Anda di halaman 1dari 16

KARYA WISATA BLITAR RAYA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Bahasa Indonesia Sebagai Persyaratan


Mengikuti Ujian dan Untuk Menggambarkan Objek Wisata Di Blitar.

KELAS VIII G

Disusun Oleh:

1. Amanda Rahma Monica Putri (06)


2. Pingky Fitri Azahra (29)
3. Salma Mujia Perdana (31)

UPT SMP NEGERI 01 SUTOJAYAN


TAHUN AJARAN 2022/2023
Disetujui Oleh:

PEMBIMBING I PEMBIMBING II

Umi Afifah,S.Pd Drs. Heni Priyanto


NIP. NIP.

KEPALA SEKOLAH
UPT SMP NEGERI 01 SUTOJAYAN

Drs. Bahrudin, M.M

NIP. 19630726 198412 1 002


DAFTAR ISI

Halaman
Lembar Pengesahan..................................................................................... 1
Kata Pengantar............................................................................................. 2
Daftar Isi....................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................... 1
1.2 Tujuan Pembahasan.......................................................................... 1
1.3 Lingkup Masalah................................................................................ 1
1.4 Anggapan Dasar.................................................................................. 2
1.5 Sumber Data........................................................................................ 2
BAB II ANALISIS PEMBAHASAN........................................................... 3
2.1 Rangkuman dari Blitar Raya............................................................... 3
2.2 Obyek Wisata Di Blitar Raya.............................................................. 3
2.2.1 Sirah Kencong........................................................................... 4
2.2.2 Museum Penataran.................................................................... 4
2.2.3 Candi Penataran......................................................................... 5
2.2.4 Istana Gebang............................................................................ 5
BAB III PENUTUP.........................................................................................6
3.1 Simpulan........................................................................................ 7
3.2 Saran.............................................................................................. 7
Daftar Pustaka................................................................................................ 8
Lampiran......................................................................................................... 8
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
bantuan-Nya sehingga karya tulis yang kami buat ini bisa diselesaikan dengan
baik. Di dalam karya tulis ini terdapat banyak pengetahuan tentang banyak hal-hal
yang bisa kita pelajari Di Blitar.

Hasil dari laporan ini juga berkat dari bantuan,dukungan,dan arahan dari
orang –orang di sekitar kami. Maka kami ucapkan terimakasih khususnya pada
seluruh pihak sekolah SMP NEGERI 01 SUTOJAYAN yang sudah memberikan
kesempatan untuk melakukan karya wisata ke Blitar Raya, para guruyang sudah
membimbing ,dan semua pihak yang terlibat.

Mohon maaf jika masih ada banyak kekurangan pada karya tulis yang kami
buat ini. Namun besar harapan kami, agar karya tulis ini dapat memberikan
dampak positif bagi pembaca untuk memiliki pola pikir yang terbuka atas
kebudayaan Di Blitar dan cinta terhadap sejarah yang ada Di Blitar. Akhir kata
kami ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dan terlibat. Semoga karya tulis ini dapat beguna di kemudian hari.
BAB I
PENDAHULUAN

Pendahuluan dalam karya tulis ini meliputi (1) latar belakang, (2) rumusan
masalah, (3) tujuan pembahasan, (4) lingkup masalah, (5) anggapan dasar, dan (6)
sumber data. Paparan bagian-bagian tersebut diuraikan sebagai berikut:

1.1 Latar Belakang


Indonesia adalah bangsa yang pernah dijajah selama lebih dari 3 abad
karena keberagaman yang dimiliki oleh Indonesia sangatlah banyak. Sehingga
dengan penjajahan yang terjadi dimasa dahulu Indonesia menyimpan banyak
sejarah nasional yang tidak dimiliki oleh negara lain. Selain menyimpan
banyak sejarah Indonesia juga menyimpan banyak tempat-tempat bersejarah
yang dapat dipelajari. Selain itu Indonesia juga banyak menyimpan keindahan,
oleh karena itu Indonesia disebut dengan julukan “zambrut khatulistiwa”.

Salah satu wilayah yang menyimpan banyak tempat-tempat bersejarah


dan objek wisata alam adalah Blitar.Blitar merupakan kota terkecil kedua Di
Jawa Timur setelah Kota Mojokerto,Blitar memiliki luas sekitar 32 km 2.
Dengan luas daerah yang tidak begitu besar Blitar mampu mengolah tempat-
tempat bersejarah menjadi wisata edukasi yang menarik untuk dipelajari dan
mampu melestarikan keindahan alam untuk objek wisata.

Indonesia memiliki keragaman yang memberikan ciri khas dan


keunikan masing-masing. Akan tetapi para remaja saat ini memilih untuk
mempelajari budaya asing dan justru masyarakat asing yang lebih kagum dan
tertarik untuk mempelajarinya.

Dengan adanya permasalahan diatas, maka perlu diambil tindakan


untuk tetap melestarikan budaya dan mempelajari budaya Indonesia. Salah
satu cara yang bisa dilakukan adalah melakukan karya wisata ke Blitar agar
siswa lebih mengenal kebudayaan lokal,sejarah dan keberagaman lain yang
Indonesia miliki. Oleh sebab itu, dalam karya tulis “KARYA WISATA
BLITAR RAYA” akan dibahas gambaran objek wisata yang ada di Blitar
sehingga dengan adanya karya wisata ini diharapkan dapat meningkatkan rasa
cinta tanah air Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam karya tulis yang berjudul “Karya Wisata Blitar
Raya”, meliputi:
1. Apakah tujuan di adakan karya wisata ke Blitar Raya?
2. Bagaimana keindahan dan objek wisata edukasi yang ditawarkan?

1.3 Tujuan Pembahasan


Adapun tujuan pembahasan dari karya tulis ini adalah:
1. Untuk membuktikan kebenaran informasi tentang Blitar.
2. Untuk mengetahui objek wisata apa saja yang terdapat pada wilayah Blitar
Raya.

1.4 Lingkup Masalah


Karena luas wilayah Blitar tidak terlalu besar dan tempat-tempat
wisata yang dikunjungi tidak terlalu banyak maka penyusun membatasi
lingkup permasalahan yang akan dibahas.Sehingga yang akan dibahas adalah
objek-objek yang dikunjungi saja.

1.5 Anggapan Dasar


Dalam karya tulis ini digunakan anggapan dasar berikut:
1. Blitar Raya memiiki banyak wisata edukasi.
2. Blitar Raya memiliki beberapa tempat wisata yang meyuguhkan
keindahan.
3. Kecintaan remaja akan budaya lokal mulai memudar.

1.6 Sumber Data


Untuk menyusun karya tulis ini, penyusun meggunakan car-cara sebagai
berikut:
a. Observasi, yaitu berkunjung dan mengamati objek-objek wisata secara
langsung.
b. Study pustaka, yaitu mencari sumber-sumber data yang berhubungan
dengan objek-objek wisata yang akan dibahas.

BAB II
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Analisis dan pembahasan dalam karya tulis ini meliputi (1)


Rangkuman dari Blitar Raya, (2) Objek Wisata di Blitar Raya. Paparan
bagian-bagian tersebut diuraikan sebagai berikut.

2.1 Rangkuman dari Blitar Raya


Kota Blitar yang juga dikenal dengan sebutan Kota Patria , Kota
Lahar dan Kota Proklamator secara legal-formal didirikan pada tanggal 1
April 1906. Dalam perkembangannya kemudian momentum tersebut
ditetapkan sebagai Hari Jadi kota Blitar. Walaupun status pemerintahannya
adalah Pemerintah Kota, tidak serta-merta menjadikan mekanisme
kehidupan masyarakatnya seperti yang terjadi dikota -kota besar. Memang
ukurannya pun tidak mencerminkan sebuah kota yang cukup luas. Level
yang dicapai kota Blitar adalah sebuah kota yang masih tergolong antara
klasifikasi kota kecil dan kota besar. Secara faktual sudah bukan kota kecil
lagi, tetapi juga belum menjadi kota besar.

Kota Blitar juga merupakan salah satu tempat bersejarah bagi Bangsa
diserukan kemerdekaan Indonesia yang diikuti dengan pengibaran Sang
Merah Putih yang kemudian berujung pada Pemberontakan PETA oleh
Sudanco Supriyadi.
Oleh karena itu Blitar menyimpan banyak objek wisata sejarah dan
objek wisata alam yang dapat dipelajari. Selain itu Blitar juga memiliki
beberapa tradisi, diantaranya:
a. Siraman Gong Kyai Pradah, dilaksanakan pada peringatan Maulid
Nabi Muhammad SAW di Kelurahan Kalipang Kecamatan
Sutojayan.
b. Larung Sesaji, dilaksakan pada 1 Muharam di Pantai Tambakarejo
setiap peringatan hari jadi Kabupaten Blitar.
Dan masih banyak lagi.
Di Blitar juga terdapat pagelaran seni,seperti:
a. Pagelaran nusik keroncong,karawitan,wayang kulit.
b. Pagelaran Sendra Tari, Kawasan Candi Penataran.
c. Pagelaran Seruling Penataran, Kawasan Candi Penataran.
Dan masih banyak lagi.

Blitar juga memiliki beberapa objek wisata alam, diantaranya adalah


Pantai Tambakrejo, Pantai Serang, Pantai Jolosutro, Petilasan Telaga
Rambut Monte, Sirah Kencong, Hutan Pinus Loji,dan masih banyak lagi.
Selain itu Blitar mempunyai objek wisata sejarah yaitu Candi Penataran,
Museum Penataran, Candi Simping, Monumen Trisula, Istana Gebang,
Makam Bung Karno, dan lain-lain.
Dengan banyaknya objek wisata dan keanekaragam budaya di
Blitar, seharusnya kita dapat mempelajari serta melestarikannya sehingga
dapat bermanfaat bagi seluruh lapisan masyarakat.

2.2 Objek Wisata di Blitar

2.2.1 Sirah Kencong


Perkebunan Teh Sirah Kencong berada di Ds. Ngadirenggo Kec.
Wlingi, Kab. Blitar . Pada perkebunan tersebut terdapat pabrik teh,dimana pabrik
tersebut adalah pabrik teh peninggalan Belanda. Pada tahun 1830 mulai berlaku
peraturan tanam paksa (Cultuur Stelsel). Peraturan ini menyebabkan rakyat
Indonesia harus menyerahkan seperlima bagian tanahnya untuk ditanami jenis
tanaman yang berlaku di pasaran Eropa. Pemerintah Belanda juga menguasai
Perkebunan Teh Sirah Kencong dan masyarakat sekitar sebagai buruh pabrik.
Masyarakat dipaksa untuk bekerja sebagai buruh petik teh karena SDM belum
mampu menguasai teknologi yang ada.

Pada saat ini pabrik teh sirah kencong masih berfungsi dengan baik. Pabrik
ini berdiri tahun 1880 yang merupakan bagian dari Kebun Bantaran – PT
Perkebunan Nusantara XII (PTPN XII). PTPN XII merupakan salah satu Badan
Usaha Milik Negara Republik Indonesia. Perkebunan Teh Sirah Kencong berada
pada ketinggian 1075 mdpl. Dengan tiket masuk sebesar Rp.5000 per orang kita
sudah bisa menikmati pemandangan yang sejuk. Perkebunan ini juga memiliki
daya tarik seperti camping ground,air terjun, candi dan edukasi visit ke pabrik
pengolahan teh(terbatas). Pada perkebunan ini terdapat Candi Sirah Kencong yang
ditemukan pada pertengahan tahun 1967. Candi ini berlatar belakang agama
Hindu. Selain candi perkebunan ini juga mempunyai banyak spot foto yang
menarik.

Perkebunan teh ini memiliki banyak manfaat bagi masyarakat yaitu dapat
membuka lapangan perkerjaan bagi masyarakat sekitar perkebunan, dapat menjadi
wisata edukasi, dan dapat meningkatkan pendapatan daerah melalui objek wisata.
Tetapi pada Perkebunan teh sirah kencong ini juga memiliki kekurangan pada
akses jalan yang rusak sehingga sulit untuk dilewati dan membahayakan selain itu
beberapa spot foto di perkebunan tersebut tidak terawat dan kayunya lapuk. Kami
megharap agar kekurangan tersebut bisa segera dibenahi.

2.2.2. Museum Penataran


Museum Penataran pada awalnya bernama Museum Blitar yang
didirikan oleh Bupati Blitar, Warsokusumo. Museum ini di bangun pada 1995 dan
diresmikan pada tahun 1996 sebagai pusat pendidikan,penelitian,dan pariwisata
budaya. Pada 1869 Bapak Bupati Warsokusumo mulai mengumpulkan dan
mengkoleksi berbagai benda arkeologi yang berasal dari wilayah Kabupaten
Blitar hingga pada akhirnya tahun 1915 museum ini berubah arti menjadi
Museum Blitar sebagai Balai Penyemat Benda Cagar Budaya di Kabupaten
Blitar. Pada tahun 1998 Museum Blitar dipindah lokasikan ke Kawasan Wisata
Penataran, Desa Penataran, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar dan berubah
nama menjadi Museum Penataran yang menyimpan beberapa koleksi.

Museum Penataran memiliki koleksi arkeologi,etnografi,dan


numismatik. Koleksi arkeologi merupakan peninggalan benda budaya yang
dipengaruhi oleh unsur kebudayaan Hindu dan berasal dari masa Kuno atau lebih
populer dengan sebutan “Indonesia Klasik”. Koleksi arkeologi terdiri dari
arca,prasasti,dan unsur-unsusr bangunan dan koleksi ini disajikan pada ruang
pameran utama, halaman atau samping pendopo. Koleksi unggulan arkeologi
yaitu Arca Trimurti (Dewa Brahma, Dewa Wisnu, Dewa Siva, Arca Dewi Durga
Mahisasuramardini, dan Arca Siva Gajah Sura. Sedangkan koleksi etnografi
adalah benda budaya yang berasal dari berbagai kecamatan yang ada di wilayah
Kabupaten Blitar dan bersifat tradisional. Koleksi etnografi terdiri dari peralatan
transportasi seperti pedati, gerobak, peralatan mata pencaharian seperti
cangkul,bajak, peralatan rumah tangga seperti lesung, alat pembuatan gula. Dan
yang terakhir adalah koleksi numismatik yang terdiri dari mata uang logam Cina
dan uang kertas. Koleksi numismatik terletak pada vitrin kaca di ruang sebelah
sebelah timur dengan koleksi etografi.

Museum Penataran memiliki banyak sekali fungsi dan bermanfaat


untuk wisata edukasi atau wisata sejarah,tetapi pada Museum Penataran juga
memiliki kekurangan dalam kebersihan dan keterawatan pada beberapa ruangan
sehingga mengurangi kenyamanan saat berada di dalam museum dan miniatur
didalam Diorama Penataran sudah tidak tertata dan kotor. Disisi lain kebeardaan
museum ini berfungsi sebagai sarana komunikasi dan jembatan penghubung yang
dapat memicu kesadaran dan pengetahuan bagi masyarakat untuk mengingat
museum tidak hanya sebagai pelindung benda cagar budaya, melainkan juga
sebagai tempat pembentukan ideologi, disiplin, dan pengembangan pengetahuan
bagi publik.

2.2.3 Candi Penataran

Candi Penataran merupakan candi dengan corok relief, arca, dan


struktur bergaya Hindu. Candi Penataran berlokasi di Desa Penataran, Kecamatan
Nglegok, Kabupaten Blitar, Provinsi Jawa Timur. Beberapa ahli mengatakan dan
menganggap bahwa candi ini bernama Candi Palah. Candi Penataran dibangun
pada tahun 1194 M yang tergambar pada Prasasti Palah di area candi yang
menyebutkan bahwa candi ini mulai dibangun pada pemerintahan Raja Syrenggra
Kerajaan Kediri dan selesai pada masa pemerintahan Majapahit. Dan dapat
dikatakan bahwa Candi Penataran dibangun pada tiga masa yaitu Kerajaan
Kediri, Kerajaan Singosari, dan Kerajaan Majapahit.

Candi Penataran memiliki peran penting dalam ketiga kerajaan


tersebut sebagai tempat upacara pemujaan bagi Sang Pencipta dan untuk
menhgindari Kerajaan Kediri dari letusan Gunung Kelud yang sering terjadi.
Candi Penataran ditemukan pertama kali pada masa pemerintahan Gubernur
Jendral Sir Thomas Stamford Raffles pada tahun 1815.

Pada Kitab Negarakertagama milik Mpu Prapanca menyebutkan


bahwa Hayam Wuruk pernah mengunjungi Candi Palah. Beliau melakukan
pemujaan kepada Hyang Acalapat yang merupakan perwujudan Dewa Syiwa
sebagai penguasa gunung. Candi Penataran merupakan candi perabuan Ken Arok
yang merupakan pendiri Kerajaan Singosari dan Raden Wijaya pendiri Kerajaan
Majapahit.

Struktur Candi Penataran:

A. Halaman Depan
 Terdapat dua Arca Dwarapala yang memiliki angka tahun 1320
M.
 Bale Agung, ukuran 37 m × 18,84 m dengan tinggi 1,44 m yang
digunakan untuk berkumpul atau bermusyawarah diantara para
tetua.
 Pendopo Teras, berada di tenggara Bale Agung dengan ukuran
lebih kecil yaitu 29,05 m × 9,22 m dan tinggi 1,5 m yang beragka
tahun 1375 M dan memiliki fungsi sebagai tempat meletakkan
sesaji.
 Candi Angka Tahun atau Candi Brawijaya , candi kecil dengan
ruang tengah yang terdapat pada Arca Ganesha dengan angka
tahun 1369 M.

B. Halaman Tengah
 Candi Naga, badan Candi Naga berukuran 4,83 m × 6,57 m
dengan tinggi 4,70 m dan melilit tubuh candi yang menyokong 9
figur raja.
 Pondasi Bata, berada di halaman tengah Candi Penataran tepatnya
di sebelah timur candi.

C. Halaman Belakang
 Candi Induk, berukuran tinggi 7,19 m yang terdiri dari 3 teras dan
terdapat Patung Mahakala yang berangka tahun 1347 M pada
tangga candi. Terdapat relief cerita Ramayana pada dinding candi
utama. Terdapat kolam atau petirtaan dengan angka tahun 1415 M.
 Prasasti Palah, dubuat oleh Mpu Amogeswara atau Mpu Taluluh
yang menceritakan kebahagiaan Kertajaya atas tidak terjadinya
bencana dan fungsi dari prasasti ini adalah untuk menyembah
Bhatara Palah.
Candi Penataran membuktikan perjuangan tokoh masa Kerajaan
Majapahit dan kerajaan lain dan didalam candi ini menyimpan arca dan prasasti
yang sangat indah serta memiliki kegunaan dan sejarah masing-masing, maka dari
itu Candi penataran harus dijaga kelestariaannya. Selain itu Candi Penataran dapat
menjadi tempat wisata edukasi bagi pelajar dan masyarakat,tetapi pada Candi
Penataran tidak tersedia informasi larangan atau batasan bagi pengunjung dalam
memanfaatkan Candi dan tidak adanya alur pengunjung yang jelas sehingga alur
pengunjung tidak terarah sehingga meyebabkan beberapa pengunjung menginjak
struktur bata yang rata dengan permukaan tanah. Masalah atau kekurangan lain
yang timbul pada candi ini adalah banyaknya sampah di area candi yang
diakibatkan kegiatan pemanfaatan, terutama setelah dilaksanakan kegiatan atau
pertunjukan budaya, kesenian, keagamaan, dan lain-lain.Oleh karena itu
kesadaran masyarakat sekitar terhadap hal tersebut harus ditingkatkan agar Candi
Penataran tetap lestari dan menambah minat masyarakat untuk berwisata sejarah.

2.2.4 Istana Gebang

Istana Gebang merupakan tempat wisata di Blitar yang kini dikelola


oleh pemerintah Kota Blitar dan berlokasi di Kelurahan Bendogerit, Kecamatan
Sanan Wetan, Kota Blitar. Istana Gebang merupakan rumah masa kecil Bung
Karno. Rumah ini ditempati keluarga Bung Karno antara tahun 1917-1919 yang
dibeli dari seorang warga Belanda yang bernama C.H Poetir seorang pegawai
kereta api di Blitar. Rumah ini dibangun bersamaan dengan pembangunan stasiun
KA Blitar pada tahun 1884. Di dalam rumah ini dulunya ditinggali oleh kedua
orang tua Bung Karno, kakak kandung Bung Karno dan suaminya. Istana Gebang
memiliki luas 15.000 m2.

Istana Gebang memiliki sepuluh bangunan yaitu rumah induk,


bangunan belakang, 2 ruang keluarga, 1 pavilium, balai kesenian, dapur belakang,
rumah pembantu, bekas kandang kuda dan lumbung. Di rumah ini banyak sekali
barang-barang peninggalan Bung Karno yang masih sangat terawat. Selain itu di
Istana Gebang juga menyimpan mobil peninggalan Bung Karno yang masih
sangat bagus dan terawat. Di dalam rumah ini juga terdapat sumur tua yang
dibangun sejak tahun 1884 dan disinilah Bung Karno menimba air,di sumur ini
airnya tidak pernah surut.

Bung Karno juga pernah mengadakan pertemuan dengan Sudanco


Supriyadi, Muradi, dan Dr. Ismangil. Pertemuan itu membahas tentang rencana
pemberontakan PETA pada 14 Februari 1945 walaupun akhirnya para tokoh
pemberontakan PETA ini tertangkap. Tetapi bendera merah putih untuk pertama
kalinya dikibarkan di bagian belakang Taman Makam Pahlawan (TMP) Raden
Wijaya Blitar jelang subuh pada tanggal tersebut. Istana Gebang ini menjadi
lokasi setiap Haul Bung Karno dan Hari Lahir Pancasila yang diselenggarakn
Pemkot Blitar secara nasional.

Istana Gebang memiliki daya tarik yang membuat wisatawan tertarik


untuk mengunjunginya yaitu bangunan bekas kediaman Bung Karno, gaya
arsitektur khas Jawa dan Belanda, memiliki berbagai perabotan antik,dan lain-
lain. Di Istana Gebang ini selalu diadakan tasykuran setiap satu tahun sekali dan
di halaman depan Istana Gebang juga terdapat Gong Perdamaian yang diartikan
bahwa Bung Karno dulu merupakan bapak perdamaian dunia.

Oleh karena itu, Istana Gebang ini sangat bermanfaat untuk berwisata
sejarah dan mempelajari sejarah nasional. Tetapi seiring berjalannya waktu minat
masyarakat untuk berwisata ke Istana Gebang mulai surut. Dan menurut kami ada
kekurangan yang membuat tidak nyaman dalam berkunjung ke Istana Gebang
yaitu beberapa sudut ruangan dan beberapa barang-barangnya berdebu. Kami
berharap agar kelestarian Istana Gebang dan objek wisata sejarah lain dapat
ditingkatkan
BAB III
PENUTUP

Penutup dalam karya tulis ini meliputi (1) simpulan, (2) saran. Paparan
bagian-bagian tersebut diuraikan sebagai berikut.

3.1 Simpulan
Indonesia memiliki banyak keberagaman dintaranya adalah
kebudayan, bahasa, adat istiadat, sejarah, dan lain-lain. Maka dari itu
dengan mempelajari semua keberagaman tersebut, keberagaman Indonesia
akan semakin maju dan lestari. Kita dapat mempelajari kebudayaan dan
sejarah tersebut salah satunya dengan melakukan karya wisata ke objek-
objek wisata eduksi. Seperti karya wisata yang kami sudah laksanakan di
Blitar Raya tepatnya di Sirah Kencong, Museum Penataran, Candi
Penataran, dan Istana Gebang yang menyimpan keindahan serta sejarah
yang dapat kami pelajari. Dan dalam karya tulis ini dapat disimpulkan
bahwa Blitar memiliki potensi pada objek wisatanya. Objek wisata di
Blitar sangat bermanfaat bagi sektor perekonomian, pendidikan,
kebudayaan, dan lain-lain. Sebagai generasi penerus bangsa kita harus bisa
mengembangkan objek wisata daerah yang dapat menunjang
perekonomian daerah. Pada objek wisata yang kami kunjungi, kita dapat
belajar banyak hal khususnya tentang bagaimana objek wisata tersebut
dapat terbentuk, bagaimana perkebangannya, manfaatnya dalam beberapa
sektor, dan apa saja hal yang harus diperbaiki atau ditingkatkan.

Pada penulisan karya tulis ini kami memiliki beberapa kesulitan yaitu
minimnya informasi dari objek wisata karena keterbatasan waktu sehingga
kami diharuskan mencari tambahan informasi dari berbagai sumber dan
pencarian infomasi tambahan tersebut menambah waktu dalam membuat
karya tulis ini.

3.2 Saran

Berdasarkan karya wisata yang kami laksanakan diharapkan agar


semua masyarakat dapat melestarikan objek wisata sekitar dengan cara
tidak membuang sampah di sembarang tempat, menjaga kebersihan objek
wisata, tidak merusak fasilitas yang tersedia pada objek wisata. Jika hal
tersebut dapat dilaksanakan oleh seluruh lapisan masyarakat maka semua
objek wisata dapat tetap lestari dan dapat dimanfaatkan keberdaannya
dengan tepat serta dapat berdampak positif bagi daerah sekitar.

Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai