Anda di halaman 1dari 1

Assalamualaikum WR.

WB

Yang saya hormat Bapak Ibu guru SMP Negeri 1 Sukahati


Yang saya hormati siswa siswi kelas 7,8, dan 9 yang saya cintai

Alangkah bahagianya pada hari ini kita merayakan hari pendidikan nasional, atau
yang biasa kita sebut HarDikNas. Dengan memperingati hari pendidikan nasional kita lebih
semangat untuk memajukan dan mencerdaskan pendidikan anak-anak bangsa agar berguna
bagi Agama, Bangsa dan Negara. Pertambahan anak umur sekolah yang cepat dan
pertambahan lulusan tiap jenjang pendidikan yang besar , tiap tidak diikuti penambahan
prasarana dan sarana pendidikan yang cepat dan memadai, menimbulkan masalah bagi
pemerintah untuk memberikan pendidikan dan pengajaran pada semua warga Negara
sebagaimana diamanatkan oleh undang-undang Dasar. Persoalan ini krusial mengingat
beragamnya geografis nusantara yang luas dan terpencar dengan tingkat perkembangan
sosial-ekonomi berbeda. Ketika itu, untuk pertama kali pelaksanaan replita dengan tekanan
pada pembangunan ekonomi yang dipandang sebagai landasan bagi aspek-aspek lain dari
pembangunan nasional. Dalam pembaruan pendidikan, perhatian difokuskan pada upaya-
upaya perbaikan dan peningkatan kualitas serta penataan kesempatan mendapat pendidikan.
Mengenai yang terkhir ini sulitlah tercapai bila hanya melalui cara-cara konvesial yaitu
memanfaatkan teknologi komunikasi dan teknologi, informasi radio dan televisi. Ki Hajar
Dewantara (1889-1959), seorang tokoh pendidikan Indonesia yang memprakarsai berdirinya
Taman Siswa. Dia lebih terkenal dengan filsafat “tut wuri handayani, hing madya mangun
karsa, hing ngarso sung tulada. Dewantara mengklasifikasikan tujuan pendidikan dengan
istilah “tri-nga” (tiga “ nga-nga adalah huruf terakhir dalam abjad jawa ajisak), dan “nga”
pertama adalah ngerti” (memahami aspek intelektual). “nga” kedua adalah “ngrasa”
(merasakan aspek afeksi). “nga” ketiga adalah “nglakoni” (mengajarkan atau aspek
psikomotorik). Merumuskan tujuan pendidikan yang meliputi aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik. Menurut Dewantara, adalah hak tiap orang untuk mengatur diri sendiri, oleh
karena itu pengajaran harus mendidik anak menjadi manusia yang merdeka batin, pikiran,
dan tenaga. Pengajaran jangan terlampau mengutamakan kecerdasan pikiran karena hal itu
dapat memisahkan orang terpelajar dengan rakyat. Akhir sampai disini, semoga bangsa
Indonesia lebih meningkatkan dan kecerdasan serta menciptakananak-anak didik yang
produktif, kreatif dan inovatif yang berguna bagi bangsa dan Negara, menciptakan sumber
daya manusia yang berkualitas dan mandiri yang dapat memenuhi kebutuhan global. Sekian
sambutan dari saya, terima kasih.

Wassalamualaikum WR.WB

Anda mungkin juga menyukai