Indonesia
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang
“Sistem Pembagian Kekuasaan Negara Republik Indonesia”.
Makalah ilmiah ini telah kami susun untuk memenuhi tugas mata pelajaran
Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan . Kami menyelesaikannya dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang “Kebhinekaan Bangsa Indonesia”
ini dapat memberikan manfaat terhadap pembaca.
Penyusun,
DAFTAR ISI
Kata pengantar.................................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam kitab Sutasoma, definisi Bhineka Tunggal Ika lebih ditekankan pada
perbedaan dalam hal kepercayaan dan keanekaragaman agama yang ada di kalangan
masyarakat Majapahit. Namun, sebagai semboyan Negara Kesatuan Republik
Indonesia, konsep Bhineka Tungggal Ika bukan hanya perbedaan agama dan
kepercayaan menjadi fokus, tapi pengertiannya lebih luas. Bhineka Tunggal Ika
sebagai semboyan Negara memiliki cakupan lebih luas, seperti perbedaan suku,
bangsa, budaya (adat istiadat), beda pulau, dan tentunya agama dan kepercayaan
yang menuju persatuan dan kesatuan Nusantara.
Jika diuraikan kata per kata, Bhineka berarti Berbeda, Tunggal berarti Satu,
dan Ika berarti Itu. Jadi, dapat disimpulkan bahwa walaupun berbeda-beda, tapi
pada hakekatnya satu. Dengan kata lain, seluruh perbedaan yang ada di Indonesia
menuju tujuan yang satu atau sama, yaitu bangsa dan Negara Indonesia.
Pada tahun 1951, sekitar 600 tahun setelah pertama kali semboyan Bhinneka
Tunggal Ika yang diungkap oleh Mpu Tantular, ditetapkan oleh pemerintah
Indonesia sebagai semboyan resmi Negara Republik Indonesia dengan Peraturan
Pemerintah No.66 tahun 1951. Peraturan Pemerintah tersebut menentukan bahwa
sejak 17 Agustus 1950, Bhinneka Tunggal Ika ditetapkan sebagai seboyan yang
terdapat dalam Lambang Negara Republik Indonesia, “Garuda Pancasila.” Kata
“bhinna ika,” kemudian dirangkai menjadi satu kata “bhinneka”. Pada perubahan
UUD 1945 yang kedua, Bhinneka Tunggal Ika dikukuhkan sebagai semboyan resmi
yang terdapat dalam Lambang Negara, dan tercantum dalam pasal 36a UUD 1945
yang menyebutkan :”Lambang Negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan
Bhinneka Tunggal Ika”.
Jika perselisihan ini diakibatkan karena masalah yang berkaitan dengan hukum,
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 telah mengatur
dalam Pasal 28D Ayat (1) bahwa ”Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan,
perlindungan dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan
hukum.” Dengan demikian, permasalahan dan perselisihan bisa dihindari dengan
memberikan perlindungan secara penuh kepada setiap warga negara. Untuk
mempersatukan masyarakat yang beragam, perlu ada toleransi yang tinggi
antarkebudayaan. Sikap saling menghargai antargolongan, mengenali, dan
mencintai budaya lain adalah hal yang perlu dibudayakan. Contoh nyata
implementasi hal tersebut adalah dengan mempertunjukkan tarian suku-suku yang
ada di Indonesia. Dengan demikian, setiap suku mempunyai rasa simpati satu sama
lain. Persatuan bangsa merupakan syarat yang mutlak bagi kejayaan Indonesia.
Jika masyarakatnya tidak bersatu dan selalu memprioritaskan kepentingannya
sendiri, maka cita-cita Indonesia yang terdapat dalam sila ketiga Pancasila hanya
akan menjadi mimpi yang tak akan pernah terwujud. Kalian harus mampu
menghidupkan kembali semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”, yang berarti
berbedabeda tetapi tetap satu. Keberagaman harus membentuk masyarakat
Indonesia yang memiliki toleransi dan rasa saling menghargai untuk menjaga
perbedaan tersebut. Kuncinya terdapat pada komitmen persatuan bangsa Indonesia
dalam keberagaman.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari data dan fakta yang telah dipaparkan diatas maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa: Pemahaman nilai-nilai Bhinneka-Tunggal Ika dalam masyarakat
Indonesia dapat wujud secara integral dengan kerjasama seluruh komponen bangsa,
baik oleh pemerintah selaku penyelenggara negara maupun setiap insan pribadi warga.
Peningkatan sosialisasi aktualisasi pemahaman nilai-nilai ke-Bhinneka Tunggal Ika-an
harus dilakukan melalui tindakan nyata dalam kehidupan keseharian seluruh kompenen
warga dalam rangka memperkuat integrasi nasional, karena Indonesia dengan
keberagaman budaya, suku/etnik, bahasa, agama, kondisi geografis, dan strata sosial
yang berbeda. Indonesia dengan gambaran masyarakat majemuk yang terdiri dari suku-
suku bangsa yang berada di bawah kekuasaan sebuah sistem nasional, termasuk di
dalamnya pemerintah yang menjalankan proses pembangunan masyarakat harus
bersinergis untuk bersama-sama membangun persatuan dan kesatuan dengan rakyat
tanpa membedakan keberagaman budaya, bahasa, agama, suku/etnik, dan bahkan strata
sosial, mewujudkan cita-cita bangsa sesuai dengan komitmen bersama, berlandaskan
nilai-nilai yang terkandung dalam ke-Bhinneka Tungal Ika-an yang termaktub dalam
Pancasila.
Untuk merealisasikan cita-cita ini, masyarakat dan segenap komponen bangsa
harus lebih dewasa dalam mengaktualisasikan pemahaman nila-nilai ke-Bhinneka
Tunggal Ika-an dalam mewujudkan integrasi nasional di negara yang dikenal dengan
kemajemukannya berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 demi pencapaian tujuan
nasional.
3.2 Saran
Untuk melengkapi makalah ini kami akan menyampaikan beberapa saran yang
mungkin bisa membantu mengisi kekurangan-kekurangan yang ada, diantaranya
sebagai berikut:
Wikipedia, 2012
(https://id.wikipedia.org/wiki/Bhinneka_Tunggal_Ika) diakses pada tanggal 13 Januari
2019, pukul 11:45
Wikipedia, 2015.
(https://www.erepublik.com/en/article/pentingnya-semboyan-bhinneka-tunggal-ika-
1689090/1/20) diakses pada tanggal 13 Januari 2019, pukul 11.53.
2. “Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian hukum
yang adil serta pengakuan yang sama dihadapan hukum.”
Pernyataan diatas tertulis dalam UUD 1945 pasal....
a.28D
b.28C
c.28B
d.28A
e.28E
Jawaban: a.28D
Karena sudah diatur didalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia pasal
28D ayat (1) tahun 1945.
4. Persatuan dalam keberagaman harus dipahami oleh setiap warga masyarakat agar
dapat mewujudkan hal-hal sebagai berikut,kecuali....
a. Kehidupan yang serasi, selaras dan seimbang
b. Agar semua warga dapat hidup modern
c. Pergaulan antar sesama yang lebih akrab
d. Perbedaan yang ada tidak menjadi sumber masalah
e. Pembangunan berjalan lancar
Jawaban: b. Agar semua warga dapat hidup modern
Persatuan dalam keberagaman tidak harus diwujudkan dengan hidup
modern,kita dapat kerja gotong royong untuk bisa menerapkan persatuan
dalam keberagaman.
7. Apa arti Semboyan Bhinneka yang tertulis pada kaki lambang negara Garuda
Pancasila....
a. Berbeda-beda
b. Aneka
c. Dia
d. Itu
e. Mereka
Jawaban: a. Berbeda-beda
Jadi bhineka tunggal ika dapat diartikan “berbeda beda tetapi satu.”
Jadi bhineka tunggal ika dapat diartikan “berbeda beda tetapi satu.”
14. Pada kitab apakah dapat ditemukan konsep semboyan Bhinneka Tunggal Ika....
a. Kitab Sutasoma
b. Kitab Hariwangsa
c. Kitab Smaradhana
d. Kitab Negarakretagama
e. Majalah
Jawaban: a. Kitab Sutasoma
Kalimat tersebut merupakan kutipan dari sebuah kakawin Jawa Kuno yaitu
kakawin Sutasoma, karangan Mpu Tantular semasa kerajaan Majapahit sekitar
abad ke-14.
15. Masalah yang berkaitan dengan hukum sudah diatur di Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945 dalam pasal 28D ayat.....
a. 3
b. 4
c. 1
d. 2
e. 5
Jawaban: c. 1
Karena sudah diatur didalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia pasal 28D ayat (1) tahun 1945.
16. Contoh sikap dan perilaku yang mencerminkan komitmen persatuan,kecuali...
a. Menjunjung tinggi nilai persatuan dan kesatuan
b. Bergotong royong dalam mengerjakan sesuatu
c. Saling menghargai dan menghormati
d. Tidak membeda bedakan ras,suku, dan agama
e. Adanya konflik yang mengatasnamakan suku,agama,ras
Jawaban: e. Adanya konflik yang mengatasnamakan suku,agama,ras
Adanya semboyan Bhineka Tunggal Ika kita harus menerapkan kedalam sifat
masing-masing agar tidak terjadi rasis antar ras,suku,agama.
18. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika dikenal untuk pertama kalinya pada masa....
a. Penjajahan
b. Orde baru
c. Majapahit
d. Lalu
e. Kebangkitan
Jawaban: c. Majapahit
Karena semboyan ini pada dasarnya merupakan pernyataan kreatif dalam
usaha mengatasi keaneragaman kepercayaan dan keagamaan.
19. Lambang Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika ditetapkan
secara resmi melalui Peraturan Pemerintah No....Tahun...
a. No 64 Tahun 1951
b. No 65 Tahun 1951
c. No 66 Tahun 1951
d. No 67 Tahun 1951
e. No 66 Tahun 1952
Jawaban: c. No 66 Tahun 1951
Semboyan Bhineka Tunggal Ika ditetapkan menjadi bagian dari Negara
Indonesia melalui Peraturan Pemerintah Nomor 66 tahun 1951.
20. “Lambang Negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.”
Pernyataan diatas tertulis dalam UUD 1945 pasal...
a. 36A
b. 37D
c. 36B
d. 36C
e. 35A
Jawaban: a. 36A
Pada perubahan UUD 1945 yang kedua, Bhineka Tunggal Ika dikukuhkan
sebagai semboyan resmi yang tercantum dalam pasal 36A UUD 1945.
22. Apa nama “bhinneka” sebelum ditetapkan menjadi semboyan dan belum dirangkai
menjadi satu kata...
a. “bhin aka”
b. “bhineke”
c. “bhin eka”
d. “bhinnaka”
e. “bhinna ika”
Jawaban: e. “bhinna ika”
Bhineka Tunggal Ika ditetapkan sebagai semboyan yang terdapat dalam
Lambang Negara Republik Indonesia dan kata “bhinna ika,” kemudian
dirangkai menjadi satu kata “bhinneka”.
25. Untuk mempersatukan masyarakat yang beragam, perlu ada toleransi yang tinggi
antar kebudayaan. Contoh toleransi untuk mempersatukan masyarakat adalah....
a. Mengenali dan mencintai budaya setiap suku
b. Lebih menyukai budaya asing
c. Tidak menyukai budaya negara sendiri
d. Mensupport budaya asing yang masuk di lingkungan sekitar
e. Acuh terhadap budaya khas negara sendiri
Jawaban: a. Mengenali dan mencintai budaya setiap suku
Dengan mengenali dan mencintai budaya setiap suku, dengan demikian setiap
suku mempunyai rasa simpati satu sama lain.
-LAMPIRAN 3-
Tugas Mandiri 5.1
· Dikeluarkan dari · Senyum, salam dan sapa
sekolah kepada guru
· Individualis (tidak
peduli)
· Dikucilkan dari
· Jujur · Menaati peraturan
pergaulan di masyarakat
Masyarakat · Bersosial · Dibenci oleh orang · Ikut serta kegiatan sosial
· Diusir dari lingkungan
· Toleransi · Membina silaturahmi
masyarakat
· Taat terhadap · Kurangnya sikap · Menjaga nama baik
peraturan kepedulian(Individual) masyarakat
· Sopan dan santun
· Menciptakan · Tidak mengusik aktivitas
dengan masyarakat
peperangan tetangga
sekitar
· Bersolidaritas tinggi
· Menghargai hak seseorang
· Taat kepada
· Dipenjara · Menjaga nama baik bangsa
hukum
· Menanam sikap bela
· Bela negara · Dihukum
negara
· Mengamalkan · Dianggap sebagai
· Menaati peraturan
pancasila perusak pemersatu
Bangsa dan
Negara · Jujur dan anti
· Terjadi kudeta · Membiasakan hidup jujur
korupsi
· Menghargai keberagaman
· Toleransi
· Keributan antar suku suku, agama, ras, dan antar
menghindari SARA
golongan
· Unjuk rasa merusak
layanan publik
Uji Kompetensi Bab 5
2. Mengapa pada Negara yang multy cultural, seperti Indonesia, konsep integrasi bangsa
menjadi prasyarat utama untuk terciptanya persatuan dan kesatuan bangsa. Jelaskan
pendapat Anda!
Jawab : Karena manusia hidup dalam realitas yang plural, corak masyarakat
Indonesia adalah ber-bhineka tunggal ika. Masyarakat plural merupakan belati
bermata ganda dimana pluralitas sebagai rahmat dan sebagai ancaman.
Nomor
Nama Ket Nilai
Urut Induk
1 13778 ADAM ZULIO L 96
2 13779 ADINDA BERLIANA PUTRI P 100
3 13780 APRILIA DINI P 100
4 13781 APRILIA MAYA LESTARI P 100
5 13782 DWI WAHYU PRIYODIGDO L 100
6 13783 ERLANGGA MAULANA PRATAMA L 96
7 13784 FATIKHUL IKHSAN L 96
8 13785 FERIO NAJIB ABDILLAH L 88
9 13786 HILDA AYU MEYLIA P 100
10 13787 HUWAIDA KHANSA FIKRIANA P 100
11 13788 INDI PRILISTIANA P 100
12 13789 ISNAINI KHALIMATUS SA'DIYAH P 100
13 13790 KURNIA FITRIANI P 92
14 13791 LAILA NUR SA'ADAH P 100
15 13792 LATHIFAH KHALDA FIKRIANI P 96
MAYANG CAROLLINE SONYA
16 13793 P 96
STEFANI
17 13794 MOCHAMAD HIKHAM SAUJANA L 100
18 13795 MOHAMMAD AMIRUL FAIZIN L 96
19 13796 MUHAMMAD NAFI' NUR DZAKY L 96
20 13797 NABILA FAHRIDA RAHMA P 100
21 13798 NABILLA ARTAMEVIA P 96
22 13799 NAELA FAUZUL MUNA P 96
23 13800 NAILA RIZKY KHAIRUNNISA' P 96
24 13801 RADITA MEILARIZA P 100
25 13802 RIFQI BELVA FARRASTYA L 92
26 13803 SAFITRI AULIA SURATNO P 100
27 13804 SALMA FAUZIA MURIS P 100
28 13805 SATRIA BUDI SASIKIRANA L 96
29 13806 SONIA EGA ILUY P 100
30 13807 SYAHDA AZZAHRA AYUNINGRUM P 96
31 13808 SYIFANA IZZATUL ULA P 92
32 13809 TANTI DWI NURANI P 100
33 13810 VERA AMANDA PUTRI P 100
34 13811 WAHYU NOR CHORIDA P 92
35 13812 YESA NOR FATIMAH P 100
36 13813 ZASKIA RISSA XENASTI P 100