Anda di halaman 1dari 6

TUGAS 3 SISTEM PEMERINTAH DAERAH

NAMA : MAULITA SARI

NIM : 043008191

UNIVERSITAS TERBUKA

TAHUN 2022

MAPPANRETASI YANG BERUBAH MENJADI MAPPANRE RI TASI E


PENDAHULUAN

Secara geografis Kabupaten Tanah Bumbu terletak di antara : 2°52’-3°47’ Lintang Selatan dan
115°15’-116°04’ Bujur Timur, dengan luas wilayah 5.066,96 km2  (506.696 Ha) atau 13,50
persen dari total luas Propinsi Kalimantan Selatan yang terbagi atas 10 kecamatan.Dengan
Jumlah penduduk 360.187 jiwa. Sektor pertambangan terutama  pertambangan batu bara
merupakan salah satu sektor yang sangat berperan bagi perekonomian Kabupaten Tanah Bumbu.
Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Kalimantan Selatan mencatat selama tahun 2017
dihasilkan produksi batu bara sebanyak 31 433 846,69 MT . Tanah Bumbu adalah Kabupaten
yang berkembang cukup pesat, dengan terus melakukan pembangunan di bidang infrastruktur
sarana dan prasarana. Tanah Terus Bergerak melakukan Inovasi salah satunya adalah
Berubahnya nama acara MAPPANRE menjadi MAPPANRE RI TASI E.

RUMUSAN MASALAH

1. Apakah itu Mappanretasi


2. Megapa berubah menjadi Mappanre Ri Tasi E
3. Apakah Perubahan Nama menggubah makna dan Tradisi Yang Sudah Dijalani Selama Ini ?

PEMBAHASAN

1. Apakah itu Mappanretasi

Mappanretasi (bahasa Bugis Mappanre dan Tasi, memberi makan laut) atau lebih dikenal
dengan Pesta Laut atau Pesta Pantai, adalah sebuah festival adat suku Bugis yang diturunkan
secara turun-temurun dan dilaksanakan setiap bulan April di Pagatan, Kabupaten Tanah Bumbu,
Kalimantan Selatan, Indonesia.

Festival yang dikelola oleh Pemda setempat, Dinas Pariwisata, dan Lembaga Adat Ogi ini
dihadiri oleh Bupati, Kapolres, dan seluruh unsur Muspida.

Mappanretasi merupakan pelabuhan budaya bagi seluruh suku yang ada di kabupaten Tanah
Bumbu. Festival yang dilangsungkan selama tiga minggu di bulan April ini dimaksudkan sebagai
bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas rezeki yang dilimpahkan dari pantai
Pagatan yang menjadi sumber utama penghidupan masyarakat bugis Pagatan yang berprofesi
sebagai nelayan

Pelaksana utama Mappanretasi ini adalah seorang Sanro, yaitu tokoh bugis pagatan yang
gelarnya itu diperoleh secara turun temurun dari leluhurnya. Sanro ini didampingi oleh 12
dayang-dayang, 6 orang laki-laki dan 6 orang perempuan.

Secara umum, pelaksanaan Mappanretasi ini dilakukan dengan melarungkan atau


menghanyutkan beberapa jenis makanan tertentu (sajen), seperti pisang barengseng, pisang raja,
nasi ketan putih, hitam, kuning, dan merah jambu (yang melambangkan unsur di bumi), serta
ayam jantan hitam si Kadi dan ayam betina si Manis.

Sajen dan ayam-ayam ini dinaikkan di atas kapal nelayan yang sudah disiapkan, disambut oleh
dayang-dayang Sanro. Sementara Sanro memberi aba-aba agar kapal bertolak dari pantai menuju
ke titik tengah pantai (posisi ini telah ditentukan sebelumnya pada malam hari sebelum acara
puncak dilaksanakan).

Setelah posisi tepat berada di titik tengah pantai yang telah ditentukan, upacara pemotongan
ayam dan melarutkan sajenpun dilakukan, diiringi oleh doa selamat

Acara mappanretasi ini sudah menjadi tradisi sejak zaman nenek moyang dan acara ini di
lakasanakan selama tiga minggu lamanya dan biasanya di ramaikan oleh artis ibu kota, acara ini
sendiri menarik banyak pengunjung wisatawan dari berbagai penjuru dan menjadi sumber rezeki
untuk para pedagang, dan menyumbang penadapatan yang cukup besar untuk daerah. Adapun
acara mappanretasi ini termuat dalam Perbup Tanah Bumbu No. 63 Tahun 2017 tentang
Perubahan Atas Peraturan Bupati Nomor 28 Tahun 2015 Tentang Penetapan Destinasi Pariwisata
Unggulan Daerah Secara Terpadu Kabupaten Tanah Bumbu Pada Pasal 7 B.

2. Mengapa berubah menjadi Mappanre Ri Tasi E


Tiga hari sebelum acara puncak mappanretasi Bapak Bupati dan jajarannya mengadakan rapat
koordinasi.

Rapat Koordinasi (Rakor) pemantapan acara puncak event budaya Mappanre Ri Tasi E digelar
Pemkab Tanah Bumbu (Tanbu) secara terbatas.

Rakor tersebut dibuka oleh Sekretaris Daerah Tanbu Drs. H Ambo Sakka, di ruang rapat Bupati,
Kamis (19/05/22) pagi.

Hadir dalam rapat tersebut, Bupati Tanbu HM Zairullah Azhar, di dampingi seluruh Kepala
SKPD di lingkup Pemkab Tanbu.

Diadakannya Rakor tersebut dalam rangka memperingati Hari Jadi Kabupaten Tanbu Ke-19,
sekaligus event budaya Mappanre Ri Tasi E, dengan tujuan pemantapan menuju acara puncak
yang akan diselenggarakan Minggu 22 Mei 2022 mendatang.

Dalam sambutannya, Abah Zairullah panggilan akrab bupati ini kembali menyampaikan, dalam
event budaya ini tidak akan ada lagi kegiatan pesta yang bersifat syirik.

“Sebagai contoh membuang kepala hewan ke laut atau memberi makan laut itu sudah dan jangan
pernah lagi ada, makanya nama yang awalnya Mappanretasi yang artinya memberi makan laut
sekarang kita rubah menjadi Mappanre Ri Tasi E yang artinya makan bersama di laut,” tegas
Abah Zairullah.

Dirinya juga menambahkan, jika kegiatan puncak event budaya kali ini lebih banyak diisi dengan
kegiatan-kegiatan keagamaan, seperti tabligh akbar dan dzikir bersama.

Abah berharap, apa yang dilaksanakan ini bisa menjadi doa, oleh sebab itu dirinya bersama
pemerintah setempat mencoba melakukan sebuah kemasan, agar acara yang diasumsi berbau
syirik ini bisa berubah menjadi acara yang berbau budaya.

Untuk menghindari terjadinya syirik dan penyimpangan dalam agama islam Bapak Bupati Tanah
Bumbu mengubah nama dan kebiasaan melarung atau menghanyutkan sesajen ke laut yang mana
menurut beliau hal tersebut mengandung unsur syirik yang mana beliau sangat fanatik dalam
islam.

3. Apakah Perubahan Nama menggubah makna dan Tradisi Yang Sudah Dijalani Selama Ini ?

Menurut saya sendiri perubahan nama mengubah kebiasaan dalam menjalankan tradisi tersebut,
seperti dengan melarungkan atau menghanyutkan beberapa jenis makanan tertentu (sajen),
seperti pisang barengseng, pisang raja, nasi ketan putih, hitam, kuning, dan merah jambu (yang
melambangkan unsur di bumi), serta ayam jantan hitam si Kadi dan ayam betina si Manis.

Sajen dan ayam-ayam ini dinaikkan di atas kapal nelayan yang sudah disiapkan, disambut oleh
dayang-dayang Sanro. Sementara Sanro memberi aba-aba agar kapal bertolak dari pantai menuju
ke titik tengah pantai (posisi ini telah ditentukan sebelumnya pada malam hari sebelum acara
puncak dilaksanakan).

Setelah posisi tepat berada di titik tengah pantai yang telah ditentukan, upacara pemotongan
ayam dan melarutkan sajenpun dilakukan, diiringi oleh doa selamat

Setelah nama Mappanretasi di rubah manjadi Mappanre Ri Tasi E hal tersebut di tiadakan dan
diganti dengan kegiatan kegiatan keagamaan, Sebenartnya sedikit banyaknya mengubah tradisi
yang sudah ada karena acara tersebut adalah acara puncak adat mappanretasi.

Tetapi patut di apresiasi tujuan mulia beliau untuk menghindarkan kita dari syirik.

KESIMPULAN
Tanah Bumbu adalah Kabupaten yang berkembang cukup pesat, dengan terus melakukan
pembangunan di bidang infrastruktur sarana dan prasarana. Tanah Terus Bergerak melakukan
Inovasi salah satunya adalah Berubahnya nama acara MAPPANRE menjadi MAPPANRE RI
TASI E.

Setelah nama Mappanretasi di rubah manjadi Mappanre Ri Tasi E hal tersebut di tiadakan dan
diganti dengan kegiatan kegiatan keagamaan, Sebenartnya sedikit banyaknya mengubah tradisi
yang sudah ada karena acara tersebut adalah acara puncak adat mappanretasi.

Tetapi patut di apresiasi tujuan mulia beliau untuk menghindarkan kita dari syirik.

PENUTUP

Acara mappanretasi ini sudah menjadi tradisi sejak zaman nenek moyang dan acara ini di
lakasanakan selama tiga minggu lamanya dan biasanya di ramaikan oleh artis ibu kota, acara ini
sendiri menarik banyak pengunjung wisatawan dari berbagai penjuru dan menjadi sumber rezeki
untuk para pedagang, dan menyumbang penadapatan yang cukup besar untuk daerah

DAFTAR PUSTAKA

perubahan atas peraturan bupati nomor 28 tahun 2015 tentang


penetapan destinasi pariwisata unggulan daerah secara terpadu kabupaten tanah bumbu

https://diahsastri.com/2017/11/28/menulis-daftar-pustaka-apa-style/

Anda mungkin juga menyukai