Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PPKN

“KONFLIK YANG TERJADI DI INDONESIA”

Disusun Oleh:
Nadia Eka Pratiwi (10)
Nai’lah Salimar (11)
Natasya Salsabila (13)
Arya Daffa Desmajita (3)
Ananda Rayhan Nurwardani (1)
Kelas: IXH

SMP NEGERI 16 SAMARINDA


Jalan Jakarta Blok AA No. 2, Kel. Loa Bakung, Kec. Sungai Kunjang,
Kota Samarinda, Prov. Kalimantan Timur
Tahun Pelajaran 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah


memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah “Konflik Yang
Terjadi di Indonesia” ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa
shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad
SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini, dan kami juga berterima kasih
kepada Bapak Projo Hartono selaku guru bidang studi PPKN yang telah
memberikan tugas ini kepada kami. Kami menyadari pentingnya akan
sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam
memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan-
kekurangan, dan jauh dari kata sempurna. Untuk itu, kami berharap
adanya kritik, saran, dan usulan yang membangun demi perbaikkan di
masa mendatang. Sebelumnya kami mohom maaf apabila terdapat
kesalahan, atau kata-kata yang kurang berkenan. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.

Samarinda, 11 February 2022

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................1
C. Tujuan....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Konflik.................................................................................3
B. Penyebab Konflik Dalam Masyarakat……………………………… 3
C. Konflik Antar Suku……………………………………………………
4
D. Konflik Antar Agama…………………………………………………. 6
E. Konflik Antar Ras……………………………………………………... 7
F. Konflik antar golongan…………………………………………………
8
G. Upaya Penyelesaian dan Pencegahan Masalah yang Bersifat SARA…
10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………….. 11
B. Saran………………………………………………………………… 12
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kita wajib bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
terlahir dan hidup di Indonesia. Kita adalah sebuah bangsa besar yang
sangat beragam. Sebagai bangsa yang besar, Indonesia
membutuhkan anak yang sehat, cerdas, kreatif dan terampil. Indonesia
yang maju, mandiri, dan mampu berdiri sejajar dengan bangsa lain di
dunia merupakan harapan seluruh bangsa Indonesia. Oleh karena itu,
sebagai pelajar harus mengasah kreativitas dan keterampilan. Salah
satu keterampilan yang harus dimiliki adalah keterampilan bernegara.
Keterampilan bernegara salah satunya diwujudkan dalam bentuk
perilaku menghargai dan toleran terhadap keberagaman bangsa
Indonesia.
Namun, masih banyak rakyat Indonesia yang memiliki perilaku
tidak menghargai dan tidak toleran terhadap keberagaman yang ada.
Sehingga, menimbulkan berbagai konflik. Konflik-konflik tersebut
meliputi konflik antar suku, antar agama, antar ras, dan antar golongan
atau disebut dengan konflik SARA. Adapun pengertian keberagaman,
yaitu suatu kondisi dalam masyarakat yang terdapat banyak
perbedaan dalam berbagai bidang. Perbedaan di berbagai bidang
tersebut meliputi suku bangsa, ras, agama, adat istiadat, ideologi
politik, dan ekonomi. Keanekaragaman yang dimiliki bangsa Indonesia
merupakan kekayaan dan keindahan wilayah negara Indonesia.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah
yang akan dibahas di dalam makalah tentang Konflik Yang Terjadi di
Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan konflik?
2. Faktor penyebab terjadinya konflik?

1
2

3. Apa yang dimaksud dengan konflik antar suku? Jelaskan mengenai


contoh konflik antar suku yang pernah terjadi!
4. Apa yang dimaksud dengan konflik antar agama? Jelaskan
mengenai contoh konflik antar agama yang pernah terjadi!
5. Apa yang dimaksud dengan konflik antar ras? Jelaskan mengenai
konflik antar ras yang pernah terjadi!
6. Apa yang dimaksud dengan konflik antar golongan? Jelaskan
mengenai konflik antar golongan yang pernah terjadi!
7. Apa saja upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah dan
mengatasi konflik yang bersifat sara?

C. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah Konflik Yang Terjadi di
Indonesia ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian konflik.
2. Untuk mengetahui faktor penyebab konflik dalam masyarakat
3. Untuk mengetahui pengertian konflik antar suku beserta contohnya.
4. Untuk mengetahui pengertian konflik antar agama beserta
contohnya.
5. Untuk mengetahui pengertian konflik antar ras beserta contohnya.
6. Untuk mengetahui pengertian konflik antar golongan beserta
contohnya.
7. Untuk mengetahui upaya pencegahan dan penyelesaian masalah
yang bersifat sara.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Konflik
Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang beraneka ragam
yang terdiri atas suku bangsa, adat istiadat, bahasa daerah, ras, dan
agama yang berbeda-beda. Keberagaman masyarakat kita
merupakan kekayaan bangsa Indonesia. Namun, dibalik semua itu,
keberagaman masyarakat memiliki potensi menimbulkan berbagai
konflik dalam masyarakat. Salah satu karakteristik keberagaman
adalah adanya perbedaan, sehingga perbedaan menjadi salah satu
faktor penyebab konflik.
Konflik berasal dari kata kerja Latin “Congere” yang memiliki arti
saling memukul. Konflik dalam Bahasa Inggris berasal dari kata
“conflict”, yang artinya pertentangan atau perselisihan. Konflik juga
memiliki arti suatu proses social antara dua orang atau lebih (bisa juga
dalam bentuk kelompok) dimana salah satu pihak berusaha
menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya menggunakan
kekerasan atau ancaman. Konflik dalam masyarakat dapat
dikelompokkan menjadi konflik antar suku, antar agama, antar ras, dan
antar golongan.

B. Faktor Penyebab Terjadinya Konflik Dalam Masyarakat


Konflik dalam masyarakat sering kali disebabkan oleh banyak
faktor sehingga konflik yang terjadi bersifat rumit. Sebagai contoh,
pertentangan Konflik juga dilatarbelakangi oleh perbedaan-perbedaan
sosial di antara individu atau kelompok yang terlibat dalam suatu
interaksi sosial. Adapun beberapa faktor penyebab konflik, yaitu
sebagai berikut.

1. Perbedaan antar individu, yang meliputi perbedaan pendirian,


perasaan, pendapat atau ide yang berkaitan dengan harga diri.

3
4

2. Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk


pribadi yang berbeda-beda.
3. Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok.
4. Perubahan sosial

C. Konflik Antar Suku


Suku bangsa sering juga disebut etnik. Menurut
Koentjaraningrat, suku bangsa berarti sekelompok manusia yang
memiliki kesatuan budaya dan terikat oleh kesadaran dan identitas
tersebut. Jadi, suku bangsa merupakan gabungan sosial yang
dibedakan dari golongan-golongan sosial karena mempunyai ciri-ciri
paling mendasar dan umum berkaitan dengan asal usul dan tempat
asal serta kebudayaan. Ciri-ciri mendasar yang membedakan suku
bangsa satu dengan lainnya, antara lain bahasa daerah, adat istiadat,
sistem kekerabatan, kesenian daerah, dan tempat asal. Suku-suku
bangsa yang tersebar di Indonesia merupakan warisan sejarah
bangsa.
Perbedaan suku bangsa dapat menyebabkan terjadinya konflik.
Konflik antar suku adalah suatu pertentangan antara suku yang satu
dengan suku yang lain. Contoh konflik antar suku adalah suku Dayak
dan Madura. Berikut penjelasan tentang konflik antara suku Dayak dan
suku Madura.

A. Konflik Antara Suku Dayak dan Suku Madura


Konflik sampit adalah kerusuhan antar etnis di Sampit,
Kalimantan Tengah pada awal Februari 2001. Konflik ini terjadi antara
suku Dayak asli dan warga migrain Madura. Kala itu, para transmigran
asal Madura telah membentuk 21 persen populasi Kalimantan Tengah.
Akibatnya, Kalimantan Tengah merasa tidak puas dengan persaingan
yang terus datang dari Madura. Hukum baru juga telah memungkinkan
warga Madura memperoleh control terhadap banyak industri komersial
5

di provinsi tersebut, seperti perkayuan, penambangan, dan


perkebunan. Hal tersebut menimbulkan permasalahan ekonomi yang
kemudian menjalar menjadi kerusuhan.

Sumber: https://www.kompas.com/

Kericuhan bermula saat terjadi serangan serangan pembakaran


sebuah rumah Dayak. Menurut rumor, warga Madura lah yang menjadi
pelaku pembakaran rumah tersebut. Sesaat kemudian, warga Dayak
pun mulai membalas dengan membakar rumah-rumah orang Madura.
Profesor Usop dari Asosiasi Masyarakat Dayak mengklaim bahwa
pembantaian oleh suku Dayak dilakukan guna mempertahankan diri
setelah beberapa anggota mereka diserang. Sedikitnya 100 warga
suku Madura dipenggal kepalanya oleh suku Dayak salama konflik ini.
Suku Dayak memiliki sejarah praktik ritual pemburuan kepala
(Ngayau). Skala pembantaian membuat polisi dan militer sulit
mengontrol situasi di Kalimantan Tengah. Pasukan bantun pun dikirim
untuk membantu pasukan yang sudah ditempatkan di provinsi ini.
Pada 18 Februari, suku Dayak berhasil menguasai Sampit. Polisi
menahan seorang pejabat yang diduga sebagai salah satu otak pelaku
di belakang serangan ini. Orang yang ditahan tersebut diduga
membayar enam orang untuk memprovokasi kerusuhan di Sampit.
Kemudian, ribuan warga Dayak mengepung kantor polisi di
Palangkaraya sambil meminta pelepasan para tahanan. Polisi
6

memenuhi permintaan ini dan pada 28 Februari 2001, militer berhasil


membubarkan massa Dayak dari jalanan.
D. Konflik Antar Agama
Agama adalah keyakinan akan adanya Tuhan sebagai pencipta
alam dan seisinya. Agama memiiki sifat yang mutlak dan dapat dipilih
siapapun tanpa paksaan. Agama di Indonesia memegang peranan
penting dalam kehidupan masyarakat. Hal ini dinyatakan dalam sila
pertama Pancasila yang berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Ada
enam agama yang diakui di Indonesia, yaitu Islam, Buddha, Hindu,
Katolik, Kristen Protestan, Konghucu.
Konflik antar agama adalah suatu pertentangan antara
kelompok yang memiliki keyakinan atau agama yang berbeda. Contoh
konflik antar agama adalah konflik poso. Berikut penjelasan tentang
konflik poso.

A) Konflik Poso
Konflik Poso adalah sebutan untuk serangkaian kerusuhan yang
terjadi di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Kabupaten Poso ini
memiliki penduduk mayoritas muslim di desa, dan penduduk mayoritas
Protestan di dataran tinggi. Kabupaten Poso menjadi daerah fokus
program transmigrasi pemerintah. Dari keadaan tersebut, akhir tahun
1990-an, penduduk di Kab. Poso manyoritas muslim dengan
persentase di atas 60%.
7

Sumber: https://www.kompas.com/

Konflik ini terjadi sejak 25 Desember 1998 hingga 20 Desember


2001. Peristiwa konflik poso dimualai dari sebuah bentrokan kecil
antarkelompok pemuda yang kebetulan berbeda agama sebelum
akhirnya menjalar menjadi kerusuhan bernuansa agama. Dari
peristiwa ini, dirinci bahwa terdapat 577 korban tewas, 384 terluka,
7.923 rumah hancur, dan 510 fasilitas umum terbakar. Kerusuhan ini
berakhir pada 20 Desember 2001 dengan ditandatangani Deklarasi
Malino antara kedua belah pihak.

E. Konflik Antar Ras


Pada dasarnya, manusia diciptakan dalam kelompok ras yang
berbeda-beda yang merupakan hak mutlak Tuhan Yang Maha Esa.
Istilah Ras berasal dari bahasa Inggris, “race”. Ras adalah golongan
bangsa berdasarkan ciri-ciri fisik dan garis keturunan. Setiap manusia
memiliki perbedaan ras dengan manusia lainnya karena adanya
perbedaan ciri- ciri fisik, seperti warna kulit, warna dan bentuk rambut,
bentuk muka,bentuk badan, warna mata, dan ciri fisik yang lain.
Masyarakat Indonesia memiliki keberagaman ras. Hal ini
disebabkan oleh kedatangan bangsa asing ke wilayah Indonesia,
sejarah penyebaran ras di dunia, serta letak dan kondisi geografis
wilayah Indonesia. Beberapa ras yang ada dalam masyarakat
Indonesia antara lain ras Malayan-Mongoloid yang ada di Sumatra,
Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan, dan Sulawesi. Kedua
adalah ras Melanesoid yang mendiami daerah Papua, Maluku, dan
Nusa Tenggara Timur. Ketiga adalah ras Asiatic Mongoloid seperti
orang Tionghoa, Jepang, dan Korea. Terakhir adalah ras Kaukasoid,
yaitu orang India, Timur Tengah, Australia, Eropa, dan Amerika.
Kondisi masyarakat Indonesia yang memiliki keberagaman ras
berpotensi menimbulkan konflik. Konflik antar ras adalah suatu
pertentangan antar ras yang satu dengan yang lainnya. Knflik ini dapat
disebabkan sikap rasialis, atau memperlakukan orang berbeda-beda
8

berdasarkan ras. Contoh konflik antar ras, yaitu konflik Etnis Tionghoa,
dan Jawa di Surakart. Berikut penjelasan tentang konflik Etnis
Tionghoa dan Jawa di Surakarta.

A) Konflik Etnis Tionghoa dan Jawa di Surakarta


Surakarta merupakan wilayah sebagai tujuan migrasi orang-
orang Tionghoa di masa lalu dengan tujuan untuk berdagang. Salah
satu akibatnya adalah meningkatnya potensi ketegangan hubungan
antar etnis di Surakarta. Faktor pemicu konflik di Surakarta pada tahun
1972-1998, yaitu adanya provokasi sehingga terbentuknya mobilisasi
massa, konflik individual serta aksi mahasiswa.

Sumber: https://www.kompasiana.com/

F. Konflik Antar Golongan


Keberagaman masyarakat di Indonesia dapat dilihat dari
struktur masyarakatnya. Struktur masyarakat Indonesia menurut Syarif
Moeis (2008) ditandai dengan dua ciri atau dua titik pandang. Pertama,
secara horizontal ditandai oleh kenyataan adanya kesatuan-kesatuan
sosial berdasarkan perbedaan-perbedaan suku bangsa, agama, adat
istiadat, dan kedaerahan. Secara vertikal, ditandai dengan adanya
lapisan atas dan lapisan bawah yang cukup tajam.
Dalam sosiologi, adanya lapisan dalam masyarakat itu disebut
“social starfication” atau biasa disebut dengan kelas sosial. Adanya
9

perbedaan kelas dalam lapisan masyarakat menyebabkan terjadinya


penggolongan kelas-kelas secara bertingkat. Dengan demikian, dalam
kelas sosial terdapat pengolongan manusia secara bertingkat atas
dasar kedudukan atau status sosial sehingga menyebabkan
perbedaan antara hak dan kewajiban yang menyebabkan terjadinya
konflik.
Konflik antar golongan adalah suatu pertentangan antar
kelompok atau golongan dalam masyarakat. Contoh konflik antar
golongan, yaitu Konflik Antara Pendukung Jokowi dan Pendukung
Prabowo. Berikut penjelasan tentang konflik antara pendukung Jokowi
dan pendukung Prabowo.

A) Konflik Antara Pendukung Jokowi dan Pendukung Prabowo


Bentrokan antarsimpatisan dari Partai Demokrasi Indonesia
Perjuangan (PDIP) yang mendukung calon presiden Joko Widodo-
Jusuf Kalla dan Partai Persatuan Pembangunan pendukung Prabowo-
Hatta di kota Yogyakarta pecah di Kawasan Ngampilan-Ngabean,
Selasa sore, 24 Juni 2014. Tak ada korban jiwa ataupun luka akibat
bentrokan yang terjadi sekitar pukul 15.00 WIB itu. Namun, peristiwa
itu membuat ruas jalan simpang Terminal Ngabean, terutama Jalan
Letjen Soeprapto Wachid Hasyim, lumpuh total sekitar 2 jam. Seorang
saksi mata, Adi Marjiono, mengatakan bahwa penyebab bentrokan
tersebut bermula saat kedua massa bertemu simpang Ngabean
setelah menggelar konvoi keliling kota. menyebabkan terjadinya
konflik.
10

Sumber: https://nasional.tempo.co/

G. Upaya Pencegahan dan Penyelesaian Masalah Yang Bersifat


SARA
Konflik SARA (suku, agama, ras, dan antar golongan) telah
meluas di Indonesia. Hal-hal yang perku kita lakukan sebagai upaya
mencegah konflik SARA di Indonesia, yaitu sebagai berikut.
1. Berdoa pada Tuhan yang Mahakuasa
2. Mengendalikan Emosi
3. Jangan Menghakimi dan Berpikiran Negatif Tentang Suku, Agama,
Ras, dan Golongan yang Berbeda
4. Jangan Memaksakan Kehendak Kepada Orang Lain
5. Menghargai dan Menghormati Orang Lain

Cara lain yang dapat dilakukan dalam peyelesaian konflik di


masyarakat adalah sebagai berikut.
1. Gencatan senjata adalah penangguhan permusuhan untuk jangka
waktu tertentu, guna melakukan suatu pekerjaan tertentu yang
tidak boleh diganggu.
2. Mediasi adalah upaya penghentian pertikaian oleh pihak ketiga
tetapi tidak diberikan keputusan yang mengikat.
3. Abitrasi adalah cara penyeleaian perselisihan yang langsung
dihentikan oleh pihak ketiga yang memberikan keputusan dan
diterima serta ditaati oleh kedua belah pihak.
11

4. Konsiliasi adalah usaha untuk mempertemukan keinginan pihak-


pihak yang yang berselisih sehingga tercapai persetujuan bersama.
5. Adjudication (ajudikasi) adalah upaya penyelesaian perkara atau
sengketa di pengadilan.
6. Stalemate adalah keadaan Ketika kedua belah pihak yang
bertentangan memiliki kekuatan yang seimbang, lalu berhenti pada
suatu titik untuk tidak saling menyerang.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Negara Indonesia adalah negara yang kaya akan
keberagamannya mulai dari suku, ras, adat istiadat, agama, serta
golongan. Perbedaan tersebut yang membuat Indonesia terlihat indah.
Namun, dibalik keindahannya keberagaman juga dapat menimbulkan
konflik dalam masyarakat. Konflik adalah usaha salah satu pihak untuk
menyingkirkan pihak lain dengan kekerasan. Konflik dikelompokkan
menjadi konflik antar suku, aantar agama, antar ras, dan antar
golongan atau disebut juga dengan konflik sara. Faktor penyebab
konflik tersebut antara lain: (1) Perbedaan antar individu; (2)
Perbedaan latar belakang kebudayaan; (3) Perbedaan kepentingan;
dan (4) Perubahan sosial.
Keberagaman harus dilandasi kesadaran akan keberagaman
serta semangat persatuan dan kesatuan. Adapun upaya-upaya yang
dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya konflik yang bersifat sara,
antara lain: (1) Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain; (2)
Saling menghormati dan menghargai; (3) Mengendalikan emosi.
Sikap dan perilaku toleransi terhadap keberagaman masyarakat
merupakan kunci untuk meningkatkan persatuan dan kesatuan, serta
mencegah proses perpecahan masyarakat, bangsa dan negara
Indonesia.

B. Saran
Semua manusia pada dasarnya sama. Membeda-bedakan
perlakuan terhadap sesama manusia karena perbedaan warna kulit
atau bentuk fisik lainnya adalah sebuah kesalahan. Tuhan
menciptakan manusia berbeda dan beragam. Perbedaan itu adalah
anugerah yang harus kita syukuri. Maka dari itu mari tumbuhkan sikap

12
13

saling menghargai walaupun berbeda suku, ras, agama, dan


sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA

Juliardi, Budi. 2015. Pendidikan Kewarganegaraan, untuk Perguruan Tinggi.


Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Majelis Permusyawaratan Rakyat. 2012. Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan
Bernegara. Jakarta: Sekretariat Jendral MPR RI.
Moeis, Syarif. 2008. Masyarakat Indonesia Dalam Pendekatan Teori
Modernisasi dan Teori dependensi. Bandung: UPI.

Anda mungkin juga menyukai