Anda di halaman 1dari 7

Letak[sunting | sunting sumber]

Kota ini terletak di tengah kabupaten Magelang. Karena memang dulunya Kota Magelang adalah
ibukota dari Kabupaten Magelang sebelum mendapat kebijakan untuk mengurus rumah tangga
sendiri sebagai sebuah kota baru. Kota Magelang memiliki posisi yang strategis, karena berada di
jalur utama Semarang-Yogyakarta. Kota Magelang berada di 15 km sebelah Utara Kota Mungkid,
75 km sebelah selatan Semarang, dan 43 km sebelah utara Yogyakarta.

Iklim[sunting | sunting sumber]


[sembunyikan]Data iklim Magelang
Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt
24.6 24.6 24.9 25.2 24.9 24.4 24.0 24.2 2
Rata-rata harian °C (°F)
(76.3) (76.3) (76.8) (77.4) (76.8) (75.9) (75.2) (75.6) (7
329.4 311.6 359.4 265.8 172.0 76.5 59.1 53.8 8
Presipitasi mm (inci)
(12.969) (12.268) (14.15) (10.465) (6.772) (3.012) (2.327) (2.118) (3

Rata-rata hari hujan atau bersalju 19.4 18.1 17.6 14.4 11.0 8.9 5.3 5.2

Sumber: [4]

Sejarah dan hari jadi[sunting | sunting sumber]


Hari Jadi Kota Magelang ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 6 Tahun
1989, bahwa tanggal 11 April 907 Masehi merupakan hari jadi. Penetapan ini merupakan tindak
lanjut dari seminar dan diskusi yang dilaksanakan oleh Panitia Peneliti Hari Jadi Kota Magelang
bekerjasama dengan Universitas Tidar Magelang dengan dibantu pakar sejarah dan arkeologi
Universitas Gajah Mada, Drs.MM. Soekarto Kartoatmodjo, dengan dilengkapi berbagai penelitian di
Museum Nasional maupun Museum Radya Pustaka-Surakarta. Kota Magelang mengawali
sejarahnya sebagai desa perdikan Mantyasih, yang saat ini dikenal dengan Kampung Meteseh di
Kelurahan Magelang. Di kampung Meteseh saat ini terdapat sebuah lumpang batu yang diyakini
sebagai tempat upacara penetapan Sima atau Perdikan.
Untuk menelusuri kembali sejarah Kota Magelang, sumber prasasti yang digunakan adalah prasasti
Poh, prasasti Gilikan dan prasasti Mantyasih. Ketiganya merupakan prasastiyang ditulis di atas
lempengan tembaga.
Parsasti POH dan Mantyasih ditulis zaman Mataram Hindu saat pemerintahan Raja Rake Watukura
Dyah Balitung (898-910 M), dalam prasasti ini disebut-sebut adanya Desa Mantyasih dan nama
Desa Glangglang. Mantyasih inilah yang kemudian berubah menjadi Meteseh, sedangkan
Glangglang berubah menjadi Magelang.
Dalam Prasasti Mantyasih berisi antara lain, penyebutan nama Raja Rake Watukura Dyah Balitung,
serta penyebutan angka 829 Çaka bulan Çaitra tanggal 11 Paro-Gelap Paringkelan Tungle, Pasaran
Umanis hari Senais Sçara atau Sabtu, dengan kata lain Hari Sabtu Legi tanggal 11 April 907. Dalam
Prasasti ini disebut pula Desa Mantyasih yang ditetapkan oleh Sri Maharaja Rake Watukura Dyah
Balitung sebagai Desa Perdikan atau daerah bebas pajak yang dipimpin oleh pejabat patih. Juga
disebut-sebut Gunung Susundara dan Wukir Sumbing yang kini dikenal dengan Gunung
Sindoro dan Gunung Sumbing.
Begitulah Magelang, yang kemudian berkembang menjadi kota selanjutnya menjadi
ibukota Karesidenan Kedu dan juga pernah menjadi ibukota Kabupaten Magelang. Setelah masa
kemerdekaan kota ini menjadi kotapraja dan kemudian kotamadya dan di era Reformasi, sejalan
dengan pemberian otonomi seluas-luasnya kepada daerah, sebutan kotamadya ditiadakan dan
diganti menjadi kota.
Ketika Inggris menguasai Magelang pada abad ke 18, dijadikanlah kota ini sebagai pusat
pemerintahan setingkat Kabupaten dan diangkatlah Mas Ngabehi Danukromo sebagai Bupati
pertama. Bupati ini pulalah yang kemudian merintis berdirinya Kota Magelang dengan membangun
Alun - alun, bangunan tempat tinggal Bupati serta sebuah masjid. Dalam perkembangan selanjutnya
dipilihlah Magelang sebagai Ibukota Karesidenan Kedu pada tahun 1818.
Setelah pemerintah Inggris ditaklukkan oleh Belanda, kedudukan Magelang semakin kuat. Oleh
pemerintah Belanda, kota ini dijadikan pusat lalu lintas perekonomian. Selain itu karena letaknya
yang strategis, udaranya yang nyaman serta pemandangannya yang indah Magelang kemudian
dijadikan Kota Militer: Pemerintah Belanda terus melengkapi sarana dan prasarana perkotaan.
Menara air minum dibangun di tengah-tengah kota pada tahun 1918, perusahaan listrik mulai
beroperasi tahun 1927, dan jalan-jalan arteri diperkeras dan diaspal.

Pembagian wilayah[sunting | sunting sumber]


Kota Magelang terdiri atas 3 kecamatan, yakni Magelang Utara, Magelang Selatan dan Magelang
Tengah, yang dibagi lagi sejumlah kelurahan.

Perwakilan[sunting | sunting sumber]


DPRD Kota Magelang
2014-2019

Partai Kursi

7
PDI-P

4
Partai Golkar

Partai Demokrat 3

3
PKS

2
Partai Gerindra

Partai Hanura 2

2
PKB

1
PAN
1
Partai NasDem

Total 25

Pada Pemilu Legislatif 2014 lalu, DPRD Kota Magelang berjumlah 25 orang dengan perwakilan
sembilan partai politik.

Pendidikan[sunting | sunting sumber]


Kota Magelang merupakan daerah dengan pendidikan yang paling maju di Karesidenan Kedu,
bahkan di Jawa Tengah pun dapat bersaing dengan kota-kota maju lainnya
seperti Semarang dan Surakarta . Kota Magelang selalu menduduki peringkat 3 besar di Jawa
Tengah dan dan bahkan dalam skala Nasional berhasil mengalahkan daerah-daerah lain yang
cukup favorit. Di Kota Magelang terdapat sejumlah institusi pendidikan ternama di antaranya, SMP
Negeri 1 Magelang, SMP Negeri 2 Magelang, SMP Negeri 7 Magelang, SMA Negeri 1
Magelang, SMA Negeri 3 Magelang ,SMA Taruna Nusantara Magelang, SMK Negeri 1 Magelang,
dan Akademi Militer (AKMIL) yaitu sekolah calon perwira TNI Angkatan Darat bernama Akademi
Angkatan Darat (dahulu AKABRI). AKMIL merupakan tempat seleksi Tiga Angkatan TNI sebelum
diterima di AAD (Magelang), AAU (Yogyakarta) dan AAL (Surabaya). Mantan Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono merupakan alumni sekolah ini.
Perguruan tinggi swasta lainnya adalah: Universitas Muhammadiyah Magelang (termasuk Akademi
Kebidanan Muhammadiyah, Akademi Keperawatan Muhammadiyah, dan Politeknik
Muhammadiyah), serta STMIK Bina Patria serta Akademi Tirta Indonesia yang merupakan akademi
tirta satu-satunya di Indonesia.
Selain itu juga terdapat perguruan tinggi negeri, yaitu Universitas Tidar Magelang, yang statusnya
beralih dari perguruan tinggi swasta menjadi perguruan tinggi negeri dideklarasikan pada tanggal 1
April 2014 melalui Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2014.

WAN Kota Magelang[sunting | sunting sumber]


WAN Kota Magelang ditujukan untuk mengantisipasi tuntutan Kurikulum 2004, khususnya
pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Pada awalnya, WAN Kota Magelang
hanya beranggotakan 9 sekolah dan Dinas Pendidikan. Pada tahun 2005 keanggotaan WAN Kota
ditingkatkan menjadi 29 sekolah ditambah Dinas Pendidikan. Tahun 2006 keanggotaannya
berkembang menjadi 48 sekolah - dari SD, SMP hingga SMA/SMK baik negeri maupun swasta -
ditambah Dinas Pendidikan, Perpustakaan Daerah, dan Desa Buku Taman Kyai Langgeng. Dengan
demikian keanggotaan WAN Kota Magelang sekarang ini telah mencapai 51 institusi pendidikan.
Keberadaan WAN Kota Magelang tidak hanya difungsikan sekadar kebutuhan komunikasi internal
(intranet) saja, tetapi telah dikembangkan pula untuk akses Internet dengan merangkul perusahaan
jasa ISP, yakni SoloNet. Bahkan pada tahun 2007 ini, koneksi internet di 51 institusi yang tergabung
dalam Komunitas WAN Kota telah pula terkoneksi ke Jejaring Pendidikan Nasional (JARDIKNAS),
yang memungkinkan koneksi internet semakin melebar.

Akademi Militer (AKMIL)[sunting | sunting sumber]


Akademi Militer (Akmil) adalah sekolah pendidikan TNI Angkatan Darat di Magelang, Jawa Tengah,
Indonesia. Akademi Militer mencetak Perwira TNI Angkatan Darat.

Pariwisata[sunting | sunting sumber]


Meskipun kecil, kota Magelang memiliki banyak tempat menarik yang layak dikunjungi, antara lain:
Wisata kuliner[sunting | sunting sumber]
Di Kota Magelang terdapat beberapa tempat jajan yang mempunyai kekhasan tersendiri, baik dari
cita rasa makanan yang dihidangkan, maupun nilai historis yang dikandung di tempat tersebut.
Menelusuri tempat jajan di Kota Magelang, ada yang khusus buka disiang hari dan malam hari.

Taman Kyai Langgeng[sunting | sunting sumber]


Taman Kyai Langgeng terletak di Kota Magelang, Jawa Tengah, tepatnya di Jalan Cempaka.
Merupakan satu-satunya taman di Kota Magelang dengan luas seluruhnya meliputi 28 hektare,
letaknya sekitar 1 kilometer dari pusat kota ke arah selatan. Taman wisata ini memiliki ratusan
koleksi tanaman langka yang bisa dimanfaatkan sebagai objek penelitian, patung-patung
Dinosaurus dalam ukuran asli, aneka fasilitas permainan, serta yang terbaru adalah prototipe
pesawat terbang. Obyek wisata ini terletak sekitar 19 Kilometer dari Candi Borobudur, 35 kilometer
dari Kopeng atau 50 Kilometer dari Candi Pramabanan dan 42 kilometer dari Monumen Jogja
Kembali. Di Taman Kyai Langgeng, khususnya pada hari libur anda akan disuguhi dengan berbagai
atraksi kesenian daerah maupun musik, selain arena permainan untuk anak-anak dan keluarga.
Lebih jauh, kunjungi www.taman-kyailanggeng.com di sebelah Taman ini terdapat fasilitas Arung
Jeram Progo Asri, dikhususkan bagi mereka yang menyukai petualangan dengan menelusuri
Sungai Progo. Sepanjang 9 kilometer kita akan menikmati suasana pedesaan di tepian Sungai
Progo sekaligus menikmati jeram-jeramnya. Petualangan ini bisa dinikmati setiap hari dari pukul
08.00 sampai 14.00 tentu saja dengan melihat kondisi perairan di Sungai Progo. Anda akan
didampingi oleh pemandu yang telah berpengalaman serta memperoleh fasilitas lain seperti makan,
asuransi dan tranportasi kembali ke pos pemberangkatan.

Pecinan atau Jl. Pemuda & pusat belanja[sunting | sunting sumber]


Jalan Pemuda atau yang lebih dikenal dengan nama Pecinan sering disebut Malioboro-nya
Magelang. Pecinan ini merupakan pusat perbelanjaan sekaligus bisnis yang ada di Kota Magelang.
Di sisi kiri dan kanan jalan sepanjang 1,5 kilometer ini berdiri banyak toko dan minimarket
serta restoran. Pecinan terdiri atas 2 ruas jalan. Ruas pertama adalah ruas jalan untuk kendaraan
bermotor yang merupakan ruas jalan satu arah. Sedangkan satunya lagi merupakan jalan khusus
untuk becak. Ruas jalan ini dulunya dilalui kereta api yang kini sudah tidak ada lagi di Magelang.
Pecinan merupakan landmark Magelang di samping tempat lainnya. Yang jelas di ruas jalan ini tidak
ada satupun ruang kosong karena semuanya telah dipadati oleh pertokoan. selain itu sekarang di
kota magelang sudah membangun lapangan golf internasional tepatnya jadi pada tahun 2006 yang
bernama "Borobudur International Golf". Magelang juga memiliki stadion sepak bola "ABU BAKRIN"
dan yang masih dalam tahap pembangunan Stadion Madya.
Saat ini sejak 2011 juga telah didirikan pusat perbelanjaan Mall ARTOS dan Shinta Fashion
Mart yang merupakan pusat perbelanjaan masyarakat Magelang.

Bukit Tidar[sunting | sunting sumber]


Bukit Tidar merupakan Bukit yang terletak di Bagian Magelang Selatan dan terletak di dalam
kompleks Akademi Militer, dan terkenal sebagai Paku pulau jawa, di sini juga terdapat beberapa
makam dan petilasan leluhur masyarakat Magelang; salah satunya adalah petilasan penyebar
agama Islam di Jawa Tengah yakni petilasan Syekh Subakir dari Persia. Bukit Tidar memang tidak
terlalu tinggi, tetapi pohon-pohonan di sini berfungsi sebagai paru-paru kota sehingga udara Kota
Magelang selalu segar,dari sini juga anda dapat menikmati pemandangan Kota Magelang dari atas
Tugu Akademi Militer. Letak Bukit Tidar tepatnya di Kelurahan Magersari, kecamatan Magelang
Selatan. Untuk mengunjunginya anda bisa melewati dua jalan,yaitu lewat Pasar Burung dan lewat
samping Akademi Militer dengan naik angkot jalur 6, 8, 10, dari Terminal Soekarno-Hatta turun di
Perempatan Pasar Burung, untuk melalui jalan samping Akademi Militer anda dapat melanjutkan
perjalanan dengan angkot jalur 2 setelah turun di Shopping Centre. Sekarang telah dibangun jalan
pintas menuju bukit tidar tempatnya di belakang terminal lama.
Borobudur International Golf & Country Club[sunting | sunting sumber]
Borobudur International Golf & Country Club (Borobudur Golf) merupakan lapangan golf 18 Holes
yang terletak di Jl. Gatot Subroto No. 1 Magelang, tepatnya di sebelah Akademi Militer. Borobudur
Golf mulai beroperasi sejak tahun 2007 dibawah manajemen PT Jababeka Tbk. Borobudur Golf
menyajikan lapangan dengan green terbaik dan menantang. Beberapa fasilitas yang ada di
Borobudur Golf adalah Driving Range dan Restoran yang menyajikan menu tradisional Indonesia,
menu barat dan menu Asia (masakan Jepang & Korea).

Taman Badaan[sunting | sunting sumber]


Merupakan salah satu taman yang ada di Jl. Pahlawan selain Kyai Langgeng yang ada di Kota ini.
Taman Badaan lebih terpusat pada rekreasi anak - anak, hal ini dibuktikan dengan banyaknya
patung gajah, jerapah dan lainnya yang mengundang minat anak-anak. Di sini terdapat beragam
jenis bakso, mulai bakso tenis sampai bakso yang super kecil.

Alun-alun Kota Magelang[sunting | sunting sumber]


Alun-alun Kota dijadikan sebagai pusat Kota Magelang karena letaknya yang sangat strategis di
tengah kota. Banyak sekali kendaraan angkutan kota dengan berbagai jalur melewatinya. Dari alun-
alun ini orang dapat menjangkau Pecinan atau Jl. Pemuda. Kawasan Pecinan merupakan salah
satu kawasan pusat perdagangan di Kota Magelang, yang sudah ada sejak zaman pemerintah
Kolonial Belanda.
Di sekelilingnya berdiri banyak sekali pusat perbelanjaan dan tempat umum lainnya. Di sebelah
timurnya ada Matahari dan Gardena swalayan serta eks Magelang & Tidar Theatre yang telah
berhenti beroperasi sejak 11 November 2011. Di sebelah utaranya berdiri dengan megah Trio Plaza
dan Bank BCA. Selain kedua bangunan tersebut, di sisi utara juga terdapat GPIB. Sementara di
sebelah selatan ada Kantor Polresta Magelang, Bank Jateng dan klenteng Magelang. Sementara di
sebelah barat atau yang sering disebut alun-alun barat ada sebuah masjid yang terbesar di
Magelang, tempat ini sering dinamakan Kauman. Sebelah utara Kauman, terdapat gereja katholik
dan pastoran. Alun-alun Kota Magelang selain sebagai pusat kegiatan publik, juga dipandang
sebagai simbol kerukunan beragama, yaitu dengan adanya beberapa sarana peribadatan untuk
agama Islam, Katholik, Kristen dan Konhuchu.
Sementara di sudut sebelah barat laut ada menara air yang merupakan peninggalan Belanda.
Menara air ini menjulang setinggi lebih kurang 15 m. Dan sekarang ini menara tersebut digunakan
oleh PDAM Kota Magelang sebagai tempat penampungan air yang sanggup memenuhi kebutuhan
akan air bagi warga Kota Magelang. Menara air minum, dengan desain kolonial yang unik, saat ini
dijadikan sebagai salah satu land mark Kota Magelang.
Alun-alun ini sekarang dibuka untuk umum bagi warga Magelang. Biasanya digunakan untuk
bersantai di sore hari, tempat penyelenggaraan konser band atau untuk upacara hari besar
kenegaraan. Namun alun-alun ini sebelumnya tidak dibuka untuk umum dan hanya digunakan untuk
upacara-upacara tertentu. Pada tahun 2002, Pemerintah Kota Magelang menyusun Master Plan
Alun-Alun Kota Magelang, yang kemudian dijadikan sebagai dasar untuk kegiatan renovasi Alun-
Alun. Konsep dasar master plan tersebut adalah untuk menjadikan Alun-Alun sebagai pusat
kegiatan publik bagi warga kota.

GOR Samapta[sunting | sunting sumber]


GOR (Gedung Olah Raga) Samapta terletak di wilayah Kecamatan Magelang Utara. Saat ini
lingkungan sekitarnya, yang dkenal dengan Kawasan GOR Samapta, mulai ditata dan dibenahi
karena pada kawasan ini akan dibangun beberapa sarana olahraga, di antaranya adalah: Stadion
Madya dengan kapasitas 15.000 penonton, Kolam Renang standar Internasional kapasitas 5.000
penonton, Wisma Atlet, Lapangan Tennis Indoor, serta beberapa sarana olahraga dan rekreasi
lainnya. Penataan dan pembenahan mulai dilakukan dengan membuat akses jalan baru yang lebih
lebar. Saat ini, akses menuju GOR ini dapat ditempuh melalui 2 akses jalan, yaitu 1) Jl. Kapt. S.
Parman—melewati Universitas Tidar—selanjutnya ke Jl. Tentara Geni Pelajar (melewati Griya Asri);
dan akses ke-2) Jl. Jeruk—RSI—GOR. Pengembangan Kawasan GOR Samapta juga ditujukan
untuk menyebarkan keramaian kota agar tidak terkonsentrasi di kawasan pusat kota.
Wilayah di sekitar GOR Samapta sangat ideal untuk kawasan olahraga, selain karena hawanya
cukup sejuk, serta tidak bising meski berada di dalam kota. Hal ini dikarenakan posisinya yang
berada di sisi timur atas Sungai Progo, serta tiupan angin gunung yang berasal dari arah Gunung
Sumbing. Dari Kawasan GOR Samapta, yaitu pada sisi yang bersinggunan dengan Sungai Progo,
nantinya dapat dikembangkan sebagai starting point untuk olahraga arung jeram. Sayangnya proses
pengadaan tanah untuk proyek GOR ini sarat dengan percaloan tanah yang sangat merugikan
masyarakat.

Taman Panca Arga[sunting | sunting sumber]


Panca Arga merupakan perumahan tempat tinggal para pemimpin dan anggota TNI-AD yang
berkantor di AKMIL. Panca Arga berasal dari panca berarti 'lima' dan arga berarti 'gunung'. Dengan
kata lain, Panca Arga adalah kawasan yang dikelilingi lima gunung besar seperti Gunung Sumbing,
Gunung Merbabu, dan Gunung Merapi yang saat ini merupakan salah satu gunung yang paling aktif
di Pulau Jawa. Gunung Tidar-lah gunung yang terletak di tengahnya. Panca Arga tidak hanya
merupakan perumahan TNI-AD. Di sana terdapat sekolahan dan taman rekreasi yang cukup
terkenal bernama "Taman Rekreasi Panca Arga". Di taman tersebut bukan hanya terdapat ayunan
dan berbagai macam jenis permainan anak saja. Namun terdapat tank-tank peninggalan Belanda
dan meriam-meriam yang digunakan saat perang kemerdekaan Indonesia. Dengan begitu, selain
sebagai taman bermain anak, taman Panca Arga merupakan salah satu sarana untuk menanamkan
jiwa kemerdekaan, nasionalisme dan rasa hormat terhadap para pejuang TNI-AD yang gugur di
medan perang untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Rupa-rupa[sunting | sunting sumber]


 Visi Kota Magelang 2010-2015 adalah: Terwujudnya Kota Magelang sebagai Kota Jasa yang
Maju, Profesional, Sejahtera, Mandiri dan Berkeadilan.
 Magelang memiliki slogan sebagai Kota HARAPAN (hidup, aman, rapi, asri dan nyaman)
 Makanan khas Magelang adalah getuk dan kupat tahu di dekat Alun-alun. Berbagai jenis getuk
dapat dijumpai di pasar-pasar tradisional maupun di toko-toko besar.
 New Armada merupakan industri karoseri mobil terbesar di Asia Tenggara.
 PD. Bank Pasar Kota Magelang merupakan perusda yang juga menyumbangkan PAD untuk
kota Magelang, yang kegiatan utamanya pelayanan kepada masyarakat di bidang perbankan
khususnya kota Magelang
 Tingkat pendapatan per kapita Kota Magelang yang Rp 6,48 juta pada tahun 2000 terbilang
tinggi dibanding pendapatan per kapita Jawa Tengah sebesar Rp 3,3 juta. Namun, jumlah
rumah tangga miskin di kota ini masih lumayan tinggi. Tahun 1999 masih terdapat 6.968 rumah
tangga miskin atau 22,08%. Mereka umumnya bekerja sebagai buruh tani, buruh pabrik, dan
pedagang. Ini adalah tantangan bagi pemerintah setempat untuk meningkatkan taraf hidup
mereka di tengah kota yang mampu mencetak jenderal berbintang di negeri ini (AKMIL), dan
sebagai gambaran bagi para pejabat lulusan AKMIL untuk sekadar mengenang kenangan saat
pendidikan di AKMIL Magelang juga diharapkan untuk ikut serta dalam membangun dan
mengangkat nama kota Magelang. Sektor pariwisata mungkin bisa dijadikan sarana
mengangkat nama kota Magelang.

Referensi[sunting | sunting sumber]


1. ^ "Magelang Kota Sejuta Bunga Baru di Tahun 2015". Diakses tanggal 2012-11-6.
2. ^ Sholahuddin Al-Ahmed. Pelantikan Wali Kota Magelang Dijaga Superketat. Suara Merdeka, 30
Agustus 2010. Diakses pada 17 Juni 2011.
3. ^ "Perpres No. 10 Tahun 2013". 2013-02-04. Diakses tanggal 2013-02-15.
4. ^ "Magelang, Indonesia Travel Weather Averages". Weatherbase. Diakses tanggal 10 Februari 2016.

Anda mungkin juga menyukai