Anda di halaman 1dari 54

Intergrasi Nasional Dalam Bingkai

Bhineka Tunggal Ika


MAKALAH
Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Pelajaran
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Disusun oleh :
Kelompok Mesuji
1. Axel Kenneth Kie
2. Muhammad Harist Al Farhan
3. Nur Salsabila
4. Silvira Ros Weni
Kelas : XI-MIPA-2
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1
TANJUNG SELOR
2020

i
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Integrasi Nasional Dalam Bingkai Bhineka


Tunggal Ika
Nama Kelompok : Mesuji
1. Axel Kenneth Kie
2. Muhammad Harist Al Farhan
3. Nur Salsabila
4. Silvira Ros Weni
Kelas : XI-MIPA-2
Makalah ini disetujui di Tanjung Selor, Maret 2020.
Mengesahkan:
Pembimbing I, Pembimbing II,

Maya Sucipto, S.Pd. Rachmad Hidayat, S.Sos.


NIP 19860802 201903 2 005

Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran

Zubair, S.Pd.
NIP 19821030 200604 1 004

ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Yang penting yakin dan semangat.”

PERSEMBAHAN

Makalah ini dapat kami persembahkan kepada:

1. Guru mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

yang telah memberi tugas ini.

2. Bapak dan Ibu Guru yang telah membantu dalam mengerjakan

makalah hingga selesai.

3. Teman- teman yang telah memberi semangat tak henti-hentinya

kepada kami.

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul “Integrasi Nasional Dalam Bingkai Bhineka Tunggal Ika” dengan
tepat waktu. Dalam pembuatan makalah ini tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu,
yaitu:
1. Bapak Zubair, S.Pd., selaku guru bidang studi mata pelajaran
pendidikan pancasila dan kewarganegaraan yang telah
memberikan tugas dan membimbing dalam proses belajar-
mengajar.
2. Ibu Maya Sucipto, S.Pd., selaku guru pembimbing I aspek
kebahasaan pada pembuatan makalah ini.
3. Bapak Rachmad Hidayat, S.Sos., selaku pembimbing II tata
pengetikan dalam makalah ini.
4. Teman-teman yang telah memberi saran dan kritik sehingga
makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Kami menyadari makalah ini masih memiliki kekurangan, karena
itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar dapat menulis
makalah yang lebih baik. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita.
Tanjung Selor, Maret 2020

iv
Penyusun,
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................i

HALAMAN PENGESAHAN.............................................................ii

MOTTO PERSEMBAHAN..............................................................iii

KATA PENGANTAR........................................................................iv

DAFTAR ISI........................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang......................................................................1

1.2 Tujuan...................................................................................2

1.3 Manfaat.................................................................................3

BAB II INTEGRASI|NASIONAL DALAM BINGKAI BHINNEKA

TUNGGAL IKA

2.1 Kebhinekaan Bangsa Indonesia............................................3

2.2 Pentingnya Konsep Integrasi Nasional.................................9

2.2.1 Pengertian Integrasi Nasional......................................9

2.2.2 Pentingnya Integrasi Nasional...................................12

2.3 Faktor-Faktor Pembentuk Integrasi Nasional.....................15

v
2.4 Tantangan Dalam Menjaga Keutuhan NKRI......................24

2.5 Peran Serta Warga Negara Dalam Menjaga Persatuan Dan

Kesatuan Bangsa.................................................................27

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.........................................................................40

3.2 Saran....................................................................................40

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

vi
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Pada filosofi Indonesia, yaitu Pancasila, kita mengenal

semboyan “ Bhineka Tunggal Ika”. Kebhinekaan harusnya kita

pahami sebagai sebuah kekuatan pemersatu bangsa yang

keberadaanya tidak bisa dipungkiri. Bhineka tunggal ika

merupakan ukiran semboyan yang tertulis dilambang kaki sang

garuda, yang mempunyai arti walau berbeda- beda tetap satu jua.

Lambang tersebut mengambarkan kondisi penduduk Indonesia yang

terdiri dari berbagai suku bangsa. Kebhineka ragaman tersebut bisa

disebut pluralistik. Itulah yang menjadi alasan “ Bhineka Tunggal

Ika” dijadikan sebagai salah satu alat pemersatu bangsa

kita(https://greatedu.co.id/greatpedia/kebhinekaan-bangsa-

indonesia )

Di negara sebesar Indonesia, integrasi sosial tidak hanya

terbatas pada sekelompok masyarakat saja, melainkan mencapai

lingkup negara yang biasa disebut integrasi nasional. Pengertian


integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan

perbedaan-perbedaan yang ada pada suatu negara sehingga

terciptanya keserasian dan keselarasan secara nasional. Di negara

sebesar Indonesia, integrasi sosial tidak hanya terbatas pada

sekelompok masyarakat saja, melainkan mencapai lingkup negara

yang biasa disebut integrasi nasional. Pengertian integrasi nasional

adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan-perbedaan yang

ada pada suatu negara sehingga terciptanya keserasian dan juga

keselarasan secara nasional(https://blog.ruangguru.com/pengertian-

integrasi-nasional-dalam-konteks-indonesia )

Kebhinekaan yang terjadi di Indonesia merupakan sebuah

potensi sekaligus tantangan. Dikatakan sebuah potensi, karena hal

tersebut akan membuat bangsa kita menjadi bangsa yang besar dan

memiliki kekayaan yang melimpah, baik kekayaan alam maupun

kekayaan budaya yang dapat menarik minat para wisatawan asing

untuk mengunjungi Indonesia. Kebhinekaan bangsa Indonesia juga

merupakan sebuah tantangan bahkan ancaman. Dengan adanya

Kebhinekaan tersebut mudah membuat rakyat Indonesia berbeda

2
pendapat yang dapat membuat emosinya lepas kendali, mudah

tumbuhnya perasaan kedaerahan yang sempit yang sewaktu-waktu

dapat menjadi ledakan yang mengancam integrasi nasional atau

persatuan dan kesatuan bangsa. Oleh karena itu, segenap warga

negara mesti mewaspadai segala bentuk ancaman yang dapat

memecah belah bangsa Indonesia dengan senantiasa mendukung

segala upaya atau strategi pemerintah dalam mengatasi berbagai

ancaman tersebut.

1 Tujuan

a) Menjelaskan tentang integrasi nasional dan faktor-

faktor pembentuk integrasi nasional

b) Menjelaskan apa itu kebhinekaan bangsa Indonesia

serta tantangan dalam menjaga keutuhan NKRI

c) Menjelaskan peran warga negara dalam menjaga

persatuan dan kesatuan bangsa

.3 Manfaat

a) Memberikan pengetahuan tentang integrasi nasional

3
b) Memahami kebhinekaan bangsa Indonesia

c) Mengetahui tantangan dalam menjaga keutuhan NKRI

d) Mengetahui peran dalam warga negara dalam menjaga

persatuan dan kesatuan bangsa

4
BAB II

INTEGRASI NASIONAL DALAM BINGKAI

BHINNEKA TUNGGAL IKA

2.1. Kebhinekaan Bangsa Indonesia

Kebhinekaan merupakan realitas bangsa yang tidak dapat

dipungkiri keberadaannya untuk mendorong terciptanya perdamaian

dalam kehidupan Bangsa dan Negara. Kebhinekaan harus dimaknai

masyarakat melalui pemahaman multikulturalisme dengan berlandaskan

kekuatan spiritualitas. Perbedaan etnis, religi maupun ideologi menjadi

bagian tidak terpisahkan dari sejarah bangsa Indonesia dengan Bhinneka

Tunggal Ika dan toleransi yang menjadi perekat untuk bersatu dalam

kemajemukan bangsa. Semboyan bangsa Indonesia tersebut tertulis pada

kaki lambang negara Garuda Pancasila. Bhinneka Tunggal Ika

merupakan alat pemersatu bangsa. Untuk itu, kita harus benar-benar

memahami maknanya. Selain semboyan tersebut, negara kita juga

memiliki alat-alat pemersatu bangsa sebagai berikut.

a. Dasar Negara Pancasila.


b. Bendera Merah Putih sebagai bendera kebangsaan.
c.
d. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa
persatuan.
e. Lambang Negara Burung Garuda.
f. Lagu Kebangsaan Indonesia Raya.
g. Lagu-lagu perjuangan.

Persatuan dalam keberagaman memiliki arti yang sangat

penting. Persatuan dalam keberagaman harus dipahami oleh setiap

warga masyarakat agar dapat mewujudkan hal-hal sebagai berikut.

a. Kehidupan yang serasi, selaras, dan seimbang.

b. Pergaulan antarsesama yang lebih akrab.

c. Perbedaan yang ada tidak menjadi sumber masalah

d. Pembangunan berjalan lancar

Indonesia merupakan negara yang sangat rentan akan

terjadinya perpecahan dan konflik. Hal ini disebabkan Indonesia

adalah negara dengan keberagaman suku, etnik, budaya, agama

serta karakteristik dan keunikan di setiap wilayahnya. Indonesia

merupakan negara yang memiliki keistimewaan keanekaragaman

budaya, suku, etnik, bahasa, dan sebagainya dibandingkan dengan

negara lain.

6
Pada dasarnya keberagaman masyarakat Indonesia menjadi

modal dasar dalam pembangunan bangsa. Oleh karena itu, sangat

diperlukan rasa persatuan dan kesatuan yang tertanam di setiap

warga negara Indonesia. Namun, dalam kenyataanya masih ada

konflik yang terjadi dengan mengatasnamakan suku, agama, ras

atau antargolongan tertentu. Hal ini menunjukkan  yang ada

harusnya dapat menjadi modal bagi bangsa ini untuk menjadi

bangsa yang kuat. Untuk mendukungnya, diperlukan persatuan

yang kokoh dan kuat. Namun, masih banyak permasalahan yang

harus diselesaikan. Salah satunya masih terjadi bentrokan yang

mengatasnamakan suku tertentu dalam hal penggarapan lahan

pertanian atau hutan. Hal ini menunjukkan belum adanya

kesadaran akan sikap komitmen persatuan dalam keberagaman di

Indonesia. Komitmen akan persatuan akan tegak jika peraturan

yang mengatur masalah suku atau hak individu ditegakkan dengan

baik. Jika perselisihan ini diakibatkan karena masalah yang

berkaitan dengan hukum, Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 telah mengatur dalam Pasal 28D Ayat (1)

7
bahwa ”Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan,

perlindungan dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang

sama di hadapan hukum.” Dengan demikian, permasalahan dan

perselisihan bisa dihindari dengan memberikan perlindungan

secara penuh kepada setiap warga negara. Untuk mempersatukan

masyarakat yang beragam, perlu ada toleransi yang tinggi

antarkebudayaan. Sikap saling menghargai antargolongan,

mengenali, dan mencintai budaya lain adalah hal yang perlu

dibudayakan. Contoh nyata implementasi hal tersebut adalah

dengan mempertunjukkan tarian suku-suku yang ada di Indonesia.

Dengan demikian, setiap suku mempunyai rasa simpati satu sama

lain. Persatuan bangsa merupakan syarat yang mutlak bagi

kejayaan Indonesia. Jika masyarakatnya tidak bersatu dan selalu

memprioritaskan kepentingannya sendiri, maka cita-cita Indonesia

yang terdapat dalam sila ketiga Pancasila hanya akan menjadi

mimpi yang tak akan pernah terwujud. Kalian harus mampu

menghidupkan kembali semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”, yang

berarti berbeda- beda tetapi tetap satu. Keberagaman harus

8
membentuk masyarakat Indonesia yang memiliki toleransi dan

rasa saling menghargai untuk menjaga perbedaan tersebut.

Kuncinya terdapat pada komitmen persatuan bangsa Indonesia

dalam keberagaman.

(http://historyilmupengetahuan.blogspot.com/2018/08/materi-

kebhinekaan-bangsa-indonesia.html)

2.2. Pentingnya Konsep Integrasi Nasional

2.2.1. Pengertian Integrasi Nasional

Menurut Suroyo (2002), integrasi nasional

1.1.1. mencerminkan proses persatuan orang-orang dari berbagai

wilayah yang berbeda, atau memiliki berbagai perbedaan baik

etnisitas, sosial budaya, atau latar belakang ekonomi, menjadi

satu bangsa (nation) terutama karena pengalaman sejarah dan

politik yang relatif sama. Dalam realitas nasional integrasi

nasional dapat dilihat dari tiga aspek yakni aspek politik,

ekonomi, dan sosial budaya. Dari aspek politik, lazim disebut

integrasi politik, aspek ekonomi (integrasi ekonomi), yakni

saling ketergantungan ekonomi antar daerah yang bekerjasama

9
secara sinergi, dan aspek sosial budaya (integrasi sosial

budaya) yakni hubungan antara suku, lapisan dan golongan.

Berdasar pendapat ini, integrasi nasional meliputi: Integrasi

politik, Integrasi ekonomi, dan integrasi sosial budaya.

2 Integrasi Politik Dalam tataran integrasi

politik terdapat dimensi vertikal dan horizontal.

Dimensi yang bersifat vertikal menyangkut

hubungan elit dan massa, baik antara elit politik

dengan massa pengikut, atau antara penguasa dan

rakyat guna menjembatani celah perbedaan dalam

rangka pengembangan proses politik yang

partisipatif. Dimensi horizontal menyangkut

hubungan yang berkaitan dengan masalah teritorial,

antar daerah, antar suku, umat beragama dan

golongan masyarakat Indonesia

3 Integrasi Ekonomi Integrasi ekonomi

berarti terjadinya saling ketergantungan antar daerah

dalam upaya memenuhi kebutuhan hidup rakyat.

10
Adanya saling ketergantungan menjadikan wilayah

dan orang-orang dari berbagai latar akan

mengadakan kerjasama yang saling menguntungkan

dan sinergis. Di sisi lain, integrasi ekonomi adalah

penghapusan (pencabutan) hambatanhambatan antar

daerah yang memungkinkan ketidaklancaran

hubungan antar keduanya, misal peraturan, norma

dan prosedur dan pembuatan aturan bersama yang

mampu menciptakan keterpaduan di bidang

ekonomi.

4 Integrasi sosial budaya Integrasi ini

merupakan proses penyesuaian unsur-unsur yang

berbeda dalam masyarakat sehingga menjadi satu

kesatuan. Unsur-unsur yang berbeda tersebur dapat

meliputi ras, etnis, agama bahasa, kebiasaan, sistem

nilai, dan lain sebagainya. Integrasi sosial budaya

juga berarti kesediaan bersatu bagi kelompok-

11
kelompok sosial budaya di masyarakat, misal suku,

agama, dan ras.

2.2.2. Pentingnya Integrasi Nasional

Menurut Myron Weiner dalam Surbakti (2010),

dalam negara merdeka, faktor pemerintah yang

berkeabsahan (legitimate) merupakan hal penting bagi

pembentukan negara-bangsa. Hal ini disebabkan tujuan

negara hanya akan dapat dicapai apabila terdapat suatu

pemerintah yang mampu menggerakkan dan mengarahkan

seluruh potensi masyarakat agar mau bersatu dan bekerja

bersama.

Kemampuan ini tidak hanya dapat dijalankan melalui

kewenangan menggunakan kekuasaan fisik yang sah tetapi

juga persetujuan dan dukungan rakyatnya terhadap

pemerintah itu. Jadi, diperlukan hubungan yang ideal antara

pemerintah dengan rakyatnya sesuai dengan sistem nilai

12
dan politik yang disepakati. Hal demikian memerlukan

integrasi politik. Negara-bangsa baru, seperti halnya

Indonesia setelah tahun 1945, membangun integrasi juga

menjadi tugas penting. Ada dua hal yang dapat menjelaskan

hal ini.

a) Pertama, pemerintah kolonial Belanda

tidak pernah memikirkan tentang perlunya

membangun kesetiaan nasional dan semangat

kebangsaan pada rakyat Indonesia. Penjajah lebih

mengutamakan membangun kesetiaan kepada

penjajah itu sendiri dan guna kepentingan integrasi

pribadi kolonial. Jadi, setelah merdeka, kita perlu

menumbuhkan kesetiaan nasional melalui

pembangunan integrasi bangsa.

b) Kedua, bagi negara-negara baru, tuntutan

integrasi ini juga menjadi masalah pelik bukan saja

karena perilaku pemerintah kolonial sebelumnya,

tetapi juga latar belakang bangsa yang bersangkutan.

13
Negara-bangsa (nation state) merupakan negara

yang di dalamnya terdiri dari banyak bangsa (suku)

yang selanjutnya bersepakat bersatu dalam sebuah

bangsa yang besar. Suku-suku itu memiliki pertalian

primordial yang merupakan unsur negara dan telah

menjelma menjadi kesatuan etnik yang selanjutnya

menuntut pengakuan dan perhatian pada tingkat

kenegaraan. Ikatan dan kesetiaan etnik adalah

sesuatu yang alami, bersifat primer. Adapun

kesetiaan nasional bersifat sekunder. Bila ikatan

etnik ini tidak diperhatikan atau terganggu, mereka

akan mudah dan akan segera kembali kepada

kesatuan asalnya. Sebagai akibatnya mereka akan

melepaskan ikatan komitmennya sebagai satu

bangsa.

Ditinjau dari keragaman etnik dan ikatan primordial

inilah pembangunan integrasi bangsa menjadi semakin

penting. Ironisnya bahwa pembangunan integrasi nasional

14
selalu menghadapi situasi dilematis seperti terurai di depan.

Setiap penciptaan negara yang berdaulat dan kuat juga akan

semakin membangkitkan sentimen primordial yang dapat

berbentuk gerakan separatis, rasialis atau gerakan

keagamaan. Kekacauan dan disintegrasi bangsa yang

dialami pada masa-masa awal bernegara misalnya yang

terjadi di India dan Srilanka bisa dikatakan bukan semata

akibat politik “pecah belah” kolonial namun akibat

perebutan dominasi kelompok kelompok primordial untuk

memerintah negara. Hal ini menunjukkan bahwa setelah

lepas dari kolonial, mereka berlomba saling mendapatkan

dominasinya dalam pemerintahan negara. Mereka berebut

agar identitasnya diangkat dan disepakati sebagai identitas

nasional.

Integrasi diperlukan guna menciptakan kesetiaan

baru terhadap identitasidentitas baru yang diciptakan

(identitas nasional), misal, bahasa nasional, simbol negara,

semboyan nasional, ideologi nasional, dan sebagainya.

15
(https://luk.staff.ugm.ac.id/atur/mkwu/9-

PendidikanKewarganegaraan.pdf)

2.3. Faktor Faktor Pembentuk Integrasi Nasional

Di dalam Integrasi Nasional terdapat beberapa faktor yang

memengaruhinya, faktor-faktor tersebut yaitu sebagai berikut :

1. Faktor Pendorong Integrasi Nasional

faktor pendorong merupakan faktor yang mempengaruhi

kemajuan suatu proses atau tindakan tertentu yang dilakukan

oleh seseorang maupun kelompok. Dalam mewujudkan

integrasi nasional, terdapat beberapa faktor yang mendorong

terwujudnya integrasi nasional di Indonesia. Adapun faktor

pendorong tersebut diantaranya

a) Adanya rasa yang senasib dan seperjuangan yang

diakibatkan oleh faktor-faktor sejarah

Indonesia telah mengalami sejarah yang kelam di

masa lalu, terutama zaman dimana Indonesia dijajah oleh

16
bangsa lain selama bertahun-tahun. Dalam sejarah

kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, perjuangan

yang dilakukan oleh setiap elemen masyarakat untuk

memperoleh kemerdekaan bukanlah sesuatu yang

sifatnya main-main. Rasa senasib seperjuangan di masa

lalu yang terbawa sampai dengan masa sekarang menjadi

salah satu faktor pendorong untuk mewujudkan integrasi

nasional. Jika di masa lalu rasa senasib seperjuangan

digunakan untuk memujudkan kemerdekaan Indonesia,

di era sekarang ini rasa senasib seperjuangan digunakan

untuk memperkuat stabilitas nasional demi terwujudnya

persatuan Indonesia dalam integrasi nasional.

b) Adanya ideologi nasional

ideologi nasional negara kita Indonesia adalah

Pancasila. Sebagai ideologi nasional, Pancasila tidak

dapat digantikan oleh ideologi manapun. Walalupun

Indonesia terdiri dari banyak kepercayaan, arti penting

dan fungsi Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa

17
Indonesia tidak bisa terlepas dari kehidupan sehari-hari

masyarakat. Pemaknaan ideologi nasional yaitu Pancasila

dilakukan melalui implementasi nilai-nilai Pancasila

dalam kehidupan sehari-hari untuk mewujudkan integrasi

nasional di Indonesia. Melalui pemaknaan ideologi

nasional yaitu Pancasila dalam kehidupan sehari-hari,

integrasi nasional akan lebih mudah untuk diwujudkan.

c) Adanya sikap tekad dan keinginan untuk kembali

bersatu

Perbedaan dan kemajemukan di Indonesia

bukanlah salah satu alasan untuk dijadikan faktor

penyebab konflik sosial yang terjadi di kalangan

masyarakat. Justru perbedaan inilah yang membuat

masyarakat Indonesia mempunyai keinginan untuk

mempersatukan perbedaan di dalam satu kesatuan bangsa

yang utuh. Baik di dalam masyarakat tradisonal dan

modern, keinginan untuk mempersatukan perbedaan di

dalam kehidupan sehari-hari tentunya ada. Dalam

18
kehidupan berbangsa negara dan berbangsa 9 Indonesia,

keinginan untuk mempersatukan bangsa merupakan salah

satu perwujudan nilai-nilai luhur Pancasila sebagai dasar

negara.

d) Adanya ancaman dari luar

Walupun Indonesia sudah merdeka selama 71

tahun, bukan tidak mungkin ancaman dari luar itu masuk

ke Indonesia. Ancaman-ancaman dari luar di era

globalisasi sekarang ini tidak dapat diartikan sebagai

ancaman yang menjajah seperti pada masa kemerdekaan

Indonesia. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi

ancaman dari luar dalam kaitannya dengan bahaya

globalisasi dan modernisasi, integrasi nasional perlu

diwujudkan di setiap lapisan masyarakat yang ada tinggal

di wilayah Indonesia.

2. Faktor pendukung integrasi nasional

a. Penggunaan bahasa Indonesia

19
Bahasa Indonesia adalah bahasa pemersatu

bangsa. Jika melihat sejarah, hal ini telah

dikumandangkan sejak di gelorakan Sumpah Pemuda

pada 28 Oktober 1928 yang berbunyi “Kami putra dan

putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuaan

Bahasa Indonesia”. Dengan semangat para pemuda

tersebut maka, disepakati Bahasa Indonesia adalah

bahasa pemersatu tanpa memandang perbedaan di

dalamnya.

b. Semangat persatuan serta kesatuan di dalam Bangsa

Kesadaran akan persatuan perlu dimunculkan

dalam semangat persatuan dan kesatuan, hal ini

diperlukan untuk menjalin rasa kekeluargaan,

persahabatan, dan sikap saling tolong-menolong antar

sesama dan bersikap nasionalisme, serta menjalin rasa

kemanusiaan yang memiliki sikap dan toleransi serta

keharmonisan untuk hidup secara berdampingan.

20
c. Adanya Kepribadian dan pandangan hidup

kebangsaan yang sama yakni Pancasila

Pancasila adalah landasan idiil bangsa yang

kedudukannya sangat berpengaruh bagi jalannya

kehidupan berbangsa dan bernegara. Bagi seseorang

yang di dalam jiwanya terdapat sifat patriotisme yang

tinggi, maka Ia akan selalu menerapkan butir-butir

Pancasila di setiap aspek kehidupannya.

d. Adanya jiwa dan rasa semangat dalam bergotong

royong

Gotong royong berarti bekerja bersama-sama

untuk mencapai suatu hasil yang didambakan. Sikap

gotong royong adalah bekerja bersama-sama dalam

menyelesaikan 10 pekerjaan dan secara bersama-sama

menikmati hasil pekerjaan tersebut secara adil. Serta

suatu usaha atau pekerjaan yang dilakukan tanpa pamrih

dan secara sukarela oleh semua komponen masyarakat

menurut batas kemampuannya masing-masing.

21
3. Faktor penghambat integrasi nasional

Faktor penghambat sendiri merupakan suatu penghalang

untuk melakukan tindakan secara individu maupun kelompok.

Beberapa faktor penghambat terwujudnya integrasi nasional

diantaranya:

a. Kurangnya penghargaan terhadap kemajemukan

Indonesia adalah negara yang memiliki jumlah

suku dan kebudayaan terbanyak di dunia. Namun

sayangnya, ada beberapa pandangan masyarakat

terhadap pemerintah tentang keberagaman ini. Ada

beberapa kemajemukan yang terdapat di dalam

masyarakat yang kurang diperhatikan oleh pemerintah

terutama yang berkaitan dengan kebudayaan setempat.

Kurangnya penghargaan terhadap kemajemukan yang

dilakukan oleh pemerintah maupun masyarakat

Indonesia sendiri membuat kemajemukan itu terkikis

secara perlahan-lahan.

b. Kurangnya toleransi antar sesama golongan.

22
Kurangnya toleransi terhadap keberagaman dan

kemajemukan yang ada di masyakat menjadi salah satu

penyebab konflik sosial. Dampak akibat konflik sosial

yang terjadi di dalam masyarakat terutama dalam hal

yang berkaitan dengan toleransi akan mengurangi rasa

persatuan dan kesatuan bangsa. Selain itu, kurangnya

toleransi terhadap perbedaan yang terjadi secara terus-

menerus akan membuat sebuah bangsa hancur akan

sendirinya sehingga integrasi nasional tidak akan pernah

terwujud.

c. Kurangnya kesadaran di dalam diri masing-masing

rakyat Indonesia

Kurangnya kesadaran diri dalam diri masyarakat

untuk menjaga persatuan dan kesatuan juga menjadi

salah satu faktor yang mengambat terwujudnya integrasi

nasional. Di era globalisasi, masyarakat menjadi lebih

individualistis dan cenderung tidak memperdulikan

23
kondisi dan situasi yang ada di sekitarnya. Jika tidak

dicegah, rasa kesadaran diri yang berkurang sebagai

dampak globalisasi akan makin mempersulit

terwujudnya integrasi nasional. Oleh karena itu,

diperlukan kiat-kiat untuk membangun karakter bangsa

di era globalisasi untuk meningkatkan kesadaran diri

masyarakat untuk mewujudkan rasa persatuan dan

kesatuan demi terwujudnya integrasi nasional bangsa.

d. Adanya sikap ketidakpuasan terhadap ketimpangan

dan ketidakmerataan pembangunan

Dengan diberlakukannya otonomi daerah, maka

sebagian wewenang dan tanggungjawab pemerintah

pusat telah dilimpahkan kepada pemerintah daerah.

Dengan begitu akan semakin nampak ketimpangan baik

sosial maupun ekonomi antar daerah. Untuk

menyeimbangkan ketimpangan tersebut diperlukan

kesadaran diri akan rasa keadilan sosial yang merata di

berbagai daerah di Indonesia.

24
(https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_di

r/6bfed1ab6721a7e36e217799d6017460.pdf)

2.4. Tantangan Dalam Menjaga Keutuhan NKRI

Fenomena global masih mengetengahkan penguatan nilai-nilai

universal yakni demokrasi dan hak asasi manusia. Bersamaan dengan itu

isu lingkungan hidup dan dampak pemanasan global memunculkan

persoalan serius yang memerlukan respons secara internasional.

Pemanasan global telah berdampak terhadap perubahan musim yang

tidak menentu yang mengancam kehidupan manusia dalam bentuk

ancaman kelaparan, wabah penyakit dan bencana alam yang berpotensi

mengganggu stabilitas ekonomi dan keamanan. Peta keamanan global

menempatkan terorisme menjadi ancaman global. Penggunaan kekuatan

militer oleh suatu negara ke wilayah negara lain mengancam kedaulatan

dan kehormatan suatu negara berdaulat. Masalah perbatasan juga

merupakan sumber utama potensi konflik antarnegara di kawasan Asia

Pasifik, termasuk Asia Tenggara.

25
Tantangan di lingkungan internal Indonesia adalah mengawal

NKRI agar tetap utuh dan bersatu. Di sisi lain, ancaman terhadap

kedaulatan masih berpotensi terutama yang berbentuk konflik perbatasan,

pelanggaran wilayah, gangguan keamanan maritim dan dirgantara,

gangguan keamanan di wilayah perbatasan berupa pelintas batas secara

illegal, kegiatan penyelundupan senjata dan bahan peledak, masalah

separatisme, pengawasan pulau-pulau kecil terluar, ancaman terorisme

dalam negeri dan sebagainya.

Berdasarkan tantangan tersebut di atas, maka visi terwujudnya

pertahanan negara yang tangguh dengan misi menjaga kedaulatan dan

keutuhan wilayah NKRI serta keselamatan bangsa harus terwujud. Pada

dasarnya perumusan kebijakan umum pertahanan negara dilaksanakan

Menteri Pertahanan Negara, sedangkan proses penetapannya

dilaksanakan di tingkat Dewan Keamanan Nasional selaku Penasehat

Presiden RI.

Tujuan nasional merupakan kepentingan nasional yang abadi dan

menjadi acuan dalam merumuskan tujuan pertahanan negara, yang

ditempuh dengan tiga strata pendekatan. Pertama, strata mutlak,

26
dilakukan dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara

dan keselamatan bangsa Indonesia. Kedua, strata penting, dilakukan

dalam menjaga kehidupan demokrasi politik dan ekonomi, keharmonisan

hubungan antar suku, agama, ras dan golongan (SARA), penghormatan

hak asasi manusia dan pembangunan yang berwawasan lingkungan hidup

dan ketiga, strata pendukung, dilakukan dalam upaya turut memelihara

ketertiban dunia.

Untuk mencapai tujuan pertahanan negara tersebut, salah satunya

diperlukan input sumber daya yang bagus dan optimal. Masyarakat

menuntut TNI untuk menjaga dan memelihara stabilitas keamanan

nasional, tetapi input masyarakat secara intelektual, moral dan mental

lemah akan sangat kesulitan mewujudkannya.

(https://bsd.pendidikan.id/data/2013/kelas_10sma/siswa/Kelas_10_SMA_Pendidikan

_Pancasila_&_Kewarganegaraan_Siswa_2016.pdf)

2.5. Peran serta Warga Negara Dalam Menjaga Persatuan

Dan Kesatuan Bangsa

1. Kesadaran Warga Negara

27
Kesadaran adalah sikap mawas diri sehingga dapat

membedakan baik atau buruk, benar atau salah, layak atau tidak

layak, patut atau tidak patut dalam berkata dan berperilaku.

Kesadaran warga negara Indonesia saat ini masih perlu pembenahan.

Salah satunya kesadaran dalam bela negara. Memang negara

Indonesia tidak sedang dalam kondisi perang, tetapi kesadaran untuk

bela negara harus tetap ada dalam bentuk lain demi kemajuan bangsa.

2. Pengertian Bela Negara

UUD NRI Tahun 1945 Pasal 27 Ayat 3 mengamanatkan

bahwa “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya

pembelaan Negara”. Namun, sebelum membahas lebih jauh

mengenai bela negara, sebaiknya kalian memahami terlebih dahulu

pengertian bela negara. Menurut penjelasan Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2002 Pasal 9 Ayat 1 tentang

Pertahanan Negara, upaya bela negara adalah sikap dan perilaku

warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara

Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan

UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,

28
dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara. Bukan

hanya sebagai kewajiban dasar manusia, tetapi juga merupakan

kehormatan warga negara sebagai wujud pengabdian dan kerelaan

berkorban kepada bangsa dan negara.

Bela Negara yang dilakukan oleh warga negara merupakan hak

dan kewajiban membela serta mempertahankan kemerdekaan dan

kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap

bangsa dari segala ancaman. Pembelaan yang diwujudkan dengan

keikutsertaan dalam upaya pertahanan negara merupakan tanggung

jawab dan kehormatan setiap warga negara. Oleh karena itu, warga

negara mempunyai kewajiban untuk ikut serta dalam pembelaan

negara, kecuali ditentukan lain dengan undang undang.

Dengan demikian, terkandung pengertian bahwa upaya

pertahanan negara harus didasarkan pada kesadaran akan hak dan

kewajiban warga negara, serta keyakinan pada kekuatan sendiri. Hal

ini juga tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara pada Pasal 1 Ayat 1,

yaitu “Pertahanan keamanan negara adalah segala usaha untuk

29
mempertahankan negara, keutuhan wilayah NKRI, dan keselamatan

bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan

negara”

Bangsa Indonesia mencintai perdamaian, tetapi lebih mencintai

kemerdekaan dan kedaulatan. Alinea pertama Pembukaan

UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

menyatakan, “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak

segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia

harus dihapuskan. Karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan

perikeadilan”. Penyelesaian pertikaian atau konflik antarbangsa pun

harus diselesaikan melalui cara-cara damai. Bagi bangsa Indonesia,

perang harus dihindari. Perang merupakan jalan terakhir dan

dilakukan jika semua usaha dan penyelesaian secara damai tidak

berhasil. Indonesia menentang segala bentuk penjajahan dan

menganut politik bebas aktif. Prinsip ini merupakan pelaksanaan dari

bunyi alinea pertama Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945.

30
Sebagai warga negara yang baik sudah sepantasnya bila kita

turut serta dalam bela negara dengan mewaspadai dan mengatasi

berbagai macam ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan

(ATHG) terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, seperti para

pahlawan yang rela berkorban demi kedaulatan dan kesatuan.

Ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan tersebut dapat datang

dari luar negeri bahkan dari dalam negeri sekalipun. Adapun,

pengertian sederhana dari arti ancaman, tantangan, hambatan, dan

gangguan adalah sebagai berikut.

1. Ancaman adalah usaha yang bersifat mengubah atau

merombak kebijaksanaan yang dilakukan secara konsepsional

melalui tindak kriminal dan politis. Ancaman militer adalah

ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata yang

terorganisasi yang dinilai mempunyai kemampuan yang

membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara,

dan keselamatan segenap bangsa. Ancaman militer dapat

berasal dari luar negeri maupun dari dalam negeri. Beberapa

31
macam ancaman dan gangguan pertahanan dan keamanan

negara.

a) Dari luar negeri

1) Agresi

2) Pelanggaran wilayah oleh negara lain

3) Spionase (mata-mata)

4) Sabotase

5) Aksi terror dari jaringan internasional

b) Dari dalam negeri

1) Pemberontakan bersenjata

2) Konflik horizontal

3) Aksi terror

4) Sabotase

5) Aksi kekerasan yang berbau SARA

6) Gerakan separatis (upaya

pemisahan diri untuk membuat

negara baru)

32
7) Pengrusakan lingkungan

Adapun, ancaman nonmiliter adalah ancaman yang tidak

menggunakan senjata, tetapi jika dibiarkan akan

membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara,

dan keselamatan segenap bangsa.

2. Tantangan adalah hal atau usaha yang bertujuan untuk

menggugah kemampuan.

3. Hambatan adalah usaha yang berasal dari diri sendiri

yang bersifat atau bertujuan untuk melemahkan atau

menghalangi secara tidak konsepsional.

4. Gangguan adalah hal atau usaha yang berasal dari

luar yang bersifat atau bertujuan melemahkan atau

menghalangi secara tidak konsepsional (tidak terarah).

3. Dasar Hukum Bela Negara

Ada beberapa dasar hukum dan peraturan tentang wajib

bela negara.

33
1 Tap MPR No.VI Tahun 1973 tentang konsep

Wawasan Nusantara dan Keamanan Nasional

2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

29 tahun 1954 tentang Pokok-Pokok Perlawanan

Rakyat.

3 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Hankam Negara

RI, diubah oleh Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 1 Tahun 1988.

4 Tap MPR No.VI Tahun 2000 tentang

Pemisahan TNI dengan POLRI.

5 Tap MPR No.VII Tahun 2000 tentang Peranan

TNI dan POLRI.

6 Amandemen Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 30 Ayat (1) dan

(2) menyatakan “bahwa tiap warga negara berhak dan

wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan

negara yang dilaksanakan melalui sistem pertahanan

34
dan keamanan rakyat semesta oleh TNI dan kepolisian

sebagai komponen utama, dan rakyat sebagai kekuatan

pendukung”. Ada pula pada Pasal 27 Ayat (3): “Setiap

warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya

pembelaaan negara”.

7 . Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3

Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, Ayat 1:

“Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam

upaya bela negara yang diwujudkan dalam

Penyelenggaraan Pertahanan Negara”; Ayat 2:

“Keikutsertaan warga negara dalam upaya bela negara

dimaksud Ayat 1 diselenggarakan melalui kegiatan-

kegiatan sebagai berikut.

i. Pendidikan Kewarganegaraan,

ii. Pelatihan dasar kemiliteran,

iii. Pengabdian sebagai prajurit TNI secara

sukarela atau wajib, dan

iv. Pengabdian sesuai dengan profesi.

35
4. Kesediaan Warga Negara Untuk Melakukan Bela Negara

Segala usaha yang dilakukan untuk membela negara,

mempertahankan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara,

dan keselamatan bangsa merupakan hak dan kewajiban setiap

warga negara. Semua usaha tersebut dapat dilakukan di segala

bidang, seperti dilakukan oleh para pemain atlet nasional yang

melaksanakan kewajiban membela negara dalam bidang

olahraga.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3

tahun 2002 tentang Pertahanan Negara Pasal 9 Ayat 2,

ditegaskan berbagai bentuk usaha pembelaan negara.

1 Pendidikan Kewarganegaraan

Berdasarkan Pasal 37 Ayat 1 dan 2 Undang-

Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003

tentang Sisdiknas, dijelaskan bahwa Pendidikan

Kewarganegaraan merupakan pelajaran wajib yang

diajarkan di tingkat pendidikan dasar, menengah, dan

tingkat pendidikan tinggi. Pendidikan kewarganegaraan

36
dapat memupuk jiwa patriotik, rasa cinta tanah air,

semangat kebangsaan, kesetiakawanan sosial,

kesadaran akan sejarah perjuangan bangsa Indonesia,

dan sikap menghargai jasa para pahlawan. Pendidikan

kewarganegaraan dapat memberikan pemahaman,

analisis, dan menjawab masalah yang dihadapi oleh

masyarakat, bangsa, dan negara secara

berkesinambungan dan konsisten dengan cita-cita dan

sejarah nasional.

2 Pelatihan dasar kemiliteran

Selain TNI, salah satu komponen warga negara

yang mendapat pelatihan dasar militer adalah siswa

sekolah menengah dan unsur mahasiswa. Unsur

mahasiswa tersusun dalam organisasi Resimen

Mahasiswa (Menwa). Setelah memasuki resimen

tersebut, mahasiswa harus mengikuti latihan dasar

kemiliteran. Adapun, siswa sekolah menengah dapat

mengikuti organisasi yang menerapkan dasar-dasar

37
kemiliteran, seperti Pramuka, Patroli Keamanan

Sekolah (PKS), Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra),

Palang Merah Remaja (PMR), dan organisasi sejenis

lainnya.

3 Pengabdian Sebagai Tentara Nasional

Indonesia

Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 Pasal 30 Ayat 2 disebutkan

bahwa TNI dan Polri merupakan unsur utama dalam

usaha pertahanan dan keamanan rakyat. Prajurit TNI

dan Polri merupakan pelaksanaan dan kekuatan utama

dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Setiap

warga negara berhak untuk mengabdi sebagai prajurit

TNI dan Polri melalui syarat-syarat tertentu.

4 Pengabdian Sesuai Dengan Keahlian Atau

Profesi

Upaya bela negara tidak hanya melalui cara-cara

militer saja tetapi banyak usaha bela negara dapat

38
dilakukan tanpa cara militer. Misalnya, sebagai atlet

nasional dapat mengharumkan nama bangsa dengan

meraih medali emas dalam pertandingan olahraga.

Selain itu, siswa yang ikut Olimpiade Fisika,

Matematika atau Kimia di luar negeri dan mendapatkan

penghargaan merupakan prestasi yang menunjukkan

upaya bela negara. Pengabdian sesuai dengan profesi

adalah pengabdian warga negara untuk kepentingan

pertahanan negara termasuk dalam menanggulangi dan

memperkecil akibat yang ditimbulkan oleh perang,

bencana alam, atau bencana lainnya.

Upaya bela negara merupakan sikap dan

perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaan

kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia

berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Bela negara

bukan lagi hanya sebagai kewajiban dasar tetapi

merupakan kehormatan bagi setiap warga negara yang

39
harus dilaksanakan dengan penuh kesadaran, tanggung

jawab, dan rela berkorban.

(https://bsd.pendidikan.id/data/2013/kelas_10sma/siswa/Kelas_1

0_SMA_Pendidikan_Pancasila_&_Kewarganegaraan_Siswa_20

16.pdf)

40
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas, Integrasi Nasional

sangat penting bagi Indonesia itu tersendiri. Karena

mencerminkan proses persatuan orang-orang dari berbagai

wilayah yang berbeda, atau memiliki berbagai perbedaan baik

etnisitas, sosial budaya, atau latar belakang ekonomi, menjadi satu

bangsa (nation) terutama karena pengalaman sejarah dan politik

yang relatif sama yang sangat berhubungan dengan Bhinneka

Tunggal Ika yang artinya “Berbeda-beda tetapi tetap satu”. Oleh

karena itu, Marilah kita semua ikut menjaga serta

mempertahankan Intergrasi Nasional dan Bhinneka Tunggal Ika

segenap hati dan mengimplementasikannya dalam kehidupan

sehari-hari.

3.2. Saran
Jika terdapat saran untuk makalah ini kedepannya,

untuk menghindari kesalahpahaman ataupun perbedaan


pendapat, diperlukan penanaman nilai-nilai dasar yang dapat

mengikatkan rasa persatuan dan kesatuan bangsa, seperti toleransi,

kekeluargaan, musyawarah mufakat, gotong royong, jaminan dan

perlindungan hak asasi manusia, maupun nilai nilai pentingnya

mengerti dan dapat berpartisipasi dalamnya

41
DAFTAR PUSTAKA

Diniari, E. B. (2017, Desember 22). Pengertian Intergrasi Nasional

Dalam Konteks Bahasa Indonesia. Retrieved from Ruang Guru

https://blog.ruangguru.com/pengertian-integrasi-nasional-dalam-

konteks-indonesia. Diakses pada 28 Januari 2020 pada 19.27

WITA

Lubis, Y., & Sodeli, M. (2017). Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan,

Balitbang, Kemendikbud. Dikutip pada 28 Januari 2020 pada

19.38 WITA

Nurwardani, P., Saksama, H. Y., Winataputra, U. S., Budimansyah, D.,

Sapriya, Winarmo, . . . Festanto, A. (2016). Pendidikan

Kewarnegaraan untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Direktorat

Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenristekdikti.

Dikutip pada 30 Januari 2020 pada 15.45 WITA


Putri, A. A. (2013, Agustus 13). History Ilmu Pengetahuan. Retrieved

from Blogspot:

http://historyilmupengetahuan.blogspot.com/2018/08/materi-

kebhinekaan-bangsa-indonesia.html. Diakses pada 30 Januari 2020

pada 20.57 WITA

Rustam, P. (2019, April 24). Kebhinekaan Bangsa Indonesia. Retrieved

from GreatEdu: https://greatedu.co.id/greatpedia/kebhinekaan-

bangsa-indonesia. Diakses pada 28 Januari 2020 pada 28 Januari

2020 pada 19.10 WITA

Sastawa, P. A. (2017). Simdos. Retrieved from

https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/6bfed1ab

6721a7e36e217799d6017460.pdf. Diakses pada 30 Januari 2020

pada 18.53 WITA

Tolib, & Nuryadi. (2016). Pendidikan Pancasila Dan Kewarnegaraan.

Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud.

Dikutip pada 30 Januari 2020 pada 16.15 WITA


LAMPIRAN

Gambar 1: Gerakan Aceh Merdeka atau GAM, jika tidak dikendalikan

secara serius, dapat mengancam keutuhan bangsa Indonesia

Sumber : https://blog.ruangguru.com/pengertian-integrasi-nasional-dalam-

konteks-indonesia
Gambar 2: Keragaman yang ada membutuhkan integrasi

Sumber : https://luk.staff.ugm.ac.id/atur/mkwu/9-PendidikanKewarganegaraan.pdf

Gambar 3: Pakistan dan India, dua bangsa serumpun yang terpisah

karena tidak mampu berintergasi.

Sumber : https://luk.staff.ugm.ac.id/atur/mkwu/9-PendidikanKewarganegaraan.pdf
Gambar 4: Perbedaan pendapat diperbolehkan dan merupakan hak setiap orang.

Namun, perbedaan tersebut jangan sampai menghancurkan sendi-sendi

persaudaraan antaranak bangsa. Jika terjadi perselisihan dan bentrokan

kita semua yang akan rugi.

Sumber : Buku Pendidikan Kewarnegaraan Kelas 10

Anda mungkin juga menyukai