Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

a) Latar belakang

Indonesia adalah salah satu Negara yang memiliki keanekaragaman suku dan
budaya yang sangat beragam. Dalam keberagaman tersebut, selalu terdapat ciri khas
tersendiri dalam setiap daerah. Sehingga dalam setiap daerah selalu terdapat kearifan
lokal. Kearifan lokal tersebut terbentuk akibat adanya proses interaksi antara manusia
dengan lingkungannya dalam rangka memenuhi berbagai kebutuhannya. Kearifan lokal
berbeda-beda di setiap daerah dan di dalamnya terkandung berbagai norma dan nilai
religius tertentu. Namun pada dasarnya proses kearifan lokal berjalan selaras dengan
alam.
Salah satu provisi di Indonesia yang memiliki kearifan lokal yang beragam adalah
Jawa tengah. Mulai dari sejarah, budaya, kesenian, bahkan kuliner yang sangat beragam.
Setiap daerah di jawa tengah pasti memiliki kearifan lokal yang berbeda- beda. Salah satu
daerah kecil di jawa tengah yang memiliki kearifan lokal beragam adalah kota pati. Kota
pati terletak berbatasan dengan laut jawa di utara, kabupaten rembang di timur, kabupaten
blora dan grobogan di selatan, serta kabupaten jepara dan kabupaten kudus di barat.
Kabupaten pati terkenal dengan semboyannya yaitu “Bumi mina tani”. Keunikan dan ciri
khas yang dimiliki kabupaten pati sangatlah beragam.mulai dari sejarah, kesenian,
kebudayaan bahkan kuliner. Hal ini, sangat menarik apabila di ketahui dan di pelajari
lebih dalam.Sehingga pada makalah ini, penulis mengangkat judul “ kearifan lokal
kabupaten pati”.

b) Rumusan masalah
a. Bagaimanakah letak geografis kota pati ?
b. Bagaimana sejarah berdirinya kota pati?
c. Potensi apa saja yang terdapat di kota Pati ?

c) Tujuan penulisan
a. Mengetahui letak geografis kota pati
b. Mengetahui sejarah berdirinya kota Pati
c. Mengetahui potensi-potensi yang ada di kabupaten Pati

d) Manfaat penulisan
a. Supaya dapat mengetahui letak geografis kota pati
b. Supaya dapat mengetahui sejarah berdirinya kota pati
c. Supaya dapat mengetahui potensi-potensi yang ada di kabupaten Pati

1|Page
BAB II
PEMBAHASAN
A. Letak geografis

Kabupaten Pati
ꦑꦧꦸꦥꦠꦺꦤ꧀ꦦꦛꦶ

Lambang Kabupaten Pati


ꦑꦧꦸꦥꦠꦺꦤ꧀ꦦꦛꦶ
Moto: Kridane Panembah Gebyaring Bumi
("Bekerja keras meningkatkan kesejahteraan daerah")
Semboyan: "Bumi Mina Tani"
Slogan pariwisata: "The Pensioner of Java"
Julukan: Kota Manggis, "Hogwarts van Java", Kota Sawah

Kawasan Alun-Alun Pati

Peta lokasi Kabupaten Pati


ꦑꦧꦸꦥꦠꦺꦤ꧀ꦦꦛꦶ
Koordinat: 6°44'56,80" LS - 111°02'06,96" BT
Elevasi 60 ft

2|Page
Provinsi Jawa Tengah
Dasar hukum UU No. 13/1950
Ibu kota Pati
Pemerintahan
- Bupati Haryanto
- DAU Rp960.479.326.000.-(2013)[1]
Luas 1.419,07 km2
Populasi
- Total 1.189.000 jiwa (2003)
- Kepadatan 837,87 jiwa/km2
Demografi
- Suku bangsa Jawa
- Bahasa Indonesia, Jawa
- Zona waktu WIB
- Kode area 0295
telepon
Pembagian administratif
- Kecamatan 21
- Kelurahan 405
Simbol khas daerah
- Flora resmi Kapuk randu
- Fauna resmi Bandeng
- Situs web www.patikab.go.id

Kabupaten Pati (bahasa Jawa: Hanacaraka, ꦦꦛꦶ ; Latin, Pathi) adalah sebuah
kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Ibukotanya adalah Pati. Kabupaten ini berbatasan
dengan Laut Jawa di utara, Kabupaten Rembang di timur, Kabupaten Blora dan
Kabupaten Grobogan di selatan, serta Kabupaten Kudus dan Kabupaten Jepara di barat.
Kabupaten ini terkenal dengan semboyan Pati Bumi Mina Tani. Sebagian besar wilayah
Kabupaten Pati adalah dataran rendah. Sungai terbesar adalah Sungai Juwana, yang
bermuara di daerah Juwana.

Ibukota Kabupaten Pati terletak tengah-tengah wilayah Kabupaten, berada di jalur


pantura Semarang-Surabaya, sekitar 75 km sebelah timur Semarang. Jalur ini merupakan
jalur ramai yang menunjukkan diri sebagai jalur transit. Kelemahan terbesar dari jalur ini
adalah kecilnya jalan, hanya memuat dua jalur, sehingga untuk berpapasan cukup sulit.

Terdapat sungai besar yaitu Sungai Juwana. Saat musim penghujan sudah terbiasa sungai
ini meluap, sehingga pemerintah Jawa Tengah membentuk lembaga yang berfungsi
menanggulangi banjir yang bernama Jatrunseluna.

3|Page
B. SEJARAH BERDIRINYA KOTA PATI

Sejarah Kabupaten Pati berpangkal tolak dari beberapa gambar yang terdapat pada
Lambang Daerah Kabupaten Pati yang sudah disahkan dalam Peraturan Daerah No. 1
Tahun 1971 yaitu Gambar yang berupa: "keris rambut pinutung dan kuluk kanigara".

Menurut cerita rakyat yang terdapat juga pada kitab Babat Pati dan kitab Babat lainnya
dua pusaka yaitu "keris rambut pinutung dan kuluk kanigara" merupakan lambang
kekuasan dan kekuatan yang juga merupakan simbul kesatuan dan persatuan.

Barangsiapa yang memiliki dua pusaka tersebut, akan mampu menguasai dan berkuasa
memerintah di Pulau Jawa. Adapun yang memiliki dua pusaka tersebut adalah Raden
Sukmayana penggede Majasemi andalan Kadipaten Carangsoka.

Kekosongan pemerintahan di Pulau Jawa

Menjelang akhir abad ke XIII sekitar tahun 1292 Masehi di Pulau Jawa vakum penguasa
pemerintahan yang berwibawa. Kerajaan Pajajaran mulai runtuh, Kerajaan Singasari
surut, sedang Kerajaan Majapahit belum berdiri.Di Pantai utara Pulau Jawa Tengah
sekitar Gunung Muria bagian Timur muncul penguasa lokal yang mengangkat dirinya
sebagai adipati, wilayah kekuasaannya disebut kadipaten.

Ada dua penguasa lokal di wilayah itu yaitu.

 Penguasa Kadipaten Paranggaruda

Adipatinya bernama Yudhapati, wilayah kekuasaannya meliputi sungai Juwana ke


selatan, sampai pegunungan Gamping Utara berbatasan dengan wilayah Kabupaten
Grobogan. Mempunyai putra bernama Raden Jasari.

 Penguasa Kadipaten Carangsoka

Adipatinya bernama: Puspa Andungjaya, wilayah kekuasaannya meliputi utara sungai


Juwana sampai pantai Utara Jawa Tengah bagian timur. Adipati Carangsoka mempunyai
seorang putri bernama Rara Rayungwulan

Kadipaten Carangsoka dan Paranggaruda Berbesanan

Kedua Kadipaten tersebut hidup rukun dan damai, saling menghormati dan saling
menghargai untuk melestarikan kerukunan dan memperkuat tali persaudaraan, kedua
adipati tersebut bersepakat untuk mengawinkan putra dan putrinya itu. Utusan Adipati
Paranggaruda untuk meminang Rara Rayungwulan telah diterima, namun calon
mempelai putri minta bebana agar pada saat pahargyan boja wiwaha daup (resepsi)
dimeriahkan dengan pagelaran wayang dengan dalang kondang yang bernama
"Sapanyana".

4|Page
Untuk memenuhi bebana itu, Adipati Paranggaruda menugaskan penggede kemaguhan
bernama Yuyurumpung agul-agul Paranggaruda. Sebelum melaksanakan tugasnya, lebih
dulu Yuyurumpung berniat melumpuhkan kewibawaan Kadipaten Carangsoka dengan
cara menguasai dua pusaka milik Sukmayana di Majasemi. Dengan bantuan Sondong
Majerukn kedua pusaka itu dapat dicurinya namun sebelum dua pusaka itu diserahkan
kepada Yuyurumpung, dapat direbut kembali oleh Sondong Makerti dari Wedari. Bahkan
Sondong Majeruk tewas dalam perkelahian dengan Sondong Makerti. Dan Pusaka itu
diserahkan kembali kepada Raden Sukmayana. Usaha Yuyurumpung untuk menguasai
dan memiliki dua pusaka itu gagal.

Walaupun demikian Yuyurumpung tetap melanjutkan tugasnya untuk mencari Dalang


Sapanyana agar perkawinan putra Adipati Paranggaruda tidak mangalami kegagalan
(berhasil dengan baik).

Pada Malam pahargyan bojana wiwaha (resepsi) perkawinaan dapat diselenggarakan di


Kadipaten Carangsoka dengan Pagelaran Wayang Kulit oleh Ki Dalang Sapanyana. Di
luar dugaan pahargyan baru saja dimulai, tiba-tiba mempelai putri meninggalkan kursi
pelaminan menuju ke panggung dan kemudian melarikan diri bersama Dalang
Sapanyana. Pahargyan perkawinan antara " Raden Jasari " dan " Rara Rayungwulan "
gagal total.

Adipati Yudhapati merasa dipermalukan, emosi tak dapat dikendalikan lagi. Sekaligus
menyatakan permusuhan terhadap Adipati Carangsoka. Dan peperangan tidak dapat
dielakkan. Raden Sukmayana dari Kadipaten Carangsoka memimpin prajurit Carangsoka,
mengalami luka parah dan kemudian wafat. Raden Kembangjaya (adik kandung Raden
Sukmayana) meneruskan peperangan. Dengan dibantu oleh Dalang Sapanyana, dan yang
menggunakan kedua pusaka itu dapat menghancurkan prajurit Paranggaruda. Adipati
Paranggaruda, Yudhapati dan putera lelakinya gugur dalam palagan membela
kehormatan dan gengsinya.

Oleh Adipati Carangsoka, karena jasanya Raden Kembangjaya dikawinkan dengan Rara
Rayungwulan kemudian diangkat menjadi pengganti Carangsoka. Sedang dalang
Sapanyana diangkat menjadi patihnya dengan nama " Singasari ".

Kadipaten Pesantenan

Untuk mengatur pemerintahan yang semakin luas wilayahnya ke bagian selatan, Adipati
Raden Kembangjaya memindahkan pusat pemerintahannya dari Carangsoka ke Desa
Kemiri dengan mengganti nama " Kadipaten Pesantenan dengan gelar " Adipati
Jayakusuma di Pesantenan.

Adipati Jayakusuma hanya mempunyai seorang putra tunggal yaitu " Raden Tambra ".
Setelah ayahnya wafat, Raden Tambra diangkat menjadi Adipati Pesantenan, dengan
gelar " Adipati Tambranegara ". Dalam menjalankan tugas pemerintahan Adipati
Tambranegara bertindak arif dan bijaksana. Menjadi songsong agung yang sangat
memperhatikan nasib rakyatnya, serta menjadi pengayom bagi hamba sahayanya.

5|Page
Kehidupan rakyatnya penuh dengan kerukunan, kedamaian, ketenangan dan
kesejahteraannya semakin meningkat.

Kabupaten Pati

Untuk dapat mengembangkan pembangunan dan memajukan pemerintahan di


wilayahnya Adipati Raden Tambranegara memindahkan pusat pemerintahan Kadipaten
Pesantenan yang semula berada di desa Kemiri menuju ke arah barat yaitu, di Desa
Kaborongan, dan mengganti nama Kadipaten Pesantenan menjadi Kadipaten Pati.

Dalam prasasti Tuhannaru, yang diketemukan di desa Sidateka, wilayah Kabupaten


Majakerta yang tersimpan di museum Trowulan. Prasasti itu terdapat pada delapan
Lempengan Baja, dan bertuliskan huruf Jawa kuna. Pada lempengan yang keempat antara
lain berbunyi bahwa : ..... Raja Majapahit, Raden Jayanegara menambah gelarnya dengan
Abhiseka Wiralanda Gopala pada tanggal 13 Desember 1323 M. Dengan patihnya yang
setia dan berani bernama Dyah Malayuda dengan gelar "Rakai", Pada saat pengumuman
itu bersamaan dengan pisuwanan agung yang dihadiri dari Kadipaten pantai utara Jawa
Tengah bagian Timur termasuk Raden Tambranegara berada di dalamnya.

Pati bagian dari Majapahit

Raja Jayanegara dari Majapahit mengakui wilayah kekuasaan para adipati itu dengan
memberi status sebagai tanah predikan, dengan syarat bahwa para adipati itu setiap tahun
harus menyerahkan Upeti berupa bunga.

Bahwa Adipati Raden Tambranegara juga hadir dalam pisuwanan agung di Majapahit itu
terdapat juga dalam Kitab Babad Pati yang disusun oleh K.M. Sosrosumarto dan S.
Dibyasudira, diterbitkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia, 1980. Halaman 34, Pupuh Dandanggula yang lengkapnya berbunyi:

...Tan alami pajajaran kendhih, keratonnya ing tanah Jawa angalih Majapahite, ingkang
jumeneng ratu, Brawijaya ingkang kapih kalih, ya Jaka Pekik wasta, putra Jaka Suruh,
Kyai Ageng Pathi nama, Raden Tambranegara sumewa maring Keraton Majalengka.

Artinya Tidak lama kemudian Kerajaan Pajajaran kalah, Kerajaan Tanah Jawa lalu
pindah ke Majapahit, adapun yang menjadi rajanya adalah Brawijaya II, yaitu Jaka Pekik
namanya, putranya Jaka Suruh. Pada waktu itu Kyai Ageng Pati, yang bernama
Tambranegara menghadap ke Majalengka, yaitu Majapahit.

Berdasarkan hal tersebut, jelaslah bahwa Raden Tambranegara Adipati Pati turut serta
hadir dalam pisowanan agung di Majapahit. Pisowanan agung yang dihadiri oleh Raden
Tambranegara ke Majapahit pada tanggal 13 Desember 1323, maka diperkirakan bahwa
pindahnya Kadipaten Pesantenan dari Desa Kemiri ke Desa Kaborongan dan menjadi
Kabupaten Pati itu pada bulan Juli dan Agustus 1323 M (Masehi). Ada tiga tanggal yang
baik pada bulan Juli dan Agustus 1323 yaitu : 3 Juli, 7 Agustus dan 14 Agustus 1323.

6|Page
Hari jadi Pati

Kemudian diadakan seminar pada tanggal 28 September 1993 di Pendopo Kabupaten Pati
yang dihadiri oleh para perwakilan lapisan masyarakat Kabupaten Pati, para guru sejarah
SMA se Kabupaten Pati, Konsultan, Dosen Fakultas Sastra dan Sejarah UNDIP
Semarang, secara musyawarah dan sepakat memutuskan bahwa pada tanggal 7 Agustus
1323 sebagai hari kepindahan Kadipaten Pesantenan di Desa Kemiri ke Desa
Kaborongan menjadi Kabupaten Pati.

Tanggal 6 Agustus 1323 sebagai HARI JADI KABUPATEN PATI telah ditetapkan
dalam Peraturan Daerah Kabupaten Pati Nomor : 2/1994 tanggal 31 Mei 1994, sehingga
menjadi momentum Hari Jadi Kabupaten Pati dengan surya sengkala " KRIDANE
PANEMBAH GEBYARING BUMI " yang bermakna " Dengan bekerja keras dan penuh
do'a kita gali Bumi Pati untuk meningkatkan kesejahteraan lahiriah dan batiniah ". Untuk
itu maka setiap tanggal 6 Agustus 1323 yang ditetapkan dan diperingati sebagai "Hari
Jadi Kabupaten Pati".

C. POTENSI DI KABUPATEN PATI

 Potensi Wilayah

Di wilayah paling utara Kabupaten Pati terdapat laut sebagai sumber perikanan tangkap
yang memiliki panjang pantai ± 60 km.

Wilayah daratan seluas 150.368 ha yang terdiri dari lahan pertanian sawah seluas 59.332
ha, lahan pertanian bukan sawah seluas 66.086 ha dan lahan bukan pertanian seluas
24.950 ha.

Terdapat berbagai kekayaan alam seperti panorama pegunungan, areal pertanian,


perikanan darat, peternakan, perkebunan, pertambangan serta obyek wisata (alam, religi
dan buatan).

 Potensi Pariwisata

Wisata alam dan Bahari

 Waduk Gunung Rowo

7|Page
Waduk Gunung Rowo merupakan sebuah waduk yang terletak di lereng Gunung Muria
sebelah timur yang masih dalam wilayah Kabupaten Pati. Tepatnya di desa Sitiluhur,
kecamatan Gembong sekitar +16 km dari kota pati kearah utara. Sama seperti waduk
pada umumnya, Waduk Gunung Rowo memiliki fungsi untuk sarana irigasi bagi sawah-
sawah di sekitarnya. Namun karena keindahannya, waduk ini banyak dikunjungi warga
masyarakat Pati sebagai tempat wisata yang menarik. Pengunjung banyak berdatangan ke
Waduk Gunung Rowo terutama pada Hari Minggu da hari libur lainnya. Di lokasi wisata
ini pengunjung dapat menikmati keindahan Waduk Gunung Rowo yang disekitarnya
dikelilingi hutan dari gazebo-gazebo yang telah disediakan. Jika lapar, pengunjung dapat
menikmati sajian kuliner khas ikan air tawar yang banyak dijajakan warung-warung
makan disekitar Waduk Gunung Rowo.

Waduk seloromo

Selain Waduk Gunung Rowo, ada satu lagi waduk yang terdapat di Kabupaten Pati yakni
Waduk Seloromo. Waduk Seloromo ini terletak tidak jauh dari Waduk Gunung Rowo.
Jika anda dari Kota Pati anda dapat menjangkau Waduk Seloromo dengan mengambil
jurusan Gembong. Waduk Seloromo juga memiliki pemandangan yang tak kalah menarik
dibanding Waduk Gunung Rowo. Maka tak heran apabila di tempat ini sering dijadikan
sebagai obyek bagi penggemar dunia fotografi.

Pantai Banyutowo

8|Page
Kabupaten Pati memang dikenal sebagai kabupaten yang memiliki wilayah yang
berbatasan langsung dengan Laut Jawa. Hal ini kemudian menjadikan Pati memiliki spot
pantai yang indah. Salah satu tempat wisata berupa pantai adalah Pantai Banyutowo.
Pantai Banyutowo terdapat di Desa Banyutowo kecamatan dukuh seti , Tayu. Daerah ini
berbatasan dengan Kabupaten jepara, serta berdekatan juga dengan beberapa obyek
wisata di Jepara seperti Benteng Portugis dan Pulau Mandalika. Fasilitas yang ditawarkan
diantaranya : perahu tradisional, pemancingan ikan laut, dan dapat menikmati indahnya
sunrise dan sunset di pantai.

Wisata Jolong

Wisata Jolong di Kabupaten Pati merupakan sebuah wisata terpadu yang banyak menarik
minat para wisatawan lokal. Lokasi wisata Jolong ini adalah di lereng Gunung Muria
tepatnya di desa situluhur kecamatan Gembong kabupaten Pati. Wisata Jolong memiliki
suasana yang sejuk dan benyak ditumbuhi pepohonan yang besar. Terdapat beberapa
obyek yang dapat dinikmati di kawasan wisata ini seperti Bumi Perkemahan, outbound,
agrowisata, Air Terjun Grenjengan dll. Air Terjun Grenjengan ini menjadi salah satu
favorite spot wisata di Agrowisata Jolong ini karena air yang mengalir sangat jernih dan
suasananya begitu menyejukkan. Di sekitar wisata ini dapat anda lihat perkebunan kopi
yang dikelola oleh PTPN IX. Akses menuju wisata Jolong ini masih terbilang buruk,
sehingga perlu banyak pembenahan dari pihak terkait agar llebih banyak mendatangkan
wisatawan dari luar daerah.

9|Page
Gua Pancur

Nah berikutnya kita akan bahas sebuah tempat wisata alam lainnya yang ada di
Kabupaten Pati Jawa Tengah, yaitu Goa Pancur. Goa Pancur adalah goa alam yang
terletak di Desa Jimbaran Kecamatan Kayen Kabupaten Pati. Goa ini memiliki
pemandangan yang sangat indah yaitu berupa stalagtit dan stalagmit yang ada di
sepanjang goa. Namun yang perlu anda ketahui bahwa di dalam goa ini juga terdapat
aliran sungai yang kedalamannya bisa sepinggang orang dewasa. Oleh karena itu apabila
anda akan menyusuri goa ini anda harus berhati-hati. Anda dapat menggunakan jasa
pemandu wisata lokal agar dapat menunjukkan jalan yang aman serta dapat menceritakan
berbagai hal yang ada seputar Goa Pancur ini.

Air terjun tadah hujan

Kabupaten Pati berbatasan langsung dengan Kabupaten Grobogan dimana batas


wilayahnya terdapat Gunung Kendeng yang berupa pegunungan kapur. Di Gunung
Kendeng ini terdapat sebuah tempat wisata yang masih tersembunyi di Kabupaten Pati
yaitu air Terjun Tadah Hujan. Air terjun Tadah Hujan memiliki tinggi sekitar 75 meter.
Karena akses jalan yang belum begitu bagus maka temat wisata ini belum banyak
dikunjungi oleh wisatawan. Namun jika anda menginginkan suasana yang sunyi, dengan
pemandangan alam yang elok, maka anda dapat berpetualang mencari keberadaan Air
Terjun Tadah Hujan ini.

Wisata Budaya

10 | P a g e
Lomban Kupatan

Lokasi : Sungai Tayu

Jarak tempuh dari kota kurang lebih 30km dari pusat kota.

Lomban Kupatan Sungai Tayu merupakan Tradisi yang wajib di adakan oleh Warga
Tayu. Lomban Kupatan ini biasa dilakukan oleh Warga Tayu setelah Hari Raya Idul
Fitri usai, biasanya selang 7-10 hari. Lomban merupakan wujud syukur dan luapan
kegembiraan Masyarakat Tayu atas Keberhasilannya. Tidak hanya itu lomban juga
merupakan sarana halal bi halal bagi masyarakat setempat. Istilah Lomban berasal dari
Jawa yakni “Lumban;lumba” atau “Lelumban” kata “le” berarti “lelangen” yang berarti
Kesenangan atau bersenang-senang bermain air.

Meron

Satu hari sebelum meron dilaksanakan semua warga gotong-royong membuat


perlengkapan yang dibutuhkan. Tepat jam 6 pagi perlengkapan meron disiapkan di depan
rumah-rumah warga. Setelah jam 12 (dhuhur), meron di arak menuju tempat yang sudah
ditentukan oleh panitia sepanjang 1 km. Meron diarak meunuju Rumah Kepala Desa,
kemudian bersama Bapak Kepala Desa menuju halaman masjid Agung untuk doa
bersama Kyai Masjid. Upacara Meron diperuntukkan untuk semua warga yang ingin ikut
dalam ucapara tersebut.

Sebelum tahun 1971, Upacara Meron dilaksanakan di sekitar area pasar. Hari Upacara
Meron dilaksanakan setiap tahun ABOGE (Tahun Rebo Wage, Jawi). Pada keesokan

11 | P a g e
harinya, di Kelurahan akan diadakan pertunjukan wayang kulit (siang-malam). Seminggu
sesudah upacara makanan seperti ampyang, once, dan cucur dibagikan ke warga sekitar.

Diadakan setiap tanggal 12 Maulud untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad


SAW di Kecamatan Sukolilo, 27 km ke arah selatan dari Kota Pati. Upacara ini ditandai
dengan arak-arakan (prosesi) nasi tumpeng yang disebut MERON, dan dibawa ke Masjid
Sukolilo untuk Upacara Selamatan. Aneka ragam kesenian tradisional setempat turut
ditampilkan menambah keunikan upacara tradisi ini.

Wisata seni

Ketoprak

Adalah cerita sandiwara dalam bahasa jawa yang diperankan oleh banyak tokoh. Lakon
atau cerita yang dipentaskan grup kethoprak berwujud babad atau cerita rakyat yang
disusun berdasarkan buku-buku yang ada. Selain itu pula, lakon bisa di dapat dari mulut
ke mulut dari orang orang tua yang kemudian disusun menjadi cerita baru yang kemudian
di pentaskan dalam panggung.

Tayuban Pati

Merupakan suatu kesenian jawa yang memeperlihatkan keindahan serta keserasian gerak
(tarian) yang dibarengi dengan alunan gamelan jawa serta lantunan tetembangan.
Didalam melakukan pementasannya, tayub pati kebanyakan menggunakan panggung
untuk melakukan pagelarannya. Biasanya di sisi belakang panggung ditempati gamelan
Waranggono dan sisi depan untuk pementasan.

12 | P a g e
Wisata sejarah

Pintu gerbang Majapahit

Peninggalan berupa pintu gerbang ini terletak di Desa Muktiharjo, Kecamatan Margorejo.
Jarak tempuh 4 Km, ditempuh dengan waktu 5 menit dari kota.
Namun menurut legenda, Pintu Gerbang Majapahit ini merupakan persyaratan yang
dijaukan oleh Sunan Muria kepada Kebo Anyabrang yang ingin melamar putri Sunan
Muria. Namun setibanya di Dukuh Rendole, Desa Muktiharjo, karena Pintu Gerbang
Keputren Majapahit diambil dari Kerajaan Majapahit (sekarang Kabupaten Majakerto
Jawa Timur) yang memerlukan jarak tempuh yang sangat jauh sehingga Kebo Anyabrang
sudah tidak kuat lagi mengangkat Pintu Gerbang Keputren Majapahit maka beliau
kelelahan matanya sampai melotot (istilah jawa mondol dan tele-tele) sehingga beliau
beistirahat di tempat tersebut yang sekarang dinamakan Desa Rendole (Mondol dan Tele-
Tele). Beliau menunggui Pintu Gerbang Kaputren Majapahit tersebut sampai meninggal
dunia.

Genuk kemiri

Dahulu kala dipakai untuk tempat menampung air wudhlu (gentong) oleh Adipati di Desa
Kemiri yang berada disamping pendopo Kadipaten Pati Pesantenan dan sampai saat ini
masih di abadikan serta diyakini masyarakat bahwa air didalam Genuk tersebut bertuah
dan keramat. Pada setiap hari Kamis malam Jumat, banyak orang yang berkumpul untuk
sesaji dan nyepi. Menurut cerita, apabila ada orang yang berziarah air dalam gentong itu
dilihat ada airnya penuh, berarti peziarah itu memperoleh banyak rejeki. Tetapi bila

13 | P a g e
airnya tidak kelihatan atau asat (dalam bahasa jawa), berarti peziarah rejekinya
berkurang.

Rumah Eksresidenan

Rumah Dinas ini adalah Rumah esk-Resedent pati, konon di bangun pada era kolonial
Belanda, setelah itu menjadi rumah Kepala Bakorwil I Pati. dan digunakan sebagai rumah
kediaman kepala Bakorwil I mengkoordinil 11 kabupaten, dan luas lahan kurang lebih 5
Ha. Dengan fasilitas lapangan tennis, taman kolam ikan beserta sarana parkir yang sangat
luas.

Wisata Kuliner

Nasi Gandul

Nasi Gandul adalah makanan khas Pati yang merupakan kombinasi dari dua masakan
yang masing-masing dimasak dengan bumbu sangat kaya, yakni empal daging sapi dan
kuah santan yang sangat gurih. Rasa jintan dan ketumbar mencuatkan citarasa gulai atau
kari India. Sedangkan lengkuas dan bawang putih mewakili unsur-unsur soto yang
populer di Jawa. Diperkaya dengan bumbu-bumbu lain dan disajikan dengan alas daun
pisang membuat citarasa Nasi Gandul sungguh tak bisa dilewatkan. Nasi Gandul yang
plaing terkenal cita rasanya adalah Nasi Gandul Desa Gajah Mati.

Soto kemiri

14 | P a g e
Salah satu makanan khas dari kabupaten Pati selain nasi gandul adalah soto kemiri. Salah
satu cara menengarai soto khas Pati ini adalah aroma kemirinya yang lebih menonjol dan
kuahnya lebih encer dibandingkan soto dari daerah lain. Cara penyajiannya pun unik.
Yaitu setelah mangkuk yang telah berisi nasi,irisan daging ayam, dan tauge lalu diberi
kuah setelah itu kuah dari mangkuk tadi dituang kembali kedalam kuali,demikian
diulangi beberapa kali sehingga rasa guruhnya menjadi sangat terasa.

Getuk Runting

Getuk runting adalah jajanan pasar khas dari Desa Runting, Kecamatan Pati, Kabupaten
Pati, Jawa Tengah. Gethuk runting terbuat dari bahan dasar ketela pohon atau singkong
dengan taburan parutan kelapa dan gula merah di atasnya. Saat ini getuk runting menjadi
oleh-oleh khas Pati yang bukan hanya enak, tetapi juga legit dan menggigit.
Gethuk Runting bisa dijumpai di berbagai daerah Kota Pati, terutama di sepanjang jalan
Pati-Tayu yang menjadi wilayah Desa Runting. Gethuk runting memiliki cita rasa yang
manis, pulen, empuk, sedikit lengket dan menggigit. Belum lagi taburan parutan kelapa di
atasnya yang membuat cita rasa gethuk runting semakin terasa.

Petis kambing Runting

15 | P a g e
Salah satu jenis masakan tradisional Khas Pati yang berbahan baku daging kambing
adalah Petis Kambing. Masakan ini banyak terdapat di Desa Runting, Kecamatan Pati,
sehingga nama yang lebih dikenal untuk jenis masakan ini adalah Petis Runting. Sajian
Petis Runting terdiri sari tulang dan iga kambing. Kadangkala dicampur dengan jeroan
atau gajih (lemak) kambing. Tulang yang digunakan adalah tulang kambing muda
sehingga kerap kali penikmat Petis Runting dimanjakan dengan gurihnya sumsum tulang
kambing.

 Potensi Industri

Batik Bakaran

Lokasi di Desa Bakaran Kecamatan Juwana.

Selain motifnya yang unik, Batik Bakaran yang merupakan Batik Khas Pati juga
memiliki kisah sejarah yang erat dengan runtuhnya Kerajaan Majapahit. Penjaga museum
pusaka dan pembuat seragam prajurit dari Kerajaan Majapahit, Nyi Banoewati,
menularkan keterampilannya membatik ketika melarikan diri ke daerah Bakaran di
Juwana, Pati, Jawa Tengah, pada abad ke-14 Masehi. Sampai saat ini Desa Bakaran
merupakan sentra industri Batik Bakaran di Kabupaten Pati. Motif batik tulis Bakaran
bila dilihat dari segi warna mempunyai ciri tersendiri, yaitu warna hitam dan coklat yang
mendominasi batik Bakaran. Unsur corak/motifnya beraliran pada corak motif batik
Tengahan dan batik Pesisir. Beberapa jenis motif batik Bakaran antara lain Padas
Gempal, Gringsing, Bregat Ireng, Truntum, Merak Ngigel, Megel Ati, Puspo Baskoro,
Ungker Cantel, dll.

Kuningan

16 | P a g e
Lokasi Kerajinan Kuningan terletak di Kecamatan Juwana.

Juwana merupakan salah satu pusat produksi kerajinan kuningan terbesar di Indonesia.
Lebih dari separuh produksi kuningan di Indonesia di hasilkan dari Juwana. Berbagai
macam produk kuningan dapat dengan mudah ditemukan di sentra kerajinan kuningan
yang banyak tersebar di daerah ini. Produk kuningan dari Juwana antara lain berupa guci,
interior rumah, baut, engsel, klem aki, handle pintu, handle indoor, burner kompor gas
kuningan, lampu hias, miniatur sepeda onthel, miniatur becak, miniatur kendaraan, dll.

17 | P a g e
BAB III

PENUTUP
a. Kesimpulan
Dari pemaparan makalah tersebut dapat disimpulkan bahwa :

 Kabupaten pati memiliki letak geografis berbatasan dengan Laut Jawa di utara,
Kabupaten Rembang di timur, Kabupaten Blora dan Kabupaten Grobogan di
selatan, serta Kabupaten Kudus dan Kabupaten Jepara di barat. Kabupaten ini
terkenal dengan semboyan Pati Bumi Mina Tani. Sebagian besar wilayah
Kabupaten Pati adalah dataran rendah. Sungai terbesar adalah Sungai Juwana,
yang bermuara di daerah Juwana.
 Sejarah berdirinya kota pati di mulai pada tahun 1929 pada saat pulau jawa
vakum kekuasaan. Setelah melalui proses sejarah yang panjang, Akhirnya pada
tanggal 6 Agustus di putuskan menjadi hari jadi kota Pati. dengan surya sengkala
" KRIDANE PANEMBAH GEBYARING BUMI " yang bermakna " Dengan
bekerja keras dan penuh do'a kita gali Bumi Pati untuk meningkatkan
kesejahteraan lahiriah dan batiniah ".
 Potensi yang ada di kabupaten pati diantaranya :
Potensi wilayah
Wisata alam dan bahari
Wisata Sejarah
Wisata Budaya
Wisata Kesenian
Wisata Kuliner
Potensi industri

b. Saran
 Untuk melestarikan budaya di kabupaten Pati diperlukan keasadaran dari
masyarakat itu sendiri.
 Pemerintah dalam penyediaan fasilitas untuk wisata alam sebaiknya ditambah,
sehingga dapat menarik minat pengunjung untuk berwisata di kabupaten Pati.

18 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Pati Diakses pada tanggal 2 oktober 2016. Pukul


16.00 WIB

https://www.ticpati.com diakses pada tanggal 2 oktober 2016. Pukul 16.30 WIB

19 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai