Anda di halaman 1dari 27

TUGAS MAKALAH

“ PERSATUAN DAN KEBERAGAMAN MASYARAKAT INDONESIA ”


ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Disusun Oleh:
Dea
Kelas IX. C

SMP NEGERI 4 SABBANG

Jl. Reformasi Dusun Durian Kunyi, Desa Buntu Torpedo Kecamatan Sabbang Kabupaten
Luwu Utara, Sulawesi Selatan

1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................ 1


DAFTAR ISI ........................................................................... 2
KATA PENGANTAR .............................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN ......................................................... 4
1.1. Latar Belakang ................................................................ 5
1.2. Rumusan Masalah........................................................... 6
1.3. Tujuan ............................................................................. 7
BAB II PEMBAHASAN ............................................................
2.1. Keberagaman Masyarakat Indonesia dalam
Bingkai Bhinneka Tunggal Ika .................................. 8
2.1.1. Makna Bhinneka Tunggal Ika ........................... 8
2.1.2. Keberagaman masyarakat Indonesia dalam
bingkai Bhinneka Tunggal Ika......................... 11
2.1.3. Makna Persatuan dalam Kebangsaan ............ 13
2.1.4. Prinsip Persatuan dalam Keberagaman
Suku, Agama, Ras dan Antargolongan........... 14
2.1.5. Permasalahan yang Muncul dalam Keberagaman
Suku, Agama, Ras dan Antar golongan.......... 16
2.2. Permasalahan yang Muncul dalam Keberagaman
Suku, Agama, Ras dan Antargolongan .................. 17
2.2.1. Bendera Kebangsaan Indonesia

Sang Dwi Warna Merah Putih ..................... 18

2.2.2. Garuda Pancasila sebagai Lambang

Negara Republik Indonesia ........................ 19

2.2.3. Lagu Kebangsaan Indonesia Raya ............ 19

2.2.4. Prinsip Persatuan dalam Keberagaman

Suku, Agama, Ras dan Antargolongan ...... 20

2
2.2.5. Upaya Pencegahan Konflik yang Bersifat SARA

2.2.6. Falsafah Huma Betang............................... 21

BAB III PENUTUP ........................................................ 26

3.1. Kesimpulan ........................................................ 26

3.1. Saran ................................................................. 26

DAFTAR PUSTAKA

3
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah hirobbil ‘aalamiin, segala puji bagi Allah SWT Tuhan


semesta alam atas segala karunia nikmat-Nya sehingga penulis dapat
menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya. Makalah yang berjudul
“Persatuan dan keberagaman msayarakat Indonesia’’ disusun untuk
memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.

Makalah ini berisi tentang bagaimana peran organisasi


kemasyarakatan dalam menjaga keberagaman etnis dan agama.
Dalam penyusunannya penulis mengambil dari berbagai sumber,
seperti jurnal dan media elektronik. Oleh karena itu penulis
mengucapkan banyak terima kasih untuk menyelesaikan makalah ini.

Meski telah disusun secara maksimal oleh penulis, akan tetapi


penulis sebagai manusia biasa sangat menyadari bahwa makalah ini
sangat banyak kekurangannya dan masih jauh dari kata sempurna.
Karenanya penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca. Besar harapan penulis makalah ini
dapat menjadi inspirasi atau sarana pembelajaran dan referensi bagi
orang untuk menyelesaikan tugas.

Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga para


pembaca dapat mengambil manfaat dan pelajaran dari makalah ini

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keragaman budaya atau “cultural diversity” adalah keniscayaan yang


ada di bumi Indonesia sebagai Negara yang memiliki banyak pulau.
Keragaman budaya di Indonesia adalah sesuatu yang tidak dapat di
pungkiri keberagamanya. Dalam konteks pemahaman masyarakat
majemuk selain kebudayaan kelompok sukubangsa, masyarakat
Indonesia juga terdiri dari berbagai kebudyaan daerah bersifat
kewilayahan yang merupakan pertemuan dari berbagai kebudayaan
kelompok suku bangsa yang ada di daerah tersebut. Dengan jumlah
penduduk 200juta orang dimana mereka tinggal tersebar di berbagai
pulau di Indonesia. Mereka juga mendiami wilayah dengan kondisi
geografis di Indonesia yang bervariasi. Mulai dari pergunungan, tepian
hutan, pesisir, dataran rendah, dataran tingggi, perdesaan, hingga
perkotaan. Hal ini yang berkaitan dengan tingkat beradaban kelompok-
kelompok suku bangsa dan masyarakat di Indonesia. Pertemuan-
pertemuan dengan kebudayaan luar juga mempengaruhi proses asimilasi
kebudayaan yang ada di Indonesia sehingga menanmbah ragamnya jenis
kebudayaan di Indonesia.

Negara Indonesia adalah negara yang memiliki keberagaman


suku,agama ras dan adat istiadat yang berakam. Dengan meragamnya
masyarakat Indonesia tentu saja akan terjadi konplik. Namun bangsa
Indonesia dan pimimpin Indonesia berusaha meredakan konplik dengan
menenamkan idiologi pancasiala. Masyarakat Indonesia sangat beraneka
ragam. Keanekaragaman tersebut tentunya perlu dipupuk serta dipelihara
sehingga dapat semakin memperkaya budaya bangsa dan juga
memperkokoh rasa persatuan dan kesatuan bangsa. Aku Cinta Indonesia.
Kalimat atau slogan tersebut tentunya jangan hanya sebatas menjadi

5
seremonial saja melainkan harus dibuktikan dalam kehiduapn kita sehari-
hari. Sebagai warga negara yang baik, tentunya kita tidak perlu mencari
alasan-alasan mengapa harus mencintai dan menjunjung tinggi harkat
dan martabat Indonesia, sebab hal tersebut sudah menjadi kewajiban kita
semua sebagai warga negara Indonesia.

perkumpulan dari berbagai golongan atau komponen yang membentuk


menjadi satu. Sedangkan kesatuan merupakan hasil dari perkumpulan
tersebut yang telah menjadi satu dan utuh. Jadi, Kesatuan bangsa
Indonesia , berarti keadaan yang merupakan satu keutuhan sebagai
bangsa Indonesia. Sedangkan kesatuan bertanah air , merupakan satu
keutuhan di dalam wilayah yang dihuni secara turun temurun oleh bangsa
Indonesia.

Persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia telah tumbuh dan terbentuk


dalam nilai - nilai budaya masyarakat Indonesia. Jauh sebalum
kemerdekaan, persatuan bagi bangsa Indonesia memiliki makna yang
sangat mendalam sepanjang sejarah perjuangan bangsa sebab berkat
dari persatuan dan kesatuan tersebut, bangsa Indonesia berhasil
mengusir penjajah, mendirikan negara atas kehendak bangsa sendiri,
berjuang mempertahankan kemerdekaan, dan mengisi kemerdekaan
dengan upaya-upaya pembangunan nasional. Meski rakyat indonesia
memiliki keberagaman suku, ras, agama, budaya dan adatistiadat, namun
tetap merupakan keluarga besar bangsa indonesia yang berada dibawah
naungan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merumuskan


masalah sebagai berikut :

1. Apakah pengertian kebudayaan?

2. Apa saja unsur-unsur kebudayaan?

6
3. Apakah faktor penyebab keberagaman budaya?

1.3 Tujuan

Dalam pembahasan penelitian ini diidentifikasikan bebera


pamasalahan diatas adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui dan lebih memahami pengertian kebudayaan.

2. Untuk mengetahui dan lebih memahami unsur-unsur kebudayaan.

3. Untuk mengetahui dan lebih memahami faktor penyebab


keberagaman budaya.

7
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Keberagaman Masyarakat indonesia dalam Bingkai Bhinneka Tunggal


Ika

2.1.1 Makna Bhinneka Tunggal Ika

Berdasarkan Bahasa Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika adalah moto


atau semboyan Indonesia. Frasa ini berasal dari bahasa Jawa Kuna dan
seringkali diterjemahkan dengan kalimat “Berbeda-beda tetapi tetap satu”.
Jika diterjemahkan per patah kata, kata bhinneka berarti "beraneka
ragam" atau berbeda-beda. Kata neka dalam bahasa Sanskerta berarti
"macam" dan menjadi pembentuk kata "aneka" dalam Bahasa Indonesia.
Kata tunggal berarti "satu". Kataika berarti "itu". Secara harfiah Bhinneka
Tunggal Ika diterjemahkan "Beraneka Satu Itu", yang bermakna meskipun
berbeda-beda tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap adalah satu
kesatuan. Semboyan ini digunakan untuk menggambarkan persatuan dan
kesatuan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri
atas beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama
dan kepercayaan.

Bhinneka Tunggal Ika terdapat dalam Garuda Pancasila sebagai


Lambang Negara Republik Indonesia. Lambang negara
Indonesia adalah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal
Ika Lambang negara Indonesia berbentuk burung Garuda yang
kepalanya menoleh ke sebelah kanan (dari sudut pandang Garuda),
perisai berbentuk menyerupai jantung yang digantung dengan rantai pada
leher Garuda, dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang berarti
“Berbeda-beda tetapi tetap satu” ditulis di atas pita yang dicengkeram oleh
Garuda. Lambang ini dirancang oleh Sultan Hamid II dari Pontianak, yang
kemudian disempurnakan oleh Presiden Soekarno dan diresmikan
pemakaiannya sebagai lambang negara pertama kali pada Sidang
Kabinet Republik Indonesia Serikat tanggal 11 Februari 1950.

8
Penggunaan lambang negara diatur dalam UUD 1945 pasal 36A dan UU
No 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta
Lagu Kebangsaan. (LN 2009 Nomor 109, TLN 5035). Sebelumnya
lambang negara diatur dalam Konstitusi RIS, UUD Sementara 1950,
dan Peraturan Pemerintah No. 43/1958

Pasal 36 A, yaitu Lambang Negara Ialah Garuda Pancasila dengan


semboyan Bhinneka Tunggal Ika dan Pasal 36 B: Lagu Kebangsaaan
ialah Indonesia Raya. Menurut risalah sidang MPR tahun 2000, bahwa
masuknya ketentuan mengenai lambang negara dan lagu kebangsaan
kedalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 yang
melengkapi pengaturan mengenai bendera negara dan bahasa negara
yang telah ada sebelumnya merupakan ikhtiar untuk memperkukuh
kedudukan dan makna atribut kenegaraan ditengah kehidupan global dan
hubungan internasional yang terus berubah.Dengan kata lain, kendatipun
atribut itu tampaknya simbolis, hal tersebut tetap penting, karena
menunjukkan identitas dan kedaulatan suatu negara dalam pergaulan
internasional. Atribut kenegaraan itu menjadi simbol pemersatu seluruh
bangsa Indonesia ditengah perubahan dunia yang tidak jarang berpotensi
mengancam keutuhan dan kebersamaan sebuah negara dan bangsa tak
terkecuali bangsa dan negara Indonesia.

Kalimat Bhinneka Tunggal Ika terdapat dalam buku Sutasoma,


karangan Mpu Tantular pada masa kerajaan Majapahit sekitar abad ke-
14. Dalam buku Sutasoma (Purudasanta), pengertian Bhinneka Tunggal
Ika lebih ditekankan pada perbedaan bidang kepercayaan juga
keanekaragam agama dan kepercayaan di kalangan masyarakat
Majapahit Secara harfiah pengertian Bhinneka Tunggal Ika adalah
Berbeda-beda tetapi Satu Itu. Adapun makna Bhinneka Tunggal Ika
adalah meskipun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia
tetap adalah satu kesatuan. Semboyan ini digunakan untuk
menggambarkan persatuan dan kesatuan Bangsa dan Negara Kesatuan

9
Republik Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa
daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan Kata Bhineka Tunggal
Ika dapat pula dimakna bahwa meskipun bangsa dan negara Indonesia
terdiri atas beraneka ragam suku bangsa yang memiliki kebudayaan dan
adat-istiadat yang bermacam-macam serta beraneka ragam kepulauan
wilayah negara Indonesia namun keseluruhannya itu merupakan suatu
persatuan yaitu bangsa dan negara Indonesia. Keanekaragaman tersebut
bukanlah merupakan perbedaan yang bertentangan namun justru
keanekaragaman itu bersatu dalam satu sintesa yang pada gilirannya
justru memperkaya sifat dan makna persatuan bangsa dan negara
Indonesia.

Bagi bangsa Indonesia semboyan Bhineka Tunggal Ika merupakan


dasar untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan Indonesia. Perwujudan
semboyan Bhineka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari dilakukan
dengan cara hidup saling menghargai antara masyarakat yang satu
dengan yang lainnya tanpa memandang suku bangsa,agama,bahasa,adat
istiadat, warna kulit dan lain-lain. Seperti di ketahui Indonesia merupakan
negara kepulauan yang terdiri dari beribu-ribu pulau dimana setiap daerah
memiliki adat istiadat,bahasa,aturan,kebiasaan dan lain-lain yang berbeda
antara yang satu dengan yang lainnya tanpa adanya kesadaran sikap
untuk menjaga Bhineka tunggal Ika pastinya akan terjadi berbagai
kekacauan di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan
semboyan Bhineka Tunggal Ika kita harus membuang jauh-jauh sikap
mementingkana dirinya sendiri atau daerahnya sendiri tanpa perduli
kepentngan bersama. Bila hal tersebut terjadi pastinya negara kita ini
akan terpecah belah.Oleh sebab itu marilah kita jaga bhineka tunggal ika
dengan sebaik-baiknya agar persatuan bangsa dan negara Indonesia
tetap terjaga.

10
2.1.2 Keberagaman masyarakat dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika

Indonesia merupakan negara kepulauan yang penuh dengan kekayaan


serta keragaman budaya, ras, suku bangsa, kepercayaan, agama, bahasa
daerah, dan masih banyak lainnya. Meskipun penuh dengan keragaman
budaya, Indonesia tetap satu sesuai dengan semboyan nya, Bhineka
Tunggal Ika yang artinya "meskipun berbeda-beda tetapi tetap satu jua".
Keragaman budaya turut serta didukung oleh wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang terpisah wilayah-wilayahnya oleh lautan.

Keberagaman bangsa Indonesia adalah suatu kondisi dalam


masyarakat yang terdapat banyak perbedaan dalam berbagai bidang.
Perbedaan seperti itu ada pada suku bangsa, agama, ras, serta budaya.
Keragaman yang ada di Indonesia adalah kekayaan dan keindahan
bangsa indonesia. Pemerintah harus bisa mendorong keberagaman
tersebut menjadi suatu kekuatan untuk bisa mewujudkan persatuan dan
kesatuan nasional menuju indonesia yang lebih baik.

Keberagaman bangsa Indonesia dapat dibentuk oleh banyaknya jumlah


suku bangsa yang tinggal di wilayah Indonesia dan tersebar di berbagai
pulau dan wilayah di penjuru indonesia. Setiap suku bangsa memiliki ciri
khas dan karakteristik sendiri pada aspek sosial dan budaya. Menurut
penelitian badan statistik Buat BPS, yang di lakukan tahun 2010, di
Indonesia terdapat 1.128 suku bangsa.

Keberagaman yang ada pada masyarakat, bisa saja menjadi tantangan


hal itu disebabkan karena orang yang mempunyai perbedaan pendapat
bisa lepas kendali. Munculnya perasaan kedaerahan serta kesukuan yang
berlebihan dan dibarengi tindakan yang dapat merusak persatuan, hal
tersebut dapat mengancam keutuhan NKRI. Karean itu adanya usaha
untuk dapat mewujudkan kerukunan bisa dilakukan dengan menggunakan
dialog dan kerjasama dengan prinsip kesetaraan, kebersamaan,
toleransidan juga saling menghormati satu sama lain.

11
Keberagaman masyarakat Indonesia disebabkan oleh beberapa hal, di
antaranya adalah sebagai berikut :

1. Kondisi negara kepulauan

2. Letak strategis wilayah Indonesia

3. Perbedaan kondisi alam

4. Penerimaan masyarakat terhadap perubahan

5. Keadaan transportasi dan kumunikasi

Dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika, keberagaman yang dimiliki


bangsa Indonesia harus dapat dimanfaatkan untuk Identitas bangsa di
mata internasional, sarana untuk memupuk sikap toleransi,
mengembangkan sikap nasionalisme, dan sebagai alat permersatu
bangsa.

a) Identitas bangsa di mata internasional

Dengan kemajemukan budaya yang ada bisa menjadi identitas diri


suatu bangsa. Kita tahu bahwa bangsa australia adalah bangsa aborogin,
hal itu merupakan salah satu identitas negara australian di mata dunia.
Kita tahu bahwa alat musik gitar akustik adalah ciri musik latin dari
Amerika selatan. Itu pun bisa menjadi ciri khas suatu bangsa. Oleh sebab
itu, manfaat keberagaman budaya Indonesia ini membuat indonesia
memiliki banyak sekali artefak budaya yang bisa mengenalkan negara kita
kepada dunia internasional. Dengan keanekaragam budaya pula tentunya
melahirkan berbagai macam ide yang berguna bagi pembangunan bangsa
dan negara.

b) Memupuk sikap toleransi

Masih banyak lagi manfaat yang dapat kita rasakan dari keberagaman
budaya di Negara Kesatuan Republik Indonesia ini. Dengan adanya

12
multikulturalisme (ragam budaya), diharapkan mempertebal sikap toleransi
dan rasa tolong menolong serta nasionalisme kita.

c) Menumbuhkan sikap nasionalisme

Perbedaan budaya yang ada dapat menciptakan rasa cinta tanah air,
karena keanekaragam budaya merupakan suatu kekayaan yang dimiliki
suatu bangsa. Tidak hanya hasil tambang, komoditi ekspor yang
mempengaruhi pendapatan negara. Faktor budaya juga menjadi daya
tarik dan kekayaan yang bisa dimiliki suatu bangsa. Budaya mengajarkan
kita akan nilai-nilai leluhur bangsa yang memiliki keunikan dan
kegunaannya masing-masing. Ketika kita memandang bahwa
keanekaragaman budaya merupakan suatu kekayaan, maka dengan
sendirinya kita akan berusaha menjaga kekayaan kita tersebut. Sehingga
sikap memiliki dan menghargai kekayaan bangsa dapat muncul di dalam
diri kita.

d) Alat pemersatu bangsa

Dengan memiliki berbagai bahasa daerah, tidak menyebabkan bangsa


Indonesia terpecah belah tetapi justru menambah kekayaan
perbendaharaan bahasa. Karena keunikan ini merupakan kekayaan yang
mana tidak ada negara lain yang memiliki keanekaragaman budaya
layaknya Indonesia. Bhineka Tunggal Ika merupakan simbol pemersatu
bangsa dan sangat menarik di mata bagsa bangsa dunia.

2.1.3 Makna Persatuan dalam Kebangsaan

Persatuan berasal dari kata satu yang artinya tidak terpecah-belah atau
utuh. Persatuan dapat diartikan pula sebagai perkumpulan dari berbagai
komponen yang membentuk menjadi satu. Jadi arti persatuan yaitu
bersatunya bermacam-macam aneka ragam kebudayaan menjadi satu
yang utuh dan serasi. Lalu apa makna persatuan. Setidaknya Terdapat 3
makna penting di dalam persatuan dan kebangsaan, yaitu:

13
a).Rasa persatuan dan kesatuan menjalin rasa kebersamaan dansaling
melengkapi antara satu dengan yang lain.

B).Menjalin rasa kemanusiaan dan sikap saling toleransi serta rasa


harmonis untuk hidup berdampingan.

c).Menjalin rasa persahabatan, kekeluargaan, dan sikap tolong


menolong antar sesama, serta sikap nasionalisme.

Persatuan identik dengan dengan kesatuan. Tahukah kamu bahwa


bangsa Indonesia adalah Negara kesatuan yang terbentuk melalui rasa
persatua. Proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia merupakan awal
dibentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Negara Indonesia
yang diproklamasikan oleh para pendiri negara adalah negara kesatuan.
Pasal 1 ayat (1) UUD. Negara Republik Indonesia Tahun 1945
menyatakan, “Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk
republik”. Sila ketiga Pancasila menegaskan kembali bagaimana tekad
bangsa Indonesia mewujudkan persatuan.

Dengan demikian, makna persatuan dalam kebangsaan yang


sesungguhnya adalah adanya rasa persatuan bangsa dari seluruh rakyat
yang mendiami wilayah Indonesia sekalipun memiliki perbedaan suku,
agama, rasa dan golongan. Rasa persatuan tersebut telah mendorong
bangsa Indonesia untuk mencapai kehidupan yang bebas dan independen
dalam wadah negara yang merdeka dan berdaulat. Pertahanan
Keamanan Nasional menjadi kepentingan bersama seluruh bangsa yang
diatur oleh Negara.

2.1.4 Prinsip Persatuan dalam Keberagaman Suku, Agama, Ras dan


Antargolongan

Prinsip-prinsip persatuan dan kesatuan dari keberagaman


di Indonesia adalah sebagai berikut:

14
a) Prinsip Bhineka Tunggal Ika

Prinsip ini mengharuskan kita mengakui bahwa bangsa Indonesia


merupakan bangsa yang terdiri dari berbagai suku, bahasa, agama dan
adat kebiasaan yang majemuk. Hal ini mewajibkan kita bersatu sebagai
bangsa Indonesia.

b) Prinsip Nasionalisme Indonesia

Kita mencintai bangsa kita, tidak berarti bahwa kita mengagung-


agungkan bangsa kita sendiri. Nasionalisme Indonesia tidak berarti bahwa
kita merasa lebih unggul daripada bangsa lain. Kita tidak ingin
memaksakan kehendak kita kepada bangsa lain, sebab pandangan
semacam ini hanya mencelakakan kita. Selain tidak realistis, sikap seperti
itu juga bertentangan dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa dan
Kemanusiaan yang adil dan beradab.

c) Prinsip Kebebasan yang Bertanggungjawab

Manusia Indonesia adalah makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Ia


memiliki kebebasan dan tanggung jawab tertentu terhadap dirinya,
terhadap sesamanya dan dalam hubungannya dengan Tuhan Yang maha
Esa.

d) Prinsip Wawasan Nusantara

Dengan wawasan itu, kedudukan manusia Indonesia ditempatkan


dalam kerangka kesatuan politik, sosial, budaya, ekonomi, serta
pertahanan keamanan. Dengan wawasan itu manusia Indonesia merasa
satu, senasib sepenanggungan, sebangsa dan setanah air, serta
mempunyai satu tekad dalam mencapai cita-cita pembangunan nasional.

e) Prinsip Persatuan Pembangunan untuk Mewujudkan Cita cita


Reformasi

15
Dengan semangat persatuan Indonesia kita harus dapat mengisi
kemerdekaan serta melanjutkan pembangunan menuju masyarakat yang
adil dan makmur.

2.1.5 Permasalahan yang Muncul dalam Keberagaman Suku, Agama,


Ras dan Antar golongan

Adanya permasalahan merupakan salah satu esensi dari kehidupan


dan perkembangan manusia yang mempunyai karakteristik yang
beragam. Manusia memiliki perbedaan jenis kelamin, strata sosial dan
ekonomi, system hukum, bangsa, suku, agama, kepercayan, aliran politik,
serta budaya dan tujuan hidupnya. Dalam sejarah umat manusia,
perbedaan inilah yang selalu menimbulkan permasalahan. Selama masih
ada perbedaan tersebut, permasalahan tidak dapat dihindari dan selalu
terjadi. Permasalahan selalu terjadi di dunia dalam system sosial yang
bernama negara, bangsa, organisasi, perusahaan dan bahkan dalam
system sosial terkecil yang bernama keluarga dan pertemanan.
Permasalahan terjadi di masa lalu, sekarang dan pasti akan terjadi di
masa yang akan datang.

Beberapa contoh permasalahan yang muncul dalam keberagaman


suku, agama, ras dan antargolongan, antara lain:

a). Adanya tindakan kekerasan yang dilakukan sekelompok Ras atau


Agama tertentu kepada Ras atau agama yang lain.

b). Adanya penindasan dari kelompok yang kaya kepada kelompok


masyarakat yang miskin.

c). Adanya sikap yang merasa dirinya paling baik dan paling benar dari
pada orang lain.

d). Adanya sikap yang merendahkan orang lain, agama lain atau ras
yang berbeda.

16
e). Adanya sikap tidak mau bergaul dan berteman dengan orang lain
yang berbeda ras, agama dan golongan.

Salah satu upaya mengatasi permasalahan yang muncul dalam


keberagaman suku, agama, ras dan antargolongan adalah dengan
menumbuhkan rasa memiliki, rela berkorban dan cinta tanah air, serta
memahami dan menghayati berbagai lambang kedaulatan dan tanda
kehormatan bangsa sebagai simbol persatuan Indonesia. Perlu kamu
ketahui bahwa negara kita memiliki lambang-lambang kedaulatan dan
tanda kehormatan sebagai bangsa Indonesia.

2.2 Permasalahan yang Muncul dalam Keberagaman Suku, Agama, Ras


dan Antargolongan

Adanya permasalahan merupakan salah satu esensi dari kehidupan


dan perkembangan manusia yang mempunyai karakteristik yang
beragam. Manusia memiliki perbedaan jenis kelamin, strata sosial dan
ekonomi, system hukum, bangsa, suku, agama, kepercayan, aliran politik,
serta budaya dan tujuan hidupnya. Dalam sejarah umat manusia,
perbedaan inilah yang selalu menimbulkan permasalahan. Selama masih
ada perbedaan tersebut, permasalahan tidak dapat dihindari dan selalu
terjadi. Permasalahan selalu terjadi di dunia dalam system sosial yang
bernama negara, bangsa, organisasi, perusahaan dan bahkan dalam
system sosial terkecil yang bernama keluarga dan pertemanan.
Permasalahan terjadi di masa lalu, sekarang dan pasti akan terjadi di
masa yang akan datang.

Beberapa contoh permasalahan yang muncul dalam keberagaman


suku, agama, ras dan antargolongan, antara lain:

1. Adanya tindakan kekerasan yang dilakukan sekelompok Ras atau


Agama tertentu kepada Ras atau agama yang lain.

17
2. Adanya penindasan dari kelompok yang kaya kepada
kelompok
masyarakat yang miskin.

3. Adanya sikap yang merasa dirinya paling baik dan paling benar
dari pada orang lain.

4. Adanya sikap yang merendahkan orang lain, agama lain atau


ras yang berbeda.

5. Adanya sikap tidak mau bergaul dan berteman dengan orang


lain yang berbeda ras, agama dan golongan.

Salah satu upaya mengatasi permasalahan yang muncul dalam


keberagaman suku, agama, ras dan antargolongan adalah dengan
menumbuhkan rasa memiliki, rela berkorban dan cinta tanah air, serta
memahami dan menghayati berbagai lambang kedaulatan dan tanda
kehormatan bangsa sebagai simbol persatuan Indonesia. Perlu kamu
ketahui bahwa negara kita memiliki lambang-lambang kedaulatan dan
tanda kehormatan sebagai bangsa Indonesia.

Adapun lambang-lambang kedaulatan dan tanda kehormatan sebagai


bangsa Indonesia antara lain:

2.2.1 Bendera Kebangsaan Indonesia Sang Dwi Warna Merah Putih

Bendera kebangsaan merupakan penjelmaan dan cita-cita tinggi yang


tekandung dalam jiwa bangsa Indonesia. Pasal 35 UUD 1945 berbunyi,
“Bendera Negara Indonesia ialah Sang Merah Putih”. Sang Saka Merah
Putih merupakan lambang kedaulatan dan kehormatan bangsa dan
negara Indonesia. Sang Merah Putih yang dikibarkan pada hari
Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945
disebut bendera pusaka dan selanjutnya dikibarkan setiap hari
kemerdekaan tanggal 17 Agustus. Bendera Pusaka dijahit oleh Ibu
Fatmawati (ibu negara).

18
2.2.2 Garuda Pancasila sebagai Lambang Negara Republik Indonesia

Lambang negara kita adalah burung garuda. Burung tersebut


melambangkan kekuasaan dan kekuatan, setiap sayapnya terdiri atas 17
helai, ekornya terdiri dari 8 helai, bulu sisik di bawah perisai berjumlah 19
helai, dan di atas perisai 45 helai. Hal ini melambangkan hari Proklamasi
Kemerdekaan Negara Indonesia 17, bulan 8, dan tahun 1945. Perisai atau
tameng dikalungkan, di tengahnya terdapat garis yang melambangkan
garis Khatulistiwa serta lima ruangan yang memuat simbol-simbol dasar
negara Pancasila, antara lain sebagai berikut:

a) Nur (cahaya) berbentuk bintang bersudut lima melambangkan sila


Ketuhanan Yang Maha Esa.

b) Rantai bermata bulat dan persegi melambangkan sila Kemanusiaan


Yang Adil dan Beradab.

c) Pohon beringin melambangkan sila Persatuan Indonesia.

d) Kepala banteng melambangkan sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh


Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan.

e) Kipas dan padi melambangkan sila Keadilan Sosial bagi Seluruh


Rakyat Indonesia.

Garuda Pancasila mencengkeram pita yang bertuliskan Bhinneka


Tunggal Ika yang mengandung arti berbeda-beda tetapi satu jua. Bangsa
Indonesia yang beragam merupakan satu bangsa, satu negara dan satu
bahasa, yakni Indonesia.

2.2.3 Lagu Kebangsaan Indonesia Raya

Lagu Indonesia Raya merupakan gubahan Wage Rudolf Supratman.


Lagu ini diperdengarkan untuk pertama kali pada Kongres Pemuda II 28
Oktober 1928 yang menghasilkan Sumpah Pemuda di Jakarta. Setelah
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, lagu Indonesia

19
Raya dinyatakan sebagai lagu kebangsaan Indonesia. Pada masa
perjuangan, lagu Indonesia Raya dapat mengobarkan semangat
perjuangan melawan penjajah. Sekarang, lagu tersebut dikumandangkan
untuk memupuk persatuan dan kesatuan dalam mengisi kemerdekaan
dengan pembangunan nasional di segala bidang.

Lagu kebangsaan Indonesia Raya dinyanyikan pada waktu-waktu


tertentu, misalnya ketika mengormati kepala negara dan wakil kepala
negara, waktu mengiringi pengibaran dan penurunan Bendera
Kebangsaan Sang Merah Putih, upacara-upacara kenegaraan, dan
upacara yang bersifat nasional.

2.2.4 Kekayaan Alam dan Budaya

Kekayaan dan keadaan alam di Indonesia sukar dicari bandingannya.


Itulah yang menjadi salah satu pendorong yang menarik perhatian
bangsa-bangsa asing. Bumi Indonesia banyak mengandung bahan
tambang, seperti minyak bumi, gas, dan logam. Kesuburan tanahnya
ditunjang oleh dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Laut-
laut yang luas di Indonesia mengandung kekayaan laut, seperti ikan,
minyak bumi dan gas. Selain itu, hasil rempah-rempahnya terkenal di
seluruh dunia. Kekayaan alam yang demikian itu, menunggu pengolahan
yang baik dan mendatangkan kemakmuran bagi bangsa Indonesia.

Bangsa Indonesia adalah bangsa besar dan bangsa yang memiliki


kejayaan. Kebesaran dan kejayaan bangsa Indonesia ada sejak zaman
nenek moyang kita karena nenek moyang kita telah mampu
mengembangkan kebudayaan, misalnya dengan bercocok tanam
(bertani), membatik, serta mengembangkan karya-karya budaya lainnya.
Karya budaya dan peradaban yang mengagumkan dunia, antara lain
Candi Borobudur, Mendut, dan Prambanan yang dibangun pada masa
kerajaan Hindu di Indonesia. Sekarang peninggalan-peninggalan budaya

20
itu banyak menarik perhatian dunia luar, khususnya di bidang
kepariwisataan.

Dengan memiliki modal dasar tersebut, saat ini kita sedang giat-
giatnya membangun untuk menjadi bangsa dan negara yang mandiri.
Berbagai sektor pembangunan diarahkan pada kemampuan putra-putri
bangsa sendiri. Para tenaga asing secara terus menerus dikurangi dan
tidak menjadi andalan bangsa kita. Berikut yang merupakan bukti bahwa
kita menjadi tuan rumah di negara sendiri, yaitu :

a) Semakin banyaknya produk dalam negeri yang dapat dimanfaatkan


untuk kepentingan kita sendiri bahkan negara lain seperti semen,
industri tekstil, timah, dan logam.

b) Bidang iptek telah mampu memproduksi pesawat terbang, kapal


laut, mobil, dan telekomunikasi.

c) Bidang makanan, kita telah mampu mengolah makanan berkualitas


yang digunakan untuk kepentingan kita dan bangsa lain.

2.2.5 Upaya Pencegahan Konflik yang Bersifat SARA

Isu-isu SARA yang belakangan ini sangat marak terjadi dan bahkan
bisa menggoyahkan persatuan dan kesatuan Bangsa, maka dari itu kita
harus menyikapi nya secara bijak agar tidak terjadi perpecahan dalam
kesatuan dan persatuan Bangsa serta tidak akan merugikan orang lain.

Upaya pencegahan konflik yang bersifat SARA bukanlah hal yang


mudah. Banyak tantangan dan masalah yang harus dihadapi bersama.
Salah satu upaya pencegahan konflik yang bersifat SARA adalah dengan
menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Tugas ini merupakan
kewajiban seluruh rakyat Indonesia karena negara ini tidak hanya terdiri
atas satu golongan suku, ras, dan agama, tetapi banyak sekali golongan
yang ada di tanah air kita tercinta.

21
Dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika mari kita perkokoh
persatuan dan kesatuan banggsa.

Sebagai siswa, kalian memiliki tanggung jawab yang besar dalam


mencegah konflik yang bersifat SARA. Posisi kalian sebagai generasi
penerus menuntut perilaku yang mampu mendukung persatuan dan
kesatuan. Kalian harus mampu menunjukkan peran yang positif sebagai
pelajar yang memiliki tanggung jawab moral untuk kejayaan bangsa pada
masa depan. Bukan zamannya lagi siswa saling mengejak dan melakukan
tindakan-tindakan yang tidak terpuji apalagi melakukan tawuran. Kalian
harus bersungguh-sungguh memanfaatkan kesempatan untuk menempa
diri. Kalian adalah harapan akan masa depan Indonesia yang adil dan
makmur dalam bingkai persatuan dan kesatuan bangsa dan negara
Indonesia.

Beberapa contoh sikap untuk mencegah dan mengatasi konflik SARA:

a).Menanamkan sikap cinta kasih. Dengan memiliki sikap mengasihi,


manusia memutuskan segala tindakannya sesuai yang benar.

b).Penanaman kembali persatuan Indonesia dalam “Bhineka Tunggal


Ika”. Manusia Indonesia perlu disadarkan kembali bahwa selama kita
masih menjadi warga Indonesia, kita adalah satu jiwa dan raga yang
harus emmperjuangkan kesejahteraan bersama.

c).Penegasan hukum yang berlaku. Hukum seharusnya mengatur


rakyat untuk bertindak sesuai aturan yang baik. Jangan sampai hukum
justru diatur oleh rakyat yang menyalahgunakan kekuasaan untuk
membeli hukum. Pemerataan hukum juga penting untuk menciptakan
keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Hukum bagi petinggi negara
harus sama dengan hukum bagi rakyat biasa.

d).Pemerintah yang cepat tanggap dalam setiap permasalahan yang


ada di masyarakat. Tindakan pencegahan maupun penanganan

22
masalah harus dilakukan dengan cepat supaya tidak menimbulkan
kerugian yang banyak bagi masyarakat. Selain itu pemerintah juga
harus melakukan upaya penyelesaian masalah yang menjadi dasar
konflik terjadi.

2.2.6 Falsafah Huma Betang

Budaya kehidupan suatu masyarakat berbeda-beda dan masing-


masing memiliki nilai tambah, seperti falsafah "huma betang" (rumah
besar) dalam kehidupan masyarakat suku Dayak di Provinsi Kalimantan
Tengah. "Huma betang" merupakan salah satu falsafah yang dimiliki
masyarakat Dayak Kalteng dengan konsep bebas terpimpin. Budaya
huma betang di implementasikan dalam kehidupan sosial
kemasyarakatan, termasuk keluarga dekatnya. Falsafah ini lahir untuk
menyatukan konsep bebas terpimpin dalam kehidupan bermasyarakat
dan bernilai kearifan lokal yang lebih dikenal dengan sebutan huma
betang. Ruang bebas yang merupakan sarana dalam mewujudkan
pembangunan masyarakat merujuk pada budaya suku Dayak. Kearifan
lokal seperti ini perlu mendapat perhatian bagi kelestariannya di masa
mendatang. Dalam ruang publik yang bebas dan panjang itulah individu
dalam posisinya yang setara mampu melakukan transaksi-transaksi,
wacana dan praksis politik tanpa mengalami distorsi dan kekhawatiran,
Sebagai sebuah prasyarat, maka untuk mengembangkan dan
mewujudkan masyarakat madani dalam sebuah tatanan

masyarakat, justru ruang publik yang bebas tersebut diharapkan


menjadi salah satu bagian yang harus diperhatikan. Dengan menafsirkan
ruang publik yang bebas dalam tatanan pembangunan masyarakat
tersebut akan terjadi kebebasan warga negara dalam menyalurkan
aspirasinya yang berkenaan dengan kepentingan umum. Kebebasan yang
kompak "Bahkan, tingginya kekerabatan karena adanya rasa
persaudaraan yang tinggi, tidak saling menyalahkan satu sama yang lain.

23
Namun adanya kekompakan yang sulit diikuti oleh masyarakat lain
terhadap budaya huma betang. Masyarakat madani ditandai dengan
berkembangnya suasana demokrasi yang bebas berpendapat dan
bertindak, baik secara individual maupun kolektif diringi tanggung jawab.
Tanggung jawab dalam bertindak itu diperlukan, sehingga tercipta
keseimbangan antara implementasi kebebasan individu dan kestabilan
sosial serta penyelenggaraan pemerintahan secara demokratis.
Masyarakat yang demokratis inilah yang harus ditiru oleh generasi
penerus.

Toleransi muncul di kalangan masyarakat Dayak yang juga disebut


dengan kearifan lokal di huma Betang, seperti perbedaan kepercayaan
antara anak dengan orang tua, kakak dan adik atau terhadap mereka
yang ada di sekitar. Budaya yang sudah turun temurun yaitu jika
sekelompok warga mau melaksanakan upacara ritual keagamaan. Bagi
penganut agama/kepercayaan lain, dipersiapkan bahan berupa beras,
ayam, minyak goreng, garam dan lain-lain. Para penganut kepercayaan
yang berbeda ini turut merasakan pula segala suka cita mereka dalam
kebersamaan. Namun cara memasak dipersilakan untuk dimasak oleh
kelompok itu sendiri. Terlebih hal ini terhadap para tamu yang datang ke
desa mereka.

Nilai-nilai yang terkandung dalam Huma Betang sangat dijunjung


tinggi oleh masyarakat Kalimantan Tengah terkhususnya masyarakat kota
Palangka Raya. Nilai- nilai tersebut yakni menjunjung tinggi perdamaian
dan anti-kekerasan serta hidup toleransi yang tinggi antar umat beragama.
Nilai-nilai yang terkandung dalam huma betang terdapat, empat pilar yakni
kebersamaan, kejujuran, kesetaraan, dan sikap saling menghargai satu
sama lain (toleransi). Empat pilar dalam Huma Betang yakni di antaranya :

1. Nilai kebersamaan adalah sikap saling bergotong royong.

24
2. Nilai kejujuran merupakan sikap yang baik artinya tidak ada
kebohongan didalamnya atau dengan kata lain dengan tidak
berbohong kepada orang lain baik dari hal yang kecil sampai hal yang
besar.

3. Nilai kesetaraan adalah sikap dalam hal kesederajatan yang sama


antara satu dengan yang lain.

4. Toleransi merupakan sikap menghargai perbedaan ataupun latar


belakang orang.

25
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Keragaman bangsa Indonesia merupakan kekayaan yang patut di


syukuri dan dijaga,keragaman selalu memiliki potensi komplik yang harus
dapat antisipasi dalam interaksi dan dinamika sosial. Untuk menghadapi
dampak negatif keberagaman budaya tentu perlu dikembangkan
berbagai sikap dan paham yang dapat menikis kesalah pahaman dan
membangun benteng saling pengertian. Gagasan yang menarik untuk
diangkat dalam konteks ini adalah multi kulturalisme dan sikap toleransi
dan empati.

3.2 Saran

Saya sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini banyak sekali


kesalahan dan sangat jauh dari kesempurnaan.Tentunya, penulis akan
terus memperbaiki makalah dengan mengacu pada sumber yang dapat di
pertanggung jawabkan nantinya. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan makalah diatas

26
DAFTAR PUSTAKA

Sumber Jurnal :

Suprayitno, S., Putri, F.P.P., Triyani, T. (2019). Strategy on the


National Unity and Politics Agency (KESBANGPOL) in
Maintaining Ethnicity and Religious Relations Based on Huma
Betang Philosophy in Central Kalimantan. Budapest
Internasional Research And Critics Institute-Journal (Birci-
Journal). 2(4). 229-
238. DOI: https://doi.org/10.33258/birci.v2i4.629
Azra, A. (2006).’’Pancasila dan Identitas Nasional Indonesia: Perspektif
Multikulturalisme”. Dalam Restorasi Pancasila: Mendamaikan
Politik Identitias dan Modernitas. Bogor: Brighten Press. Jakarta:
Rineka Cipta.
Kusumohamidjojo, B. (2000). Khebinekaan Masyarakat Indonesia:
Suatu Problematik Filsafat Kebudayaan. Jakarta: Gransindo.
Tilaar, H. A. R. (2007). Mengindonesiakan Etnisitas dan Identitas
Bangsa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta
Gandhi, M. (2016). Semua Manusia Bersaudara. Jakarta: Yayasan
Pustaka Obor.

Sumber Internet :

https://id.wikipedia.org/prinsip_keberagaman.com

27

Anda mungkin juga menyukai