Anda di halaman 1dari 12

MATERI 11

DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH WAWASAN KEBANGSAAN


LUDFI ARYA WARDHANA, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh:

1. REGITA DWI CAHYATI (2044200 )


2. TRI UTAMI PRASTYANINGSIH (204420057)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN
UNIVERSITAS PANCA MARGA
PROBOLINGGO
2021/2022
DAFTAR ISI

COVER................................................................................................................. i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR......................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................
1.3 Tujuan..............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................
2.1 Pengertian Sosial Budaya ...............................................................................
2.2 Faktor Ketahanan Sosial dan Budaya .............................................................
2.3 Faktor Ketahanan Sosial Bidang HANKAM..................................................
BAB III PENUTUP.............................................................................................
3.1 Kesimpulan......................................................................................................
3.2 Saran ...............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa karena telah melimpahkan berkat, rahmat,
taufik, hidayah serta InayahNya sehingga kami dapat membuat makalah ini dengan lancar. Tak
lupa shalawat beserta salam kami limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang kita semua
nantikan syafa’atnya di yaumul khiyamah kelak.
Makalah Materi 11 telah kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Wawasan
Kebangsaan dengan tepat waktu. Kami menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, namun kami berharap
supaya karya tulis ini bermanfaat bagi pembaca, dan apabila ada kritik dan saran yang bersifat
membangun, kami dengan lapang hati menerima untuk koreksi supaya dapat lebih baik
kedepannya.

Probolinggo, 12 Desember 2021


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap bangsa mempunyai wawasan kebangsaan yang merupakan visi bangsa yang
bersangkutan menuju ke masa depan. Kehidupan berbangsa dalam suatu negara memerlukan
suatu konsep cara pandangan atau wawasan kebangsaan yang bertujuan untuk menjamin
kelangsungan kehidupan dan keutuhan bangsa dan wilayahnya serta jati diri bangsa itu.
Bangsa yang dimaksudkan adalah bangsa yang bernegara. Perkembangan pemikiran bangsa
Indonesia mengenai wawasan yang akan dianut dalam kehidupan bernegara dapat diikuti
dalam sejarah pergerakkan kemedekaan sejak tahun 1908, yaitu sejak kita sadar akan rasa
kebangsaan. Inti dari wawasan nasional yang disebut wawasan nusantara adalah tekad untuk
bersatu yang didasarkan pada cita-cita dan tujuan nasional.
Konsep wawasan nusantara (dalam Rahayu, A.S, 2014, hlm. 117) merupakan cara
pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya berdasarkan pancasila dan UUD
Tahun 1945 serta sesuai dengan geografi wilayah nusantara yang menjiwai kehidupan
bangsa dalam mencapai tujuan atau cita-cita nasionalnya.
Dengan demikian, wawasan nusantara berperan untuk membimbing bangsa
Indonesia dalam penyelenggaraan kehidupannya serta sebagai ramburambu dalam
perjuangan mengisi kemerdekaannya. Wawasan nusantara sebagai cara pandangan juga
mengajarkan bagaimana pentingnya membina persatuan dan kesatuan dalam segenap aspek
kehidupan bangsa dan negara dalam mencapai tujuan dan cita-citanya. Secara keadaanya
pun, isi nilai-nilai wawasan nusantara telah tertuang dalam dasar negara yaitu Pancasila dan
pembukaan UUD tahun 1945. Dorongan yang melahirkan kebangsaan Indonesia bersumber
dari perjuangan untuk mewujudkan kemerdekaan. Wawasan nusantara Indonesia menolak
segala diskriminasi suku, ras, asal-usul, keturunan, warna kulit, kedaerahan, golongan,
agama dan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kedudukan maupun status sosial.
Konsep kebangsaan kita bertujuan membangun dan mengembangkan persatuan dan
kesatuan.
Derasnya pengaruh globalisasi, bukan mustahil akan mempengaruhi adat budaya
yang menjadi jati diri kita sebagai suatu bangsa dan akan melemahkan paham nasionalisme.
Paham nasionalisme adalah suatu paham yang menyatakan bahwa loyalitas tertinggi
terhadap masalah duniawi dari setiap warga bangsa ditunjukan kepada negara dan bangsa.
Meskipun dalam awal pertumbuhan nasionalisme diwarnai oleh slogan yang sangat terkenal,
yaitu: liberty, equality, fraternality yang merupakan pangkal tolak nasionalisme yang
demokratis, namun dalam perkembangannya nasionalisme pada setiap bangsa sangat
diwarnai oleh nilai-nilai dasar yang berkembang dalam masyarakatnya masing-masing,
sehingga memberikan ciri khas bagi masing-masing bangsa.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud social budaya?
2. Apa saja factor ketahanan social dan budaya?
3. Apa saja factor ketahanan social bidang HANKAM?

1.3 Tujuan
1 Untuk mengetahui pengertian sosial budaya
2 Untuk mengetahui faktor ketahanan social dan budaya
3 Untuk mengetahui faktor ketahanan social bidang HANKAM
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian sosial budaya


1. Secara Umum
Sosial budaya atau yang akrab juga disebut kebudayaan secara universal merupakan suatu
tata nilai dalam masyarakat yang berasal dari pola pikir dan akal budi manusia-manusia
yang hidup di dalamnya. Hasilnya berupa penciptaan akan beragam hal seperti kesenian,
kepercayaan, maupun adat istiadat yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
2. Menurut Para Ahli
a. Andreas Eppink
Andreas Eppink (1946), seorang ahli berbagai bidang yang menciptakan model
Eppink dan mengembangkan analisis psikologi kebudayaan, mengemukakan
pengertian sosial budaya sebagai segala sesuatu yang berlaku dalam suatu
masyarakat tertentu dan menjadi ciri khasnya
b. Burnett
Edward Burnett Tylor (1871), seorang ahli antropologi lampau, melalui bukunya
Primitive Culture and Anthropology ia menerangkan bahwa sosial budaya adalah
keseluruhan elemen masyarakat yang berupa adat istiadat, kesenian, kepercayaan,
moral, pengetahuan, berpikir, kemampuan, dan hukum yang diperoleh seseorang
sebagai bagian dari masyarakat yang bersifat kompleks.
c. Paul Ernest
Paul Ernest, seorang pakar filosofi matematika, menyinggung akan arti sosial
budaya, yakni individu-individu yang membentuk suatu tatanan masyarakat dan
terlibat dalam kegiatan bersama-sama.
d. Lewis
David Lewis (1982) berpendapat bahwa sosial adalah segala sesuatu yang dihasilkan,
diraih, dan ditetapkan dalam interaksi keseharian antar warga negara dengan
pemerintahannya.
e. Lena Dominelli
Seorang pekerja sosial dan profesor sosial politik bernama Lena Dominelli
menjelaskan bahwa sosial budaya adalah bagian yang kurang dari sebuah ikatan dan
interaksi manusia sehingga memerlukan adanya pemakluman atas hal-hal lemah di
dalamnya.
f. Ki Hajar Dewantara
Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Indonesia, mengeluarkan pendapatnya
tentang apa itu sosial budaya. Beliau menekankan pada kata budayanya, yaitu hasil
perjuangan manusia baik terhadap alam maupun waktu yang membuktikan adanya
kejayaan dan kesejahteraan dari suatu masyarakat. Ia bisa berbentuk beragam macam
asalkan bisa mencapai kebahagiaan, kemakmuran, dan kesejahteraan masyarakatnya.
g. Parsudi Suparlan
Parsudi Suparian, seorang antropolog, berpendapat bahwa budaya adalah landasan
bagi perilaku dan kehidupan manusia pada umumnya karena budaya merupakan hasil
dari akal manusia yang difungsikan untuk memahami lingkungan sekitar dan
pengalaman hidupnya.
h. Koentjaraningrat
Koentjaraningrat, ilmuwan sekaligus penulis buku Pengantar Ilmu Antropologi
(2005), memberikan pengertian tentang kebudayaan, yaitu suatu tanggapan, gagasan,
tindakan, dan karya yang dibuat oleh manusia di dalam kehidupan bermasyarakat dan
bisa dipelajari dan dimiliki nantinya.
i. R. Soekmono
R. Soekmono, arkeolog dan sejarawan, kebudayaan ialah usaha atau hasil kerja
manusia yang berupa pemikiran, benda, atau perilaku manusia semasa hidupnya.
j. Engine Fahri
Menurut Engine Fahri I., kata sosial berarti inti bagaimana seorang individu
berinteraksi dan melakukan hubungan dengan individu yang lain meskipun masih
ada perdebatan tentang bagaimana mereka melakukan hubungan tersebut, seberapa
intim, dan konflik yang terjadi.
2.2 Faktor Ketahanan Sosial dan Budaya
1. Tradisi sosial
Tradisi sosial memberikan kepada masyarakat atau bangsa seperangkat nilai dan kaidah
yang diperlukan untuk menjawab tantangan setiap tahap perkembangan. Tradisi social ini
pada dasarnya bersidfat dinamis, karena itu nilai-nilai serta kaidah-kaidah yang tidak
dapat menjawab tantangan akan lenyap secara wajar. Dalam hal ini yang perlu dihindari
adalah tradisionalisme, yaitu sikap attau pandangan menuju dan mempertahankan
“peninggalan masa lampau secara berlebihan yang tidak wajar”. Masyarakat harus dapat
menilai dan menyadari bahwa suatu tradisi tertentu pada suatu tahap perkembangan
mungkin tidak sejalan sehingga merugikan dan menghambat kemajuan.
2. Pendidikan
Pendidikan merupakan factor yang besar pengaruhnya terhadap ketahanan di bidang
social dan budaya. Melalui pendidikan masyarakat akan memperoleh pengetahuan untuk
menilai tradisi yang sudah tidak sesuia lagi. Pendidikan bersifat mengubah secara tertib
kea rah tujuan yang dikehendaki. Pendidikan dalam arti luas ialah usaha untuk
mendewasakan manusia agar dapat mengembangkan potensinya serta berperan secara
penuh dalam menumbuhkan kehidupan social sesuai dengan tuntutan zaman dan untuk
itu diperlukan suatu system pendidikan yang kondusif sehingga mampu membawa
masyarakat ke aria pencapaian tujuan.
SIstem pendidikan mempunyai berbagai sarana, diantara yang penting adalah:
1. Seluruh aparatur pemerintahan modern
2. Sarana komunikasi massa
3. Pendidikan formal dan non formal
4. Sarana massa
5. Kehidupan kota
Dalam masyarakat yang berkembang inisiatif pemerintah dan potensi yang ada
merupakan yang paling kuat dan mampu menggerakkan pendidikan secara luas.
3. Kepemimpinan nasioanl
Untuk membina dan membangun masyarakat modern, diperlukan kepemimpinan
nasional yang kuat dan berwibawa. Kepemimpinan yang demikian ditentukan oleh
banyak factor yaitu pribadi (moral, akhlak, semangat dan akuntabilitas) pemimpin,
komitmen pimpinan, tujuan nasional, nilai-nilai social budaya, keadaan social atau
masyarakat, system politik dan ilmu pengetahuan.
4. Tujuan nasional
Tujuan nasional dapat merupakan unsur pengarah, pemersatu, pemberi motivasi dan
merupakan salah satu identitas nasional. Tujuan nasional selalu berintikan falsafah
Negara.
5. Kepribadian nasional
Kepribadian social merupakan hasil perkembangan sejarah dan cita-cita bangsa yang
dirumuskan sebagai dasar kehidupan bangsa. Kepribadian nasional ini, perlu dipupuk,
dibina, dan dimasyarakatkan pada setiap generasi karena kepribadian nasional inilah
merupakan daya dangkal yang sangat strategis untuk menghadapi tantangan pengaruh
asing.
6. Bidang pertahanan dan keamanan
Pertahanan dan keamanan adalah upaya rakyat semesta dengan TNI dan Polri sebagai
intinya. Merupakan salah satu fungsi pemerintahan dalam menegakkan ketahanan
nasional dengan tujuan mencapai ketahanan bangsa dan Negara serta keamanan hasil
perjuangan yang dilakukan dengan menyusun, mengerahkan serta menggerakkkan
seluruh potensi dan kekuatan masyarakat dalam semua bidang kehidupan nasional serta
terintegrasi dan terkoordinasi.

2.3 Faktor Ketahanan Sosial Bidang HANKAM


Pertahanan keamanan Indonesia mengandung perngertian kesemestaan daya upaya
seluruh rakyat Indonesia sebagai satu sistem ketahanan keamanan negara dalam
mempertahankan dan mengamankan negara demi kelangsungan hidup dan kehidupan
bangsa dan negara RI. Pertahanan keamanan negara RIdilaksanakan dengan menyusun,
mengerahkan, menggerakkan seluruh potensinasional termasuk kekuatan masyarakat
diseluruh bidang kehidupan nasionalsecara terintegrasi dan terkoordinasi.Penyelenggaraan
ketahanan dan keamanan secara nasional merupakansalah satu fungsi utama dari
pemerintahan dan negara RI dengan TNI dan Polrisebagai intinya, guna menciptakan
keamanan bangsa dan negara dalam rangkamewujudkan ketahanan nasional Indonesia.
Wujud ketahanan keamanantercermin dalam kondisi daya tangkal bangsa yang dilandasi
kesadaran belanegara seluruh rakyat yang mengandung kemampuan memelihara stabilitas
pertahanan keamanan negara (Hankamneg) yang dinamis, mengamankan pembangunan dan
hasil-hasilnya serta kemampuan mempertahankan kedaulatannegara dan menangkal segala
bentuk ancaman.Postur kekuatan pertahanan dan keamanan dalam perannya terhadap
Ketahanan Nasional, mencakup:
 Struktur kekuatan
 Tingkat kemampuan
 Gelar kekuatan
Untuk membangun postur kekuatan pertahanan keamanan melalui empat pendekatan :
1. Ancaman
2. Misi
3. Kewilayahan
4. Politik
Kejahatan terus terjadi, bukan karena hilangnya peranan dari
DepartemenPertahanan akan tetapi, itu dikarenakan kurangnya pemahaman
PerananDepartemen Pertahanan dalam mewujudkan kemampuan pertahanan dan keamanan
negara adalah melalui pelaksanaan fungsi pengaturan dan fungsi pembinaan sumber daya
nasional untuk kepentingan Hankam.Peranan departemen pertahanan itu pada dasarnya
adalah menata dan mempersiapkan potensi nasional yang ada agar pada saat diperlukan
dapat dimobilisasikan secara cepat bagi kepentingan upaya pertahanan dan keamanan
Negara. Fungsi pemerintahan dalam segi pengaturan diwujudkan dalam bentuk penyiapan
perangkat hokum dan perundangan serta perangkat pembinaan lainnya yang memberikan
landasan yurisdiksi formal penataan, penyiapan dan mobilisasi potensi nasional bagi
kepentingan HANKAM NEGARA.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Sosial budaya merupakan suatu tata nilai dalam masyarakat yang berasal dari pola pikir
dan akal budi manusia-manusia yang hidup di dalamnya.
2. Faktor ketahanan social budaya antara lain tradisi sosial, pendidikan, kepemimpinan
nasioanl, tujuan nasioanl, kepribadian nasional dan bidang pertahanan dan keamanan.
3. Pertahanan keamanan Indonesia mengandung perngertian kesemestaan daya upaya
seluruh rakyat Indonesia sebagai satu sistem ketahanan keamanan negara dalam
mempertahankan dan mengamankan negara demi kelangsungan hidup dan kehidupan
bangsa dan negara RI

3.2 Saran
Penulis tentunya masih menyadari bahwa makalah yang telah dibuat belum sampai dalam
kata sempurna, dan masih banyak kesalahan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut
dengan berbagai macam sumber serta kritik yang membangun.
DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2020. Sosial Budaya: Pengertian, Sistem, Perubahan, Aspek & Proses.
https://www.selasar.com/pengertian-sosial-budaya/ diakses pada 11 Desember
2021 pukul 10.20.
Anonymous. 2018. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketahanan Dibidang Sosial Budaya.
https://www.scribd.com/document/380120369/FAKTOR-FAKTOR-YANG-
MEMPENGARUHI-KETAHANAN-DIBIDANG-SOSIAL-BUDAYA-docx
diakses pada 11 Desember 2021 pukul 10.30.
Tintingon, Rizka Christina. 2011. Ketahanan Nasional Di Bidang HANKAM.
https://www.scribd.com/doc/57658868/Ketahanan-Nasional-di-bidang-HANKAM
diakses pada 11 Desember 2021 pukul 10.34.

Anda mungkin juga menyukai