A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong kerjasama, toleran, damai) santun, responsive, disiplin,
tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan
teknologi, seni budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar
Indikator
MATERI AJAR
: Ekonomi
Kelas/ semester
: X/1
Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Konsumsi
kegiatan
ekonomi
(konsumen),
Rumah
Rumah
Tangga
Tangga
Produksi
flow diagram
Pertemuan
: 3 Pertemuan
PERAN PELAKU KEGIATAN EKONOMI
Pertemuan 1
1. Pelaku pelaku kegiatan ekonomi
A. Rumah Tangga keluarga (konsumen)
Ada dua peran yang dimainkan oleh rumah tangga keluarga dalam kegiatan
ekonomi. Pertama sebagi konsumen. Sebagi konsumen, rumah tangga keluarga
membeli barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan oleh perusahaan untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Selain berperan sebagai konsumen, rumah tangga
keluarga juga berperan sebagai penyedia faktor produksi, seperti tenaga kerja. Jasa
sumber daya manusia dari rumah tangga keluarga diberdayakan oleh perusahaan,
pemerintah, dan masyarakat luar negeri untuk mengahsilkan barang dan jasa. Selain
tenaga kerja, rumah tangga keluarga juga memilki faktor produksi yang lain seperti
tanah dan modal.
Pendapatan ini digunakan oleh rumah tangga keluarga untuk membeli barang
dan jasa yang dapat memenuhi kebutuhan mereka. Selain itu, sebagian dari
pendapatan ini juga harus dibayarkan kepada pemerintah dalam bentuk pajak.
Contohnya, pajak penghasilan. Jika pendapatan mereka lebih besar dari pada
pengeluaran, mereka dapat menyimpan sebagian dari pendapatan tersebut dilembaga
keuangan.
Secara singkat, rumah tangga keluarga diasumsikan memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
a. Rumah tangga keluarga adalah pemilik dari semua faktor produksi, seperti
tenaga kerja, tanah, modal dan kewirausahaan.
b. Total pendapatan rumah tangga keluarga berasal dari kompensasi faktor
produksi yang mereka miliki. Kompensasi ini diperoleh dalam bentuk upah,
sewa, bunga, dan keuntungan.
c. Kegiatan utama rumah tangga keluarga adalah konsumsi. Mereka menjadi
konsumen semua barang dan jasa. Itulah sebabnya rumah tangga keluarga
disebut juag rumah tangga konsumen.
d. Rumah tangga keluarga menghabiskan total pendapatan mereka untuk
membeli barang dan jasa yang diproduksi oleh perusahaan.
e. Jika rumah tangga keluarga menyimpan sebagian dari pendapatan mereka,
simpanan itu akan mengalir ke perusahaan dalam bentuk investasi.
B. Rumah Tangga Produksi (Produsen)
Rumah tangga produsen atau sering disebut perusahaan, merupakan kesatuan
yuridis dan ekonomis dari faktor-faktor produksi yang bertujuan mencari laba atau
memberi layanan kepada masyarakat.
Dilihat dari kepemilikanya, rumah tangga produsen atau perusahaan dapat
dibedakan atas perusahaaan milik negara dan perusahaan milik swasta. Perusahaan
negara umumnya menekankan layanan kepada masyarakat tanpa berujuan mencari
laba. Perusahaan swasta dan perusahaan negara berbentuk persero sebagian besar
bertujuan mencari laba.
Rumah tangga produsen diasumsikan memilki karakteristik sebagai berikut:
a. Rumah tangga produsen tidak memilki sumber daya mereka sendiri untuk
b.
c.
d.
e.
keluarga.
Rumah tangga produsen membayar pajak kepad pemerintah.
Rumah tangga produsen tidak memilki simpanan.
Layanan sumber daya mengalir dari rumah tangga keluarga ke rumah tangga
produsen atau perusahaan. Pembayaran mengalir dari rumah tangga produsen ke
rumah tangga keluarga. Barang dan jasa mengalir dari perusahaan rumah tangga.
Rumah tangga keluarga menggunakan pembayaran mereka terima untuk membeli
barang dan jasa dari perusahaan.
C. Pemerintah
Sebagai pelaku ekonomi, pemerintah juga melakukan konsumsi. Konsumsi itu
dapat dilihat dari upaya memanfaatkan layanan sumber daya manusia dari rumah
tangga serta barang dan jasa dari perusahan untuk penyelenggaraan pemerintahan dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tugas ini diwujudkan dengan berbagai
tindakan. Tindakan itu antara lain membangun sarana dan prasarana umum seperti
jalan raya, jembatan, terminal dan taman umum. Pemerintah juga berusaha
menciptakan kondisi yang baik untuk berusaha, misalnya dengan menjaga stabilitas
harga-harga dan memberlakukan peraturan yang mendorong iklim berusaha. Peran
pemerintah lainya yang tak kalah penting adalah melakukan distribusi pendapatan
agar tidak timbul jurang pemisah yang terlalu lebar antara si kaya dan si miskin.
Distribusi pendapatan ini misalnya dilakukan pemerintah melalui penerapan sistem
perpajakan yang dapat membantu masyarakat miskin. Pajak yang diterima pemerintah
antara lain digunakan untuk pembayaran transfer. Pembayaran transfer adalah
pembayaran yang dilakukan oleh pemerintah kepada anggota masyarakat meskipun
mererka tidak menyediakan barang dan jasa. Contohnya adalah tunjangan kesehatan,
tunjangan pendidikan, dana sosial, dan tunjangan veteran.
Pengeluaran pemerintah merupakan penghasilan bagi rumah tangga keluarga
dan pendapatan bagi perusahaan. Rumah tangga dan perusahaan membayar pajak
kepada pemerintah untuk membiayai pengeluaran pemerintah tersebut. Dengan
diperkenalkan nya pemerintah dalam aliran sirkuler, total nilai produksi perusahaan
tidak lagi sama dengan nilai pendapatn rumah tanngga. Rumah tangga menerima
pendapatan dari pemerintah sehingga total nilai pengeluaran dalam perekonomian
adalah sama dengan total pendapatan yang diterima.
D. Masyrakat Luar Negeri
Masyarakat luar negeri juga merupakan pelaku ekonomi yang harus
diperhitungkan. Tanpa hubungan dengan masyarakat lauar negeri, keadaan ekonomi akan
semakin buruk. Coba bayangkan bagaimana perekonomian Indonesia jika kita
mengadakan hubungan dengan masyarakat luar negeri. Namun, banyak juga barang-
barang yang harus diimpor dari luar negeri karena kita belum mampu membuatnya. Atau,
kalaupun kita mampu membuatnya, diperlukan biaya produksi yang tinggi sehingga
harga produknya akan mahal. Selanjutnya, sebagian barang yang kita produksi juga kita
ekspor ke negara lain karena produksinya terlalu banyak atau karena ekspor ke negara
lain akan memberikan keuntungan yang lebih banyak. Kedua kegiatan ini tentunya
mengharuskan kita untuk selalu membuka hubungan dengan negara lain.
Berikut ini adalah keuntungan-keuntungan yang diperoleh melalui kerja sama
dengan masyarakat luar negeri.
1. Pemerintah dapat memperoleh pinjaman untuk membiayai pembangunan.
2. Hasil bumi dan hasil kerajinan Indonesia dapat diekspor ke luar negeri untuk
mendapatkan devisa.
3. Memungkinkan pengiriman tenaga kerja untuk bekerja di luar negeri. Hal ini tentu
akan membantu pemerintah dalam usaha mengurang pengangguran.
4. Memungkina dilakukannya alih teknologi maju dari masyarakat luar negeri yang
sangat bermanfaat bagi negara kita yang sedang membangun.
5. Memungkinkan negara kita untuk melakukan impor berbagai barang kebutuhan
konsumsi dan barang-barang modal untuk menunjang pembangunan.
2. Peran pelaku kegiatan ekonomi
A. Peran konsumen
a. Sebagai pemakai barang dan jasa untuk memnuhi kebutuhan. Pada kegiatan
ekonomi, peran konsumen sangat menentukan barang dan jasa yang diproduksi.
Dewasa ini, sebelum barang diproduksi, riset pasar atas kebutuhan konsumen atau
pemakaiannya dilakukan terlebih dahulu.
b. Membantu kelancaran peredaran barang dan jasa. Barang akan mengendap di
gudang jika belum terjual atau sebelum sampai ketangan konsumen. Konsumen
berperan memperlancar arus barang.
c. Dapat mempengaruhi kebijakan pemerintah dalam rangka perlindungan konsumen.
Pemerintah sebagai institusi yang berusaha mensejahterakan masyarakat (konsumen)
dapat menetapkan peraturan-peraturan yang berpihak pada konsumen.
d. Berperan menaikkan atau menurunkan harga faktor-faktor produksi. Rumah tangga
atau konsumen sebagai pemilik tanah, tenaga kerja dan modal dapat menaikkan,
bahkan jika perlu menurunkan harga-harga faktor produksi seperti sewa, upah dan
bunga.
B. Peran produsen
a. Sebagai penghasil barang atau jasa yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat perlu barang dan jasa. Barang
Pertemuan 2
3. Teori prilaku konsumen dan produsen
A. Teori perilaku konsumen
Dalam memenuhi kebutuhan, kita harus selalu melakukan pilihan , ada begitu
banyak pilihan yang harus kita lakukan. Konsep pilihan ini merupakan prilaku
mendasar dari konsumen. Konsep dasar prilaku konsumen ini menyatakan bahwa
konsumen pada umunya selalu berusaha mencapai utilitas (utility) yang maksimal dari
pemakaian benda yang dikonsumsinya. Utilitas adalah derajat seberapa besar suatu
barang atau jasa dapat memenuhi kebutuahan seseorang.
Teori perilaku konsumen dapat menjelaskan bagaimana seorang konsumen
memilih produk yang diyakini akan memberikan kepuasan maksimum dengan
dibatasi oleh pendapatan dan harga barang. Teori perilaku konsumen terakomodasi
dalam pendekatan kardinal dan pendekatan ordinal
a. Pendekatan kardinal
Pendekatan kardinal dalam analisis konsumen didasarkan pada asumsi bahwa
tingkat kepuasan yang diperoleh konsumen dari konsumsi suatu barang dapat
diukur /dikuantifikasi dengan satuan tertentu, seperti uang, jumlah atau buah.
Gagasan mengenai konsep nilai guna yang berkaitan dengan kepuasan
konsumen telah dikembangkan oleh beberapa pakar ekonomi sejak lebih dari satu
abad lalu. Salah seorang dari mereka adalah Hermann Heinrich Gossen, yang
melakukan penelitian mengenai nilai guna total (total utility) dan nilai guna marjinal
(marjinal utility). Hasil penelitianya ini terkandung dalam Hukum Gossen I dan
Hukum Gossen II.
1) Hukum Gossen I
Konsumen selalu membuat pilihan yang akan memberi mereka kepuasan
paling besar. Mereka selalu berusaha memaksimumkan nilai guan atau kepuasan.
Namun demikian, menurut penelitian Hermann Heinrich Gossen, apabila pemenuhan
kebutuhan atas suatu barang dilakukan secar terus-menerus, kenikmatan dari
mengonsumsi barang tersebut mula-mula tinggi, namun makin lama makin menutun
sampai akhirnya mencapai titik jenuh (mencapai titik nol). Penelitian ini
mengahsilkan hukum Gossen I yang selengkapnya berbunyi jika pemenuhan
kebutuahn akan suatu jenis barang dilakukan secara terus menerus, maka rasa
nikmatnya mula-mula akan tinggi,namun semakin lama kenikmatan tersebut semakin
turun sampai akhirnya mencapai titik jenuh.
Agar pemahaman tersebut dapat lebih jelas kita serap, anggaplah anda
menyukai coklat. Suatu hari, kebetulan paman anda datang dan mentraktir coklat
sepuas-puasnya.
Tentu saja anda antusias menyambut tawaran itu dan membeli enam batang
coklat sekaligus. Batang pertama, nikmatnya bukan main. Apalagi coklat kesukaan
anda. Batang cokelat kedua, makin terasa enak. Kepuasan anda pun meningkat.
Batang coklat ketiga, masih terasa enak meeskipun tidak sepuas batang coklat
pertama karena lidahmu sudah mulai sedikit kebal. Tambahan kepuasan dalam
mengonsumsi coklat tersebut berkurang, pada batang coklat keempat, rasa coklat
tersebut juga masih tetap enak, tapi mulai susah anda telan. Pada batang coklat
kelima, anda bahkan mulai malas memakannya karena lidah makin kaku dan perut
makin kenyang. Anda mulai merasa jenuh. Coklat tersebut kurang menarik minat lagi.
Pada batang coklat keenam, anda sudah tidak bisa memaknya lagi.
2) Hukum Gossen II
Dalam memenuhi kebutuhannya, manusia tidak hanya mengonsumsi suatau
jenis barang, tetapi juga menggunakan berbagai jenis barang. Lalu, bagaimana mereka
mengatur pengeluaran yang demikian banyak itu sehingga dapat memaksimumkan
kepuasan? Karena pendapatan terbatas, maka pemenuhan berbagai kebutuhan akan
didasarkan pada pertimbangan mendesak-tidaknya suatu kebutuhan.
Dalam menyikapi persoalan ini, Gossen mengatakan bahwa konsumen akan
melakukan konsumsi sedemikian rupa sehingga nilai guan marjinal setiap barang dan
jasa yang dikonsumsi akan sama. Artinya, unit terakhir dari tiap produk yang
dikonsumsi memiliki nilai yang sama. Pernyataan ini dikenal dengan nama Hukum
Gossen II
b. Pendekatan ordinal
Disamping pendekatan kardinal, dalam hal konsumsi kita juga mengenal
pendekatan ordinal. Pendekatan ordinal digunakan karena pendekatan kardinal
memiliki beberapa kelemahan, antara lain karena pendekatan kardinal bersifat
subjektif dalam penentuan nilai guna total dan nilai guna marjinal. Sebagian besar
ekonom saat ini menolak pendekatan kardinal karena hanya membahas konsumsi
barang-barang sederhana, seperti es krim atau kopi. Mereka memeperkenalkan
pendekatan ordinal yang lebih memberi penekanan pada preferensi, yaitu bahwa
barang A lebih saya sukai dibanding barang B. Pendekatan ordinal membuat
peringkat atau urut-urutan kombinasi baran yang dikonsumsi.
Mengukur
kepuasan
konsumen
melalui
pendekatan
ordinal
dengan
menggunakan kurva indiferensi didasarkan pada empat asumsi, yaitu sebagai berikut:
1. Konsumen mempunyai pola preferensi akan barang-barang konsumsi yang
dinyatakan dalam bentuk peta indeferensi (indifference map).
2. Konsumen mempunyai pendapatan tertentu
3. Konsumen berusaha mendapat kepuasan maksimum dari barang-barang yang
dikonsumsinya.
4. Kurva indiferensi yang semakin jauh dari titik nol (origin) menggambarkan
kepuasan yang semakin tinggi.
Untuk menjelaskan uraian tersebut, ikutilah ilustrasi seseorang yang dengan
dana tertentu mengonsumsi kue donat dan es krim, sepert tertera pada peraga berikut
ini.
Es krim (kotak)
8
4
2
1
Titik kepuasan
A
B
C
D
Jika tabel di atas diubah kedalam bentuk grafik, kita memeperoleh kurva
indefernsi (indifference curve). Semakin titik kombinasi es krim dan kue donat pada
kurva tersebut menunjukkan tingkat kepuasan yang sama. Untuk mempertahankan
kepuasan yang sama tersebut, setiap pengurangaan penggunaan es krim harus
menambah penggunaan kue donat. Contohnya pada titik A, konsumen mengonsumsi 8
kotak es krim dan 3 buah kue donat. Pada titik B, konsumen mengonsumsi 4 kotak es
krim dan 6 buah kue donat, demikian seterusnya. Perhatikan peraga di bawah ini.
Peraga kurva indeferensi
E
S
K
R
Kurva indeferensi yang semakin jauh dari titik nol menunjukkan tingkat
I
M
kepauasan yang semakin tinggi. Tingkat kepuasan U3 lebih tinggi dari pada U2.
U3
berikut :
Donat
Tenaga kerja terampil, yaitu tenaga kerja yang memerlukan kursus atau
latihan bidang-bidang keterampilan tertentu sehingg terampi dibidang
nya. Contohnya tukang listrik, montir dan sopir.
Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih yaitu tenaga kerja yang
tidak melalui pendidikan dan latihan. Contohnya tukang sapu jalan,
penjaga sekolah.
Tenaga kerja rohani yaitu tenaga kerja yang menggunakan pikiran, rasa
dan karsa. Contohnya guru, editor, konsultan dan pengacara.
Modal konkret yaitu modal yang dapat dilihat secara nyata dalam
proses produksi.
Modal abstrak yaitu modal yang tidak memiliki bentuk nyata tetapi
mempunyai nilai bagi perusahaan
Modal tetap yaitu jenis modal yang dapt digunakan secara berulangulang.
Modal lancar yaitu modal yang habis digunakan dalam satu kali proses
produksi.
d. Teori produksi
Penggabungan berbagai faktor produksi yang biasa disebut juga sebagai masukan atau
input menghasilkan hasil produksi yang disebut sebagai keluaran atau output. Teori
produksi menggambarkan prilaku produsen dalam memproduksi barang dan jasa.
a) Klasifikasi faktor produksi
Faktor produksi tetap adalah faktor produksi yang tidak dapat diubah
jumlahnya dalam waktu tertentu. Faktor produksi ini dapat diubah, tetap
dengan biaya yang sangat besar dan biasanya dalam jangka panjang.
Contohnya adalah gedung, mesin dan kendaraan.
Faktor produksi variabel adalah faktor produksi yang dapat diubah
dengan cepat dalam jangka pendek. Contohnya adalah tenaga kerja dan bahan
baku.
b) Fungsi produksi jangka pendek
Fungsi produksi menunjukkan hubungan antari input dan output yang dapat
dihasilkan oleh kombinasi input tersebut. Secara matematis, fungsi produksi
dapat ditulis dalam persamaan berikut.
Q=F (C.L,R,T)
Keterangan :
Q (Quantity)
F (Function)
C (Capital)
= Modal
L (Labor)
= Tenaga kerja
R (Raw material)
= Bahan baku
T (Technology)
= Teknologi
Tahap 3
Pada tahap ini produk input variabel relatif menurun, dan produk marjinal
input variabel relatif menurun. Ini berarti input variabel relatif terlalau
banyak digunakan dibandingkan dengan penggunaan input tetap.
Pertemuan 3
4.
Dari gambar diatas, terlihat bahwa rumah tangga konsumen (RTK) adalah
sebagai pemilik faktor-faktor produksi berupa tanah, tenaga kerja, modal, dan
kewirausahaan. Penawaran faktor produksi oleh rumah tangga ini akan bertemu
dengan permintaan faktor produksi oleh perusahaan. Interaksi ini terjadi di pasar
penghasilan, pajak pertambahan nilai, serta pajak bumi dan bangunan. Selain itu,
pemerintah juga menggunakan faktor produksi dan barang serta jasa yang
dibutuhkan untuk kegiatan ekonomi pemerintahan. Anak panah yang menuju ke
rumah tangga, pasar faktor produksi, perusahaan, serta pasar barang dan jasa berarti
pengeluaran
pemerintah.
Pengeluaran
pemerintah
tersebut
dapat
berupa
faktor produksi, barang dan jasa, serta uang antara masyarakat luar negeri dengan
pelaku kegiatan ekonomi dalam negeri.
Perhatikan gambar dibawah ini.
Dari gambar diatas Anda dapat melihat bahwa sudah tidak adalagi negara
yang tertutup sama sekali untuk melakukan hubungan perdagangan dengan negara
lain. Di dalam perdagangan internasional tersebut terdapat dua macam kegiatan,
yaitu ekspor dan impor. Pembayaran dari kegiatan tersebut dilakukan menggunakan
uang atau valuta asing (devisa).