Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

MEMAHAMI IDENTITAS NASIONAL SEBAGAI KARAKTER BANGSA INDONESIA

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah pendidikan kewarganegaraan

Dosen pengampu : Prima Rias Wana,M.pd

Disusun oleh :

1. Andi Saputro 21011001


2. Ragil Putri Larasati 21011030
3. Silvi Arista Aninda Putri 21011037
4. Via Avelia Surya Nugroho 21011042
5. Yusmaniar Afifah Nur 21011047

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


STKIP MODERN NGAWI
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa,karena berkat
dan karunianya sehingga kami dapat menyusun makalah dengan baik dan benar serta
tepat pada waktunya.Dalam makalah ini kami membahas mengenai “Memahami
Identittas Nasional Sebagai Karakter Bangsa Indonesia”.
Makalah ini telah dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari
banyak pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama
mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu,kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini.

Ngawi, 17 Februari 2022

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul

Kata Pengantar....................................................................................................................ii

Daftar Isi............................................................................................................................iii

BAB I Pendahuluan...........................................................................................................1

A .Latar Belakang..............................................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................................1

C. Tujuan Penulisan...........................................................................................................1

BAB II Pembahasan...........................................................................................................2

A. Proses Berbangsa dan Bernegara.................................................................................3

B. Identitas Nasional........................................................................................................11

BAB III Penutup................................................................................................................18

A. Simpulan......................................................................................................................18

B. Saran............................................................................................................................18

Daftar Pustaka...................................................................................................................19

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Hakikatnya, menjadi masyarakat negara yang baik seharusnya kita mengerti dan tahu
akan arti, dan tujuan, serta apa saja yang terkandung pada identitas nasional. Dalam kehidupan
baru dan modern ini, identitas suatu negara secara tidak langsung juga menjadi identitas ideologi,
politik, ekonomi, budaya, dan pertahanan keamanan.hal tersebut oleh organisasi kekuasaan
negara, yang mana telah diwujudkan dalam sistem nilai, norma dan hukum, serta pola-pola
tindakan kolektif yang mengatur tata laku kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Tidak ada bangsa di dunia ini yang tidak memiliki identitas nasional, termasuk bangsa Indonesia.
Setiap bangsa memiliki kepentingannya untuk mengembangkan identitas nasionalnya. Hal ini
bersumber dari hakikat kemanusiaan sebagai makhluk sosial yang memiliki kecenderungan
bersatu, karena adanya kesamaan-kesamaan yang melandasi pembentukan bangsa tersebut.
Identitas nasional menunjukkan karakteristik unik dari satu kelompok bangsa yang
membedakannya dengan karakteristik atau ciri-ciri kelompok bangsa lainnya. bangsa Indonesia
misalnya, memiliki karakteristik unik yang membedakannya dari bangsa-bangsa lain di dunia.
Selain itu pembentukan identitas nasional sendiri telah menjadi ketentuan yang sudah disepakati
bersama. Menjunjung tinggi dan mempertahankan apa yang telah ada, serta berusaha
memperbaiki segala kesalahan maupun kekeliruan pada diri suatu bangsa dan negara sudah tidak
perlu ditanyakan lagi, terutama pada bidang hukum. Seharusnya hal-hal seperti ini, siapapun itu
mengerti dan paham aturan-aturan yang ada pada suatu negaranya. Indonesia adalah salah satu
negara yang memiliki bermacam identitas nasional yang teristimewa dan tentunya berbeda dari
negara-negara lainnya. Beraneka ragam suku bangsa dan bahasa di Indonesia, menjadikan suatu
tantangan besar bagi bangsa indonesia untuk tetap dapat mempertahankan identitasnya.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana proses berbangsa dan bernegara?
2. Apa yang dimaksud identitas nasional?
C. TUJUAN PENULIS
1. Untuk mengetahui proses berbangsa dan bernegara.
2. Untuk mengetahui apa itu identitas nasional.

1
D. MANFAAT PENULIS

Tujuan penulisan makalah ini untuk mengetahui bagaimana asal usul bangsa Indonesia
apa itu identitas nasional ,apa itu karakter bangsa, apa arti identitas nasional sebagai karakter
bangsa, unsur-unsur yang terkandung dalam identitas nasional,unsur-unsur pembentuk identitas
nasional, bentuk konkret dari identitas nasional , pentingnya identitas nasional, contoh dalam
kehidupan yang mencerminkan identitas nasional serta mengetahui tantangan identitas nasional
sebagai karakter bangsa.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Proses Berbangsa dan Bernegara

1. Asal-usul Bangsa Indonesia

Asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia Berasal dari Asia Tengah semenjak tahun
2000 SM sampai dengan tahun 500 SM (dari zaman baru Neolithikum hingga zaman
Perunggu) telah terjadi migrasi penduduk purba dari wilayah Yunan (cCina Selatan) ke
daerah-daerah di Asia bagian selatan termasuk daerah kepulauan Indonesia,karena
adanya suatu bencana alam hebat atau adanya perang antarsuku bangsa.Daerah kepulauan
Asia bagian selatan ini oleh seorang sejarawan asal Belanda,yaitu Von Heine Gedern
dinamai dengan sebutan Austronesia yang berarti pulau selatan (Austro= selatan Nesos =
pulau).Austronesia sendiri mencakup wilayah yang amat luas,meliputi pulau-pulau di
Malagasi atau Madagaskar (sebelah utara) hingga Selandia Baru (bagian selatan).

Migrasi tersebut membuat banyak manusia purba yang akhirnya mendiami pulau-
pulau yang terbentang dari Madagaskar (Afrika) sampai dengan Pulau Paskah (Cile). Hal
inilah yang akhirnya mengilhami pemikiran bahwa leluhur bangsa Indonesia berasal dari
Yunnan. Mereka yang melakukan migrasi dari Yunnan disebut sebagai bangsa Proto
Melayu atau Melayu Tua. Sayangnya, teori Yunan masih sangat lemah dan kurang
akurat. Hal itu disebabkan karena teori ini cuma berdasar pada bukti-bukti kesamaan
secara fisik, temuan benda-benda bersejarah yang mirip, serta kebudayaan megalitikum
saja. Karena teori Yunnan tidak begitu kuat, para ahli kemudian melakukan penelitian
dengan pendekatan lain. Teori lain mengenai asal-usul bangsa Indonesia bisa dilihat
dengan pendekatan kebahasaan atau linguistik.

Berdasarkan pendekatan kebahasaan, keseluruhan bahasa yang digunakan suku-suku


di Indonesia diketahui berasal dari rumpun Austronesia. Akar dari rumpun Austronesia
sendiri pada awalnya berasal dari Kepulauan Formosa (Taiwan) yang sudah berkembang
sejak 6.000 tahun yang lalu. Pada dasarnya, pendekatan kebahasaan ini menyatakan
bahwa asal-usul suatu bangsa dapat ditelusuri melalui pola penyebaran bahasanya.
Karena keseluruhan bahasa di Indonesia berasal dari Austronesia yang berkembang di
Taiwan, nenek moyang bangsa Indonesia pun kemungkinan besar berasal dari asal-usul
yang sama dengan bahasanya itu. Dari Taiwan, bangsa Austronesia kemudian melakukan
migrasi, menyebar ke Filipina, Indonesia, Madagaskar, hingga ke pulau-pulau kecil di
wilayah Pasifik. Pendekatan kebahasaan pun melahirkan teori yang dikenal sebagai Out
of Taiwan yang menyatakan bahwa asal-usul manusia Indonesia berasal dari Taiwan. Tak

3
berhenti di situ, para peneliti juga melakukan penelitian dengan pendekatan genetika
untuk mengetahui asal-usul bangsa Indonesia. Pendekatan genetika merupakan
penelusuran asal-usul manusia berdasarkan dengan penelitian kromosom maupun DNA-
nya.

Dari hasil penelitian 2018 terhadap 3.700 orang Indonesia dari 35 etnis berbeda,
terungkap bahwa orang-orang Indonesia memang memiliki kecocokan genetika dengan
bangsa Austronesia. Pada akhirnya, Teori Out of Taiwan lebih kuat karena disertai bukti-
bukti berupa kecocokan genetika yang dilakukan pada ribuan kromosom manusia modern
tersebut. Berdasarkan teori Out of Taiwan, migrasi leluhur dari Taiwan tiba lebih dulu di
Filipina bagian utara sekitar 4500 hingga 3000 SM. Migrasi tersebut terjadi diduga
bertujuan untuk memisahkan diri, mencari wilayah baru di selatan. Selanjutnya, sekitar
3500 hingga 2000 SM, manusia purba yang mendiami Filipina melakukan migrasi lagi
dengan tujuan Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku Utara. Kemudian terus menyebar ke
Jawa, Sumatra, Nusa Tenggara, Papua bagian Barat, Oseania, hingga mencapai
Melanesia di Pasifik. Namun ada pendapat lain mengenai asal-usul nenek moyang bangsa
Indonesia, salah satunya dikemukakan oleh Prof. Moh. Yamin. Dia beranggapan nenek
moyang bangsa Indonesia berasal dari wilayah Indonesia itu sendiri, bukan wilayah lain.
Pendapatnya itu didukung alasan bahwa fosil dan artefak lebih banyak dan lengkap
ditemukan di wilayah Indonesia dibandingkan dengan daerah lain di Asia. Misalnya
dengan penemuan manusia purba sejenis homo soloensis dan homo wajakensis.

Nenek moyang bangsa Indonesia secara langsung memperoleh sebutan Melayu


Indonesia dan sebutan Melayu Indonesia bagi orang-orang Austronesia secara umum
berlaku untuk semua dari mereka yang menetap diwilayah Nusantara,akan tetapi
berdasarkan waktu kedatangan ,serta daerah pertama kali ditempati bangsa Melayu
Indonesia ini dapat dibedakan menjadi tiga sub bangsa yang antara lain :

a. Bangsa Proto Melayu

Bangsa Proto Melayu adalah nenek moyang bangsa Indonesia yang merupakan
orang-orang Austronesia yang pertama kali dating ke nusantara pada gelombang pertama
(sekitartahun 1500 SM).Bangsa melayu memasuki wilayah Indonesia melalui dua
jalur,yaitu jalur Barat melalui Malaysia-Sumatera dan jalur Utara atau Timur melalui
Philipina_Sulawesi.Bangsa melayu tua ini dianggap memiliki kebudayaan yang lebih
maju dibandingkan manusia purba pada umumnya pada masa itu. Bangsa Melayu Tua
memiliki kebudayaan yang lebih tinggi dari pada manusia purba. Kebudayaan bangsa
Melayu Tua disebut kebudayaan batu baru atau neolithikum, yang pembuatannya sudah
dihaluskan.
Menurut penelitian Van Heekertn di Kalumpang ( Sulawesi Utara ) telah terjadi
perpaduan antara tradisi kapak persegi dan kapak lonjong yang dibawa oleh orang-orang
Austranesia yang datang dari arah utara atau melalui Filipina dan Sulawesi. Suku bangsa

4
Indonesia yang termasuk anak keturunan bangsa Proto Melayu adalah suku Dayak dan
Suku Toraja

Gambar 1.1 kapak persegi

Gambar 1.2 Suku Dayak

5
Gambar 1.3 Suku Toraja

b. Bangsa Deutro Melayu


Bangsa deutro melayu atau bangsa melayu muda adalah nenek moyang bangsa
Indonesia yang merupakan orang-orang Austronesia yang dating ke Nusantara pada
gelombang kedatangan kedua,yakni pada kurun waktu 300-400 SM.Bangsa melayu
muda berhasil melakukan asimiliasi dengan para pendahulunya yang tak lain adalah
bangsa tua (Proto Melayu). Deutro Melayu merupakan salah satu nenek moyang
bangsa Indonesia. Bangsa Deutro Melayu berasal dari dataran Dongson di Vietnam
Utara yang menyebar masuk ke IndonesiaBerdasarkan bukti sejarah yang ditemukan
diketahui bahwa bangsa DeutroMelayu masuk melalui jalur barat dimana rute yang
mereka tempuh dari Yunan,Vietnam,Malaysia,hingga pada akhirnya tiba di
Nusantara.
Kedatangan bangsa Deutro Melayu ke nusantara membawa perubahan penting
terhadap corak kehidupan penduduk asli. Kelompok Deutro Melayu memperkenalkan
cara bercocok tanam, memelihara hewan seperti kerbau, sapi, kuda, babi, dan lain-
lain untuk konsumsi dan binatang korban.Bangsa Deutro Melayu atau orang Dongson
memiliki kebudayaan yang ditandai oleh pengerjaan logam dengan sempurna.
Menurut ahli prasejarah Von Heine Geldern, kebudayaan Dongson berpusat di
Tongkin, yang kualitas barang-barang perunggu buatannya sudah tinggi.
Cara bertani bangsa Deutro Melayu masih sangat sederhana, yaitu dengan
membakar hutan. Tetapi, saat itu cara tersebut sudah dianggap sebagai kemajuan
yang luar biasa.Bangsa Deutro Melayu membabat hutan untuk mengolah lahan dan
membuat usaha irigasi tanah pertanian. Karena itu, bangsa Deutro Melayu mencari
daerah seperti Jawa dan pantai-pantai Sumatra untuk digarap seperti di daerah asal.
Selain Dongson, bangsa Melayu Muda ini berasal dari daerah Bacson-Hoabinh.
Wilayah ini juga terletak di pesisir Vietnam, di sekitar Teluk Tongkin.

6
Gambar 1.4 Peta Persebaran Ras Proto Melayu dan Ras Deutro Melayu.

c. Bangsa Primitif
Sebetulnya,sebelum kelompok bangsa Austronesia masuk ke wilayah
Nusantara,sudah ada beberapa kelompok manusia purba yang sudah lebih dahulu
menempati wilayah tersebut.Mereka adalah bangsa-bangsa primitif dengan budaya
yang sangat sederhana.Mereka diantaranya adalah manusia Pleistosin,suku
Wedoid,dan suku Negroid.Kehidupan manusia purba ini selalu berpindah tempat
dengan kemampuan yang sangat terbatas.Demikian juga dengan kebudayaannya
sehingga corak kehidupan manusia purba ini tidak dapat diikuti lagi,kecuali beberapa
aspek saja.Sisa-sisa suku Wedoid hingga kini masih ada dan dapat kita
temukan,Mereka hidup meramu dan mengumpulkan makanan dari hasil hutan dan
memiliki kebudayaan yang sangat sederhana.
Suku Sakai di Siak dan suku Kubu di perbatasan Jambi dan Palembang adalah
dua contoh peninggalan suku Wedoid dimasa kini.Suku Negroid di Indonesia sudah
tidak terdapat lagi sisa-sisa kehidupannya.Namun,dipedalaman Malayasia dan
Philipina keturunan suku ini masih ada suku Semang di Semenanjung Malaysia dan
suku Negrito di Philipna.

7
Gambar 1.5 Manusia Pleistosin

Gambar 1.6 Suku Wedoid

Gambar 1.7 Suku Negroid

8
Gambar 1.8 Suku Semang
2. Asal-usul Istilah Indonesia
Bangsa Indonesia pertama kali menggunakan nama Indonesia secara politik untuk
pertama kalinya digunakan oleh Perhimpunan Indonesia, yaitu organisasi yang didirikan
oleh pelajar-pelajar Indonesia di Negeri Belanda pada tahun 1908, yaitu organisasi
tersebut pertama kali bernama Indische Vereeniging yang kemudian nama itu diganti
menjadi Indonesische Vereeniging pada tahun 1922 dan selanjutnya pada tahun 1922
juga namanya diganti Perhimpunan Indonesia." Pada tahun 1928, Kongres Pemuda II di
Jakarta menggunakan istilah Indonesia dalam hubungan dengan persatuan bangsa yang
diselenggarakan pada tanggal 28 Oktober 1928 dengan menghasilkan Sumpah Pemuda
yang di dalamnya tercantum nama Indonesia. Istilah Indonesia secara resmi digunakan
sebagai nama negara kita pada tanggal 17 Agustus 1945 dengan Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia.

Adapun beberapa jenis pembagian ras di Indonesia, yaitu:

1. Ras Malayan-Mongoloid
Ras Malayan-Mongoloid biasanya terdapat di daerah Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara
Barat, Sulawesi dan Kalimantan.
Ciri utamanya bisa dilihat dari warna kulit yang kuning langsat dan kecokelatan serta bermata
besar.
2. Ras Melanesoid
Penduduk dengan ras Melanesoid biasanya tinggal di Papua, Maluku dan Nusa Tenggara
Timur. Ciri utamanya bisa dilihat dari kulit yang cenderung gelap dan memiliki rambut keriting.

9
3. Ras Asiatic Mongoloid
Penduduk dengan ras Asiatic Mongoloid berasal dari Cina, Jepang dan Korea. Ciri
utamanya adalah kulit berwarna kuning dan mata yang sipit.
4. Ras Kaukasoid
Ras Kaukasoid berasal dari India, Eropa, Australia dan Amerika Serikat. Ciri utamanya
adalah ras warna kulit agak kuning atau putih dan memiliki hidung mancung.
Penyebab Keberagaman Ras
1. Letak Indonesia tergolong strategis
Indonesia memiliki letak yang strategis sehingga orang mudah untuk berkunjung baik
berwisata maupun berdagang di Indonesia.
Tidak hanya itu saja, ada banyak pendatang untuk tinggal dan menetap di Indonesia
sehingga akan memunculkan berbagai ras di Indonesia.
2. Sikap masyarakat dalam menghadapi perubahan
Masyarakat yang setuju dengan adanya perubahan, akan tinggal dengan orang yang berbagai
macam dari ras berbeda.
Namun sebaliknya, bagi orang yang enggak mau tinggal dengan orang yang berbeda ras,
mereka akan tetap sama dengan budayanya sendiri.
3. Kondisi alam
Faktor kondisi alam juga dapat berpengaruh pada keberagaman ras di Indonesia Kondisi
alam berupa tempat tinggal, kawasan perkotaan, pedesaan dan tempat lainnya.
Tidak hanya itu saja, keberagaman ras juga berpengaruh pada mata pencaharian,
kebudayaan dan sebagainya.

4. Luas wilayah dan negara yang berbentuk kepulauan

Ada dua hal yang dapat berpengaruh pada keberagaman ras di Indonesia. Hal ini dikarenakan
Indonesia yang memiliki luas wilayah yang besar dan berbentuk kepulauan.

Hal inilah yang dapat mendukung adanya berbagai macam keberagaman ras di Indonesia.

Itulah pembahasan tentang macam-macam ras serta penyebab adanya keberagaman ras di
Indonesia.

10
B. Indentitas Nasional

1. Pengertian Indentitas Nasional

Istilah identitas nasional (national identity) berasal dari kata identitas dan
nasional. Identitas (identity) secara harfiah berarti ciri-ciri, tanda tanda, atau jati diri yang
melekat pada seseorang atau sesuatu yang membedakannya dengan yang lain,"
sedangkan kata nasional (national) merupakan identitas yang melekat pada kelompok-
kelompok yang lebih besar yang diikat oleh kesamaan-kesamaan, baik fisik seperti
budaya, agama, bahasa maupun non fisik seperti keinginan, cita-cita dan tujuan. Istilah
identitas nasional atau identitas bangsa melahirkan tindakan kelompok (collective action
yang diberi atribut nasional) yang diwujudkan dalam bentuk-bentuk organisasi atau
pergerakan-pergerakan yang diberi atribut-atribut nasional. Menurut Chamim, identitas
nasional dapat diartikan sebagai "jati diri nasional" atau "kepribadian nasional",
sedangkan menurut Kaelan, istilah identitas nasional secara terminologis adalah suatu ciri
yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut
dengan bangsa lain. Selanjutnya, menurut Kaelan bahwa, identitas nasional pada
hakikatnya adalah manisfestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam
aspek kehidupan satu bangsa (nation) dengan ciri-ciri khas, dan dengan ciri-ciri yang
khas tadi suatu bangsa berbeda dengan bangsa lain dalam kehidupannya. Nilai-nilai
budaya yang berada dalam sebagian besar masyarakat dalam suatu negara dan tercermin
di dalam identitas nasional, bukanlah barang jadi yang sudah selesai dalam kebekuan
normatif dan dogmatis, melainkan sesuatu yang terbuka yang cenderung terus menerus
berkembang karena hasrat menuju kemajuan yang dimiliki oleh masyarakat
pendukungnya. Implikasinya adalah bahwa identitas nasional merupakan sesuatu yang
terbuka untuk diberi makna baru agar tetap relevan dan fungsional dalam kondisi aktual
yang berkembang dalam masyarakat.

Dalam konteks Indonesia, menurut Ganeswara, bahwa identitas nasional


merupakan manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam berbagai
aspek kehidupan dari ratusan suku yang "dihimpun" dalam satu kesatuan Indonesia
menjadi kebudayaan nasional dengan acuan Pancasila dan roh "Bhinneka Tunggal Ika"
sebagai dasar dan arah pengembangannya. Pendapat senada tentang identitas nasional
dikemukakan oleh Abidin, bahwa identitas nasional dapat diartikan sebagai jati diri
nasional atau kepribadian nasional. Identitas bangsa yang satu dengan yang lainnya tentu
saja berbeda, hal ini disebabkan oleh perbedaan latar belakang sejarah, kebudayaan,
maupun geografi. Identitas nasional terbentuk, karena rakyat Indonesia memiliki
pengalaman sejarah dan penderitaan yang sama. Pada masa sebelum kemerdekaan,
bangsa Indonesia memiliki pengalaman yang sama dalam mengusir penjajah yang
membutuhkan pengorbanan saja harta dan nyawa, namun juga kehilangan sanak saudara
yang dicintai. Perjuangan yang sama dalam mengusir penjajah inilah yang meleburkan
perbedaan agama, suku, bahasa daerah, dan sebagainya. Perasaan senasib ini mendorong
tumbuhnya kesadaran bahwa kita memang memiliki banyak perbedaan, tetapi perbedaan
tidak dapat menutup kenyataan, bahwa memiliki kesamaan sejarah dalam melawan
penjajah. Pengalaman sejarah inilah yang dapat menumbuhkan kesadaran kebangsaan
kemudian melahirkan identitas nasional. Namun demikian, globalisasi yang

11
"menyatukan" dunia membawa dampak yang cukup serius, misalnya menurunnya
semangat kebangsaan dan kecintaan terhadap tanah air yang ditunjukkan oleh gejala,
seperti kenakalan remaja yang membabi buta, korupsi, kolusi dan nepotisme yang
dilakukan oleh penyelenggara negara, bahkan perilaku generasi muda yang lebih
mengikuti budaya dari negara lain yang terkadang bertentangan dengan nilai-nilai
Pancasila.

2. Unsur-unsur Identitas Nasional

Menurut Ubaedillah, secara umum terdapat beberapa unsur yang menjadi komponen
identitas nasional, di antaranya:

a. Pola Perilaku, adalah gambaran pola perilaku yang terwujud dalam kehidupan
sehari-hari, misalnya adat istiadat, budaya dan kebiasaan, ramah tamah, hormat
kepada orangtua, dan gotong-royong merupakan salah satu identitas nasional yang
bersumber dari adat istiadat dan budaya.

b. Lambang-lambang, adalah sesuatu yang menggambarkan tujuan dan fungsi


negara. Lambang ini biasanya dinyatakan dalam undang undang, misalnya
bendera, bahasa dan lagu kebangsaan.

c. Alat-alat perlengkapan, adalah sejumlah perangkat atau alat-alat perlengkapan


yang digunakan untuk mencapai tujuan yang berupa bangunan, peralatan dan
teknologi, misalnya bangunan candi, masjid, gereja, pakaian adat, teknologi
bercocok tanam, dan teknologi, seperti kapal laut, pesawat terbang, dan lainnya.

d. Tujuan yang ingin dicapai, yang bersumber dari tujuan yang bersifat dinamis dan
tidak tetap, seperti budaya unggul, prestasi dalam bidang tertentu.

Indonesia sebagai sebuah bangsa yang mendiami suatu negara, tujuan bersama
bangsa Indonesia telah tertuang dalam pembukaan UUD 1945, yakni kecerdasan dan
kesejahteraan bersama bangsa Indonesia. Selain itu, terdapat bermacam bentuk identitas
nasional Indonesia yang menurut Winarno, yaitu :

a. Bahasa nasional atau bahasa persatuan, yaitu bahasa Indonesia.

b. Bendera negara, yaitu Sang Merah Putih.

c. Lagu kebangsaan, yaitu Indonesia Raya.

d. Lambang negara, yaitu Garuda Pancasila.

e. Semboyan negara, yaitu Bhinneka Tunggal Ika.

f. Dasar falsafah negara, yaitu Pancasila.

12
g. Konstitusi (Hukum dasar) negara, yaitu UUD 1945.

h. Bentuk negara kesatuan Republik Indonesia.

i. Konsepsi Wawasan Nusantara.

j. Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai kebudayaan nasional.

Keberagaman macam identitas nasional bangsa Indonesia harus disikapi dengan


bijaksana, mengingat keragaman ini merupakan karunia Tuhan yang tak terhingga
nilainya. Tanpa kemampuan menghargai perbedaan, maka tidak menutup kemungkinan
bangsa Indonesia suatu saat hanya tinggal kenangan. Bangsa Indonesia memiliki lebih
dari 1.128 suku bangsa dengan perbedaan suku, agama, ras, dan golongan dapat memicu
konflik horizontal. Adapun penyebab konflik menurut Abidin, sebagai berikut :

a. Perbedaan individu, meliputi perbedaan pendirian dan perasaan.

b. Perbedaan latar belakang kebudayaan, sehingga membentuk pribadi-pribadi yang


berbeda

c. Perbedaan kepentingan antara individu dengan kelompok.

d. Perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.

Berdasarkan penyebab konflik tersebut, kiranya perlu suatu usaha keras dari setiap
individu bangsa Indonesia dalam menyikapi keragaman berbagai aspek, sehingga mampu
hidup secara berdampingan tanpa kehilangan jati diri sebagai individu dalam rangka
mewujudkan kepentingan nasional. Bhinneka Tunggal Ika adalah semboyan yang
mengungkapkan persatuan dan kesatuan yang berasal dari kemajemukan. Seluruh
komponen bangsa Indonesia harus berpedoman pada Pancasila, membiasakan bersahabat
dan gotong-royong, serta mengembangkan sikap saling menghormati dalam kehidupan
sehari-hari.

3. Faktor-faktor Pembentuk Identitas Nasional

Proses pembentukan bangsa negara membutuhkan identitas-identitas untuk


menyatukan masyarakat bangsa yang bersangkutan. Faktor-faktor yang diperkirakan
menjadi identitas bersama suatu bangsa menurut Ramlan Surbakti meliputi:

a. Primordial

Faktor-faktor primordial ini meliputi: kekerabatan (darah dan keluarga), kesamaan


suku bangsa, daerah asal (home land), bahasa dan adat istiadat. Faktor primodial
merupakan identitas yang khas untuk menyatukan masyarakat Indonesia sehingga mereka
dapat membentuk bangsa negara.

13
b. Sakral

Faktor sakral dapat berupa kesamaan agama yang dipeluk masyarakat atau ideologi
doktriner yang diakui oleh masyarakat yang bersangkutan. Agama dan ideologi
merupakan faktor sakral yang dapat membentuk bangsa negara. Faktor sakral ikut
menyumbang terbentuknya satu nasionalitas baru. Negara Indonesia diikat oleh kesamaan
ideologi Pancasila.

c. Tokoh

Kepemimpinan dari para tokoh yang disegani dan dihormati oleh masyarakat
dapat pula menjadi faktor yang menyatukan bangsa negara. Pemimpin di beberapa negara
dianggap sebagai penyambung lidah rakyat, pemersatu rakyat dan simbol pemersatu
bangsa yang bersangkutan. Contohnya Soekarno di Indonesia, Nelson Mandela di Afrika
Selatan, Mahatma Gandhi di India, dan Tito di Yugoslavia.

d. Kesediaan Bersatu dalam Perbedaan

Prinsip kesediaan warga bangsa bersatu dalam perbedaan (unity in deversity).


Yang disebut bersatu dalam perbedaan adalah kesediaan warga bangsa untuk setia pada
lembaga yang disebut negara dan pemerintahnya tanpa menghilangkan keterikatannya
pada suku bangsa, adat, ras, agamanya. Sesungguhnya warga bangsa memiliki kesetiaan
ganda (multiloyalities). Warga setia pada identitas primordialnya dan warga juga
memiliki kesetiaan pada pemerintah dan negara, namun mereka menunjukkan kesetiaan
yang lebih besar pada kebersamaan yang terwujud dalam bangsa negara di bawah satu
pemerintah yang sah. Mereka sepakat untuk hidup bersama di bawah satu bangsa
meskipun berbeda latar belakang. Oleh karena itu, setiap warga negara perlu memiliki
kesadaran akan arti pentingnya penghargaan terhadap suatu identitas bersama yang
tujuannya adalah menegakkan Bhinneka Tunggal Ika atau kesatuan dalam perbedaan
(unity in deversity) suatu solidaritas yang didasarkan pada kesantunan (civility).

e. Sejarah

Persepsi yang sama di antara warga masyarakat tentang sejarah mereka dapat
menyatukan diri dalam satu bangsa. Persepsi yang sama tentang pengalaman masa lalu,
seperti sama-sama menderita karena penjajahan, tidak hanya melahirkan solidaritas tetapi
juga melahirkan tekad dan tujuan sama antaranggota masyarakat itu.

f. Perkembangan Ekonomi

Perkembangan ekonomi (industrialisasi) akan melahirkan spesialisasi pekerjaan


profesi sesuai dengan aneka keburuhan masyarakat. Semakin tinggi mutu dan variasi
kebutuhan masyarakat, semakin saling tergantung di antara jenis pekerjaan. Setiap orang
akan saling bergantung dalam memenuhi kebutuhan hidup. Semakin kuat saling
ketergantungan anggota masyarakat karena perkembangan ekonomi, akan semakin besar
solidaritas dan persatuan dalam masyarakat. Solidaritas yang terjadi karena

14
perkembangan ekonomi oleh Emile Durkheim disebut Solidaritas Organis Faktor ini
berlaku di masyarakat industri maju seperti Amerika Utara dan Eropa Barat.

g. Kelembagaan

Lembaga-lembaga pemerintahan dan politik. Lembaga-lembaga itu seperti


birokrasi, angkatan bersenjata, pengadilan, dan partai politik. Lembaga-lembaga itu
melayani dan mempertemukan warga tanpa membeda-bedakan asal-usul dan
golongannya dalam masyarakat. Kerja dan perilaku lembaga politik dapat
mempersatukan orang sebagai satu bangsa.Pendapat lain dikemukakan Kaelan, bahwa
identitas nasional terbentuk karena dua faktor, yaitu :

1) faktor objektif, seperti geografis, ekologis, demografis.

2) faktor subjektif, seperti historis, sosial, politik, dan kebudayaan yang dimiliki
bangsa Indonesia.

Kondisi geografis-ekologis yang membentuk Indonesia sebagai daerah kepulauan


yang beriklim tropis dan terletak di persimpangan jalan komunikasi antarwilayah dunia di
Asia Tenggara ikut memengaruhi perkembangan kehidupan demografis, ekonomis, sosial
dan kultural bangsa Indonesia. Faktor penting lainnya yang mendorong tumbuhnya
kesadaran kebangsaan di Indonesia adalah digunakannya bahasa Melayu sebagai bahasa
kebangsaan. Pencarian identitas nasional bangsa Indonesia pada dasarnya melekat erat
dengan perjuangan masyarakat dan bangsa Indonesia untuk membangun konsep
"Indonesia" sebagai atribut terbentuknya masyarakat dan bangsa yang baru Indonesia
modern. Identitas nasional berkaitan erat dengan dimensi sosial, ekonomi maupun politik.
Oleh karena identitas nasional berkaitan erat dengan dimensi sosial, ekonomi maupun
politik, maka menjadi tugas pemerintah untuk melakukan pembangunan pada tiga aspek
ini guna tetap kuatnya "rasa" memiliki suatu identitas bersama dalam suatu bangsa dan
negara. Tanpa adanya pembangunan yang adil dan merata bagi semua manusia
pendukung negara dan bangsa maka tidaklah mustahil rasa kebangsaan akan pudar dalam
sanubari individu warga bangsa dan negara.

Dalam konteks lahirnya identitas nasional Indonesia dibangun oleh berbagai


kesamaan seperti perasaan senasib dan sependeritaan mengusir penjajah, kesamaan
geografis dan kesamaan agama pada mayoritas warga negara. Sebagaimana pendapat
Surbakti di atas, faktor tokoh, seperti Soekarno menjadikan ikatan bagi bangsa Indonesia
saat itu bahwa mereka memiliki identitas yang sama, begitu pula dengan sesanti
Bhinneka Tunggal Ika telah terbukti kuat mempersatukan bangsa Indonesia hingga kini.
Namun demikian, perasaan senasib, kesamaan agama, suku, dan sejarah serta tokoh yang
dianggap berwibawa saat perjuangan melawan penjajah dan masa awal kemerdekaan
kiranya perlu direaktualisasikan saat ini dengan kebijakan pembangunan yang
berkeadilan dan tidak diskriminatif.

4. Indentitas Nasional Indonesia Sebagai Karakteristik Bangsa

15
Identitas nasional merupakan sesuatu yang ditransmisikan dari masa lalu dan
dirasakan sebagai pemilikan bersama, sehingga tampak kelihatan di dalam keseharian
tingkah laku seseorang dalam komunitasnya. Identitas nasional merujuk pada identitas-
identitas yang sifatnya nasional. Identitas nasional bersifat buatan dan sekunder. Bersifat
buatan oleh karena identitas nasional itu dibuat, dibentuk dan disepakati oleh warga
bangsa sebagai identitasnya setelah mereka bernegara. Bersifat sekunder oleh karena
identitas nasional lahir belakangan dibandingkan dengan identitas kesukubangsaan yang
memang telah dimiliki warga bangsa itu secara askriptif. Jauh sebelum mereka memiliki
identitas nasional itu, warga bangsa telah memiliki identitas primer yaitu identitas
kesukubangsaan.

Proses pembentukan identitas nasional umumnya membutuhkan waktu perjuangan


panjang di antara warga bangsa-negara yang bersangkutan. Hal ini disebabkan identitas
nasional adalah hasil kesepakatan masyarakat bangsa itu. Dapat terjadi sekelompok
warga bangsa tidak setuju degan identitas nasional yang hendak diajukan oleh kelompok
bangsa lainnya. Setiap kelompok bangsa di dalam negara, umumnya menginginkan
identitasnya dijadikan atau diangkat sebagai identitas nasional yang tentu saja belum
tentu diterima oleh kelompok bangsa lain. Inilah yang menyebabkan sebuah negara-
bangsa yang baru merdeka mengalami pertikaian intern yang berlarut-larut demi untuk
saling mengangkat identitas kesukubangsaan menjadi identitas nasional. Setelah bangsa
Indonesia bernegara, mulai dibentuk dan disepakati apa-apa yang dapat menjadi identitas
nasional Indonesia. Bisa dikatakan bangsa Indonesia relatif berhasil dalam membentuk
identitas nasionalnya kecuali pada saat proses pembentukan ideologi Pancasila sebagai
identitas nasional yang membutuhkan perjuangan dan pengorbanan di antara warga
bangsa. Beberapa bentuk identitas nasional Indonesia, adalah sebagai berikut.

a. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional atau bahasa persatuan Bahasa


Indonesia berawal dari rumpun bahasa Melayu yang ergunakan sebagai bahasa
pergaulan yang kemudian diangkat sebagai bahasa persatuan pada tanggal 28
Oktober 1928. Bangsa Indonesia sepakat bahwa bahasa Indonesia merupakan
bahasa nasional sekaligus sebagai identitas nasional Indonesia.

b. Sang merah putih sebagai bendera negara. Warna merah berarti berani dan putih
berarti suci. Lambang merah putih sudah dikenal pada masa kerajaan di Indonesia
yang kemudian diangkat sebagai bendera negara. Bendera merah putih dikibarkan
pertama kali pada tanggal 17 Agustus 1945, namun telah ditunjukkan pada
peristiwa Sumpah Pemuda.

c. Indonesia Raya sebagai lagu kebangsaan Indonesia. Lagu Indonesia Raya pertama
kali dinyanyikan pada tanggal 28 Oktober 1928 dalam Kongres Pemuda II.

d. Burung Garuda yang merupakan burung khas Indonesia dijadikan sebagai


lambang negara.

16
e. Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan negara yang berarti berbeda beda tetapi
satu jua. Menunjukkan kenyataan bahwa bangsa kita heterogen, namun tetap
berkeinginan untuk menjadi satu bangsa, yaitu bangsa Indonesia.

f. Pancasila sebagai dasar falsafat negara yang berisi lima dasar yang dijadikan
sebagai dasar filsafat dan ideologi Negara Indonesia. Pancasila merupakan
identitas nasional yang berkedudukan sebagai dasar negara dan pandangan hidup
(ideologi) bangsa.

g. UUD 1945 sebagai konstitusi (hukum dasar) negara. UUD 1945 merupakan
hukum dasar tertulis yang menduduki tingkatan tertinggi dalam tata urutan
peraturan perundangan dan dijadikan sebagai pedoman penyelenggaraan
bernegara.

h. Bentuk negara adalah Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat


Bentuk negara adalah kesatuan, sedang bentuk pemerintahan adalah republik.
Sistem politik yang digunakan adalah sistem demokrasi (kedaulatan rakyat). Saat
ini identitas negara kesatuan disepakati untuk tidak dilakukan perubahan.

i. Konsepsi wawasan nusantara sebagai cara pandang bangsa Indonesia mengenai


diri dan lingkungan yang serba beragam dan memiliki nilai strategis dengan
mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa, serta kesatuan wilayah dalam
penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara untuk
mencapai tujuan nasional.

j. Kebudayaan sebagai puncak-puncak dari kebudayaan daerah. Kebudayaan daerah


diterima sebagai kebudayaan nasional. Berbagai kebudayaan dari kelompok-
kelompok bangsa di Indonesia yang memiliki cita rasa tinggi, dapat dinikmati dan
diterima oleh masyarakat luas sebagai kebudayaan nasional.

Tumbuh dan disepakatinya beberapa identitas nasional Indonesia itu


sesungguhnya telah diawali dengan adanya kesadaran politik bangsa Indonesia sebelum
bernegara. Hal demikian sesuai dengan ciri dari pembentukan negara-negara model
mutakhir. Kesadaran politik itu adalah tumbuhnya semangat nasionalisme (semangat
kebangsaan) sebagai gerakan menentang penjajahan dan mewujudkan Negara Indonesia.
Dengan demikian, nasionalisme yang tumbuh kuat dalam diri bangsa Indonesia turut
mempermudah terbentuknya identitas nasional Indonesia.

17
18
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Identitas nasional adalah kepribadian nasional atau jati diri nasional yang dimiliki suatu
bangsa yang membedakan bangsa satu dengan bangsa yang lainnya. Identitas nasional dalam
kosteks bangsa cenderung mengecu pada kebudayaan, adat istiadat, serta karakter khas suatu
negara. Istilah Indonesia berasal dari kata indus yang berarti hindia dan kata nesos yang berarti
pulau, berarti kata Indonesia ialah pulau-pulau Hindia.Yang mana terdapat tiga sub nenek
moyang bangsa indonesia antara lain : bangsa proto melayu, bangsa deutro melayu, bangsa
primitif. Serta terdapat unsur-unsur pembentuk identitas nasional diantaranya : pola perilaku,
lambing-lambang, alat-alat perlengkapan, serta tujuan yang ingin dicapai. Tujuan Bersama
bangsa Indonesia telah tertuang dalam pembukaan UUD 1945. Sementara faktor-faktor
pembentuk identitas nasional terdiri dari : Primordial, Sakral, Tokoh, Kesediaan Bersatu dalam
Perbedaan, Sejarah, Perkembangan Ekonomi, Kelembagaan. Sedangkan identitas nasional dalam
konteks negara tercermin dalam simbol-simbol kenegaraan seperti:

1. Bahasa Nasional atau Bahasa Persatuan yaitu Bahasa Indonesia.


2. Bendera negara yaitu Sang Merah Putih.
3. Lagu Kebangsaan yaitu Indonesia Raya.
4. Lambang Negara yaitu Pancasila.
5. Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika.
6. Dasar Falsafah negara yaitu Pancasila.
7. Konstitusi (Hukum Dasar) negara yaitu UUD 1945.
8. Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat.
9. Konsepsi Wawasan Nusantara.
10. Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai Kebudayaan Nasional

Penerapan tentang identitas nasional harus tercermin pada pola pikir, pola sikap, dan pola
tindak yang senantiasa mendahulukan kepentingan bangsa dan negara dari pada kepentingan
pribadi atau kelompok. Dengan kata lain, identitas nasional menjadi pola yang mendasari cara
berpikir, bersikap, dan bertindak dalam rangka menghadapi berbagai masalah menyangkut
kehidupan bermayarakat, berbangsa dan bernegara.

B. SARAN

Demikianlah makalah ini kami susun, semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.
saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan untuk menyempurnakan makalah kami
ini.

19
DAFTAR PUSTAKA

Sumber: https://mediaindonesia.com/humaniora/403046/tiga-teori-asal-usul-nenek-moyang-
indonesia

https://rajinlah.id/963-ciri-ciri-kebudayaan-dan-peninggalan-bangsa-proto-melayu-dan-deutro-
melayu/

https://www.asaldansejarah45.com/2020/11/lengkap-migrasi-dan-penyebaran-ras-asal.html

Baca artikel detikedu, "Jalur Barat Bangsa Deutro Melayu ke Indonesia, Ini Wilayahnya"
selengkapnya https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5736697/jalur-barat-bangsa-deutro-melayu-ke-
indonesia-ini-wilayahnya.

https://www.jurnalponsel.com/kapak-persegi/
https://www.inews.id/travel/destinasi/terungkap-ini-dia-kesaktian-suku-dayak-yang-paling-
menakutkan-selain-mandau

http://www.guruips.com/2016/05/zaman-pleistosen-dan-holosen.html

https://zonapenemuan.blogspot.com/2020/01/ciri-ciri-ras-veddoid.html

https://www.sosial79.com/2021/02/pengertian-ras-negroid-sejarah.html

https://en.wikipedia.org/wiki/Semang

20
Lampiran

Nama : Ragil Putri Larasati.

Alamat : Ds Krandegan, Kec Ngrambe, Kab.Ngawi.

Hobi : Mendengarkan musik.

Nama : Via Avelia S.N.

Alamat : Ds. Tempuran,Kec.Paron,Kab.Ngawi.

21
Hobi : Travelling

Nama : Andi Saputro.

Alamat : Dsn. Kesongo, Ds. Kedungputri, Kec. Paron, Kab. Ngawi

Hobi : Game

Nama : Yusmaniar Afifah Nur

Alamat : Dsn. Tawun I, Kec. Kasreman, Kab. Ngawi

Hobi : Cooking, Olahraga

22
Nama : Silvi Arista A.P

Alamat : Ds. Girikerto, Kec. Sine, Kab. Ngawi.

Hobi : Menyanyi

23

Anda mungkin juga menyukai