Anda di halaman 1dari 12

PENERAPAN SILA KE TIGA PANCASILA DALAM

KEHIDUPAN BERMASYARAKAT

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan


Pancasila

Dosen Pengampu: Dr. Nana Sutikna, M.Hum.

Disusun Oleh:

Nandini Dipacandrika – F1D023026

JURUSAN ILMU POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS NEGERI JENDERAL SOEDIRMAN

1
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunianya, kami dapat menyusun makalah ini
dengan baik dan benar. Kami juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada
pengampu mata kuliah Pendidikan Pancasila, bapak Dr. Nana Sutikna, M.Hum,
yang sudah mengampu dan membimbing kami selama setengah semester.

Kami memohon maaf yang sebesar besarnya atas kekurangan dalam


penyampaian serta dalam penulisan. Kami juga menyadari keterbatasan dalam
menulis makalah ini oleh sebab itu kami berharap pembaca dapat memberikan
kritik serta saran untuk membangun makalah ini ke depannya.

Setelah membaca makalah ini, harapan kami adalah agar para pembaca
dapat memberikan contoh serta dapat mengerti mengenai bagaimana cara
mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari hari.

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................1

KATA PENGANTAR...............................................................................................2

DAFTAR ISI............................................................................................................3

BAB 1 PENDAHULUAN

I. Latar Belakang.................................................................................4
II. Rumusan Masalah............................................................................4
III. Tujuan...............................................................................................5

BAB 2 ISI

A. Pengertian Implementasi.................................................................6
B. Penerapan Implementasi Sila-Sila Pancasila...................................7

BAB 3 PENUTUP

1. Kesimpulan...................................................................................10
2. Saran..............................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................10

3
BAB 1

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Seperti yang kita tahu, Pancasila disebut sebagai dasar negara
serta pedoman hidup bagi bangsa Indonesia. Sejak dahulu kala,
Pancasila menjadi landasan kita dalam berbangsa dan bernegara.
Kelima sila dari Pancasila tampaknya merepresentasikan tentang apa-
apa saja hal yang harus kita lakukan sebagai bangsa yang merdeka.
Lalu apakah Pancasila masih dapat dianggap relevan di
kehidupan yang serba maju ini?. Di saat mungkin orang-orang
berlomba lomba untuk menjadi paling modern, apakah Pancasila dan
nilai nilainya masih dapat dilakukan dan diimplementasikan di
kehidupan sehari hari, ketika banyak berita-berita di televisi
memperlihatkan degradasi dari penerapan Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari khususnya kehidupan dalam bermasyarakat.
Di beberapa tempat mungkin degradasi dari penerapan
Pancasila terlihat jelas, namun di beberapa tempat yang lain, Pancasila
masih diakui sebagai pedoman dalam bersikap. Mereka masih
menerapkan lima sila tersebut sesuai dengan tempat dan waktunya
masing-masing.

II. Rumusan Masalah


Dari latar belakang yang telah diuraikan, maka kita dapat
merumuskan masalah dari makalah ini yaitu:

4
a. Apa itu implementasi?
b. Bagaimana penerapannya implementasi sila Pancasila di kehidupan
sehari hari?

III. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui bagaimana penerapan Pancasila di kehidupan
sehari-hari masyarakat.

5
BAB 2

ISI

A. PENGERTIAN IMPLEMENTASI
Implementasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti
istilah atau penerapan. Sedangkan menurut Oktasari (2015:1340),
Implementasi berasal dari bahasa Inggris yaitu to implement yang berarti
mengimplementasikan. Implementasi merupakan penyediaan sarana untuk
melakukan sesuatu yang menimbulkan dampak atau akibat terhadap
sesuatu. Sesuatu tersebut Sesuatu tersebut dilakukan untuk menimbulkan
dampak atau akibat itu dapat berupa undang-undang, peraturan
pemerintah, keputusan peradilan dan kebijakan yang dibuat oleh lembaga-
lembaga pemerintah dalam kehidupan kenegaraan.

B. PENERAPAN IMPLEMENTASI SILA-SILA PANCASILA


Setiap lima sila Pancasila memiliki cara pengimplementasian yang
berbeda. Kelima sila tersebut berkesinambungan antara satu sama lain
untuk membentuk suatu kesatuan negara yang berlandaskan hukum. Hal
tersebut juga tidak bisa dipungkiri sebab Pancasila dibentuk melalui
perjuangan para pahlawan yang menginginkan negara Indonesia.
Lalu dari kelima sila Pancasila, sila yang akan saya bedah
mengenai cara pengimplementasiannya adalah sila ketiga yaitu: “Persatuan
Indonesia”. Saya merasa sila ini cukup menarik untuk kita ulik mengenai

6
cara pengimplementasiannya, sebab sila ketiga ini adalah sila yang
lumayan “Sakral” bila diucapkan.
Dikutip dari buku Ensiklopedi Pancasila: Tentang Etika dan Nilai
Pancasila (2021) oleh R. Toto Sugiarto nilai persatuan Indonesia
mengandung makna usaha ke arah bersatu dalam kebulatan rakyat, untuk
membina rasa nasionalisme dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dengan kata lain, Persatuan Indonesia merupakan proses menyatunya
seluruh lapisan masyarakat Indonesia tanpa memandang ras, etnis, maupun
suku bangsa. Indonesia sebagai sebuah negara kesatuan juga mengakui
keberagaman bangsa sebagai sebuah aset, bukan sebuah momok yang akan
memecah belah bangsa.
Lalu apakah bentuk Persatuan Indonesia hanya berhenti pada
bersatunya seluruh elemen masyarakat? Jelas tidak. Bentuk-bentuk dari
Persatuan Indonesia nyatanya memiliki makna yang lebih luas. Bisa dalam
rasa cinta tanah air, rela berkorban, dan bangga sebagai warga Indonesia.
Seperti yang tertera dalam butir-butir Pancasila sila ke tiga yaitu:
1. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan
dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan
bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
2. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan
bangsa apabila diperlukan.
3. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
4. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah
air Indonesia.
5. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
6. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka
Tunggal Ika.
7. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
Jika poin-poin di atas berorientasi pada masalah negara, maka
implementasi sila ke tiga Pancasila di dalam masyarakat jelas akan lebih

7
beragam. Sebab faktanya, persatuan antar masyarakat di Indonesia patut
diacungi jempol. Beberapa orang berpendapat bahwa Indonesia lebih
dahulu bermasyarakat daripada berbangsa. Apalagi jika ditilik melalui
perjuangan-perjuangan rakyat Indonesia untuk merebut kemerdekaan,
perjuangan mereka diawali dari suku-suku kecil sebelum akhirnya bangkit
menjadi satu kesatuan.
Beberapa contoh implementasi sila Pancasila di kehidupan sehari-
hari apalagi di lingkungan tempat tinggal saya yaitu di Pulokulon,
Grobogan adalah sebagai berikut:

1) Gotong royong membangun rumah.


Di Pulokulon, khususnya desa Pojok, rumah-rumah
dengan nuansa kayu masih sering ditemui. Maka di setiap
orang membuat rumah, para warga bergotong royong untuk
saling membantu. Biasanya para laki-laki akan langsung turun
tangan untuk membantu di aspek fisik seperti: memaku,
mengaduk semen, mengangkat batu, dan lain-lain. Sedangkan
untuk para wanita juga tidak lupa membantu. Bila lelaki turun
langsung dalam hal fisik, maka para wanita mendukung dalam
hal asupan makanan. Mereka juga saling bergotong royong
untuk memasak makanan, menghidangkan minuman bagi para
warga yang bekerja.

2) Saling membantu saat panen.


Pulokulon merupakan sebuah desa yang sebagian besar
warganya bergantung pada hasil pertanian. Biasanya saat panen
tiba, seluruh warga berbondong bondong untuk saling
membantu mengangkut hasil panen. Ada yang bersedia
meminjamkan motor beserta keranjangnya, ada yang dengan
senang hati meminjamkan alat-alat untuk memanen, dan
sebagian lagi ikut membantu mengolah hasil panennya.

8
3) Tirakatan.
Bila tadi yang disinggung adalah masalah gotong
royong, maka di acara Tirakatan ini, rasa cinta tanah air dalam
diri setiap warga akan terlihat jelas. Tirakatan merupakan
rangkaian acara untuk menyambut 17 Agustus. Biasanya di
tanggal 16, seluruh warga berkumpul di lapangan untuk berdoa
bersama. Seluruh warga tanpa memedulikan suku, agama, ras,
dan etnis semua berkumpul di lapangan untuk memanjatkan
doa bagi para pahlawan yang gugur mendahului kita.

4) Lomba 17-an.
Lomba 17-an jelas sangat mengimplementasikan sila ke
tiga dari Pancasila. Dari lomba 17-an yang diadakan di desa
setiap perayaan ulang tahun Indonesia dapat memupuk rasa
nasionalisme dan cinta tanah air di setiap warga. Para warga
juga saling membantu demi menyukseskan acara. Khususnya
untuk remaja-remaja yang tergabung dalam karang taruna
maupun organisasi.

Dari kegiatan di atas dapat disimpulkan bahwa implementasi sila


ketiga Pancasila dalam masyarakat masih dirasa kuat dan relevan apalagi
untuk cara mereka bermasyarakat dan berinteraksi antar sesama. Jadi
dalam era globalisasi seperti sekarang, Pancasila tidak serta merta hilang
begitu saja, namun tetap ada dan tumbuh di jati diri masyarakat Indonesia.
Sayangnya tidak dapat dipungkiri, beberapa bagian masyarakat
Indonesia sudah terasa luntur dalam pengimplementasian ini. Daripada
diajak bekerja sama untuk melakukan sesuatu, mereka cenderung
individualis. Bahkan di beberapa kasus di kota-kota besar di Indonesia
yang mayoritas bekerja di perkantoran, banyak tetangga yang tidak saling
kenal antara satu sama lain.

9
Hal itu jelas berdampak buruk bagi kesatuan bangsa. Bila hal
paling sepele seperti “nama” saja mereka tidak saling kenal, lalu
bagaimana dengan cara mereka bekerja sama antar masyarakat?,
bagaimana dengan interaksi mereka dalam membangun sebuah kesatuan?
Karena fenomena di atas maka Pancasila harus kembali digencarkan.
Tidak hanya di lingkungan pendidikan, namun juga di lingkungan
bermasyarakat. Masyarakat sekali lagi harus mengenal mengenai
Pancasila, belajar mengenal tentang butir-butir nilai yang terkandung, dan
tidak lupa belajar untuk menerapkannya di kehidupan sehari-hari
khususnya di kehidupan masyarakat

BAB 3

PENUTUP

1. Kesimpulan
Di era globalisasi seperti sekarang, rasanya Pancasila masih
relevan dalam kehidupan rakyat Indonesia. Apalagi menilik dari sila ke
tiga yang sepertinya masih sangat tertancap di jati diri warga Indonesia
khususnya di lingkungan pedesaan. Walaupun beberapa pendapat
mengatakan bahwa penerapan Pancasila tidak sebaik dahulu sebab dirasa
terpengaruh dengan budaya luar, namun tidak bisa dipungkiri bahwa
Pancasila masih akan dan selalu ada di setiap hela nafas Indonesia.
Mungkin ada beberapa faktor yang membuat penerapannya tidak
maksimal seperti: rasa individualis yang mulai tinggi, rasa cinta tanah air
yang sedikit luntur, dan faktor-faktor lain, tapi penerapan Pancasila tidak
boleh lelah untuk selalu diterapkan di berbagai aspek kegiatan.

2. Saran

10
a) Hendaknya penerapan sila ke tiga Pancasila tidak hanya ada di
lingkungan desa, namun di lingkungan perkotaan tetap harus
digencarkan.
b) Bagi warga perkotaan sebaiknya agar lebih gencar dalam
penerapannya. Tidak boleh dibiasakan untuk hidup individualis.

DAFTAR PUSTAKA

Pangestie Dwi Dhea. 2015. Makalah Pendidikan Pancasila tentang Dalam


Kehidupan Sehari-Hari Di Masyarakat dan Lingkungan Kampus

Gischa Serafica, Dewi Kartika Retia. 2023. Mengenal Arti dan Makna Nilai
Persatuan Indonesia. Diakses pada tanggal 1 Oktober 2023 melalui
https://www.kompas.com/skola/read/2023/07/24/213000169/mengenal-arti-dan-
makna-nilai-persatuan-indonesia?page=all#:~:text=Dilansir%20dari%20buku
%20Ensiklopedi%20Pancasila,dalam%20Negara%20Kesatuan%20Republik
%20Indonesia

Linda Duana, Oktasari. 2015. IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENDIDIKAN


LINGKUNGAN HIDUP DI SMA NEGERI 1 PREMBUN. S1 thesis, Universitas
Negeri Yogyakarta.

11
12

Anda mungkin juga menyukai