Anda di halaman 1dari 16

PERAN HUMAS DALAM ORGANISASI GAPOKTAN

(GABUNGAN KELOMPOK TANI)

Ditujukan sebagai tugas dengan materi Kehumasan


Dosen Pengampu: I Made Yuda Asmara, S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh:
1. Ni Ketut Supadmi
2. Ni Kadek Prima Yani
3. Ni Nyoman Sumiati
4. Ni Ketut Juliartini
5. Ni Nyoman Murniati
6. I Wayan Wijaya
7. I Wayan Suandra
8. I Nyoman Sumadana
9. I Nyoman Yadnya

STKIP AGAMA HINDU


AMLAPURA
2020
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa,
yang telah memberikan asung kerta wara nugraha-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah dengan judul”Peran Humas Dalam Organisasi
Gapoktan” tepat pada waktunya.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Kehumasan. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih
banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Hal ini disebabkan karena
keterbatasan pengetahuan dan kemampuan serta pengalaman yang dimiliki
penulis. Oleh karena itu, penulis harapkan kritik dan saran dari semua pihak yang
sifatnya membangun atau memberikan gambaran penulisan yang lebih baik untuk
penulisan selanjutnya.
Makalah ini tidak akan selesai tanpa bantuan berbagai pihak. Oleh sebab
itu penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan memberikan arahan serta motivasi kepada penulis dalam penulisan
makalah ini.
Dengan Segala kerendahan hati akhirnya penulis berharap makalah yang
sederhana ini memberikan manfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya.
Om Santih, Santih, Santih, Om

Selat, 07 Nopember 2020


Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................ i


KATA PENGANTAR........................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................... 2
1.3 Tujuan.......................................................................................... 2
BAB II LANDASAN TEORI .............................................................. 3
2.1 Hubungan Masyarakat (Public Relations)................................. 3
2.2 Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan)...................................... 6
2.3 Hubungan Masyarakat dalam Gapoktan.................................... 8
2.4 Program Humas Gapoktan......................................................... 10
BAB III PENUTUP .............................................................................. 12
3.1 Kesimpulan ............................................................................. 12
3.2 Saran .......................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hubungan masyarakat atau public relations adalah suatu usaha yang
sengaja dilakukan, direncanakan secara berkesinambungan untuk menciptakan
saling pengertian antara sebuah lembaga atau institusi dengan masyarakat. Humas
adalah sebuah seni sekaligus ilmu sosial dalam menganalisa kecenderungan,
meramalkan konsekuensinya, memberikan pengarahan kepada pimpinan institusi
atau lembaga dan melaksanakan program-program terencana yang dapat
memenuhi kepentingan baik institusi maupun lembaga tersebut maupun
masyarakat yang terkait. Public relations (PR) merupakan fungsi manajemen
untuk mencapai target tertentu yang sebelumnya harus mempunyai program kerja
yang jelas dan rinci, mencari fakta, merencanakan, mengkomunikasikan, hingga
mengevaluasi hasil-hasil apa yang telah dicapainya.
Public relation atau hubungan masyarakat masih merupakan bidang baru
terutama di Indonesia.Lahirnya public relations seperti yang dipraktekan sekarang
ialah karena adanya kemajuan-kemajuan dalam berbagai macam bidang
itu.Kemajuan yang sekaligus merupakan juga kekuatan-kekuatan dalam
masyarakat, memisahkan manusia kedalam berbagai kelompok atau golongan,
yang masing-masing mempunyai tujuan sendiri dan berusaha untuk mencapai
tujuan itu dengan sebaik-baiknya.
Pada kehidupan komunitas petani, posisi dan fungsi kelembagaan
kemasyarakatan merupakan bagian pranata sosial yang memfasilitasi interaksi
sosial dalam suatu komunitas. Kelembagaan pertanian pada masyarakat berkaitan
erat dengan kegiatan ekonomi masyarakat tradisional. Lembaga masyarakat
merupakan susunan tata kelakuan dan hubungan yang terpusat pada pemenuhan
kompleks kebutuhan masyarakat. Dalam hal ini, lembaga kemasyarakatan baik
tradisional maupun modern dituntut untuk menjadi wadah berinteraksi sejumlah
orang yang terlibat dalam satu kegiatan bersama untuk mencapai tujuan tertentu.
Sebagai organisasi usaha yang menjalankan kegiatan yang bersifat sosial,
maka organisasi akan mengalami dinamika. Dinamika organisasi sangat beragam

1
bila dilihat dari sisi perkembangan usaha dan manajemen, sehingga diperlukan
hubungan yang harmonis antara organisasi dengan publiknya. Hubungan
harmonis terbentuk melalui sebuah proses komunikasi yang telah direncanakan
untuk menciptakan dan memelihara keharmonisan yang didasari saling pengertian
atau dikenal dengan hubungan masyarakat (Public Relation).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang makalah diatas adapun yang menjadi rumusan
masalah pada makalah ini adalah :
1. Apa difinisi dari humas ?
2. Bagaimana proses kegiatan humas ?
3. Bagaimana asas kegiatan humas ?
4. Apa pengertian gapoktan ?
5. Bagaimana humas dalam gapoktan ?
6. Apa saja program humas gapoktan ?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui difinisi dari humas
2. Untuk mengetahui proses kegiatan humas
3. Untuk mengetahui asas kegiatan humas
4. Untuk mengetahui gapoktan
5. Untuk mengetahui humas dalam gapoktan
6. Untuk mengetahui program humas gapoktan

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Hubungan Masyarakat (Public Relations)


2.1.1 Pengertian Humas
Istilah hubungan masyarakat atau public relations pertama kali ditemukan
oleh presiden Amerika Serikat yaitu Thomas Jefferson, pada tahun 1807. Pada
waktu itu, yang dimaksud dengan publik relations adalah foreign relations atau
hubungan luar negeri.
Glen dan Denny Griswold (1968) menyatakan bahwa humas adalah fungsi
manajemen yang diadakan untuk menilai dan menyimpulkan sikap publik,
menyesuaikan kebijaksanaan dan prosedur instansi atau organisasi dengan
kepentingan umum, serta menjalankan suatu program untuk mendapatkan
pengertian dan dukungan masyarakat.
Edward L. Bernays mengatakan bahwa hubungan masyarakat mempunyai tiga
pengertian, yaitu ;
1. Memberikan penenrangan kepada masyrakat
2. Membujuk masyarakat untuk mengubah sikap dan tindakannya
3. Mengusahakan untuk mengintegrasikan sikap dan tindakan perusahaan
dengan masyarakat dengan sebaliknya.
Harlah dan Scott berpendapat bahwa pada dasarnya humas adalah usaha atau
kegiatan mencari keterangan tentang hal – hal yang disukai dan tidak disukai
masyarakat atau orang lain, untuk dipergunakan sebagai bahan pertimbangan bagi
lembaga dalam melakukan kegiatan selanjutnya.
Berdasarkan keterangan dan batasan yang ditemukan para ahli, dapat
disimpulkan bahwa humas adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara bersama-
sama antara lembaga dengan masyarakat dengan tujuan memperoleh pengertian,
kepercayaan, penghargaan, hubungan harmonis serta dukungan secara sadar dan
suka rela.
Kegiatan humas yang dilaksanakan lembaga – lembaga pendidikan atau badan
– badan penyelenggara pendidikan dimaksudkan untuk mengabdi pada

3
kepentingan pendidikan. Kemudian kegiatan itu disebut humas pendidikan.
Khusus di sekolah, kegiatan tersebut dinamakan publisitas sekolah.
2.1.2 Proses Kegiatan Humas
Proses kegiatan humas dapat ditempuh melalui lima tahap, yaitu :
1. Persiapan
Pada tahap ini petugas humas mempersiapkan segala sesuatu yang
berhubungan dengan tugasnya. Langkah pertama adalah mempersiapkan
bahan informasi yaitu denga cara mengumpulkan data – data atau bahan –
bahan penting mengenai suatu instansi atau lembaga. Langkah kedua
adalah menentukan media yang digunakan. Terdapat kedua kemungkinan
media yang dapat dipilih yaitu media cetak (printed media) dan media
elektronik (electronical media).
2. Pelaksanaan
Pada tahap ini petugas humas melaksanakan kegiatan yang telah
dipersiapkan sebelumnya dan diusahakan dapat terlaksana.
3. Pengecekan tanggapan masyarakat
Pada tahap ini petugas humas berusaha mengetahui dengan pasti apakah
kegiatan yang telah dilakukan mendapat tanggapan dan sambutan positif
dari masyarakat.
4. Penilaian dan pengontrolan hasil
Pada tahap ini petuga melakukan evauasi penyampaian maksud dan tujuan
kegiatan kehumasan yang baru dilaksanakan. Dengan perkataan lain, akan
tampak seberapa besar pertisispasi, pengertian, dukungan, bantuan, dan
kerjasama yang ditimbulkan masyarakat terhadap instansi atau lembaga
bersangkutan.
5. Pemberian saran kepada pimpinan
Pada tahap ini petugas humas wajib melaporkan semua kegiatan yang
telah dilaksanakannya kepada pimpinan.

2.1.3 Asas Kegiatan Humas


Menurut Ibnoe Syamsi (1969) terdapat enam asas kegiatan humas, yaitu :
1. Asas Pemberitaan Resmi dan Objektif

4
Pada dasarnya setiap informasi yang diberikan oleh bagian humas adalah
informasi resmi dari instansi. Oleh karena itu, informasi humas harus
obyektif dan tidak berlebihan.
2. Asas Pemantauan Keberesan Intern Instansi
Hubungan baik dengan publik didasarkan pada pelaksanaan kegiatan yang
baik pula dari instansi sebagai suatu keseluruhan. Kebersamaan intern
tersebut dapat menyangkut berbagia hal, misalnya :
a. Disiplin
b. Moral / Akhlak
c. Moril / Dorongan / Semangat kerja
d. Prosedur kerja
3. Asas Pertimbangan dan Pengusahaan Dukungan Publik
Sebelum mangadakan kegiatan humas, kita harus mempertimbangkan
terlebih dahulu berbagai kemungkinan dukungan publik karena kegiatan
atau proyek yang dianggap bertentangan dengan kepentingan umum pasti
memperoleh hambatan. Kegiatan yang diharapkan dapat memperoleh
dukungan, kemungkinan besar harus didahului dengan usaha penyadaran
publik tentang manfaat kegiatan humas. Hal itu dilakukan agar publik ikut
mendukung dan menysukseskannya.
4. Asas Pelangsungan Hubungan
Apabila hubungan dengan publik sudah berjalan, usahakan hubungan
tersebut dipertahankan dengan baik. Agar tidak memutus kerjasama
dengan masyarakat.
5. Asas Pemerhatian Opini Publik
Opini publik meliputi:kritik kelakuan’pertanyaan,pendapat,saran dan
segala reaksi publik yang membangun hendaknya diperhatikan pula.
Meskipun pada awalnya hubungan mendapat dukungan penuh,dalam
proses selanjutnya mungkin terjadi hal hal yang kurang
memuaskan,kurang tepat,atu bertentangan dengan kepentingan umum.
Maka hendaknya opini atu suara publik diperhatikan dengan baik.
6. Asas Peningkatan Mutu dan Kegiatan

5
Petugas humas dan semua lingkup yang bertanggung jawab dengan humas
tersebut harus memeikirkan dan mengusahakan agar mutu kegiatan
ditingkatkan sesuai denganperkembangan instansinya. Peningkatan
tersebut dapat dilakukan dengan cara meningkatkan kecakapan atau
keahlian para petugas humas. Selain itu dapat dilakukan dengan teknik
penyajian yang menarik kepada publik dan tidak membosankan.

2.2 Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan)


Gabungan Kelompok Tani atau GAPOKTAN adalah gabungan dari
beberapa kelompok tani yang melakukan usaha agribisnis di atas prinsip
kebersamaan dan kemitraan sehingga mencapai peningkatan produksi dan
pendapatan usahatani bagi anggotanya dan petani lainnya. Gapoktan merupakan
Wadah Kerjasama Antar Kelompoktani-nelayan (WKAK) yaitu kumpulan dari
beberapa kelompok tani nelayan yang mempunyai kepentingan yang sama dalam
pengembangan komoditas usaha tani tertentu untuk menggalang kepentingan
bersama. (Warsana, 2009).
Gapoktan merupakan gabungan kelompok tani yang bergabung dan
bekerjasama untuk meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi usaha. Gapoktan
dibentuk atas dasar (1) Kepentingan bersama antara anggota, (2) Berada pada
kawasan usaha tani yang menjadi tanggung jawab bersama diantara anggota, (3)
Mempunyai kader pengelolaan yang berdedikasi untuk menggerakkan petani,(4)
Memiliki kader atau pimpinan yang diterima oleh petani lainnya, (5) Mempunyai
kegiatan yang dapat dirasakan manfaatnya oleh sebagian besar anggotanya, (6)
Adanya dorongan atau manfaat dari tokoh masyarakat setempat.
Membangun Gapoktan yang ideal diperlukan dukungan sumber daya
manusia yang berkualitas melalui pembinaan yang berkelanjutan. Proses
penumbuhan dan pengembangan Gapoktan yang kuat dan mandiri diharapkan
secara langsung dapat menyelesaikan permasalahan petani, pembiayaan dan
pemasaran. Berdasarkan Peraturan Mentri Pertanian
No.273/KPTS/OT.160/4/2007 tentang Pedoman Pembinaan Kelembagaan Petani,
pembinaan kelompok tani diarahkan pada penerapan sistem agribisnis,
peningkatan peran, peran serta petani dan anggota masyarakat pedesaan.

6
Gapoktan merupakan kelembagaan ekonomi di pedesaan yang didalamnya
bergabung kelompok-kelompok tani. Gapoktan sebagai aset kelembagaan dari
Kementrian Pertanian diharapkan dapat dibina dan dikawal selamanya oleh
seluruh komponen masyarakat pertanian mulai dari pusat, provinsi, kab/kota
hingga kecamatan untuk dapat melayani seluruh kebutuhan petani dipedesaan.
Gabungan Kelompok Tani atau Gapoktan pada hakekatnya bukanlah
lembaga yang baru sama sekali, karena telah dikenal sejak awal 1990-an.
Gapoktan merupakan lembaga gerbang yang menjadi penghubung petani satu
desa dengan lembaga lain diluarnya. Secara konseptual, kelembagaan petani dapat
memainkan peran tunggal atau ganda, berbagai peran yang dapat dimainkan oleh
gapoktan berupa fungsi-fungsi pemenuhan permodalan pertanian, pemenuhan
sarana produksi, pemasaran produk pertanian dan termasuk menyediakan berbagai
informasi yang dibutuhkan petani. Kenyataan kelemahan aksesibilitas petani
terhadap kelembagaan layanan usaha mengakibatkan terbentuk dan
berkembangnya gabungan kelompok tani. Tujuan utama pembentukan Gapoktan
adalah untuk memperkuat kelembagaan petani yang ada, sehingga pembinaan
pemerintah kepada petani akan terfokus dengan sasaran yang jelas. Gapoktan
adalah gabungan dari beberapa kelompok tani yang melakukan usaha agribisnis di
atas prinsip kebersamaan dan kemitraan sehingga mencapai peningkatan produksi
dan pendapatan usahatani bagi anggotanya dan petani lainnya.
Ciri-ciri Gapoktan sebagai berikut :
1. Bersifat nonformal, tetapi terdapat struktur organisasi yang jelas
berdasarkan kesepakatan.
2. Dikukuhkan oleh Pejabat/Kepala Wilayah Kecamatan setempat.
3. Anggota berupa kelompoktani yang berada dalam satu wilayah.
4. Kepengurusan dipilih secara musyawarah.
5. Berperan untuk mencapai skala usahatani optimal dan koordinasi dalam
menghadapi mitra usaha dan peningkatan gerakan bersama.
Struktur organisasi Gapoktan, pada umumnya mempunyai Ketua, Sekretaris
dan Bendahara, serta pengelola masing-masing unit usaha Gapoktan meliputi :
(Permentan, 2007)
1. Unit Usaha Tani

7
2. Unit Usaha Pengolahan
3. Unit Usaha Sarana dan Prasarana Produksi
4. Unit Usaha Pemasaran
5. Unit Usaha Keuangan Mikro

2.3 Hubungan Masyarakat dalam Gapoktan


1. Tujuan dan Sasaran Kegiatan
a. Tujuan humas Gapoktan adalah menjadikan masyarakat menerima,
peduli, dan mendukung Gapoktan
b. Sasaran kegiatan humas Gapoktan berupa :
1) Membentuk citra baik Gapoktan, khususnya pada stakeholder dan
masyarakat pada umumnya.
2) Terpelihara hubungan baik melalui komunikasi timbal balik
antara Gapoktan dan publik
3) Meningkatnya dukungan publik terhadap Gapoktan baik moral,
material, dan finansial.
2. Fungsi humas dalam Gapoktan adalah untuk :
a. Mengidentifikasi, menganalisa potensi dan peluang pasar
berdasarkan sumber daya yang dimiliki.
b. Merencanakan kebutuhan pasar berdasarkan sumber daya yang
dimiliki dengan memperhatikan segmentasi pasar.
c. Menjalin hubungan yang kondusif dan produktif dengan masyarakat
dan melakukan komunikasi timbal balik yang terbuka, terpercaya,
dan berkesinambungan.
d. Mengembangkan kemampuan organisasi melalui pemberdayaan.
3. Peran humas dalam Gapoktan adalah sebagai alat motivasi untuk membina
dan mengembangkan sikap positif masyarakat, baik ke dalam maupun ke
luar Gapoktan.
4. Kegiatan humas Gapoktan merupakan komunikasi timbal balik dalam
bentuk
a. Unjuk pribadi anggota Gapoktan yang berkaitan dengan norma,
perilaku serta kondisi dan hubungan sosial yang sesuai dengan

8
kesepakatan bersama untuk menumbuhkan kepedulian dan dukungan
masyarakat.
b. Penampilan identitas organisasi Gapoktan secara konsisten.
c. Pelaksanaan kegiatan secara transparan yang tercatat dalam
pengadministrasian yang rapi.
d. Menciptakan dan mendukung serta menunjang kegiatan yang
dilakukan untuk proses mempublikasikan gapoktan.
e. Kerjasama dengan instansi pemerintah, organisasi kemasyarakatan, ,
LSM serta organisasi-organisasi lain, yang berdampak untuk
meningkatkan kemampuan dan kepedulian anggota.
f. Pengembangan kelembagaan kelompok yang diarahkan menuju
terbangunnya organisasi yang kuat dan mandiri.
Pada dasarnya yang berperan dalam kegiatan humas adalah semua pihak
internal gapoktan, namun pengelolaan humas terdapat dalam pengurus inti
gapoktan yang dibantu oleh bidang lain yang pelaksanaannya disesuaikan. Fungsi
humas dalam gapoktan telah berjalan dengan baik namun belum optimal. Hal ini
dikarenakan, humas melekat pada pengurus inti gapoktan yang pembinaannya
cenderung individual yaitu hanya terhadap pengurus, sedangkan pembinaan
diperlukan oleh seluruh anggota gapoktan. Selain itu, kelembagaan gapoktan
terbentuk karena tujuan distribusi bantuan modal, bukan untuk peningkatan social
capital masyarakat secara nyata. Gapoktan merupakan kelembagaan pada
masyarakat tradisional yang memiliki fungsi yang banyak. Oleh karena itu,
diharapkan kelembagaan adalah sebuah opsi, bukan keharusan, sehingga
aktivitasnya lebih terarah dan jelas.
Gapoktan dianggap sebagai interaksi sosial ekonomi yang otonom dan
padu dalam suatu desa. Padahal, gapoktan berperan sebagai lembaga pemasaran
maka perlu dibangun jejaring sosial dengan Gapoktan lain. Relasi yang dibangun
bukan bersifat hierarkhis administratif, namun lebih ke fungsional-ekonomi.
Dalam hal peran, Gapoktan sebagai lembaga pemasaran, maka relasi jangan
membatasi diri hanya dengan lembaga formal. Relasi dengan para pelaku tata
niaga, yang cenderung menerapkan suasana nonformal, perlu dibina dengan
menerapkan prinsip saling menguntungkan dan keadilan.

9
2.4 Program Humas Gapoktan
Gapoktan sebagai lembaga atau organisasi sosial masyarakat dalam bidang
pertanian yang lahir dari masyarakat, untuk masyarakat, dan oleh masyarakat
telah dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan anggotanya. Selain itu, pelaksanaan
program pemberdayaan juga mendapat dukungan penuh dari masyarakat dan
pemerintah. Pemerintah tidak hanya memberikan bantuan kepada anggota
Gapoktan tetapi juga mendorong agar anggota Gapoktan lebih berdaya dengan
bantuan yang diberikan. Adapun program yang diberikan humas gapoktan dalam
Meningkatkan Kesejahteraan masyarakat adalah :
1. Gapoktan menyediakan input usaha tani. Hal tersebut dapat di aplikasikan
ke dalam kegiatan memfasilitasi petani yang membutuhkan pupuk, obat-
obatan, dan bibit.”
2. Gapoktan menyediakan modal. Hal tersebut dapat di aplikasikan ke dalam
kegiatan memfasilitasi petani untuk dapat meminjam uang sebagai modal
memenuhi kebutuhan anggotanya.”
3. Gapoktan menyediakan irigasi. Hal tersebut dapat di aplikasikan ke dalam
kegiatan bekerjasama dengan subak untuk pengadaan dan penyediaan
saluran irigasi.”
4. Gapoktan menyediakan informasi. Seperti mendapatkan informasi tentang
pembuatan pupuk, pengaturan pola tanam, dan pengetahuan teknologi.”
5. Gapoktan memasarkan hasil pertanian secara kolektif. Hal tersebut dapat
di aplikasikan ke dalam kegiatan membantu petani memasarkan hasil
pertaniannya ke pedagang besar maupun kecil.”
6. Gapoktan berperan sebagai lembaga sentral yang mengatur kelompok tani.
Hal tersebut dapat di aplikasikan ke dalam kegiatan memfasilitasi
kekurangan kebutuhan dari kelompok tani. Gapoktan juga merangkum dan
mengatur seluruh aktifitas pertanian.”
7. Gapoktan berperan dalam meningkatkan ketahanan pangan. Hal tersebut
dapat di aplikasikan ke dalam kegiatan meningkatkan ketahanan pangan
secara menyeluruh.
8. Gapoktan berperan mengatur perekonomian pedesaan (Lembaga Usaha
Ekonomi Pedesaan/ LUEP). Hal tersebut dapat di aplikasikan ke dalam

10
kegiatan memiliki LKMA yang bertugas mengatur keuangan. Selain itu
juga memfasilitasi permodalan dan simpan pinjam.”
Selai itu terdapat usaha yang dilakukan gapoktan dalam meningkatkan
hubungan kepada masyarakat yaitu :
1. Pelatihan keterampilan dilakukan untuk meningkatkan kemampuan dan
menambah keterampilan. Dengan mengikuti pelatihan pembuatan pupuk
saya jadi bisa sendiri membuat pupuk dengan bahan yang mudah dicari
dilingkungan saya.
2. Penyuluhan yang diadakan memberikan manfaat bagi petani. Melalui
kegiatan penyuluhan itu petani atau kelompok tani mendapatkan informasi
tentang pembuatan pupuk, pengaturan pola tanam, dan pengetahuan
teknologi sekarang.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Secara umum sasaran humas (public relation) Gapoktan adalah
membentuk citra baik, memelihara hubungan yang kondusif antara
Gapoktan dan publik, dan meningkatnya dukungan publik terhadap
Gapoktan.
2. Fungsi humas pada gapoktan antara lain:
a. Mengidentifikasi, menganalisa potensi dan peluang pasar
berdasarkan sumber daya yang dimiliki.
b. Merencanakan kebutuhan pasar berdasarkan sumber daya yang
dimiliki dengan memperhatikan segmentasi pasar.
c. Menjalin hubungan yang kondusif dan produktif dengan masyarakat
dan melakukan komunikasi timbal balik yang terbuka, terpercaya,
dan berkesinambungan.
d. Mengembangkan kemampuan organisasi melalui pemberdayaan.
3. Kegiatan humas dilakukan oleh seluruh anggota Gapoktan, namun
pengelolaannya terdapat dalam pengurus inti yang dibantu oleh bidang
lainnya.

3.2 Saran
Gapoktan merupakan kelembagaan pada masyarakat tradisional sebaiknya
memaksimalkan peran dan fungsinya sehingga dapat menjadi lembaga usaha yang
mandiri, profesional, dan jaringan kerja yang luas.

12
DAFTAR PUSTAKA

M. Amirin, Tatang dkk. 2013. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press

Suryosubroto. 1998. Humas Dalam Dunia Pendidikan. Yogyakarta: Mitra Gama


Widya

Departemen Pertanian (Deptan). 2009a. Pedoman Umum Pengembangan Usaha


Agribisnis Perdesaan (PUAP). Departemen Pertanian. Jakarta

13

Anda mungkin juga menyukai