Anda di halaman 1dari 13

Makalah Hakikat Bangsa dan Negara

BAB I
PENDAHULUAN 

A.     Latar Belakang

Sebagai  makhluk sosial, setiap manusia mempunyai kecenderungan untuk hidup


bersama dan berkelompok dengan sesamanya, serta mendiami suatu daerah tertentu.
Sekelompok manusia yang hidup bersama disebut masyarakat. Masyarakat-masyarakat yang
mempunyai perbedaan dalam hal ras, suku, watak dan agama akan berkumpul bersama dalam
tempat tertentu akan membentuk suatu bangsa.

Tempat dari suatu bangsa itu tinggal disebut negara. Dalam negara itu juga, perilaku
suatu bangsa harus diatur atau dalam hal ini bangsa harus tunduk pada aturan yang berlaku di
negara yang ditempatinya.
Seperti yang telah dijelaskan diatas, sebuah bangsa terdiri dari beragam masyarakat.
Karena perbedaan ini pula, tidak jarang terjadi konflik yang memicu perpecahan antar
masyarakat dalam bangsa pada suatu negara.
Oleh sebab itu, penulis membuat makalah yang berjudul “Hakekat Bangsa dan Negara”.
Hal ini dimaksudkan agar kita lebih bisa memahami tentang hakikat bangsa dan negara.

B.    Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakan di atas, bebrapa masalah yang akan di bahas dalam makalah ini
antara lain :

1.      Apakah makna dari Manusia, Masyarakat, Bangsa dan Negara ?

2.      Bagaimana proses pembentukan bangsa-negara ?

3.      Bagaimana proses terbentuknya bangsa ?

4.      Bagaimana proses terbentuknya negara ?

5.      Apa saja bentuk-bentuk kenegaraan ?

6.      Apa sajakah fungsi dan tujuan negara ?

 
BAB II

PEMBAHASAN 

A.     Makna manusia, masyarakat-bangsa, dan negara

1.    Manusia

Manusia diciptakan oleh tuhan yang maha esa memiliki kedudukan dan martabat yang
paling tinggi diantar makhluk lain ciptaan-Nya. Manusia diberikan akal dan pikiran sehingga
dalam kondisi tertentu mampu memenuhi hasrat dan kebutuhan hidupnya. Kemudian, setiap
manusia dilahirkan dalam keadaan merdeka dan mempunyai haik serta martabat yang sama.

             Manusia berasal dari bahasa sansekerta, yaitu manu. Artinya berpikir dan berakal


budi. Dalam sejarah homo berarti manusia.  Manusia didalam pergaulan hidupnya
ditakdirkan sebagai makhluk social. Aristoteles (384-322 SM), salah seorang filsuf yunani
mengatakn bahwa manusia itu makhluk yang bergaul, bermasyarakat.

a)      Manusia Sebagai Mahkluk Individu

Manusia sebagai makhluk individu mengarah kepada ciri khas yang dimiliki
manusia yang membedakan dirinya dengan makhluk lainnya. Hal itu karena manusia
dilahirkan ke dunia ini memiliki sifat yang berbeda-beda. Oleh karena itu, manusia
memiliki kepribadian yang berbeda-beda. Ciri manusia yang merupakan kepribadian,
yaitu sifat khas yang dimiliki seseorang, sikap, tempramen, watak (karakter), tipe, dan
minat.

Manusia sebagai makhluk individu adalh bebas. Manusia bebas menentukan apa
yang ingin dilakukannya, dipikirkannya, dan dikatakannya. Namun manusia juga harus
bertanggunga jawab terhadap semua yang diperbuatnya.

b)      Manusia Sebagai Makhluk Sosial

Manusia sebagai makhluk sosial adalah manusia yang memiliki kemampuan,


kebutuhan, dan kebiasaan untuk berkomunikasi dan berhubungan, serta berorganisasi
dengan manusia lain. Aristoteles mengatakan bahwa manusia sebagai zoon politicon.
Dengan kata lain, manusia merupakan homo socius. Homo artinya manusia, dan socius
berarati kawan. Jadi manusia tidak dapat hidup tanpa orang lain.
Manusia dalam memenuhi kebutuhannya membutuhkan orang lain. Segala
kebutuhan manusia tidak akan tercapai apabila manusia tidak menjalin kerja sama yang
baik dengan manusia lain. Manusia bekerja sama memenuhi kebutuhan hidup, baik
materil maupun spiritual dalam melanjutkan kehidupannya dan mempertinggi derajat
kemanusiaan.

Hubungan kerjasama antarmanusia itu akan membentuk satu kelompok.


Pengelompokan antarmanusia ini didasarkan pada kemampuan berkomunikasi,
mengungkapakan rasa, dan kemampuan bekerja sama. Akibatnya, manusia akan
memiliki nilai solidaritas, nilai berorganisasi, dan nilai kebersamaan. Pengelompokan
manusia tersebut akan membentuk suatu masyarakat. Masyarakat adalah sekumpulan
manusia yang hidup bersama dan terikat adanya kepentingan, serta saling memengaruhi.
Masyarakat yang terbentuk lama-kelamaan akan menciptakan suatu bangsa dan negara.

2.    Masyarakat – Bangsa

Masyarakat adalah persatuan manusia yang timbul dari kodrat yang sama. Mereka
hidup bersama dalam berbagai hubungan antara individu yang berbeda – beda
tingkatannya.

Kehidupan bersama itu dapat berbentuk desa, kota, daerah, dan Negara. Pada
umumnya ada tiga macam golongan masyarakat, yaitu sebagai berikut :

a)        Golongan yang berdasarkan hubungan kekeluargaan, perkumpulan keluarga, suami-


istri (gemeinschaft)

b)        Golongan yang berdasarkan hubungan kepentingan / pekerjaan, perkumpulan


ekonomi, koperasi, serikat kerja, perkumpulan social, perkumpulan kesenian, dan
olahraga (gezelschaft).

c)        Golongan yang berdasarkan hubunugan tujuan / pandangan hidup atau ideology,


partai politik, perkumpulan agama, bangsa, dan Negara.

Bangsa adalah sekelompok manusia / orang yang memiliki hal – hal berikut.

a)       cita-cita bersama yang mengikat dan menjadi satu kesatuan

b)      perasaan senasib sepenanggungan


c)       karakter yang sama

d)      adat istiadat / budaya yang sama

e)       satu kesatan wilayah

f)       teroganisir dalam satu wilayah hukum

3.    Negara

 Istilah Negara merupakan terjemahan dari de staat (belanda), the


state (inggris), I’etat (prancis), statum (latin), lo stato (Italia), dan  der staat (jerman).
Menurut bahasa sansekerta, nagari atau Negara, berarti kota, sedangkan menurut
bahasa suku-suku di Indonesia sering disebut negeri atau Negara, yaitu tempat tinggal.
Menurut kamus umum bhasa Indonesia Negara adalah persekutuan bangsa yang
hidup dalam suatu wilayah dengan batas-batas tertentu yang diperintah dan diurus oleh
suatu badan pemerintha dengan teratur.
Negara dalam arti sempit sama dengan pemerintahan dalam arti luas (lembaga
legislative, eksekutif, yudikatif) yang merupakan alat untuk mencapai kepentingan
bersama, sedangkan Negara dalam arti luas adalah kesatuan social yang mengatur,
memimpin, dan mengkoordinasi masyarakat supaya dapat hidup wajar dan berkembang
terus. Dalam mengemban tugasnya, Negara memliki aparatur Negara dengan
wewenangnya

B.   Proses Pembentukan Bangsa-Negara

Secara umum dikenal adanya 2 proses pembentukan bangsa-negara, yaitu model


ortodoks dan model mutakhir.

1.       Model Ortodoks.

Model ortodoks yaitu bermula dari adanya suatu bangsa terlebih dahulu, untuk kemudian
bangsa itu membentuk suatu Negara tersendiri. Contoh bangsa Yahudi berupaya
mendirikan negara Israel.

2.       Model mutakhir.

Model mutakhir berawal dari adanya Negara terlebih dahulu yang terbentuk melalui
proses tersendiri, sedangkan penduduk Negara merupakan sekumpulan suku bangsa dan
ras. Contohnya adalah kemunculan Negara Amerika Serikat pada tahun 1776.
C.     Proses Terbentuknya Bangsa

  Pengertian bangsa yang dikemukakan secara unik oleh Ben Anderson,  dapat ditelaah


lebih lanjut mngenai proses dan unsur-unsur pembentuknya. Menurut pengamatan Ben
Anderson, ilmuwan politik dari universitas cornel,  bangsa merupakan komunitas politik yang
dibayangkan dalam wilayah yang jelas batsnya dan berdaulat. Mengapa dikatakan sebagai
komunitas polotik yang dibayangkan? Karena suatu bangsa yang paling kecil sekalipun,
setiap individunya tidak kenal satu sama lain. Begitupula dengn bangsa yang besar sekalipun,
yang jumlah anggota atau penduduknya hingga ratusan jiwa, mempunyai batas wilayah yang
relatif jelas. Kekuasaan dan wewenang suatu bangsa atas suatu wilayah yang berdaulat,
merupakan dibawah wewenang kenegaraan atau Negara yang mempunyai kekuasaan atas
seluruh wilayah dan bangsa tersebut.

1.       Faktor Pembentukan Bangsa Menurut Dasar Identitas

a)         Primordial, yaitu ikatan kekerabatan (darah dan keluarga) dan kesamaan suku
bangsa, daerah, bahasa, dan adat istiadat.

b)        Sakral, kesamaan agama yang dianut oleh suatu masyarakat menimbulkan ideologi
dokttriner yang kuat dalam suatu masyarakat, sehingga keterkaitannya dapat
membentuk bangsa negara.

c)         Tokoh, tokoh yang kharismatik bagi masyarakat akan menjadi panutan untuk
mewujudkan misi-misi bangsa.

d)        Sejarah, sejarah dan pengalaman masa lalu seperti penderitaan akibat penjajahan
akan melahirkan solidaritas (senasib dan sepenanggungan).

e)         Bhinneka Tunggal Ika, yaitu faktor kesadaran antaranggota masyarakat mengenai


pentingnya persatuan dan berbagai perbedaan.

f)         Perkembangan Ekonomi, perkembangan ekonomi yang terspesialisasi sesuai


kebutuhan masyarakat akan meningkatkan mutu dan variasi kebutuhan masyarakat
yang lain.

g)        Kelembagaan, Lembaga-lembaga pemerintahan dan politik mempertemukan


berbagai kepentingan di kalangan masyarakat.
2.    Faktor Pembentuk Bangsa Menurut Segi Organisasi

a.       Negara sebagai Organisasi Kekuasaan

b.      Negara sebagai Organisasi Politik

c.       Negara Ditinjau dari Segi Organisasi Kesusilaan

d.      Negara Ditinjau dari Segi Integritas antara Pemerintah dan Rakyat

D.     Proses Terbentuknya Negara

1.    Unsur-unsur Negara

     Menurut para ahli Negara, antara lain Oppenheim dan Lauterpacht,  tiga unsure pokok


tersebut adalah sebagai berikut:

a.    rakyat atau masyarakat

b.   wilayah / daerah, meliputi udara, darat, dan perairan (perairan bukan merupakan
syarat mutlak).

c.    Pemerintah yang berdaulat

Negara bisa berdiri jika telah memenuhi unsur-unsur negara tersebut.

a.       Rakyat

Rakyat adalah semua orang yang berdiam di dalam Negara suatu Negara atau menjadi
penghuni Negara. Rakyat merupakan unsur terpenting dari Negara.

b.      Wilayah

Pembatasan wilayah suatu Negara sangat penting sekali karena menyangkut pelaksanaan
kedaulatan suatu Negara dalam segala bentuk seprti hal-hal berikut :

 berkuasa penuh terhadap kekayaan yang ada dildalamnya

 berkuasa mengusir orang-orang yang bukan warga negaranya dalam wilayah tersebut
bila tidak izin dari Negara itu.

      Pembagian Wilayah :
  Daratan

 Pembatasan  antara Negara dapat berupa hal-hal berikut.

-          Batas alam. Misalnya sungai, danau, pegunungan, atau lembah.

-          Batas buatan, misalnya Pagar tembok, pagar kawat berduri.

-          Batas menurut geofisika, misalnya  lintang utara / selatan , bujur timur / barat.

  Lautan

Wilayah laut suatu Negara ialah semua perairan, lautanh, dan sungai yang berada
dalam batas-batas Negara (laut territorial). Penentuan batas laut harus berpedoman
kepada hukum laut internasional.

Masalah laut menjadi masalh internasional karena ada dua konsepsi kalautan yang
bertentangan, yaitu sebagai berikut.

  Udara

Batas wilayah udara menjadi masalah, karena terdapat beberapa aliran pemikiran yang
dikelompokkan atas dua bagian, yaitu :

Aliran Udara Bebas

 Aliran ini dilengkapi oleh tiga macam pendapatan, yaitu :

-          Kebebasan ruang udara tanpa batas.

-          Kebebasan ruang udara yang dilengkapi oleh hak khusus dari negara kolong.

-          Kebebasan ruang udara dilengkapi zona teritorial dari negra kolong untuk dapat
dilaksanakan.

  Wilayah Ekstrateritorial
Berdasarkan ketentuan hukum internasional, yang termasuk wilayah ekstrateritorial
adalah wilayah di mana kapal-kapal laut yang berbendera negara tertentu sedang
berlayar di lautan bebas, pesawat-pesawat terbang yang sedang mengangkasa di atas
lautan bebas di bawah identitas negara tertentu dan tempat atau gedung perwakilan
diplomatik suatu negara tertentu.

c.  Pemerintahan yang Berkedaulatan


Pemerintahan yang berdaulat memiliki arti sebagai berikut :

           Dalam arti luas, merupakan gabungan antara lembaga legislatif, eksekutif, dan
yudikatif.

           Dalam arti sempit, hanya mencakup lembaga eksekutif.

Pemerintahan yang Berkedaulatan yaitu adanya penyelenggara Negara yang


memiliki kekuasaan menyelenggarakan pemerintahan di Negara tesebut. Pemerintah
tersebut memiliki kedaulatan baik ke dalam maupun ke luar. Kedaulatan ke dalam berarti
Negara memiliki kekuasaan untuk ditaati oleh rakyatnya . kedaulatan ke luar artinya
Negara mampu mempertahankan diri dari serangan Negara lain.

2.    Teori terjadinya Negara.

Beberapa teori terjadinya Negara adalah sebagai berikut :

  1)    Teori hukum alam.

Teori hukum alam merupakan hasil pemikiran paling awal, yaitu masa pelato dan
aristoteles. Menurut teori hokum alam, terjadinya Negara adalah suatu yang alamiah.
Negara terjadi secara alamiah , bersumber dari manusia sebagai makhluk social yang
memiliki kecenderungan berkumpul dan saling berhubungan untuk mencapai
kebutuhan hidupnya.

    2)   Teori ketuhanan.
Teori ini muncul setelah lahirnya agama-agama beasar di dunia yaitu islam dan
Kristen. Menurut teori ketuhanan terjadinya Negara adalah karena kehendak tuhan,
didasari kepercayaan bahwa segala sesuatu berasal dari tuhan dan terjadi atas kehendak
tuhan. Pemimpin dalam suatu Negara adalah sebagai wakil tuhan. Teori ini
dikemukakan oleh : Freiderich Julius Stahl, Thomas Aquinas, dan Agustinus.

3)   Teori perjanjian

Teori perjanjian muncul sebagai reaksi atas teori hukum alam dan kedaulatan
tuhan. Mereka menganggap kedua teori tersebut belum mampu menjelaskan dengan
baik bagaimana terjadinya Negara.

Teori ini dilahirkan oleh pemikir-pemikir Eropa yaitu : Thomas Hobbes, John
Locke, J.J. Rouseau, dan Montesquieu.

E.     Bentuk-Bentuk Kenegaraan

Negara Kesatuan (Unitarusme)


        

                           Negara kesatuan suatu Negara yang mereka dan berdaulat, hanya ada satu
pemerintah (pusat) yang mengatur seluruh daerah. Bentuk negara kesatuan sebagai berikut

-            Negara kesatuan dengan sistem sentralisasi, yaitu segala sesuatu dalam negara itu
langsung diatur dan diurus oleh pemerintah pusat, sedangkan daerah-daerah tinggal
melaksanakannya.

-            Negara kesatuan dengan sistem desentralisasi, yaitu pelimpahan kesempatan dan


kekuasaan kepada daerah untuk mengurus rumah tangganya sendiri (otonomi daerah0
disebut pula daerah swatantra.

Negara Serikat (Federal)


        

                           Negara serikat (federasi) adalah suatu Negara yang merupakan gabungan


dari beberapa Negara bagian dari Negara serikat itu. Artinya, suatu negara yang merdeka dan
berdaulat serta berdiri sendiri kemudian menggabungkan diri dalam suatu negara serikat
sehingga menjadi negara bagian yang melepaskan sebagian kekuasaannya kepada negara
serikat itu.

Bentuk Kenegaraan Lainnya


        
Bentuk kenegaraan lainnya di dunia di antaranya sebagai berikut :

  Negara Dominion

     Negara dominion adalah suatu negara yang tadinya daerah jajahan Inggris yang telah
merdeka dan berdaulat, termasuk menguru politik ke dalam dan ke luar negeri.

  Negara Protektorat

     Negara protektorat adalah suatu negara yang berada di bawah lindungan (to protect =
melindungi) negra pelindung (suzeren), biasanya soal hubungan luar negeri dan
pertahanan.

  Negara Uni

     Negara uni adalah dua atau lebih negara yang mesing-masing merdeka dan berdaulat
tetapi mempunyai satu kepala negara yang sama.

  Mandat dan Trust

    Bentuk negara-negara mandat dan trust diatur dan diawasi oleh Dewan Perwakilan PBB.
Negara bekas jajahan yang kalah perang dalam Perang Dunia II, kemudian diatur oleh
pemerintah perwalian dengan pengawasan komisi Mandat PBB disebut negara Mandat.
Sedangkan negara-negara yang pemerintahannya diawasi Dewan Perwakilan PBB disebut
negara Trust.

F.      Fungsi dan Tujuan Negara.

Fungsi Negara merupakan upaya Negara untuk mencapai tujuannya. Fungsi Negara bias
dibilang sebagai tugas Negara. Negara sebagai organisasi kekuasaan yang dibentuk untuk
menjalankan tugas-tugasnya.

Menurut Montesquieu  Negara memiliki 3 fungsi yaitu:

       1.      Fungsi Legislatif (Membuat undang-undang.)

       2.      Fungsi Eksekutif (Melaksanakan undang-undang.)

       3.      Fungsi Yudikatif (Mengawasi agar semua peraturan ditati.)

Ketiga fungsi ini popular dengan sebutan Trias Politika.


Sedangkan menurut Mirriam Budiardjo, fungsi pokok Negara adalah sebagai berikut.

1)      Negara bertidak sebagai stabilisator.

Melaksanakan penertiban untuk mencapai tujuan bersama dan mencegah pemberontakan


dalami masyarakat.

2)      Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.

Fungsi ini dijalankan dengan melaksanakan pembangunan di segala bidang.

3)       Pertahanan.

Fungsi Negara untuk menjaga kemungkinan serangan dari luar

4)       Menegakkan keadilan.

Hal ini dilaksanakan melalui badan-badan pengadilan.

 
Di bawah ini adalah  beberapa tujuan Negara menurut para ahli.

1.       Roger H. Soltau.

Tujuan Negara ialah memungkinkan rakyatnya berkembang serta menyelenggarakan daya


ciptanya sebebas mungkin.

2.       Harold J. Laski.

Tujuan Negara ialah menciptakan keasaan dimana rakyatnya dapat mencapai terkabulnya
keinginan-keinginan secara meksimal.

3.       Plato

Tujuan Negara adalah memajukan kesusilaan manusia, baik sebagai individu maupun
sebagai mekhluk social.
BAB III

PENUTUP 

A.   Kesimpulan

  Manusia berasal dari bahasa sansekerta, yaitu manu. Artinya berpikir dan berakal budi.
Dalam sejarah homo berarti manusia.  Manusia didalam pergaulan hidupnya ditakdirkan
sebagai makhluk social. Aristoteles (384-322 SM), salah seorang filsuf yunani
mengatakn bahwa manusia itu makhluk yang bergaul, bermasyarakat.

  Bangsa adalah sekelompok manusia / orang yang memiliki cita-cita bersama yang
mengikat dan menjadi satu kesatuan, perasaan senasib sepenanggungan, karakter yang
sama, adat istiadat / budaya yang sama, satu kesatan wilayah, teroganisir dalam satu
wilayah hukum.

  Istilah Negara merupakan terjemahan dari de staat (belanda), the state (inggris), I’etat


(prancis), statum (latin), lo stato (Italia), dan  der staat (jerman).

-            Menurut bahasa sansekerta, nagari atau Negara, berarti kota, sedangkan menurut bahasa
suku-suku di Indonesia sering disebut negeri atau Negara, yaitu tempat tinggal.

  Secara umum dikenal adanya 2 proses pembentukan bangsa-negara, yaitu model ortodoks
dan model mutakhir.

  Unsur-unsur negara antara lain rakyat atau masyarakat, wilayah / daerah, meliputi udara,
darat, dan perairan (perairan bukan merupakan syarat mutlak) dan pemerintah yang
berdaulat.

  Beberapa teori terjadinya negara adalah Teori hukum alam, Teori ketuhanan dan Teori
perjanjian

  Bentuk-Bentuk Kenegaraan antara lain negara Kesatuan (Unitarusme), dan negara Serikat
(Federal). Dan bentuk kenegaraan Lainnya yaitu negara Dominion, negara Protektorat,
negara Uni, Mandat dan Trust.

  Untuk menerapkan semangat kebangsaan kepada generasi muda, diperlukan prinsip-


prinsip patriotisme dan nasionalisme.
B.   Kritik dan Saran

Penyusunan materi dalam makalah ini banyak memiliki kekurangan khususnya


kelengkapan materi. Untuk itu penulis mengharapakan kritik dan saran dari para pembaca
agara kelak penulis dapat membuat makalah yang lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. (2007). Pedoman Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: Dirjen Manajemen


Dikdasmen, Dirpom Tk dan SD, BNSP.
Buku MEMBANGUN WAWASAN KEWARGANEGARAAN 1
http://www.google.co.id/search?q=makalah+hakikat+bangasa+dan+negara&ie=utf-
8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-a
http://halil-materipkn.blogspot.com/2012/04/bab-1-hakikat-bangsa-dan-negara.html
http://www.slideshare.net/azizazea2/tugas-makalah-hakikat-bangsa-dan-negara
http://bakhrul-25-rizky.blogspot.com/2012/03/pkn-hakikat-bangsa-dan-negara-sert.html

Anda mungkin juga menyukai