Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH SOSIOLOGI

“PARTISIPASI MASYARAKAT”

OLEH KELOMPOK 4:
1. RAHMAD ADJIE NURSAID
2. RAHMAD FILARDI
3. RANGKAS PRATAMA
4. REGA VEMILIA
5. REVA FEBRIANTY

KELAS : XII IPS 1

GURU PEMBIMBING : MELGAWATI S.Pd

SEKOLAH MENENGAH ATAS


SMA N 1 PANGKALAN KEC. PANGKALAN KOTO BARU
KABUPATEN LIMA PULUH KOTA
TP. 2022/2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini tentang Partisipasi Masyarakat.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan
manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap pembaca.

   
                                                                                     

Pangkalan, Februari 2023


   
                 
Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................1
C. Tujuan Masalah..................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................2
A. Tingkat partisipasi masyarakat..............................................................................2
B. Bentuk-bentuk partisipasi masyarakat...................................................................4
C. Faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat...............................................4

BAB III PENUTUP.....................................................................................................5


A. Kesimpulan.........................................................................................................5
B. Saran...................................................................................................................5

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................6
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan kemandirian merupakan masalah penting sepanjang rentang
kehidupan manusia. Terutama bagi peserta didik yang memang dicetak sebagai
penggerak bangsa masa depan. Jadi seorang peserta didik harus tertanam sikap
kemandirian guna menjadi insane yang berguna bagi masyarakat dengan kemampuan
sendiri.
Perkembangan kemandirian sangat dipengaruhi oleh perubahan-perubahan fisik,
yang pada gilirannya dapat memicu terjadinya perubahan emosional, perubahan kognitif
yang memberikan pemikiran tentang cara berpikir yang mendasari tingkah laku, serta
perubahan nilai dalam peran sosial melalui pengasuhan orang tua dan aktivitas individu.
Secara spesifik, masalah kemandirian menuntut suatu kesiapan individu, baik
kesiapan fisik maupun emosional untuk mengatur, mengurus dan melakukan aktivitas
atas tanggung jawabnya sendiri tanpa banyak menngantungkan pada orang lain.
Kemandirian muncul dan berfungsi ketika peserta didik menemukan diri pada posisi yang
menuntut suatu tingkat kepercayaan diri. Menurut Steinberg (1993), kemandirian berbeda
dengan tidak tergantung, karena tidak tergantung merupakan bagian untuk memperoleh
kemandirian.
Walaupun pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang akan saling
bergantung dan membutuhkan satu sama lain. Namun, manusia juga sebagai makhluk
yang memiliki pemikiran harus bisa mengatur kehidupannya sendiri.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja Tingkat partisipasi masyarakat?
2. Apa saja Bentuk-bentuk partisipasi masyarakat?
3. Apa Faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk memahami Tingkat partisipasi masyarakat.
2. Untuk memahami Bentuk-bentuk partisipasi masyarakat.
3. Untuk mengetahui Faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat.

1
BAB I
PEMBAHASAN

A. TINGKATAN PARTISIPASI MASYARAKAT 


Menurut Arnstein (1969, terdapat delapan tingkatan dalam partisipasi masyarakat,
yaitu sebagai berikut:
1. Manipulasi (Manipulation) 
Manipulation merupakan tingkat partisipasi yang paling rendah dan sebagai
tangga pertama dari delapan anak tangga partisipasi. Pada tingkatan ini pemerintah
membuat program pembangunan kemudian membentuk komite (Badan Penasehat)
untuk mendukung pemerintah. Dengan dibentuknya komite tersebut, pemerintah
memanipulasi masyarakat sehingga munculnya anggapan bahwa program tersebut
sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Partisipasi masyarakat hanya dijadikan kendaraan
oleh pemerintah, sehingga mengakibatkan tidak adanya peran serta masyarakat.
2. Terapi (Therapy) 
Therapy merupakan tangga kedua. Pada tingkatan ini, terapi digunakan untuk
merawat atau menyembuhkan penyakit masyarakat akibat adanya kesenjangan antara
masyarakat kaya dan miskin ataupun kesenjangan kekuasaan dan kesenjangan ras
yang telah menjadi penyakit di masyarakat. Pada tingkat ini, pemerintah membuat
berbagai program pemerintah yang hanya bertujuan untuk mengubah pola pikir
masyarakat seperti proses penyembuhan pasien dalam terapi sebagai upaya untuk
mengobati masalah-masalah psikologis masyarakat seperti halnya perasaan
ketidakberdayaan (sense of powerless), tidak percaya diri dan perasaan bahwa diri
mereka bukan komponen penting dalam masyarakat.
3. Pemberian Informasi (Informing) 
Informing merupakan tangga ketiga. Tingkatan ini merupakan transisi antara
non participation dengan tokenism. Pada tingkat ini terdapat 2 karakteristik yang
bercampur, yaitu:
 Pemerintah memberi informasi mengenai hak, tanggung jawab, dan berbagai
pilihan masyarakat, hal ini adalah langkah pertama menuju partisipasi masyarakat.
 Pemberian informasi hanya bersifat komunikasi satu arah (dari pemerintah kepada
masyarakat) berupa negosiasi terhadap rencana program yang akan dilakukan,
tanpa adanya umpan balik (feedback) dari masyarakat sehingga kecil

2
kemungkinan untuk mempengaruhi rencana program pembangunan tersebut.
Media massa, poster, pamflet dan tanggapan atas pertanyaan, merupakan alat yang
sering digunakan dalam komunikasi satu arah.
4. Konsultasi (Consultation) 
Consultation merupakan tangga keempat. Pada tingkatan ini pemerintah
memberi informasi dan mengundang opini masyarakat. Tingkat ini merupakan tingkat
yang sah menuju tingkat partisipasi penuh. Komunikasi dua arah ini sifatnya tetap
buatan (artificial)karena tidak dijadikannya ide-ide dari masyarakat sebagai bahan
pertimbangan. Bentuk konsultasi masyarakat adalah survei tentang pola pikir
masyarakat, pertemuan antar tetangga, dan dengar pendapat publik. Di sini partisipasi
tetap menjadi sebuah ritual yang semu.
5. Perujukan (Placation) 
Placation merupakan tangga kelima. Pada tingkatan ini masyarakat sudah
mulai mempunyai pengaruh terhadap program pemerintah, ini terbukti sudah adanya
keterlibatan masyarakat yang ikut menjadi anggota komite (badan kerjasama) yang
terdiri dari wakil-wakil dari instansi pemerintah. Dengan kata lain, pemerintah
membiarkan masyarakat berpenghasilan rendah untuk memberikan saran atau usul,
tetapi keputusan masih dipegang oleh elit kekuasaan. Hal ini disebabkan jumlah
masyarakat pada anggota komite masih terlalu sedikit dibandingkan dengan anggota
instansi pemerintah.
6. Kemitraan (Partnership) 
Partnership merupakan tangga keenam. Pada tingkatan ini masyarakat
memiliki kekuatan bernegosiasi dengan pemegang kekuasaan. Pemerintah membagi
tanggung jawab dengan masyarakat terhadap perencanaan, pengambilan keputusan,
penyusunan kebijaksanaan dan pemecahan berbagai permasalahan melalui badan
kerjasama. Setelah ada kesepakatan tidak dibenarkan adanya perubahan-perubahan
yang dilakukan secara sepihak.
7. Pelimpahan Kekuasaan (Delegated Power) 
Delegated Power merupakan tangga ketujuh. Pada tingkat ini, masyarakat
diberi limpahan kekuasaan untuk membuat keputusan pada rencana atau program-
program pembangunan yang bermanfaat bagi mereka. Untuk memecahkan
permasalahan yang ada, pemerintah harus mengadakan tawar menawar dibandingkan
dengan memberi tekanan kepada masyarakat.

3
8. Pengawasan Masyarakat (Citizen Control) 
Citizen Control merupakan tangga kedelapan dan merupakan tingkat
partisipasi tertinggi. Pada tingkat ini, masyarakat mempunyai kekuatan penuh untuk
mengukur program atau kelembagaan yang berkaitan dengan kepentingan mereka.
Masyarakat mempunyai kewenangan penuh dibidang kebijaksanaan dan masyarakat
dapat langsung berhubungan dengan pihak-pihak luar untuk mendapatkan bantuan
atau pinjaman dana tanpa melalui perantara pihak ketiga.

B. BENTUK-BENTUK PARTISIPASI
Menurut Effendi, partisipasi ada dua bentuk, yaitu partisipasi vertikal dan
partisipasi horizontal.
 Partisipasi vertikal adalah suatu bentuk kondisi tertentu dalam masyarakat yang
terlibat di dalamnya atau mengambil bagian dalam suatu program pihak lain, dalam
hubungan mana masyarakat berada sebagai posisi bawahan.
 Partisipasi horizontal adalah dimana masyarakatnya tidak mustahil untuk mempunyai
prakarsa dimana setiap anggota / kelompok masyarakat berpartisipasi secara
horizontal antara satu dengan yang lainnya, baik dalam melakukan usaha bersama,
maupun dalam rangka melakukan kegiatan dengan pihak lain. menurut Effendi
sendiri, tentu saja partisipasi seperti ini merupakan tanda permulaan tumbuhnya
masyarakat yang mampu berkembang secara mandiri

C. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI MASYARAKAT 


Menurut Sumaryadi (2010), terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
partisipasi masyarakat, yaitu sebagai berikut:
1. Kesediaan suatu komunitas untuk menerima pemberdayaan bergantung pada situasi
yang dihadapinya. 
2. Pemikiran bahwa pemberdayaan tidak untuk semua orang, dan adanya persepsi dari
pemegang kekuasaan dalam komunitas tersebut bahwa pemberdayaan dapat
mengorbankan diri mereka sendiri. 
3. Ketergantungan adalah budaya, dimana masyarakat sudah terbiasa berada dalam
hirarki, birokrasi dan kontrol manajemen yang tegas sehingga membuat mereka
terpola dalam berpikir dan berbuat dalam rutinitas. 

4
4. Dorongan dari para pemimpin setiap komunitas untuk tidak mau melepaskan
kekuasaannya, karena inti dari pemberdayaan adalah berupa pelepasan sebagian
kewenangan untuk diserahkan kepada masyarakat sendiri. 
5. Adanya batas pemberdayaan, terutama terkait dengan siklus pemberdayaan yang
membutuhkan waktu relatif lama dimana pada sisi yang lain kemampuan dan
motivasi setiap orang berbeda-beda. 
6. Adanya kepercayaan dari para pemimpin komunitas untuk mengembangkan
pemberdayaan komunitasnya. 
7. Pemberdayaan tidak kondusif bagi perubahan yang cepat. 8. Pemberdayaan
membutuhkan dukungan sumber daya (resource) yang besar, baik dari segi
pembiayaan maupun waktu.

5
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Dari hasil analisis terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat
dalam Program PNPM-MP di Kelurahan Parambahan, dapat disimpulkan :
 Faktor internal, bahwasanya didalam Program PNPM-MP betonisasi jalan di
Kelurahan Parambahan, mayoritas penduduk usia (30-50 tahun) dengan
pendidikan SMA/SMK yang memiliki pekerjaan bekerja pada usaha lain yang
terlibat lebih dalam program PNPM-MP di Kelurahan Parambahan.
 Faktor eksternal, peran pemerintah (fasilitator dan pihak kelurahan) bagus
sehingga masyarakat yang berbagai pendidikan dan pekerjaan bisa disatukan
dalam suatu kegiatan PNPM-MP di Kelurahan Parambahan.

2. Partisipasi masyarakat pada program PNPM-MP di Kelurahan Parambahan


KotaPayakumbuh kegiatan betonisasi jalan ini meliputi partisipasi
masyarakat dari pembiayaan dan 3 tahap proses kegiatan yaitu Tahap Perencanaan,
Tahap Pelaksanaan dan Tahap Pemeliharaan, dengan rincian :
 Partisipasi masyarakat dari segi pembiayaan Proyek betonisasi jalan secara
keseluruhan hanya sebesar Rp. 20.278.000,00. Banyaknya bantuan
Masyarakat Berupa tenaga, keahlian yang dimiliki sehingga pelaksanaan
pekerjaan ini sesuai dengan yang diharapkan.

B. SARAN
Demikianlah makalah dibuat agar bermanfaat semua. Di harapkan setelah membaca
makalah ini pembaca dapat lebih menggali lebih dalam untuk mencari teknologi terbaru.
Namun kritik dan saran sangat diperlukan untuk lebih mengevalusi diri dan membangun
kreativitas kerja.

6
DAFTAR PUSTAKA

 https://www.kajianpustaka.com/2020/01/partisipasi-masyarakat.html
 https://id.wikipedia.org/wiki/Partisipasi

Anda mungkin juga menyukai