukan pada Selasa, 15 Desember

2021. Data diperoleh melalui kegiatan konsultasi, diskusi dan angket C. Hasilnya

berupa angka, komentar dan saran.

Gambar 4.37 Uji Validasi Ahli Desain Pembelajaran


(Dokumentasi: Komang Ayu Tri Paramitha, 2021)

12
1. Penyajian Data

Produk pengembangan yang diserahkan kepada ahli desain adalah

Pengembangan Aplikasi Pembelajaran Gamelan Selonding Berbasis Android

melalui media smartphone. Berikut ini dipaparkan hasil tinjauan ahli desain

terhadap produk pengembangan melalui instrumen angket yang dapat dilihat pada

Tabel 4.6

Tabel 4.6 Hasil Penilaian Ahli Desain Terhadap Pengembangan Aplikasi


Pembelajaran Gamelan Selonding Berbasis Android

No Indikator Skor
1. Kemenarikan tampilan aplikasi 5
2. Ketepatan penggunaan desain/rancangan 4
penyajian materi
3. Kesesuaian format sajian dengan karakteristik 4
sasaran
4. Kejelasan petunjuk media 4
5. Kejelasan paparan materi 5
6. Kesesuaian evaluasi dengan materi 5
Total Skor 27

Persentase (%) 90%

Kategori Tidak Perlu di Revisi

Komentar dan saran yang diberikan oleh ahli desain, antara lain:

Komentar:

1) Tambahkan menu Home untuk kembali ke menu utama

2) Pada pengetahuan dasar (sejarah dan fungsi) diatur posisi teksnya agar

proporsional dan masih tersedia space, sehingga tidak terlalu mepet.

Saran:

1) Lanjutkan sesuai saran-saran perbaikan dan bisa dikembangkan dalam

beberapa versi (pemula, menengah dan ahli)

12
2. Analisis Data

Sajian data berdasarkan penelitian ahli desain, selanjutnya dianalisis. Hasil

analisis produk pengembangan berupa Pengembangan Aplikasi Pembelajaran

Gamelan Selonding Berbasis Android sesuai dengan data dalam tabel 4.7

diperoleh total skor 27 dengan persentase 90% ini berarti produk yang

dikembangkan masuk dalam kriteria sangat layak dan tidak perlu direvisi.

Selanjutnya untuk kesempurnaan materi pada aplikasi pembelajaran

Gamelan Selonding berbasis android, pada saat dilakukan pengumpulan data dari

ahli desain pembelajaran memberikan beberapa komentar dan saran. Komentar

dan saran tertulis ahli desain pembelajaran dijadikan bahan pertimbangan untuk

menyempurnakan materi Gamelan Selonding yang dikembangkan.

12
3. Revisi Produk Pengembangan Aplikasi Pembelajaran Gamelan
Selonding Berbasis Android

Setelah dilakukan revisi terhadap aplikasi pembelajaran Gamelan

Selonding berbasis android yang diberikan kepada ahli desain pembelajaran,

dengan memperoleh tingkat persentase 90%. Setelah dikonversikan dengan tabel

konversi, persentase tersebut berada pada kualifikasi sangat baik, sehingga

aplikasi pembelajaran Gamelan Selonding berbasis android tidak perlu direvisi,

namun ahli desain menghendaki dilakukan sedikit revisi. Berdasarkan masukan,

perbaikan aplikasi pembelajaran Gamelan Selonding berbasis android disajikan

dalam tabel berikut.

Tabel 4.7 Revisi Aplikasi Pembelajaran Gamelan Selonding Berbasis


Android atas masukan Ahli Desain Pembelajaran

No Masukan Setelah direvisi

1. Tambahkan menu Home untuk Ditambahkan menu Home di


kembali ke menu utama menu pembelajaran untuk kembali
ke menu utama

3. Pada pengetahuan dasar (sejarah dan Diperbaiki posisi teks pada bagian
fungsi) diatur posisi teksnya agar menu pengetahuan dasar (sejarah
proporsional dan tersedia space, dan fungsi) agar terlihat
sehingga tidak terlalu mepet. proporsional.

12
d. Penilaian Guru Karawitan

Penilaian guru karawitan ini terdiri atas materi Gamelan Selonding dalam

bentuk Pengembangan Aplikasi Pembelajaran Gamelan Selonding Berbasis

Android melalui media smartphone. Guru karawitan yang menilai produk

pengembangan pembelajaran melalui aplikasi ini nantinya adalah Ketut Agus

Swastika S.Sn. Beliau merupakan alumni Program Studi Karawitan di Institut

Seni Indonesia Denpasar dan guru karawitan di Sanggar Swasti Swara, Kelurahan

Pedungan, Denpasar. Tujuan dilaksanakannya penilaian guru karawitan adalah

untuk mendapat tanggapan terkait Pengembangan Aplikasi Pembelajaran

Gamelan Selonding Berbasis Android, karena nantinya guru karawitan sebagai

pengguna dari produk yang dikembangkan. Penilaian dari guru karawitan

dilakukan pada Kamis, 16 Desember 2021. Data diperoleh melalui kegiatan

konsultasi, diskusi dan angket D. Hasilnya berupa angka, komentar dan saran.

Gambar 4.38 Uji Validasi Guru Karawitan


(Dokumentasi: Komang Ayu Tri Paramitha, 2021)

12
a. Penyajian Data

Produk pengembangan yang diserahkan kepada guru karawitan di Sanggar

Swasti Swara, Kelurahan Pedungan, Denpasar adalah paket materi berupa

Pengembangan Aplikasi Pembelajaran Gamelan Selonding Berbasis Android.

Berikut ini dipaparkan hasil penilaian guru karawitan di Sanggar Swasti Swara,

Kelurahan Pedungan, Denpasar terhadap produk pengembangan melalui

instrumen angket yang dapat dilihat pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8 Hasil Penilaian Guru Karawitan Terhadap Pengembangan


Aplikasi Pembelajaran Gamelan Selonding Berbasis Android

No Indikator Skor
1. Kemenarikan tampilan aplikasi 5
2. Kejelasan isi materi 5
3. Ketepatan fungsi tombol yang mengarah 5
ketujuan menu pilihan
4. Kemudahan memahami uraian isi materi 4
5. Ketepatan urutan bilah setiap tungguhan 5
pada struktur nada
6. Kemudahan dalam menggunakan aplikasi 5
Total Skor 29

Persentase (%) 96,67 %

Kategori Tidak perlu direvisi

12
Komentar dan saran yang diberikan oleh ahli guru karawitan, antara lain:

Komentar:

1) Pada bagian akhir saih, kalau bisa dicantumkan berupa gambar bilah

yang dimainkan dari masing-masing saih yang ada di aplikasi

Saran:

1) Masukan yang diperoleh perlu dimasukkan guna memperjelas isi dari

tulisan yang dibuat

b. Analisis Data

Hasil penilaian dari guru karawitan terhadap materi Gamelan Selonding

yang dikembangkan sesuai dengan data dalam tabel diperoleh skor 29 dengan

persentase 96,67 %, ini berarti produk yang dikembangkan masuk dalam kriteria

sangat layak dan tidak perlu direvisi.

4.3 Hasil Validasi Pengembangan Aplikasi Pembelajaran Gamelan


Selonding Berbasis Android Melalui Uji Coba Perorangan

Sesuai dengan draf rancangan pengembangan, draf II adalah produk

pengembangan yang telah mengalami revisi berdasarkan saran dan masukan dari

ahli karawitan (ahli isi), ahli media dan ahli desain. Produk tersebut selanjutnya

diserahkan kepada 3 (tiga) anggota sanggar, yaitu 1 (satu) peserta didik dengan

kemampuan rendah, 1 (satu) peserta didik dengan kemampuan menengah, dan 1

(satu) peserta didik dengan kemampuan tinggi yang dijadikan responden dalam uji

coba perorangan. Anggota sanggar yang menjadi responden dalam uji coba

perorangan ini adalah anggota Sanggar Swasti Swara, Kelurahan Pedungan,

Denpasar. Pelaksanaan uji coba perorangan dilakukan pada Sabtu, 18 Desember

2021 di Sanggar Swasti Swara, Kelurahan Pedungan, Denpasar.

12
Seluruh responden (anggota sanggar) diberikan kuesioner dan penayangan

Aplikasi Pembelajaran Gamelan Selonding Berbasis Android, kemudian

dilanjutkan kegiatan mengisi kuesioner yang telah dibagikan. Aspek yang

dipertanyakan dalam kuesioner yang diberikan kepada masing-masing responden

meliputi tiga aspek yaitu ketepatan, kegunaan dan kelayakan dari produk yang

dikembangkan.

Gambar 4.39 Uji Coba Perorangan


(Dokumentasi: Komang Ayu Tri Paramitha, 2021

13
a. Penyajian Data

Data-data yang diperoleh dari uji coba perorangan dikumpulkan, selanjutnya

disajikan pada Tabel 4.9

Tabel 4.9 Hasil Kuesioner Uji Coba Perorangan Terhadap Pengembangan


Aplikasi Pembelajaran Gamelan Selonding Berbasis Android

No Indikator Responden
1 2 3

1. Kemenarikan tampilan aplikasi 5 5 5


2. Media pembelajaran mudah digunakan 5 5 5
3. Kejelasan paparan materi 5 4 4
4. Materi yang disajikan mudah dipahami 5 5 5
5. Memberikan semangat dalam belajar 4 4 4
6. Memberikan kesempatan belajar sesuai 4 5 5
dengan kecepatan peserta didik
7. Kejelasan contoh-contoh yang diberikan 5 4 4
8. Soal yang bervariasi menghindari 4 5 4
kebosanan
9. Kemenarikan gambar dan video yang 5 5 4
disajikan
10. Pemilihan komposisi warna 5 4 5
Total Skor 47 46 45

Persentase (%) 94% 92% 90%

Kategori Tidak Tidak Tidak


perlu perlu perlu
direvisi direvisi direvisi

13
Beberapa saran dan komentar dari anggota sanggar yang menjadi

responden dalam uji coba perorangan terhadap Pengembangan Aplikasi

Pembelajaran Gamelan Selonding Berbasis Android dapat dirangkum sebagai

berikut:

Komentar:

1) Aplikasi sudah sangat baik dan menarik, tombol-tombol yang digunakan

sudah baik

2) Penjelasan yang diberikan sudah jelas dan mudah dipahami dan dapat

membantu memaparkan/menjelaskan secara detail tentang Gamelan

Selonding dengan baik

Saran :

1) Secara menyeluruh aplikasi sudah sangat bagus dan untuk tombol-

tombol bisa disempurnakan lagi untuk pengembangan selanjutnya.

b. Analisis Data

Hasil dari kuesioner uji coba perorangan, diperoleh total skor dari responden

nomor 1 yaitu 47 dengan nilai persentase 94%. Responden nomor 2 diperoleh

total

skor 46 dengan nilai persentase 92%. Responden nomor 3 diperoleh total skor 45

dengan nilai persentase 90%.

Rata-rata persentase = 276:3 = 92%. Setelah dikonversikan dengan tabel

konversi, rata-rata persentase tingkat pencapaian 92%, berada pada kualifikasi

sangat baik, sehingga aplikasi pembelajaran Gamelan Selonding berbasis android

tidak perlu direvisi. Pada saat dilaksanakan uji coba perorangan, peserta didik

sanggar memberikan komentar dan masukan yang sangat baik, sehingga

pelaksanaan uji coba media dilanjutkan ketahap berikutnya.

13
3. Revisi Produk Pengembangan Aplikasi Pembelajaran Gamelan Selonding
Berbasis Android

Pengembangan produk aplikasi pembelajaran Gamelan Selonding

selanjutnya kemudian dilanjutkan pada tahap uji coba perorangan dengan

memperoleh rata-rata persentase 92%. Setelah dikonversikan dengan tabel

konversi, persentase tersebut berada pada kualifikasi sangat baik, sehingga

aplikasi pembelajaran Gamelan Selonding tidak perlu direvisi. Karena aplikasi

pembelajaran Gamelan Selonding berada pada kualifikasi sangat baik, serta dalam

uji perorangan tidak ada siswa yang memberikan komentar maupun saran yang

tidak baik. Maka, produk aplikasi pembelajaran Gamelan Selonding berbasis

android tidak ada revisi lagi.

4.4 Hasil Validasi Pengembangan Aplikasi Pembelajaran Gamelan


Selonding Berbasis Android Melalui Uji Coba Kelompok Kecil

Langkah dari draf pengembangan setelah uji coba perorangan adalah uji

coba kelompok kecil. Anggota sanggar yang menjadi responden uji kelompok

kecil berjumlah 9 (sembilan) anggota Sanggar Swasti Swara, Kelurahan

Pedungan, Denpasar yaitu 3 (tiga) peserta didik dengan kemampuan rendah, 3

(tiga) peserta didik dengan kemampuan menengah, dan 3 (tiga) peserta didik

dengan kemampuan tinggi. Uji coba kelompok kecil dilakukan pada Sabtu, 18

Desember 2021 di Sanggar Swasti Swara, Kelurahan Pedungan, Denpasar.

Seluruh responden (anggota sanggar) diberikan kuesioner dan penayangan

Aplikasi Pembelajaran Gamelan Selonding Berbasis Android, kemudian

dilanjutkan dengan mengisi kuesioner yang telah dibagikan. Aspek yang

dipertanyakan dalam kuesioner yang diberikan kepada masing-masing responden

13
meliputi tiga aspek ketepatan, kegunaan dan kelayakan dari produk yang

dikembangkan.

Gambar 4.40 Uji Coba Kelompok Kecil


(Dokumentasi: Komang Ayu Tri Paramitha, 2021)

1. Penyajian Data

Produk pengembangan yang diserahkan kepada responden (anggota

sanggar) uji coba kelompok kecil adalah Aplikasi Pembelajaran Gamelan

Selonding Berbasis Android yang telah dikembangkan. Berikut ini disajikan hasil

kuesioner uji coba kelompok kecil terhadap Pengembangan Aplikasi

Pembelajaran Gamelan Selonding Berbasis Android yang dapat dilihat pada Tabel

4.10

13
Tabel 4.10 Hasil Kuesioner Uji Coba Kelompok Kecil Terhadap Pengembangan Aplikasi Pembelajaran Gamelan Selonding Berbasis
Android

No Indikator Responden

1 2 3 4 5 6 7 8 9
1. Kemenarikan tampilan aplikasi
5 4 5 5 5 4 5 5 5
2. Media pembelajaran mudah
5 5 5 5 4 5 5 5 5
digunakan
3. Kejelasan paparan materi
5 5 5 5 4 5 4 5 5
Materi yang disajikan mudah
5 5 4 5 5 5 5 5 5
4. dipahami
5. Memberikan semangat dalam
5 5 5 5 5 5 5 5 5
belajar
6. Memberikan kesempatan belajar
sesuai dengan kecepatan peserta 5 5 5 4 4 4 4 5 4
didik
7. Kejelasan contoh-contoh yang 4 4 5 5 4 5 5 5 5
diberikan

8. Soal yang bervariasi 5 5 5 5 5 5 5 4 4


menghindari kebosanan
9. Kemenarikan gambar dan video 5 5 5 4 5 4 4 4 4
yang disajikan

13
10. Pemilihan komposisi warna 5 5 4 4 5 4 4 5 5

Total skor 49 48 48 47 46 46 46 48 47

Persentase (%) 98% 96 % 96% 94% 92% 92% 92% 96% 94%

Kategori Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
perlu perlu perlu perlu perlu perlu perlu perlu perlu
direvisi direvisi direvisi direvisi direvisi direvisi direvisi direvisi direvisi

13
Beberapa saran dan komentar dari anggota sanggar yang menjadi

responden dalam uji coba kelompok kecil terhadap Pengembangan Aplikasi

Pembelajaran Gamelan Selonding Berbasis Android dapat dirangkum sebagai

berikut:

Komentar :

1) Aplikasi yang dibuat memang tepat ditujukan untuk melatih skill yang

telah dimiliki dibidang karawitan, khususnya Gamelan Selonding karena

menyajikan materi yang mudah dipahami dan disertakan video serta

gambar sehingga menjadi lebih menarik. Dengan adanya aplikasi ini kita

dapat lebih mudah mempelajari Gamelan Selonding dan dapat

membantu kita lebih dalam mengenal Gamelan Selonding.

Saran :

1) Secara keseluruhan aplikasi sudah sangat baik dan materi sangat lengkap.

Hanya saja, terkait struktur nada bisa lebih dimaksimalkan

sensitivitasnya.

2. Analisis Data

Hasil dari kuesioner uji coba kelompok kecil, dari responden nomor 1

memperoleh total skor 49 dengan persentase 98%. Pada responden nomor 2

memperoleh total skor 48 dengan persentase 96%. Pada responden nomor 3

memperoleh total skor 48 dengan persentase 96%. Pada responden nomor 4

memperoleh total skor 47 dengan persentase 94%. Pada responden nomor 5

memperoleh total skor 46 dengan persentase 92%. Pada responden nomor 6

memperoleh total skor 46 dengan persentase 92%. Pada responden nomor 7

memperoleh total skor 46 dengan persentase 92%. Pada responden nomor 8

13
memperoleh total skor 48 dengan persentase 96%. Pada responden nomor 9

memperoleh total skor 47 dengan persentase 94%.

Rata-rata persentase = 850:9 = 94,5%. Setelah dikonversikan dengan tabel

konversi, rata-rata persentase tingkat pencapaian 94,5%, berada pada kualifikasi

sangat baik, sehingga aplikasi pembelajaran Gamelan Selonding berbasis android

tidak perlu direvisi. Pada saat dilaksanakan uji coba kelompok kecil, peserta didik

sanggar memberikan komentar dan masukan yang sangat baik, sehingga

pelaksanaan uji coba media dilanjutkan ketahap berikutnya dan produk aplikasi

tidak ada revisi lagi.

13
BAB V

PENUTUP

Hasil penelitian mengenai Pengembangan Aplikasi Pembelajaran Gamelan

Selonding Berbasis Android telah disajikan dalam BAB IV. Dalam BAB V ini

dipaparkan dua hal pokok, yaitu simpulan dan saran.

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan pada BAB IV secara ringkas, maka

dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.

Dalam proses rancang bangun aplikasi pembelajaran ini digunakan model

penelitian pengembangan. Pengembangan yang digunakan dalam mengem-

bangkan aplikasi pembelajaran berupa model pengembangan produk Borg dan Gall.

Dalam bukunya “Educational Research”, menjelaskan bahwa “Penelitian dan

Pengembangan” dalam pendidikan adalah model pengembangan berbasis industri,

lalu temuan hasil penelitiannya digunakan untuk merancang produk pembelajaran,

yang kemudian secara sistematis diuji cobakan dilapangan, dievaluasi, dan

disempurnakan sampai dihasilkannya suatu produk pembelajaran yang memenuhi

standarisasi tertentu, yaitu efektif, efisien, dan berkualitas.

Berdasarkan hasil dari pembahasan di Bab IV, maka dapat disimpulkan

mengenai kualitas hasil pengembangan aplikasi pembelajaran Gamelan Selonding

ini dan dapat dipaparkan ke dalam lima kesimpulan, meliputi pertama, menurut ahli

isi pembelajaran, kualitas aplikasi pembelajaran Gamelan Selonding berbasis

android berada pada kualifikasi sangat baik (93,34%), sehingga aplikasi

pembelajaran Gamelan Selonding berbasis android ini tidak perlu direvisi dan

sudah sesuai dengan hasil riset terkait Gamelan Selonding di Desa Adat

Tenganan

13
Pegringsingan. Kedua, menurut ahli media pembelajaran, kualitas aplikasi

pembelajaran Gamelan Selonding berbasis android berada pada kualifikasi sangat

baik (96,67%), sehingga aplikasi pembelajaran Gamelan Selonding berbasis

android ini tidak perlu direvisi dan layak digunakan dalam segi media

pembelajaran. Ketiga menurut ahli desain pembelajaran, kualitas aplikasi dan

desain yang digunakan dalam pembelajaran Gamelan Selonding berbasis android

berada pada kualifikasi sangat baik (90%), sehingga aplikasi pembelajaran

Gamelan Selonding ini tidak perlu direvisi dan layak digunakan dalam segi desain

pembelajaran. Keempat, menurut guru karawitan, kualitas aplikasi dan kelengkapan

isi materi dalam aplikasi pembelajaran Gamelan Selonding berbasis android berada

pada kualifikasi sangat baik (96,67%). Kelima, pada tahap uji coba perorangan,

aplikasi pembelajaran Gamelan Selonding berbasis android yang diuji berada pada

tingkat pencapaian 92% dan setelah dikonversikan dengan tabel konversi PAP

(Pengembangan Aplikasi Pembelajaran) skala 5, persentase tingkat pencapaian

92% berada pada kualifikasi sangat baik, sehingga aplikasi pembelajaran Gamelan

Selonding berbasis android ini layak digunakan untuk peserta didik yang memiliki

kemampuan tinggi, sedang, rendah dan aplikasi pembelajaran Gamelan Selonding

ini tidak perlu direvisi. Keenam, pada tahap uji coba kelompok kecil, aplikasi

pembelajaran Gamelan Selonding berbasis android yang diuji berada pada tingkat

pencapaian 94,5% dan setelah dikonversikan dengan tabel konversi PAP

(Pengembangan Aplikasi Pembelajaran) skala 5, persentase tingkat pencapaian

94,5% berada pada kualifikasi sangat baik, sehingga aplikasi yang divalidasikan

layak digunakan pada aspek uji coba kelompok kecil dan aplikasi pembelajaran

Gamelan Selonding berbasis android tersebut tidak perlu direvisi.

14
5.2 Saran

Adapun saran yang disampaikan berkenaan dengan Pengembangan

Aplikasi Android Pembelajaran Gamelan Selonding Gaya Tenganan yaitu

pertama saran pemanfaatan, kedua saran diseminasi, dan ketiga saran

pengembangan.

Setelah dikembangkannya media pembelajaran dalam bentuk aplikasi

pembelajaran Gamelan Selonding berbasis android, maka aplikasi ini dapat

dijadikan sebagai sumber belajar yang efektif serta efesien dalam belajar Gamelan

Selonding. Selain itu, aplikasi ini ini juga dijadikan sebagai penunjang (alternatif)

bagi pengguna yang ingin belajar Gamelan Selonding dimanapun dan kapanpun

diinginkannya.

Aplikasi pembelajaran Gamelan Selonding berbasis android ini

dikembangkan berdasarkan karakteristik remaja umum sehingga bila digunakan

pada remaja umum yang lainnya, aplikasi ini bisa disesuaikan sesuai kebutuhan

mereka khususnya remaja umum yang sudah mengenal Gamelan Selonding, tetapi

ingin lebih memantapkan kemampuan lagi dalam belajar karena didalamnya

sudah tercantum secara menyeluruh terkait Gamelan Selonding. Apabila

ditemukan kesalahan atau kelemahan yang perlu diperbaiki, dipersilakan untuk

direvisi seperlunya.

Untuk mengetahui bahwa aplikasi pembelajaran Gamelan Selonding ini

tidak bertujuan untuk mengatasi seluruh permasalahan pengguna yang ingin

belajar Gamelan Selonding. Karena, pada umumnya jika belum mengenal

Gamelan Selonding dan ingin belajar dari awal, sudah seharusnya tetap

menggunakan tungguhan aslinya. Namun, seperti halnya walaupun peserta didik

telah usai berlatih Gamelan Selonding dengan tungguhan aslinya, peserta didik

14
masih dapat

14
melanjutkan pembelajaran Gamelan Selonding dengan Aplikasi Pembelajaran

Gamelan Selonding Berbasis Android ini di rumahnya masing-masing. Selain itu,

bagi pemula, aplikasi ini juga membantu memberi pengenalan awal tentang

Gamelan Selonding sebelum pengguna memulai mempraktikkannya. Aplikasi ini

diharapkan dari hasil uji coba secara keseluruhan, dapat dikembangkan dan

disempurnakan lagi dari segi sensitivitas bilah pada masing-masing tungguhan di

menu struktur nada saat dimainkan, setelah penayangan video saih dapat diberikan

kesimpulan dengan gambaran bilah-bilah pada saih yang dimainkan untuk

memberikan pengingat bagi pengguna. Selain itu video di dalam aplikasi juga

dapat dikembangkan lagi terkait penjelasan dari langkah-langkah teknik dasar

belajar Gamelan Selonding sesuai saran yang diberikan untuk tahap selanjutnya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Agrarian dkk. 2015. Pembuatan Aplikasi Mobile GIS Berbasis Android Untuk
Informasi Pariwisata di Kabupaten Gunungkidul. Program Studi
Teknik Geodesi. Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro: Semarang

Agung, Wahyu. 2010. Panduan SPSS 17.0 Untuk Mengolah Penelitian Kuantitatif.
Yogyakarta: Garailmu.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.


Jakarta: Rineka Cipta

Arifin, Zainal. 2011. Penelitian Pendidikan . Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Arsyad, Azhar. 2010. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Ayu Ratna, Ni Gusti. 2021. Pengembangan Aplikasi Pembelajaran Teknik Dasar


Tari bali Putri Untuk Anak Tunarungu di SLB Negeri 2 Denpasar.
Denpasar: Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni
Pertunjukan Institut Seni Indonesia Denpasar.

Borg, Walter R & Gall Meredith D. 1983. Educational Research and Information.
New York: Longman Inc.

Buyens, Jim. 2001. Aplikasi Mobile. Informatika: Bandung

Dahar, Ratna Wilis. (1998). Teori-Teori Belajar. Jakarta: Departemen Pendidikan


dan Kebudayaan.

. (2006). Teori Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Erlangga.

Daryanto. (2013). Media Pembelajaran Peranannya Sangat Penting Dalam


Mencapai Tujuan Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.

Dibia, I Wayan. 2017. Kotekan Dalam Musik Dan Kehidupan Bali. Denpasar:
Balimangsi Fondations.

Eka Udiyana, I Gede & I Gede Mahendra Darmawiguna, dkk. (2015).


Pengembangan Aplikasi Gamelan Angklung Bali Berbasis Android.
Karmapati. 4(4), 1-9.

H, Nazruddin Safaat. 2012. Android Pemrograman Aplikasi Mobile Smartphone


dan Tablet PC Berbasis Android. Bandung: Informatika Bandung.

H Safaat, Nazruddin. (2015). Android Pemrograman Aplikasi Mobile


Smartphone Dan Tablet Pc Berbasis Android. Bandung: Informatika.

Hamdayana, J. (2016). Metodologi pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

14
Hergenhahn, B.R., dan Olson, M.Hg. (2008). Theories Of Learning (Teori Belajar).
Jakarta: Kencana.

Ihza, Rinaldi. 2018. Pengembangan Aplikasi Bank Jadwal Berbasis Android.


Tugas Akhir Program S-1. Universitas Negeri Yogyakarta.

Joesoef, Soelaman. (1992). Konsep Dasar Pendidikan Non Formal. Jakarta: Bumi
Aksara.

Jogiyanto, H.M., 2005, Analisa dan Desain Sistem Informasi: Pendekatan


Terstruktur Teori dan Praktik Aplikasi Bisnis, ANDI, Yogyakarta

Koentjaraningrat, (1974), Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan, Gramedia


Pustaka Utama, Jakarta

Madra Aryasa, I Wayan. (1983). Pengetahuan Karawitan Bali. Jakarta:


Departemen Pendidikan dan Kebudayan Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah. Proyek Pengadaan Buku
Pendidikan Menengah Kejuruan Jakarta.

Mukhtar dan Iskandar. (2010). Desain Pembelajaran Berbasis TIK. Jambi:


Referensi.

Munadi, Yudhi. 2013. Media Pembelajaran (Sebuah Pendekatan Baru). Jakarta:


Referensi.

Musfiqon. (2012). Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran. Jakarta:


Prestasi Pustakaraya.

Nazir, Mohamad. (1988). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Pradnyadari, Ni Made Oka. 1987. Upacara Kamaligia Di Desa Tenganan


Pegringsingan. Denpasar: Skripsi Mahasiswa Pendidikan Agama
Hindu Fakultas Ilmu Agama Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar.

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Sukerta, Pande Made. 2009. Ensiklopedi Karawitan Bali-Edisi Kedua. ISI Press
Solo.

Sukerta, Pande Made. (1998). Ensiklopedi Karawitan Bali, Bandung: Satrayata-


Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia (MSPI) Bandung Indonesia.

Sukiman. (2012). Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta: Pendagogia.

14
Sukmadinata, Nana Syaodih, 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
PT.Remaja Rosdakarya, cet kedua.

Suprihatiningrum, Jamil. (2013). Strategi Pembelajaran Teori & Aplikasi.


Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA.

Supriyanto. (2005). Perancangan Aplikasi. Surabaya: Widyastana.

Surya Pratama Wardhana, I Putu, I Gede Mahendra Darmawiguna, dkk. (2015).


Pengembangan Aplikasi Instrumen Gamelan Gong Kebyar Berbasis
Android. JANAPATI. 4(2), 58-66.

Sustiawati, 2008. Pengembangan Manajemen Pelatihan Seni Tari Multikultur


Berpendekatan Silang Gaya Tari Bagi Guru Seni Tari Sekolah
Menengah Pertama Negeri Di Kota Denpasar. Disertasi tidak
diterbitkan. Malang: Program Pascasarjana UM.

Tusan, Pande Wayan. 2001. Gamelan Selonding Tinjauan Gamelan Bali Kuna
Abab X-XIV. Dinas Kebudayaan Provinsi Daerah Tingkat I Bali.

Warsita, Bambang. 2008. Teknologi Pembelajaran Landasan & Aplikasinya.


Jakarta: Rineka Cipta.

Widiana, I Wayan Pande. 2019. Karakteristik Gamelan Selonding Bebandem Dan


Gamelan Selonding Tenganan“Studi Komparasi Intramusikal”.
Denpasar: Mudra Institut Seni Indonesia Denpasar.

Widiastuti, Ni Made Dian. 2016. Pengembangan Video Pembelajaran Tari


Cendrawasih Berbasis Android Untuk Penari Remaja Putri.
Denpasar: Mudra Institut Seni Indonesia Denpasar.

Widnyani, Cok Istri Arisanthi. 2020. Pengembangan Modul Pembelajaran Tari


Merak Sunda Berbasis Android Di SMP Negeri 2 Semarapura
Kabupaten Klungkung. Denpasar: Skripsi Mahasiswa Program Studi
Pendidikan Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Denpasar.

Widoyoko, E. P. (2016). Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar.

Zarnelly, dan Adelia, Della. 2014. Rancang Bangun Media Pelayanan Umum
Desk Info Di Pengadilan Tinggi Agama Pekanbaru. Jurnal
Informatika. ISSN 2502-8995, Vol.14, No.1. Juni 2014.

14
DAFTAR SUMBER DISKOGRAFI
1. https://youtu.be/aONSV_qWmBc dengan judul Gamelan Selonding
Nyanyianmu Semangat Kami.
2. https://youtu.be/cqL_En-9oCA yang diberi judul The Best of Gamelan
Selonding.
3. https://youtu.be/v3r9jZ4RRHc yang diberi judul Tabuh Gamelan Selonding
Nyangjangan Saih Sadi.
4. https://youtu.be/zRqAKJxSqm0 yang diberi judul Membuat Aplikasi
Pembelajaran Berbasis Android Dengan Appy Builder.

DAFTAR SUMBER INFORMAN


1. I Wayan Mudana, S.E (49), Kelian Desa Desa Adat Tenganan Pegringsingan,
Karangasem
2. Putu Suardana (46), Juru Gamel Gamelan Selonding di Desa Adat Tenganan
Pegringsingan, Karangasem.
3. I Wayan Pande Widiana S.Sn., M.Sn (28), Penulis dan Penggiat Gamelan
Selonding, Banjar Adat Pande Tunggak, Banjar Dinas Pande Sari, Desa
Bebandem, Karangasem.
4. I Wayan Adi Darmawan, S.Sn., M.Sn (26), Penggiat Gamelan Selonding,
Banjar Kedaton Sumerta

14
LAMPIRAN
Lampiran 1. Data Informan
Kelian Desa sekaligus Juru Gamel Gamelan Selonding Desa Adat Tenganan
Pegringsingan

Nama : I Wayan Mudana, S.E


Tempat, Tanggal Lahir : Tenganan, 1 Januari 1972
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 49 tahun
Alamat : Desa Adat Tenganan Pegringsingan, Kabupaten Karangasem, Bali
Agama : Hindu
Pendidikan : S1 Jurusan Akutansi Universitas Warmadewa
Data Informan
Juru Gamel Gamelan Selonding Desa Adat Tenganan Pegringsingan

Nama : I Putu Suardana


Tempat, Tanggal Lahir : Tenganan, 11 Oktober 1975
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 46 tahun
Alamat : Desa Adat Tenganan Pegringsingan, Kabupaten
Karangasem, Bali
Agama : Hindu
Pendidikan : SMP Dharma Kerti Sengkidu, Kecamatan
Manggis, Kabupaten Karangasem, Bali
Data Informan
Penggiat Kesenian Selonding, Alumni Seni Karawitan ISI Denpasar dan ISI
Surakarta

Nama : I Wayan Pande Widiana, S.Sn.,M.Sn


Tempat, Tanggal Lahir : Bebandem, 18 Februari 1993
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 28 tahun
Alamat : Banjar Pande Tunggak, Banjar Pande Sari, Desa Adat
Bebandem, Kabupaten Karangasem, Bali
Agama : Hindu

Pendidikan : 1. 1999-2005 : SDN 7 Bebandem, Kecamatan


Bebandem, Kabupaten Karangasem, Bali
2. 2005-2008 : SMP Negeri 2 Bebandem
Kecamatan. Bebandem, Kabupaten Karangasem,
Bali
3. 2008-2011 : SMK N 3 Sukawati, Kecamatan
Sukawati, Kabupaten Gianyar, Bali
4. 2011-2015 : Institut Seni Indonesia (ISI)
Denpasar, Bali
5. 2016-2019 : Pasca Sarjana Institut Seni Indonesia
(ISI) Surakarta
Data Informan
Penggiat Kesenian Selonding, Alumni Seni Karawitan ISI Denpasar

Nama : I Wayan Adi Darmawan, S.Sn.,M.Sn


Tempat, Tanggal Lahir : Denpasar, 14 November 1995
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 26 tahun
Alamat : Jalan Tukad Batanghari VI No. 5B, Denpasar, Bali
Agama : Hindu

Pendidikan : 1. 2002-2008 : SD Negeri 9 Denpasar, Bali


2. 2008-2011 : SMP Negeri 5 Denpasar, Bali
3. 2011-2014 : SMK Negeri 5 Denpasar, Bali (Seni
Karawitan)
4. 2014-2018 : Institut Seni Indonesia Denpasar,
Bali (Seni Karawitan)
5. 2019-2021 : Pasca Sarjana Institut Seni Indonesia
Denpasar, Bali (Penciptaan Seni)
Lampiran 2. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara dengan narasumber penggiat Gamelan Selonding Desa
Adat Tenganan Pegringsingan
I Putu Suardana
1. Bagaimana sejarah Gamelan Selonding di Desa Adat Tenganan
Pegringsingan?
2. Bagaimana perkembangan Gamelan Selonding di Desa Adat Tenganan
Pegringsingan hingga saat ini?
3. Berapa jumlah barungan pada Gamelan Selonding dan nama dari masing-
masing tungguhan-nya?
4. Bagaimana teknik bermain dan teknik permainan Gamelan Selonding
Gaya Tenganan Pegringsingan?
5. Apa saja saih-saih yang biasa digunakan dalam Gamelan Selonding Desa
Adat Tenganan Pegringsingan?
Pedoman wawancara dengan narasumber Kelian Desa, Desa Adat Tenganan
Pegringsingan
I Wayan Mudana, S.E
1. Bagaimana perkembangan Gamelan Selonding di Desa Adat Tenganan
Pegringsingan hingga saat ini?
2. Apa saja fungsi Gamelan Selonding di Desa Adat Tenganan Pegringsingan?
3. Berapa jumlah barungan pada Gamelan Selonding dan nama dari masing-
masing tungguhan-nya?
4. Berapa jumlah juru gamel Gamelan Selonding di Desa Adat Tenganan
Pegringsingan?
5. Bagaimana syarat yang untuk memainkan Gamelan Selonding di Desa
Adat Tenganan Pegringsingan?
Pedoman wawancara dengan narasumber penggiat Gamelan Selonding

I Wayan Pande Widiana, S.Sn., M.Sn dan I Wayan Adi Darmawan, S.Sn.,
M.Sn

1. Bagaimana eksistensi Gamelan Selonding saat ini di kalangan muda?


2. Menurut anda, apakah Gamelan Selonding perlu diciptakan dalam bentuk
aplikasi untuk meningkatkan semangat belajar generasi muda di era
revolusi industri 4.0?
3. Bagaimana menurut anda perkembangan Gamelan Selonding jika aplikasi
ini berhasil diterapkan pada generasi muda?
Lampiran 3. Kartu Bimbingan Mahasiswa
Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Penelitian
Lampiran 5. Surat Permohonan Izin Validasi
Lampiran 6. Surat Tugas Ahli Validasi
Lampiran 7. Sertifikat TOEFL
Lampiran 8. Surat Uji Kelayakan I dan II
Lampiran 9. Angket Uji Ahli Isi Pembelajaran

ANGKET A TANGGAPAN/PENILAIAN AHLI ISI PEMBELAJARAN


TERHADAP MATERI PENGEMBANGAN APLIKASI ANDROID
PEMBELAJARAN GAMELAN SELONDING GAYA TENGANAN DI
SANGGAR SWASTI SWARA, KELURAHAN PEDUNGAN,
DENPASAR

Kepada Yth. Bapak I Wayan Pande Widiana, S.Sn., S.Sn

Ahli Isi Pembelajaran

Dalam rangka penulisan skripsi untuk menyelesaikan program Strata 1 (S-


1) pada program studi Pendidikan Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia
Denpasar, peneliti mengembangkan kuesioner Pengembangan Aplikasi Android
Pembelajaran Gamelan Selonding Gaya Tenganan Di Sanggar Swasti Swara,
Kelurahan Pedungan, Denpasar. Peneliti mengharapkan bantuan Bapak untuk
memberikan masukan mengenai pengembangan aplikasi android pembelajaran
Gamelan Selonding ini. Komentar dan saran Bapak dapat dituliskan pada lembar
angket yang tersedia dengan memilih alternatif dari pernyataan tentang kualitas
sub-sub komponen dalam lembar isian sebagai berikut.

SKALA PENILAIAN (TANGGAPAN)


5 4 3 2 1
Sangat sesuai Sesuai Cukup sesuai Kurang sesuai Sangat kurang sesuai
Sangat jelas Jelas Cukup jelas Kurang jelas Sangat kurang jelas
Sangat Menarik Cukup Kurang Sangat kurang
menarik menarik menarik menarik
Sangat tepat Tepat Cukup tepat Kurang tepat Sangat kurang tepat
Sangat mudah Mudah Cukup mudah Kurang mudah Sangat kurang mudah

Mohon kiranya Bapak memberikan tanda centang () pada pilihan


alternatif yang Bapak anggap paling tepat. Komentar dan saran Bapak akan
dijadikan bahan untuk merevisi panduan materi dan media aplikasi ini.
Atas perhatian dan bantuan Bapak, peneliti mengucapkan terima kasih.

Denpasar, 14 Desember 2021


Peneliti,

Komang Ayu Tri Paramitha


NIM. 201809007
Lampiran 10. Angket Uji Ahli Media Pembelajaran

ANGKET B TANGGAPAN/PENILAIAN AHLI MEDIA PEMBELAJARAN


TERHADAP MATERI PENGEMBANGAN APLIKASI ANDROID
PEMBELAJARAN GAMELAN SELONDING GAYA TENGANAN DI
SANGGAR SWASTI SWARA, KELURAHAN PEDUNGAN, DENPASAR

Kepada Yth. Ibu Ayu Gde Chrisna Udayanie, S.Pd., M.Pd

Ahli Media Pembelajaran

Dalam rangka penulisan skripsi untuk menyelesaikan program Strata 1 (S-


1) pada program studi Pendidikan Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia
Denpasar, peneliti mengembangkan kuesioner Pengembangan Aplikasi Android
Pembelajaran Gamelan Selonding Gaya Tenganan Di Sanggar Swasti Swara,
Kelurahan Pedungan, Denpasar. Peneliti mengharapkan bantuan Ibu untuk
memberikan masukan mengenai pengembangan aplikasi android pembelajaran
Gamelan Selonding ini. Komentar dan saran Ibu dapat dituliskan pada lembar
angket yang tersedia dengan memilih alternatif dari pernyataan tentang kualitas
sub-sub komponen dalam lembar isian sebagai berikut.

SKALA PENILAIAN (TANGGAPAN)


5 4 3 2 1
Sangat sesuai Sesuai Cukup sesuai Kurang sesuai Sangat kurang sesuai
Sangat jelas Jelas Cukup jelas Kurang jelas Sangat kurang jelas
Sangat Menarik Cukup Kurang Sangat kurang
menarik menarik menarik menarik
Sangat tepat Tepat Cukup tepat Kurang tepat Sangat kurang tepat
Sangat mudah Mudah Cukup mudah Kurang mudah Sangat kurang mudah

Mohon kiranya Ibu memberikan tanda centang () pada pilihan alternatif
yang Ibu anggap paling tepat. Komentar dan saran Ibu akan dijadikan bahan untuk
merevisi panduan materi dan media aplikasi ini.
Atas perhatian dan bantuan Ibu, peneliti mengucapkan terima kasih.

Denpasar, 14 Desember 2021


Peneliti,

Komang Ayu Tri Paramitha


NIM. 201809007
Lampiran 11. Angket Uji Ahli Desain Pembelajaran

ANGKET C TANGGAPAN/PENILAIAN AHLI DESAIN


PEMBELAJARAN TERHADAP MATERI PENGEMBANGAN APLIKASI
ANDROID PEMBELAJARAN GAMELAN SELONDING GAYA
TENGANAN DI SANGGAR SWASTI SWARA, KELURAHAN
PEDUNGAN, DENPASAR

Kepada Yth. Ibu Ni Luh Desi In Diana Sari, S.Sn., M.Sn

Ahli Desain Pembelajaran

Dalam rangka penulisan skripsi untuk menyelesaikan program Strata 1 (S-


1) pada program studi Pendidikan Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia
Denpasar, peneliti mengembangkan kuesioner Pengembangan Aplikasi Android
Pembelajaran Gamelan Selonding Gaya Tenganan Di Sanggar Swasti Swara,
Kelurahan Pedungan, Denpasar. Peneliti mengharapkan bantuan Ibu untuk
memberikan masukan mengenai pengembangan aplikasi android pembelajaran
Gamelan Selonding ini. Komentar dan saran Ibu dapat dituliskan pada lembar
angket yang tersedia dengan memilih alternatif dari pernyataan tentang kualitas
sub-sub komponen dalam lembar isian sebagai berikut.

SKALA PENILAIAN (TANGGAPAN)


5 4 3 2 1
Sangat sesuai Sesuai Cukup sesuai Kurang sesuai Sangat kurang sesuai
Sangat jelas Jelas Cukup jelas Kurang jelas Sangat kurang jelas
Sangat Menarik Cukup Kurang Sangat kurang
menarik menarik menarik menarik
Sangat tepat Tepat Cukup tepat Kurang tepat Sangat kurang tepat
Sangat mudah Mudah Cukup mudah Kurang mudah Sangat kurang mudah

Mohon kiranya Ibu memberikan tanda centang () pada pilihan alternatif
yang Ibu anggap paling tepat. Komentar dan saran Ibu akan dijadikan bahan untuk
merevisi panduan materi dan media aplikasi ini.
Atas perhatian dan bantuan Ibu, peneliti mengucapkan terima kasih.

Denpasar, 15 Desember 2021


Peneliti,

Komang Ayu Tri Paramitha


NIM. 201809007
Lampiran 12. Angket Uji Ahli Guru Karawitan

ANGKET D TANGGAPAN/PENILAIAN GURU KARAWITAN


TERHADAP MATERI PENGEMBANGAN APLIKASI ANDROID
PEMBELAJARAN GAMELAN SELONDING GAYA TENGANAN DI
SANGGAR SWASTI SWARA, KELURAHAN PEDUNGAN,
DENPASAR

Kepada Yth. Bapak Ketut Agus Swastika, S.Sn

Guru Karawitan

Dalam rangka penulisan skripsi untuk menyelesaikan program Strata 1 (S-


1) pada program studi Pendidikan Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia
Denpasar, peneliti mengembangkan kuesioner Pengembangan Aplikasi Android
Pembelajaran Gamelan Selonding Gaya Tenganan Di Sanggar Swasti Swara,
Kelurahan Pedungan, Denpasar. Peneliti mengharapkan bantuan Bapak untuk
memberikan masukan mengenai pengembangan aplikasi android pembelajaran
Gamelan Selonding ini. Komentar dan saran Bapak dapat dituliskan pada lembar
angket yang tersedia dengan memilih alternatif dari pernyataan tentang kualitas
sub-sub komponen dalam lembar isian sebagai berikut.

SKALA PENILAIAN (TANGGAPAN)


5 4 3 2 1
Sangat sesuai Sesuai Cukup sesuai Kurang sesuai Sangat kurang sesuai
Sangat jelas Jelas Cukup jelas Kurang jelas Sangat kurang jelas
Sangat Menarik Cukup Kurang Sangat kurang
menarik menarik menarik menarik
Sangat tepat Tepat Cukup tepat Kurang tepat Sangat kurang tepat
Sangat mudah Mudah Cukup mudah Kurang mudah Sangat kurang mudah

Mohon kiranya Bapak memberikan tanda centang () pada pilihan


alternatif yang Bapak anggap paling tepat. Komentar dan saran Bapak akan
dijadikan bahan untuk merevisi panduan materi dan media aplikasi ini.
Atas perhatian dan bantuan Bapak, peneliti mengucapkan terima kasih.

Denpasar, 16 Desember 2021


Peneliti,

Komang Ayu Tri Paramitha


NIM. 201809007
Lampiran 13. Angket Uji Coba Perorangan

ANGKET E TANGGAPAN/PENILAIAN UJI COBA PERORANGAN


TERHADAP MATERI PENGEMBANGAN APLIKASI ANDROID
PEMBELAJARAN GAMELAN SELONDING GAYA TENGANAN DI
SANGGAR SWASTI SWARA, KELURAHAN PEDUNGAN,
DENPASAR

Kepada Yth. Peserta Didik Sanggar Swasti Swara, Kelurahan Pedungan,


Denpasar

Peserta Didik Uji Coba Perorangan

Dalam rangka penulisan skripsi untuk menyelesaikan program Strata 1 (S-


1) pada program studi Pendidikan Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia
Denpasar, peneliti mengembangkan kuesioner Pengembangan Aplikasi Android
Pembelajaran Gamelan Selonding Gaya Tenganan Di Sanggar Swasti Swara,
Kelurahan Pedungan, Denpasar. Peneliti mengharapkan bantuan Peserta Didik
Sanggar untuk memberikan masukan mengenai pengembangan aplikasi android
pembelajaran Gamelan Selonding ini. Komentar dan saran anda dapat dituliskan
pada lembar angket yang tersedia dengan memilih alternatif dari pernyataan
tentang kualitas sub-sub komponen dalam lembar isian sebagai berikut.

SKALA PENILAIAN (TANGGAPAN)


5 4 3 2 1
Sangat sesuai Sesuai Cukup sesuai Kurang sesuai Sangat kurang sesuai
Sangat jelas Jelas Cukup jelas Kurang jelas Sangat kurang jelas
Sangat Menarik Cukup Kurang Sangat kurang
menarik menarik menarik menarik
Sangat tepat Tepat Cukup tepat Kurang tepat Sangat kurang tepat
Sangat mudah Mudah Cukup mudah Kurang mudah Sangat kurang mudah

Mohon kiranya peserta didik memberikan tanda centang () pada pilihan
alternatif yang anda anggap paling tepat. Komentar dan saran peserta didik akan
dijadikan bahan untuk merevisi panduan materi dan media aplikasi ini.
Atas perhatian dan bantuannya, peneliti mengucapkan terima kasih.

Denpasar, 18 Desember 2021


Peneliti,

Komang Ayu Tri Paramitha


NIM. 201809007
Lampiran 14. Angket Uji Coba Kelompok Kecil

ANGKET F TANGGAPAN/PENILAIAN UJI COBA KELOMPOK KECIL


TERHADAP MATERI PENGEMBANGAN APLIKASI ANDROID
PEMBELAJARAN GAMELAN SELONDING GAYA TENGANAN DI
SANGGAR SWASTI SWARA, KELURAHAN PEDUNGAN, DENPASAR

Kepada Yth. Kepada Yth. Peserta Didik Sanggar Swasti Swara, Kelurahan
Pedungan, Denpasar

Peserta Didik Uji Coba Kelompok Kecil

Dalam rangka penulisan skripsi untuk menyelesaikan program Strata 1 (S-


1) pada program studi Pendidikan Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia
Denpasar, peneliti mengembangkan kuesioner Pengembangan Aplikasi Android
Pembelajaran Gamelan Selonding Gaya Tenganan Di Sanggar Swasti Swara,
Kelurahan Pedungan, Denpasar. Peneliti mengharapkan bantuan Peserta Didik
Sanggar untuk memberikan masukan mengenai pengembangan aplikasi android
pembelajaran Gamelan Selonding ini. Komentar dan saran anda dapat dituliskan
pada lembar angket yang tersedia dengan memilih alternatif dari pernyataan
tentang kualitas sub-sub komponen dalam lembar isian sebagai berikut.

SKALA PENILAIAN (TANGGAPAN)


5 4 3 2 1
Sangat sesuai Sesuai Cukup sesuai Kurang sesuai Sangat kurang sesuai
Sangat jelas Jelas Cukup jelas Kurang jelas Sangat kurang jelas
Sangat Menarik Cukup Kurang Sangat kurang
menarik menarik menarik menarik
Sangat tepat Tepat Cukup tepat Kurang tepat Sangat kurang tepat
Sangat mudah Mudah Cukup mudah Kurang mudah Sangat kurang mudah

Mohon kiranya peserta didik memberikan tanda centang () pada pilihan
alternatif yang anda anggap paling tepat. Komentar dan saran peserta didik akan
dijadikan bahan untuk merevisi panduan materi dan media aplikasi ini.
Atas perhatian dan bantuannya, peneliti mengucapkan terima kasih.

Denpasar, 18 Desember 2021


Peneliti,

Komang Ayu Tri Paramitha


NIM. 201809007
Lampiran 15. Data Ahli Uji Coba
a) Ahli Isi Pembelajaran

Nama : I Wayan Pande Widiana, S.Sn.,M.Sn


Tempat, Tanggal Lahir : Bebandem, 18 Februari 1993
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 28 tahun
Alamat : Banjar Pande Tunggak, Banjar Pande Sari, Desa Adat
Bebandem, Kabupaten Karangasem, Bali
Agama : Hindu

Pendidikan : 1. 1999-2005 : SDN 7 Bebandem, Kecamatan


Bebandem, Kabupaten Karangasem, Bali
2. 2005-2008 : SMP Negeri 2 Bebandem
Kecamatan. Bebandem, Kabupaten Karangasem,
Bali
3. 2008-2011 : SMK N 3 Sukawati, Kecamatan
Sukawati, Kabupaten Gianyar, Bali
4. 2011-2015 : Institut Seni Indonesia (ISI)
Denpasar, Bali
5. 2016-2019 : Pasca Sarjana Institut Seni Indonesia
(ISI) Surakarta
b) Ahli Media Pembelajaran

Nama : Ayu Gde Chrisna Udayanie, S.Pd.,M.Pd


Tempat, Tanggal Lahir : Melaya, 13 Agustus 1991
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 30 Tahun
Alamat : Jl. Raya Uluwatu I Gang Mecutan 7 No.42, Jimbaran
Agama : Hindu

Pendidikan : 1. 996-1997 : TK PGRI 1 Melaya


2. 1997-2003 : SD Negeri 3 Melaya
3. 2003-2006 : SMP Negeri 5 Melaya
4. 2006-2009 : SMA Negeri 1 Melaya
5. 2009-2013 : S1 Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja
6. 2014-2016 : S.2 Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja
c) Ahli Desain Pembelajaran

Nama : Ni Luh Desi In Diana Sari, S.Sn, M.Sn


Tempat, Tanggal Lahir : Denpasar, 12 Desember 1982
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 39 Tahun
Alamat : Jl. Plawa XI No. 6 Denpasar, Bali
Agama : Hindu

Pendidikan : 1. SD : SD Harapan Denpasar, Bali


2. SMP : SMP Harapan Denpasar, Bali
3. SMA : SMA Santo Yoseph Denpasar, Bali
4. Perguruan Tinggi : S2 Pascasarjana Institut Seni
Indonesia (ISI) Denpasar, Bali
d) Guru Karawitan Sanggar Swasti Swara, Pedungan, Denpasar

Nama : Ketut Agus Swastika, S.Sn


Tempat, Tanggal Lahir : Denpasar, 11 Agustus 1980
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Umur : 41
Alamat : Jalan Pulau Singkep, Gang 3, No.1 Banjar Kepisah
Pedungan, Denpasar
Agama : Hindu

Pendidikan : 1. S1 Seni Karawitan Institut Seni Indonesia (ISI)


Denpasar
Lampiran 16. Data Responden Uji Coba Perorangan
1. Nama : I Putu Gede Mertha Sastrawan
Tempat, Tanggal Lahir : Denpasar, 22 September 2000
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 21 tahun
Alamat : Jalan Raya Sesetan, Gang Taman Sari no.14
Agama : Hindu
Pendidikan : Kuliah

2. Nama : Kadek Dian Ariyanti


Tempat, Tanggal Lahir : Denpasar, 27 Juni 2002
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 19 tahun
Alamat : Jalan Pulau Belitung, Gang Babakan Sari VII
no. 26
Agama : Hindu
Pendidikan : Kuliah

3. Nama : Putu Gede Surya Argya Pradana


Tempat, Tanggal Lahir : Denpasar, 13 Februari 2001
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 20 tahun
Alamat : Jalan Tukad Badung 11B, Blok , No.6
Agama : Hindu
Pendidikan : Kuliah
Lampiran 17. Data Responden Uji Coba Kelompok Kecil

1. Nama : Anak Agung Putu Yudidharma Nugraha


Tempat, Tanggal Lahir : Denpasar,19 Juni 2005
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 16 tahun
Alamat : Jalan Pulau Saelus No 75, Pedungan
Denpasar
Agama : Hindu
Pendidikan : SMA

2. Nama : Kadek Citra Aprilya Putri


Tempat, Tanggal Lahir : Denpasar, 17 april 2009
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 12 tahun
Alamat : Jalan Gunung Patas no.78
Agama : Hindu
Pendidikan : SMP

3. Nama : Ni Kadek Vinna Callysta Padmarini


Tempat, Tanggal Lahir : Denpasar, 2 Mei 2007
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 14 tahun
Alamat : Jalan Pulau Singkep, Gang I A, No. 2
Agama : Hindu
Pendidikan : SMP
4. Nama : I Kadek Ryan Tama Putra
Tempat, Tanggal Lahir : Denpasar, 22 Januari 2004
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 17 tahun
Alamat : Jalan Raya Sesetan, Gang Taman Sari no.14
Agama : Hindu
Pendidikan : SMK

5. Nama : A.A. Putu Krishna Aditya


Tempat, Tanggal Lahir : Denpasar, 26 April 2000
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 21 tahun
Alamat : Jalan Pulau Singkep, Gang X No. 7
Agama : Hindu
Pendidikan : Kuliah

6. Nama : I Nym Satria Kusuma Wikananda


Tempat, Tanggal Lahir : Denpasar, 2 Januari 2005
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 16 tahun
Alamat : Jalan Imam Bonjol, Gang ulundanu no.08
Agama : Hindu
Pendidikan : SMK

7. Nama : I Nyoman Jaya Wardana


Tempat, Tanggal Lahir : Denpasar, 29 Maret 2001
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 20 tahun
Alamat : Jalan Tukad Banyusari no. 65, Sesetan
Agama : Hindu
Pendidikan : Kuliah
8. Nama : I Gede Sandy Wedanatha
Tempat, Tanggal Lahir : Denpasar, 28 Desember 2008
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 13 tahun
Alamat : Jalan Tegal Wangi, Sesetan
Agama : Hindu
Pendidikan : SMP

9. Nama : I Kadek Endra Wiranatha


Tempat, Tanggal Lahir : Denpasar, 05 mei 2006
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 15 tahun
Alamat : Jalan Diponegoro No.58, Pedungan, Denpasar
Selatan, Denpasar
Agama : Hindu
Pendidikan : SMK
Lampiran 18. Dokumentasi

Proses Melakukan Wawancara Bersama Narasumber


Gamelan Selonding Desa Adat Tenganan
Pegringsingan (Dokumentasi: Komang Ayu Tri
Paramitha, 2021)

Peneliti Bersama Narasumber Gamelan Selonding


Desa Adat Tenganan Pegringsingan
(Dokumentasi: Komang Ayu Tri Paramitha, 2021)
Proses Melakukan Wawancara Bersama Kelian
Desa Desa Adat Tenganan Pegringsingan
(Dokumentasi: Komang Ayu Tri Paramitha, 2021)

Peneliti Bersama Kelian Desa


Desa Adat Tenganan Pegringsingan
(Dokumentasi: Komang Ayu Tri Paramitha, 2021)

Peneliti Bersama Narasumber Penggiat Gamelan


Selonding Desa Adat Tenganan Pegringsingan
(Dokumentasi: Komang Ayu Tri Paramitha, 2021)
Peneliti Bersama Narasumber Penggiat Gamelan
Selonding Di Kalangan Remaja
(Dokumentasi: Komang Ayu Tri Paramitha, 2021)

Uji Validasi Ahli Isi Pembelajaran


(Dokumentasi: Komang Ayu Tri Paramitha, 2021)

Uji Validasi Ahli Media Pembelajaran


(Dokumentasi: Komang Ayu Tri Paramitha,
2021)
Uji Validasi Ahli Desain Pembelajaran
(Dokumentasi: Komang Ayu Tri Paramitha, 2021)

Uji Validasi Guru Karawitan


(Dokumentasi: Komang Ayu Tri Paramitha, 2021)

Uji Coba Perorangan


(Dokumentasi: Komang Ayu Tri Paramitha, 2021)
Uji Coba Kelompok Kecil
(Dokumentasi: Komang Ayu Tri Paramitha, 2021)

Sanggar Swasti Swara Kelurahan Pedungan, Denpasar


(Dokumentasi: Komang Ayu Tri Paramitha, 2021)

Peneliti Melakukan Matur Piuning


Di Merajan Narasumber Gamelan Selonding
Desa Adat Tenganan Pegringsingan
(Dokumentasi: Komang Ayu Tri Paramitha, 2021)
Peneliti Melakukan Matur Piuning Di Merajan Narasumber
Gamelan Selonding Desa Adat Tenganan Pegringsingan
(Dokumentasi: Komang Ayu Tri Paramitha, 2021)

Peneliti Melakukan Riset Terakhir Di Kediaman Narasumber


Gamelan Selonding Desa Adat Tenganan Pegringsingan
(Dokumentasi: Komang Ayu Tri Paramitha, 2021)
Proses Uji Kelayakan Bersama Dosen Pembimbing
(Dokumentasi: Komang Ayu Tri Paramitha, 2021)

Proses Revisi Produk Aplikasi SmART Selonding Bersama


Teknisi (Dokumentasi: Komang Ayu Tri Paramitha, 2021)

Anda mungkin juga menyukai