Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

”MASYARAKAT SUMBAWA/SAMAWA”

Dosen Pengampu: Muhammad Zaril Gapari, M.Pd

Disusun Oleh:

ZULFAWANTRI JUNIARTA ( 202111520011 )

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT)

PALAPA NUSANTARA

TA. 2021/2022
KATA PENGANTAR

            Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nyalah kami dapat
menyelesaikan makalah ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki.
Dan juga kami berterima kasih pada Bapak Muhammad Zaril Gapari, M.Pd selaku
Dosen mata kuliah PPKN yang telah memberikan tugas kepada kami.
            Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa
didalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami
harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna
tanpa sarana yang membangun.

Dasan Tengak, 27 November 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER.................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................1
C. Tujuan.......................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Letak Geografis Pulau Sumbawa.............................................................2
B. Bahasa Sumbawa......................................................................................3
C. Agama Masyarakat...................................................................................3
D. Tradisi Khas Daerah Sumbawa................................................................4
E. Tarian Tradisional Khas Suku Sumbawa.................................................5
F. Makanan Khas Suku Sumbawa ............................................................6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...............................................................................................7
B. Saran.........................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sumbawa adalah sebuah pulau yang ditempati oleh empat kabupaten dan
satu kota madia. Lawas tumbuh, hidup, dan berkembang di dua kabupaten
yaitu Kabupaten Sumbawa dan Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) yang
dulunya menjadi satu kabupaten dan pada beberapa tahun yang lalu
berpisah membentuk kabupaten sendiri yaitu KSB. Kedua kabupaten ini
mempunyai sejarah perkembangan yang sama dan bahasa yang sama yakni
bahasa Sumbawa. Kota Sumbawa Besar sebagai pusat pemerintahan pada
zaman Kesultanan Sumbawa telah menjadi pusat peradaban kebudayaan
Samawa (Sumbawa), dan dari sinilah simpul-simpul budaya Samawa
menyebar ke wilayah timur dan barat Sumbawa.
Kenyataan yang tidak dapat dipungkiri bahwa asal mula kebudayaan
yaitu dari hasil karya cipta manusia dari zaman nenek moyang yang
telah diwariskan kepada generasi penerusnya secara turun temurun.
Penerusan kebudayaan ini melingkupi kebudayaan tradisional yang berupa
konsep-konsep dari wujud kebudayaan sebagai suatu rangkaian tindak
aktivitas manusia dalam kehidupan sehari-hari yang dilingkari dengan ide-
ide, gagasan, nilai-nilai, norma- norma, peraturan dan berupa benda-benda.
Dari berbagai perilaku seperti itulah yang dapat menumbuhkan kebudayaan
tradisional rakyat.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai
berikut:
1. Apa itu suku sumbawa?
2. Apa saja tradisi,budaya,adat suku sumbawa?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah,adat,tradisi suku sumbawa
2. Mengenal lebih dekat dengan suku sumbawa

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Letak Geografis Pulau Sumbawa


Sumbawa merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara
Barat. Pulau Sumbawa, berada pada posisi 116" 42' sampai dengan 118"
22' Bujur Timur dan 8" 8' sampai dengan 9" 7' Lintang Selatan serta
memiliki luas wilayah 6.643,98 km2 (sumbawakab.go.id, 2012).
Sumbawa yang merupakan bagian dari kepulauan Sunda Kecil
memiliki banyak gunung yang tersebar di sepanjang pulau. Sumbawa juga
terkenal akan keindahan alam dan tanah yang berbukit-bukit. Daerah
beriklim tropis serta hamparan padang sabana yang membentang luas
menjadi ciri khas dari tanah Sumbawa.
Tau samawa adalah orang asli penduduk dari Pulau Sumbawa.Secara
etimologi Tau samawa berasal kata dari Tau yang berarti orang, Tana yang
berarti tanah, Samawa berasal dari kata sammava ( bahasa sanksekerta )
artinya dari berbagai penjuru (Gempar, 2011).Kata Tau Samawa
mempunyai maksud tersendiri bagi masyarakatdidaerahtersebut.
Untuk pulau Sumbawa dan Tau Samawa untuk orang Sumbawa.
Banyak pendapat yang menyebutkan asal mula suku asli dari tau samawa
atau suku sumbawa berasal dari Gowa, makassar yang dibuang oleh kerajaan
Gowa. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya kesamaan tradisi, budaya dan
adat istiadat, senjata tradisional, pakaian adat dan lain-lain. Bahkan
karakter yang keras juga masih bisa ditemui (Rizal Fahmi, 2011). Jadi dapat
dikatakan suku sumbawa atau tau samawa yang mendiami pulau Sumbawa
sebagai penduduk asli adalah pencampuran dari berbagai daerah khususnya
di kepulauan sunda kecil.
Jumlah penduduk Sumbawa Barat terus mengalami kenaikan setiap
tahunnya. Tahun 2010 tercatat 114.951 jiwa terdiri dari 58.274 laki-laki dan
56.677 perempuan (sumbawabaratkab.go.id, 2010). Suku asli Sumbawa atau
Tau Samawa berasal dari migrasi berbagai pulau tetangga seperti Lombok,

2
Bali, Jawa, dan Sulawesi. Dari percampuran darah antara pendatang dan
penduduk asli, berdirilah beberapa kerajaan seperti Utan Kadali, Tangko dan
Taliwang.
Sejarah tau samawa yang terungkap dari semua mitos, legenda, catatan
maupun kumpulan cerita yang berasal dari kawasan suku-suku lain yang ada
di Indonesia, sebelumnya menghuni daerah pesisir dan kemudian tersingkir
akibat adanya gelombang pendatang dari pulau-pulau besar di Nusantara.
B. Bahasa Sumbawa
Bahasa Sumbawa merupakan salah satu kekayaan budaya etnik
masyarakat Sumbawa. Masyarakat Sumbawa menggunakan bahasa Sumbawa
untuk memelihara dan melestarikan budaya masyarakatnya. Masyarakatnya
masih mempertahankan beberapa adat istiadat. Adat istiadat yang masih
dipertahankan hingga sampai saat ini seperti dalam acara pernikahan terdapat
berbagai prosesi, dari prosesi Tokal Keluarga, Nyorong (Sorong Serah),
Barodak, akad nikah, hingga resepsi pernikahan. Adat istiadat lainnya yang
juga sampai saat ini masih terus dipertahankan di antaranya Berapan Kebo
(Kerapan Kerbau), Main Jaran (Pacuan Kuda), dan Acara Ponan (khusus
desa Poto, desa Lengas, dan Melili Kec. Moyo Hilir Kab. Sumbawa
Besar). Selain itu, ada juga adat istiadat yang bernuansa keagamaan
seperti Maulid Nabi Muhammad SAW, Isra Mi’raj, Khitanan, dan Khatam
Al- Qur’an.
Dalam kegiatan budaya di atas, masyarakat Sumbawa sering
menggunakan bentuk kebahasaan, seperti bentuk ungkapan Sumbawa yang
biasa dikenal dengan sebutan Ama Samawa. Bentuk-bentuk ungkapan bahasa
Sumbawa Besar yang disebut Ama Samawa memiliki makna hasil dari
budaya masyarakat Sumbawa.
C. Agama Masyarakat
Hampir seluruh masyarakat tau samawa beragama islam, hanya beberapa
kecil saja yang masih percaya akan kepercayaan dari nenek
moyangnya. Pasca penaklukkan’ Kerajaan Hindu Utan atas Kerajaan
Gowa-Sulawesi proses penyebaran agama islam berlangsung dengan

3
gemilang melalui segala sendi kehidupan, baik pendidikan, perkawinan,
bahkan segala bentuk tradisi disesuaikan dengan ajaran Islam (Rachmat
Siyamsyah Ali, 2015). Munculnya kebudayaan islam pada masa runtuhnya
majapahit sangat berpengaruh pada suku Tau Samawa.Sejak saat itu Tau
Samawa menjadi fanatik tentang agama islam, juga terhadap bentuk-bentuk
keyakinan agama lain selain agama Islam, namun terdapat pula tau
Samawa yang sampai saat ini masih percaya kepada agama yang dianut
nenek moyangnya dahulu.
D. Tradisi Khas Daerah Sumbawa
1. Maen Jaran
Maen jaran atau pacuan kuda sudah populer sejak zaman kolonial
Belanda dan sampai saat ini masih dipertahankan oleh masyarakat
Sumbawa. Maen jaran biasanya diadakan setelah musim panen sebagai
cerminan rasa syukur masyarakat, dan jokinya adalah anak – anak yang
masih duduk dibangku SD berusia sekitar 9 – 12 tahun.
2. Barapan Kebo
Barapan kebo dilaksanakan di area sawah basah dan berlumpur, tugas
utama para joki adalah mengambil saka yaitu tongkat kayu yang
ditancapkan di salah satu sudut sawah dalam waktu sesingkat –
singkatnya. Yang berhasil mendapatkannya dialah pemenangnya. Para
peserta tidak mengincar hadiah yang diberikan, barapan kebo lebih
menjadi arena pertaruhan harga diri dan martabat. Selain itu juga kerbau
yang berhasil jadi juara bisa dijual dengan harga yang sangat tinggi.
3. Upacara Nyorong
Upacara Nyorong merupakan salah satu bagian dari prosesi
pernikahan putra – putri Sumbawa,  Nusa Tenggara Barat yang merupakan
upacara mengantar barang – barang dari pihak keluarga calon pengantin
laki – laki ke tempat calon pengantin perempuan. Biasanya barang –
barang yang diantar berupa: bahan makanan pokok, bahan pembuat kue,
ternak, pakaian, serta tempat tidur. Barang – barang tersebut diantarkan
beramai – ramai dan dipimpin oleh tokoh masyarakat atau tokoh agama.

4
Selain itu juga Upacara Nyorong dijadikan sebagai acara silaturahmi
antara kedua pihak keluarga pengantin.
E. Tarian Tradisional Khas Suku Sumbawa
1. Tarian Nguri
Tarian Nguri dibawakan secara berkelompok oleh penari wanita.
Tarian ini menggambarkan keramah-tamahan masyarakat suku Samawa
yang dicurahkan dalam bentuk gerakan tarian. Tarian Nguri merupakan
tarian sebagai bentuk penghormatan dan dukungan rakyat kepada Raja
Sumbawa yang telah memimpin dan menciptakan kemakmuran bagi
rakyat Sumbawa.
2. Tarian Rapancar
Upaya mempercantik diri agar tampil lebih sempurna, digemari oleh
setiap wanita sejak zaman lampau. Tradisi inipun dikenal pula oleh
perempuan samawa. Seperti adanya tradisi “Rapancar” sebagai salah satu
kelengkapan tata rias (memerahkan kuku jari tangan).
3. Tarian Pasaji
Tarian Pasaji dengan gerakan nyema (persembahan) yang penuh
santun dibawakan oleh penari perempuan dengan terampil mempersiapkan
pasaji. Pasaji atau makanan yang sudah dimasak akan dipersembahan
kepada Sultan Sumbawa. Gerakan dasar tarian ini memperlihatkan
bagaimana tata cara mempersiapkan pasaji, tatacara meletakan pasaji, dan
menyerahkannya pasaji kepada Sultan. Gerakan nyema (sembah) menjadi
bagian penting dalam tarian ini. Hampir setiap perpindahan gerak diawali
dan diakhiri dengan nyema. Tarian ini sangat dikenal oleh masyarakat
dikecamatan Alas yang mendiami wilayah bagian barat dari kabupaten
Sumbawa.
4. Tarian Sakede
Tampi, ternyata memiliki fungsi ganda dalam kehidupan, termasuk
kehidupan suku bangsa samawa, sebagaimana tampak dalam kebiasaan
sehari-hari, terutama dalam proses mengolah padi menjadi beras, seperti
barangin, nepi, sakede, barerok, basaresi, badidik dan lain – lain.

5
Disamping fungsi lain sebagai wadah junjungan (sunggian), alas makanan
dan lain-lain.
F. Makanan Khas Suku Sumbawa
1. Singang
2. Palumara
3. Sepat
4. Uta Londe Puru
5. Jangan Bage
6. Uta Janga Puru
7. Uta Maju Puru
8. Gecok
9. Rarit
10. Uta Mbeca Ro’o Parongge
11. Rumpu Rampe
12. Jagung Catemak
13. Bubur Palopo

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Suku Sumbawa atau biasa di sebut dengan Tau Samawa adalah salah satu
suku di provinsi Nusa Tenggara Barat. Sumbawa terkenal akan
keindahan alam dan tanah yang berbukit-bukit. Penduduk asli sumbawa
merupakan campuran dari berbagai daerah kususnya kepulauan sunda
kecil. Dari percampuran darah antara pendatang dan penduduk asli,
berdirilah beberapa kerajaan seperti Utan Kadali, Tangko dan Taliwang.
Daerah beriklim tropis ini mempunyai banyak sekali keaneka ragaman
budaya dan adat yang menarik dan unik. Mulai dari upacara perkawinan tau
samawa atau masyarakat Sumbawa. Dari bajajak, bakatoan, bakaputis,
nyorong hingga sampe dimana acara pernikahan. Semuanya mengandung
makna dan arti –arti tertentu.
Dari Keberaneka ragaman adat dan tradisi tersebutlah yang
membuat masyarakat tau samawa tumbuh menjadi masyarakat
yang berkualitas dan bermartabat.
B. Saran
Demikianlah makalah yang dapat kami sajikan. Dalam penulisan makalah
ini kami  menyadari bahwa masih terdapat kesalahan dan kekurangan, maka
dari itu kami mohon kritik dan saran serta masukan-masukan yang bersifat
membangun dari semua pihak demi perbaikan makalah ini di masa yang
akan datang.

7
DAFTAR PUSTAKA

http://gemparvaroz.blogspot.co.id/2011/11/samawa.html
http://sumbawakab.go.id/index_static.html?id=3
http://humor.kampung-media.com/2014/03/20/kisah-penentuan-batas-wilayah-di-
pulau- sumbawa-1758
http://katiano.mywapblog.com/adat-perkawinan-sumbawa-nyorong-dan-baro-
2.xhtml

Anda mungkin juga menyukai