Anda di halaman 1dari 13

» Dasar Hukum Pembentukan :

Permendagri No. 2 Tahun 2009, Tgl. 12-01-2009.

Peraturan Pemerintah RIS No. 31 Tahun 1950, Tgl. 14-08-1950.

Peraturan Pemerintah RIS No. 21 Tahun 1950, Tgl. 14-08-1950.

Keputusan Presiden RIS No. 48 Tahun 1950, Tgl. 31-01-1950.

Undang-Undang Dasar RIS Tahun 1950, Tgl. 15-08-1950.

Undang-Undang RI-Yogya No. 10 Tahun 1950, Tgl. 04-07-1950.

Undang-Undang RI No. 12 Tahun 1946, Tgl. 08-07-1946.

Peraturan Pemerintah RI No. 2 Tahun 1946, Tgl. 18-04-1946.

Peraturan Pemerintah RI No. 1 Tahun 1945, Tgl. 10-10-1945.

Undang-Undang RI No. 1 Tahun 1945, Tgl. 23-11-1945.

Sejarah

Jawa Tengah sebagai provinsi diwujudkan sejak zaman Hindia Belanda. Hingga tahun 1905, Jawa Tengah
terdiri atas 5 wilayah (gewesten) yakni Semarang, Kudus, Kedu, Banyumas, dan Pekalongan. Surakarta
sedang merupakan kawasan swapraja kerajaan (vorstenland) yang berdiri sendiri dan terdiri dari dua
wilayah, Kasunanan Surakarta dan Mangkunegaran, sebagaimana Yogyakarta. Masing-masing gewest
terdiri atas kabupaten-kabupaten. Waktu itu Kudus Gewest juga meliputi Regentschap Tuban dan
Bojonegoro.

Sesudah diberlakukannya Decentralisatie Besluit tahun 1905, gewesten diberi otonomi dan diwujudkan
Dewan Daerah. Selain itu juga diwujudkan gemeente (kotapraja) yang otonom, adalah Pekalongan,
Tegal, Semarang, Salatiga, dan Magelang.

Sejak tahun 1930, provinsi ditetapkan sebagai kawasan otonom yang juga memiliki Dewan Provinsi
(Provinciale Raad). Provinsi terdiri atas beberapa karesidenan (residentie), yang meliputi beberapa
kabupaten (regentschap), dan dibagi lagi dalam beberapa kawedanan (district). Provinsi Jawa Tengah
terdiri atas 5 karesidenan, yaitu: Pekalongan, Kudus-Rembang, Semarang, Banyumas, dan Kedu.
Menyusul kemerdekaan Indonesia, pada tahun 1945 Pemerintah membentuk kawasan swapraja
Kasunanan dan Mangkunegaran; dan dijadikan karesidenan. Pada tahun 1950 menempuh Undang-
undang ditetapkan pembentukan kabupaten dan kotamadya di Jawa Tengah yang meliputi 29
kabupaten dan 6 kotamadya. Penetapan Undang-undang tersebut hingga kini diperingati sebagai Hari
Sah Provinsi Jawa Tengah, yakni tanggal 15 Agustus 1950.

Pemerintahan

Secara administratif, Provinsi Jawa Tengah terdiri atas 29 kabupaten dan 6 kota. Administrasi
pemerintahan kabupaten dan kota ini terdiri atas 573 kecamatan dan 8.578 desa/kelurahan.

Sebelum diberlakukannya Undang-undang Nomor 22/1999 tentang Pemerintahan Kawasan, Jawa


Tengah juga terdiri atas 3 kota administratif, adalah Kota Purwokerto, Kota Cilacap, dan Kota Klaten.
Namun sejak diberlakukannya Otonomi Kawasan tahun 2001 kota-kota administratif tersebut dihapus
dan dijadikan bidang dalam wilayah kabupaten.

Menyusul otonomi kawasan, 3 kabupaten memindahkan pusat pemerintahan ke wilayahnya sendiri,


adalah Kabupaten Magelang (dari Kota Magelang ke Mungkid), Kabupaten Tegal (dari Kota Tegal ke
Slawi), serta Kabupaten Pekalongan (dari Kota Pekalongan ke Kajen).

No. Kabupaten/Kota Ibu kota

1 Kabupaten Banjarnegara Banjarnegara

2 Kabupaten Banyumas Purwokerto

3 Kabupaten Batang Batang

4 Kabupaten Blora Blora

5 Kabupaten Boyolali Boyolali

6 Kabupaten Brebes Kota Brebes

7 Kabupaten Cilacap Cilacap

8 Kabupaten Demak Demak


9 Kabupaten Grobogan Purwodadi

10 Kabupaten Jepara Jepara

11 Kabupaten KaranganyarKaranganyar

12 Kabupaten Kebumen Kebumen

13 Kabupaten Kendal Kendal

14 Kabupaten Klaten Kota Klaten

15 Kabupaten Kudus Kudus

16 Kabupaten Magelang Kota Mungkid

17 Kabupaten Pati Pati

18 Kabupaten Pekalongan Kajen

19 Kabupaten Pemalang Pemalang

20 Kabupaten Purbalingga Purbalingga

21 Kabupaten Purworejo Purworejo

22 Kabupaten Rembang Rembang

23 Kabupaten Semarang Ungaran

24 Kabupaten Sragen Sragen

25 Kabupaten Sukoharjo Sukoharjo

26 Kabupaten Tegal Slawi

27 Kabupaten Temanggung Temanggung

28 Kabupaten Wonogiri Wonogiri

29 Kabupaten Wonosobo Wonosobo

30 Kota Magelang -

31 Kota Pekalongan -

32 Kota Salatiga -

33 Kota Semarang -
34 Kota Surakarta -

35 Kota Tegal -

Geografi

Relief

Menurut tingkat kemiringan lahan di Jawa Tengah, 38% lahan memiliki kemiringan 0-2%, 31% lahan
memiliki kemiringan 2-15%, 19% lahan memiliki kemiringan 15-40%, dan sisanya 12% lahan memiliki
kemiringan bertambah dari 40%.

Kawasan pantai utara Jawa Tengah memiliki dataran rendah yang sempit. Di kawasan Brebes selebar 40
km dari pantai, dan di Semarang hanya selebar 4 km. Dataran ini bersambung dengan depresi
Semarang-Rembang di timur. Gunung Muria pada penghabisan Zaman Es (sekitar 10.000 tahun SM)
merupakan pulau terpisah dari Jawa, yang hasilnya menyatu karena terjadi endapan aluvial dari sungai-
sungai yang mengalir. Kota Demak semasa Kesultanan Demak (abad ke-16 Masehi) berada di tepi laut
dan dijadikan tempat berlabuhnya kapal. Anggota sedimentasi ini hingga sekarang sedang berlanjut di
pantai Semarang.

Di selatan kawasan tersebut terdapat Pegunungan Kapur Utara dan Pegunungan Kendeng, yakni
pegunungan kapur yang membentang dari sebelah timur Semarang hingga Lamongan (Jawa Timur).

Rangkaian utama pegunungan di Jawa Tengah adalah Pegunungan Serayu Utara dan Serayu Selatan.
Rangkaian Pegunungan Serayu Utara membentuk rantai pegunungan yang menghubungkan rangkaian
Bogor di Jawa Barat dengan Pegunungan Kendeng di timur. Luas rangkaian pegunungan ini sekitar 30-50
km; di ujung baratnya terdapat Gunung Slamet dan bidang timur merupakan Dataran Tinggi Dieng
dengan puncak-puncaknya Gunung Prahu dan Gunung Ungaran. Selang rangkaian Pegunungan Serayu
Utara dan Pegunungan Serayu Selatan dipisahkan oleh Depresi Serayu yang membentang dari Majenang
(Kabupaten Cilacap), Purwokerto, hingga Wonosobo. Sebelah timur depresi ini terdapat gunung berapi
Sindoro dan Sumbing, dan sebelah timurnya lagi (kawasan Temanggung dan Magelang) merupakan
lanjutan depresi yang membatasi Gunung Merapi dan Gunung Merbabu. Pegunungan Serayu Selatan
merupakan pengangkatan zone Depresi Bandung.
Kawasan pantai selatan Jawa Tengah juga memiliki dataran rendah yang sempit, dengan luas 10-25 km.
Perbukitan yang landai membentang sejajar dengan pantai, dari Yogyakarta hingga Cilacap. Sebelah
timur Yogyakarta merupakan kawasan pegunungan kapur yang membentang hingga pantai selatan Jawa
Timur.

Hidrologi

Bengawan Solo merupakan sungai terpanjang di Pulau Jawa (572 km); memiliki mata cairan di
Pegunungan Sewu (Kabupaten Wonogiri), sungai ini mengalir ke utara, melintasi Kota Surakarta, dan
hasilnya menuju ke Jawa Timur dan bermuara di kawasan Gresik (dekat Surabaya). Sungai-sungai yang
bermuara di Laut Jawa di selangnya adalah Kali Pemali, Kali Comal, dan Kali Bodri. Sedang sungai-sungai
yang bermuara di Lautan Hindia di selangnya adalah Serayu dan Kali Progo. Di selang waduk-waduk yang
utama di Jawa Tengah adalah Waduk Gajahmungkur (Kabupaten Wonogiri), Waduk Kedungombo
(Kabupaten Boyolali dan Sragen), Rawa Pening (Kabupaten Semarang), Waduk Cacaban (Kabupaten
Tegal), Waduk Malahayu (Kabupaten Brebes), Waduk Wadaslintang (perbatasan Kabupaten Kebumen
dan Kabupaten Wonosobo), Waduk Sempor (Kabupaten Kebumen)dan Waduk Mrica (Kabupaten
Banjarnegara).

Gunung berapi

Terdapat 5 gunung berapi yang aktif di Jawa Tengah, yaitu: Gunung Merapi (di Boyolali), Gunung Slamet
(di Pemalang), Gunung Sindoro (di Temanggung - Wonosobo), Gunung Sumbing ( di Temanggung -
Wonosobo), dan Gunung Dieng (di Banjarnegara).

Kondisi tanah

Menurut Lembaga Penelitian Tanah Bogor tahun 1969, jenis tanah wilayah Jawa Tengah didominasi oleh
tanah latosol, aluvial, dan grumusol; sehingga hamparan tanah di provinsi ini termasuk tanah yang
memiliki tingkat kesuburan yang relatif subur.

Iklim

Jawa Tengah memiliki iklim tropis, dengan curah hujan tahunan rata-rata 2.000 meter, dan suhu rata-
rata 21-32oC. Kawasan dengan curah hujan tinggi terutama terdapat di Nusakambangan bidang barat,
dan sepanjang Pegunungan Serayu Utara. Kawasan dengan curah hujan rendah dan sering terjadi
kekeringan di musim kemarau berada di kawasan Blora dan sekitarnya serta di bidang selatan
Kabupaten Wonogiri.
Penduduk

Demografi

Jumlah penduduk Provinsi Jawa Tengah adalah 32.578.357 jiwa. Kabupaten/kota dengan jumlah
penduduk terbesar adalah Kabupaten Brebes (1.764.041 jiwa), Kabupaten Cilacap (1.665.586 jiwa), dan
Kabupaten Banyumas (1.551.076 juta jiwa).

Sebaran penduduk umumnya terkonsentrasi di pusat-pusat kota, sama berat kabupaten ataupun kota.
Kawasan permukiman yang cukup padat berada di kawasan Semarang Raya (termasuk Ungaran dan
sebagian wilayah Kabupaten Demak dan Kendal), kawasan Salatiga Raya ( termasuk wilayah Ambarawa,
Bringin, Kopeng, Tengaran dan Suruh), Solo Raya (termasuk sebagian wilayah Kabupaten Karanganyar,
Sukoharjo, dan Boyolali), serta Tegal-Brebes-Slawi.

Pertumbuhan penduduk Provinsi Jawa Tengah sebesar 0,67% per tahun. Pertumbuhan penduduk
tertinggi berada di Kabupaten Demak (1,5% per tahun), sedang yang terendah adalah Kota Pekalongan
(0,09% per tahun).

Dari jumlah penduduk ini, 47% di selangnya merupakan tingkatan kerja. Mata pencaharian paling jumlah
adalah di sektor pertanian (42,34%), diikuti dengan perdagangan (20,91%), industri (15,71%), dan
tingkah laku baik (10,98%).

Suku

Komposisi etnis Jawa Tengah pada tahun 2000

Etnis Jumlah (%)

Jawa 97,96

Sunda 1,05

Tionghoa 0,54

Madura0,05

Batak 0,05
Arab 0,03

Minangkabau 0,02

Betawi 0,02

Melayu 0,02

Bugis 0,01

Banjar 0,01

Lain-lain 0,24

Mayoritas penduduk Jawa Tengah adalah Suku Jawa. Jawa Tengah dikenal sebagai pusat norma budaya
Jawa, di mana di kota Surakarta dan Yogyakarta terdapat pusat istana kerajaan Jawa yang sedang berdiri
hingga kini.

Suku minoritas yang cukup signifikan adalah Tionghoa, terutama di kawasan perkotaan walaupun di
kawasan pedesaan juga ditemukan. Biasanya mereka bangkit di bidang perdagangan dan tingkah laku
baik. Komunitas Tionghoa sudah berbaur dengan Suku Jawa, dan jumlah di selang mereka yang
memakai Bahasa Jawa dengan logat yang kental sehari-harinya.

Selain itu di beberapa kota-kota luhur di Jawa Tengah ditemukan pula komunitas Arab-Indonesia. Mirip
dengan komunitas Tionghoa, mereka biasanya bangkit di bidang perdagangan dan tingkah laku baik.

Di kawasan perbatasan dengan Jawa Barat terdapat pula orang Sunda yang sarat akan norma budaya
Sunda, terutama di wilayah Cilacap, Brebes, dan Banyumas. Di pedalaman Blora (perbatasan dengan
provinsi Jawa Timur) terdapat komunitas Samin yang terisolir, yang kasusnya hampir sama dengan orang
Kanekes di Banten.

Bahasa

Walaupun Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi, umumnya sebagian luhur memakai Bahasa Jawa
sebagai bahasa sehari-hari. Bahasa Jawa Dialek Solo-Jogja dianggap sebagai Bahasa Jawa Standar.

Di samping itu terdapat sebanyak dialek Bahasa Jawa; namun secara umum terdiri dari dua, yakni
kulonan dan timuran. Kulonan dibicarakan di bidang barat Jawa Tengah, terdiri atas Dialek Banyumasan
dan Dialek Tegal; dialek ini memiliki pengucapan yang cukup tidak sama dengan Bahasa Jawa Standar.
Sedang Timuran dibicarakan di bidang timur Jawa Tengah, di selangnya terdiri atas Dialek Solo, Dialek
Semarang. Di selang perbatasan kedua dialek tersebut, dibicarakan Bahasa Jawa dengan campuran
kedua dialek; kawasan tersebut di selangnya adalah Pekalongan dan Kedu.

Di wilayah-wilayah berpopulasi Sunda, adalah di kabupaten Brebes bidang selatan, dan kabupaten
Cilacap utara sekitar kecamatan Dayeuhluhur, orang Sunda sedang memakai bahasa Sunda dalam
kehidupan sehari-harinya.

Beragam jenis dialek yang terdapat di Jawa Tengah :

dialek Pekalongan

dialek Kedu

dialek Bagelen

dialek Semarangan (Kota Semarang)

dialek Kudus

dialek Blora

dialek Surakarta

dialek Yogyakarta

dialek Madiun

dialek Banyumasan (Ngapak)

dialek Bandek

dialek Tegal-Brebes

Agama

Islam

88%
Katholik

7%

Kristen

2%

Budha

1%

Hindu

0.5%

Lainnya

0.6%

Sebagian luhur penduduk Jawa Tengah beragama Islam dan sebagian sedang mempertahankan tradisi
Kejawen yang dikenal dengan istilah abangan.

Agama lain yang dianut adalah Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, Kong Hu Cu, dan puluhan aliran
kepercayaan. Penduduk Jawa Tengah dikenal dengan sikap tolerannya. Provinsi Jawa Tengah merupakan
salah satu provinsi dengan populasi umat Kristen dan Katolik terbesar di Indonesia. Sebagai contoh di
kawasan Muntilan, Kabupaten Magelang jumlah dijumpai penganut agama Katolik, dan dulunya
kawasan ini merupakan salah satu pusat pengembangan agama Katolik di Jawa. Di lain kawasan, sebuah
desa di kecamatan Sumpiuh, Banyumas, 100% penduduknya beragama Islam.

Terdapat pula orang-orang keturunan Yahudi dan menganut agama Yahudi di Jawa Tengah yang
jumlahnya sangat sedikit sekali. Mereka berada di wilayah Semarang, Cilacap, Solo, dan Brebes. Mereka
umumnya adalah Yahudi keturunan Belanda pada zaman kolonial.
Perekonomian

Pertanian merupakan sektor utama perekonomian Jawa Tengah, dimana mata pencaharian di bidang ini
digeluti hampir separuh dari tingkatan kerja terserap.

Kawasan hutan meliputi 20% wilayah provinsi, terutama di bidang utara dan selatan. Kawasan
Rembang,Blora-Grobogan merupakan penghasil kayu jati. Jawa Tengah juga terdapat sebanyak industri
luhur dan menengah. Kawasan Semarang-Ungaran-Demak-Kudus merupakan kawasan industri utama di
Jawa Tengah. Kudus dikenal sebagai pusat industri rokok. Di Cilacap dan Rembang terdapat industri
semen.

Blok Cepu di pinggiran Kabupaten Blora (perbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah) terdapat cadangan
minyak bumi yang cukup signifikan, dan kawasan ini sejak zaman Hindia Belanda telah lama dikenal
sebagai kawasan tambang minyak.

Komunikasi dan Media Massa

Semarang, Surakarta, Purwokerto, dan Tegal merupakan kota-kota yang memiliki stasiun relay televisi
swasta nasional. Beberapa stasiun televisi lokal di Jawa Tengah adalah TV Borobudur, Pro-TV, Cakra
Semarang TV dan TVKU (di Semarang); Simpang 5 TV (di Pati); TATV (di Surakarta); SOLO TV (di
Surakarta) dan (di Salatiga); Salatiga TV (di Salatiga); TegalTV (di Tegal); Ratih TV (di Kebumen); Batik TV
(di Pekalongan); dan Banyumas TV (di Banyumas).

Suara Merdeka, harian yang terbit dari Semarang, adalah surat kabar dengan sirkulasi tertinggi di Jawa
Tengah; harian ini juga memiliki edisi lokal Suara Pantura dan Suara Solo. Di samping itu terdapat koran
jaringan Jawa Pos Group, sama berat yang terbit bersama induknya Jawa Pos (Radar Solo, Radar Jogja,
Radar Semarang, dan Radar Kudus) maupun yang terbit sendiri (Meteor, Solo Pos, Radar Tegal, Radar
Banyumas, Joglosemar). Selain itu terdapat juga jaringan baru surat kabar adalah Radar Pos di kota
Salatiga dan beberapa biro di kota Semarang dan kota Solo disamping dulu terdapat Salatiga Pos,
Solopos Salatiga Raya, Gerbang Metro Salatiga (Suara Merdeka) dan Hati Beriman Majalah milik Pemkot
Salatiga.[8], [9]

Pendidikan Tinggi

Jawa Tengah memiliki sebanyak perguruan tinggi terkemuka, terutama di kota Semarang dan Surakarta.
Perguruan tinggi negeri meliputi: Universitas Diponegoro (Undip), Universitas Negeri Semarang (Unnes),
dan Institut Agama Islam Negeri (IAIN)Walisongo di Semarang; Universitas Sebelas Maret (UNS), Institut
Agama Islam Negeri(Stain) Salatiga, dan Institut Seni Indonesia di Surakarta, serta Universitas Jenderal
Soedirman (Unsoed) di Purwokerto

Sedangkan universitas swasta di Jawa Tengah selang lain Universitas Semarang (USM) yang didirikan
oleh Yayasan AlumniUniversitas Diponegoro (Undip),Universitas 17 Agustus 1945 Semarang (UNTAG),
Universitas Dian Nuswantoro Semarang (UDINUS), Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) di Salatiga,
Universitas Islam Sultan Luhur (Unissula) dan Unika Soegijapranata di Semarang, STIE Bank BPD Jateng,
Universitas Muhammadiyah Surakarta, Universitas Muhammadiyah Magelang, Universitas
Muhammadiyah Purwokerto, Universitas Muhammadiyah Semarang ( UNIMUS ), Universitas
Muhammadiyah Purworejo (UMP), Universitas Pekalongan UNIKAL, Universitas Panca Sakti di Tegal,
Universitas Muhadi Setiabudi di Brebes, Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdathul Ulama (STAINU)
Kebumen, serta Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STAINU) Putra Bangsa di Kebumen

Selain itu juga terdapat Akademi Tingkatan Darat (AAD) dan SMA Taruna Nusantara di Magelang serta
Akademi Kepolisian di Semarang. LPLP Tutuko adalah lembaga pendidikan aviasi dan maintenance
penerbangan (mekanik) di Surakarta (Jl. Merapi, Surakarta) dan Yogyakarta (Jl. Sorosutan, Yogyakarta).

Pariwisata

Cairan Terjun Grojogan Sewu

Jawa Tengah jumlah terdapat obyek wisata yang sangat menarik. Kota Semarang memiliki sebanyak
kontruksi kuno. Obyek wisata lain di kota ini termasuk Puri Maerokoco (Taman Mini Jawa Tengah)[10] ,
Museum Jawa Tengah Ranggawarsita[11] dan Museum Rekor Indonesia (MURI).[12] Kota Jepara
terdapat sebanyak kontruksi kuno yaitu: Candi Angin, Masjid Mantingan, Kelenteng Hian Thian Siang
Tee, Benteng Portugis Banyumanis, Benteng VOC, Museum R.A Kartini.[13]

Borobudur

Prambanan
Salah satu kebanggaan provinsi ini adalah Candi Borobudur, yakni monumen Buddha terbesar di dunia
yang dibangun pada masa zaman ke-9, terdapat di Kabupaten Magelang.[14] Candi Mendut dan Candi
Pawon juga terletak dalam satu kawasan dengan Borobudur.[15]

Candi Prambanan di Klaten merupakan kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia.[16] Di kawasan
Dieng terdapat golongan candi-candi Hindu, yang diduga dibangun sebelum era Mataram Kuno.[17]
Kompleks candi Gedong Songo terletak di lereng Gunung Ungaran, Kabupaten Semarang.[18] Di
kawasan kecamatan Keling tepatnya di desa Tempur terdapat Candi Angin.[19]

Museum Fosil Sangiran

Surakarta dipandang sebagai salah satu pusat daya upaya budi Jawa, dimana di kota ini terdapat Keraton
Kasunanan dan Pura Mangkunegaran. Obyek wisata menarik di timur kota ini adalah beberapa wisata
cairan terjun seperti Cairan Terjun Jumog, serta yang terkenal adalah Cairan Terjun Grojogan Sewu.
Adapula candi-candi peninggalan Majapahit yang ketiganya terletak di Kabupaten Karanganyar; serta
Museum Fosil Sangiran yang terletak di Jalan Solo-Purwodadi tepatnya Kecamatan Kalijambe,
Kabupaten Sragen. Di bidang selatan wilayah Surakarta, Kabupaten Wonogiri terdapat beberapa wisata
cairan, seperti Waduk Gajah Mungkur, serta Pantai Nampu dan Pantai Sembukan dengan hamparan
tebing dan pasir putihnya.

Bidang selatan Jawa Tengah juga menyimpan sebanyak obyek wisata menarik, di selangnya Goa Jatijajar,
Goa Petruk, Pantai Menganti, Benteng Van der Wijk dan Pantai Karangbolong di Kabupaten Kebumen,
serta Baturraden di Kabupaten Banyumas. Di bidang utara terdapat Obyek Wisata Guci di lereng Gunung
Slamet, Kabupaten Tegal; serta Kota Pekalongan yang dikenal dengan julukan 'kota batik'.

Kawasan pantura timur jumlah menyimpan wisata religius. Masjid Luhur Demak yang didirikan pada
masa zaman ke-16 merupakan kontruksi artistik dengan paduan arsitektur Islam dan Hindu. Demak
adalah kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa. Kawasan pantura timur terdapat 3 makam wali sanga,
yakni Sunan Kalijaga di Demak, Sunan Kudus di kota Kudus, dan Sunan Muria di Kabupaten Kudus.

Transportasi

Jawa Tengah dilalui beberapa ruas jalan nasional, yang meliputi jalur pantura (menghubungkan Jakarta-
Semarang-Kudus-Surabaya-Banyuwangi), jalur Tegal-Purwokerto, jalur lintas selatan (menghubungkan
Bandung-Yogyakarta-Surakarta-Madiun-Surabaya), serta jalur Semarang-Solo. Losari, pintu gerbang
Jawa Tengah sebelah barat bisa ditempuh 3,5 - 4 jam perjalanan dari Jakarta. Ketika ini sedang dibangun
ruas Jalan Tol Semarang-Solo yang menghubungkan Kota Semarang dan Solo, menempuh Ungaran,
Salatiga, Boyolali hingga Solo, sehingga mempersingkat waktu tempuh dan memperlancar cara
perekonomian.[20]

Jawa Tengah merupakan provinsi yang pertama kali mengoperasikan jalur kereta api, yakni pada tahun
1867 di Semarang dengan rute Semarang-Tanggung yang berjauhan 26 km, atas permintaan Raja Willem
I untuk kebutuhan militer di Semarang maupun hasil bumi ke Gudang Semarang.[21] Ketika ini jalur
kereta api yang melintasi Jawa Tengah adalah lintas utara (Jakarta-Semarang-Surabaya), lintas selatan
(Bandung-Yogyakarta-Surabaya), jalur Kroya-Cirebon, dan jalur Solo-Gundih-Semarang. Jalur kereta
Solo-Wonogiri yang telah lama mati dihidupkan kembali pada tahun 2005. Jalur lain yang diaktifkan
kembali adalah jalur rel Kedungjati - Ambarawa yang menghubungkan stasiun Bringin, stasiun Tuntang
dan hasilnya di stasiun Ambarawa. Dari stasiun Ambarawa bisa berlanjut hingga stasiun Bedono pada
tahun 2015 mendatang. [22]

Untuk transportasi udara, Bandara Ahmad Yani di Semarang dan Bandara Adi Sumarmo di Boyolali
merupakan bandara komersial yang paling penting di Jawa Tengah. Selain itu juga terdapat Bandara
Dewandaru di Jepara (Kec. Karimunjawa), Bandara Tunggulwulung di Cilacap dan Bandara Wirasaba di
Purbalingga. Penerbangan Jakarta-Semarang atau Jakarta-Surakarta bisa ditempuh dalam waktu 45-50
menit.

Anda mungkin juga menyukai