Anda di halaman 1dari 16

KARYA TULIS OBJEK WISATA DI JAKARTA

Oleh
Citra Puspita Rini

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MUHAMMADIYAH 1


SENDANG AGUNG
TAHUN PELAJARAN 2024/2025
KARYA TULIS ILMIAH OBJEK WISATA DI JAKARTA

Oleh

Shafa Aulia
Kelas : IX B

(Makalah Studi)
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mengikuti Ujian
Akhir Sekolah di
SMP Muhammadiyah 1 Sendang Agung

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MUHAMMADIYAH 1


SENDANG AGUNG
TAHUN PELAJARAN 2023/2024
HALAMAN PERSETUJUAN

Judul Karya Ilmiah: Karya Tulis Objek Wisata di Jakarta


Nama : Vadila Anatasya
Kelas : IX B

MENGETAHUI

Pembimbing , Kepala Sekolah,

AZIZAH NURHIDAYAH, S.Mat. KASIMIN, S.Pd.


NBM. 1422877 NBM 712 079

iii
MENGESAHKAN

Tim Pembahas :

1. Ketua Pembahas :

2. Pembahas Utama :

Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah 1 Sendang Agung,

Kasimin, S.Pd.
NBM. 712079

Tanggal Lulus Ujian Karya Ilmiah:

iv
KATA PENGANTAR

Kami panjatkan puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberi
rahmat dan hidayah-Nya kepada kami. Sehingga kami bisa menyelesaikan
laporan perjalanan study tour ke Jakarta dengan baik. Laporan ini kami buat
semaksimal mungkin agar dapat kami ajukan untuk memenuhi syarat tugas
Bahasa Indonesia. Laporan ini kami buat berdasarkan data yang kami peroleh
melalui obsevasi secara langsung dan rujukan dari sumber ketika kami
melaksanakan study tour ke Jakarta. Kami sampaikan rasa terima kasih yang
sebanyak-banyaknya kepada teman- teman yang telah membantu
menyelesaikan karya tulis ini, khususnya pada guru pembimbing kami.
Mengingat kami adalah manusia biasa yang penuh kekurangan, tentulah kami
mempunyai banyak kesalahan. Untuk itu kami menerima apapun kritik dan
saran demi laporan ini kami yang akan datang.

Sendang Agung , Februari 2024

v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................
KATA PENGANTAR .............................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang Masalah ..............................................................
b. Rumusan Masalah ......................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Lubang Buaya ...............................................................
B. Alasan Pembanguan Museum Lubang Buaya ..........................
C. Kronologi Peristiwa di Lubang Buaya........................................
D. Dampak Peristiwa Lubang Buaya...............................................
E. Lampiran......................................................................................

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan......................................................................
B. Saran................................................................................

LAMPIRAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Lubang Buaya adalah penolakan angkatan darat terhadap usul PKI terkait
pembentukan angkatan perang kelima , adanya isu dewan jendral , hingga
konflik internal ditubuh angkatan darat.
Tujuan dibangun museum lubang buaya adalah untuk mengingat perjuangan
para pahlawan revolusi yang berjuang mempertahankan ideologi negara
republik indonesia pancasila dari ancaman ideologi komunis.

B. Rumusan Masalah
Sebelum berangkat kami mempersiapkan segala sesuatunya dengan teliti.
Selanjutnya kami dapat merumuskan beberapa pernyataan yang jawabannya
ada pada wisata yang kami kunjungi:
1.Sejarah Lubang Buaya
2.Alasan Pembangunan Museum Lubang Buaya
3.Kronologi Peristiwa
4.Dampak Peristiwa
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Sejarah Lubang Buaya


Lubang Buaya adalah sebuah tempat bersejarah di Jakarta, Indonesia
yang terkenal karena peristiwa pembunuhan para jenderal pada tahun 1965.
Sejarah Lubang Buaya dimulai pada 1 Oktober 1965 ketika sejumlah jenderal
dan perwira militer Indonesia diculik dan dibunuh oleh anggota Gerakan 30
September (G30S). Peristiwa ini menjadi salah satu momen paling tragis
dalam sejarah Indonesia.
Pada malam itu, enam jenderal dan satu perwira tinggi diculik dari rumah
mereka dan dibawa ke Lubang Buaya, sebuah daerah terpencil di pinggiran
Jakarta. Mereka kemudian dieksekusi di sana. Para jenderal yang tewas
termasuk Jenderal Ahmad Yani, Jenderal Suprapto, Jenderal Sutoyo, Jenderal
M.T. Haryono, Jenderal D.I. Panjaitan, dan Letnan Kolonel Sugiyono.
Setelah kejadian tersebut, pemerintah Indonesia melakukan penyelidikan
yang menyimpulkan bahwa G30S merupakan upaya kudeta komunis yang
gagal. Hal ini memicu reaksi keras dari pemerintah yang dipimpin oleh
Soeharto. Pada tahun 1966, Soeharto mengambil alih kekuasaan dan memulai
kampanye anti-komunis yang mengakibatkan pembunuhan massal terhadap
anggota Partai Komunis Indonesia (PKI) serta simpatisannya.
Sejak saat itu, Lubang Buaya menjadi simbol dari tragedi G30S/PKI dan
dijadikan sebagai tempat peringatan bagi para korban. Pada tahun 1975,
sebuah monumen dibangun di Lubang Buaya untuk mengenang para jenderal
yang tewas dalam peristiwa tersebut. Monumen tersebut menjadi tempat
ziarah dan penghormatan bagi para pahlawan nasional.
Seiring berjalannya waktu, Lubang Buaya juga menjadi objek wisata
sejarah yang populer di Jakarta. Banyak wisatawan yang datang ke sana
untuk belajar lebih lanjut tentang sejarah Indonesia dan menghormati para
pahlawan yang tewas dalam peristiwa tersebut.
Hingga kini, Lubang Buaya tetap menjadi bagian penting dalam sejarah
Indonesia dan menjadi simbol dari perjuangan melawan kudeta dan
komunisme. Tempat ini juga menjadi pengingat akan pentingnya menjaga
persatuan dan kesatuan bangsa demi mencegah terulangnya tragedi serupa di
masa depan.

B. Alasan Pembangunan Museum Lubang Buaya


Pembangunan Museum Lubang Buaya di Jakarta memiliki beberapa
alasan yang sangat penting dalam konteks sejarah Indonesia. Berikut adalah
beberapa alasan utama mengapa museum ini didirikan:
1. Penghormatan dan Pengenangan: Museum Lubang Buaya didirikan
sebagai bentuk penghormatan dan pengenangan terhadap para jenderal
dan perwira militer yang tewas dalam peristiwa G30S/PKI pada tahun
1965. Monumen di museum ini menjadi tempat untuk mengenang jasa-
jasa para pahlawan nasional yang gugur dalam peristiwa tragis tersebut.
Pembangunan museum ini juga bertujuan untuk memastikan bahwa
kenangan mereka tetap hidup dalam kesadaran kolektif bangsa Indonesia.

2. Pendidikan Sejarah: Museum Lubang Buaya berfungsi sebagai pusat


pendidikan sejarah bagi masyarakat Indonesia, terutama generasi muda.
Melalui pameran, dokumentasi, dan rekonstruksi visual, museum ini
memberikan kesempatan bagi pengunjung untuk belajar lebih dalam
tentang peristiwa G30S/PKI, latar belakangnya, dan dampaknya terhadap
sejarah dan politik Indonesia. Hal ini membantu memperkuat pemahaman
masyarakat tentang sejarah bangsa dan pentingnya menjaga persatuan
serta demokrasi.

3. Pencegahan Terulangnya Sejarah Kelam: Pembangunan Museum Lubang


Buaya juga bertujuan untuk mencegah terulangnya peristiwa-peristiwa
kelam di masa depan. Dengan menyajikan fakta-fakta sejarah yang
akurat, museum ini dapat memberikan pelajaran berharga tentang bahaya
radikalisme, ekstremisme, dan paham otoriter yang dapat mengancam
kestabilan negara. Dengan demikian, museum ini berperan sebagai sarana
untuk membangun kesadaran akan pentingnya menjaga persatuan dan
toleransi dalam masyarakat.

4. Pusat Penelitian: Museum Lubang Buaya juga berfungsi sebagai pusat


penelitian sejarah yang menyediakan akses kepada para akademisi,
sejarawan, dan peneliti untuk mempelajari lebih dalam tentang peristiwa
G30S/PKI dan konteks sejarahnya. Hal ini membantu dalam penyusunan
literatur sejarah yang akurat dan mendalam serta memperkaya wawasan
tentang masa lalu Indonesia.

Dengan demikian, pembangunan Museum Lubang Buaya memiliki tujuan


yang sangat penting dalam menghormati para pahlawan nasional,
menyebarkan pengetahuan sejarah, mencegah terulangnya sejarah kelam,
serta menjadi pusat penelitian yang berharga bagi generasi sekarang maupun
yang akan datang.

C. Kronologi Peristiwa di Lubang Buaya


Peristiwa di Lubang Buaya merupakan salah satu peristiwa paling tragis
dalam sejarah Indonesia. Pada tanggal 1 Oktober 1965, enam jenderal dan
seorang perwira militer tewas dalam peristiwa yang dikenal sebagai
G30S/PKI. Mereka diculik dan dibunuh oleh anggota Gerakan September
Tiga Puluh (G30S), yang merupakan bagian dari kudeta yang gagal yang
dilakukan oleh sekelompok anggota militer yang terafiliasi dengan Partai
Komunis Indonesia (PKI).
Para jenderal dan perwira tersebut, antara lain Letnan Jenderal Ahmad
Yani, Mayjen Sutoyo Siswomiharjo, Mayjen R. Suprapto, Mayor Jenderal
M.T. Haryono, Brigadir Jenderal D.I. Panjaitan, dan Mayor Jenderal S.
Parman, ditembak mati di sebuah tempat yang dikenal sebagai Lubang Buaya
di Jakarta. Setelah pembunuhan tersebut, mayat para jenderal tersebut
dibuang ke dalam sebuah sumur di Lubang Buaya.
Peristiwa ini menjadi pemicu untuk tindakan keras pemerintah terhadap
anggota PKI dan simpatisannya, yang menyebabkan kejatuhan PKI sebagai
partai politik terbesar di Indonesia. Peristiwa ini juga memicu gelombang
pembunuhan massal terhadap para anggota PKI dan simpatisannya di seluruh
Indonesia.
Museum Lubang Buaya didirikan sebagai penghormatan bagi para
korban dan sebagai tempat untuk mengenang peristiwa tragis tersebut serta
sebagai pusat pendidikan sejarah bagi masyarakat Indonesia.

D. Dampak Peristiwa Lubang Buaya


Peristiwa Lubang Buaya memiliki dampak yang sangat besar terhadap
sejarah dan politik Indonesia. Berikut adalah beberapa dampak utama dari
peristiwa tersebut:
1. Penghapusan PKI: Peristiwa Lubang Buaya menjadi pemicu bagi
pemerintah Indonesia untuk mengambil tindakan keras terhadap Partai
Komunis Indonesia (PKI) dan simpatisannya. Setelah peristiwa ini, PKI
dinyatakan sebagai organisasi terlarang dan dilarang beroperasi di
Indonesia. Anggota PKI dan simpatisannya dikejar, ditangkap, dan
dihukum mati secara massal, mengakibatkan kejatuhan PKI sebagai partai
politik terbesar di Indonesia.

2. Penguatan Pemerintahan Orde Baru: Peristiwa Lubang Buaya memberikan


alasan bagi Soeharto untuk mengkonsolidasikan kekuasaannya sebagai
pemimpin Orde Baru. Soeharto menggunakan peristiwa ini sebagai
justifikasi untuk melancarkan kampanye anti-komunis yang meluas,
memperkuat kekuasaan militer, dan memperluas kontrol pemerintah
terhadap masyarakat sipil.

3. Pembunuhan Massal: Peristiwa Lubang Buaya memicu gelombang


pembunuhan massal terhadap anggota PKI dan simpatisannya di seluruh
Indonesia. Ribuan orang tewas dalam pembantaian yang dilakukan oleh
militer, paramiliter, dan kelompok anti-komunis lainnya. Pembunuhan
massal ini menyebabkan trauma yang mendalam bagi keluarga korban dan
meninggalkan luka yang masih dirasakan oleh masyarakat Indonesia
hingga saat ini.
4. Pengaruh Politik: Dampak peristiwa Lubang Buaya juga membentuk
politik Indonesia selama beberapa dekade. Kekuatan politik komunis di
Indonesia hancur, dan kebijakan anti-komunis menjadi bagian integral dari
pemerintahan Orde Baru. Hal ini juga memengaruhi hubungan Indonesia
dengan negara-negara lain, terutama dalam konteks Perang Dingin.

5. Memorialisasi: Peristiwa Lubang Buaya juga memunculkan upaya


memorialisasi dan pengenangan terhadap para korban. Museum Lubang
Buaya didirikan sebagai tempat untuk mengenang peristiwa tragis tersebut
serta sebagai pusat pendidikan sejarah bagi masyarakat Indonesia.

Peristiwa Lubang Buaya telah meninggalkan jejak yang dalam dalam sejarah
modern Indonesia, dengan dampaknya yang masih dirasakan hingga saat ini
dalam politik, budaya, dan masyarakat Indonesia secara keseluruhan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kami merasa senang pada saat berwisata ke Jakarta karena kami jadi lebih
mengerti tentang tempat-tempat wisata yang ada di kota Jakarta serta ilmu
pengetahuan kami menjadi bertambah, serta menambah pengalaman saat
berwisata. Kota Jakarta adalah kota yang banyak mengandung sejarah.
Disana banyak terdapat tempat wisata. Maka dari itu apabila kita berwisata
ke Jakarta sebaiknya kita tidak boleh hanya bersenang-senang saja. Kita juga
harus mengetahui sejarah tentang tempat tersebut. Terlebih apabila kita pergi
ke museum, kita dapat benda-benda bersejarah, dari situ kita dapat
mengetahui kehidupan zaman dahulu.

B. Saran
Ø Untuk para panitia sebaiknya pada saat di tempat wisata kami di berikan
waktu yang cukup lama, supaya kami bisa mencari informasi dan
pengalaman tanpa terburu-buru.
Ø Untuk guru dan panitia penyelenggara di harapkan tahun-tahun
mendatang tujuan wisata yang belum pernah dikunjungi tahun-tahun
lampau.
Ø Untuk adik kelas sebaiknya jika ada Study Tour diharapkan agar dapat
mengikuti kegiatan Study Tour tersebut karena selain menyenangkan juga
menambah pengalaman dan wawasan bersama teman-teman dan guru.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Lubang_Buaya
https://images.app.goo.gl/HAiRwUe5gn7YVuoA9
https://images.app.goo.gl/wdvReQjvb6TuHf527
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai