D. Pengertian Produksi
Suatu kegiatan untuk menciptakan/ menghasilkan atau menambah nilai gua terhadap suatu
barang/ jasa untuk memenuhi kebutuhan oleh orang/ badan (produsen).
E. Tujuan produksi
a. Menghasilkan barang/ jasa
b. Meningkatkan nilai guna barang/jasa
c. Meningkatkan kemakmuran masyarakat
d. Meningkatkan keuntungan yang sebesar-besarnya
e. Meningkatkan lapangan usaha
f.Menjaga kesinambungan usaha perusahaan
g.Memenuhi kebutuhan konsumen
h.Menghasilkan barang setengah jadi guna memenuhi kebutuhan produksi selanjutnya
i.Meningkatkan produksi nasional dalm rangka meningkatkan kemakmuran rakyat
j.Memacu tumbuhnya usaha produksi lain sehingga dapat mengurangi pengangguran
k.Meningatkan pendapatan masyarakat/negara
l.Memproduksi barang ekspor berarti meningkatkan sumber devisa negara.
F.Teori Perilaku produsen
Faktor produksi alam : sumber daya ekonomis yang disediakan alam sebagai anugerah Tuhan.
Faktor produksi tenaga kerja : sumber daya tenaga yang dihasilkan individu baik bersifat
rohani / jasmani yang ditujukan untuk produksi.
Faktor Tenaga Kerja diihat dari :
SIFATNYA :
Rohani : kegiatan pencurahan pikiran dalam proses produksi, keiatan yang lebih
banyak menggunakan kemampuan berfikir. Contoh : manager, editor, dll
Jasmani : kegiatan yang lebih mengutamakan fisik/ tenaga dalam proses
produksi. Contoh : sopir, petani, dll.
KUALITASNYA :
o Terdidik (skilled labour) : tenga kerja yang memerlukan pendidikan formal. Contoh : Dokter,
guru
o Terlatih (trained labour) : tenaga kerja yang memerlukan pengalaman/ latihan. Contoh : Supir,
masinis, dl
o Tidak terdidik dan terlatih : tenaga kerja yang tidak memiliki kepandaian/ keterampilan
tertentu tetapi lebih mengandalkan fisik. Contoh : kuli angkut, buruh, dll.
Faktor produksi modal : barang yang dihasilkan dan dapat dipergunakan dalam proses
produksi untuk menghasilkan produk lebih lanjut.
Modal dapat digolongkan :
SIFATNYA :
o Tetap : benda/ barang modal yang dapat dipergunakan lebih dari satu kali dalam proses
produksi. Modal dibedakan menjadi :
- Modal yang tidak habis dipakai (tanah)
- Modal yang berangsur-angsur habis (bangunan, mesin, dll)
o Lancar : modal yang habis dalam satu kali proses produksi. Contoh : bahan baku, bahan
penolong, dll.
FUNGSINYA :
o Masyarakat (social capital) : modal yang mampu menghasilkan produk yang berguna bagi
umum . Contoh : bus, kereta api, dll.
o Perorangan/ individu (personal capital) : modal yang mampu menghasilkan bagi individu
tertentu/ sumber pendapatan. Contoh : tabungan, rumah disewakan, dll.
KEGIATAN USAHA PRODUKSI ADA 5 :
1 Ekstraktif : Usaha untuk mendapatkan langsung persediaan alam (yang disediakan alam).
Contoh : pertambangan, menebang kayu di hutan, dll
2 Agraris : usaha mengolah persediaan alam. Contoh : pertanian, peternakan, dll
3 Industri : usaha mengolah bahan mentah dan bahan bahan pembantu menjadi barang jadi/ siap
pakai. Contoh : membuat tahu, kue, keju, dll.
4 Perdagangan : usaha memperdagangkan produk dari produsen ke konsumen. Contoh : toko,
PKL, dll
5 Jasa : usaha yang melibatkan pelayanan jasa. Contoh : jasa konsultasi, pendidikan, kesehatan,
pengangkutan, dll.
PERLUASAN PRODUKSI ADA 5 :
1 Intensifikasi : perbaikan faktor produksi dari dalam perusahaan
2 Ekstensifikasi : menambah faktor faktor produksi
3 Diversifikasi : penganekaragaman hasil produksi
4 Rasionalisme : menggunakan akal sehat
5 Mekanisasi : menggunakan mesin
Produksi dengan 1 macam variabel
“ The Law of Diminishing Marginal Return”
(Hukum Tambahan Hasil Lebih Yang Semakin Berkurang)
Maksud hukum diatas yaitu :
Hukum ini menyatakan jika salah satu input ditambah dengan input lain yang dianggap tetap, maka
hasil output dari pertambahan input mula-mula aan bertambah, tetapi lama kelamaan akan menurun.
Menurun setelah sampai pada titik maksimalnya jika input terus menerus ditambah.
Contoh konsep (dalam bentuk tabel)
Tanah/ Resource Tenaga kerja/ TP (Total AP (Average MP (Marginal
(R) [input tetap] Labour (L) [Input Produksi) Produk) produk)
varabel]
1 hektar 0 0 0 -
1 2 2 2
2 8 4 6
3 18 6 10
4 38 9,5 20
5 56 11,2 18
6 56 11 0
Hukum tambahan yang semakin berkurangmulai berlaku pada TK yang ke 5 dengan total produksi
56.
Produksi dengan 2 macam input variabel
1. Kurva Isoquant
Kurva tempat kedudukan titik-titik yang menunujukan kombinasi 2 faktor produksi untuk
menghasilkan tingkat produksi yang sama.
Combinations Units of Capital Modal Units of Labour TK Total Kuantitas
A 50 1 1500
B 45 2 1500
C 41 3 1500
D 38 4 1500
2. Kurva isocost
Kurva yang menunjukan kedudukan dari titik-titik yang melanjutkan kombinasi faktor produksi yang
dibeli oleh produsen dengan sejumlah anggaran tertentu.
Combinations Units Of Capital Units Of Labour Total Expenditur
Price = 150 Price = 100
A 8 0 1200
B 6 3 1200
C 4 6 1200
D 2 9 1200
E 0 12 1200
RT. KONSUMEN
3. Teori perilaku Konsumen
Pendekatan untuk mempelajari perilaku konsumen dalam mengkonsumsi suatu barang.
1. Pendekatan Kardinal (satuan ukur = utility)
Kepuasan seorang konsumen dalam mengkonsumsi suatu barang dapat diukur dengan satuan
kepuasan misalnya mata uang. Setiap tambahan satu unit barang yang dikonsumsi akan menambah
kepuasan yang diperoleh konsumen tesebut dalam jumlh tertentu.
2. Pendekatan Ordinal (tidak dapat diukur tapi dibandingkan)
Konsumen bersikap rasional dengan anggaran yang tersedia, konsumen berusaha memaksimalkan
kepuasan totalnya dari barang yang dikonsumsinya.
- Kelemahan Pendekatan Ordinal terletak pada anggapan yang dapat digunakan bahwa
kepuasan konsumen dari mengkonsumsi barang dapat diukur dengan satuan kepuasan.
Kenyataannya pengukuran semacam ini sulit dilakukan.
- Pendekatan Ordinal mengukur kepuasan konsumen dengan angka ordinal (relatif), tingkat
kepuasan konsumen dengan menggunakan kurva indiferens (kurva yang menunjukan tingkak
kombinasi jumlah barang yang dikonsumsi yang menghasilkan tingkat kepuasan yang sama).
Tambahan kepuasn yang diperoleh dari penambahan jumlah barang yang dikonsumsi disebut
kepuasan marginal (marginal utility). Berlaku hokum tambahan kepuasan yang semakin menurun
(The Law of Diminishing Marginal Utility/ Hukum Gossen 1) yaitu besarnya kepuasan marginal
akan selalu menurun dengan bertambahnya jumlah barang yang dikonsumsi secara terus menerus.
Hukum Gossen II = Hukum Perata Nilai Batas