Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Terdapat beberapa versi yang menjelaskan asal nama Magelang. Versi


terpopuler mengatakan bahwa Magelang berasal dari kata tepung gelang, yang berarti
"mengepung rapat seperti gelang". Nama tersebut diberikan untuk mengenang Raja Jin
Sonta yang dikepung di daerah ini oleh pasukan Mataram sebelum akhirnya mati di
tangan Pangeran Purbaya.
Pawai kehormatan regent Magelang (1866)
Sejarah Kabupaten Magelang tidak bisa dipisahkan dari perkembangan Kota
Magelang. Pada tahun 1812, Letnan Gubernur Sir Thomas Stamford
Rafflesmengangkat Ngabei Danuningrat sebagai bupati pertama Magelang dengan gelar
Adipati Danuningrat I. Penunjukkan ini terjadi sebagai konsekuensi perjanjian
antara Inggris dan Kesultanan Yogyakarta pada tanggal 1 Agustus1812 yang
menyerahkan wilayah Kedu kepada pemerintah Inggris. Sejak itu Danuningrat menjadi
bupati pertama di Kabupaten Magelang dengan gelar Adipati Danuningrat I. Atas
petunjuk dari gurunya dia memilih daerah antara desa Mantiasih dan desa Gelangan
sebagai pusat pemerintahan. Pada tahun 1930, jabatan bupati diserahkan dari dinasti
Danuningrat kepada pejabat baru yang bernama Ngabei Danukusumo. Sementara itu
sebagai tindak lanjut dari Keputusan Desentralisasi (Decentralisatie Besluit)
tahun 1905, Kota Magelang menjadi gemeente bersama dengan Kota
Semarang, Salatiga, dan Pekalongan. Jabatan walikota baru diangkat pada tahun 1924.
Meskipun demikian, kedudukan bupati masih tetap berada di kota Magelang. Akibatnya
ada sejumlah pimpinan daerah di kota Magelang yaitu bupati
Magelang, residen Kedu, asisten residen Magelang dan walikota Magelang.
Seiring dengan waktu, kedudukan Kabupaten Magelang diperkuat melalui UU
No. 2 tahun 1948 dengan ibu kota di Kota Magelang. Pada tahun 1950 berdasarkan UU
No. 13 tahun 1950 Kota Magelang berdiri sendiri dan diberi hak untuk mengatur rumah
tangga sendiri, sehingga ada kebijaksanaan untuk memindah ibu kota kabupaten ke
daerah lain. Ada dua alternatif ibu kota sebagai penganti Kota Magelang,
yaitu Kawedanan Grabag atau Kawedanan Muntilan, namun kedua daerah ini ditolak.
Pada tanggal 22 Maret 1984, kecamatan Mertoyudan bagian Selatan dan
kecamatan Mungkid bagian Utara dipilih secara resmi sebagai ibu kota Kabupaten
Magelang oleh gubernur Jawa Tengah dengan nama Kota Mungkid

A. TUJUAN
1. Mengetahui keadaan geografis Kota Magelang
2. Mengetahui Kondisi Pariwisata Kota Magelang
3. Mengetahui Program yang ada di Kota Magelang
BAB II
PEMBAHASAN

A. GEOGRAFIS KOTA MAGELANG


Kabupaten Magelang berada di cekungan sejumlah rangkaian pegunungan. Di
bagian timur (perbatasan dengan Kabupaten Boyolali) terdapat Gunung
Merbabu (3.141 meter dpl) dan Gunung Merapi (2.911 m dpl). Di bagian barat
(perbatasan dengan Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Wonosobo)
terdapat Gunung Sumbing (3.371 m dpl). Di bagian barat daya terdapat
rangkaian Pegunungan Menoreh. Pada bagian tengah mengalir Kali Progo beserta anak-
anak sungainya menuju selatan. Di Kabupaten Magelang juga terdapat Kali Elo yang
membelah dua wilayah ini. Pertemuan kembali kedua kali tersebut terletak di
desa Progowati yang konon dahulu di tempat itu lebih banyak penduduk berjenis
kelamin wanita daripada pria.

B. PARIWISATA DI KOTA MAGELANG


Di kabupaten ini terdapat Candi Borobudur merupakan objek wisata andalan
Provinsi Jawa Tengah yang kini mendapat perlindungan dari UNESCO sebagai warisan
dunia (World Heritage). Selain Borobudur, terdapat sejumlah candi di antaranya Candi
Mendut, Candi Pawon, Candi Ngawen, Candi Canggal atau Candi Gunungwukir, Candi
Selogriyo, Candi Gunungsari, Candi Lumbung, Candi Pendem, dan Candi Asu. Selain
candi sebagai objek wisata budaya, Kabupaten Magelang juga mempunyai satu
museum yang terletak di jalan antara Candi Mendut dan Borobudur, yaitu Museum
Senirupa Haji Widayat.
Untuk objek wisata alam, Kabupaten Magelang memiliki beberapa objek wisata,
antara lain kawasan wisata Arung Jeram CitraElo[3], Kopeng, Kolam Renang
Kalibening-Payaman, Gardu Pandang Ketep Pass juga air terjun Kedung Kayang kira-
kira lima kilometer dari Ketep Pass, Gardu Pandang Babadan, Curug Silawe, Losari
Coffee Plantation, pemandian air panas Candi Umbul dan air terjun Sekar Langit (di
Kecamatan Grabag). Di samping itu Kali Progo dan Kali Elo juga sering digunakan
untuk wisata arung jeram.
Beberapa objek wisata religi yang ada di Kabupaten Magelang antara lain
Langgar Agung Pangeran Diponegoro, Makam Kyai Condrogeni, Makam Sunan
Geseng, dan Makam Raden Santri. Sementara itu, untuk seni budaya dan kriya terdapat
beberapa objek dan daya tarik wisata (ODTW) antara lain kesenian tradisional,
kerajinan cenderamata, kerajinan mebel dan interior, serta makanan khas.

C. PROGRAM DI KOTA MAGELANG

1. PROGRAM UNGGULAN DI KOTA MAGELANG


Forcita merupakan lembaga swadaya masyarakat yang mendasarkan kegiatannya
pada konsep Kota Layak Anak, yaitu sistem pembangunan suatu wilayah administrasi
yang mengintegrasikan komitmen dan sumber daya pemerintah, masyarakat dan dunia
usaha dalam rangka memenuhi hak anak yang terencana secara menyeluruh dan
berkelanjutan dalam kebijakan, program dan kegiatan untuk pemenuhan hak-hak anak
melalui Pengarusutamaan Hak Anak. Pemikiran mengenai Kota Layak Anak (KLA)
awalnya dimulai dengan adanya penelitian mengenai Children Perception of the
Environment oleh Kevin Lynch (arsitek dari Massachusetts Institute of Technology) di
4 kota Melbourne, Warsawa, Salta, dan Mexico City tahun 1971-1975 yang
menghasilkan ide bahwa lingkungan kota yang terbaik untuk anak adalah yang
mempunyai komuniti yang kuat secara fisik dan sosial, komuniti yang mempunyai
aturan yang jelas dan tegas, dan yang memberi kesempatan pada anak, serta fasilitas
pendidikan yang memberi kesempatan anak untuk mempelajari dan menyelidiki
lingkungan dan dunia mereka..

Berdasarkan pada gagasan tersebut, kota Magelang juga turut serta


mencanangkan diri sebagai Kota Layak Anak. Untuk mewujudkan kabupaten / kota
layak anak, maka pemerintah kabupaten/ kota perlu melakukan berbagai upaya
pengintegrasian isu-isu perlindungan anak kedalam perencanaan pembangunan. Kota
Magelang diharapkan segera membuat peraturan daerah tentang perlindungan anak,
yang diharapkan dapat menjamin hak-hak anak khususnya di Kota Magelang. Untuk
mewujudkannya, tentu pemerintah memerlukan dukungan dari segenap elemen
masyarakat Kota Magelang. Berdasarkan hal tersebut, maka dibentuklah Forcita
(Forum Cinta Anak) yang tidak hanya mendukung kota Magelang sebagai kota layak
anak, akan tetapi juga membantu pemenuhan hak- hak anak. Forum Cinta Anak berdiri
pada tanggal 8 September 2010 atas gagasan bersama beberapa pemerhati anak di Kota
Magelang.

Forcita memiliki visi, misi, dan program-program sebagai berikut :


1. Visi :
 Terwujudnya suasana aman, nyaman dan terpenuhinya hak-hak anak kota
Magelang.
2. Misi :
 Mendorong kebijakan untuk memenuhi hak-hak anak.
 Mendorong terbangunnya ruang peran anak di kota Magelang.
 Membangun pertisipasi masyarakat dalam keberpihakan pada hak-hak anak.

Berdasarkan visi dan misi tersebut, Forcita memiliki beberapa program kerja yang
dirancang untuk mencapai tujuan organisasi, yaitu :
a. kelayakan area bermain,
b. mapping area bermain,
c. konseling call center,
d. sosialisasi parenting,
e. sosialisasi Forcita,
f. pembuatan data- data sampel untuk anak,
Forcita bersekretariat di dua tempat, yaitu di Jalan Pangeran Diponegoro 110
Kota Magelang (Rumah Dinas Wakil Walikota Magelang) dan di LPK Mahardika,
Malangan Kota Magelang. Sekretariat pertama difungsikan sebagai sekretariat umum,
sedangkan sekretariat kedua digunakan sebagai tempat pelatihan-pelatihan dan
konseling untuk anak- anak. Forcita juga menjalin kerja sama dan melakukan usaha-
usaha lain dengan beberapa lembaga dan komunitas sosial untuk pelayanan,
pengembangan, pendampingan tujuan Forcita

3. PROGRAM KB DI MAGELANG
Dalam rangka penguatan program Kependudukan, Keluarga Berencana
dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) 2015-2019, diharapkan BKKBN untuk
dapat menyusun suatu kegiatan yang dapat memperkuat upaya pencapaian
target/sasaran. Untuk secara langsung bersentuhan dan memberikan manfaat
kepada masyarakat, dalam hal ini BKKBN membentuk Kampung Keluarga
Berencana (Kampung KB).
Kampung KB merupakan salah satu contoh dalam pelaksanaan program
KKBPK dengan melibatkan seluruh Bidang yang ada di lingkungan BKKBN
dan bekerja sama dengan instansi terkait sesuai dengan kebutuhan dan kondisi
wilayah setempat, serta dilaksanakan di tingkat pemerintah terendah (Rw/Rt).
Kampung KB adalah satuan wilayah setingkat RW, dusun atau setara,
yang memiliki kriteria tertentu, dimana terdapat keterpaduan program
kependudukan, keluarga berencana, pembanguan keluarga dan pembangunan
sektor terkait yang dilaksanakan secara sistemik dan sistematis.
Kampung KB dibentuk sebagai salah satu upaya penguatan program
KKBPK yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat
dalam memberdayakan dan memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk
memperoleh pelayanan total program KB sehingga dapat mewujudkan keluarga
yang berkualitas.

4. ZERO KEKERASAN PADA ANAK DI KOTA MAGELANG


Sepanjang 2017, di Kota Magelang terjadi tujuh kasus kekerasan kepada
anak. Untuk itu, Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, Perlindungan
Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP4KB) Kota
Magelang menggenjot program RW Layak Anak. Di satu sisi, Kota Magelang
telah ditetapkan sebagai Kota Layak Anak (KLA). “Kekerasan terhadap
perempuan menurun, terjadi sedikitnya sembilan kasus kekerasan yang
menimpa perempuan di Kota Magelang. Jumlah tersebut, mengalami
penurunan signifikan, dibanding tahun sebelumnya. Tetapi yang terjadi pada
anak malah meningkat, ada tujuh kasus sampai sejauh ini,” kata Kepala DP4KB
Kota Magelang, Wulandari Wahyuningsih, Kamis (14/9) kemarin,
seusai Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan tentang Pencegahan
Kekerasan dalam Rumah Tangga, di Borobudur Golf, Kota Magelang.
BAB III
PENUTUP

1. KESIMPULAN
Kabupaten Magelang berada di cekungan sejumlah rangkaian pegunungan. Di
bagian timur (perbatasan dengan Kabupaten Boyolali) terdapat Gunung
Merbabu (3.141 meter dpl) dan Gunung Merapi (2.911 m dpl). Di bagian barat
(perbatasan dengan Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Wonosobo)
terdapat Gunung Sumbing (3.371 m dpl). Di bagian barat daya terdapat
rangkaian Pegunungan Menoreh. Pada bagian tengah mengalir Kali Progo beserta
anak-anak sungainya menuju selatan. Di Kabupaten Magelang juga terdapat Kali
Elo yang membelah dua wilayah ini. Pertemuan kembali kedua kali tersebut terletak di
desa Progowati yang konon dahulu di tempat itu lebih banyak penduduk berjenis
kelamin wanita daripada pria. Di kabupaten ini terdapat Candi Borobudur merupakan
objek wisata andalan Provinsi Jawa Tengah yang kini mendapat perlindungan
dari UNESCO sebagai warisan dunia (World Heritage). Selain Borobudur, terdapat
sejumlah candi di antaranya Candi Mendut, Candi Pawon, Candi Ngawen, Candi
Canggal atau Candi Gunungwukir, Candi Selogriyo, Candi Gunungsari, Candi
Lumbung, Candi Pendem, dan Candi Asu. Selain candi sebagai objek wisata budaya,
Kabupaten Magelang juga mempunyai satu museum yang terletak di jalan antara Candi
Mendut dan Borobudur, yaitu Museum Senirupa Haji Widayat.

2. SARAN
Dengan berjalannya beberapa program pemerintahan yang ada di Kabupaten
Magelang akan menjadikan Kabupaten Magelang dikenal sebagai zero kekerasan pada
anak.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai