Anda di halaman 1dari 14

PERMASALAHAN YANG DIHADAPI NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA

NAMA : JOSELYN VINZLEE


KELAS 12 IPA E

SMA DARMA YUDHA


PEKANBARU
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan berkatnya
kita dapat diberikan kesempatan untuk mengangkat permasalahan yang sangat krusial untuk kita
diskusikan dengan seksama yang bertema : “ Permasalahan yang dihadapi Negara Kesatuan
Republik Indonesia serta pengaruhnya terhadap persatuan dan kesatuan bangsa “ . Tak
lupa juga sebelum itu saya akan memberikan apresiasi yang sangat dalam kepada :
1. Sr Jimmy Frismadana Kudo sebagai pengajar dan pembimbing siswa/i SMA Darma
Yudha Angkatan 10 yang telah memberikan seluruh jerih dan payah beliau untuk
penugasan ini.
2. Bapak/Ibu Menteri Pendidikan Indonesia yang telah mendukung proses belajar
mengajar masyarakat Indonesia supaya mengarah ke arah yang leboih konvensional .
3. Sumber bacaan dan referensi Internet yang telah membantu dalam memberikan
informasi bahan makalah ini .
Saya sepenuhnya sadar bahwa karya makalah ini mungkin belum mencapai kesempurnaan
dikarenakan oleh keterbatasan wawasan dan pengalaman saya dalam berkarya . Namun dengan
semangat 45 yang telah dikobarkan dari jati diri penulis , maka tercpitalah Makalah Ujian
Penugasan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegareaan yang berjudul : “ Urgensi Moralitas
Aparat Penegak Hukum Bagi Bangsa Indonesia Dalam Upaya Mencapai Keadilan “ sesuai
dengan kualifikasi poin-poin nilai yang diminta . Oleh karena itu , sang penulis pun sangat
terbuka atas aspirasi dan kritik yang membangun karakter penulis untuk lebih berkarya ke arah
yang positif .

Pekanbaru, 4 Maret 2023

Penulis
DAFTAR ISI

“PERMASALAHAN YANG DIHADAPI NEGARA KESATUAN REPUBLIK


INDONESIA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PERSATUAN DAN KESATUAN
BANGSA”

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………..ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………..4
Latar Belakang…………………………………………………………………………………4
A. Rumusan Masalah…………………………………………………………………6
B. Tujuan Masalah…………………………………………………………………….6
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………..6
A. Informasi mengenai persatuan dan kesatuan bangsa
Indonesia……………………………………………………………………………7
B. Studi Kasus penerapan persatuan dan kesatuan bangsa
Indonesia……………………………………………………………………………8
C. Penyelesaian
Kasus……………………………………………………………………………….11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………………………..12
B. Saran………………………………………………………………………………..13
DAFTAR PUSAKA……………………………………………………………………………14
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara kepulauan berciri nusantara yang
disatukan oleh wilayah perairan sangat luas dengan batas- batas, hak-hak, dan kedaulatan yang
ditetapkan dengan undang-undang. Dalam upaya mencapai tujuan nasional berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, mewujudkan
Wawasan Nusantara serta memantapkan ketahanan nasional diperlukan sistem penegakan hukum
yang adil untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, pengembangan wilayah, dan memperkukuh
kedaulatan negara.
Penegakan hukum di Indonesia yang ada saat ini merupakan suatu pencerminan bahwa
negara kita merupakan negara hukum sebagaimana dijelaskan UUD 1945. hukum yang ada pada
saat ini dimaksudkan untuk melindungi segenap kepentingan individu dan menciptakan keadilan
ditengah-tengah masyarakat guna menciptakan masyarakat yang berkeadilan dan sejahtera.
Sejalan dengan pemikhiran tersebut maka tegaknnya hukum merupakan suatu hal yang mutlak
dan tak bisa ditawar-tawar. Tak ada individu yang kebal hukum ataupun mendapat perlakuan
khusus dalam penegakan hukum yang konsisten di negeri ini guna mencapai suatu keadilan yang
merupakan cita-cita dari terbentuknya hukum.
Hal tersebut diperkuat denngan Undang-Undang Dasar kita yang dimana dalam
struktur hukum kita merupakan sebuah landasan bagi semua peratuaran hukum atau undang-
undang yang ada. Dalam pasal 27 ayat 1 yang berbunyi segala warga negara bersamaan
kedudukannya dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dengan tidak ada
kecualinya. Pasal tersebut merupakan penguat tentang apa yang penulis jelaskan tadi tentang
kesetaraan kedudukan hukum bagi seluruh warga negara Indonesia. Dalam pasal ini, apabila kita
cermati lebih dalam maka dapat kita simpulkan bahwa pasal ini merupakan implementasi dari
penerapan Asas equality before the law atau kesetaraan dalam hukum yang terdapat dalam sistem
hukum kita saat ini. Hal ini makin diperkuat dengan bunyi pasal berikutnya, yaitu pasal 28D ayat
1 yang berbunyi “setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian
hukum yang adil, serta perlakuan yang sama di depan hukum”
Dalam praktiknya sendiri, penegakan hukum di Indonesia masih jauh dari kata suatu
peradilan yang mampu mewujudkan keadilan di dalam masyarakat. Bahkan hukum kita kadang
lebih bersifat memihak, dalam artian, hukum menguntungkan pihak-pihak tertentu, dan
memberikan keuntungan tersendiri bagi mereka yang berurusan dengan hukum. Kebanyakan dari
putusan-putusan tersebut sebagian besar berkaitan dengan penerapan hukum yang kurang tepat
sehingga menimbulkan disparitas sanksi pidana yang sangat mencolok dalam penegakan hukum
kita saat ini. Sehingga tak pelak menimbulkan isu-isu yang kurang sedap di dunia peradilan kita
seperti suap-menyuap penegak hukum dan mafia peradilan yang marak menjadi perbincangan di
berbagai media .
Pada penulisan kali ini, penulis akan memfokuskan penulisan berkaitan dengan kasus
kasus pemidanaan kepada pelaku tindak pidana kriminalitas. Dipilihnya tindak pidana sebagai
bahan kajian bukan tanpa alasan, hal ini dikarenakan jumlah kejahatan kriminalitas untuk sendiri
tercatat sangat tinggi. Sanksi pidana yang dijatuhkan kepada pelaku tindak pidana yang ada di
negeri ini sangatlah bervariasi dan tidak dapat diseragamkan dikarenakan berbagai pertimbangan
yang diberikan majelis hakim dalam menjatuhkan putusan.
Sedangkan alasan penulis mengangkat tema Penegakkan Hukum yang adil tak lain
karena adanya perbedaan beratnya sanksi yang dijatuhkan kepada pelaku tindak pidana
pencurian dan pembunuhan. Pada dasarnya pembedaan sanksi pidana merupakan suatu hal yang
wajar mengingat setiap hakim yang memutus suatu perkara tentunya disertai dengan alasan yang
memberatkan serta meringankan terdakwa, sehingga pada akhirnya hal tersebut dapat
mengakibatkan pembedaan sanksi pidana.
Beranjak dari uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan suatu penelitian
yang kemudian dituangkan dalam karya tulis yang diberi judul “Urgensi Moralitas Aparat
Penegak Hukum Bagi Bangsa Indonesia Dalam Upaya Mencapai Keadilan” di Indonesia.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah tercantum, dapat dirumuskan beberapa rumusan
masalah sebagai pedoman topik yang akan dirincikan dalam makalah ini :
1. Apa yang dimaksud dengan persatuan dan kesatuan bangsa?
2. Bagaimana permasalahan yang dihadapi Negara Kesatuan Republik Indonesia?
3. Mengapa permasalahan yang dihadapi Negara Kesatuan Republik Indonesia
berpengaruh teerhadap persatuan & kesatuan bangsa?

C. TUJUAN PENULISAN
Mengacu kepada rumusan masalah yang tertera, dapat dirangkum tujuan kreasi makalah
ini :
1. Ingin mengetahui definisi sesungguhnya tentang persatuan dan kesatuan bangsa
2. Ingin mengetahui permasalahan yang dihadapi Negara Kesatuan Republik Indonesia
3. Ingin mengetahui pengaruh antara permasalahan yang dihadapi Negara Kesatuan
Republik Indonesia dengan persatuan dan kesatuan bangsa

BAB II
PEMBAHASAN

A. Informasi Persatuan dan Kesatuan


Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa majemuk, ditandai dengan banyaknya
etnis, suku, agama, budaya, kebiasaan, di dalamnya. Di sisi lain, masyarakat Indonesia dikenal
sebagai masyarakat multikultural, masyarakat yang anggotanya memiliki latar belakang budaya
(cultural background) beragam. Kemajemukan dan multikulturalitas mengisyaratkan adanya
perbedaan. Bila dikelola secara benar, kemajemukan dan multikulturalitas menghasilkan energi
hebat. Sebaliknya, bila tidak dikelola secara benar, kemajemukan dan multikulturalitas bisa
menimbulkan bencana dahsyat.
Nation and character building sebagai cita-cita membentuk kebudayaan nasional
sebagai wahana pemersatu bangsa cenderung belum terwujud. Malah akhir-akhir ini semangat
yang menjurus pada kesukubangsaan semakin bertambah besar sepertinya semangat
mengutamakan paham suku-bangsa lebih beradab dan maju ketimbang suku-bangsa yang lainnya
cenderung tumbuh. Padahal semangat kesukubangsaan yang lebih mengutamakan kebesaran
sukubangsanya di tengah-tengah negara yang multikultur ini tentunya tidak sejalan dengan
paham kebangsaan yang dikembangkan sejak negara ini berdiri.
Pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara yang sarat dengan itikad menjaga,
melindungi, mempersatukan dan membangun bangsa untuk mampu meraih kemajuan adab,
setara dengan bangsa-bangsa maju lainnya di dunia seolah-olah menjadi barang usang yang
sudah ditinggalkan. Manifesto kultural Bhinneka Tunggal Ika yang merupakan tekad untuk
membentuk kohesi sosial dan integrasi sosial, serta menyiratkan landasan mutualisme
(kebersamaan, dalam perasaan maupun perilaku) dan kerjasama yang didasarkan atas
kepentingan bersama dan perasaan kebersamaan, itu pun semakin pudar. Padahal makna dari
manifesto kultural itu adalah ternanamnya perasaan saling memiliki dan menghargai sesama
warganegara Indonesia, meski dengan latar belakang etnik dan kebudayaan yang berbeda-beda .
Namun, Berbagai masalah yang berkaitan dengan kesadaran berbangsa dan bernegara
perlu mendapat perhatian dan tanggung jawab bersama. Sehingga amanat pada UUD 1945 untuk
menjaga dan memelihara Negara Kesatuan wilayah Republik Indonesia serta kesejahteraan
rakyat dapat diwujudkan. Hal yang dapat mengganggu kesadaran berbangsa dan bernegara bagi
kita yang perlu di cermati secara seksama adalah semakin tipisnya kesadaran dan kepekaan
sosial, padahal banyak persoalan- persoalan masyarakat yang membutuhkan peranan Penegak
Hukum dalam setiap pelaksanaan tugas jabatannya untuk membantu memediasi masyarakat agar
keluar dari himpitan masalah, baik itu masalah sosial, ekonomi dan politik, karena dengan
terbantunya masyarakat dari semua lapisan keluar dari himpitan persoalan, maka bangsa ini
tentunya menjadi bangsa yang kuat dan tidak dapat di intervensi oleh negara apapun, karena
masyarakat itu sendiri yang harus disejahterakan dan jangan sampai mengalami penderitaan.
Disitulah Penegak Hukum harusnya melakukan langkah konkrit dalam melakukan bela negara.
B. Studi Kasus dan Penyelesaian
1. Kasus Nenek Minah
Nenek Minah (55/petani), mengambil 3 biji buah kakao milik PT Rumpun Sari Antan
(RSA), ketika sedang memanen kedelai di lahan garapannya di Dusun Sidoarjo, Desa
Darmakradenan, Kecamatan Ajibarang, Banyumas, Jawa Tengah. Perbuatan nenek Minah telah
diketahui ole Mandor perkebunan, dan pada sat itu juga nenek Mina telah mengembalikan biji
kakao yang diambilnya dan meminta maaf. Namun pihak perusahaan tetap melaporkan kepada
Polisi. PT RSA IV Darmakradenan menyampaikan bahwa pihaknya telah menderita kerugian Rp
30.000,00 (tiga puluh ribu rupiah). Akhirnya dalam berkas perkara Nomor No.
247/PID.B/2009/PN.Pwt, nenek Minah harus menjalani persidangan di Pengadilan Negeri (PN)
Purwokerto.
Pada kasus Nenek Minah, pada proses pelimpahan berkas perkara hingga menjalani proses
persidangan, prinsip-prinsip kepastian hukum lebih diutamakan .Menurut hemat saya , hal ini
terlihat jelas bahwa perbuatan tindak pidana tidak kompromis kepada pelaku atau tersangka .
Sehingga penegak hukum justru melimpahkan kasus ini melalui pendekatan judical ketimbang
melalui pendekatan kemanusiaan dan rasa keadilan masyarakat .
Hukum pidana di Indonesia masih menganut aliran Positividmr , hal ini secara eksplisit
tertuang didalam Pasal 1 ayat (1) KUHP, bahwa tidak dapat di pidanaseseorang sebelum ada
undang-undang yang mengaturnya, ini disebut dengan azas legalitas. Dari pernyataan diatas
maka pada pasal 1 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana menentukan bahwa, dapa
dipidana atau tidaknya suatu perbuatan tergantung pada undang-undang yang mengaturnya . Jadi
perbuatan pidana yang dapat dippertanggung jawabkan ialah yang tertuang di dalam hukum
positif, selama perbuatan pidana tidak diatur didalam hukum positif, maka perbuatan tersebut
bukan perbuatan pidana dan tidak bisa diminta pertanggung jawaban hukumnya menurut hukum
pidana.
Meskipun sebagaimana prinsip pada Pasal 10 Ayat (1) UU No.48 Tahun 2009 tentang
Kekuasaan Kehakiman, bahwa Pengadilan dilarang menolak untuk memeriksa,
Mengadili, dan memutus suatu perkara yang diajukan dengan dalih banwa hukum tidak
ada atau kurang jelas, melainkan wajib untuk memeriksa dan mengadlinya. Namun upaya-upaya
di luar persidangan baik melalui diskresi , jalur perdamaian atau non litigasi akan lebih
mengedukasi masyarakat, khususnya pada perkara diatas ketimbang harus membawanya ke meja
hijau .
Nenek Minah pun dalam persidangan juga mengakui bahwa mengambil 3 biji
buah kakao tersebut untuk ditanam di lahannya, karena tidak punya uang untuk
membelinya. Terdakwa juga mengakui perbuatan tersebut adalah pertama kalinya dan
berjanji tidak akan mengulanginya.
Namun persidangan berlanjut pada tahap tuntuntan yang disampaikan oleh penuntut
umum . Dimana penuntut umum mendakwanya dengan perbuatan tindak pidana pencurian yang
termasuk dalam rumusan Pasal 362 KUHP . Unsur-unsur tindak pidana pencurian disebutkan
sebagai berikut .

"Barang siapa mengambil sesuatu barang, yang seluruhnya atau sebagian milik
orang lain, dengan maksud untuk dimilikinya sendiri secara melawan hukum, diancam karena
pencurian dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau denda paling banyak enam puluh
rupiah”

Sumber : Ejurnalis.com

2. Kasus Pelajar Pembunuh Begal Terancam Sumur Hidup


Beberapa waktu lalu, masyarakat dihebohkan dengan kasus pembunuhan terhadap begal
motor. Lantaran pelaku yang merupakan seorang siswa SMA berinisial ZA (16), menusuk pelaku
begal yang menghadangnya di pinggiran kebun tebu hingga meninggal dunia di lokasi kejadian.
Awalnya ZA dan kekasihnya berpacaran di lokasi kejadian Minggu (8/9) pukul 19.00 WIB.
Mereka diadang empat orang yang memaksa menyerahkan handphone dan sepeda motor.
Kunci yang menancap di sepeda motor berusaha diambil paksa oleh pelaku, tetapi berusaha
dipertahankan. ZA pun mencabut kunci sepeda motor sambio memutar ke kiri dengan tujuan
membuka jok. Antara ZA dan pelaku pun terlibat adu mulut, hingga muncul ancaman dari pelaku
yang akan menggilir atau memerkosa pacarnya.
Begitu mendapat kesempatan, ZA mengambil pisau dari jok sepeda motor dan langsung
menusukkan ke dada Misnan(35), salah satu pelaku hingga meninggal dunia . Pisau tersebut
memang sengaja akan menggilir atau memerkosa pacarnya. Begitu mendapatkan, ZA mengambil
pisau dari jok sepeda motor dan langsung menusukkan ke dada Misnan (35), salah satu pelaku
hingga meningga dunia. Pisau tersebut memang sengaja dibawa di dalam kok untuk kepentingan
praktik di sekolahnya .
Atas kasus tersebut ZA ditetapkan sebagai tersangka . ZA pun sudah menjalankan
persidangan, dalam sidangkan dakwaan dibbacakan Jaksa Penuntut Umum (JPU), ZA dikenakan
dengan pasal 340 KUHP, 338 KUHP, 351 KUHP(3) dan UU dadurat pasal 2(1) dengan ancaman
hukuman penjara seumur hidup. Dakwaan itu dibacakan JPU dalam sidang digelar tertutup di
Pengadilan Negeri Kepanjen pada Selasa (14/1)

Sumber : Detik.com

3. Kasus Istri Dituntut 1 Tahun Penjara karena Marahi Suami Mabuk


Kasus seoreang istri di Karawang Jawa Barat dituntut 1 tahun penjara karena marahi suami
yang pulang dalam keadaan mabuk , kini didatangi Kejaksaan Agung ( Kejagung). Jaksa Agung
Sanitiar Burhanuddin telah memerintahkan Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum melakukan
eksaminasi khusus terhadap penanganan kasus tersebut . Berdasarkan hasil eksaminasi khusus
kasus kekerasan dalam rumah psikis oleh terdakwa Valencya terhadap suaminya , CYC ,
Kejagung pun mengambil alih kasus tersebut . Selain mengambil ahli kasus , Kejagung juga akan
melakukan pemeriksaan fungsional terhadap jaksa yang menangani perkara tersebut.

Sumber : Kompas.com

C. Penyelesaian Kasus
1. Kasus Minah mengajarkan kita bahwa seharusnya Aparat Hukum bisa memberikan
sanksi yang jelas terhadap permasalahan Nenek Minah , Dari segi etika sebenarnya bisa
dilihat bahwasanya Nenek Minah memang melakukan kesalahan , tapi bukan berarti
urgensinya sepenting itu untuk dibawa ke meja hijau.
2. Kasus Pelajar Pembunuh Begal Terancam Seumur Hidup juga sangat menarik perhatian
opini publik , karena bentuk kekerasan yang dilakukan oleh pelajar dalam bentuk self-
defence yang harusnya tidak dihukum seumur hidup .
3. Kasus Istri Dituntut 1 Tahun Penjara sangatlah menyedihkan , karena menunjukkan dan
menggambarkan seberapa mirisnya kondisi penegakkan hukum yang ada di Indonesia .
Seharusnya hakim dan jaksa bisa lebih profesional dalam memberikan sanksi kepada Ibu
tersebut karena ibarat kata , Pencurian saja belum tentu bisa masuk penjara setahun ,
namun karena Ibu tersebut memarahi Suaminya yang mabuk harus dimasukkan ke jeruji .

BAB III
Penutup

A. Kesimpulan
Penegakan hukum adalah suatu proses untuk mewujudkan keinginan- keinginan dalam
hukum agar menjadi kenyataan dan ditaati oleh masyarakat. Masyarakat Indonesia semakin hari
makin mendambakan tegaknya hukum yang berwibawa, untuk memenuhi rasa keadilan dan
ketenteraman yang menyejukkan hati. Penegakan hukum dapat di rumuskan sebagai usaha
melaksanakan hukum sebagaimana mestinya, mengawasi pelaksanaannya agar tidak terjadi
pelanggaran, dan jika terjadi pelanggaran memulihkan hukum yang di langgar itu supaya di
tegakkan kembali.
Menurut Soejono Soekanto, penegakan hukum adalah kegiatan menyerasikan hubungan
nilai-nilai yng terjabarkan dalam kaidah-kaidah mantap dan sikap tindak sebagai rangkaian
penjabaran nilai tahap akhir. Untuk menciptakan, memelihara, dan mempertahankan kedamaian
pergaulan hidup. Penegakan hukum terhadap kejahatan di Indonesia merujuk pada pendekatan
norma hukum yang bersifat menghukum sehingga memberikan efek jera. Tanpa perasaan
tentram maka hasil-hasil pembangunan negara yang menyangkut berbagai permasalahan akan
terasa ada hambatan untuk mencapai kemajuan yang maksimal karena itu untuk menegakkan
hukum dan menjaga ketenteramannya diperlukan organ yang disebut Penegak Hukum.
Penegak Hukum sangat diharapkan untuk menegakkan hukum dengan setegak-tegaknya
meski di luar ketentuan yang telah di atur di dalam pasal-pasal hukum pidana. Maka dari itu
untuk memberikan perlindungan hukum khususnya terhadap anak dari berbagai bentuk
kekerasan seksual dibutuhkan penegak hukum yang berani mendobrak positivisme hukum dan
cara berpikir yang dogmatis.
Meskipun Indonesia sudah sepuluh tahun memasuki era reformasi hukum belum berpihak
kepada kepentingan masyarakat. Hukum masih sarat dengan kepentingan-kepentingan pihak
tertentu seperti penguasa da pegusaha. Hal ini terlihat dari produk undang-undang untuk skala
nasional dan peraturan daerah untuk skala lokal.
Reformasi terhadap aparatur penegak hukum berjalan lambat jika dibanding- kan dengan
reformasi terhadap substansi hukum. Hal ini menyebabkan hukum tidak dapat berperan sebagai
penyeim- bang kepentingan masyarakat dalam upaya merealisasikan keadilan dan kebenaran.

B. Saran

"Dalam masalah kebenaran dan keadilan, tidak ada perbedaan antara masalah besar
dan kecil, karena perihal perlakuan terhadap orang semuanya sama." – Albert
Einstein

Kutipan dari Albert Einsteinn merupakan sebuah acuan brilian bagi kita untuk
mengintrospeksi diri sebagai generasi penerus bangsa Indonesia. Zaman penjajahan yang begitu
berat dan tragis telah membentuk generasi pendahulu kita menjadi generasi yang tahan banting,
bijaksana, dan kritis. Apakah kita, sebagai generasi yang menikmati era dimana segala sesuatu
tersedia dimanapun dan kapanpun telah berhasil mengikuti jejak standar para pendahulu kita
dalam hal berdiri teguh sebagai pribadi bangsa Indonesia? Atau apa benarkah kutipan tersebut,
bahwa kita, generasi yang hidup dalam situasi yang proporsional telah membuat kita terlena
dalam mempertahankan moralitas, integritas, dan ketangguhan para pendahulu kita. Lantas ,
mengapa keadilan di Indonesia tidak bisa di kedepankan? Apakah ini caranya kita membayar
perjuangan leluhur kita yang berjuang demi kemerdekaan? .
Penegak hukum nampaknya masih “pandang bulu” terhadap para pelanggar
hukum. Karena sifat “pandang bulu” inilah, masyarakat berpikir asalkan punya
uang, atau punya koneksi-koneksi tertentu, maka bisa terhindar dari hukum.
Orang-orang yang memiliki kerabat yang “penting” dapat terhidar dari hukum
dengan mudahnya. Penegak pun masih “takut” dengan hal tersebut, padahal
seharusnya, di mata hukum semua orang itu sama. Hukum dibuat agar
menertibkan, dan sanksi-sanksi pun bukan untuk merugikan, tetapi agar ada
efek jera.

Untuk membenahi sistem hukum Indonesia, diperlukan perubahan sikap


dari semua orang yang terlibat dalam hukum. Penegaknya harus lebih tegas.
Masyarakatnya juga harus merubah pandangan mereka terhadap hukum.
Hukum itu sebenarnya bermanfaat.

Demi berlangsungnya keteraturan di Negeri ini, maka hukum harus ditaati


oleh seluruh lapisan masyarakat dengan menumbuhkan kesadaran dimulai dari
diri sendiri. Kalau semua lapisan masyarakat sudah sadar maka pasti akan
tercipta Sistem hukum yang baik di Indonesia.

DAFTAR PUSAKA

Jaminan UUD 1945 Dalam Proses Hukum Yang Adili


https://jurnalkonstitusi.mkri.id/index.php/jk/article/download/714/200/397

30 Kutipan tentang Hukum dan Keadilan dari Para Tokoh, Penuh Makna Mendalam

https://www.merdeka.com/sumut/30-kutipan-tentang-hukum-dan-keadilan-penuh-makna-
mendalam-kln.html
Kronologi Kasus Istri Dituntut 1 Tahun Penjara karena Marahi Suami Mabuk
https://amp.kompas.com/tren/read/2021/11/17/113500465/kronologi-kasus-istri-dituntut-1-
tahun-penjara-karena-marahi-suami-mabuk

Jurnalis Penegakan Hukum Di Indonesia


https://eprints.umm.ac.id/79003/2/BAB%20I.pdf

Pengertian modernisasi wikipedia


https://wikipedia.or.id/wiki/Modernisasi

Academia Edu Persatuan Dan Kesatuan Bangsa


https://kepri.kemenkumham.go.id/attachments/article/2595/Modul%201%20rev%2020%20nov
%202017.pdf

Kasus Pelajar Pembunuh Begal


https://news.detik.com/berita/d-4869171/kasus-pelajar-bunuh-begal-karena-lindungi-pacar-
malah-diadili-ini-kata-mahfud

Penegakkan Hukum di Indonesia


http://dinamikahukum.fh.unsoed.ac.id/index.php/JDH/article/viewFile/74/226

Anda mungkin juga menyukai