OLEH :
ZAUZA NADIVA
TP. 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga makalah Persatuan dan Kesatuan Bangsa dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI)” ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan
salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya,
dan kepada kita selaku umatnya.
Makalah ini saya buat untuk melengkapi tugas mata pelajaran PKn. Saya ucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah Persatuan dan Kesatuan Bangsa ini. Dan saya juga menyadari pentingnya akan
sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi
yang akan menjadi bahan makalah.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah Persatuan dan
Kesatuan Bangsa dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Saya menyadari masih banyak
kekurangan dalam penulisan makalah ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Saya mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan
kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semuanya.
Zauza Nadiva
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3
A. Kesimpulan.................................................................................................................18
B. Saran...........................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas di dalam
makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa hakikat Negara kesatuan Republik Indonesia
2. Apa arti penting persatuan dan kesatuan?
3. Bagaimana prinsip persatuan dan kesatuan?
4. Apa saja faktor pendorong persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia?
5. Apa saja faktor penghambat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia?
6. Apa manfaat persatuan dan kesatuan bagi Negara Republik Indonesia?
1
7. Bagaimana perilaku yang menunjukkan sikap menjaga keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia?
C. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah:
1. Untuk memenuhi tugas mata pelajaran ppkn sebagai persiapan kelulusan
2. Untuk mengetahui hakikat Negara kesatuan Republik Indonesia
3. Untuk mengetahui arti penting persatuan dan kesatuan?
4. Untuk mengetahui prinsip persatuan dan kesatuan?
5. Untuk mengetahui saja faktor pendorong persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia?
6. Untuk mengetahui saja faktor penghambat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia?
7. Untuk mengetahui manfaat persatuan dan kesatuan bagi Negara Republik Indonesia?
8. Untuk menerapakan perilaku yang menunjukkan sikap menjaga keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2. Karakteristik Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Indonesia sejak kelahirannya pada tanggal 17 Agustus 1945 telah memiliki
tekad yang sama, bahwa negara ini akan eksis di dunia internasional dalam bentuk
negara kesatuan. Kesepakatan ini tercermin dalam rapat-rapat Badan Penyelidik
Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI) dalam menyusun konstitusi atau UUD yang tertinggi
dalam negara.
Pembentukan negara kesatuan bertujuan untuk menyatukan seluruh wilayah
Nusantara agar menjadi negara yang besar dan kukuh dengan kekuasaan negara yang
bersifat sentralistik. Tekad tersebut sebagaimana tertuang dalam alinea kedua
Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 yang berbunyi "dan perjuangan pergerakan
kemerdekaan Indonesia telah sampailah pada saat yang berbahagia dengan selamat
sentausa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan negara
Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat adil dan makmur".
NKRI adalah harga mati. Pernyataan tersebut mengandung makna sangat
dalam. Dalam yang pernyataan tersebut tergambar ketegasan sikap dan cita-cita
bahwa negara Indonesia diperjuangkan kemerdekaannya untuk mewujudkan konsep
negara kesatuan diimplementasikan di bumi Indonesia. Untuk mewujudkan hal
tersebut telah banyak pengorbanan yang dilakukan para pahlawan mulai pengorbanan
waktu, tenaga, pikiran, harta bahkan nyawa. Hal tersebut dilakukan karena mereka
mempunyai semangat kebangsaan. Semangat itulah yang harus kita jaga dan selalu
mewarnai setiap perilaku kita. Di dalam semangat kebangsaan terkandung nilai-nilai
yang dapat memperkokohpersatuan dan kesatuan bangsa, yaitu:
1. Pro patria dan primus patrialis yaitu mencintai tanah air dan mendahulukan
kepentingan tanah air.
2. Jiwa solidaritas dan setia kawan
3. Jiwa toleransi dan tenggang rasa antaragama, antarsuku, antar golongan dan
antarbangsa.
4. Jiwa tanpa pamrih dan tanggung jawab
5. Jiwa kesatria dan kebesaran jiwa yang tidak mengandung unsur dendam.
Pasal 1 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945 yang merupakan naskah asli
mengandung prinsip bahwa "Negara Indonesia ialah negara kesatuan, yang berbentuk
Republik." dirumuskan Pasal oleh yang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
tersebut merupakan tekad bangsa Indonesia yang menjadi sumpah anak bangsa pada
1928 yang dikenal dengan Sumpah Pemuda, yaitu satu nusa, satu bangsa, satu bahasa
persatuan yaitu bahasa Indonesia.
Kesepakatan untuk tetap mempertahankan negara kesatuan bentuk didasari
pertimbangan bahwa Negara kesatuan adalah bentuk yang ditetapkan sejak awal
berdirinya negara Indonesia dan dipandang paling tepat untuk mewadahi ide
persatuan sebuah bangsa yang majemuk ditinjau dari berbagai latar belakang (dasar
pemikiran). UUD NRI Tahun 1945 secara nyata mengandung semangat agar
Indonesia ini bersatu, baik yang tercantum dalam Pembukaan maupun dalam pasal-
pasal yang langsung menyebutkan tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia
dalam lima Pasal, yaitu: Pasal 1 ayat (1), Pasal 18 ayat (1), Pasal 18B ayat (2), Pasal
4
25A dan pasal 37 ayat (5) UUD NRI Tahun 1945 serta rumusan pasal-pasal yang
mengukuhkan Negara Kesa Republik Indonesia, dan keberadaan lembaga-lembaga
dalam UUD NRI Tahun 1945. Prinsip kesatuan dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia dipertegas dalam alinea keempat Pembukaan UUD NRI Tahun 1945, yaitu
"... dalam upaya membentuk suatu Pemerintahan negara Indonesia yang melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia".
Karakteristik Negara Kesatuan Indonesia juga dapat dipandang dari segi
kewilayahan. Pasal 25A UUD NRI Tahun 1945 menentukan bahwa "Negara Kesatuan
Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri Nusantara dengan
wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan oleh undang-undang". Istilah
Nusantara dalam ketentuan tersebut dipergunakan untuk menggambakan kesatuan
wilayah perairan dan gugusan pulau-pulau Indonesia yang terletak di antara Samudra
Pasifik dan Samudra Indonesia serta di antara Benua Asia dan Benua Australia.
Kesatuan wilayah tersebut juga mencakup 1) kesatuan politik; 2) kesatuan hukum; 3)
kesatuan sosial budaya; 4) kesatuan ekonomi serta 5) kesatuan pertahanan dan
keamanan. Dengan demikian, meskipun wilayah Indonesia terdiri atas ribuan pulau,
tetapi semuanya terikat dalam satu kesatuan negara yaitu Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
5
mempertahankan kemerdekaan, termasuk sebagai modal dasar dalam melaksanakan
pembangunan dalam upaya menyejahterakan bangsa.
Memiliki keanekaragaman dalam berbagai aspek kehidupan sosial budaya seperti adat
istiadat, bahasa, agama, kesenian, dan sebagainya. Perbedaan atau keanekaragaman
tersebut tidak menjadikan bangsa Indonesia bercerai-berai, namun justru merupakan
potensi untuk mengembangkan dirinya menjadi bangsa yang besar. Hal ini juga
didorong oleh adanya semangat persatuan dan kesatuan sehingga sekalipun terdapat
perbedaan, namun bukan perbedaan yang ditonjolkan tetapi justru persamaannya.
Dalam pengembangan wilayah, kita mempunyai konsep Wawasan Nusantara sehingga
sekalipun terdapat berbagai keanekaragaman namun prinsipnya kita tetap satu
pandangan yaitu memandang bangsa Indonesia sebagai satu kesatuan ideologi, politik,
ekonomi, sosial budaya, dan hankam.
Semangat sumpah pemuda yang selalu merasuki jiwa dan kalbu bangsa Indonesia.
Dengan menunjukkan bahwa kita sama-sama memahami satu wilayah negara dan
tanah air yang sama yaitu Indonesia; kita sama-sama merasa berbangsa yang satu
bangsa Indonesia dan sama-sama menggunakan bahasa yang sama yaitu bahasa
Indonesia serta memiliki sejarah yang sama yaitu sejarah Indonesia. Dalam pergaulan
yang ditonjolkan adalah bangsa Indonesianya, bukan dari mana asal daerahnya.
Memiliki tata krama atau keramahtamahan. Sejak dahulu bangsa Indonesia sangat
terkenal akan keramahan dan kesopanannya sehingga sangat menarik bangsa-bangsa
lain di dunia untuk datang ke Indonesia. Namun demikian, akhir-akhir ini norma
kesopanan dan keramahan bangsa Indonesia agak tercemar oleh ulah segelintir
manusia yang tidak bertanggung jawab, terutama yang gemar membuat kerusuhan,
kerusakan, dan perangai-perangai lain yang justru membuat bangsa lain takut datang
ke Indonesia.
Letak wilayahnya yang amat strategis yaitu di posisi silang dunia sehingga membuat
Indonesia menjadi wilayah yang amat ramai dan mudah untuk dikunjungi dan
disinggahi oleh bangsa-bangsa lain.
Keindahan alam Indonesia tidak disangsikan lagi, misalnya pantai-pantai di Bali
(Pantai Kuta, Pantai Sanur, dan sebagainya), Sumatra (Danau Toba), Jawa Barat
(Pantai Pangandaran, Pantai Carita, Gunung Tangkuban Perahu).
Keanekaragaman flora dan fauna membuat bangsa Indonesia juga sering dikunjungi
oleh bangsa-bangsa lain.
Salah satu keajaiban dunia juga ada di Indonesia yaitu Candi Borobudur yang tidak
sedikit menarik wisatawan untuk datang ke Indonesia. Selain candi Borobudur,
Indonesia pun mempunyai keajaiban dunia lainnya yaitu Pulau Komodo.
Wilayahnya sangat luas yaitu 5.193.250 Km2 yang meliputi daratan seluas 2.027.087
Km2 dan lautan seluas 3.166.163 Km2.
Tanahnya amat subur dan kaya akan sumber alam.
Selain hal-hal di atas yang merupakan kondisi objektif bangsa Indonesia, maka
secara internasional atau mendunia, bangsa Indonesia juga sudah beberapa kali
dipercaya oleh bangsa-bangsa lain untuk menyelenggarakan pertemuan-pertemuan
6
yang bersifat internasional yang juga tidak sedikit melahirkan sejarah bagi bangsa-
bangsa lain. Kita masih ingat apa yang terjadi pada tahun 1955, di mana bangsa
Indonesia dipercaya untuk menjadi tuan rumah dalam menyelenggarakan Konferensi
Asia Afrika yang dampaknya sangat luas bagi bangsa-bangsa di wilayah Asia-Afrika
dalam upaya memerdekakan diri dari belenggu penjajah, terutama yang masih belum
merdeka saat itu.
Kita juga pernah dipercaya menjadi tuan rumah KTT Non-Blok pada tahun 1992
dan Indonesia juga termasuk perintis dan pendiri Gerakan Non-Blok tersebut. Selain
itu, kita juga mempunyai pabrik pesawat terbang yang bernama PT Dirgantara
Indonesia (dahulu bernama Industri Pesawat Terbang Nusantara/ IPTN) yang telah
menghasilkan pesawat-pesawat yang dapat dibanggakan.
Sebagai bukti rasa cinta dan bangga yang sangat mendalam terhadap wilayah
tanah air, banyak di antara seniman kita yang merefleksikannya dalam bentuk syair
maupun lagu. Ada lagu yang berjudul ”Rayuan Pulau Kelapa” yang diciptakan Ismail
Marzuki, ada juga beberapa lagu karya Koes Plus yang diberi judul “Nusantara” dan
“Kolam Susu” yang menggambarkan betapa indah dan suburnya keadaan alam
Indonesia. Kesemuanya itu sudah barang tentu merupakan alasan yang sangat objektif
untuk menjadikan kita merasa bangga sebagai bangsa Indonesia. Perasaan bangga
sebagai bangsa Indonesia sudah barang tentu bukan hanya sekadar slogan belaka, akan
tetapi harus dibuktikan dengan karya-karya nyata, baik dalam bentuk partisipasi dalam
pembangunan maupun dalam bentuk karya-karya yang dihasilkannya.
7
terwujud kesatuan dan persamaan. Persatuan sangat penting bagi sebuah negara yang
ingin hidup sejahtera. Persatuan juga akan mewujudkan kerja sama yang baik dengan
negara lain. Seluruh warga kesatuan Republik Indonesia sudah seharusnya
mengetahui, mempelajari, mengembangkan, persatuan bangsa dan bernegara sesuai
dengan cita-cita pendiri bangsa Indonesia. Sebagai generasi penerus bangsa, sangat
penting berkomitmen terhadap semangat persatuan dalam konteks NKRI, yang
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dan bersemboyan Bhinneka Tunggal Ika.
Perwujudan persatuan dan kesatuan sebagai bangsa yang majemuk, bangsa
Indonesia harus mampu bergaul dalam rangka persatuan dan kesatuan bangsa. Yaitu
"memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka
Tunggal Ika". Wujud perilaku yang mencerminkan persatuan dan kesatuan dalam
kehidupan adalah:
1. Membina keserasian, keselarasan dan keseimbanga
2. Saling mengasihi, saling membina dan saling memberi
3. Tidak menonjolkan perbedaan, melainkan mencari kesamaan
4. Menjauhi pertentangan dan perkelahian
5. Menggalang persatuan dan kesatuan melalui berbagai kegiatan
Arti penting persatuan dan kesatuan bagi pembangunan bangsa adalah untuk
mengindari konflik serta perpecahan antargolongan masyarakat. Hal ini dikarenakan
Indonesia terdiri dari berbagai macam suku bangsa, bahasa, adat istiadat dan
kebudayaan. Jadi, 5 arti penting peratuan dan kesatuan adalah Untuk Mewujudkan
Cita-cita Negara Kesatuan Republik Indonesia.Tujuan persatuan dan kesatuan adalah
untuk mewujukan cita-cita bersama dalam bingkai Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) yang didasari oleh empat hal yang tercantum di dalam pembukaan
UUD 1945 alenia keempat, yaitu:
1) Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,
2) Memajukan kesejahteraan umum,
3) Mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
4) Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial.
Terdapat tiga makna penting yang terkandung dalam persatuan dan kesatuan
bagi bangsa Indonesia. Adapun arti dari ketiga makna persatuan dan kesatuan yang
harus diketahui, yakni:
1. Selalu menjalin rasa kepercayaan, kebersamaan, dan saling melengkapi antarbangsa
demi menjaga rasa persatuan dan kesatuan bangsa.
2. Selalu berupaya untuk dapat saling menghargai satu sama lain antarsesama bangsa
yang berlandaskan rasa kemanusiaan sehingga dapat tercapai kehidupan yang serasi
dan harmonis.
3. Selalu menjalin rasa kekeluargaan, persahabatan, saling tolong menolong, serta
nasionalisme antarbangsa yang dapat menjaga persatuan dan kesatuan bangsa..
8
C. Prinsip-Prinsip Persatuan dan Kesatuan
Mengenai persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, setiap warga negara harus
memahami maknanya. Selain itu, masyarakat perlu mengetahui dan prinsip-
prinsipnya sehingga bisa mengamalkannya di dalam kehidupan sehari-hari.
1. Prinsip Bhineka Tunggal Ika
Bhinneka Tunggal Ika bermakna bahwa Indonesia sebagai bangsa terdiri atas
berbagai suku, bangsa, bahasa, agama, dan adat istiadat, tetapi bersatu dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia.Melalui Prinsip Bhinneka Tunggal Ika, bangsa
Indonesia wajib menjauhkan diri dari sikap-sikap mementingkan kelompok sendiri,
sukuisme, dan fanatisme yang berlebihan agar dapat terhindar dari perpecahan
bangsa.
2. Prinsip Nasionalisme
Nasionalisme adalah paham kebangsaan yang meletakkan kesetiaan tertinggi
individu terhadap bangsa dan tanah airnya.Nasionalisme bertujuan agar individu
sebagai warga negara memiliki sikap atau perbuatan untuk mencurahkan segala
tenaga dan pikirannya demi kemajuan, kehormatan, dan tegaknya kedaulatan bangsa
dan negara.Melalui penerapan prinsip nasionalisme, seseorang akan rela berkorban,
mendahulukan kepentingan bersama dari kepentingan pribadi atau
kelompok/golongan, serta menempatkan sikap persatuan dan kesatuan bangsa di atas
kepentingan pribadi.
3. Prinsip Kebebasan yang Bertanggung Jawab
Kebebasan yang bertanggung jawab berarti setiap orang diberikan kebebasan
untuk bertindak dan bersikap sesuai kemauannya, tentunya tanpa menyalahi hak asasi
manusia. Jadi, orang yang melakukan kebebasan tersebut harus bisa bertanggung
jawab dan tidak sampai merugikan orang lain. Jika sampai merugikan orang lain,
maka harus berani menerima semua konsekuensi yang diperbuat
4. Prinsip Wawasan Nusantara
Wawasan Nusantara adalah cara pandang beserta sikap bangsa Indonesia tentang
diri dan bentuk geografis berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.Dalam pelaksanaan
wawasan nusantara, kesatuan wilayah, dan Bhinneka Tunggal Ika sangat diutamakan
guna mencapai tujuan nasional.Melalui wawasan nusantara, bangsa Indonesia
ditempatkan dalam kerangka satu kesatuan politik, sosial, budaya, serta pertahanan
keamanan.Dengan begitu, bangsa Indonesia akan merasa satu, senasib
sepenanggungan, sebangsa, dan setanah air, serta memiliki satu tekad dalam mencapai
cita-cita pembangunan nasional.
5. Semangat Persatuan untuk Mewujudkan Cita-Cita Proklamasi
Di dalam Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945, terdapat
wujud cita-cita proklamasi. Cita-cita tersebut adalah untuk mewujudkan masyarakat
yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dalam wadah NKRI.Untuk mewujudkan
cita-cita proklamasi tersebut, dibutuhkan persatuan dan kesatuan dari seluruh warga
Indonesia.
9
D. Faktor Pendorong Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia
Ada tiga faktor yang dapat memperkuat persatuan dan kesatuan dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia yaitu Sumpah Pemuda, Pancasila, dan semboyan Bhinneka
Tunggal Ika. Ketiga faktor tersebut merupakan pemersatu seluruh bangsa Indonesia. Ketiga
faktor tersebut dapat mempersatukan perbedaan dan keanekaragaman yang telah mewarnai
kehidupan bangsa Indonesia. Perbedaan suku bangsa, agama, bahasa, dan sebagainya dapat
dipersatukan dengan menjalankan nilai-nilai yang terdapat dalam ketiga faktor tersebut
sehingga pada akhirnya nilai-nilai tersebut akan memperkuat persatuan dan kesatuan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
1. Sumpah Pemuda
Sumpah Pemuda merupakan sumpah yang menunjukkan kebulatan tekad seluruh
pemuda Indonesia yang merupakan unsur utama perjuangan bangsa dalam melawan penjajah
untuk mempersatukan seluruh rakyat Indonesia dalam perjuangan meraih kemerdekaan.
Dalam isi rumusan Sumpah Pemuda tersebut terkandung nilai utama yaitu satu tanah air, satu
bangsa, dan satu bahasa yaitu Indonesia. Ikrar satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa
telah menjadi penyemangat bangsa Indonesia untuk bersatu. Ikrar ini juga telah memberikan
manfaat-manfaat lainnya seperti mempererat hubungan kekeluargaan dan persaudaraan di
antara bangsa Indonesia; membina kerukunan hidup dalam bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara; dan menumbuhkan kesadaran bahwa ancaman terhadap satu pulau atau daerah
berarti ancaman bagi seluruh tanah air Indonesia. Ikrar inilah yang dapat memperkukuh
persatuan dan kesatuan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Pancasila
Pancasila dapat memperkukuh persatuan dan kesatuan dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Hal itu dikarenakan nilai-nilai Pancasila bersifat universal atau
menyeluruh. Artinya, nilai-nilai Pancasila tidak diciptakan hanya untuk satu suku bangsa
saja. Nilai-nilai Pancasila juga tidak hanya diperuntukkan bagi penganut agama tertentu saja,
akan tetapi nilai-nilai Pancasila berlaku dan menjadi pedoman hidup rakyat Indonesia tanpa
memandang perbedaan suku bangsa, agama, budaya, bahasa, dan sebagainya. Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa Pancasila dimiliki dan digunakan oleh semua unsur bangsa
Indonesia.
3. Bhinneka Tunggal Ika
Bhinneka Tunggal Ika artinya walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Inti dari
semboyan Bhinneka Tunggal Ika adalah adanya persatuan dalam berbagai perbedaan.
Kondisi bangsa Indonesia yang diliputi oleh berbagai perbedaan dapat dipersatukan salah
satunya dengan melaksanakan makna semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Persatuan dan
kesatuan bangsa Indonesia akan senantiasa terjaga jika nilai-nilai dalam semboyan Bhinneka
Tunggal Ika selalu dilaksanakan oleh rakyat Indonesia dalam pergaulan sehari-hari.
10
kesatuan bangsa. Adapun faktor-faktor yang berpotensi menghambat persatuan dan kesatuan
bangsa Indonesia di antaranya sebagai berikut.
1. Kebhinnekaan/Keberagaman pada Masyarakat Indonesia
Kondisi ini dapat menjadi penghambat persatuan dan kesatuan bangsa apabila tidak
diiringi dengan sikap saling menghargai, menghormati, serta adanya toleransi yang telah
menjadi karakter khas masyarakat Indonesia. Keberagaman tersebut dapat mengakibatkan
munculnya perbedaan pendapat yang memicu lepas kendali, tumbuhnya perasaan kedaerahan
yang berlebihan yang dapat memicu terjadinya konflik antardaerah atau antarsuku bangsa.
2. Geografis
Wilayah Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau dan kepulauan memiliki karakteristik
yang berbeda-beda. Kondisi ini dapat semakin memperlemah persatuan dan kesatuan bangsa
apabila ketimpangan dan ketidakmerataan pembangunan dan hasil-hasil pembangunan masih
belum dapat diatasi.
3. Munculnya Gejala Etnosentrisme
Etnosentrisme merupakan sikap menonjolkan kelebihan-kelebihan budayanya dan
menganggap rendah budaya suku bangsa lain. Hal tersebut apabila tidak diatasi tentu saja
akan memperlemah persatuan dan kesatuan bangsa.
4. Melemahnya Nilai Budaya Bangsa
Nilai-nilai budaya bangsa dapat melemah akibat kuatnya pengaruh budaya asing
atau westernisasi budaya yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa, baik melalui kontak
langsung maupun kontak tidak langsung. Kontak langsung antara lain melalui unsur-unsur
pariwisata. Kontak tidak langsung antara lain melalui media cetak (majalah, tabloid), atau
media elektronik (televisi, radio, film, internet, telepon seluler yang mempunyai fitur atau
fasilitas lengkap).
5. Pembangunan yang Tidak Merata
Proses pembangunan yang terpusat di wilayah-wilayah tertentu dapat menimbulkan
kesenjangan dalam berbagai bidang. Hal tersebut apabila tidak diselesaikan dapat
memperlemah persatuan dan kesatuan bangsa.
11
karena itu PPKI dalam Undang-Undang Dasar 1945 mencantumkan dua ayat Aturan
Tambahan yang menegaskan bahwa:
a. Dalam enam bulan sesudah berakhirnya peperangan Asia Timur Raya, Presiden
Indonesia mengatur dan menyelenggarakan segala hal yang ditetapkan dalam Undang-
Undang Dasar ini.
b. Dalam enam bulan setelah Majelis Permusyawaratan Rakyat dibentuk, majelis itu
bersidang untuk menetapkan undang-undang dasar.
Pasal IV Aturan Peralihan UUD 1945 dijadikan dalih oleh Belanda. untuk menuduh
Indonesia sebagai negara diktator karena kekuasaan negara terpusat kepada presiden.
Untuk melawan propaganda Belanda pada dunia internasional, maka pemerintah RI
mengeluarkan tiga buah maklumat
a. Maklumat Wakil Presiden Nomor X (baca cks) tanggal 16 Oktober 1945 yang
menghentikan kekuasaan luar bisa dari Presiden sebelum masa waktunya berakhir
(seharusnya berlaku selam enam bulan). Kemudian, maklumat tersebut memberikan
kekuasaan MPR dan DPR yang semula dipegang oleh Presiden kepada Komite Nasional
Indonesia Pusat. Pada dasarnya, maklumat ini adalah penyimpangan terhadap ketentuan
UUD 1945.
b. Maklumat Pemerintah tanggal 3 November 1945, tentang pembentukan partai
politik yang sebanyak-banyaknya oleh rakyat. Hal ini sebagai akibat dari anggapan pada
saat itu bahwa salah satu ciri demokrasi adalah multipartal. Maklumat tersebut juga
sebagai upaya agar Dunia Barat menilai bahwa Indonesia adalah negara yang menganut
asias demokrasi
c. Maklumat pemerintah tanggal 14 November 1945, yang intinya mengubah sistem
pemerintahan presidensial menjadi sistem pemerintahan parlementer, Maklumat tersebut
kembali menyalahi ketentuan UUD RI 1945 yang menetapkan sistem pemerintahan
presidensial sebagai sistem pemerintah Indonesia.
Periode ini juga ditandai dengan munculnya gerakan-gerakan seperti dengan tujuan
mendirikan negara baru yang memisahkan diri dari NKRI. Adapun gerakan-gerakan
tersebut di antaranya sebagai berikut
a. Pemberontakan Partai Komimis Indonesia (PKI) Madiun 1948
Pemberontakan ini terjadi pada tanggal 18 September 1948 yang dipimpin oleh Maso.
Tujuan dari pemberontakan PKI Madiun adalah ingin mengganti dasar negara Pancasila
dengan komunis serta ingin mendirikan Soviet Republik Indonesia. Pemberontakan PKI
Madiun melakukan aksinya dengan menguasai seluruh karesidenan Pati. PKI juga
melakukan pembunuhan dan penculikan ini secara besar-besaran. Pada tanggal 30
September 1948, pemberontakan PKI Madiun berhasil ditumpas oleh TNI yang dibantu
oleh rakyat. Di bawah pimpinan Kolonel Gatot Subroto (Panglima Divisa H Jawa
Tengah bagian timur) dan Kolonel Sungkono (Panglima Divisi Jawa Timur)
mengerahkan kekuatan TNI dan polisi untuk melakukan pengejaran dan pembersihan di
daerah-daerah sehingga Muso dan Amir Syarifuddin berhasil ditembak mati.
b. Gerakan Darul Islam Tentara Islam Indonesia (DI/TII) di Daerah Jawa Barat
Pemberontakan DI/TII di Jawa Barat dipimpin oleh Sekarmadji Maridjan (SM)
Kartosuwiryo yang memiliki cita-cita untuk mendirikan Negara Islam Indonesia. Cita-
12
citanya membentuk Negara Islam Indonesia (NII) diwujudkan melalui Proklamasi
yang dikumAndangkan pada tanggal 7 Agustus 1949 di Desa Císayong, Jawa Barat.
Untuk mengatasi pemberontakan yang dilakukan oleh Kartosuwiryo, Pasukan TNI
dan rakyat menggunakan Operasi Pagar Betis di Gunung Geber. Akhirnya, pada
tanggal 4 Juni 1962 Kantosuwiryo berhasil ditangkap dan dijatuhi hukuman mati.
2. Persatuan dan Kesatuan Bangsa pada Masa Republik Indonesia Serikat (27
Desember 1949 sampai dengan 17 Agustus 1950)
Bentuk pemerintahan yang berlaku pada periode ini adalali republik. Ciri republik
diterapkan ketika berlangsungnya pemilihan Ir. Sockamo sebagai Presiden Republik
Indonesia Serikat (RIS) dan Drs. Moh. Hatta sebagai Perdana Menteri. Sistem
pemerintahan yang dianut pada periode ini adalah sistem parlementer kabinet semu
(quasi parlementer), dengan karakteristik sebagai berikut.
a. Pengangkatan perdana menteri dilakukan oleh Presiden, bukan oleh parlemen
sebagaimana lazimnya.
b. Kekuasaan perdana menteri masih dicampurtangani oleh Presiden. Hal itu tampak
pada ketentuan bahwa Presiden dan menteri-menteri bersama-sama merupakan
pemerintah Seharusnya, Presiden hanya sebagai kepala negara, sedangkan kepala
pemerintahannya dipegang oleh Perdana Menteri.
c Pembentukan kabinet dilakukan oleh Presiden bukan oleh parlemen.
d. Pertanggungjawaban kabinet adalah kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR),
namun harus melalui keputusan pemerintah.
e. Parlemen tidak mempunyai hubungan erat dengan pemerintah sehingga DPR tidak
punya pengaruh besar terhadap pemerintah. DPR tidak dapat menggunakan mosi
tidak percaya kepada kabinet.
f. Presiden RIS mempunyai kedudukan rangkap, yaitu sebagai kepala Negara dan
kepala pemerintahan.
Pada masa Republik Indonesia Serikat juga ferdspat gerakan-gerakan separatis
yang terjadi beberapa wilayah Indonesia, di antaranya:
a. Gerakan Angkafan Perang Ratu Adil (APRA)
b. Gerakan Republik Maluku Selatan (RMS)
3.Persatuan dan Kesatuan Bangsa pada Masa Demokrasi Liberal (17 Agustus
1950 sampal dengan 5 Juli 1959)
Pada periode ini, Indonesia menggunakan Undang-Undang Dasar Sementara
Republik Indonesia Tahun 1950 (UUDS 1950) yang berlaku mulai tangga 17 Agustus
1950. UUDS RI 1950 merupakan perubahan dan Konstitusi R yang diselenggarakan
sesuai dengan Piagam Persetujuan antara pemerintah RIS dan Pemerintah RI pada
tanggal 19 Mei 1950.
13
b. Kabinet Sukirman: 27 April 1951-3 April 1952
c,Kabinet Wilopo: 3 April 1952-30 Juli 1953
d. Kabinet Ali Sastroamidjojo I: 30 Juli 1953-12 Agustus1955
e. Kabinet Burhanudin Harahap 12 Agustus 1955-24 Maret 1956. Pada masa
kabinetini, Indonesia untuk pertama kalinya menyelenggarakan pemilihan
umum yang diikuti oleh 28 partai. Pemilu dilaksanakan atas dasar Undang
undang Pemilu Nomor 7 tahun 1953, Pemilu 1955 dilaksanakan selama dua
tahap, yaitu pada tanggal 29 September 1955 untuk memilih anggota parlemen
dan tanggal 15 Desember untuk memilih anggota konstituante
f. Kabinet Ali Sastroamidjojo 11: 24 Maret 1956-9 April 1957.
g Kabinet Djuanda (karya): 9 April 1957-10 Juli 1959.
Pada periode ini juga terjadi beberapa gerakan separatis di daerah di
antaranya:
a. Gerakan Darul Islam/Tentara Islam Indouesis (DITII)
b. Pemberontakan PRRI/Permesta (Pemerintah Revolusioner Republik
Indonesia/Perjuangan Rakyat Semesta)
4. Persatuan dan Kesatuan Bangsa pada Masa Orde Lams (5 Jull 1959 sampai dengan
11 Maret 1966)
Dekret Presiden tanggal 5 Juli 1959 telah membawa kepastian di negara Indonesia,
Negara kita kemball menggunakan UUD 1945 sebagai konstitusi negara yang berkedudukan
sebagai asas penyelenggaraan negara Sejak berlakunya kembali UUD 1945, Presiden
berkedudukan sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan. Kabinet yang dibentuk pada
tanggal 9 Juli 1959 dinamakan Kabinet Kerja yang terdiri atas:
a. Kabinet Inti, yang terdiri atas seorang perdana menteri yang dijabat oleh Presiden dan 10
orang menteri.
b. Menteri-menteri ex officio, yaitu pejabat-pejabat negara yang karena jabatannya diangkat
menjadi menteri Pejabat tersebut adalah Kepala StafAngkatan Darat, Laut, Udara, Kepolisian
Negara, Jaksa Agung, Ketua Dewan Perancang Nasional dan Wakil Ketua Dewan
Pertimbangan Agung
c. Menteri-menteri muda sebanyak 60 orang.
Pelaksanaan pemerintahan pada periode ini, meskipun berdasarkan UUD 1945, tetapi
kenyataanya banyak terjadi penyimpangan terhadap Pancasila dan UUD 1945. Berikut ini
adalah beberapa penyimpangan selama pelaksanaan demokrasi terpimpin.
a. Membubarkan DPR hasil pemilu dan menggantikannya dengan membentuk DPR Gotong
Royong (DPRGR) yang anggotannya diangkat dan diberhentikan oleh presiden.
b. Membentuk MPR sementara yang anggotanya diangkat dan diberhentikan oleh presiden c.
Penetapan Ir. Soekamo sebagai Presiden seumur hidup oleh MPRS.
d. Membentuk Front Nasional melalui Penetapan Presiden No.13 Tahun 1959 yang
anggotanya berasal dari berbagai organisasi kemasyarakatan dan organisasi sosial politik
yang ada di Indonesia.
e. Terjadinya pemerasan dalam penghayatan Pancasila. Pancasila yang berkedudukan sebagai
dasar negara dan pandangan hidup bangsa diperas menjadi tiga unsur yang disebut Trisila,
kemudian Trisila ini diperas lagi menjadi satu unsur yang disebut Ekasila. Ekasila inilah yang
dimaksud dengan Nasakom (nasionalis, agama dan komunisme).
14
5. Persatuan dan Kesatuan pada Masa Orde Baru (11 Maret 1966 sampai dengan 21
Mei 1998)
Selama memegang kekuasaan negara, pemerintahan Orde Baru tetap menerapkan
sistem pemerintahan presidensial. Adapun kelebihan dari sistem pemerintahan Orde Baru:
a. Perkembangan pendapatan per kapita masyarakat Indonesia yang pada tahun 1968 hanya
70 dolar Amerika Serikat dan pada 1996 telah mencapai lebih dari 1.000 dolar Amerika
Serikat.
b. Suksesnya program transmigrasi
c. Suksesnya program Keluarga Berencana.
d. Sukses memerangi buta huruf.
Akan tetapi dalam perjalanan pemerintahannya, Orde Baru melakukan beberapa
penyimpangan terhadap Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Beberapa penyimpangan
konstitusional yang paling menonjol pada masa Pemerintahan Orde Baru sekaligus menjadi
kelemahan sistem pemerintahan Orde Baru adalah sebagai berikut:
a. Bidang ekonomi: Penyelengaraan ekonomi tidak didasarkan pada pasal 33 Undang-
Undang Dasar 1945. Terjadinya praktik monopoli ekonomi. Pembangunan ekonomi
bersifat sentralistik, sehingga terjadi jurang pemisah antara pusat dan daerah.
Pembangunan ekonomi dilandasi oleh tekad untuk kepentingan individu.
b. Bidang Politik: Kekuasaan berada di tangan lembaga eksekutif Presiden sebagai
pelaksana undang-undang kedudukannya lebih dominan dibandingkan dengan
lembaga legislatif Pemerintahan bersifat sentralistik, berbagai keputusan
disosialisasikan dengan sistem komando. Tidak ada kebebasan untuk mengkritik
jalannya pemerintahan Praktik kolusi, konupsi, dan nepotisme (KKN) biasa terjadi
yang tentunya merugikan perekonomian negara dan kepercayaan masyarakat.
c. Bidang hukum: Perundang-undangan yang mempunyai fungsi untuk membatasi
kekuasaan presiden kurang memadai, sehingga kesempatan ini memberi peluang
terjadinya praktik KKN dalam pemerintahan. Supremasi hukum tidak dapat ditegakan
karena banyaknya oknum penegak hukum yang cenderung memihak pada orang
tertentu sesuai kepentingan. Hukum bersifat kebal terhadap penguasa dan
konglomerat yang dekat dengan penguasa.
6. Persatuan dan Kesatuan pada Masa Reformasi (Periode 21 Mei 1998-sekarang)
Memasuki masa reformasi, bangsa Indonesia bertekad untuk menciptakan sistem
pemerintahan yang demokratis. Untuk itu, perlu disusun pemerintahan yang konstitusional
atau pemerintahan yang berdasarkan pada konstitusi. Pemerintah konstitusional bercirikan
bahwa konstitusi negara itu berisi:
a. adanya pembatasan kekuasaan pemerintahan atau eksekutif dan
b. jaminan atas hak asasi manusia dan hak-hak warga negara.
Selain itu, perubahan Undang-Undang Dasar 1945 juga mengubah struktur
ketatanegaraan Indonesia. Jika dibandingkan dengan Undang-Undang Dasar 1945 sebelum
diubah maka UUD NRI 1945 terdapat penghapusan dan penambahan lembaga-lembaga
negara. Untuk lebih jelasnya, berikut dipaparkan perubahan perubahan mendasar dalam
ketatanegaraan Indonesia setelah perubahan Undang Undang Dasar 1945, yaitu:
15
a. Kedaulatan di tangan rakyat dan dilakukan menurut Undang-Undang Dasar (Pasal 1 ayat
(2)).
b. MPR merupakan lembaga bikameral, yaitu terdiri dari anggota DPR dan anggota DPD
(Pasal 2 ayat (1)).
c. Presiden dan Wakil Presiden dipilih langsung oleh rakyat (Pasal 6A ayat (1)).
d. Presiden memegang jabatan selama lima tahun dan dapat dipilih kembali dalam jabatan
yang sama untuk satu kali masa jabatan (Pasal 7).
e. Pencantuman hak asasi manusia (Pasal 28A-28J).
f. Penghapusan DPA sebagai lembaga tinggi Negara
g. Presiden bukan mandataris MPR.
h. MPR tidak lagi menyusun GBHN.
i. Pembentukan Mahkamah Konstitusi (MK) dan Komisi Yudisial (KY) (Pasal
24B dan 24C). (4)).
J. Anggaran pendidikan minimal 20% (Pasal 31 ayat (4)).
k. Negara kesatuan tidak boleh diubah (Pasal 37 ayat (5)).
i. Penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 dihapus.
16
5. Pembangunan Negara yang Lebih Mudah
Rasa persatuan akan bisa menimbulkan rasa kepedulian yang tinggi. Tiap warga negara akan
peduli dengan perkembangan negara, berusaha melakukan yang terbaik agar hal ini bisa
berjalan dengan lancar. Bentuk pertolongan yang bisa diberikan adalah dengan membayar
pajak tepat waktu ataupun menjaga lingkungan dari berbagai kerusakan. Dengan begitu
negara akan bisa cepat berkemabang terutama dalam sektor pembangunan.
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Persatuan secara sederhana berarti gabungan (ikatan, kumpulan, dan sebagainya)
dari beberapa bagian menjadi sesuatu yang utuh. Dengan kata lain, persatuan itu
berkonotasi disatukannya bermacam-macam corak yang beragam ke dalam suatu
kebulatan yang utuh.
Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia terhadap
diri dan lingkungannya dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta
kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Hakikat dari Wawasan Nusantara adalah kesatuan bangsa dan keutuhan
wilayah Indonesia.
Negara Indonesia adalah negara kesatuan berbentuk republik yang wilayahnya
merupakan kesatuan dari ribuan pulau. Negara Indonesia terletak di antara Samudera
Pasifik dan Samudera Hindia serta di antara Benua Asia dan Australia. Ada tiga faktor
yang dapat memperkuat persatuan dan kesatuan dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Ketiga faktor tersebut adalah Sumpah Pemuda, Pancasila, dan semboyan
Bhinneka Tunggal Ika.
Menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan salah satu
kewajiban dari setiap warga negara Indonesia. Sejak awal kemerdekaan para tokoh
bangsa Indonesia telah membentengi diri dengan merumuskan dasar negara yaitu
Pancasila. Dengan mengamalkan nilai-nilai Pancasila maka bangsa Indonesia akan
selalu bersatu padu dan terhindar dari berbagai pertentangan dan perselisihan
B. Saran
NKRI adalah harga mati. Pernyataan tersebut mengandung makna yang sangat
dalam. Pernyataan tersebut menggambarkan ketegasan sikap dan cita-cita bahwa
negara Indonesia diperjuangkan kemerdekaannya untuk mewujudkan konsep negara
kesatuan yang diimplementasikan di bumi Indonesia. Untuk mewujudkan hal tersebut
telah banyak pengorbanan yang dilakukan para pahlawan mulai dari pengorbanan
waktu, tenaga, pikiran, harta bahkan nyawa. Hal tersebut dilakukan karena mereka
mempunyai semangat kebangsaan. Semangat itulah yang harus kita jaga dan selalu
mewarnai setiap perilaku kita.
18
DAFTAR PUSTAKA
19