Anda di halaman 1dari 14

KONFLIK DAN PERSAINGAN ETNIS

DI INDONESIA

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah Pendidikan Multikultural dan HAM
Yang diampu oleh Ibu Maria Ulfa Yudha Julistiyana, S.Pd., M.A.

KELOMPOK 2

1. FRANCISKA SILVA KUSUMA (1986206004)


2. FIDYA YUNITA SARI (1986206008)
3. MUHAMMAD NURCAHYA (1986206011)
4. ELDIA SHAFNA ARSIKA FITRI (1986206019)

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


STKIP PGRI TRENGGALEK
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
APRIL 2022
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah
“Konflik dan Persaingan Etnis di Indonesia”. Tidak lupa sholawat serta salam
senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Makalah ini kami buat dalam rangka pemenuhan tugas kelompok mata
kuliah Pendidikan Multikultural dan HAM yang diampu oleh Ibu Maria Ulfa
Yudha Julistiyana, S.Pd., M.A. Adapun penyelesaian makalah ini atas hasil
kerjasama, olah pikir dan tanggung jawab seluruh anggota kelompok maka dari
itu kami ucapkan terimakasih sebesar-besarnya.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih banyak kekurangan,


baik dari sumber materi yang masih terbatas, rangkaian kalimat, penggunaan tata
bahasa maupun kesalahan pengetikan yang sama sekali tidak kami sengaja. Maka
dari itu kami harapkan seluruh pembaca dapat bijak untuk mendapatkan
pemahaman serta memberi kritik maupun saran yang membangun guna
menjadikan penulisan makalah selanjutnya menjadi lebih baik.

Penyusun

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ............................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................ ii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iii
PETA KONSEP .......................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................... 2
C. Tujuan ...................................................................................... 2
D. Manfaat .................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Hakikat Etnis Di Indonesia ....................................................... 3
B. Perbedaan Konflik Dan Persaingan ........................................... 4
C. Perkembangan Konflik Dan Persaingan Etnis Di Indonesia ...... 5
D. Manajemen Konflik Secara General .......................................... 6
E. Penangan Konflik Etnis Di Indonesia ........................................ 7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................. 8
B. Saran ........................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 10

iii
PETA KONSEP

KONFLIK DAN
PERSAINGAN ETNIS DI
INDONESIA

HAKIKAT PERBEDAAN MANAJEMEN


ETNIS DI KONFLIK DAN KONFLIK
INDONESIA PERSAINGAN SECARA
GENERAL

MANAJEMEN PENANGAN
KONFLIK SECARA KONFLIK ETNIS DI
GENERAL INDONESIA

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Konflik adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari yang mana menjadi
bagian proses interaksi manusia. Konflik merupakan pertentangan antara
dua kubu baik individu maupun kelompok sehingga menjadikan hubungan
menjadi disharmonis. Penyebab konflik yang terjadi di Indonesia sangatlah
luas baik dari segi ketimpangan ekonomi, tujuan politik, ragam budaya, isu
kedudukan pribumi dan non pribumi, hingga SARA (suku, agama, ras, antar
golongan). Seperti yang kita ketahui bahwa negara Indonesia adalah negara
yang kaya akan ragam budaya, suku, agama, bahasa, dan adat-istiadat. Pulau
terbesarnya meliputi Sumatra, Jawa, Kalimatan, Sulawesi, dan Irian.

Terlebih bahwa Indonesia memiliki jumlah penduduk yang sangat


banyak dan ketidakmerataan persebaran penduduk menjadikan tantangan
bagi pemerintah Indonesia untuk membina hubungan etnis yang harmonis.
Konflik horizontal yang terjadi berasaskan pada isu agama dan etnis serta
faktor kesejahteraan yang tidak seimbang sangat mudah menjadikan konflik
kekerasan dan menarik keterliabtan pelaku lintas regional yang sulit
diselesaikan. Konflik ini cenderung melampau batas-batas geografis dan
tidak mudah dinegosiasikan serta tidak rasional.

B. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah yang dimaksud diantaranya :

1. Apa hakikat dari etnis tersebut ?

2. Bagaimana perbedaan antara konflik dan persaingan ?

3. Bagaimana perkembangan konflik dan persaingan etnis di Indonesia ?

4. Apa upaya yang dapat dilakukan secara general dalam pengelolaan


konflik ?

5. Bagimana bentuk penangan konflik etnis di Indonesia ?

1
C. TUJUAN

Mengacu pada rumusan masalah tersebut, tujuannya yaitu :

1. Mengetahui, memahami, dan dapat menjelaskan hakikat etnis di


Indonesia.

2. Mengetahui, memahami, dan dapat menjelaskan perbedaan antara


konflik dan persaingan.

3. Mengetahui, memahami, dan dapat menjelaskan perkembangan


konflik dan persaingan etnis di Indonesia.

4. Mengetahui, memahami, dan dapat menjelaskan manajemen konflik


secara general.

5. Mengetahui, memahami, dan dapat menjelaskan penangan konflik


etnis di Indonesia.

D. MANFAAT

Manfaat penyusunan dan kepenulisan makalah ini yaitu menambah


wawasan serta pengetahuan bagi penulis dan pembaca.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. HAKIKAT ETNIS DI INDONESIA

Berikut disajikan pengertian etnis menurut para ahli dalam buku


Effendy, Hafid (Hal. 49-52 : 2022) :

1. Menurut Liliweri (2005) kata etnis atau etnik berasal dari bahasa
Yunani yaitu ethnos yang berarti bangsa. Sedangkan etnis di masa
kini memiliki arti sebagai sekelompok orang yang ditentukan atas
persamaan ras, adat-istiadat, bahasa, nilai, dan norma budaya dengan
indikasi pengelompokan minoritas dan mayoritas dalam masyarakat.

2. Menurut Websters (1967) etnis adalah budaya, agama, geografi,


bahasa, dan praktik kelompok secara turun temurun atas hubungan
loyalitas dan kekeluargaan.

3. Menurut Narrol etnis yaitu populasi yang berkembang biak dan


bertahan sehingga memiliki nilai budaya dan sadar untuk hidup
bersama untuk melakukan interaksi hingga memiliki kekhasan
identitas.

4. Daeng Koentjaraningrat (1989) memaknai etnis sebagai kelompok


sosial yang hidup dengan sistem interaksi dan norma yang berjalan
terus menerus sehingga anggotanya memiliki identitas.

5. Menurut Regmi (2003) etnis merupakan sekelompok orang dengan


keturunan yang sama sehingga muncul karakteristik fisik, seperangkat
sikap dan perilaku bahkan keyakinan, institusi, serta praktiknya
membentuk identitas khas.

Dari beberapa pengertian tersebut, etnis merupakan suatu kelompok


sosial yang memiliki tradisi budaya dan sejarah yang sama sehingga
memiliki identitas seperti bahasa, agama, dan adat istiadat yang berbeda
dengan kelompok lain. Ragam etnis di Indonesia meliputi seluruh unsur
yang ada dalam bangsa Indonesia.

3
B. PERBEDAAN KONFLIK DAN PERSAINGAN

Persaingan merupakan bagian dari awal pemicu atau bagian proses


sebelum terwujudnya konflik. Maka dari itu dalam buku Zazin, Nur (Hal.
37-39 :) para ahli mendefinisikan konflik sebagai berikut :

1. Menurut Kartono (1983) konflik merupakan pertentangan antara


individu maupun kelompok akibat dari perbedaan sifat dan tujuan.

2. Menurut Echols, Sadhily (1988) konflik berarti sebagai pertentangan


paham, pertikaian, dan perselisihan.

3. Menurut Hendrick (2001) konflik sebagai sesuatu yang tak


terhindarkan dalam kehidupan manusia untuk selalu memperjuangkan
kepentingan individu ataupun kelompok.

4. Menurut Stephen W. Robbin, konflik sebagai arus positif untuk


meningkatkan kinerja kelompok.

5. Menurut Lewis A.Coser, konflik didefinisikan sebagai perebutan nilai


dan kekuasaan atas sumber daya untuk membentuk struktur sosial.

6. Menurut Gillin (1948), konflik merupakan individu atau kelompok


yang saling bertentangan dan menantang menggunakan kekerasan dan
ancaman.

7. Menurut Luthnas (1985), konflik merupakan ketidaksesuaian nilai


atau tujuan antara individu maupun kelompok.

8. Menurut Soerjono Soekanto, konflik adalah proses sosial dimana


individu atau kelompok bertujuan menantang lawan disertai ancaman
dan kekerasan.

Dari beberapa pendapat para ahli tersebut, inti dari konflik adalah
perilaku antagonis berupa perlawanan, perselsisihan, benturan laten,
pemogokan, ancaman, serta kekerasan yang dilakukan dalam rangka
mencapai suatu tujuan dan telah ditetapkan secara efisien dan efektif.

4
Menurut Ali, dkk (Hal. 6 : 2020) persaingan merupakan tindakan yang
dilakukan oleh individu maupun kelompok untuk melebihi satu sama lain
yang dibarengi dengan ketegangan interaksi sosial untuk lebih berkuasa atau
mendapatkan sesuatu berdasarkan tujuan yang ditetapkan.

Menurut Novadona, dkk (Hal. 179 : 2018) persaingan sebagai bentuk


upaya untuk mempertahankan eksistensi kelompok untuk merealisasikan
kebutuhan kepentingan. Persaingan terekspresikan untuk memperebutkan
dukungan, kedudukan, dan kontestasi kekuasaan.

C. PERKEMBANGAN KONFLIK DAN PERSAINGAN ETNIS DI


INDONESIA
Pada buku Rizal, Pangagbean (Hal. 35-38 : 2018) sejak masa
penjajahan di Indonesia, konflik etnis sudah ada. Namur, konflik etnis
semakin kentara ketika kebijakan orde baru berjalan meskipun menjadi
larangan cakupan riset. Setelah reformasi, konflik etnis bermunculan yang
dilatarbelakangi oleh kekerasan etnis baik kelompok keturunan maupun
kelompok agama. Konflik dan persaingan etnis di Indonesia diawali saat
perang Diponegoro (1825-1830) yang mana melibatkan serangan terhadap
komunitas Tionghoa di beberapa lokasi pada pulau Jawa khususnya Jawa
Tengah dan Jawa Timur. Kemudian terdapat insiden kekerasan pada
Tionghoa di Kudus pada 31 Oktober 1918 yang juga terjadi di Surakarta
dan Semarang. Penyebab dari konflik ini adalah strategi pemerintah
Belanda yang mengadu domba masyarakat Jawa pribumi dan Tionghoa.
Berlanjut konflik etnis pada tahun 1946-1948 yang terjadi di Sumatra
(Medan, Bagan, Siapi-api), Jawa (Jakarta, Tangerang, Karawang,
Cikampek, Sukabumi, Pekalongan, Tegal, Lumajang, Jember). Sedangkan
konflik terbesar terjadi di Malang pada Juli 1947. Lalu pengulangan konflik
etnis pada daerah yang sama pada tahun 1998. Berdasarkan hasil
penyelidikan Tim Gabungan Pencari Fakta tahun 1998, ternyata konflik
tersebut melibatkan sejumlah aparat keamanan angkatan bersenjata yang
berpenampilan preman.

5
Berikut beberapa kasus konflik etnis di Indonesia dengan isu SARA :
1. Konflik Sampit, Kalimantan Tengah terjadi pada 2001. Konflik antar
etnis tersebut berawal dari bentrokan antara warga Suku Dayak dan
Suku Madura pada 18 Februari 2001.
2. Konflik sosial terjadi di Provinsi Lampung. Bagian paling selatan
pulau Sumatera tersebut, juga pernah mengalami konflik sosial, yang
terjadi antara Suku Lampung sendiri dengan Suku Bali.
3. Konflik sosial berikutnya berasal dari Yogyakarta, ketika muncul
kasus diusirnya mahasiswa yang mendukung kemerdekaan Papua
Barat. Kondisi tersebut memantik emosi tinggi pada masyarakat
Yogyakarta untuk mengusir mahasiswa dari Papua Barat.
4. Konflik Poso pada tahun 1998 dan berakhir tahun 2001 yaitu konflik
terjadi antara umat muslim dan nasrani.
5. Konflik Ambon pada tahun 1999 antara umat muslim dan nasrani.
6. Konflik Aceh pada tahun 2015 karena masyarakat muslim ingin
menjadikan Aceh dengan islam seutuhnya yang mengakibatkan
pembongkaran gereja Kristen.
7. Konflik Lampung pada tahun 2012 antara umat budha dan islam yang
mana disebabkan oleh keslahpahaman warga Desa Agom terhadap
warga Desa Balinuraga.
8. Konflik Sampang pada tahun 2012 diakibatkan perbedaan pandangan
antara pengikut Ahlus Sunnah Wal Jamaah dengan penganut Islam
Syiah.

D. MANAJEMEN KONFLIK SECARA GENERAL


Menurut Yusup, Muhammad, dkk (Hal.66-70 : 2021) pengelolaan
konflik agar tidak terjadi berlarut-larut dapat dicegah dengan cara :
1. Disiplin terhadap peraturan masing-masing individu, kelompok, atau
organisasi..
2. Pertimbangan pengalaman dalam tahapan kehidupan seperti tujuan
dan akibat yang ditimbulkan.

6
3. Komunikasi yang baik dan menciptakan lingkungan yang kondusif.
4. Kemampuan untuk mendengarkan atau menerima kritik dan saran
dengan lapang dada.
Adapun metode penangan konflik meliputi :
1. Berpikir dengan dingin atau menghadapi persoalan dengan tenang.
2. Menyelesaikan konflik secara dominasi maupun integratif. Secara
dominasi dapat dilakukan dengan bujukan, paksaan, menghindar,
serta kemauan mayoritas. Sedangkan secara integratif dapat dilakukan
dengan konsensus, konfrontasi, dan tujuan super ordinat.
3. Menggunakan kompetisi atau win lose orientation meliputi menag-
kalah, kalah-menang, kalah-kalah, menang, dan menang-menang.
4. Kompromi atau jalan tengah meliputi sharing dan akomodasi.

E. PENANGAN KONFLIK ETNIS DI INDONESIA

Pada buku Rizal, Pangagbean (Hal. 38 : 2018) penanganan konflik


etnis dengan hasil yang sangat baik sejak Orde Baru roboh dan
kepemimpinan berganti menjadi B.J. Habibie dan Abdurrahman Wahid.
Pada waktu itu, awal demokratisasi di Indonesia. Sudah dijelaskan dalam
UUD 1945 pada pasal 28E ayat 1 yaitu bangsa Indonesia menjamin
kebebasan beragama seluruh rakyatnya. Selain itu presiden Abdurrahman
Wahid mencabut instruksi presiden No. 14 Tahun 1967 dan keputusan
Mendagri Tahun 1978 serta penegasan dan pengakuan enam agama
meliputi Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindu, Buddha, dan
Konghucu. Hal ini berdampak positif dan menjadi angin segar bagi etnis
Tionghoa untuk mendapat kedamaian dan ketentaraman atas pengakuan
kedudukannya di negara Indonesia dan dapat menekan serta meminimalisir
terjadinya konflik oleh kaum pribumi. Selain itu, presiden Abdurrahman
Wahid mengadakan akomodasi sebagai solusi yang tepat untuk menyatukan
bangsa yang besar dengan mewujudkan integrasi antar etnis, seperti
semboyan Bhineka Tunggal Ika yaitu berbeda-beda tetapi tetap satu jua.

7
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Etnis merupakan suatu kelompok sosial yang memiliki tradisi budaya


dan sejarah yang sama sehingga memiliki identitas seperti bahasa, agama,
dan adat istiadat yang berbeda dengan kelompok lain. Konflik adalah
perilaku antagonis berupa perlawanana, perselsisihan, benturan laten,
pemogokan, ancaman, serta kekerasan yang dilakukan dalam rangka
mencapai suatu tujuan dan telah ditetapkan secara efisien dan efektif.
Persaingan merupakan tindakan yang dilakukan oleh individu maupun
kelompok untuk melebihi satu sama lain sebagai bentuk upaya untuk
mempertahankan eksistensi kelompok untuk merealisasikan kebutuhan
kepentingan.

Sejak masa penjajahan di Indonesia, konflik etnis sudah ada. Namur,


konflik etnis semakin kentara ketika kebijakan orde baru berjalan meskipun
menjadi larangan cakupan riset. Setelah reformasi, konflik etnis
bermunculan yang dilatarbelakangi oleh kekerasan etnis baik kelompok
keturunan maupun kelompok agama atau meliputi isu SARA. Hal tersebut
dapat diselesaikan pada masa pemerintahan B.J. Habibie dan Abdurrahman
Wahid melalui pengakuan 6 agama resmi dan akomodasi melalui
pelaksanaan sistem pemerintahan yang demokratis berdasarkan UUD 1945,
ideologi Pancasila, dan Semboyan Bhineka Tunggal Ika.

Secara umum dan teoritis, manajemen konflik dengan sikap disiplin


peraturan, pertimbangan pengalaman, komunikasi yang baik, serta
kemampuan mendengar kritik dan saran. Selain itu penangan konflik
melalui berpikir dingin, penanganan secara dominasi-integratif, kompetisi
atau win lose orientation, dan kompromi.

8
B. SARAN

Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih banyak


kekurangan dan keterbatasan dari sumber literatur dan segi kepenulisan,
maka dari itu kami berharap pembaca dapat bijak serta memberikan
saran yang membangun guna penulisan makalah yang lebih baik lagi di
kemudian hari.

9
DAFTAR PUSTAKA

Effendy, Hafid. 2022. Teori dan Metode Kajian Budaya Etnik Madura. Surabaya:
Jakad Media Publishing

Zazin, Nur. 2010. Kepemimpinan dan Manajemen Konflik. Yogyakarta: Absolute


Media

Ali, dkk. 2020. Etnis Tionghoa di Madura. Surabaya: Jakad Media Publishing

Novadona. 2018. Rezim Lokal Indonesia. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor


Indonesia

Rizal, Pangagbean. 2018. Konflik dan Perdamaian Etnis di Indonesia. Tangerang


Selatan: Pustaka Alvabet

Yusup, Muhammad, dkk. 2021. Manajemen Konflik dan Stres. Ponorogo: Wade
Group

https://www.kompas.com/- Konflik Etnis di Indonesia-Diakses tanggal


21/04/2022 pukul 12.34

https://hukamnas.com/- Konflik Agama di Indonesia-Diakses tanggal 21/04/2022


pukul 13.20

https://katadata.co.id/- Konflik isu SARA di Indonesia-Diakses tanggal


21/04/2022 pukul 13.25

10

Anda mungkin juga menyukai