Anda di halaman 1dari 8

TUGAS 4 WACANA

1. Wacana Narasi

Cerita Religius Muhammad Ali, Menemukan Islam Lewat Sebuah Kartun di


Koran

Sumber: Bola Style.com

Penulis: Ananda Lathifah Rozalina, Selasa, 28 April 2020 | 10:25 WIB

Dua sosok legendaris di bidang olahraga tinju dan sepak bola, Muhammad Ali (kiri) dan
Pele.
BolaStylo.com - Petinju legendaris dunia, Muhammad Ali memiliki cerita unik terkait
menemukan hidayah usai membaca sebuah koran. Hidayah untuk memeluk suatu
keyakinan tentu bisa datang dari mana saja dan kapan saja serta kepada siapa saja.
Kadang, hidayah untuk memeluk sebuah agama bisa datang dari sebuah hal tak terduga
seperti dari sebuah kartun. Hal tersebut terjadi dalam cerita perjalanan
religius Muhammad Ali, sang petinju legendaris asal Amerika Serikat.

Nama Muhammad Ali bukanlah nama Ali sejak lahir, dulu sebelum masuk Islam, Ali
memiliki nama lahir Cassius Clay Jr. Dilansir dari Tribunnews.com, cerita religius
keislaman Muhamamd Ali itu terbongkar lewat sebuah esai yang ia tulis saat ia
bertengkar dengan mantan istrinya, Belinda Boyd yang sekarang memakai nama
Khalilah Camacho Ali. Menurut Belinda, Ali menceritakan bagaimana kehidupan
remajanya sebagai Cassius Clay Jr yang menemukan hidayah memeluk Islam lewat
sebuah koran. Suatu saat Ketika Ali tengah berjalan-jalan mencari gadis cantik, ia
melihat seorang pria yang menjual koran terbitan Nation of Islam. Ali sejatinya sudah
tahu soal organisasi Islam di Amerika tersebut bersama sosok pemimpinnya, Elijah
Muhammad, tapi ia tak pernah dengan serius berpikir untuk bergabung. Namun, di hari
itu, Ali mengambil koran itu dan tertarik dengan sebuah kartun. Dalam kartun itu
diperlihatkan seorang berkulit putih yang berstatus sebagai pemilik budak memukul
budaknya yang berkulit hitam dan meminta orang tersebut berdoa kepada Yesus. Setelah
melihat kartun di koran tersebut, kesan pertama yang ditangkap Ali adalah jika agama
Kristen merupakan agama yang dipaksakan pada budak oleh orang kulit putih.

"Saya menyukai kartun itu yang memberikan sesuatu untuk saya dan itu masuk akal,"
ungkap Ali.

Ali mengaku kartun tersebut membangunkannya, ia pun memilih untuk memeluk Islam
dan meninggalkan semua hal dari masa lalunya termasuk menanggalkan nama lamanya
dan menggantinya dengan nama Muhammad Ali. Ali dengan berani mengumumkan
kesilamannya pada tahun 1964 ketika ia memenangkan kejuaraan tinju kelas berat.

"Saya percaya kepada Allah dan dengan damai," tuturnya kala itu.

Ali keumudian menuturkan jika ia tahu kemana ia pergi dan ia tahu harus menjadi apa
yang diinginkannya. Sejak saat itu, Ali dikenal selalu memegang teguh agamanya, ia
terus mengeksplorasi pandangan agamanya. Ali diketahui belajar Al-Qur'an dan kerap
mengundang para pakar agama untuk bergabung dalam sebuah diskusi panjang soal
agama.
2. Wacana Deskripsi
Manfaatkan Rawa Bilang/Cibeureum, Pemdes Kutawaringin Ciamis Rancang
Destinasi Wisata Air

Sumber: harapanrakyat.com

Penulis: Suherman, 18/04/2020 8:08 AM

Pemerintah Desa Kutawaringin, Kecamatan Purwadadi, Kabupaten Ciamis, berencana


merancang destinasi wisata air di atas Rawa Bilang atau Rawa Cibeureum. Foto:Suherman/HR
Berita Ciamis (harapanrakyat.com).- Pemerintah Desa Kutawaringin, Kecamatan
Purwadadi, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, berencana merancang destinasi wisata air.
Destinasi wisata air tersebut akan dibangun di atas Rawa Bilang atau Rawa Cibeureum.
Penjabat Kepala Desa Kutawaringin, Tukiman, kepada Koran HR, Senin (13/04/2020),
mengatakan, pihaknya saat ini tengah menggodok dan merancang desain destinasi
wisata yang ada di wilayahnya sebagai bentuk upaya peningkatan ekonomi masyarakat.

“Rencana ini memang sudah ada sejak lama, sebelum saya ditugaskan disini. Terlebih,
saat saya keliling desa untuk meninjau lokasi, saya melihat ada potensi besar di wilayah
Desa Kutawaringin,” katanya.
Menurut Tukiman, potensi itu bisa dijadikan aset besar untuk meningkatkan
perekonomian serta sumber PAD. Pihaknya melihat ada sebuah hamparan rawa yang
seyogyanya bisa dimanfaatkan untuk lokasi wisata atau pengembangan pertanian dan
perikanan.

“Potensinya sungguh luar biasa sekali,” katanya.

Setelah itu, kata Tukiman, dia melakukan diskusi dengan lembaga yang ada di desa
terkait potensi alam yang harus dikembangkan tersebut. “Kami telah membicarakannya
dengan lembaga yang ada, termasuk BPD. Alhamdulillah mereka semua setuju jika
lokasi rawa ini dijadikan aset utama penghasil PAD. Kami juga sedang membuat
proposal untuk menindaklanjuti program pengembangan lokasi wisata ini,” ujar dia.

Ketua BPD Desa Kutawaringin, Agus Gustaman, mengatakan, dirinya mengaku sangat
mendorong upaya pemerintah desa untuk melakukan terobosan demi meningkatkan
perekonomian masyarakat dan PAD.

“Sebagai BPD, kami sangat mendukung ide ini. Memang di desa kami ada rawa yang
patut dikembangkan menjadi lokasi atau tempat yang mampu menghasilkan PAD, serta
meningkatkan penghasilan masyarakat,” katanya.

Diakui Agus, lokasi rawa tersebut memang milik warga. Namun pihaknya sudah
berkoordinasi dan musyawarah dengan para pemilik lahan untuk menjadikan lokasi
rawa ini sebagai destinasi wisata air atau perikanan. Bahkan, lanjut Agus, warga
melalui kelompok sebenarnya telah melakukan upaya seperti pembuatan tambak dan
lahan pemancingan. Namun mereka terbentur dengan permodalan. Menurut Agus,
selama puluhan tahun para petani yang mempunyai lahan di rawa bolang ini tidak
pernah bisa memungsikan lahannya sebagai area pertanian dan menghasilkan
keuntungan.

“Selama ini para petani yang mempunyai lahan di rawa ini tidak bisa melakukan
penanaman padi. Bahkan mereka tidak pernah mendapatkan penghasilan yang
memuaskan. Maka dari itu, kami ingin membuat terobosan bagaimana agar para petani
tetap bisa berpenghasilan,” katanya.

Rencananya, lanjut Agus, pihaknya ingin membuat kolam-kolam apung yang nantinya
dikelola oleh para pemilik lahan. Namun kegiatannya terkoordinir, sehingga bisa
menciptakan usaha yang besar dan mampu mendongkrak ekonomi masyarakat.

“Saya sangat yakin jika lokasi ini ditata dengan terstruktur, maka selain ada
peningkatan pendapatan bagi para petani, juga bisa menciptakan PAD,” ungkapnya.

Rawa Bilang/ Cibeureum Terkenal Penghasil Ikan Rawa

Selama ini, warga sekitar mengenal Rawa Bilang atau Rawa Cibeureum sebagai
penghasil ikan rawa dengan jumlah besar. Bahkan rawa tersebut menjadi salah satu
lokasi buruan para pencari ikan. Wahyu, warga sekitar, mengatakan, selama Rawa
Cibeureum dan Bolang digenangi air, maka di saat itu pula ikan mudah didapatkan.
Bahkan dirinya sebagai pengepul ikan tangkapan petani disana mengaku jika jumlah
ikan tangkapan warga bisa mencapai puluhan ton dalam semusim.

“Sejak saya menjadi pengepul ikan-ikan rawa disini, hampir setiap hari warga menjual
ikan lumayan banyak. Mungkin ada dua kuintalan dalam seharinya,” kata Wahyu.

Untuk jenis ikannya, lanjut Wahyu, macam-macam. Ada gabus (bogo), paray (lunjar),
ikan nila dan masih banyak jenis ikan lainnya, termasuk udang rawa. Jika dihitung total
selama satu musim, ada sekitar sepuluh ton ikan yang dijual kepada dirinya. Wahyu
mengaku menyambut baik rencana Pemerintah Desa Kutawaringin yang ingin
melakukan inovasi, menjadikan rawa tersebut sebagai destinasi wisata.

“Karena jika rawa ini dikelola dengan baik, jangankan ditanami benih ikan, tidak
ditanami saja ikannya selalu berlimpah. Saya berharap Pemdes segera membuat perdes
terkait pengelolaan rawa ini. Karena selama ini banyak warga dari luar wilayah yang
selalu menangkap ikan dengan bebas tanpa pengawasan,” katanya.
Jika terlalu bebas, kata Wahyu, ia khawatir ekosistem ikan di rawa tersebut akan
terganggu dan rusak. Karena alat yang digunakan pemburu ikan bermacam-macam.
Ada yang pakai setrum, dan ada juga yang menggunakan jaring ered.

“Penggunaan jaring ered inilah yang paling merusak,” katanya. (Suherman/Koran HR)

3. Wacana Eksposisi

Gempa Ambon: Magnitudo 6,8 dengan korban setidaknya 20 orang meninggal dunia
26 September 2019

Sumber: BBC News Indonesia


26 September 2019 pukul 06.46 WIB

Sebanyak 20 orang meninggal dunia dan tiga lainnya luka-luka akibat gempa bermagnitudo
6,8 yang mengguncang Kota Ambon, Provinsi Maluku, Kamis (26/09) pada pukul 06.46
WIB.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan sejumlah korban meninggal
akibat tertimpa reruntuhan bangunan. Adapun korban luka telah mendapatkan perawatan di
beberapa rumah sakit dan puskesmas. BNPB mencatat ada sejumlah bangunan yang rusak,
antara lain sambungan Jembatan Merah Putih, Gedung Rektorat Universitas Pattimura, serta
Pasar Apung di Negeri Pelau Kabupaten Maluku Tengah. Menurut Badan Meterologi,
Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). pusat gempa dengan kedalaman 10 meter itu
berlokasi di darat pada jarak 42 km arah timur laut Kota Ambon. Gempa itu tidak
berpotensi tsunami.

Image captionSuasana bangunan Pasar Apung Desa Tulehu yang roboh akibat gempa bumi
di Ambon, Maluku, Kamis (26/09).

Rahmat Triyono, selaku Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG, mengatakan,
gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat aktivitas sesar lokal.

"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi di wilayah Ambon ini,
dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan sesar mendatar (strike
slip fault)," sebut Rahmat dalam keterangan tertulisnya.

Rahmat menambahkan, hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak
berpotensi tsunami. Hingga pukul 07.45 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan
adanya 10 aktivitas gempa susulan dengan magnitudo terbesar M5,6. Berdasarkan laporan
terkini yang diterima Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), gempa
menyebabkan sebuah jembatan retak dan satu bangunan di Universitas Pattimura rusak
ringan. Ronald Regang, seorang warga Ambon di kawasan Talake, mengatakan masyarakat
panik sesaat setelah gempa melanda.
"Orang-orang dewasa, anak-anak, sudah melarikan diri ke Gunung Nona. Mereka
mengemudikan motor, mobil, membawa harta benda," kata Ronald.

Detik.com  melaporkan warga bergegas menuju lokasi ketinggian seperti di Jalan Jenderal
Sudirman, Ambon. Akibatnya terjadinya kemacetan parah di jalan tersebut. Kepanikan juga
terjadi di Universitas Pattimura. Mahasiswa maupun pegawai Unpatti Ambon berlarian
keluar dari gedung. Sementara di kawasan Jalan AY Patty, Kota Ambon, pertokoan maupun
Ambon Plaza tutup. Saat gempa mengguncang, ungkap Ronald, masyarakat ada yang
memantau kondisi di pantai.

"Jika air di laut surut jauh, kami akan langsung lari," cetusnya.

Saat BBC News Indonesia menghubungi Ronald, guncangan susulan terjadi di tempat dia
berada. Sementara itu, Iskandar Slamet yang tengah bekerja di Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Maluku mengatakan gempa telah
merusak bangunan kantor.

4. Wacana Argumentasi

Anda mungkin juga menyukai