Anda di halaman 1dari 12

JATI DIRI BANGSA INDONESIA DI ERA

GLOBALISASI
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
KELOMPOK 4
1. Eka Siburian
2. Shevcenko Situmorang
3. Jason Limbong
4. Chintya Munthe
5. Novita Sagala
6. Sinarta Rajagukguk
7. Resyanti Sihotang
8. Rohani Purba
9. Pebriola Sinaga

XI IPA I
SMA N 1 PARBULUAN
2023/2024
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................................. i
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................ 1

1.1. Latar Belakang ...........................................................................................................1


1.2. Rumusan Masalah...................................................................................................... 1
1.3. Tujuan ........................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................. 2

2.1. Pengertian............................................................................................................................. 2
2.2. Konsep Jati Diri Bangsa Indonesia............................................................................ 3
2.2.1. Aspek Budaya................................................................................................... 3
2.2.1.1. Bahasa dan Sastra................................................................................3
2.2.1.2........................................................................................Seni dan Tradisi 4
2.2.2. Aspek Sejarah.................................................................................................. 5
2.2.3. Aspek Keberagaman ........................................................................................6
2.3. Globalisasi dan Tantangannya Terhadap Jati Diri..................................................... 6
2.3.1. Pengertian Globalisasi ......................................................................................6
2.3.1.1.........Definisi Globalisasi dalam Konteks Sosial,Ekonomi dan Budaya 6
2.3.1.2..................................................Dampak Positif dan Negatif Globalisasi 6
2.3.2. Pengaruh Globalisasi Terhadap Identitas Bangsa............................................ 8
2.4. Mempertahankan Jati Diri di Era Globalisasi ............................................................8
BAB III PENUTUP..................................................................................................................... 9

3.1. Kesimpulan................................................................................................................ 9

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sejak berabad-abad lalu, Indonesia telah tumbuh dan berkembang sebagai bangsa yang
kaya akan budaya, sejarah, dan keberagaman. Namun, dengan masuknya era globalisasi,
tantangan baru muncul yang dapat mengancam keberlanjutan jati diri bangsa. Dalam konteks ini,
penting untuk menggali konsep jati diri Indonesia dan merumuskan strategi untuk
mempertahankannya
Perubahan cepat dalam komunikasi, teknologi, dan ekonomi global telah memberikan
dampak signifikan terhadap identitas bangsa Indonesia. Dinamika ini memerlukan kajian
mendalam untuk memahami dampak globalisasi terhadap budaya dan sejarah bangsa.

1.2. Rumusan Masalah


 Apa yang menjadi jati diri bangsa indonesia?
 Bagaimana konsep jati diri bangsa Indonesia dilihat dari aspek budaya, sejarah, dan
keberagaman?
 Apa pengaruh globalisasi terhadap identitas bangsa Indonesia?
 Bagaimana upaya mempertahankan jati diri bangsa di era globalisasi?

1.3. Tujuan
 Menganalisis konsep jati diri bangsa Indonesia dalam aspek budaya, sejarah, dan
keberagaman.
 Memahami pengertian globalisasi dan dampaknya terhadap identitas bangsa.
 Merumuskan strategi dan upaya untuk mempertahankan jati diri Indonesia di era
globalisasi.

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian
Jati diri adalah konsep yang mencakup serangkaian elemen yang membentuk identitas
seseorang atau kelompok. Ini mencakup nilai-nilai, keyakinan, budaya, latar belakang, dan
aspek-aspek lain yang menggambarkan esensi atau hakikat dari siapa atau apa yang menjadi
entitas tersebut. Jati diri dapat diterapkan pada tingkat individu, kelompok, atau bahkan pada
tingkat bangsa.
Penting untuk diingat bahwa jati diri bersifat unik dan kompleks untuk setiap individu atau
kelompok. Ini mencerminkan cara orang atau komunitas melihat diri mereka sendiri, bagaimana
mereka berinteraksi dengan dunia sekitar, dan nilai-nilai serta keyakinan yang mereka anut.
Indonesia memiliki jati diri yaitu Pancasila. Pancasila memiliki peran penting dalam
membentuk jati diri bangsa Indonesia. Sebagai dasar negara, Pancasila memberikan landasan
filosofis dan nilai-nilai yang menjadi pondasi identitas nasional. Berikut adalah cara Pancasila
dianggap sebagai jati diri bangsa Indonesia:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa:


Sila pertama Pancasila menekankan pentingnya keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang
Maha Esa. Ini mencerminkan bahwa kehidupan masyarakat Indonesia diakui sebagai satu
kesatuan dengan landasan spiritual yang kuat.

2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab:


Sila kedua menuntut perlakuan adil dan beradab terhadap sesama manusia. Prinsip ini
menekankan hak asasi manusia, keadilan sosial, dan penolakan terhadap segala bentuk
diskriminasi.

3. Persatuan Indonesia:
Sila ketiga Pancasila menekankan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Ini
mencerminkan semangat Bhinneka Tunggal Ika, yaitu keberagaman yang menyatukan, dan
menolak segala bentuk disintegrasi atau separatisme.

4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan:


Sila keempat menegaskan bahwa kebijaksanaan dan keputusan yang diambil oleh pemimpin
atau pemerintah harus melibatkan musyawarah dan perwakilan rakyat. Prinsip ini mencerminkan
nilai-nilai demokrasi dalam jati diri bangsa Indonesia.

5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia:

2
Sila kelima mengajarkan perlunya menciptakan keadilan sosial, mengurangi kesenjangan
ekonomi, dan meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Prinsip ini mencerminkan
semangat gotong royong dan kepedulian terhadap keadilan dalam masyarakat.

Pancasila, sebagai jati diri bangsa Indonesia, menciptakan fondasi yang inklusif dan menyeluruh.
Nilai-nilai tersebut diakui sebagai roh atau jiwa dari kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pancasila membantu menyatukan berbagai kelompok etnis, agama, dan budaya dalam satu
kesatuan yang kokoh.

Penting untuk dicatat bahwa Pancasila bukan hanya sekadar seperangkat nilai formal, tetapi juga
menjadi panduan dalam kehidupan sehari-hari, pembentukan kebijakan, dan pengambilan
keputusan di tingkat nasional. Dengan demikian, Pancasila bukan hanya menjadi konsep
filosofis, tetapi juga menjadi landasan konkret bagi pembangunan dan penyelenggaraan negara
Indonesia.

2.2. Konsep Jati Diri Bangsa Indonesia

2.2.1. Aspek Budaya


2.2.1.1. Bahasa dan Sastra
Konsep jati diri bangsa Indonesia dalam aspek bahasa dan sastra merupakan
cerminan kekayaan budaya dan identitas nasional. Bahasa Indonesia dan sastra memiliki
peran sentral dalam membentuk dan memperkuat jati diri bangsa. Berikut adalah
beberapa poin penting dalam menggambarkan konsep tersebut:

a) Bahasa Indonesia sebagai Pilar Kebangsaan:

Bahasa Persatuan: Bahasa Indonesia diadopsi sebagai bahasa persatuan dan menjadi
medium komunikasi resmi di seluruh Indonesia. Ini memainkan peran utama dalam
menyatukan beragam suku dan etnis yang ada di kepulauan Indonesia.
Kearifan Lokal: Meskipun menjadi bahasa persatuan, Bahasa Indonesia tetap membuka
diri terhadap kearifan lokal. Banyak kata-kata dan frasa dalam Bahasa Indonesia berasal
dari bahasa daerah, mencerminkan keberagaman budaya Indonesia.

b) Sastra Sebagai Cermin Kebudayaan:

Warisan Sastra Nusantara: Sastra Indonesia mencakup warisan sastra nusantara yang
melibatkan berbagai tradisi sastra daerah. Sastra ini mencerminkan kekayaan cerita
rakyat, mitos, dan tradisi lisan yang turun temurun.
Puisi dan Prosa Modern: Sastra Indonesia juga berkembang dalam bentuk puisi dan
prosa modern yang mencerminkan realitas dan perubahan sosial. Puisi-puisi dan karya
sastra modern menggambarkan identitas serta perjuangan bangsa.

3
Dengan demikian, konsep jati diri bangsa Indonesia dalam aspek bahasa dan
sastra mencerminkan harmoni antara persatuan dalam Bahasa Indonesia dan
keberagaman dalam sastra, yang bersama-sama membentuk identitas unik dan kuat
Indonesia dalam peta kebudayaan dunia.

2.2.1.2. Seni dan Tradisi


Seni dan tradisi memiliki peran sentral dalam membentuk konsep jati diri
bangsa Indonesia. Mereka tidak hanya mencerminkan kekayaan budaya, tetapi juga
menjadi simbol identitas nasional. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai
konsep jati diri bangsa Indonesia dalam aspek seni dan tradisi:
a) Keanekaragaman Seni Tradisional:
Indonesia dikenal dengan keberagaman seni tradisionalnya yang kaya. Setiap suku
dan daerah memiliki bentuk seni yang unik, seperti tarian, musik, seni rupa, dan teater.
Keanekaragaman ini mencerminkan pluralitas budaya yang ada di Indonesia dan
menjadi bagian integral dari jati diri bangsa.
b) Tari dan Musik Tradisional:
Tari dan musik tradisional Indonesia menjadi ekspresi artistik yang mewakili
keindahan dan kedalaman budaya. Contohnya adalah tari Pendet dari Bali, Tari Saman
dari Aceh, atau gamelan Jawa. Setiap gerakan tarian dan irama musik mencerminkan
filosofi, cerita sejarah, dan kepercayaan yang diwariskan dari generasi ke generasi.
c) Seni Rupa dan Arsitektur Tradisional:
Seni rupa tradisional Indonesia terlihat dalam ukiran kayu, batik, tenun, dan seni
kerajinan lainnya. Arsitektur tradisional, seperti rumah adat, candi, dan pura,
mencerminkan keindahan dan keberagaman budaya yang mendalam. Mereka juga
menciptakan lingkungan fisik yang harmonis dengan alam.
d) Teater Wayang Kulit:
Wayang kulit adalah bentuk teater tradisional yang khas di Indonesia. Dalam
pertunjukan wayang, cerita-cerita epik diperankan oleh tokoh-tokoh wayang. Ini bukan
hanya hiburan, tetapi juga sarana penyampaian nilai-nilai moral dan sejarah yang
melibatkan masyarakat dalam pemeliharaan identitas budaya.
e) Ritual dan Upacara Adat:
Tradisi upacara dan ritual adat turut memperkuat jati diri bangsa. Upacara seperti
pernikahan adat, upacara panen, dan upacara keagamaan memiliki peran penting dalam
menjaga keberlanjutan budaya dan merayakan nilai-nilai yang diwariskan dari nenek
moyang.
4
Melalui seni dan tradisi, bangsa Indonesia dapat membangun kesadaran identitas,
meningkatkan rasa kebersamaan, dan merayakan kekayaan budaya yang menjadi modal
berharga dalam menghadapi arus globalisasi. Dengan menjaga dan mengembangkan
aspek seni dan tradisi ini, Indonesia dapat terus memperkaya warisan budaya yang
menjadi bagian tak terpisahkan dari jati dirinya.
2.2.2. Aspek Sejarah
Konsep jati diri bangsa Indonesia dalam aspek sejarah mencakup pemahaman
mendalam terhadap perjalanan sejarah Indonesia, peristiwa-peristiwa kunci yang
membentuk identitas bangsa, dan peran tokoh-tokoh penting dalam sejarah. Berikut adalah
beberapa aspek yang dapat menjelaskan konsep jati diri bangsa Indonesia dalam dimensi
sejarah:
a) Perjalanan Sejarah Indonesia
Kerajaan Awal:Perjalanan sejarah Indonesia dimulai dari masa prasejarah dengan
keberadaan berbagai kerajaan awal seperti Kutai Martadipura dan Srivijaya. Keberadaan
kerajaan-kerajaan ini menciptakan kekayaan budaya dan mengukuhkan identitas awal
bangsa Indonesia.
Pengaruh Kekuasaan Kolonial:Kedatangan bangsa Eropa, terutama Belanda, Portugis,
dan Spanyol, membawa dampak besar pada perkembangan sejarah Indonesia. Pengalaman
penjajahan membentuk semangat perlawanan dan tekad untuk meraih kemerdekaan.
b) Perjuangan Kemerdekaan:
Pertempuran di Masa Penjajahan:Perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajah
menjadi momen penting yang membentuk jati diri bangsa. Peristiwa besar seperti Pangeran
Diponegoro, Cut Nyak Dhien, dan perlawanan-perlawanan lokal menandai semangat
perlawanan dan keberanian.
Proklamasi Kemerdekaan:Proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945 menandai titik
balik sejarah Indonesia. Keputusan tersebut menjadi landasan bagi konsep identitas dan
kedaulatan nasional.
c) Tokoh-Tokoh Penting:
Soekarno:Sebagai proklamator kemerdekaan dan presiden pertama Indonesia, Soekarno
berperan dalam membentuk pandangan nasionalisme dan merumuskan Pancasila sebagai
dasar negara.
Mohammad Hatta:Sebagai wakil presiden dan salah satu arsitek kemerdekaan, Hatta
berkontribusi besar dalam merancang dasar-dasar ekonomi dan politik negara.
Ki Hadjar Dewantara:Mendirikan Taman Siswa sebagai lembaga pendidikan yang
mempromosikan pendidikan nasional dengan nilai-nilai ke-Indonesiaan.
d) Periode Reformasi:

5
Reformasi 1998:Periode reformasi membawa perubahan signifikan dalam sistem politik
dan sosial Indonesia. Pemulihan demokrasi, kebebasan berekspresi, dan hak asasi manusia
menjadi nilai-nilai baru yang membentuk jati diri bangsa.
Melalui pemahaman yang mendalam terhadap perjalanan sejarah tersebut, masyarakat
Indonesia dapat memahami dan menghargai akar-akar kebudayaan dan nilai-nilai yang
membentuk konsep jati diri nasional. Sejarah menjadi cermin bagi identitas bangsa,
menciptakan kesadaran akan keberagaman dan kesatuan yang menjadi kekuatan Indonesia
dalam menghadapi dinamika global.
2.2.3.Aspek Keberagaman
2.2.3.1. Bhinneka Tunggal Ika
Bhinneka Tunggal Ika, yang berarti "Berbeda-beda tetapi satu," mencerminkan
nilai keberagaman sebagai landasan utama dalam pembentukan identitas bangsa
Indonesia.Konsep ini menekankan bahwa meskipun masyarakat Indonesia memiliki
perbedaan suku, budaya, dan agama, mereka tetap satu sebagai bangsa Indonesia.

2.3. Globalisasi dan Tantangannya Terhadap Jati Diri


2.3.1.Pengertian Globalisasi
2.3.1.1. Defenisi Globalisasi dalam Konteks Sosial,Ekonomi dan Budaya
Globalisasi merujuk pada proses integrasi dan interkoneksi antarnegara,
perusahaan, dan individu di seluruh dunia. Fenomena ini mencakup berbagai aspek
kehidupan, termasuk aspek sosial, ekonomi, dan budaya. Dalam konteks sosial,
ekonomi, dan budaya, definisi globalisasi dapat diuraikan sebagai berikut:

a) Globalisasi dalam Konteks Sosial:


Globalisasi sosial mengacu pada penyebaran pengaruh budaya, nilai-nilai, dan
gagasan di antara masyarakat di berbagai belahan dunia. Hal ini dapat terjadi melalui
media massa, internet, perpindahan penduduk, dan pertukaran budaya.
b) Globalisasi dalam Konteks Ekonomi:
Globalisasi ekonomi adalah integrasi ekonomi antarnegara, yang melibatkan
pertukaran barang, jasa, investasi, dan modal di tingkat global. Ini menciptakan pasar
dunia yang lebih terbuka dan terinterkoneksi.
c) Globalisasi dalam Konteks Budaya:
Globalisasi budaya mencakup penyebaran unsur-unsur budaya seperti musik, film,
makanan, gaya hidup, dan nilai-nilai di seluruh dunia. Ini terjadi melalui media,
perpindahan penduduk, dan interaksi lintas batas.
2.3.1.2. Dampak Positif dan Negatif Globalisasi
a) Dampak Positif
1. Pertumbuhan Ekonomi:
Globalisasi dapat merangsang pertumbuhan ekonomi melalui perdagangan
internasional, investasi asing, dan akses ke pasar global.Contoh:Penyebaran

6
perusahaan multinasional yang menciptakan peluang pekerjaan dan
meningkatkan pendapatan di berbagai negara.
2. Akses Informasi dan Teknologi:
Kemajuan teknologi dan globalisasi memungkinkan akses mudah terhadap
informasi, komunikasi yang lebih cepat, dan pertukaran pengetahuan
global.Contoh:Internet dan media sosial membuka pintu bagi kolaborasi dan
pertukaran ide lintas batas.

3. Kemajuan Sains dan Inovasi:


Kolaborasi internasional dapat mempercepat kemajuan sains dan inovasi,
menghasilkan solusi bagi masalah global.Contoh: Kerja sama antarnegara
dalam penelitian medis atau teknologi lingkungan.

4. Peningkatan Standar Hidup:


Globalisasi dapat meningkatkan standar hidup dengan memberikan akses ke
produk dan layanan inovatif dari seluruh dunia.Contoh: Pengenalan
teknologi kesehatan baru atau barang konsumen yang lebih terjangkau.
5.Kesadaran Multikultural:
Positif: Interaksi lintas batas dapat meningkatkan pemahaman dan toleransi
antarbudaya, menciptakan masyarakat yang lebih
inklusif.Contoh:Pertukaran budaya melalui seni, musik, dan pertukaran
siswa.

b) Dampak Negatif Globalisasi


1.Ketidaksetaraan Ekonomi:
Globalisasi dapat meningkatkan kesenjangan ekonomi antara negara-negara
maju dan berkembang, serta antara kelompok-kelompok di dalam suatu
negara.Contoh:Peningkatan ketidaksetaraan pendapatan dan kesenjangan
sosial.
2.Kerugian Pekerjaan Tradisional:
Proses globalisasi dapat mengakibatkan pemindahan pekerjaan tradisional
ke negara-negara dengan biaya tenaga kerja lebih rendah.Contoh: Industri
manufaktur yang pindah ke negara dengan upah pekerja yang lebih murah.
3.Kerusakan Lingkungan:
Globalisasi dapat menyebabkan eksploitasi sumber daya alam dan merusak
lingkungan, terutama jika regulasi lingkungan kurang ketat.Contoh:
Penggunaan besar-besaran bahan bakar fosil dan deforestasi yang dipicu
oleh permintaan global.
4. Hegemoni Budaya:
Globalisasi budaya dapat menyebabkan hegemoni budaya dari negara-
negara maju, mengancam keberagaman budaya lokal.Contoh: Dominasi
media dan hiburan global yang menggeser budaya lokal.
5.Krisis Keuangan Global:
7
Keterkaitan ekonomi global dapat menyebabkan krisis keuangan yang
menyebar dengan cepat di seluruh dunia.Contoh: Krisis keuangan global
pada tahun 2008 yang dimulai di Amerika Serikat.
2.3.2. Pengaruh Globalisasi Terhadap Identitas Bangsa
Identitas bangsa dimaknai sebagai suatu kondisi yang bersifat dinamis yang terbentuk
dari beberapa faktor, seperti etnisitas, kebudayaan, bahasa, agama, ideologi, dan lain
sebagainya. Dinamika identitas bangsa dapat dipengaruhi oleh arus globalisasi saat ini.
Globalisasi dimaknai sebagai kebebasan dunia dalam mengembangkan berbagai aspek
kehidupan, seperti teknologi, ilmu pengetahuan, budaya, dan lain sebagainya. Proses ini
disebarluaskan oleh teknologi dan informasi yang dikendalikan oleh negara-negara maju.
Dengan demikian, Indonesia sebagai negara berkembang memiliki peran sebagai pihak yang
dipengaruhi daripada memengaruhi. Globalisasi memberi pengaruh yang bersifat positif
maupun negatif. Pengaruh globalisasi yang positif dapat dimanfaatkan dalam membangun
bangsa. Akan tetapi, dampak negatif dari globalisasi bisa menghilangkan identitas nasional
bangsa. Oleh karena itu, diperlukan upaya dalam menguatkan identitas bangsa dengan cara
memfiltrasi dampak-dampak negatif globalisasi yang dapat memberi pengaruh yang kuat
terhadap tatanan masyarakat, serta pendidikan memiliki peranan penting dalam proses
menumbuhkan kepribadian yang unggul bagi generasi penerus bangsa.

2.4. Mempertahankan Jati Diri di Era Globalisasi


Mempertahankan jati diri bangsa di era globalisasi merupakan tantangan, tetapi juga
kesempatan untuk memperkaya dan mengembangkan identitas nasional. Berikut adalah beberapa
langkah yang dapat diambil untuk mempertahankan jati diri bangsa di era globalisasi:
1. Pendidikan Budaya dan Sejarah
a) Integrasi Nilai-Nilai Lokal: Memasukkan nilai-nilai budaya, sejarah, dan tradisi lokal ke
dalam kurikulum pendidikan, agar generasi muda memahami dan menghargai warisan
budaya bangsa.
2. Promosi Bahasa dan Sastra
a) Penggunaan Bahasa Nasional:Mendorong penggunaan bahasa nasional dalam berbagai
konteks, termasuk media, pendidikan, dan sektor bisnis.
b) Pelestarian Sastra dan Bahasa Daerah: Mendukung pelestarian dan pengembangan sastra
dan bahasa daerah untuk menjaga keberagaman linguistik.
3. Ekonomi Berbasis Budaya
a) Promosi Produk Lokal: Mendorong konsumsi produk lokal dan kerajinan tradisional untuk
mendukung perekonomian berbasis budaya.
b) Pariwisata Budaya: Membangun destinasi pariwisata berbasis budaya yang menarik
wisatawan sambil memperkuat kesadaran akan warisan lokal.
4.Media dan Komunikasi Nasional
8
a) Produksi dan Konsumsi Konten Lokal: Mendorong produksi dan konsumsi konten lokal di
media untuk mempromosikan nilai-nilai budaya dan membangun identitas nasional.
b) Pemberitaan Positif: Mendorong media untuk memberikan liputan yang positif dan
mendukung tentang nilai-nilai lokal.
5.Partisipasi Aktif Masyarakat
a) Pendidikan Masyarakat: Menyelenggarakan kegiatan pendidikan dan kesadaran masyarakat
tentang kearifan lokal, nilai-nilai budaya, dan sejarah nasional.
b) Keterlibatan dalam Pengambilan Keputusan:Melibatkan masyarakat dalam proses
pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pelestarian budaya dan kebijakan nasional.
6.Pemberdayaan Pemuda
a) Pelibatan dalam Kegiatan Kebudayaan:Mendorong partisipasi pemuda dalam kegiatan seni,
budaya, dan tradisional untuk memperkuat rasa kebangsaan.
b) Pendidikan Nilai-Nilai Kebangsaan:Mengintegrasikan pendidikan nilai-nilai kebangsaan
dalam pembelajaran dan pelatihan pemuda.
7.Kerjasama Internasional yang Bermakna
a) Pertukaran Budaya yang Positif:Menggalakkan pertukaran budaya yang bersifat positif dan
saling menghormati dengan negara-negara lain.
b) Pelestarian Identitas Nasional:Menjaga keseimbangan antara terbuka terhadap pengaruh
internasional dan pelestarian identitas nasional.
8.Penguatan Nilai-Nilai Pancasila
a) Pendidikan Nilai-Nilai Pancasila:Meningkatkan pemahaman dan implementasi nilai-nilai
Pancasila sebagai dasar identitas dan kebangsaan.
b) Sosialisasi Nilai-Nilai Kebangsaan:Melakukan sosialisasi tentang nilai-nilai kebangsaan
secara terus-menerus dalam berbagai lapisan masyarakat.
9. Inovasi dalam Budaya:
a) Pertahankan Tradisi dengan Inovasi: Menggabungkan nilai-nilai tradisional dengan inovasi
untuk menciptakan produk budaya yang relevan dan menarik bagi generasi muda.
b) Penggunaan Teknologi untuk Mempromosikan Budaya: Memanfaatkan media sosial dan
platform digital untuk mempromosikan budaya Indonesia secara kreatif
Melalui langkah-langkah ini, Indonesia dapat mempertahankan keberagaman dan keunikan
budayanya sambil tetap terbuka terhadap perubahan global. Pemeliharaan identitas nasional harus
dijalankan sebagai upaya yang dinamis, menggabungkan nilai-nilai tradisional dengan inovasi
yang positif dan berkelanjutan.

BAB III
9
PENUTUP
3.1. Kesimpulan

10

Anda mungkin juga menyukai