Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR

MAKNA KEBERAGAMAN

Dosen Pengampu :
Dr. Muhammad Nur, M.Si

Disusun Oleh Kelompok 2 :


Claudya Putri Azeny 2011212066
Elza Dwi Ariana 2011212026
Fegi Maidalia Putri 2011212074
Gabriella Tessalonika 2011211004
Putri Gloria Armalia 2011211030

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ANDALAS
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur Kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat, hidayah
dan petunjuk nya kami dapat menyelesaikan makalah ini sebagai tugas mata kuliah Ilmu Sosial
Dasar dengan baik. Makalah ini bejudul “Makna Keberagaman” Pada kesempatan ini kami
mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah Ilmu Sosial Dasar yaitu Bapak
Dr. Muhammad Nur, M.Si. Kami sepenuhnya sadar, penyusun makalah ini tidak akan
terlaksana dengan baik tanpa arahan, bimbingan dan petunjuk dari beliau. Kami berharap
penyusunan makalah ini dapat bermanfaat sebagai refrensi atau bahan bacaan bagi semua pihak
yang ingin mempelajari Makna Keberagaman. Kami juga sepenuhnya sadar, makalah ini masih
jauh dari sempurna dan membutuhkan perbaikan untuk menjadi lebih baik. Oleh karena itu,
Kami sangat senang menerima saran dan kritik dari semua pihak.

Padang, 5 Februari 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................... ii
BAB I
1.1 Latar Belakang................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................... 3
1.3 Tujuan............................................................................................................. 3
1.4 Manfaat........................................................................................................... 3
BAB II
2.1 Pengertian keberagaman ................................................................................ 4
2.2 Pengertian keberagaman dalam masyarakat .................................................. 4
2.3 Unsur-unsur Keberagaman dalam Masyarakat Indonesia ..............................4
2.4 Makna Keberagaman ..................................................................................... 7
2.5 Permasalahandalam Keberagaman ............................................................... 9
2.6 Pengaruh Keragaman terhadap kehidupan beragama, bermasyarakat,
bernegara dan kehidupan global.................................................................... 11
2.7 Faktor Penyebab Keberagaman Masyarakat Indonesia ................................ 12
BAB III
3.1 Kesimpulan.................................................................................................... 15
3.2 Saran.............................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keberagaman suku, budaya, adat istiadat, ras, agama, atau kepercayaan, dan golongan
merupakan berkah bagi bangsa Indonesia. Dijuluki jamrud khatulistiwa, keberagaman menjadi
modal bangsa untuk mewujudkan cita-cita bangsa,
Selain didasari oleh latar belakang sosial budaya, geografi dan sejarah yang sama, kesatuan
bangsa indonesia juga didasari oleh kesatuan pandangan, ideologi dan falsafah hidup dalam
berbangsa dan bernegara. Pandangan, ideologi dan falsafah hidup bangsa indonesia secara
holistik tercermin dalam sila-sila Pancasila yang menjadi dasar negara indonesia. Sedangkan
kesatuan pandangan, ideologi dan falsafah hidup bangsa Indonesia secara eksplisit tercantum
dalam lambang negara yang bertuliskan “Bhinneka Tunggal Ika”, yang mengandung makna
“beraneka ragam (suku bangsa, agama, bahasa) namun tetap satu (Indonesia).
Gambaran tentang struktur dan kemajemukan penduduk Indonesia hingga saat ini yang
paling otoritatif dan menjadi rujukan adalah data yang berasal dari Sensus Penduduk tahun 2010.
Seperti telah banyak diketahui, cacah jiwa atau sensus adalah proses pencatatan, perhitungan,
dan publikasi data demografis yang dilakukan terhadap semua penduduk yang tinggal menetap di
suatu wilayah tertentu. Sensus sendiri sebagai kegiatan pencatatan biasa dilakukan setiap 10
(sepuluh) tahun sekali. Sampai tulisan ini dibuat Indonesia telah melaksanakan 7 (tujuh) kali
sensus penduduk, yakni tahun 1920 (Hindia Belanda), 1961, 1971, 1980, 1990, 2000 dan terakhir
tahun 2010.
Statistik atau indikator yang biasa digunakan untuk melihat fenomena kemajemukan
Indonesia terlihat dari jumlah, komposisi dan sebaran penduduk berdasarkan aspek-aspek sosial
budaya yang meliputi kewarganegaraan, suku bangsa, agama dan bahasa sehari-hari. Status
kewarganegaran penduduk Indonesia berdasarkan Sensus Penduduk 2010 mayoritas adalah WNI
(warga negara Indonesia) dengan jumlah mencapai 236.728 ribu jiwa atau sekitar 99,6 persen.
Sedangkan penduduk yang dikategorikan sebagai WNA (warga negara asing) mencapai
sebanyak 73 ribu jiwa atau sekitar 0,03 persen. Sisanya sebanyak 839 ribu penduduk tidak
ditanyakan status kewarganegaraannya.
Struktur dan komposisi penduduk Indonesia menurut kelompok suku bangsa menurut Sensus
Penduduk 2010 memperlihatkan Suku Jawa yang berasal dari Pulau Jawa bagian tengah hingga

1
timur sebagai kelompok suku terbesar dengan populasi sebanyak 85,2 juta jiwa atau sekitar 40,2
persen dari populasi penduduk Indonesia. Yang disebuk Suku Jawa ini sudah mencakup Suku
Osing, Tengger, Samin, Bawean atau Boyan, Naga, Nagaring dan suku-suku lainnya. Suku
bangsa terbesar kedua adalah Suku Sunda yang berasal dari Pulau Jawa bagian barat dengan
jumlah mencapai 36,7 juta juwa atau 15,5 persen. Suku Batak menyusul sebagai terbesar ketiga
dengan jumlah mencapai 8,5 juta jiwa atau 3,6 persen yang berasal dari Pulau Sumatra bagian
tengah utara. Terbesar ke empat adalah Suku asal Sulawesi selain Suku Makassar, Bugis,
Minahasa dan Gorontalo. Jumlah terbesar keempat ini sendiri merupakan gabungan dari 208
jenis suku bangsa Sulawesi, Untuk terbesar kelima adalah Suku Madura yang berasal dari Pulau
Madura di sebelah timur utara Pulau Jawa yang populasinya menyebar cepat di berbagai wilayah
Indonesia hingga mencapai 7,18 juta jiwa atau sekitar 3,03 persen dari populasi penduduk
Indonesia.
Kemajemukan bangsa Indonesia tidak hanya terlihat dari beragamnya jenis suku bangsa,
namun terlihat juga dari beragamnya agama yang dianut penduduk.Suasana kehidupan beragama
yang harmonis di lingkungan masyarakat heterogen dengan berbagai latar belakang agama
terbangun karena toleransi yang saling menghargai perbedaan.Berbagai kegiatan sosial budaya
berciri gotong royong memperlihatkan karakter masyarakat Indonesia yang saling menghormati
antara berbagai perbedaan golongan, suku bangsa, hingga agama.

2
1.2 Rumusan Masalah
Adapun masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu :
1. Apa yang dimaksud dengan keberagaman?
2. Bagaimana definisi keberagaman dalam masyarakat?
3. Unsur-unsur apa saja yang ada dalam keberagaman dalam masyarakat?
4. Apa itu makna keberagaman?
5. Bagaimana permasalahan dalam keberagaman?
6. Bagaimana pengaruh keberagaman terhadap kehidupan beragama, bermasyarakat,
bernegara, dan kehidupan sosial?
7. Apa saja faktor penyebab keberagaman masyarakat Indonesia ?
1.3 Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini, yaitu :
1. Untuk mengetahui definisi keberagaman.
2. Untuk memahami definisi keberagaman dalam masyarakat.
3. Untuk mengatahui unsur-unsur apa saja yang ada dalam keberagaman dalam masyarakat.
4. Untuk mengetahui makna keberagaman.
5. Untuk mengetahui permasalahan dalam keberagaman
6. Untuk memahami pengaruh keberagaman terhadap kehidupan beragama, bermasyarakat,
bernegara, dan kehidupan sosial.
7. Untuk mengetahui faktor penyebab keberagaman masyarakat Indonesia

3
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian keberagaman
Keberagaman adalah suatu kondisi dalam masyarakat yang terdapat banyak perbedaan
dalam berbagai bidang. Perbedaan tersebut terutama dalam hal suku bangsa, agama, ras,
keyakinan, sosial budaya, ekonomi, dan jenis kelamin. Keberagaman yang dimiliki bangsa
Indonesia merupakan kekayaan dan keindahan bangsa. Suatu kondisi dalam masyarakat yang
terdapat banyak perbedaan dalam berbagai bidang. Perbedaan dapat terlihat dari suku bangsa,
ras, agama, keyakinan, ideologi politik, sosial budaya dan ekonomi dan lainnya.Contohnya:
 Di Indonesia terdapat bermacam suku seperti Jawa, Sunda, Batak, Minang, Badui, Sasak,
Dayak, Asmat dan lainnya.
 Dilihat dari agama, di Indonesia terdapat agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha
dan Kong Hu Cu

2.2 Pengertian keberagaman dalam masyarakat


Kemajemukan masyarakat Indonesia dapat dilihat dari dua cirinya yang unik, secara
horizontal ditandai oleh kenyataan adanya kesatuan-kesatuan sosial berdasarkan perbedaan
suku bangsa, agama, adat, serta perbedaan kedaerahan, dan secara vertikal ditandai oleh
adanya perbedaan-perbedaan vertikal antara lapisan atas dan lapisan bawah yang cukup
tajam. Pluralitas dan heterogenitas yang tercermin pada masyarakat Indonesia diikat dalam
prinsip persatuan dan kesatuan bangsa yang kita kenal dengan semboyan “Bhinneka Tunggal
Ika”, yang mengandung makna meskipun Indonesia berbhinneka, tetapi terintegrasi dalam
kesatuan. Hal ini merupakan sebuah keunikan tersendiri bagi bangsa Indonesia yang bersatu
dalam suatu kekuatan dan kerukunan beragama, berbangsa dan bernegara yang harus diinsafi
secara sadar.

2.3 Unsur-unsur Keberagaman dalam Masyarakat Indonesia


1. Suku Bangsa dan Ras
Suku bangsa yang menempati wilayah Indonesia dari Sabang sampai Merauke
sangat beragam. Sedangkan perbedaan ras muncul karena adanya pengelompokan besar

4
manusia yang memiliki ciri-ciri biologis lahiriah yang sama seperti rambut, warna kulit,
ukuran-ukuran tubuh, mata. ukuran kepala, dan lain sebagainya.
Di Indonesia, terutama bagian barat mulai dari Sulawesi adalah termasuk ras
Mongoloid Melayu Muda (Deutero Malayan Mongoloid). Kecuali Batak dan Toraja yang
termasuk Mongoloid Melayu Tua (Proto Malayan Mongoloid).Sebelah timur Indonesia
termasuk ras Austroloid, termasuk bagian NTT.Sedangkan kelompok terbesar yang tidak
termasuk kelompok pribumi adalah golongan Chia yang termasuk Astratic Mongoloid.
2. Keberagaman wilayah dan lingkungan
Wilayah NKRI membentang dari Sabang sampai Merauke dengan bentuk
kepulauan.Di antara ribuan pulau tersebut membentang lautan yang mencapai dua per
tiga wilayah Indonesia.Maka dari itu Indonesia juga disebut negara bahari. Secara
administratif, Indonesia terdiri dari 34 provinsi yang terbagi menjadi kabupaten dan kota.
Setiap wilayah memiliki ciri-ciri tersendiri yang berpengaruh langsung terhadap kondisi
lingkungan termasuk flora dan fauna. Kondisi letak daerah dan geografis secara tidak
langsung juga membentuk keberagaman warga negara atau penduduk yang mendiaminya
dengan berbagai aspek kehidupannya.Keberagaman wilayah dan lingkungan Indonesia
ini memiliki keindahan yang luar biasa sehingga banyak lokasi wilayah di Indonesia yang
menjadi objek wisata. Setiap wilayah mempunyai keunggulan masing-masing seperti
keindahan pesisir pantai, terumbu karang, biota laut, persawahan, hutan, perkebunan,
pegunungan, padang rumput, perkotaan hingga daerah industri.
3. Agama dan Keyakinan
Agama mengandung arti ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi manusia. Ikatan
yang dimaksud berasal dari suatu kekuatan yang lebih tinggi dari manusia sebagai
kekuatan gaib yang tak dapat ditangkap dengan panca- indra. namun mempunyai
pengaruh yang besar sekali ter- hadap kehidupan manusia sehari-hari. Agama sebagai
bentuk keyakinan memang sulit diukur secara tepat dan rinci.Hal ini pula yang barangkali
menyulitkan para ahli untuk memberikan definisi yang tepat tentang agama. Namun apa
pun bentuk kepercayaan yang dianggap sebagai agama, tampaknya memang memiliki
umum yang hampir sama, baik dalam agama primitif mae pun agama monoteisme.
Menurut Robert H. Thouless fakta menunjukkan bahwa agama berpusat pada Tuhan atau
dewa-dewa sebagai ukuran yang menentukan yang tak boleh diabaikan.

5
Masalah agama tak akan mungkin dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat.
Dalam praktiknya fungsi agama dalam masyarakat antara lain adalah:
1. Berfungsi edukatif: ajaran agama secara yuridis berfungsi menyuruh dan melarang
2. Berfungsi penyelamat
3. Berfungsi sebagai perdamaian
4. Berfungsi sebagai social control
5. Berfungsi sebagai pemupuk rasa solidaritas
6. Berfungsi transformatif
7. Berfungsi kreatif
8. Berfungsi sublimatif
Pada dasarnya agama dan keyakinan merupakan unsur penting dalam keragaman
bangsa Indonesia.Hal ini terlihat dari banyaknya agama yang diakui di Indonesia.
1. Ideologi dan Politik
Ideologi ialah suatu istilah umum bagi sebuah gagasan yang berpengaruh kuat terhadap
tingkah laku dalam situasi khusus karena merupakan kaitan antara tindakan dan ke- percayaan
yang fundamental.Ideologi membantu untuk lebih memperkuat landasan moral bagi sebuah
tindakan.Politik mencakup baik konflik antara individu-individu dan kelompok untuk
memperoleh kekuasaan, yang digunakan oleh pemenang bagi keuntungannya sendiri atas
kerugian dari yang ditaklukkan.Politik juga bermakna usaha untuk menegakkan ketertiban
sosial.Keragaman masyarakat Indonesia dalam ideologi dan politik dapat dilihat dari
banyaknya partai politik sejak berakhirnya orde Lama.Meskipun pada dasarnya Indonesia
hanya mengakui satu ideologi, yaitu Pancasila vang benar-benar mencerminkan kepribadian
bangsa Indonesia.
2. Tata Krama
Tata krama yang dianggap dari Bahasa Jawa yang berarti "adat sopan santun, basa-
basi" pada dasarnya ialah segala tindakan, perilaku, adat istiadat, tegur sapa, ucap dan cakap
sesuai kaidah atau norma tertentu. Tata krama dibentuk dan dikembangkan oleh masya- rakat
dan terdiri dari aturan-aturan yang kalau dipatuhi diharapkan akan tercipta interaksi sosial
yang tertib dan efektif di dalam masyarakat yang bersangkutan. Indonesia memiliki beragam
suku bangsa di mana setiap suku bangsa memiliki adat tersendiri meskipun karena adanya
sosialisasi nilai-nilai dan norma secara turun-temurun dan berkesinambungan dari generasi ke

6
generasi menyebabkan suatu masyarakat yang ada dalam suatu suku bangsa yang sama akan
memiliki adat dan kesopanan yang relatif sama.
3. Kesenjangan Ekonomi
Bagi sebagian negara berkembang, perekonomian akan menjadi salah satu perhatian yang
terus ditingkatkan. Namun umumnya, masyarakat kita berada di golongan tingkat ekonomi
menengah kebawah.Hal ini tentu saja menjadi sebuah pemicu adanya kesenjangan yang tak
dapat dihindari lagi.
4. Kesenjangan Sosial
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk dengan bermacam
tingkat, pangkat, dan strata sosial yang hierarkis.Hal ini, dapat terlihat dan dirasakan dengan
jelas dengan adanya penggolongan orang ber- dasarkan kasta.Hal inilah yang dapat
menimbulkan kesenjangan sosial yang tidak saja dapat menyakitkan, namun juga mem-
bahayakan bagi kerukunan masyarakat.Tak hanya itu bahkan bisa menjadi sebuah pemicu
perang antar-etnis atau suku.

2.4 Makna Keberagaman


Keberagamaan yang inklusif-pluralis berarti dapat menerima pendapat dan pemahaman
agama lain yang memiliki basis ketuhanan dan kemanusiaan. Pemahaman keberagamaan yang
multikultural berarti menerima adanya keragaman ekspresi budaya yang mengandung nilai-nilai
kemanusiaan dan keindahan. Pemahaman yang humanis adalah mengakui pentingnya nilai-nilai
kemanusiaan dalam beragama, artinya seseorang yang beragama harus dapat
mengimplementasikan nilai-nilai kemanusiaan, menghormati hak asasi orang lain, peduli
terhadap orang lain dan berusaha membangun perdamaian dan kedamaian bagi seluruh umat
manusia. Paradigma dialogis-persuasif berarti lebih mengedepankan dialog dan cara-cara damai
dalam melihat perselisihan dan perbedaan pemahaman keagamaan daripada melakukan tindakan-
tindakan fisik. Paradigma kontekstual berarti menerapkan cara berfikir kritis dalam memahami
teks-teks keagamaan, artinya meskipun ada teks-teks keagamaan yang tidak bisa diganggu gugat
akan tetapi tidak sedikit dari teks-teks keagamaan tersebut yang membutuhkan interpretasi-
interpretasi kritis dalam upaya untuk menjawab permasalahan-permasalahan keagamaan terkini.
Sedangkan paradigma keagamaan yang substansif berarti lebih mementingkan dan menerapkan
nilai-nilai agama daripada hanya melihat dan mengagungkan simbol-simbol

7
keagamaan.Paradigma pemahaman keagamaan aktif sosial berarti agama tidak hanya menjadi
alat pemenuhan kebutuhan rohani secara pribadi saja.Akan tetapi yang terpenting adalah
membangun kebersamaan dan solidaritas bagi seluruh manusia melalui aksi-aksi sosial yang
nyata yang dapat meningkatkan kesejahteraan umat manusia.
Keragaman manusia bukan berarti manusia itu bermacam-macam atau berjenis-jenis
seperti halnya binatang dan tumbuhan.Manusia sebagai makhluk Tuhan tetaplah berjenis
satu.Keragaman manusia dimaksudkan hahwa setiap manusia memiliki perbedaan.Perbedaan itu
ada karena manusia adalah makhluk individu yang setiap individu memiliki ciri-ciri khas
tersendiri.Perbedaan itu terutama ditinjau dari sifat-sifat pribadi, misalnya sikap, watak,
kelakuan, temperamen, dan hasrat. Contoh, sebagai mahasiswa baru kita akan menjumpai teman-
teman mahasiswa lain dengan sifat dan watak yang beragam. Dalam kehidupan sehari-hari, kita
akan menemukan keragaman akan sifat dan ciri-ciri khas dari setiap orang yang kita jumpai.
Jadi, manusia sebagai pribadi adalah unik dan beragam. Selain makhluk individu, manusia juga
makhluk sosial yang membentuk kelompok persekutuan hidup.Tiap kelompok persekutuan hidup
manusia juga beragam.Masyarakat sebagai persekutuan hidup itu berbeda dan beragam karena
ada perbedaan, misalnya dalam hal ras, SuKu, agama, budaya, ekonomi, status sosial, jenis
kelamin, daerah tempat unggal, dan lain-lain.Hal-hal demikian kita katakan sebagai unsur-unsur
yang membentuk keragaman dalam masyarakat. Manusia pada hakikatnya merupakan mahluk
individu atau pribadi yang memiliki perbedaan satu sama lain. Adanya perbedaan itulah yang
melahirkan keberagaman.Selain sebagai mahluk sosial atau kelompok.Masyarakat beragam
berdasarkan pengelompokan tertentu, mislnya suku, ras, golongan, afiliasi politik, umur,
wilayah, jenis kelamin, profesi dan lain-lain.
Keberagaman bukan berarti tidak setara atau sederajat.Keberagaman tetaplah menyimpan
makna perlunya kesetaraan atau sederajat anatr manusia atau kelompok yang beragama tersebut.
Pandangan bahwa manusia diciptakan sederajat dengan manusia yang lain. Kesetaraan dan
kesederajatan berimplikasi pada pengakuan dan jaminan yang sama dari manusia atau kelompok
dalam memenuhi hak norma dan tertib sosial maupun dhukum yang berlaku.

8
2.5 Permasalahan dalam Keberagaman
Masyarakat Indonesia yang majemuk, memiliki banyak keberagaman suku budaya, ras dan
kesetaraan derajat dalam berbudaya.Hal ini perlu dicermati apabila membahas masalah tentang
kebudayaan yang sangat kompleks, sebagai suatu kenyataan dan kekayaan dari bangsa.
Problematika keberagaman serta solusinya dalam kehidupan
Keragaman masyarakat Indonesia merupakan ciri khas yang membanggakan.Namun
demikian, keragaman tidak serta-merta menciptakan keunikan, keindahan, kebanggaan, dan
hal-hal yang baik lainnya.Keberagaman masyarakat memiliki ciri khas yang suatu saat bisa
berpotensi negatif bagi kehidupan bangsa tersebut. Van de Berghe sebagaimana dikutip oleh
Elly M. Setiadi menjelaskan bahwa masyarakat majemuk atau masyarakat yang beragam
selalu memiliki sifat-sifat dasar sebagai berikut:
a) Terjadinya segmentasi ke dalam kelompok-kelompok yang seringkali memiliki
kebudayaan yang berbeda.
b) Memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi ke dalam lembaga-lembaga yang bersifat
nonkomplementer.
c) Kurang mengembangkan konsensus diantara para anggota masyarakat tentang nilai-nilai
sosial yang bersifat mendasar.
d) Secara relatif, sering kali terjadi konflik diantara kelompok yang satu dengan yang
lainnya.
e) Secara relatif, integrasi sosial tumbuh di atas paksaan dan saling ketergantungan di
dalam bidang ekonomi.
f) Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok terhadap kelompok yang lain
keragaman masyarakat berpotensi menimbulkan segmentasi kelompok, struktural yang
terbagi-bagi, konsensus yang lemah, sering terjadi konflik, integrasi yang dipaksakan, dan
adanya dominasi kelompok. Keberagaman adalah modal berharga untuk membangun Indonesia
yang multikultural.Namun, kondisi tersebut juga berpotensi memecah belah dan menjadi lahan
subur bagi konflik dan kecemburuan sosial. Di tingkat permukaan, efek negatif tersebut muncul
dalam bentuk gesekan-gesekan, pertentangan, dan konflik terbuka antar kelompok
masyarakat.Pertikaian antar kelompok masyarakat Indonesia sering terjadi, bahkan di era
reformasi sekarang ini. Konflik tersebut bisa terjadi pada antar kelompok agama, suku, daerah,
bahkan antar golongan politik Konflik atau pertentangan sebenarnya terdiri atas dua fase, yaitu

9
fase disharmoni dan fase disintegrasi. Fase disharmoni menunjuk pada adanya perbedaan
pandangan tentang tujuan, nilai, norma, dan tindakan antar kelompok. Fase disintegrasi
merupakan fase di mana sudah tidak dapat lagi disatukannya pandangan nilai, norma, dan
tindakan kelompok yang menyebabkan pertentangan antar kelompok..Oleh karena itu,
dibutuhkan adanya kesadaran untuk menghargai, menghormati, serta menegakkan prinsip
kesetaraan atau kesederajatan antar masyarakat tersebut.Masing-masing warga daerah bisa saling
mengenal, memahami, menghayati, dan bisa saling berkomunikasi.Beberapa hal penting yang
perlu diperhatikan dalam meningkatkan pemahaman antar budaya dan masyarakat adalah sedapat
mungkin dihilangkannya penyakit-penyakit budaya.Penyakit-penyakit inilah yang ditengarai bisa
memicu konflik antar kelompok masyarakat di Indonesia. Adapun beberapa hal yang
menyebabkan konflik dan disintegrasi adalahethnosentrisme, stereotip, prasangka buruk,
rasisme, diskriminasi, dan scape goating (kambing hitam).
Diskriminasi adalah setiap tindakan yang melakukan pembedaan terhadap seseorang atau
sekelompok orang berdasarkan ras, agama, suku, etnis, kelompok, golongna, status, dan kelas
sosila-ekonomi, jenis kelamin, kondisi fisik tubuh, usia, orientasi seksual, pandangan ideologi
dan politik, serta batas negara dan kebangsaan seseorang. Tuntutan atas kesamaan hak bagi
setiap manusia didassarkan pada prinsip-prinsip hak asasi manusia (HAM).Sifat dari HAM
adalah universal dan tanpa penegcualian, tidak dapat dipisahkan, dan saling
ketergantungan.Berangkat dari pemahaman tersebut seyogianya sikap-sikap yang didasarkan
pada ethnosentrisme, rasisme, religius fanatisme, dan discrimination harus dipandang sebagai
tindakan yang menghambat pengembangan kesederajatan dan demokrasi, penegakan hukum
dalam kerangka pemajuan dan pemenuhan HAM.
Pada dasarnya diskriminasi tidak terjadi begitu saja, akan tetapi karena adanya beberapa
faktor penyebab, anatar lain adalah:
1. Persaingan yang semakin ketat dalam setiap segi kehidupan terutama di bidang ekonomi.
Timbullah diskriminasi antara kelompok pendatang dan kelompok pribumi, yang kerap
kali menjadi wal pemicu terjadinya diskriminasi.
2. Tekanan dan intimidasi biasanya dilakukan oleh kelompok dominan terhadap kelompok
yang lebih lemah.
3. Ketidakberdayaan golongan miskin akan intimidasi yang mereka dapatkan membuat
mereka terus terpuruk dan menjadi korban intimidasi.

10
Salah satu hal yang dapat dijadikan solusi adalah Bhineka Tunggal Ika yang merupakan
ungkapan yang menggambarkan masyarakat indonesia yang “majemuk” atau “heterogen”.
Masyarakat indonesia terwujud sebagai hasil interaksi sosial dari banyak suku banga dengan
beraneka ragam latar belakang kebudayaan, agama, sejarah, dan tujuan yang sama yang disebut
Kebudayaan Nasional.

2.6 Pengaruh Keragaman terhadap kehidupan beragama, bermasyarakat, bernegara dan


kehidupan global
Hal ini disebabkan oleh sifat dasar yang selalu dimiliki oleh masyarakat majemuk sebagai
mana dijelaskan oleh Van De Berghe :
a) Terjadinya sekmentasi kedalam klompok-kelompok yang sering kali memiliki
kebudayaan yang berbeda
b) Memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi kedalam lembaga-lembaga yang bersifat non
komplemeter.
c) Kurang mengembangkan konsesus diantara para anggota masyarakat tentang nilai-nila
sosial yang bersifat dasar.
d) Secara relatif sering kali terjadi konflik diantara kelompok yang satu dengan yang lainnya
e) Secara relatif intergerasi sosial tumbuh diatas paksaan dan saling ketergantungan didalam
bidang ekonomi.
f) Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok terhadap kelompok yang lain Jika
keterbukaan dan kedewasaan sikap dikesampingkan, besar kemungkinan tercipta
masalah-masalah yang menggoyahkan persatuan dan kesatuan bangsa seperti
1) Disharmonisasi, adalah tidak adanya penyesuaian atas keragaman antara
manusia dengan dunia lingkungannya
2) Perilaku diskriminatif terhadap etnis atau klompok masyarakat tertentu akan
memunculkan masalah yang lain, yaitu kesenjangan dalam berbagai bidang
yang tentu saja tidak menguntungkan bagi kehidupan berbangsa dan
bernegara
3) Eksklusifisme, rasialis, bersumber dari superioritas diri, alasannya dapat
bermacammacam, antara lain keyakinan bahwa secara kodrati ras / sukunya
kelompoknya lebih tinggi dari ras / suku / kelompok lain

11
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memperkecil masalah yang
diakibatkan oleh pengaruh negative dari keragaman, yaitu
a) Semangat Religius
b) Semangat Nasionalisme
c) Semangat Pluralisme
d) Semangat Humanisme
e) Dialog antar umat beragama
f) Membangun suatu pola komunikasi untuk interaksi maupun konfigurasi hubungan
antar agama, media, masa, dan harmonisasinya

2.7 Faktor Penyebab Keberagaman Masyarakat Indonesia


1. Faktor Sejarah
Dalam sejarah, dinyatakan bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa imigran yang
datang dari daerah Yunan Selatan (Indocina). Pada waktu itu bangsa Yunan Selatan sudah mulai
berkembang dengan membawa kebudayaannya masuk ke Indonesia. Masuknya bangsa Yunan
Selatan ke Indonesia terjadi secara bergelombang. Gelombang masuknya bangsa imigran
tersebut dapat dibagi menjadi:
a) Gelombang pertama
Gelombang pertama disebut dengan Proto Melayu. Proto artinya pertama,
jadi hal ini dapat diartikan sebagai golongan pertama yang datang ke Indonesia.
Bangsa yang datang pada gelombang pertama ini kemudian menetap di beberapa
bagian daerah di Indonesia. Mereka menurunkan suku bangsa Batak dan Toraja.
Secara fisik kedua suku bangsa tersebut mempunyai kemiripan.
b) Gelombang kedua
Gelombang kedua yaitu bangsa Yunan Selatan yang masuk belakangan.
Gelombang ini disebut dengan Deutero Melayu atau Neo Melayu. Deutero atau
neo mempunyai arti baru, jadi hal ini menunjukkan bahwa bangsa tersebut adalah
yang lebih belakangan masuk/datang ke Indonesia.
Bangsa neo melayu ini menetap di banyak daerah di Indonesia yang menurunkan suku-
suku bangsa selain suku yang datang terdahulu. Hampir semua suku bangsa di Indonesia adalah
keturunan dari bangsa neo melayu.Sejalan dengan berkembangnya zaman, maka kemudian

12
datanglah bangsa-bangsa asing di Indonesia. Mereka kemudian beradaptasi dan berasimilasi
dengan suku bangsa setempat, sehingga terjadi pembauran. Sekarang bangsa asing yang datang
tersebut kemudian menjadi penduduk asli dari daerah tersebut. Bangsa asing yang kemudian
datang dan berbaur dengan suku asli yaitu bangsa India, Arab, Belanda, dan Cina. Mereka
membentuk pembauran budaya baru yang kemudian menjadi ciri budaya daerah.
2. Faktor Geografi
Indonesia merupakan negara yang sangat luas yang terdiri dari kepulauan. Setiap pulau
dibatasi oleh lautan di sekelilingnya. Di samping itu, Indonesia juga merupakan negara vulkanis
dengan banyak pegunungan, baik gunung berapi ataupun yang bukan berapi. Karena kedua
faktor tadi, maka di Indonesia terjadi isolasi geografi . Isolasi geografi adalah pembatasan suatu
daerah oleh karena keadaan alam, yaitu laut dan gunung. Isolasi akibat laut menyebabkan
munculnya hambatan dalam melakukan hubungan diantara masing-masing pulau, walaupun
tidak sama sekali terputus. Masing-masing pulau kemudian berkembang sesuai dengan alam
yang ada di sekitar daerahnya. Oleh karena itu, antara satu pulau dengan pulau lain mempunyai
suku bangsa yang berbeda kebudayaannya. Contohnya antara pulau Kalimantan dengan pulau
Sulawesi mempunyai suku bangsa dengan budaya yang berbeda-beda.
3. Faktor Iklim
Berdasarkan pembagian iklim matahari, iklim di Indonesia secara umum adalah berupa
iklim tropis yang panas. Iklim yang ada di suatu daerah dapat berbeda dengan daerah lain, hal ini
dinamakan dengan iklim setempat. Faktor iklim setempat dapat menyebabkan perbedaan tata
cara hidup masyarakat. Hal ini memengaruhi pula pola perilaku masyarakatnya. Daerah yang
mempunyai iklim yang panas dengan banyak sinar matahari dan curah hujannya akan menjadi
daerah yang subur. Karena itu, masyarakat pada daerah seperti itu pola hidup dan mata
pencahariannya adalah menjadi petani.Daerah-daerah pertanian pada umumnya terdapat di
daerah dataran rendah. Banyak suku bangsa di Indonesia yang hidup di daerah dataran rendah
dengan mata pencaharian utama sebagai petani. Oleh sebab itu, negara Indonesia dikenal sebagai
negara agraris. Sedangkan pada daerah yang berupa dataran tinggi dengan karakteristik seperti
itu akan berkembang masyarakat yang hidup dengan berkebun. Masyarakat yang memiliki pola
hidup petani misalnya pada suku Sunda, Jawa, dan Melayu yang pada umumnya berada di
wilayah Indonesia bagian barat dan beberapa di daerah bagian tengah.

13
4. Faktor Letak
Faktor penyebab keberagaman masyarakat Indonesia yang keempat yaitu aktor letak.
Seperti yang kita ketahui bahwa Indonesia terletak pada wilayah yang strategis dalam
persimpangan lalu lintas dunia. Letak Indonesia secara geografis adalah antara dua benua, yaitu
benua Asia dan Australia serta antara dua samudra, yaitu Samudra Pasifik dan Hindia.
Karakteristik dari posisi Indonesia tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara terbuka.
Artinya, negara Indonesia sangat mudah untuk mengadakan kontak budaya dengan bangsa asing
melalui jalur pelayaran dunia. Karakteristik dari keberadaan Indonesia di jalur dunia tersebut
yaitu:
5. Faktor Agama
Masuknya agama dapat memengaruhi perkembangan budaya pada suku-suku bangsa
tertentu. Hal ini menyebabkan terjadinya perbedaan-perbedaan pada budaya suku bangsa.
Bangsa Indonesia pada zaman dahulu sudah mengenal kepercayaan yang berupa animisme dan
dinamisme sebelum masuknya agama ke Indonesia. Perkembangan lebih lanjut ada sebagian dari
masyarakat yang mencampuradukkan antara kepercayaan lokal dengan agama.

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Keberagaman adalah suatu kondisi dalam masyarakat yang terdapat banyak perbedaan
dalam berbagai bidang. Perbedaan tersebut terutama dalam hal suku bangsa, agama, ras,
keyakinan, sosial budaya, ekonomi, dan jenis kelamin. Keberagaman yang dimiliki bangsa
Indonesia merupakan kekayaan dan keindahan bangsa.
Kemajemukan masyarakat Indonesia dapat dilihat dari dua cirinya yang unik, secara
horizontal ditandai oleh kenyataan adanya kesatuan-kesatuan sosial berdasarkan perbedaan suku
bangsa, agama, adat, serta perbedaan kedaerahan, dan secara vertikal ditandai oleh adanya
perbedaan-perbedaan vertikal antara lapisan atas dan lapisan bawah yang cukup tajam.
Keberagaman bukan berarti tidak setara atau sederajat. Keberagaman tetaplah
menyimpan makna perlunya kesetaraan atau sederajat anatr manusia atau kelompok yang
beragama tersebut. Pandangan bahwa manusia diciptakan sederajat dengan manusia yang lain.
Kesetaraan dan kesederajatan berimplikasi pada pengakuan dan jaminan yang sama dari manusia
atau kelompok dalam memenuhi hak norma dan tertib sosial maupun dhukum yang berlaku.
Faktor Sejarah. Dalam sejarah, dinyatakan bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa
imigran yang datang dari daerah Yunan Selatan (Indocina). Gelombang pertama. Proto artinya
pertama, jadi hal ini dapat diartikan sebagai golongan pertama yang datang ke Indonesia. Bangsa
yang datang pada gelombang pertama ini kemudian menetap di beberapa bagian daerah di
Indonesia. Gelombang kedua. Gelombang kedua yaitu bangsa Yunan Selatan yang masuk
belakangan. Bangsa neo melayu ini menetap di banyak daerah di Indonesia yang menurunkan
suku-suku bangsa selain suku yang datang terdahulu. Sekarang bangsa asing yang datang
tersebut kemudian menjadi penduduk asli dari daerah tersebut. Mereka membentuk pembauran
budaya baru yang kemudian menjadi ciri budaya daerah.
3.2 Saran
Kami sebagai penulis tentunya menyadari jika makalah di atas masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami selalu membuka diri untuk menerima kritik dan saran dari
semua pihak demi perbaikan dan penyempurnaan dalam pembuatan makalah berikutnya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Indarti, Idam. “Keberagaman dalam Masyarakat Indonesia” melalui


https://sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go.id/sumberbelajar/tampil/Keberagaman-dalam-
Masyarakat-Indonesia-2017/menu9.html. Diakses Rabu, 3 Februari 2021 pukul 18.10 WIB

Baehaqi, Dikdik. “Membingkai Keberagaman Indonesia: Perspektif Pendidikan


Kewarganegaraan Program Kurikuler” melalui https://core.ac.uk/download/pdf/42900791.pdf.
Diakses Rabu, 3 Februari 2021 pukul 17.35 WIB

Lestari, Gina. 2016.“Bhinnekha Tunggal Ika: Khasanah Multikultural Indonesia di Tengah


Kehidupan Sara” melalui http://journal.um.ac.id/index.php/jppk/article/view/5437. Diakses
Rabu, 4 Februari 2021 pukul 19.00 WIB

Ridwan. 2015 “Problematika Keragaman Kebudayaan dan Alternatif Pemecahan” melalui


https://media.neliti.com/media/publications/195079-ID-problematika-keragaman-kebudayaan-
dan-al.pdf. Diakses Kamis, 4 Februari 2021 pukul 18.00 WIB

https://www.academia.edu/37325110/ISBD_Manusia_Keragaman_dan_Kesederajatan (diakses
pada 4 Februari 2021 pukul 14.00)

https://www.siswapedia.com/faktor-penyebab-keanekaragaman-masyarakat-indonesia/ diakses
pada 5 Februari 2021 Pukul 12.30 wib

16

Anda mungkin juga menyukai