Disusun oleh:
KELOMPOK 2
KELAS XII J
SMA NEGERI 3 SRAGEN
TAHUN AJARAN 2023/2024
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN BHINNEKA TUNGGAL IKA
Laporan ini telah disahkan oleh pembimbing pada hari……… tanggal…..
dengan,
Tema : Bhinneka Tunggal Ika
Subtema : Menganalisis Pakaian Adat Nusa Tenggara Timur
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Mengetahui,
Kepala Sekolah
ii
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan Laporan Kegiatan Proses analisis Pakaian adat dari Nusa Tenggara
Timur.
Laporan ini ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan Laporan . Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada :
1. Bapak Singgih Santoso, S.Pd., M.Pd.Si selaku bapak kepala sekolah SMA
Negeri 3 Sragen
2. Ibu Sri Iswati, S.Pd dan Bapak Rohmadi S.Ag selaku pembimbing dalam
menyusun laporan ini
3. Teman-teman dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
laporan.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala kritik dan saran dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki laporan ini.
Penulis
Tim 2
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bhinneka Tunggal Ika merupakan semboyan nasional Indonesia.
Bhinneka Tunggal Ika memiliki arti berbeda-beda tetapi tetap satu ( Dalam
perbedaan, tetap ada persatuan) Bhinneka Tunggal Ika merupakan suatu hal
yang dapat mencerminkan bangsa Indonesia. Lambang Bhinneka Tunggal
Ika dapat kita temui pada cakar burung garuda Indonesia. Berikut makna dari
semboyan Bhinneka Tunggal Ika:
1. Keberagaman yang Bersatu.
2. Toleransi dan saling menghormati.
3. Persatuan dalam perbedaan.
4. Kekayaan budaya dan keunikan.
Bhinneka Tunggal Ika memiliki beberapa fungsi dari semboyannya,
yaitu sebagai berikut:
1. Mempertahankan kerukunan sosial.
2. Menghormati perbedaan.
3. Membangun persatuan.
4. Menghargai keanekaragaman budaya
5. Memperkuat identitas nasional.
Sejarah Bhinneka Tunggal Ika bermula pada abad ke-14 Masehi di
pulau Jawa, Indonesia. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika ini pertama kali
ditemukan dalam prasasti Tugu yang ditemukan di desa Ciaruteun Ilir,
Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Prasasti ini berasal dari masa pemerintahan
Raja Hayam Wuruk dari Kerajaan Majapahit pada tahun 1356 Masehi.
Prasasti Tugu memberikan pesan tentang persatuan dan kerukunan di
tengah perbedaan dalam beragama. Prasasti ini berisi kutipan dari kitab
Sutasoma, salah satu karya sastra dari pengarang Jawa Kuno, Mpu Tantular.
Kutipan tersebut berbunyi “Wan wengi, windu sinunggal, winuwus bhinneka
1
tunggal ika” yang berarti “Walaupun berbeda-beda, dalam perbedaan itu
tetap ada kesatuan”.
Pada saat itu, pesan Bhinneka Tunggal Ika dalam prasasti Tugu
menegaskan pentingnya toleransi dan persatuan di antara berbagai
kepercayaan dan keyakinan yang ada di Nusantara. Semboyan ini berisi nilai-
nilai pluralisme dan harmoni dalam kehidupan beragama.
Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, Bhinneka Tunggal Ika
dijadikan sebagai semboyan nasional. Pada 18 Agustus 1950, semboyan ini
secara resmi dijadikan semboyan negara dan dituangkan dalam pasal 36A
Undang-Undang Dasar 1945. Bhinneka Tunggal Ika menjadi prinsip yang
melandasi kerukunan dan persatuan di Indonesia, menghargai keberagaman
suku, agama, ras, dan budaya sebagai sumber kekayaan bangsa, salah satunya
adalah keberagaman yang ada diwilayah Nusa Tenggara Timur.
B. Tujuan
Berikut tujuan dari dibuatnya laporan ini:
1. Untuk mengetahui lebih banyak informasi atau ilmu mengenai
kebudayaan yang ada dalam suku Nusa Tenggara Timur.
2. Mempelajari tentang kebudayaan suku Nusa Tenggara Timur, terutama
tentang Pakaian Adat Nusa Tenggara Timur.
C. Rumusan Masalah
1. Apa nama pakaian adat Nusa Tenggara Timur?
2. Ada berapa jenis pakaian adat Nusa Tenggara Timur?
2
BAB II
KAJIAN TEORI
3
B. Pakaian adat Nusa Tenggara Timur
Secara tradisional, pakaian adat yang dipakai penduduk Provinsi Nusa
Tenggara Timur dikelompokkan menjadi 2 macam, yaitu pakaian adat pria dan
wanita.
1. Pakaian adat pria Nusa Tenggara Timur
Pakaian adat yang dipakai kaum pria, meliputi: Topi bentuk khas sebagai
hiasan kepala, baju jas tutup, selempang kain dan bersarung kain tenun
sebilah golok terselip di depan perut serta perhiasan berupa kalung dan
pending.
2. Pakaian adat wanita Nusa Tenggara Timur
Pakaian adat yang dipakai kaum wanita, meliputi: Hiasan kepala berbentuk
bulan sabit, Kain tenun yang menyelempang di bahu, Kain tenun yang
menutup dada hingga kaki serta dilengkapi perhiasan subang, kalung,
pending, dan gelang tangan.
4
1. Pakaian Adat Suku Rote
5
Ti’i Langga ini bentuknya mirip seperti topi Sombrero yang
dipakai oleh masyarakat Meksiko. Selain itu, topi yang terbuat dari
daun lontar ini lebih tahan lama dan memiliki variasi bentuk yang
menarik. Alasannya karena daun lontar dapat berubah warna menjadi
kekuningan atau coklat jika sudah kering kering.
a) Pakaian adat Pria Suku Rote
Bagi kaum pria Suku Rote, daun lontar ini dianggap sebagai
simbol kewibawaan dan kepercayaan diri. Ti’i Langga juga menjadi
salah satu aksesoris utama dalam pakaian adat suku Rote.
Pakaian adat Tenun Ikat dari suku Rote terdiri dari kombinasi
kemeja putih lengan panjang dan sarung tenun ikat berwarna gelap.
Nantinya sarung tersebut dipakai di bagian bawah. Para laki-laki
biasanya menambahkan selendang kain bermotif di bagian dada dan
bahu.
b) Pakaian adat wanita Suku Rote
Para perempuan biasanya memakai aksesoris khas, yaitu
perhiasan berbentuk bulan sabit. Lalu ada juga beberapa jenis
aksesoris lain seperti kain selempang, pendi atau ikat pinggang yang
terbuat dari emas/perak, serta Habas atau perhiasan yang dipakai di
bagian leher. Biasanya, masyarakat suku Rote menggunakan
pakaian ini dalam acara-acara besar dan penting, seperti pernikahan
keluarga mereka. Selain pakaian adat, pulau Rote juga menyimpan
keindahan alam eksotis yang menarik untuk dikunjungi. Kamu bisa
melihat beberapa contohnya dalam buku NTT Hidden Paradise:
Kupang, Soe, Rote, Alor yang ditulis oleh Rita Harahap.
6
2. Pakaian Adat Suku Dawan
7
3. Pakaian Adat Suku Helong
8
4. Pakaian Adat Suku Sabu
9
(Gambar 2.6 Pakaian adat suku Sumba)
10
Untuk pakaian adat yang dikenakan oleh kaum wanita
biasanya berupa kain yang berbeda-beda jenisnya, seperti Lau
Kawar, Lau Pahudu, Lau Mutikau dan Lau Pahudu Kiku. Kain-kain
ini digunakan hingga setinggi dada serta pada bagian bahu ditutup
menggunakan Taba Huku yang berwarna senada dengan kain yang
dikenakan.
Lalu, di bagian kepala wanita suku Sumba memakai Tiara
berwarna polos yang diikatkan dan dilengkapi dengan Hai Kata
(Tiduhai). Selanjutnya pada bagian dahi memakai perhiasan logam
(Maraga), di bagian telinga memakai perhiasaan yang disebut
mamuli serta memakai kalung emas. Pemakaian semua aksesoris
tersebut membuat penampilan wanita suku Sumba menjadi terlihat
semakin istimewa.
Pakaian adat suku Sumba biasanya digunakan pada acara-
acara adat atau peristiwa besar seperti upacara adat, pesta perayaan
dan sejenisnya. Pakaian adat suku Sumba sekarang cenderung
menekankan pada tingkat kepentingan dan juga suasana lingkungan
suatu kejadian dibanding hierarki status sosial. Akan tetapi masih
ada beberapa perbedaan kecil. Contohnya seperti busana pria
bangsawan yang terbuat dari kain-kain serta aksesoris yang lebih
halus daripada pria dari kalangan rakyat biasa. Namun secara
keseluruhan, komponen-komponennya terlihat sama.
11
6. Pakaian Adat Suku Lio
12
adat ini biasa digunakan sebagai pakaian kebesaran pada saat ritual
atau upacara adat, seserahan saat hajatan, upacara penghormatan
kepada sang pencipta, barang jaminan, busana kebesaran,
memakaikan kepada anak dan menantu serta bukti kemampuan
keterampilan menenun anak gadis sebagai persyaratan menikah.
13
bermotif Ranggong yang melambangkan kerja keras serta kejujuran.
Lalu ada motif Su’i yang melambangkan bahwa segala sesuatu
memiliki batasannya.
14
penutup badan, biasanya mirip seperti kemeja gaya barat yang
bertangan panjang dengan warna putih. Hanya saja, ada tambahan
berupa selembar lensu sembar yang diselendangkan di bagian
dada. Lensu sembar ini memiliki corak flora atau fauna dan diikat
dengan teknik ikat lungsi. Lalu di bagian pinggangnya memakai
utan atau utan werung.
Utan werung adalah sejenis sarung berwarna gelap seperti biru
tua atau hitam dengan garis biru melintang. Lalu di bagian
kepalanya ada penutup kepala yang terbuat dari kain batik soga
yang digunakan dengan pola ikatan tertentu dan perhiasan pada
kaum pria salah satunya adalah keris yang disisipkan pada
pinggang sebagai pertanda keperkasaan dan juga kesaktian.
b) Pakaian adat wanita Suku Sikka
Untuk kaum wanita, pakaian adat ini terdiri dari penutup
badan yang berupa Labu Liman Berun, bentuknya seperti kemeja
berlengan panjang dan terbuat dari sutera. Labu Liman Berun
wanita sedikit terbuka di bagian pangkal leher agar memudahkan
saat pemakaiannya. Selain itu, bentuk polanya juga tidak terlalu
menyerupai kemeja atau blus yang berkancing di bagian
depannya. Sementara di bagian atasnya diselempangkan
selendang yang melintang sampai ke dada.
Lalu di bagian bawahnya menggunakan kain sarung
khusus wanita, yaitu utan lewak. Kain sarung ini dihiasi dengan
beragam flora dan fauna dalam lajur-lajur bergaris.
Utan lewak sendiri berarti kain tiga lembar yang berwarna
dasar gelap dengan paduan-paduan warna merah, coklat, putih,
biru, dan kuning secara melintang. Warna-warna kain wanita ini
melambangkan berbagai suasana hati atau kekuatan-kekuatan
magis. Di bagian kepala, ada hiasan berupa konde atau sanggul
yang terbuat dari ukiran berwarna keemasan. Saat ini ada
15
beberapa variasi lagi untuk hiasan kepala kaum wanita yang
dipengaruhi oleh suku-suku lainnya.
Perhiasaan lainnya yang digunakan oleh kaum wanita
adalah gelang (kalar) yang dibuat dari gading dan perak.
Penggunaannya tergantung peristiwa dan upacara adat, namun
jumlah kalar gading dan perak biasanya genap. Seperti dua
gading dan dua perak di setiap tangan.
Kaum ningrat biasanya menggunakan lebih banyak kalar,
namun jumlahnya tetap genap. Seperti enam, delapan, sepuluh,
dan seterusnya. Perhiasan lain yang sering digunakan oleh kaum
wanita adalah kilo yang tergantung pada telinga.
16
BAB III
METODE PENELITIAN
B. Jenis Metode
Dalam kegiatan penelitian, kami menggunakan metode Analisis data
kualitatif. Metode analisis data kualitatif adalah metode yang banyak
digunakan dalam penelitian. Metode analisis merupakan langkah penting
yang perlu diterapkan untuk mendapatkan hasil penelitian sesuai yang
diinginkan. Dalam metode analisis data kualitatif diperlukan pendekatan
dari data yang bersifat subyektif.
Analisis dengan metode kualitatif tidak bersifat general, karena
sifatnya yang subyektif yaitu berdasarkan pemahaman masing-masing
individu atau peneliti. Data kualitatif dapat berupa gambar, teks, dan aneka
simbol. Metode analisis data kualitatif biasanya digunakan untuk
penelitian eksplorasi. Cara kerja metode analisis data kualitatif umumnya
dilakukan secara paralel yaitu yang pertama pengenalan data. Peneliti
harus cermat membaca data dan mencari pola dasarnya. Ini disebut juga
dengan transkripsi data.
Selanjutnya tinjau ulang tujuan penelitian dan data terkait dengan
pertanyaan yang ada, apakah sudah cukup memenuhi atau belum.
Kemudian lakukan pengindeksan atau pengkodean pada data agar lebih
mudah disusun dan dianalisis. Terakhir lakukan identifikasi tema
penelitian untuk menemukan jawaban atas pertanyaan dalam penelitian.
Pada artikel kali ini kita akan membahas macam-macam metode analisis
data kualitatif menurut para ahli.
17
BAB IV
KESIMPULAN
18
juga melestarikan identitas budaya yang kaya dan memiliki nilai tinggi bagi
masyarakat Nusa Tenggara Timur.
19
DOKUMENTASI
20
Gambar 4.4 Pemakaian baju adat rote laki laki dari perwakilan
anggota kelompok
21
DAFTAR PUSTAKA
• https://fahum.umsu.ac.id/bhineka-tunggal-ika-pengertian-arti-makna-
dan-sejarah/
• https://www.kompas.com/skola/read/2023/04/05/220000169/mengenal-
suku-bahasa-rumah-adat-dan-pakaian-di-nusa-tenggara-timur-?page=all
• https://id.wikipedia.org/wiki/Nusa_Tenggara_Timur
• https://www.gramedia.com/literasi/pakaian-adat-ntt-nusa-tenggara-
timur/
22