Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan berkatnya
kita dapat diberikan kesempatan untuk mengangkat permasalahan yang sangat krusial untuk kita
diskusikan dengan seksama yang bertema : “ Permasalahan yang dihadapi Negara Kesatuan
Republik Indonesia serta pengaruhnya terhadap persatuan dan kesatuan bangsa “ . Tak
lupa juga sebelum itu saya akan memberikan apresiasi yang sangat dalam kepada :
1. Sr Jimmy Frismadana Kudo sebagai pengajar dan pembimbing siswa/i SMA Darma
Yudha Angkatan 10 yang telah memberikan seluruh jerih dan payah beliau untuk
penugasan ini.
2. Bapak/Ibu Menteri Pendidikan Indonesia yang telah mendukung proses belajar
mengajar masyarakat Indonesia supaya mengarah ke arah yang leboih konvensional .
3. Sumber bacaan dan referensi Internet yang telah membantu dalam memberikan
informasi bahan makalah ini .
Saya sepenuhnya sadar bahwa karya makalah ini mungkin belum mencapai kesempurnaan
dikarenakan oleh keterbatasan wawasan dan pengalaman saya dalam berkarya . Namun dengan
semangat 45 yang telah dikobarkan dari jati diri penulis , maka tercpitalah Makalah Ujian
Penugasan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegareaan yang berjudul : “ Urgensi Moralitas
Aparat Penegak Hukum Bagi Bangsa Indonesia Dalam Upaya Mencapai Keadilan “ sesuai
dengan kualifikasi poin-poin nilai yang diminta . Oleh karena itu , sang penulis pun sangat
terbuka atas aspirasi dan kritik yang membangun karakter penulis untuk lebih berkarya ke arah
yang positif .
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………..ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………..4
Latar Belakang…………………………………………………………………………………4
A. Rumusan Masalah…………………………………………………………………6
B. Tujuan Masalah…………………………………………………………………….6
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………..6
A. Informasi mengenai persatuan dan kesatuan bangsa
Indonesia……………………………………………………………………………7
B. Studi Kasus penerapan persatuan dan kesatuan bangsa
Indonesia……………………………………………………………………………8
C. Penyelesaian
Kasus……………………………………………………………………………….11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………………………..12
B. Saran………………………………………………………………………………..13
DAFTAR PUSAKA……………………………………………………………………………14
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara kepulauan berciri nusantara yang
disatukan oleh wilayah perairan sangat luas dengan batas- batas, hak-hak, dan kedaulatan yang
ditetapkan dengan undang-undang. Dalam upaya mencapai tujuan nasional berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, mewujudkan
Wawasan Nusantara serta memantapkan ketahanan nasional diperlukan sistem penegakan hukum
yang adil untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, pengembangan wilayah, dan memperkukuh
kedaulatan negara.
Penegakan hukum di Indonesia yang ada saat ini merupakan suatu pencerminan bahwa
negara kita merupakan negara hukum sebagaimana dijelaskan UUD 1945. hukum yang ada pada
saat ini dimaksudkan untuk melindungi segenap kepentingan individu dan menciptakan keadilan
ditengah-tengah masyarakat guna menciptakan masyarakat yang berkeadilan dan sejahtera.
Sejalan dengan pemikhiran tersebut maka tegaknnya hukum merupakan suatu hal yang mutlak
dan tak bisa ditawar-tawar. Tak ada individu yang kebal hukum ataupun mendapat perlakuan
khusus dalam penegakan hukum yang konsisten di negeri ini guna mencapai suatu keadilan yang
merupakan cita-cita dari terbentuknya hukum.
Hal tersebut diperkuat denngan Undang-Undang Dasar kita yang dimana dalam
struktur hukum kita merupakan sebuah landasan bagi semua peratuaran hukum atau undang-
undang yang ada. Dalam pasal 27 ayat 1 yang berbunyi segala warga negara bersamaan
kedudukannya dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dengan tidak ada
kecualinya. Pasal tersebut merupakan penguat tentang apa yang penulis jelaskan tadi tentang
kesetaraan kedudukan hukum bagi seluruh warga negara Indonesia. Dalam pasal ini, apabila kita
cermati lebih dalam maka dapat kita simpulkan bahwa pasal ini merupakan implementasi dari
penerapan Asas equality before the law atau kesetaraan dalam hukum yang terdapat dalam sistem
hukum kita saat ini. Hal ini makin diperkuat dengan bunyi pasal berikutnya, yaitu pasal 28D ayat
1 yang berbunyi “setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian
hukum yang adil, serta perlakuan yang sama di depan hukum”
Dalam praktiknya sendiri, penegakan hukum di Indonesia masih jauh dari kata suatu
peradilan yang mampu mewujudkan keadilan di dalam masyarakat. Bahkan hukum kita kadang
lebih bersifat memihak, dalam artian, hukum menguntungkan pihak-pihak tertentu, dan
memberikan keuntungan tersendiri bagi mereka yang berurusan dengan hukum. Kebanyakan dari
putusan-putusan tersebut sebagian besar berkaitan dengan penerapan hukum yang kurang tepat
sehingga menimbulkan disparitas sanksi pidana yang sangat mencolok dalam penegakan hukum
kita saat ini. Sehingga tak pelak menimbulkan isu-isu yang kurang sedap di dunia peradilan kita
seperti suap-menyuap penegak hukum dan mafia peradilan yang marak menjadi perbincangan di
berbagai media .
Pada penulisan kali ini, penulis akan memfokuskan penulisan berkaitan dengan kasus
kasus pemidanaan kepada pelaku tindak pidana kriminalitas. Dipilihnya tindak pidana sebagai
bahan kajian bukan tanpa alasan, hal ini dikarenakan jumlah kejahatan kriminalitas untuk sendiri
tercatat sangat tinggi. Sanksi pidana yang dijatuhkan kepada pelaku tindak pidana yang ada di
negeri ini sangatlah bervariasi dan tidak dapat diseragamkan dikarenakan berbagai pertimbangan
yang diberikan majelis hakim dalam menjatuhkan putusan.
Sedangkan alasan penulis mengangkat tema Penegakkan Hukum yang adil tak lain
karena adanya perbedaan beratnya sanksi yang dijatuhkan kepada pelaku tindak pidana
pencurian dan pembunuhan. Pada dasarnya pembedaan sanksi pidana merupakan suatu hal yang
wajar mengingat setiap hakim yang memutus suatu perkara tentunya disertai dengan alasan yang
memberatkan serta meringankan terdakwa, sehingga pada akhirnya hal tersebut dapat
mengakibatkan pembedaan sanksi pidana.
Beranjak dari uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan suatu penelitian
yang kemudian dituangkan dalam karya tulis yang diberi judul “Urgensi Moralitas Aparat
Penegak Hukum Bagi Bangsa Indonesia Dalam Upaya Mencapai Keadilan” di Indonesia.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah tercantum, dapat dirumuskan beberapa rumusan
masalah sebagai pedoman topik yang akan dirincikan dalam makalah ini :
1. Apa yang dimaksud dengan persatuan dan kesatuan bangsa?
2. Bagaimana permasalahan yang dihadapi Negara Kesatuan Republik Indonesia?
3. Mengapa permasalahan yang dihadapi Negara Kesatuan Republik Indonesia
berpengaruh teerhadap persatuan & kesatuan bangsa?
C. TUJUAN PENULISAN
Mengacu kepada rumusan masalah yang tertera, dapat dirangkum tujuan kreasi makalah
ini :
1. Ingin mengetahui definisi sesungguhnya tentang persatuan dan kesatuan bangsa
2. Ingin mengetahui permasalahan yang dihadapi Negara Kesatuan Republik Indonesia
3. Ingin mengetahui pengaruh antara permasalahan yang dihadapi Negara Kesatuan
Republik Indonesia dengan persatuan dan kesatuan bangsa
BAB II
PEMBAHASAN
"Barang siapa mengambil sesuatu barang, yang seluruhnya atau sebagian milik
orang lain, dengan maksud untuk dimilikinya sendiri secara melawan hukum, diancam karena
pencurian dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau denda paling banyak enam puluh
rupiah”
Sumber : Ejurnalis.com
Sumber : Detik.com
Sumber : Kompas.com
C. Penyelesaian Kasus
1. Kasus Minah mengajarkan kita bahwa seharusnya Aparat Hukum bisa memberikan
sanksi yang jelas terhadap permasalahan Nenek Minah , Dari segi etika sebenarnya bisa
dilihat bahwasanya Nenek Minah memang melakukan kesalahan , tapi bukan berarti
urgensinya sepenting itu untuk dibawa ke meja hijau.
2. Kasus Pelajar Pembunuh Begal Terancam Seumur Hidup juga sangat menarik perhatian
opini publik , karena bentuk kekerasan yang dilakukan oleh pelajar dalam bentuk self-
defence yang harusnya tidak dihukum seumur hidup .
3. Kasus Istri Dituntut 1 Tahun Penjara sangatlah menyedihkan , karena menunjukkan dan
menggambarkan seberapa mirisnya kondisi penegakkan hukum yang ada di Indonesia .
Seharusnya hakim dan jaksa bisa lebih profesional dalam memberikan sanksi kepada Ibu
tersebut karena ibarat kata , Pencurian saja belum tentu bisa masuk penjara setahun ,
namun karena Ibu tersebut memarahi Suaminya yang mabuk harus dimasukkan ke jeruji .
BAB III
Penutup
A. Kesimpulan
Penegakan hukum adalah suatu proses untuk mewujudkan keinginan- keinginan dalam
hukum agar menjadi kenyataan dan ditaati oleh masyarakat. Masyarakat Indonesia semakin hari
makin mendambakan tegaknya hukum yang berwibawa, untuk memenuhi rasa keadilan dan
ketenteraman yang menyejukkan hati. Penegakan hukum dapat di rumuskan sebagai usaha
melaksanakan hukum sebagaimana mestinya, mengawasi pelaksanaannya agar tidak terjadi
pelanggaran, dan jika terjadi pelanggaran memulihkan hukum yang di langgar itu supaya di
tegakkan kembali.
Menurut Soejono Soekanto, penegakan hukum adalah kegiatan menyerasikan hubungan
nilai-nilai yng terjabarkan dalam kaidah-kaidah mantap dan sikap tindak sebagai rangkaian
penjabaran nilai tahap akhir. Untuk menciptakan, memelihara, dan mempertahankan kedamaian
pergaulan hidup. Penegakan hukum terhadap kejahatan di Indonesia merujuk pada pendekatan
norma hukum yang bersifat menghukum sehingga memberikan efek jera. Tanpa perasaan
tentram maka hasil-hasil pembangunan negara yang menyangkut berbagai permasalahan akan
terasa ada hambatan untuk mencapai kemajuan yang maksimal karena itu untuk menegakkan
hukum dan menjaga ketenteramannya diperlukan organ yang disebut Penegak Hukum.
Penegak Hukum sangat diharapkan untuk menegakkan hukum dengan setegak-tegaknya
meski di luar ketentuan yang telah di atur di dalam pasal-pasal hukum pidana. Maka dari itu
untuk memberikan perlindungan hukum khususnya terhadap anak dari berbagai bentuk
kekerasan seksual dibutuhkan penegak hukum yang berani mendobrak positivisme hukum dan
cara berpikir yang dogmatis.
Meskipun Indonesia sudah sepuluh tahun memasuki era reformasi hukum belum berpihak
kepada kepentingan masyarakat. Hukum masih sarat dengan kepentingan-kepentingan pihak
tertentu seperti penguasa da pegusaha. Hal ini terlihat dari produk undang-undang untuk skala
nasional dan peraturan daerah untuk skala lokal.
Reformasi terhadap aparatur penegak hukum berjalan lambat jika dibanding- kan dengan
reformasi terhadap substansi hukum. Hal ini menyebabkan hukum tidak dapat berperan sebagai
penyeim- bang kepentingan masyarakat dalam upaya merealisasikan keadilan dan kebenaran.
B. Saran
"Dalam masalah kebenaran dan keadilan, tidak ada perbedaan antara masalah besar
dan kecil, karena perihal perlakuan terhadap orang semuanya sama." – Albert
Einstein
Kutipan dari Albert Einsteinn merupakan sebuah acuan brilian bagi kita untuk
mengintrospeksi diri sebagai generasi penerus bangsa Indonesia. Zaman penjajahan yang begitu
berat dan tragis telah membentuk generasi pendahulu kita menjadi generasi yang tahan banting,
bijaksana, dan kritis. Apakah kita, sebagai generasi yang menikmati era dimana segala sesuatu
tersedia dimanapun dan kapanpun telah berhasil mengikuti jejak standar para pendahulu kita
dalam hal berdiri teguh sebagai pribadi bangsa Indonesia? Atau apa benarkah kutipan tersebut,
bahwa kita, generasi yang hidup dalam situasi yang proporsional telah membuat kita terlena
dalam mempertahankan moralitas, integritas, dan ketangguhan para pendahulu kita. Lantas ,
mengapa keadilan di Indonesia tidak bisa di kedepankan? Apakah ini caranya kita membayar
perjuangan leluhur kita yang berjuang demi kemerdekaan? .
Penegak hukum nampaknya masih “pandang bulu” terhadap para pelanggar
hukum. Karena sifat “pandang bulu” inilah, masyarakat berpikir asalkan punya
uang, atau punya koneksi-koneksi tertentu, maka bisa terhindar dari hukum.
Orang-orang yang memiliki kerabat yang “penting” dapat terhidar dari hukum
dengan mudahnya. Penegak pun masih “takut” dengan hal tersebut, padahal
seharusnya, di mata hukum semua orang itu sama. Hukum dibuat agar
menertibkan, dan sanksi-sanksi pun bukan untuk merugikan, tetapi agar ada
efek jera.
DAFTAR PUSAKA
30 Kutipan tentang Hukum dan Keadilan dari Para Tokoh, Penuh Makna Mendalam
https://www.merdeka.com/sumut/30-kutipan-tentang-hukum-dan-keadilan-penuh-makna-
mendalam-kln.html
Kronologi Kasus Istri Dituntut 1 Tahun Penjara karena Marahi Suami Mabuk
https://amp.kompas.com/tren/read/2021/11/17/113500465/kronologi-kasus-istri-dituntut-1-
tahun-penjara-karena-marahi-suami-mabuk