Anda di halaman 1dari 11

ESENSI & URGENSI IDENTITAS NASIONAL

(ETNISITAS DAN IDENTITAS INDONESIA)


Makalah Pendidikan Kewarganegaraan Kelas 21

Dosen Pengampu
Anis Syatul Hilmiah, M.Pd

Disusun oleh kelompo I :


Diana Dwi Lestari 190110101002
Sony Galuh Dwiyantara 190110101051
Dinakarasuta Kosala Prasetya 190110101085
Ainun Jamilah Martak 190110401009

UNIVERSITAS JEMBER
2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena limpahan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas mata
kuliah Pendidikan Kewarganegaraan dengan judul : “Esensi dan Urgensi Identitas Nasional
(Etnisitas dan Identitas Indonesia)”
Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak yang telah membantu kami
dalam penyusunan makalah ini.
Besar harapan kami bahwa makalah ini dapat bernilai baik, dan dapat digunakan
dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini belum
sempurna untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Jember, 6 September 2019

Kelompok 1

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................................i


DAFTAR ISI .......................................................................................................................... ii
BAB I ....................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 4
1.1 Latar belakang ................................................................................................................. 4
1.2 Rumusan masalah .............................................................................................................. 4
1.3 Tujuan ................................................................................................................................ 4
BAB II ..................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ...................................................................................................................... 5
2.1 Pengertian identitas nasional .............................................................................................. 5
2.2 Unsur-unsur identitas nasional ........................................................................................... 5
2.3 Faktor-Faktor pendukung kelahiran identitas nasional ...................................................... 6
2.4 Esensi dan urgensi identitas nasional ................................................................................. 6
2.5 Keterkaitan Globalisasi dengan identitas nasional ............................................................. 7
2.6 Memperkokoh identitas nasional untuk meningkatkan nasionalisme ................................ 8
BAB III .................................................................................................................................. 10
PENUTUP ............................................................................................................................. 10
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................................... 10
3.2 Saran ................................................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 11

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Situasi dan kondisi masyarakat menghadapkan kita pada suatu keprihatinan sekaligus
juga mengundang kita untuk ikut bertanggung jawab atas mozaik Indonesia yang retak,
bukan sebagai ukiran, melainkan membelah dan meretas jahitan busana tanah air,
tercabik-cabik dalam kerusakan yang menghilangkan keindahannya. Untaian kata-kata
dalam pengantar sebagaimana tersebut merupakan tamsilan bahwa Bangsa Indonesia
yang dahulu dikenal sebagai “het zachste volk ter aarde” dalam pergaulan
antarbangsa,kini sedang mengalami tidak saja krisis identitas, melainkan juga krisis
dalam berbagai dimensi kehidupan yang melahirkan instabilitas yang berkepanjangan
semenjak reformasi digulirkan pada tahun 1998 (Koento Wibisono, 2005).
Hal-hal yang krusial antara lain lunturnya nilai-nilai kebangsaan dan nilai-nilai
budaya bangsa. Fenamena sosial menunjukkan bahwa saat ini kegiatan gotong royong,
musyawarah, dan rasa saling menghargai semakin ilang dikalangan generasi muda dan
masyarakat secara luas. Budaya sopan santun, tolong menolong, kerukunan, toleransi,
solidaritas sosial, saling menghargai semakin hilang ditengah arus modernisasi dan
globalisasi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian identitas nasional ?
2. Apa unsur-unsur identitas nasional ?
3. Apa saja faktor-faktor pendukung kelahiran identitas nasional?
4. Bagaimana esensi dan urgensi identitas nasional sebagai salah satu pembangun
karakter bangsa?
5. Bagaimana keterkaitan Globalisasi dengan identitas nasional ?
6. Bagaimana Memperkokoh Identitas Nasional Untuk Meningkatkan Nasionalisme ?

1.3 Tujuan
Untuk mengetahui pengertian identitas nasional, unsur-unsur identitas nasional, faktor-
faktor pendukung kelahiran identitas nasional, esensi dan urgensi identitas nasional,
keterkaitan globalisasi dengan identitas nasional,dan memperkokoh identitas nasional
untuk meningkatkan nasionalisme.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Identitas Nasional


Kata identitas berasal dari bahasa Inggris, yaitu identity, yang memiliki pengertian
harafiah ciri-ciri, tanda-tanda, atau jati diri yang melekat pada seseorang atau sesuatu
yang membedakannya dengan yang lain. Dalam term antropologi, ‘identitas’ adalah sifat
khas yang menerangkan dan sesuai dengan kesadaran diri pribadi sendiri, golongan
sendiri, kelompok sendiri, komunitas sendiri, atau negara sendiri. Sementara kata
‘nasional’ merupakan identitas yang melekat pada kelompok-keompok yang lebih besar
yang diikat oleh kesamaan-kesamaan, baik fisik seperti budaya, agama, dan bahasa
maupun nonfisik seperti keinginan, cita-cita, dan tujuan. Himpunan kelompok inilah
yang kemudian disebut dengan istilah identitas bangsa atau identitas nasional yang pada
akhirnya melahirkan tindakan kelompok (collective action) yang diberi atribut-atribut
nasional. Kata nasional sendiri tidak bisa dipisahkan dari kemunculan konsep
nasionalisme.
Istilah “identitas nasional” secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh
suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain.
Berdasarkan pengertian yang demikian ini maka setiap bangsa di dunia ini akan memiliki
identitas sendiri-sendiri sesuai keunikan, sifat, ciri-ciri serta karakter dari bangsa
tersebut.
Pada konteks ke-Indonesiaan, identitas nasional bangsa adalah identitas yang
bersumber dari nilai luhur Pancasila yang aktualisasinya tercermin dalam
penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Identitas tersebut
menunjuk pada lambang, simbol, atau identitas yang bersifat nasional seperti bahasa
Indonesia, bendera merah putih, lagu Indonesia Raya, Garuda pancasila, dan Bhineka
tunggal ika. Guna menjaga identitas nasional, maka rasa cinta tanah air dan integrasi
nasional menjadi suatu hal yang penting.

2.2 Unsur-unsur Identitas Nasional


Identitas nasional Indonesia merujuk pada suatu bangsa yang majemuk.
Kemajemukan itu merupakan gabungan unsur-unsur pembentukan identitas, yaitu
sebagai berikut.
1) Suku Bangsa: golongan sosial khusus yang bersifat askriptif (ada sejak lahir), yang
sama coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin. Di Indonesia terdapat
banyak sekali suku bangsa atau kelompok etnis dengan tidak kurang tiga ratus dialek
bahasa.
2) Agama: bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang agamis, agama-agama
yang tumbuh dan berkembang di nusantara adalah agama Islam, Kristen, Katholik,
Hindu, Budha dan Kong Hu Cu. Agama Kong Hu Cu pada masa orde baru tidak
diakui sebagai agama resmi negara, namun sejak pemerintahan Presiden
Abdurrahman Wahid, istilah agaam resmi agama dihapuskan.
3) Kebudayaan: pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang isinya adalah
perangkat-perangkat atau model-model pengetahuan yang secara kolektif digunakan
oleh pendukung-pendukungnya untuk menafsirkan dan memahami lingkungan yang

5
dihadapi dan digunakan sebagai rujukan atau pedoman untuk bertindak (dalam bentuk
kelakuan dan benda-benda kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi.
4) Bahasa: merupakan unsur pendukung identitas nasional yang lain. Bahasa dipahami
sebagai sistem perlambang yang secara arbiter dibentuk atas unsur-unsur bunyi
ucapan manusia dan yang digunakan sebagai sarana berinteraksi antar manusia.
Dari unsur-unsur Identitas Nasional tersebut diatas dapat dirumuskan pembagiannya
menjadi 3 bagian sebagai berikut :
1) Identitas Fundamental, yaitu Pancasila yang merupakan Falsafah Bangsa, Dasar
Negara, dan Ideologi Negara.
2) Identitas Instrumental, yaitu berisi UUD 1945 dan Tata Perundangannya, Bahasa
Indonesia, Lambang Negara, Bendera Negara, Lagu Kebangsaan “Indonesia Raya”.
3) Identitas Alamiah, yaitu meliputi Negara Kepulauan (archipelago) dan pluralisme
dalam suku, bahasa, budaya dan agama serta kepercayaan (agama).

2.3 Faktor Pendukung Kelahiran Identitas Nasional


Kelahiran identitas nasional suatu bangsa memiliki sifat, ciri khas serta keunikan
sendiri-sendiri, yang sangat ditentukan oleh faktor-faktor yang mendukung kelahiran
identitas nasional meliputi, (1) faktor objektif, yang meliputi faktor geografis-ekologis
dan demografis, (2) faktor subjektif, yaitu faktor historis, sosial, politik, dan kebudayaan
yang dimiliki bangsa Indonesia (Suryo, 2002).
Selain itu ada faktor lain yaitu faktor sakral dapat berupakesamaan agama yang
dipeluk masyarakat atau ideologi doktriner yang diakui oleh masyarakat yang
bersangkutan. Agama dan ideologi merupakan faktor sakral yang dapat membentuk
bangsa negara. Faktor sakral ikut menyumbang terbentuknya satu nasionalitas baru.
Negara Indonesia diikat oleh kesamaan ideologi pancasila.
Prinsip kesediaan warga bangsa bersatu dalam perbedaan atau (unity in deversity)
juga menjadi faktor pembentuk identitas nasional. Yang disebut bersatu dalam perbedaan
adalah kesediaan warga bangsa untuk setia pada lembaga yang disebut negara dan
pemerintahannya tanpa enghilangkan keterikatannya pada suku bangsa adat, ras, agama.

2.4 Esensi dan Urgensi Identitas Nasional


Setiap negara yang merdeka dan berdaulat sudah dapat dipastikan berupaya memiliki
identitas nasional agar negara tersebut dapat dikenal oleh negara-bangsa lain dan dapat
dibedakan dengan bangsa lain. Negara-bangsa meiliki kewibawaan dan kehormatan
sebagai bangsa yang sejajar dengan bangsa lain serta akan menyatukan bangsa yang
bersangkutan.Lalu apa esensi, urgensi serta mengapa identitas nasional itu penting bagi
negara-bangsa Indonesia? Apa sajakah identitas nasional Indonesia itu?
Identitas nasional bagi bangsa indonesia akan sangat ditentukan oleh ideologi yang
dianut dan norma dasar yng dijadikan pedoman untuk berprilaku. Semua identitas ini
akan menjadi ciri yang membedakan Indonesia dengan bangsa lain. Bagi bangsa
Indonesia, jati diri tersebut dapat tersimpul dalam ideologi dan konstitusi negara, ialah
Pancasila dan UUD NRI 1945.
Konsep jati diri atau identitas bangsa Indonesia dibahas secara luas dan mendalam
oleh Tilaar (2007) dalam buku yng berjudul MengIndonesia Etnisitas dan Identitas

6
Bangsa Indonesia. Diakui bahwa mengkaji masalah jati diri bangsa Indonesia
merupakan sesuatu yang pelik. Jati diri bangsa Indonesia merupakan suatu hasil
kesepakatan bersama bangsa tentang masa depan berdasarkan pengalaman masa lalu. Jati
diri bangsa harus selalu mengalami proses pembinaan melalui pendidikan demi
terbentuknya solidaritas dan perbaikan nasib di masa depan.
Menurut Hardono Hadi (2002) jati diri itu mencakup tiga unsur yaitu kepribadian,
identitas, dan keunikan. Pancasila sebagai jati diri bangsa lebih dimaknai sebagai
kepribadian (sikap dan perilaku yang ditampilkan manusia Indonesia) yang
mencerminkan lima nilai pancasila.

Menurut sumber legal-formal, empat identitas nasional pertam meliputi bendera,


bahasa dan lambang negara serta lagu kebangsaan.
1. Bendera Merah Putih
Dalam UU No. 24 Tahun 2009 mulai pasal 4 sampai pasal 24.
Bendera merah putih dikibarkan pertama kali pada tanggal 17 Agustus 1945 namun
telah ditunjukkan pada peristiwa Sumpah Pemuda Tahun 1928.

2. Bahasa Negara Bahasa Indonesia


Ketentuan tentang bahasa negara diatur dalam undang-undang No. 24 Tahun 2009
mulai Pasal 25 sampai 45.
Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara merupakan hasil kesepakatan para pendiri
NKRI. Bahasa Indonesia berasal dari rumpun bahasa Melayu yang dipergunakan
sebagai bahsa pergaulan (lingua franca) dan kemudian diangkat dan diikrarkan
sebagai bahasa persatuan pada Kongres Pemuda II tanggal 28 Oktober 1928. Bangsa
Indonesia sepakat bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional sekaligus jati
diri dan identitas Indonesia.

3. Lambang Negara Garuda Pancasila


Ketentuan lambang negara diatur dalam Undang-undang No. 24 Tahun 2009 mulai
pasal 45 sampai pasal 57.
Garuda adalah burung khas Indonesia yang dijadikan lambang negara. Di tengah-
tengah perisai burung garuda terdapat sebuah garis hitam tebal yang melukiskan
katulistiwa. Pada perisai terdapat 5 buah ruang yang mewujudkan dasar pancasila.
A. Dasar Ketuhanan Yang Maha Esa dilambangkan dengan cahaya di bagian tengah
perisai berbentuk bintang yang bersudut 5.
B. Dasar Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab dilambangkan dengan tali rantai
bermata bulatan dan persegi dibawah kiri perisai.
C. Dasar Persatuan Indonesia dilambangkan dengan pohon beringin di bagian kiri
atas perisai.
D. Dasar Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaatan/Perwakilan dilambangkan kepala banteng di bagian kanan atas
perisai.
E. Dasar Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat indonesia dilambangkan dengan kapas
dana padi di bagian kanan atas perisai.

4. Lagu Kebangsaan Indonesia Raya

7
Ketentuan tentang lagu kebangsaan diatur dalam UU nomer 24 tahun 2009 mulai
pasal 58 sampai pasal 64.
Indonesia raya sebagai lagu kebangsaan pertama kali dinyanyikan pada kongres
pemuda II tanggal 28 Oktober 1928. Lagu indonesia raya menjadi lagu kebangsaan
yang diperdengarkan pada setiap upacara kenegaraan.

2.5 Keterkaitan Globalisasi dengan Identitas Nasional


Adanya era globalisasi dapat berpengaruh terhadap nilai-nilai budaya bangsa
Indonesia. Era globalisasi tersebut telah datang dan menggeser nilai-nilai yang telah ada.
Nilai-nilai tersebut bersifat positif dan negatif. Ini semua merupakan ancaman,
tantangan, dan sekaligus sebagai peluang bagi bangsa Indonesia untuk berinovasi di
segala aspek kehidupan.
Di era globalisasi, pergaulan antarbangsa semakin ketat.Batas wilayah tidak lagi
menjadi penghalang. Di dalam pergaulan antarbangsa tersebut akan terjadi proses
akulturasi, saling meniru dan memengaruhi antara budaya masing-masing.Hal yang perlu
kita cermati pada proses akulturasi tersebut adalah apakah proses itu dapat melunturkan
tata nilai yang merupakan jati diri bangsa Indonesia.
Dengan adanya globalisasi, intensitas hubungan masyarakat antara satu negara dengan
negara lain menjadi semakin tinggi. Dengan demikian, kecenderungan munculnya
kejahatan yang bersifat transnasional menjadi semakin sering terjadi. Sebagai contohnya
semakin merajalelanya peredaran narkotika dan psikotropika yang sangat merusak
kepribadian dan moral bangsa,terutama bagi generasi penerus bangsa.Jika hal tersebut
dibiarkan, maka akan mengganggu ketahanan nasional disegala aspek kehidupan, bahkan
akan meyebabkan lunturnya nilai-nilai identitas nasional.
Globalisasi saat ini telah mempengaruhi perjalanan bangsa indonesia. Dengan segala
kemampuan indonesia dituntut siap untuk mematangkan ideologi dan memperkuat
nasionalisme sebagai tameng terdepan terhadap perkembangan demokrasi global. Pada
era globalisasi saat ini bangsa indonesia juga perlu melawan segala macam tindakan
yang mengancam revitalisasi Pancasila dengan memperkuat pemahaman tentang ideologi
serta nasionalisme.
Pegaruh positif globalisasi antara lain:
1) Dilihat dari globalisasi politik, menguatnya tuntutan demokratisasi agar
pemerintah dijalankan secara terbuka dan demokratis. Karena pemerintah adalah
bagian utama suatu negara, jika pemerintah dijalankan secara jujur, bersih dan
dinamis tentu akan mendapat tanggapan positif dari rakyat.
2) Dari aspek globalisasi ekonomi, terbukanya pasar internasional, meningkatnya
devisa negara. Dengan adanya hal tersebut akan meningkatkan kehidupan
ekonomi bangsa yang menunjang kehidupan nasional bangsa.
3) Dari globalisasi sosial budaya pengetahuan akan berkembang dan etos kerja akan
meningkatkan demikian juga teknologi dan informasi akan dapat merubah pola
pikir sehingga dapat memajukan bangsa dan akan mempertebal rasa nasionalisme.
Pengaruh negatif gobalisasi antara lain:

8
1) Akan terjadi tuntutan yang bebas dan mengarah pada kebebasan tanpa batas jika
mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat membawa
kemajuan dan kemakmuran. Sehingga tidak menutup kemungkinan berubah arah
dari ideologi pancasila ke ideologi liberalisme.
2) Hilangnya rasa cinta terhadap produk daalm negeri karena banyak produk luar
yang mulai diimport ke Indonesia, investasi asing akan menggeser perekonomian
lokal sehingga muncul monopoli.
3) Masuknya budaya dari luar yang berdampak kecenderungan melupakan identitas
bangsa Indonesia, karena gaya hidupnya cenderung meniru budaya luar yang
dianggap sebagai kiblat.

2.6 Memperkokoh Identitas Nasional Untuk Meningkatkan Nasionalisme


Filusuf Prancis Ernest renan menyatakan nasionalisme merupakan kesadaran untuk
bersatu tanpa paksaan yang dituntut oleh obsesi mewujudkan sebuah kepentingan
kolektif yang dianggap luhur yang pada akhirnya menciptakan sebuah identitas nasional
atau identitas sebuah bangsa. Guibernaui dan Rex berpendapat bahwa dengan dilandasi
oleh semangat mengedepankan hak-hak masyarakat pada sebuah teritori tertentu,
nasionalisme sejatinya merupakan sebuah kemauan untuk berrsatu tanpa paksaan dalam
semangat persamaan dan kewarganegaraan.
Nasionalisme Indonesia didefinisikan mengacu pada musuh eksternal, dan simpatisan
domestik, termasuk beberapa kelompok etnis pribumi asli Nusantara. Nasionalisme
Indonesia berkembang tidak hanya berdasarkan reaksi negatif terhadap aturan
pemerintah kolonial yang berasimilasi ke dalam klaim nasional.
Menurut Yonky Karman, setelah seabad kebangkitan nasional, nasionalisme
Indonesia masih ambigu. Hal ini mengacu pada ambiguitas warga negara Indonesia
terhadap identitas nasional yang ditampakkan saat di luar negeri dan di dalam negeri.
Apabila kita di luar negeri kita memperkenalkan diri, “Saya orang Indonesia.”
Menambahkan identitas primordial kesukuan atau keagamaan tidak diharapkan, juga
tidak relevan. Di luar negeri kita hanya menonjolkan keIndonesiaan. Namun, di dalam
negeri, kita mudah menonjolkan identitas unsur-unsur keindonesiaan dan membangun
sentimen primordial. Atas nama demokrasi, kesadaran beragama diungkapkan secara
berlebihan sehingga merusak kesatuan bangsa.

9
BAB III

3.1 Kesimpulan
Identitas nasional Indonesia merujuk pada suatu bangsa yang majemuk.
Kemajemukan itu merupakan gabungan unsur-unsur pembentukan identitas.Jati diri
bangsa Indonesia merupakan suatu hasil kesepakatan bersama bangsa tentang masa
depan berdasarkan pengalaman masa lalu. Jati diri bangsa harus selalu mengalami proses
pembinaan melalui pendidikan demi terbentuknya solidaritas dan perbaikan nasib di
masa depan.Pada era globalisasi saat ini bangsa indonesia juga perlu melawan segala
macam tindakan yang mengancam revitalisasi Pancasila dengan memperkuat
pemahaman tentang ideologi serta nasionalisme. Nasionalisme Indonesia didefinisikan
mengacu pada musuh eksternal, dan simpatisan domestik, termasuk beberapa kelompok
etnis pribumi asli Nusantara. Nasionalisme Indonesia berkembang tidak hanya
berdasarkan reaksi negatif terhadap aturan pemerintah kolonial yang berasimilasi ke
dalam klaim nasional.

3.2 Saran
Sebagai masyarakat indonesia kita harus ikut serta dalam menjaga dan melestarikan apa
yang menjadi identitas negara indonesia. Hal itu dikarenakan identitas negara merupakan
harta yang berharga bagi bangsa yang menjadi pembeda dengan bangsa lain. Jangan
sampai bangsa lain mengklaim apa yang menjadi identitas negara kita. Mengajarkan
pada generasi-generasi muda kita tentang pentingnya menjaga identitas negara kita serta
membentengi generasi muda kita dari pengaruh budaya luar yang mengancam identitas
negara indonesia.

10
DAFTAR PUSTAKA

Pratama, Wandhi dan Rauf, Ruslan. 2016. Pendidikan kewarganegaraan bingkai NKRI.
Jakarta: Mitra Wacana Media.

Herdiawano, Heri dan Hamdayama, Jumanta. 2010. Cerdas, Kritis, dan Aktif
Berwarganegara. Erlangga.

Prof. Dr. H. Kaelan, M.S. dan Drs. H. Achmad Zubaidi, M.Si. 2010. Pendidikan
Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Paradigma.

Lan, Thung Ju dan Manan, Azzam M. (Ed). 2011. Nasionalisme dan Ketahanan Budaya Di
Indonesia. Jakarta: LIPI Press.

Winarno, S.Pd., M.Si. 2007. Paradigma baru Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: PT Bumi
Aksara.

Suryonono, Hasan. 2008. Jurnal Konfigurasi Identitas Nasional, Nasionalisme Dalam Era
Globalisasi Suatu Harapan dan Tantangan. Sebelas Maret University Press dengan Cakro
Books.

Amrin, Tatang M. 2012. Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi, Vol. 1 No.
1

Agung, Darma. 2017. Memperkokoh Identitas Nasional Untuk Meningkatkan Nasionalisme.


Jakarta: Puskom Publik Kemhan.

Monteiro, Josef M. 2015. Pendidikan Kewarganegaraan: Perjuangan membentuk Karakter


Bangsa Ed.1. Cet.2. Yogyakarta: Deepublish.

Dwi, Icha. 2018. Jurnal Identitas Nasional. IAIN Kerinci.

11

Anda mungkin juga menyukai