Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

BHINEKA TUNGGAL IKA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan


Dosen Pengampu :
Candra, M.Pd

Disusun oleh :
Kelompok 10
Lia Sutra Ungu (E1D02310105)
Madina Ulya Aurely (E1D02310210)
L. Arya Pratama (E1D023110201)

FAKULTAS FKIP
PRODI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
UNIVERSITAS MATARAM
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya haturkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang
telah memberikan banyak nikmat, taufik dan hidayah. Sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas ini dengan baik tanpa ada halangan yang berarti.
Makalah ini telah saya selesaikan dengan maksimal berkat kerjasama dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu saya sampaikan banyak terima kasih
kepada segenap pihak yang telah berkontribusi secara maksimal dalam
penyelesaian makalah ini.
Diluar itu, penulis sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa
masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa,
susunan kalimat maupun isi. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati , saya
selaku penyusun menerima segala kritik dan saran yang membangun dari
pembaca.
Demikian yang bisa saya sampaikan, semoga makalah ini dapat
menambah khazanah ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat.

Mataram, 8 September 2023

Kelompok 10

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................2
C. Tujuan Penulisan Makalah..................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN........................................................................3
A. Pengertian Bhineka Tunggal Ika........................................................3
B. Sejarah Terbentuknya Bhineka Tunggal Ika.......................................4
C. Fungsi Bhineka Tunggal Ika...............................................................5
D. Penerapan Bhineka Tunggal Ika Dalam Kehidupan Sehari-hari........6
BAB 3 PENUTUP..................................................................................9
A. Kesimpulan.........................................................................................9
B. Saran...................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara kesatuan yang penuh dengan keragaman. Indonesia
terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan
kepercayaan, dll. Namun Indonesia mampu mempersatukan berbagai keragaman
itu sesuai dengan semboyan bangsa Indonesia “Bhineka Tunggal Ika”, yang
berarti berbeda-beda tetapi tetap satu jua.
Keragaman budaya atau “cultural diversity” adalah kepercayaan yang ada di
bumi Indonesia. Keragaman budaya di Indonesia adalah sesuatu yang tidak dapat
dipungkiri keberadaannya. Dalam konteks pemahaman masyarakat majemuk,
selain kebudayaan kelompok sukubangsa, masyarakat Indonesia juga terdiri dari
berbagai kebudayaan daerah bersifat kewilayahan yang merupakan pertemuan
dari berbagai kebudayaan kelompok suku bangsa yang ada didaerah tersebut.
Dengan jumlah penduduk 200 juta orang dimana mereka tinggal tersebar dipulau-
pulau di Indonesia. Mereka juga mendiami dalam wilayah dengan kondisi
geografis yang bervariasi. Mulai dari pegunungan, tepian hutan, pesisir, dataran
rendah, pedesaan, hingga perkotaan. Hal ini juga berkaitan dengan tingkat
peradaban kelompok-kelompok sukubangsa dan masyarakat di Indonesia yang
berbeda.
Bangsa Indonesia yang kita kenal sekarang sebagai bangsa yang merdeka
dan berdaulat, pada mulanya adalah masyarakat adat yang tersebar di seluruh
nusantara. Sebagai masyarakat adat, masing-masing kelompok masyarakat ini
dapat dengan mudah dibedakan satu sama lain. Sifat yang diekspresikan dalam
cara mereka berbicara, bagaimana mereka bereaksi terhadap sesuatu di luar diri
mereka, atau pola perilaku umum dapat menunjukkan asal-usul mereka.
Pemisahan geografis akibat keberadaannya di Nusantara mempengaruhi
kepribadian masing-masing masyarakat adat, sehingga menonjolkan perbedaan
alamiah yang ada di antara kelompok masyarakat tersebut. Gelombang agama dari

1
luar nusantara, selain yang dianggap sebagian orang sebagai warisan nenek
moyang, menambah nuansa kebhinekaan yang ada.
Ajaran moral yang dapat mencerahkan kembali kesadaran kebangsaan dan
mengembalikan kepercayaan masyarakat akan pentingnya membangun suasana
kehidupan yang rukun saling menerima dan menghargai segala bentuk perbedaan
demi persatuan bangsa. Sebagai generasi yang bertanggung jawab atas lestarinya
warisan ajaran moral bangsa, perlu kiranya kita lebih dalam memahami nilai- nilai
Kebangsaan yang bersumber dari sesanti Bhineka Tunggal Ika. Dengan demikian,
bangsa Indonesia akan memiliki kemampuan memperbaiki diri dan bangkit
bersama mencapai cita-cita bangsa.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Bhineka Tunggal Ika?
2. Bagaimana Sejarah terbentuknya Bhineka Tunggal Ika?
3. Apa saja fungsi Bhineka Tunggal Ika?
4. Bagaimana cara penerapan Bhineka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-
hari.

C. Tujuan Penulisan Makalah


1. Untuk mengetahui makna Bhineka Tunggal Ika
2. Untuk mengetahui Sejarah terbentuknya Bhineka Tunggal Ika
3. Untuk mengetahui apa saja fungsi Bhineka Tunggal Ika
4. Untuk mengetahui cara penerapan Bhineka Tunggal Ika dalam kehidupan
sehari-hari.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bhineka Tunggal Ika


Secara etimologi, kata-kata Bhinneka Tunggal Ika berasal dari bahasa Jawa
Kuno yang jika dipisah menjadi Bhinneka memiliki makna ragam atau beraneka,
Tunggal adalah satu, dan Ika adalah itu. Sehingga arti Bhinneka Tunggal Ika
adalah berbeda-beda tetap satu jua. Maknanya, dengan jiwa dan semangat bangsa
Indonesia mengakui realitas bangsa yang majemuk (suku, bahasa, agama, ras,
golongan dll) namun tetap menjunjung tinggi persatuan.
Bhinneka Tunggal Ika menjadi semboyan bangsa Indonesia dan tertulis di
dalam lambang Garuda Pancasila. Konsep Bhinneka Tunggal Ika sendiri diambil
dari kitab Sutasoma karangan Mpu Tantular, yang hidup pada masa Kerajaan
majapahit di sekitar abad ke-14 M.
I Nyoman Pursika (2009) dalam jurnal Kajian Analitik Terhadap
Semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” menyatakan bahwa Bhinneka Tunggal Ika
merupakan cerminan keseimbangan antara cerminan keseimbangan antara unsur
perbedaan yang menjadi ciri keanekaan dengan unsur kesamaan yang menjadi ciri
kesatuan.
Selain dari makna diatas, keberadaan semboyan Bhinneka Tunggal Ika
memiliki arti yang sangat penting bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Berikut ini 3 arti penting Bhinneka Tunggal Ika bagi bangsa Indonesia :
1. Pendorong Lahirnya Nasionalisme Indonesia
Bhinneka Tunggal Ika berarti berbeda-beda tetapi satu juga, artinya
meskipun bangsa dan negara Indonesia terdiri atas beraneka ragam suku
bangsa yang memiliki kebudayaan dan adat-istiadat yang bermacam-macam
serta beraneka ragam kepulauan wilayah negara Indonesia, namun
merupakan suatu persatuan, yaitu bangsa dan negara Indonesia.
2. Penyemangat untuk Membangun Indonesia yang Lebih Maju

3
Bhinneka Tunggal Ika merupakan semboyan negara Indonesia sebagai
dasar untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan Indonesia. Setiap warga
negara dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Benteng Persatuan Bangsa dan Negara Indonesia di Era Globalisasi
Bhinneka tunggal Ika selamanya akan tetap relevan bagi kehidupan
bernegara di Indonesia. adanya globalisasi harus dihadapi secara selektif
dengan mengedepankan rasa persatuan bangsa Indonesia dengan bingkai
Bhinneka Tunggal Ika.

B. Sejarah Terbentuknya Bhineka Tunggal Ika


Sejarah Bhineka Tunggal Ika bermula pada abad ke-14 Masehi di pulau
Jawa, Indonesia. Semboyan Bhineka Tunggal Ika ini pertama kali ditemukan
dalam prasasti Tugu yang ditemukan di desa Ciaruteun Ilir, Kabupaten Bogor,
Jawa Barat. Prasasti ini berasal dari masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk dari
Kerajaan Majapahit pada tahun 1356 Masehi.
Prasasti Tugu menyampaikan pesan tentang persatuan dan kerukunan di
tengah perbedaan dalam beragama. Prasasti ini berisi kutipan dari kitab Sutasoma,
salah satu karya sastra dari pengarang Jawa Kuno, Mpu Tantular. Kutipan tersebut
berbunyi “Wan wengi, windu sinunggal, winuwus bhinneka tunggal ika” yang
berarti “Walaupun berbeda-beda, dalam perbedaan itu tetap ada kesatuan”.
Pada saat itu, pesan Bhineka Tunggal Ika dalam prasasti Tugu menegaskan
pentingnya toleransi dan persatuan di antara berbagai kepercayaan dan keyakinan
yang ada di Nusantara. Semboyan ini menggarisbawahi nilai-nilai pluralisme dan
harmoni dalam kehidupan beragama.
Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, Bhineka Tunggal Ika diadopsi
sebagai semboyan nasional. Pada 18 Agustus 1950, semboyan ini secara resmi
dijadikan semboyan negara dan dituangkan dalam pasal 36A Undang-Undang
Dasar 1945. Bhineka Tunggal Ika menjadi prinsip yang melandasi kerukunan dan
persatuan di Indonesia, menghargai keberagaman suku, agama, ras, dan budaya
sebagai sumber kekayaan bangsa.

4
C. Fungsi Bhineka Tunggal Ika
Bhineka Tunggal Ika memiliki beberapa fungsi, diantaranya :
1. Mempertahankan kerukunan sosial
Bhineka Tunggal Ika menjadi landasan dalam menjaga kerukunan
sosial di Indonesia. Semboyan ini mengajarkan nilai-nilai toleransi, saling
menghormati, dan hidup berdampingan dalam harmoni di tengah perbedaan
suku, agama, ras, dan budaya.
2. Menghormati perbedaan
Bhineka Tunggal Ika mendorong masyarakat Indonesia untuk
menghormati perbedaan dalam suku, agama, ras, dan budaya. Semboyan ini
mengajarkan pentingnya mengakui dan menghargai hak-hak individu dan
kelompok untuk menjalankan kepercayaan dan budaya mereka sendiri.
3. Membangun persatuan
Bhineka Tunggal Ika menekankan pentingnya persatuan di tengah
perbedaan. Semboyan ini mengajarkan bahwa meskipun berbeda-beda,
bangsa Indonesia tetap satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Fungsi
semboyan ini adalah memperkuat ikatan persaudaraan dan kerja sama
antarwarga negara dalam mencapai kemajuan bersama.
4. Menghargai keanekaragaman budaya
Bhineka Tunggal Ika mempromosikan penghargaan terhadap
keanekaragaman budaya di Indonesia. Semboyan ini mengajarkan
pentingnya menjaga dan memelihara warisan budaya yang beragam sebagai
identitas bangsa yang kaya dan berwarna.
5. Memperkuat identitas nasional
Bhineka Tunggal Ika menjadi simbol dari keberagaman dan persatuan
dalam bingkai kehidupan nasional Indonesia. Semboyan ini memperkuat
identitas nasional sebagai bangsa yang beragam namun tetap bersatu dalam
semangat persatuan, kesetaraan, dan keadilan.

5
D. Penerapan Bhineka Tunggal Ika dalam Kehidupan Sehari-hari
Bhinneka Tunggal Ika terdapat dalam Peraturan Pemerintah Nomor
66/1951. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 17 Oktober 1951 oleh Presiden
Soekarno dan Perdana Menteri, Sukiman Wirjosandjojo. Bhinneka Tunggal Ika
Tertuang dalam Pasal 5 yang berbunyi, “Di bawah lambang tertulis dengan huruf
latin sebuah semboyan dalam bahasa Jawa-Kuno berbunyi: Bhinneka Tunggal Ika.
Penjelasan dari Pasal 5 tersebut adalah perkataan Bhinneka sebagai
gabungan dua perkataan: bhinna dan ika. Kalimat seluruhnya tersebut kemudian
dapat disalin menjadi ‘berbeda-beda tetapi tetap satu jua’.
Berikut ini penerapan Bhinneka Tungga Ika dalam Kehidupan berbangsa
dan bernegara kita :
1. Perilaku Inklusif
Implementasi pertama adalah bahwa seseorang diharuskan tidak
melihat dirinya lebih diutamakan dari kepentingan yang lain. Sama halnya
dengan kelompok, dimana kepentingan bersama lebih diutamakan dari
kepentingan pribadi atau golongan.
2. Mengakomodasi Sifat Pluralistik
Ditinjau dari pada keanekaragamannya, maka sudah sepatutnya jika
Indonesia menjadi bangsa dengan tingkat pluralistik terbesar di dunia. Hal
ini pulalah yang menjadikan bangsa Indonesia disegani oleh bangsa lain.
Namun jika tidak dipergunakan secara bijak besar kemungkinan terjadinya
disintegrasi dalam bangsa. Ras, Budaya, Suku Bahasa, Agama, dan adat,
bangsa Indonesia.
Dengan lebih memahami mengenai keanekaragaman budaya yang ada
di Indonesia melalui buku Guys, Indonesia Tuh Bineka, Loh! Grameds akan
lebih memahami perkembangan masyarakat yang sangat dinamis dan
terhindar dari kesalahpahaman serta konflik yang terjadi karena perbedaan.
3. Tidak Menang Sendiri

6
Perbedaan pendapat sesungguhnya merupakan hal yang lumrah,
apalagi pada sistem demokrasi. Sistem tersebut kemudian menuntut rakyat
bebas mengungkapkan pendapat masing-masing.
Dengan begitu implementasi dari prinsip Bhinneka Tunggal Ika maka
seseorang diharuskan untuk saling menghormati satu pendapat dan pendapat
lainnya. Perbedaan pendapat tidak perlu dibesar-besarkan, namun harus
dicari titik temu yang mengedepankan kepentingan bersama. Jauhkan sifat
divergen dan terapkan sifat yang konvergen ke dalam hidup berbangsa dan
bernegara.
Seperti halnya yang terjadi di Indonesia dimana adanya konflik antara
Aceh dan Papur yang berhasil diselesaikan dengan adanya nilai
kebersamaan yang disampaikan Gus Dur sebagai strategi penyelesaian
konflik yang dapat kamu baca pada buku Gus Dur: Islam Nusantara &
Kewarganegaraan Bineka.
4. Musyawarah untuk Mufakat
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya dengan adanya semboyan
Bhinneka Tunggal Ika, maka jika terdapat perbedaan yang ada pada antar
kelompok maupun pribadi wajib dicari solusinya secara bersama-sama
dengan musyawarah.
Seperti halnya dengan prinsip common denominator atau yang dikenal
dengan mencari inti kesamaan. Hal ini kemudian juga sebaiknya diterapkan
dalam melakukan musyawarah untuk mufakat. Dengan adanya beragam
gagasan yang semuanya kemudian dirangkum menjadi satu kesepakatan.
Dengan begitu kesepakatan disini bertujuan untuk mencapai mufakat pada
pribadi maupun kelompok.
Masyarakat Indonesia pada dasarnya adalah masyarakat adat yang
secara sosiologis memiliki ikatan dalam kelompok (suku atau etnik) yang
sangat kuat. Meski demikian dalam konteks ke-Indonesian, ikatan yang
berupa sentimen- sentimen suku (daerah asal) atau agama ternyata dapat
direduksi demi terbangunnya rasa kebangsaan.

7
Arus globalisasi yang kian deras telah membawa serta nilai-nilai baru
yang tidak sepenuhnya dapat diakomodasi atau dipahami oleh sebagian
besar masyarakat Indonesia. Nilai-nilai baru cenderung melonggarkan
ikatan kebangsaan, dan mengkhawatirkan bagi masa depan persatuan dan
kesatuan bangsa serta keutuhan wilayah nasional Indonesia.
Karenanya sangat dibutuhkan upaya menyegarkan kembali
pemahaman akan nilai-nilai kebangsaan yang merupakan ciri kepribadian
masyarakat Indonesia.
Pemantapan nilai-nilai kebangsaan yang terkandung dalam sesanti
Bhinneka Tunggal Ika, sebagai ajaran moral tentang sikap toleran, adil dan
bergotong royong merupakan strategi yang tepat untuk mengatasi nilai-nilai
baru yang cenderung bergesekan.
Contoh perilaku yang mencerminkan “Bhinneka Tunggal Ika” :
a. Tidak diskriminasi terhadap siapapun
b. Berlaku adil terhadap terhadap siapapun (di sekolah, rumah, masyarakat)
c. Menghindari perkelahian/pertikaian yang dapat merugikan diri sendiri
dan orang lain
d. Saling menghormati walaupun berbeda agama, suku, ras dan budaya
e. Tidak menghina atau merendahkan orang lain
f. Hidup rukun di lingkungan keluarga, sekolah dan Masyarakat, dll.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Indonesia merupakan negara dengan keberagaman yang sangat melimpah.
Mulai dari keberagaman suku, adat, agama, budaya, dll. Namun, dengan adanya
semboyan Bhineka Tunggal Ika, kita dapat mempersatukan bangsa Indonesia
menjadi satu jua.
Dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika tersebut mempunyai peran
terhadap bangsa Indonesia yaitu agar menjadi bangsa yang berhasil mewujudkan
integrasi nasional di tengah masyarakatnya yang majemuk. Dengan semboyan
Bhinneka Tunggal Ika tersebut juga diharapkan sebagai landasan atau dasar
perjuangan untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia agar
dikenal di mata dunia sebagai bangsa yang multikulturalisme.

B. Saran
Nilai-nilai Bhineka Tunggal Ika ini perlu diterapkan pada setiap masyarakat
seluruh Indonesia demi menjaga keutuhan negara kesatuan republik Indonesia.
Pada kenyataannya penerapan rasa bhineka tunggal ika ini kurang dilakukan oleh
warga negara Indonesia, maka dari itu sangat diperlukan demi menjawab
tantangan masa depan yang dapat memecah belah suatu negara.

9
DAFTAR PUSTAKA
Arina Z. (2013). Makalah Kebhineka Tunggal Ika-an Bangsa Indonesia
https://zetiarina.wordpress.com/2013/05/24/makalah-kebbhineka-tunggal-
ika-an-bangsa-indonesia/
Rangkuti M. (2023). Bhineka Tunggal Ika : Pengertian, Arti, Makna, dan Sejarah
https://fahum.umsu.ac.id/bhineka-tunggal-ika-pengertian-arti-makna-dan-
Sejarah/
Wibawana W.A. (2023). Bhineka Tunggal Ika : Pengertian, Arti, Makna, dan
Sejarahnya. Dari https://news.detik.com/berita/d-6557686/bhinneka-
tunggal-ika-pengertian-arti-makna-dan-sejarahnya
Yusuf M.A. (2021). Bhineka Tunggal Ika : Arti, Makna, Prinsip dan contoh
pengalamannya. Dari https://www.gramedia.com/literasi/makna-
pancasila-sebagai-sumber-dari-segala-sumber-hukum/

10

Anda mungkin juga menyukai