Anda di halaman 1dari 7

D.

Peran Pelaku Ekonomi

Sistem ekonomi yang sudah dibicarakan tidak dapat dijalankan bila tidak ada
pelaku ekonomi. Sebenarnya siapa saja para pelaku ekonomi tersebut. Apa saja
perannya dalam melaksanakan kegiatan ekonomi.
Awalnya dalam perekonomian sederhana hanya ada dua pelaku ekonomi, yaitu
rumah tangga dan perusahaan. Rumah tangga berfungsi sebagai konsumen
sekaligus sebagai penyedia faktor-faktor produksi seperti tanah, tenaga kerja,
modal, dan lain-lain. Adapun perusahaan berfungsi sebagai pihak yang
mengelola faktor-faktor produksi untuk memproduksi barang dan jasa yang
dibutuhkan rumah tangga.
Selanjutnya, sesuai perkembangan zaman dan perkembangan ketatanegaraan,
keberadaan pemerintah serta adanya perdagangan antarnegara mutlak
diperlukan demi melancarkan kehidupan ekonomi.
Karena pada kenyataannya negara tidak mampu memenuhi kebutuhannya
sendiri sehingga diperlukan perdagangan dengan negara lain. Dengan demikian,
pelaku ekonomi berkembang menjadi 4 macam, yaitu rumah tangga,
perusahaan, pemerintah, dan masyarakat luar negeri.
Keempat pelaku ekonomi tersebut memiliki peran masing-masing dalam
melakukan kegiatan ekonomi. Untuk memperjelas peran masing-masing pelaku
ekonomi, berikut akan diuraikan dengan contoh yang terjadi di Indonesia.
1. Rumah Tangga Konsumen (RTK)
Dalam kegiatan ekonomi, rumah tangga (rumah tangga konsumen), memiliki
dua peran.
a. Sebagai konsumen terhadap barang dan jasa guna memenuhi kebutuhan
hidup.
b. Sebagai penyedia faktor-faktor produksi seperti tenaga kerja, tanah,
bahan baku, modal dan pengusaha (kewirausahaan). Sebagai penyedia
bahan baku, misalnya rumah tangga mempunyai ladang yang ditumbuhi
kayu mahoni, kemudian kayunya dijual kepada perusahaan mebel agar
diolah menjadi perabot rumah tangga.

Untuk melakukan konsumsi, rumah tangga memerlukan pendapatan


berupa uang. Dari mana pendapatan tersebut diperoleh dan apa saja
bentuknya? Pendapatan rumah tangga umumnya diperoleh dari
perusahaan dalam bentuk sebagai berikut.
1) Upah atau gaji, yaitu imbalan yang diterima rumah tangga karena
1
telah mengorbankan tenaga dalam kegiatan produksi.
2) Sewa, yaitu imbalan yang diterima rumah tangga karena telah
menyewakan tanah atau bangunan untuk pelaku kegiatan produksi.
3) Bunga, yaitu imbalan yang diterima rumah tangga karena telah
meminjamkan sejumlah uang sebagai modal untuk melakukan kegiatan
produksi.
4) Laba, yaitu imbalan yang diterima rumah tangga karena telah
mengorbankan pikiran, tenaga, dan keahliannya untuk mengelola
perusahaan sehingga perusahaan mampu memperoleh laba.
5) Hasil penjualan, yaitu imbalan yang diterima rumah tangga dari
menjual bahan baku kepada perusahaan.

Dari semua penjelasan di atas diketahui adanya interaksi antara rumah


tangga dengan perusahaan. Interaksi tersebut menyebabkan terjadinya
arus uang dan barang serta jasa antara rumah tangga dan perusahaan.
2. Perusahaan
Dalam kehidupan sehari-hari, kita mengetahui ada berbagai macam
perusahaan (rumah tangga produksi). Ada perusahaan yang dimiliki
swasta, ada pula perusahaan yang dimiliki negara. Selain itu, kita mengenal
adanya koperasi sebagai salah satu bentuk usaha yang memiliki peran dalam
kegiatan ekonomi. Jika ditinjau dari bentuk hukum, perusahaan dapat
dikelompokkan menjadi perusahaan perorangan, firma, CV, dan PT.
Perusahaan-perusahaan itu sebagai salah satu pelaku ekonomi memiliki
peran penting dalam kegiatan ekonomi. Peran perusahaan tersebut meliputi
hal-hal berikut.
a. Membeli faktor-faktor produksi seperti bahan baku, tenaga kerja, modal,
dan pengusaha (kewirausahaan).
b. Mengelola atau mengombinasikan faktor-faktor produksi untuk
memproduksi barang dan jasa. Di sini perusahaan berperan sebagai
produsen.
c. Menjual barang dan jasa yang sudah dihasilkan kepada rumah tangga,
pemerintah, masyarakat luar negeri atau kepada ketiga-tiganya.
d. Bertanggung jawab terhadap kesejahteraan

2
karyawan dan masyarakat sekitar.

Kesejahteraan dapat ditingkatkan dengan memberikan upah di atas UMR


(upah minimum regional), menjamin keselamatan tenaga kerja, dan menjamin
hari tua karyawan. Kesejahteraan masyarakat sekitar dapat ditingkatkan
dengan cara aktif menyumbang pembangunan sarana-sarana umum,
mengurangi atau menghilangkan dampak negatif limbah, membina
perusahaan-perusahaan kecil sebagai bapak angkat, memberikan bea siswa,
dan lain-lain.

3
3. Pemerintah
Dalam kegiatan ekonomi, pemerintah dapat berperan sebagai produsen,
konsumen, dan pengatur kegiatan ekonomi. Berikut ini uraian mengenai
pemerintah.
a. Pemerintah sebagai Produsen
Pemerintah dalam perannya sebagai produsen memproduksi barang dan
jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Contoh barang dan jasa yang
dihasilkan pemerintah, yaitu minyak (Pertamina), semen (PT Semen
Cibinong), baja (PT Krakatau Steel), listrik (PT PLN Persero), pesawat
terbang (PT Dirgantara Indonesia), pendidikan (sekolah negeri dan
perguruan tinggi negeri), kesehatan (puskesmas dan rumah sakit),
hukum dan keamanan (Polisi, TNI, dan peradilan), pos (PT POS
Indonesia), dan lain-lain.
b. Pemerintah sebagai Konsumen
Pemerintah dalam menjalankan fungsinya membutuhkan barang dan jasa
untuk dikonsumsi. Contoh barang dan jasa yang dibutuhkan adalah
peralatan kantor (komputer, meja, lemari, dan lain-lain), perlengkapan
kantor (kertas, tinta, pensil, dan lain-lain), mobil dinas, rumah dinas, dan
peralatan perang (tank, senjata, dan lain-lain).
c. Pemerintah sebagai Pengatur Kegiatan Ekonomi
Dalam perannya sebagai pengatur kegiatan ekonomi, pemerintah
membuat berbagai peraturan dan kebijakan yang berkaitan dengan
kegiatan ekonomi.

1) Peraturan yang dibuat dalam bidang ekonomi;


Semua peraturan yang dibuat pemerintah harus berdasarkan
Pancasila, UUD 1945, dan GBHN yang berlaku. Contoh peraturan
yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi yang dibuat pemerintah:
a) Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang
Otonomi Daerah, yang di antaranya mengatur
pembagian dan pemanfaatan sumber daya
nasional.
b) Undang-Undang No. 25 Tahun 1999 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
Pusat dan Daerah.
c) Undang-Undang No. 27 Tahun 2003 tentang Pemanfaatan Panas
Bumi.
4
d) Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

2) Kebijakan ekonomi atau politik ekonomi yang


dijalankan pemerintah, misalnya:
a) Kebijakan fiskal (kebijakan dalam hal pajak dan APBN);
b) Kebijakan moneter (kebijakan dalam keuangan dan perkreditan);
c) Kebijakan produksi (kebijakan untuk mendorong produksi barang
dan jasa tertentu);
d) Kebijakan ketenagakerjaan (kebijakan mengatur segala sesuatu
tentang tenaga kerja, termasuk tata cara pemberangkatan dan
pemulangan tenaga kerja Indonesia, dan lain-lain);
e) Kebijakan harga (kebijakan mengatur harga, seperti menetapkan
harga minimum atau harga maksimum);
f) Kebijakan perdagangan luar negeri (kebijakan mengatur
perdagangan dengan luar negeri, seperti membuat perjanjian
dengan negara lain).

4. Masyarakat Luar Negeri


Pengertian masyarakat luar negeri mencakup negara dan masyarakat luar
negeri itu sendiri. Adapun peran masyarakat luar negeri dalam kegiatan
ekonomi adalah sebagai berikut.
a. Pengekspor Barang dan Jasa
Bila kita membutuhkan barang dan jasa dari masyarakat negara lain maka
negara lain akan mengekspor barang dan jasa yang kita butuhkan.
Tahukah kalian, bahwa Jepang sebagai negara industri telah
mengekspor berbagai jenis kendaraan ke negara kita. Kalian tentu
mengenal merek Yamaha, Suzuki, Honda, Toyota, dan Mitsubishi. Sekarang
Cinapun tidak mau ketinggalan. Banyak motor yang diekspornya dengan
merek Sanex, Tosa, Jialing, dan Beijing.
Selain kendaraan, barang yang diekspor ke Indonesia adalah makanan,
minuman, alat hiburan (TV, video, dan radio), pakaian, alas kaki, dan lain-
lain.
b. Pengimpor Barang dan Jasa

5
Bila masyarakat luar negeri membutuhkan barang dan jasa dari negara
kita maka mereka akan mengimpor barang dan jasa yang mereka
butuhkan. Pada umumnya masyarakat luar negeri mengimpor barang
kerajinan dari Indonesia, seperti ukiran Jepara, kerajinan rotan, pakaian,
alas kaki, peralatan elektronik, kertas, minyak sawit, dan lain-lain.
Adapun contoh jasa yang mereka impor dari negara kita adalah dengan
mendatangkan grup-grup kesenian atau artis-artis Indonesia untuk
menghibur mereka.
c. Pengekspor Faktor-Faktor Produksi
Bila negara kita membutuhkan faktor-faktor produksi dari negara lain,
seperti bahan baku, tenaga kerja, modal, dan pengusaha
(kewirausahaan) maka negara lain akan mengekspornya ke Indonesia.
Faktor produksi yang banyak diekspor ke Indonesia adalah faktor
produksi modal karena Indonesia memang sangat kekurangan modal.
Negara-negara yang telah menanamkan modalnya ke negara kita disebut
dengan istilah investor.
Untuk membangun jalan raya di Indonesia, Korea Selatan juga pernah
mengekspor tenaga kerjanya ke negara kita. Dan dalam menyambut era
perdagangan bebas sekarang ini, kabarnya Filipina akan mengekspor
jutaan tenaga kerjanya ke Indonesia. Kemudian untuk memenuhi
kebutuhan In- donesia, negara lain banyak mengekspor biji plastik,
bahan-bahan kimia, mesin-mesin, generator, perataan listrik, alat
pertukangan, dan bahan baku.
d. Pengimpor Faktor-Faktor Produksi
Bila negara lain membutuhkan faktor-faktor produksi dari negara kita
maka mereka akan mengimpornya dari negara kita. Faktor-faktor
produksi yang paling banyak mereka impor dari negara kita adalah
faktor produksi alam dan tenaga kerja. Contoh faktor produksi alam
yang mereka impor adalah karet, minyak bumi, timah, tembaga,
aluminium, tembakau, dan lain- lain. Mereka juga mengimpor tenaga kerja
dari negara kita yang jumlahnya sangat melimpah, terlebih sejak krisis
moneter, angka pengangguran mencapai kurang lebih empat puluh juta
jiwa.

e. Mitra Kerja Sama Ekonomi

6
Kerja sama ekonomi antarnegara amat diperlukan untuk memajukan
kehidupan ekonomi. Oleh karena itu, masyarakat luar negeri merupakan
mitra kerja sama yang baik untuk memajukan ekonomi. Kerja sama
dengan masyarakat luar negeri meliputi hal-hal berikut.
1. Produksi, di sini dibahas masalah standar kualitas dan jumlah produksi
barang tertentu, seperti minyak. Contohnya, kerja sama ekonomi yang
tergabung dalam OPEC (Organization of Petroleum Exporting Coun-
tries ).
2. Perdagangan dan tarif, kerja sama ini membahas masalah
perdagangan dan tarif dengan tujuan memperlancar arus
distribusi barang antarnegara. Contohnya, kerja sama ekonomi yang
tergabung dalam WTO (World Trade Organization ).
3. Perburuhan, kerja sama di bidang perburuhan bertujuan
meningkatkan kesejahteraan para pekerja, seperti kerja sama yang
tergabung dalam ILO (International Labour Organoztion).

Anda mungkin juga menyukai