Anda di halaman 1dari 15

PROVINSI JAWA TENGAH

Letak astronomi jawa tengah adalah 8º 30' - 5º 40' LS 108º 30' - 111º 30' BT.Provinsi jawa Tengah
adalah provinsi yang terletak di Pulau Jawa. Luas Provinsi ini sekitar 32.548,20 km persegi,
mempunyai 29 kabupaten, 534 kecamatan, serta 854.031.820 Desa/Kelurahan . Berikut batas provinsi
Jawa Tengah:

Sebelah Utara : Laut Jawa

Sebelah Selatan: Samudra Hindia dan Provinsi DI Yogyakarta

Sebelah Timur: Provinsi Jawa Timur

Sebelah Barat: Provinsi Jawa Barat

Provinsi Jawa Tengah terkenal degan candi Borobudurnya yang terletak di Magelang, Jawa
Tengah. Suku yang mendiami Provinsi ini adalah Suku Jawa, dan suku minoritasnya adalah suku
tionghoa. Walaupun Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi, namun Bahasa pokok yang di gunakan di
Provinsi ini adalah bahasa Jawa.

Jawa Tengah (disingkat Jateng) (Hanacaraka: ꦗꦮ ꦠꦼꦔ;ꦃPegon: ‫ ;تنغاه جاوه‬Jawa: Jåwå Tengah) adalah
sebuah provinsi Indonesia yang terletak di bagian tengah Pulau Jawa. Ibu kotanya adalah Semarang.
Provinsi ini berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat di sebelah barat, Samudra Hindia dan Daerah
Istimewa Yogyakarta di sebelah selatan, Jawa Timur di sebelah timur, dan Laut Jawa di sebelah utara.
Luas wilayahnya 32.548 km², atau sekitar 28,94% dari luas pulau Jawa. Provinsi Jawa Tengah juga
meliputi Pulau Nusakambangan di sebelah selatan (dekat dengan perbatasan Jawa Barat), serta
Kepulauan Karimun Jawa di Laut Jawa.

Pengertian Jawa Tengah secara geografis dan budaya kadang juga mencakup wilayah Daerah
Istimewa Yogyakarta. Jawa Tengah dikenal sebagai "jantung" budaya Jawa. Meskipun demikian di
provinsi ini ada pula suku bangsa lain yang memiliki budaya yang berbeda dengan suku Jawa seperti
suku Sunda di daerah perbatasan dengan Jawa Barat. Selain ada pula warga Tionghoa-Indonesia,
Arab-Indonesia dan India-Indonesia yang tersebar di seluruh provinsi ini.Sejak tahun 2008, provinsi
Jawa Tengah memiliki hubungan kembar dengan provinsi Fujian di Tiongkok.

1)Sejarah
Jawa Tengah sebagai provinsi dibentuk sejak zaman Hindia Belanda. Hingga tahun 1905, Jawa
Tengah terdiri atas 5 wilayah (gewesten) yakni Semarang, Pati, Kedu, Banyumas, dan Pekalongan.
Surakarta masih merupakan daerah swapraja kerajaan (vorstenland) yang berdiri sendiri dan terdiri
dari dua wilayah, Kasunanan Surakarta dan Mangkunegaran, sebagaimana Yogyakarta. Masing-
masing gewest terdiri atas kabupaten-kabupaten. Waktu itu Pati Gewest juga meliputi
Regentschap Tuban dan Bojonegoro.

Setelah diberlakukannya Decentralisatie Besluit tahun 1905, gewesten diberi otonomi dan
dibentuk Dewan Daerah. Selain itu juga dibentuk gemeente (kotapraja) yang otonom, yaitu
Pekalongan, Tegal, Semarang, Salatiga, dan Magelang.

Sejak tahun 1930, provinsi ditetapkan sebagai daerah otonom yang juga memiliki Dewan Provinsi
(Provinciale Raad). Provinsi terdiri atas beberapa karesidenan (residentie), yang meliputi beberapa
kabupaten (regentschap), dan dibagi lagi dalam beberapa kawedanan (district). Provinsi Jawa Tengah
terdiri atas 5 karesidenan, yaitu: Pekalongan, Pati, Semarang, Banyumas, dan Kedu.

Menyusul kemerdekaan Indonesia, pada tahun 1945 Pemerintah membentuk daerah swapraja
Kasunanan dan Mangkunegaran; dan dijadikan karesidenan. Pada tahun 1950 melalui Undang-undang
ditetapkan pembentukan kabupaten dan kotamadya di Jawa Tengah yang meliputi 29 kabupaten dan
6 kotamadya. Penetapan Undang-undang tersebut hingga kini diperingati sebagai Hari Jadi Provinsi
Jawa Tengah, yakni tanggal 15 Agustus 1950.

2)Pemerintahan
Secara administratif, Provinsi Jawa Tengah terdiri atas 29 kabupaten dan 6 kota. Administrasi
pemerintahan kabupaten dan kota ini terdiri atas 545 kecamatan dan 8.490 desa/kelurahan.
Pemerintahan Daerah, Jawa Tengah juga terdiri atas 3 kota administratif, yaitu Kota Purwokerto, Kota
Cilacap, dan Kota Klaten. Namun sejak diberlakukannya Otonomi Daerah tahun 2001 kota-kota
administratif tersebut dihapus dan menjadi bagian dalam wilayah kabupaten.

Menyusul otonomi daerah, 3 kabupaten memindahkan pusat pemerintahan ke wilayahnya


sendiri, yaitu Kabupaten Magelang (dari Kota Magelang ke Mungkid), Kabupaten Tegal (dari Kota
Tegal ke Slawi), serta Kabupaten Pekalongan (dari Kota Pekalongan ke Kajen).

3)Geografi
Menurut tingkat kemiringan lahan di Jawa Tengah, 38% lahan memiliki kemiringan 0-2%, 31%
lahan memiliki kemiringan 2-15%, 19% lahan memiliki kemiringan 15-40%, dan sisanya 12% lahan
memiliki kemiringan lebih dari 40%.

Kawasan pantai utara Jawa Tengah memiliki dataran rendah yang sempit. Di kawasan Brebes
selebar 40 km dari pantai, dan di Semarang hanya selebar 4 km. Dataran ini bersambung dengan
depresi Semarang-Rembang di timur. Gunung Muria pada akhir Zaman Es (sekitar 10.000 tahun SM)
merupakan pulau terpisah dari Jawa, yang akhirnya menyatu karena terjadi endapan aluvial dari
sungai-sungai yang mengalir. Kota Demak semasa Kesultanan Demak (abad ke-16 Masehi) berada di
tepi laut dan menjadi tempat berlabuhnya kapal. Proses sedimentasi ini sampai sekarang masih
berlangsung di pantai Semarang.
Di selatan kawasan tersebut terdapat Pegunungan Kapur Utara dan Pegunungan Kendeng, yakni
pegunungan kapur yang membentang dari sebelah timur Semarang mulai dari ujung Barat Daya Kota
Pati kemudian ke timur hingga perbatasan Lamongan dan Bojonegoro (Jawa Timur).

Rangkaian utama pegunungan di Jawa Tengah adalah Pegunungan Serayu Utara dan Serayu
Selatan. Rangkaian Pegunungan Serayu Utara membentuk rantai pegunungan yang menghubungkan
rangkaian Bogor di Jawa Barat dengan Pegunungan Kendeng di timur. Lebar rangkaian pegunungan ini
sekitar 30–50 km; di ujung baratnya terdapat Gunung Slamet dan bagian timur merupakan Dataran
Tinggi Dieng dengan puncak-puncaknya Gunung Prahu dan Gunung Ungaran. Antara rangkaian
Pegunungan Serayu Utara dan Pegunungan Serayu Selatan dipisahkan oleh Depresi Serayu yang
membentang dari Majenang (Kabupaten Cilacap), Purwokerto, hingga Wonosobo. Sebelah timur
depresi ini terdapat gunung berapi Sindoro dan Sumbing, dan sebelah timurnya lagi (kawasan
Magelang dan Temanggung ) merupakan lanjutan depresi yang membatasi Gunung Merapi dan
Gunung Merbabu.

Pegunungan Serayu Selatan merupakan bagian dari Cekungan Jawa Tengah Selatan yang terletak
di bagian selatan provinsi Jawa Tengah. Mandala ini merupakan geoantiklin yang membentang dari
barat ke timur sepanjang 100 kilometer dan terbagi menjadi dua bagian yang dipisahkan oleh lembah
Jatilawang yaitu bagian barat dan timur. Bagian barat dibentuk oleh Gunung Kabanaran (360 m) dan
bisa dideskripsikan mempunyai elevasi yang sama dengan Zona Depresi Bandung di Jawa Barat
ataupun sebagai elemen struktural baru di Jawa Tengah. Bagian ini dipisahkan dari Zona Bogor oleh
Depresi Majenang.

Bagian timur dibangun oleh antiklin Ajibarang (narrow anticline) yang dipotong oleh aliran Sungai
Serayu. Pada timur Banyumas, antiklin tersebut berkembang menjadi antiklinorium dengan lebar
mencapai 30 km pada daerah Lukulo (selatan Banjarnegara-Midangan 1043 m) atau sering disebut
tinggian Kebumen (Kebumen High). Pada bagian paling ujung timur Mandala Pegunungan Serayu
Selatan dibentuk oleh kubah Pegunungan Kulonprogo (1022 m), yang terletak di antara Purworejo
dan Sungai Progo.

Kawasan pantai selatan Jawa Tengah juga memiliki dataran rendah yang sempit, dengan lebar
10–25 km. Selain itu terdapat Kawasan Karst Gombong Selatan. Perbukitan yang landai membentang
sejajar dengan pantai, dari Yogyakarta hingga Cilacap. Sebelah timur Yogyakarta merupakan daerah
pegunungan kapur yang membentang hingga pantai selatan Jawa Timur.

4)Hidrologi
Sungai-sungai yang bermuara di Laut Jawa di antaranya adalah BengaWan Silugonggo, Kali
Pemali, Kali Comal, dan Kali Bodri. Sedang sungai-sungai yang bermuara di Samudra Hindia di
antaranya adalah Kali Serayu, Sungai Bogowonto, Sungai Luk Ulo dan Kali Progo. Bengawan Solo
merupakan sungai terpanjang di Pulau Jawa (572 km); memiliki mata air di Pegunungan Sewu
(Kabupaten Wonogiri), sungai ini mengalir ke utara, melintasi Kota Surakarta, dan akhirnya menuju ke
Jawa Timur dan bermuara di daerah Gresik (dekat Surabaya).

Di antara waduk-waduk (Danau) yang utama di Jawa Tengah adalah Danau Gunung Rowo (
Kabupaten Pati ), Waduk Gajahmungkur (Kabupaten Wonogiri), Waduk Kedungombo (Kabupaten
Boyolali dan Sragen), Danau Rawa Pening (Kabupaten Semarang), Waduk Cacaban (Kabupaten Tegal),
Waduk Malahayu (Kabupaten Brebes), Waduk Wadaslintang (perbatasan Kabupaten Kebumen dan
Kabupaten Wonosobo), Waduk Gembong ( Kabupaten pati ), Waduk Sempor (Kabupaten
Kebumen)dan Waduk Mrica (Kabupaten Banjarnegara).

5)Gunung berapi
Terdapat 5 gunung berapi yang aktif di Jawa Tengah, yaitu: Gunung Merapi ( di Magelang -
Boyolali - Klaten ), Gunung Slamet (di Pemalang), Gunung Sindoro (di Temanggung - Wonosobo),
Gunung Sumbing ( di Temanggung - Wonosobo - Magelang ), dan Gunung Dieng (di Banjarnegara).

6)Keadaan tanah
Menurut Lembaga Penelitian Tanah Bogor tahun 1969, jenis tanah wilayah Jawa Tengah
didominasi oleh tanah latosol, aluvial, dan grumusol; sehingga hamparan tanah di provinsi ini
termasuk tanah yang mempunyai tingkat kesuburan yang relatif subur.

7)Iklim
Jawa Tengah memiliki iklim tropis, dengan curah hujan tahunan rata-rata 2.000 meter, dan suhu
rata-rata 21-32oC. Daerah dengan curah hujan tinggi terutama terdapat di Nusakambangan bagian
barat, dan sepanjang Pegunungan Serayu Utara. Daerah dengan curah hujan rendah dan sering terjadi
kekeringan di musim kemarau berada di daerah Blora dan sekitarnya serta di bagian selatan
Kabupaten Wonogiri.

Demografi
8)Penduduk
Jumlah penduduk Provinsi Jawa Tengah berdasarkan sensus 2015 adalah 35.557.249 jiwa.
Kabupaten/kota dengan jumlah penduduk terbesar adalah Kabupaten Brebes (2,342 juta jiwa),
Kabupaten Cilacap (2,227 juta jiwa), dan Kabupaten Banyumas (1,953 juta jiwa).

Sebaran penduduk umumnya terkonsentrasi di pusat-pusat kota, baik kabupaten ataupun kota.
Kawasan permukiman yang cukup padat berada di daerah Semarang Raya (termasuk Ungaran dan
sebagian wilayah Kabupaten Demak dan Kendal), daerah Salatiga Raya ( termasuk wilayah
Ambarawa, Bringin, Kopeng, Tengaran dan Suruh), Solo Raya (termasuk sebagian wilayah Kabupaten
Karanganyar, Sukoharjo, dan Boyolali), serta Tegal-Brebes-Slawi.

Pertumbuhan penduduk Provinsi Jawa Tengah sebesar 0,67% per tahun. Pertumbuhan penduduk
tertinggi berada di Kabupaten Demak (1,45% per tahun), sedang yang terendah adalah Kota
Pekalongan (0,09% per tahun).

Dari jumlah penduduk ini, 47% di antaranya merupakan angkatan kerja. Mata pencaharian paling
banyak adalah di sektor pertanian (42,34%), diikuti dengan perdagangan (20,91%), industri (15,71%),
dan jasa (10,98%).

9)Suku
Komposisi etnis Jawa Tengah pada tahun 2010 Etnis Jumlah (%)

Jawa 97,86

Sunda 1,40

Tionghoa 0,43

Batak 0,07

Madura 0,04

Arab 0,04

Melayu 0,03

Minangkabau 0,02

Dayak 0,01

Bugis 0,01

Banjar 0,01

Lain-lain 0,08

Sumber: Sensus Penduduk Tahun 2010[4]

Mayoritas penduduk Jawa Tengah adalah Suku Jawa. Jawa Tengah dikenal sebagai pusat budaya
Jawa, di mana di kota Surakarta dan Yogyakarta terdapat pusat istana kerajaan Jawa yang masih
berdiri hingga kini.
Suku minoritas yang cukup signifikan adalah Tionghoa, terutama di kawasan perkotaan meskipun
di daerah pedesaan juga ditemukan. Pada umumnya mereka bergerak di bidang perdagangan dan
jasa. Komunitas Tionghoa sudah berbaur dengan Suku Jawa, dan banyak di antara mereka yang
menggunakan Bahasa Jawa dengan logat yang kental sehari-harinya. Pengaruh kental bisa kita
rasakan saat berada di kota Semarang serta kota Lasem yang berada di ujung timur laut Jawa Tengah,
bahkan Lasem dijuluki Le Petit Chinois atau Kota Tiongkok Kecil.

Selain itu di beberapa kota-kota besar di Jawa Tengah ditemukan pula komunitas Arab-Indonesia.
Mirip dengan komunitas Tionghoa, mereka biasanya bergerak di bidang perdagangan dan jasa.

Di daerah perbatasan dengan Jawa Barat terdapat pula orang Sunda yang sarat akan budaya
Sunda, terutama di wilayah Cilacap, Brebes, dan Banyumas. Di pedalaman Blora (perbatasan dengan
provinsi Jawa Timur) terdapat komunitas Samin yang terisolir, yang kasusnya hampir sama dengan
orang Kanekes di Banten.

10)Bahasa
Meskipun Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi, umumnya sebagian besar menggunakan
Bahasa Jawa sebagai bahasa sehari-hari. Bahasa Jawa Dialek Solo-Jogja atau Mataram dianggap
sebagai Bahasa Jawa Standar.

Di samping itu terdapat sejumlah dialek Bahasa Jawa; namun secara umum terdiri dari dua,
yakni kulonan dan timuran. Kulonan dituturkan di bagian barat Jawa Tengah, terdiri atas Dialek
Banyumasan dan Dialek Tegal; dialek ini memiliki pengucapan yang cukup berbeda dengan Bahasa
Jawa Standar. Sedang Timuran dituturkan di bagian timur Jawa Tengah, di antaranya terdiri atas
Dialek Mataram (Solo-Jogja), Dialek Semarang, dan Dialek Pati. Di antara perbatasan kedua dialek
tersebut, dituturkan Bahasa Jawa dengan campuran kedua dialek; daerah tersebut di antaranya
adalah Pekalongan dan Kedu.

Di wilayah-wilayah berpopulasi Sunda, yaitu di kabupaten Brebes bagian selatan, dan kabupaten
Cilacap utara sekitar kecamatan Dayeuhluhur, orang Sunda masih menggunakan bahasa Sunda dalam
kehidupan sehari-harinya

11)Agama
Islam :96.28%

Kristen Protestan: 1.91%

Katolik :1.42%
Hindu: 0.20%

Buddha:0.18%

Lainnya 0.01%

Sebagian besar penduduk Jawa Tengah beragama Islam yang umumnya dikategorikan ke dalam
dua golongan, yaitu kaum Santri dan Abangan. Kaum santri mengamalkan ajaran agama sesuai
dengan syariat Islam, sedangkan kaum abangan walaupun menganut Islam namun dalam praktiknya
masih terpengaruh Kejawen yang kuat.

Agama lain yang dianut adalah Kristen (Protestan dan Katolik), Hindu, Buddha, Kong Hu Cu, dan
aliran kepercayaan. Provinsi Jawa Tengah merupakan pusat penyebaran Kristen dan Katolik di Pulau
Jawa. Seperti di kota Semarang, Magelang, Surakarta dan Salatiga yang memiliki populasi umat
Kristen sekitar 15% hingga 25%.

12)Perekonomian
Pertanian merupakan sektor utama perekonomian Jawa Tengah, di mana mata pencaharian di
bidang ini digeluti hampir separuh dari angkatan kerja terserap.

Kawasan hutan meliputi 20% wilayah provinsi, terutama di bagian utara dan selatan. Daerah
Rembang, Blora, Grobogan merupakan penghasil kayu jati. Jawa Tengah juga terdapat sejumlah
industri besar dan menengah. Daerah Semarang-Ungaran-Demak-Kudus merupakan kawasan industri
utama di Jawa Tengah. Kudus dikenal sebagai pusat industri rokok. Di Cilacap terdapat industri
semen. Solo, Pekalongan, Juwana, dan Lasem dikenal sebagai kota Batik yang kental dengan nuansa
klasik.

Blok Cepu di pinggiran Kabupaten Blora (perbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah) terdapat
cadangan minyak bumi yang cukup signifikan, dan kawasan ini sejak zaman Hindia Belanda telah lama
dikenal sebagai daerah tambang minyak.

13)Rumah Adat Jawa Tengah


Rumah Adat Jawa Tengah – Membicarakan kekayaan budaya di Indonesia rasanya tidak ada
habisnya. Memang Indonesia terkenal dengan beragam budayanya. Salah satunya adalah rumah
adatnya. Ada banyak rumah adat di Indonesia, seperti rumah adat Jawa Tengah.

Rumah adat di daerah Jawa Tengah yang sekarang banyak kita kenal mungkin adalah rumah
Joglo. Padahal sejatinya ada berbagai jenis rumah adat yang tersebar di Jawa Tengah. Masing-masing
rumah adat memiliki perbedaan.

Adanya berbagai rumah adat ini tidak hanya menjadi lambang kebudayaan. Tapi, di sisi lain juga
menjadi salah satu lambang strata sosial. Untuk melestarikan budaya tak ada salahnya anda
mengenal rumah adat Jawa Tengah.

Beberapa jenis rumah adat dapat anda pelajari di sini. Namun, sebelum memahami jenis-jenis
rumah adat baiknya anda lebih dahulu mempelajari sejarah rumah adat. Sehingga paham tentang
perkembangan rumah adat di Jawa Tengah.

14)Pakaian Adat

Pakaian Adat Jawa Tengah, Seperti yang diketahui bahwa negara Indonesia adalah negara
Kepulauan yang terdiri dari beberapa pulau. Pada masing-masing pulaunya pun memiliki ciri khas
yang berbeda baik dari adat istiadat maupun budaya, tak terkecuali dengan pulau Jawa. Pulau Jawa
sendiri merupakan salah satu pulau di Indonesia yang memiliki jumlah penduduk paling padat.

Di Pulau Jawa terdapat salah satu daerah yang sampai sekarang masih menjunjung tinggi nilai
adat istiadat dan budaya setempat, daerah tersebut yaitu Jawa Tengah. Jawa Tengah merupakan
salah satu wilayah di Pulau Jawa yang letaknya berbatasan dengan Daerah Istimewa Yogyakarta di
bagian barat dan Jawa Timur di bagian timur.

Budaya yang terdapat di daerah Jawa Tengah pun tidak jauh berbeda dengan yang terdapat di
daerah lainnya yaitu terdiri dari beberapa elemen penyusunan yang salah satunya adalah Pakaian
Adat. Mungkin sebagai dari Anda sudah pernah tahu bahkan pernah memakai Baju Adat Jawa Tengah,
namun kebanyakan orang belum tahu apa saja Nama Pakaian Adat Jawa Tengah yang sering di pakai
oleh masyarakat setempat. Oleh karena itu, berikut akan dijelaskan seperti apa pakaian adat yang
berasal dari Jawa Tengah.

Baju Adat Jawa Tengah:

Jawi Jangkep.

Kebaya.

Batik.

Kanigaran.

Surjan dan Beskap.

Basahan.

A)Jawi Jangkep
Sebelum membahas tentang pakaian adat terlalu jauh, tentunya pembahasan tidak hanya
membahas satu orang saja, pria saja ataupun wanita saja. Tetapi memang sebaiknya dibahas secara
keseluruhan. Perlu Anda ketahui bahwa Baju Adat Jawa Tengah Pria dan Wanita memiliki nama dan
motif yang berbeda. Jawi Jangkep merupakan salah satu pakaian adat khusus pria. Pakaian ini
merupakan pakaian resmi yang berasal dari Jawa Tengah.

Jawi Jangkep terdiri dari atasan yang berupa baju beskap yang biasanya memiliki motif bunga,
sedangkan untuk bawahannya berupa kain jarik yang dililitkan pada ikat pinggang yang tersedia.
Selain itu tadi, untuk menambah kesan tampan dan mempesona perlu ditambahkan beberapa
aksesoris pelengkap, seperti keris, alas kaki, blangkon untuk penutup kepala dan bunga melati yang
dililitkan di bagian leher.

B)Kebaya.
Selanjutnya adalah pakaian adat yang biasa digunakan oleh wanita. Sebagian dari Anda mungkin
tidak asing dengan nama pakaian yang satu ini karena hampir di seluruh daerah d Pulau Jawa untuk
pakaian adat wanita memiliki nama yang sama. Kita ambil contoh salah satu Pakaian Adat Jawa Barat
khusus wanita juga bernama kebaya walaupun keduanya memiliki motif dan bentuk yang berbeda.
Pada umumnya kebaya dibuat dari bahan beludru, kain sutera brokat, kain katun, dan nilon yang
memiliki warna cerah menyala.

Kebaya sendiri terdiri dari atasan berupa kebaya, kemben, kain tapih pinjung dan stagen.
Sedangkan untuk bagian bawah sama halnya dengan jawi jangkep yaitu berupa kain jarik. Pada bagian
kepalanya terdapat konde yang diperindah dengan bunga melati pada bagian atas. Selanjutnya untuk
menambah kesan keindahan ditambahkan beberapa aksesoris seperti cincin, kalung, gelang, subang
dan kipas. Perlu Anda ketahui bahwa dalam penggunaan pakaian ini harus diatur sedemikian rupa
yang disesuaikan dengan status sosial orang tersebut.

C)Batik.
Merupakan busana wajib dari dulu hingga sekarang. Sehingga tidak salah jika batik lebih populer
dibandingkan dengan pakaian adat yang lainnya. selain untuk mencarinya pun sangat mudah karena
saat ini batik bisa ditemukan dimanapun dan kapan pun.

D)Kanigaran.
Kanigara merupakan salah satu pakaian adat yang diperuntukkan untuk para golongan
bangsawan. Pakaian ini paling sering dipilih oleh calon pengantin karena pakaian ini memiliki nilai dan
makna yang sangat tinggi dan kental.

E)Surjan dan Beskap.


Merupakan jenis pakaian adat yang digunakan oleh laki-laki. Perlu diketahui bahwa di daerah
Yogyakarta surjan digunakan sebagai pakaian beberapa pegawai di perusahaan ataupun lembaga.

F)Basahan.
Mungkin istilah yang satu ini masih begitu asing ditelinga Anda. Pakaian ini khusus digunakan
oleh wanita pada saat acara pernikahan.

15)Alat Musik Jawa Tengah


Mengenal seni dan budaya Indonesia tentu banyak sekali. Hal itu dikarenakan Indonesia kaya
akan ragam seni dan budaya, dari Sabang hingga Merauke. Namun, kita sebagai warga Indonesia
tentu perlu mengenal budaya Indonesia.

Tujuannya tak lain adalah untuk melestarikan kebudayaan Indonesia agar terus menjadi objek
pembicaraan dunia. Salah satunya adalah provinsi Jawa Tengah. Cukup banyak kebudayaan, terutama
alat muBerbicara sejarah alat musik tradisional Jawa Tengah didahului oleh keberadaan Gamelan.
Saat kebudayaan Hindu-Buddha mendominasi Indonesia adalah awal mula tibanya alat musik.
Instrumen musik ini berkembang menjadi bentuk yang sekarang ini.
Berbeda dengan pengaruh India Barat dalam bentuk seni, pengaruh India hanya dalam musik
gamelan dalam gaya Jawa bernyanyi. Dalam mitologi Jawa, gamelan dibuat oleh Sang Hyang Guru di
era Saka yaitu dewa yang memerintah sebagai raja dari seluruh Jawa.

Asalnya dari sebuah pegunungan Maendra di Medangkamulan yang kini disebut Gunung Lawu.
Dia membutuhkan sinyal untuk dapat memanggil dewa-dewa lalu ia pun menciptakan gong. Untuk
pesan yang lebih kompleks lagi, ia menemukan dua buah Gong yang lainnya, sehingga membentuk
satu set gamelan asli.

Selain itu gambar dari sebuah ansambel musik lainnya ditemukan pada abad ke-8 di Candi
Borobudur, Jawa Tengah. Alat musik yang ditemukan seperti seruling bambu, lonceng, drum berbagai
ukuran, gambus, dan alat musik lainnya.

Namun tidak ada metalofon dan xylophone. Sehingga demikian, instrumen ansambel musik ini
disarankan untuk menjadi bentuk gamelan. Di Jawa ansambel ini dikenal sebagai alat musik tertua.
Rupanya abad ke -12 ditemakan Munggang dan Kodokngorek gamelan.sik tradisional Jawa Tengah ini.

Berikut ini 12 macam alat musik tradisional Jawa Tengah :

1. Kendang

Alat musik Kendang adalah instrumen dalam gamelan Jawa Tengah dimana cara memainkannya
menggunakan tangan, tanpa perlu alat bantu. Kendang terdiri dari bermacam, pertama kendang yang
berbentuk kecil adalah ketipung, kedua kendang yang bentuknya menengah adalah kebar sedangkan
kendang yang besar adalah kendang kalih. Sebenarnya kendang lebih populer di Jawa Barat hal ini
terjadi karena sejarah kendang dimulai di suku Sunda tersebut.

2. Bonang

Alat musik tradisional Jawa Tengah yang kedua adalah boning. Alat ini adalah instrumen melodi
yang terkemuka di Degung Gamelan Sunda. Cara memainkan alat musik ini yaitu dengan cara dipukul
ataupun ditabuh pada bagian atasnya. Pada bagian atas bonang terdapat bentuk yang menonjol yang
disebut dengan pencu (pencon). Sedangkan untuk memukul bonangn ada dua alat pemukulnya yang
digunakan secara khusus. Alat pemukul ini disebut dengan bindhi.

3. Saron

Alat musik Saron adalah alat musik dalam instrumen gamelan ini termasuk keluarga Balungan.
Nama lain alat musik Saron adalah ricik. Dalam satu set gamelan terdapat 4 buah saron yang
seluruhnya dalam versi Pelog dan Slendro. Bahan dasar untuk membuat Tabuh Saron adalah kayu
berbentul seperti palu.
4. Demung

Alat musik Demung adalah salah satu alat musik tradisional Jawa Tengah yang termasuk keluarga
Balungan. Dalam satu set Gamelan terdapat dua Demung yang mempunyai versi Pelog dan Slendro.
Alat musik ini menghasilkan nada oktaf terendah dalam keluarga balungan.

Demung mempunyai wilahan yang relatif lebih tipis tetapi lebih lebar daripada wilahan saron,
sehingga nadanya pun juga lebih rendah. Cara memainkan alat ini dengan cara menabuh sesuai nada,
nada yang imbal, ataupun menabuh bergantian antara demung 1 dan demung 2.

5. Kenong

Alat musik ini merupakan salah satu alat musik yang masih masuk dalam wilayah Gamelan Jawa.
Cara memainkannya dengan cara dipukul oleh satu alat bantu. Kenong adalah pengisi Akor atau
Harmoni dalam permainan Gamelan.

Fungsi kenong sebagai penentu batas-batas gatra ataupun menegaskan irama. Kenong juga
termasuk ke dalam alat musik berpacu dengan alat pemukul kayu yang dililitkan dengan kain.
Biasanya dalam satu set terdiri dari sekitar 10 buah.

16)Tarian adat
1. Tari Bedhaya Ketawang

Tari pada poin pertama ini mempunyai makna yang unik lo sobat. Bedhaya ketawang ialah
sekelompok penari wanita yang berasal dari langit, bisa juga diartikan sebagai bidadari. Dalam
kehidupan sehari – hari tarian jenis ini biasa ditarikan untuk acara – acara resmi saja.

Banyak orang yang mengasumsikan bahwa jika tarian ini sedang dipertunjukkan kanjeng Ratu
Kidul (Nyi Roro Kidul) dipercaya akan hadir untuk melihat langsung dan mengikuti tarian tersebut.
Mengapa demikian? Tarian ini memang pada dasarnya menjelaskan tentang berbagai hubungan yang
dilakukan oleh Nyi Roro Kidul.

2. Tari Gambyong

Nah untuk tarian yang satu ini, memang termasuk tarian favorit di masyarakat Jawa Tengah.
Karena berbagai kalangan pasti sudah mengenalnya jika mendengar namanya saja. Tari Gambyong
pertama kali dipernalkan di daerah Surakarta.

3. Tari Bondan Payung

Selain Tari Gambyong, Tari Bondan Payung juga tidak kalah populer lo sobat. Hal ini terbukti
bahwasannya dalam pembelajaran di sekolah pun, Tari Bondan selalu masuk dalam daftar tarian yang
wajib dipraktekkan. Kemudian untuk acara – acara resmi seperi perpisahan sekolah, pasti selalu ada.
Tari Gambyong ini tercipta berawal dari seorang penari bernama Sri Gambyong yang mempunyai
bakat luar biasa dalam bernyanyi dengan suara merdu dan juga sangat luwes melenggak lenggokkan
tubuhnya. Ia terkenal cukup hebat dalam hal memikat hati para penikmat seni tari.

Pada akhirnya ia diundang untuk mempertunjukkan kebolehannya di dalam istana. Nah mulai
dari situlah tari yang dipertunjukkan oleh Sri Gambyong dipelajari hingga saat ini. Nama tariannya
diadopsi dari nama si penciptanya. Dan untuk jumlah penarinya pun tidak dibatasi sobat. Jadi anda
bisa menarikannya bersama teman – teman anda untuk berbagai acara.

4. Tari Serimpi

Zaman dahulu kala, tari ini terkenal karena kekhasannya yang hanya dipertunjukkan saat prosesi
pergantian para petinggi pemerintahan seperti halnya raja – raja. Ketegangan politik yang terjadi
tersebut membuat tarian ini dikenal mempunyai aura mistis.

Saking mistisnya, tidak sedikit orang percaya bahwasannya mereka terasa terhipnotis hingga
seperti berada pada dunia lain saat pertunjukan tari serimpi sedang berlangsung. Untuk banyaknya
penari sendiri sudah ditentukan yakni 4 orang penari saja. Jumlah penari yang sudah ditentukan ini
ternyata mengandung arti sobat, antara lain angin, api, bumi dan juga air.

5. Tari Beksan Wireng

Sesuai dengan namanya Beksan Wireng, tari ini diperagakan oleh kaum laki – laki sobat.
Tujuannya adalah untuk memberikan semangat yang berkobar – kobar kepada para prajurit kerajaan
agar semakin giat dalam berlatih sehingga saat perang nanti mereka akan lebih siap dan percaya diri.
Awalnya tari ini mulai diperkenalkan oleh Prabu Amiluhur.

Sebagai referensi tambahan, jenis tari lainnya yang juga berasal dari Jawa Tengah ialah :

Tari Ebeg (Kuda Lumping)

Kethek Ogleng

Sintren

17)Makanan Khas Jawa Tengah


1. Sego kucing

Sego kucing atau dalam Bahasa Indonesia nasi kucing merupakan makanan yang berasal dari
Jogja, Solo, dan Semarang. Sego kucing ini berupa nasi dengan porsi sangat sedikit yang dibungkus
dengan daun pisang. Biasanya sego kucing ini dibungkus bersama lauk berupa sambal, tempe, atau
ikan teri. Makanan murah meriah dan sederhana ini biasa dijual di angkringan dan akan lebih enak
dinikmati dengan lauk tambahan seperti sate usus, ceker ayam, atau gorengan
2. Sate klathak

Sate klathak sebenarnya merupakan sate dengan bahan dasar daging kambing, namun bukan
seperti sate kambing pada umumnya. Sate klathak ini dibuat dari daging kambing muda dan cara
memasaknya pun juga berbeda, yaitu hanya dibakar dengan tambahan bumbu berupa garam saja.
Penyajiannya pun juga hanya disajikan begitu saja tanpa tambahan bumbu kecap seperti sate
biasanya. Sate klathak ini biasa dijumpai di daerah Bantul.

3. Nasi gandul

Nasi gandul merupakan nasi uduk yang disajikan dengan daun pisang. Rasa gurih nasi gandul ini
tentu lebih gurih dari nasi uduk pada umumnya. Nasi gandul biasanya disajikan dengan tambahan
lauk berupa daging sapi dan kuah segar tentunya. Makanan khas daerah Pati ini sangat terkenal
dengan wangi sedap daun pandannya dan akan lebih nikmat disantap saat masih hangat.

18)Lagu Daerah Jawa Tengah


Daerah Jawa Tengah sangat terkenal dikalangan masyarakat akan berbagai kesenian dan adat
istiadatnya yang penuh sopan santun. Bahwa sampai ada yang menyebutkan Orang Jawa Tengah itu
orangnya lembut tapi berani. Tidak terlalu lembut dan tidak juga terlalu keras. Jika anda
memperlakukan dengan ramah maka mereka akan ramah pula, namun jika anda kasar maka mereka
juga bisa berubah menjadi kasar.

Sifat lembut dan menjunjung harga diri seseorang bisa terlihat dari lagu daerah Jawa Tengah yang
mereka ciptakan. Lagu-lagu yang mereka ciptakan bukan hanya sekedar ucapan yang tiada maknanya.
Namun banyak sekali arti dan makna dari lagu daerah Jawa Tengah tersebut. Setiap daerah pasti
punya ciri khas masing-masih, entah daeri seni, adat, lagu, maupun budaya.

Ada lagu daerah Jawa Tengah, Lagu Daerah jawa Barat , Jawa Timur, dan lain-lain.

Beberapa Daftar Lagu Daerah Jawa Tengah Yang Penuh Makna:

1) Lagu Gambang Suling

2)Lagu Gek Kepriye

3)Lagi Gundul Pacul

4)Lagu Ilir-ilir

5)Lagu Jamuran

6)Lagu Jangkrik Genggong

7)Lagu Jaranan

8)Lagu Jenang Gula


Lirik Lagu Daerah Jawa Tengah

Lagu Gambang Suling

Anda mungkin juga menyukai