Anda di halaman 1dari 6

Ringing Contong

Pra adab 20

Mengapa ringin contong dipandang oleh sebagian masyarakat jombang begitu penting sebagai
ikon kota santri ini?apa artinya ringin contong dari berbagai sudut pandang masyarakat.Pertama
dari kajian etnografi atau yang bersumber dari cerita rakyat sebagai kekayaan tradisi kolektif
kota jombang.Yaitu ceritanya kebonkicak karang kejabon.Kisahnya ketika pengejaran
kebonkicak dengan surantanu dan banteng tracakkencana yang akan digunakan sebagai tumbal
terkait dengan munculnya wabah penyakit yang sulit disembuhkan di daerah
padepokan pancuran cukir.Dan kebonkicak itu berteduh di pohon yang besar atau raksasa itu
.Setelah melihat pohon tersebut akhirnya dijadikan tempat persinggahan dan disebut Ringin
Contong.

Pembangunan ringin contong


Kedua tanaman pohon ringin ditanam oleh bupati jombang pertama Raden Adipati Arya
Soeroadiningrat Vatau lebih dikenalnya disebut Kanjeng Sepuh pada tanggal 22 februari 1910,
bertepatan dengan peletakan batu bata pertama pendopo kabupaten jombang.Pada tanggal itu
kanjeng sepu menanam dua pohon ringin sebagai simbol pengayoman.Satu kecil yang ditanam di
depan pendopo jombang dan satu yang besar di tanam di ringin contong tersebut.

Ketiga dengan di tetapkannya ringin contong sebagai acuan titik nol jarak antar wilayah
kabupaten jombang maupun antar kota dengan pusat santri ini.Pemerintah hindia belanda yang
pada saat itu kedudukan sebagai ibukota Afdeeling jombang yang bertempat di surabaya.

Keempat dibangunya menara air oleh pemerintahan hindia belanda pada tahun 1929.Posisi ringin
contong berada di titik nol memang memiliki sebuah arti yang sangat berharga bagi masyarakat
jombang sebagai episentrum.Maksud dari titik nol itu adalah sumber kekuatan sebagaiman roda
dengan jeruji-jerujinya yang titik tumpunya pada titik sumbu yang ada ditengah roda.Ringin
contong analogikanya sebagai sumbu sebuah roda wilayah jombang.

Jombang Friendly and Religious

Perbandingan acuan titik nol dikota lainnya, sebagai bahan percobaan tugu khatulistiwa di
pontianak, yang mana sebagai penanda garis equator di permukaan bumi ini.
Tugu khatulistiwa sama-sama berada di titik nol, cuma yang membedakan hanya kedudukannya
dan fungsi masing-masing.Ringin contong dalam skala mikro sebagai titik awal yang
menghubungkan dengan antar jarak wilayah.Sedangkan Tugu Khatulistiwa dalam titik nol
sebuah makrosmos bernama bumi yang kita pijak.Alangkah indahnya jika masyarakat khususnya
di kota santri ini turut melestarikan ikon kota jombang ini.Maka jombang bangga dengan Ringin
Contongnya.

Tari Remo,

Tari Asal Jombang yang Mendunia

Masyarakat Jawa Timur memang terkenal sebagai masyarakat yang memiliki adat keras dan
pemberani. Hal ini dibuktikan salah satunya dengan meletusnya perang pada 10 November 1946,
yang saat ini kita peringati sebagai hari pahlawan. Namun, tahukah Anda jika dibalik adat keras
dan pemberaninya itu, ternyata masyarakat Timur juga memiliki naluri seni yang tinggi.
Buktinya, berbagai kerajinan tangan, peninggalan budaya, dan keragaman warisan nenek
moyang di masa silam, masih tetap terjaga hingga kini. Adapun salah satu contohnya dapat kita
lihat adalah tentang bagaimana lestarinya tari Remo di sana.
Sejarah dan Asal Usul Tari Remo Seperti sudah disebutkan di atas bahwa tari remo berasal dari
daerah Jombang, Jawa Timur. Tarian yang merupakan gambaran karakter masyarakat Jawa
Timur yang keras dan pemberani ini, ditilik dari sejarah memang masih belum diketahui
bagaimana asal usulnya dan kapan mulai ada. Namun, dari beberapa budayawan setempat dapat
diambil teori bahwa asal usul tari remo sudah dimulai sejak abad ke 16. Tepatnya di daerah yang
kini secara administratif masuk ke dalam wilaya Desa Ceweng, Kecamatan Diwek, Kabupaten
Jombang, tari remo lahir dari beberapa orang warga yang berprofesi sebagai pengamen tari
jalanan pada masa itu. Ia kemudian berkembang dan terus mengalami pembaruan hingga
sekarang.

Pada mulanya, tari remo sebetulnya hanya digunakan sebagai tarian pembuka pada pentas
pertunjukan ludruk. Ludruk memang sangat digemari dan dianggap sebagai hiburan rakyat yang
menarik pada masa itu. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, tari remo justru menyalip
popularitas ludruk. Tari ini lebih diminati lantaran memiliki gerakan yang sangat indah dan sarat
filosofi. Seiring waktu, Pemerintah Indonesia kemudian menyadari betapa estetisnya tari remo
asal Jombang ini, hingga akhirnya pada tahun 1900, pemerintah kemudian mulai gencar
mempromosikan tari remo ke seluruh nusantara dan dunia. Hingga kini, tari remo bahkan telah
menjadi tarian yang sering dipentaskan sebagai tarian selamat datang dalam sambutan
tamu-tamu kenegaraan, upacara, maupun festival kedaerahan.

ARGO WISATA BALE TANI JOMBANG

Wisata edukasi di Jombang yang bernama Bale Tani. Bale Tani terletak di Dusun Serning
Desa Banjaragung Kecamatan Bareng Kabupaten Jombang. Inilah tempat wisata pendidikan
yang bisa menjadi rujukan bagi Anda yang ingin mengajarkan pertanian

Wisata Bale Tani baru dibuka untuk umum sekitar bulan Juli 2017 lalu sehingga belum banyak
masyarakat Jombang yang mengetahui keberadaannya. Saat artikel ini diterbitkan, penulis telah
melakukan kunjungan ke destinasi wisata pertanian Bale Tani di Banjaragung Bareng Jombang
sebanyak tiga kali. Masing-masing kunjungan memberikan kesan yang berbeda-beda karena
waktu kunjungan juga berbeda. Melalui blog The Jombang Taste ini penulis membagi
pengalaman berlibur ke tempat wisata terbaru di Jombang selatan ini.

Lokasi Bale Tani berdekatan dengan pabrik sepatu Venezia sehingga memudahkan setiap
wisatawan yang akan berkunjung ke obyek wisata terbaru di Jombang selatan ini. Anda cukup
bertanya dimana letak pabrik sepatu Venezia maka Anda sudah pasti bertemu pintu gerbang
obyek wisata Bale Tani. Wisata edukasi Bale Tani tepat berada di sisi utara pabrik sepatu
tersebut. Tempat parkir wisata Bale Tani berhimpitan dengan lahan parkir pabrik sepatu. Anda
tidak perlu takut tersesat karena akses jalan raya mudah dijangkau dan kondisi jalan raya bagus.

Anda bisa mencapai obyek wisata edukasi Bale Tani dari jalur transportasi arah utara maupun
selatan jalan raya yang menghubungkan jalan alternatif Surabaya-Kediri. Jika Anda berangkat
dari arah Surabaya, ketika sampai di sub terminal Mojoagung, Anda bisa mengambil jalur kiri ke
arah Wonosalam. Saat tiba di pertigaan Mojoduwur, Anda tinggal belok kanan dan butuh waktu
lima belas menit untuk sampai ke tempat wisata Bale Tani. Anda juga bisa mengambil di Rumah
Sakit Kristen Mojowarno (RSKM). Jarak RSKM ke Bale Tani bisa ditempuh selama 10 menit
saja.

Wisata edukasi Bale Tani belum banyak dikenal publik. Pengelola obyek wisata pertanian di
Kabupaten Jombang bagian selatan ini adalah sebuah koperasi petani. Strategi promosi yang
digunakan oleh pengelola Bale Tani untuk menarik kunjungan wisata adalah menggratiskan
biaya masuk lokasi pada hari Senin sampai Sabtu. Hanya kunjungan wisata pada hari Minggu
saja yang dikenakan tiket masuk Rp5.000 per orang dan gratis biaya parkir. Harga tiket masuk
Bale Tani ini berlaku untuk semua wisatawan tanpa memandang usia dan tinggi badan.

obyek wisata Bale Tani Banjaragung Bareng Jombang merupakan surga wisata bagi Anda yang
tertarik menekuni bidang pertanian. Jenis pertanian yang dikembangkan di tempat wisata Bale
Tani Jombang antara lain hidroponik, hortikultura, persawahan, ladang, peternakan sapi, dan
perikanan darat. Ragam pendidikan pertanian yang dikembangkan di destinasi wisata Bale Tani
memang banyak. Hal tersebut didukung oleh fakta banyak lokasi Bale Tani beberapa tahun lalu
merupakan pusat peternakan sapi. Pihak pengelola mengubah strategi bisnis dan mengarahkan
Bale Tani menjadi wisata buatan yang menarik sekaligus rekreatif.

GOA JEPANG WONOSALAM

Wisata yang berada di Dusun Gedangan Desa Kedunglumpung Kecamatan Mojoagung


tersebut tergolong masih baru. Tempat wisata yang dikenal dengan Goa Jepang itu baru dibuka,
tepatnya pada bulan Maret 2017. Meski tergolong baru, Goa Jepang sudah dikenal oleh banyak
kalangan, baik masyarakat Jombang maupun dari luar Jombang.

Wisata yang menyuguhkan panorama alam di perbukitan ini sangat cocok untuk liburan keluarga
maupun para kalangan muda. Meski saat ini masih belum bisa dimasuki karena alasan
keselamatan pengunjung, Goa Jepang tetap memiliki daya tarik tersendiri. Salah satunya
beberapa spot foto yang berlatarkan perbukitan dan hijaunya pepohonan dari hutan sekitar
komplek wisata Goa Jepang.
Selain untuk objek berfoto, Goa Jepang juga menjadi incaran bagi pencinta olahraga sepeda,
karena tempatnya yang berada di perbukitan dan menjadi daya tarik tersendiri bagi para pecinta
olahraga sepeda ontel.
Seperti komunitas Gowes Kawan Club (GKC Jombang) yang beranggotakan para Pegawai
Negeri Sipil (PNS) di kalangan Pemerintahan kabupaten Jombang ini. “Karena tempatnya bagus
dan trackingnya yang juga relatif menanjak inilah yang mendorong kami untuk bersepeda ke
Goa Jepang sekaligus untuk menguji adrenaline kami,” ujar Restu, Ketua GKC Jombang saat
dimintai komentar oleh Tim Adakitanews.com, Sabtu (15/04).

Meski baru dibuka Maret lalu, sudah terlihat banyak pengunjung yang datang. Apalagi ketika
musim libur panjang tiba. Seperti pada Sabtu (15/04) pagi, hampir sekitar ratusan pengunjung
datang untuk menikmati objek wisata tersebut.

Selain kalangan muda, terlihat juga beberapa rombongan yang membawa keluarganya. Sempat
ada juga yang terlihat memasang alas untuk duduk sembari menyiapkan sarapan pagi yang
dibawa dari rumah bersama keluarganya.

Museum Islam Nusantara ”Hasyim Asy’ari”

Museum Islam Nusantara ”Hasyim Asy’ari” – selanjutnya disingkat dengan Museum


INHA, idea awalnya digagas oleh Gus Sholah, panggilan akrab dari KH. Salahuddin Wahid,
Dr.,Ir., adik mendiang Gus Dur, yang tergugah oleh kenyataan faktual memban-jirnya umat
Islam setiap hari sampai ribuan jema’ah, bahkan pada hari Sabtu, Minggu bisa mencapai lebih
dari 10.000 umat islam yang datang berkunjung berziarah ke makam Gus Dur, atau dalam satu
tahun tercatat antara 1,5 sampai 2 juta peziarah. Hal itu dapat dilihat dari belasan, bahkan
puluhan bus pariwisata yang parkir di depan pesantren, di sepanjang Jl. Irian Barat, selain angkot
dan mobil-mobil pribadi. Museum INHA diharapkan dapat menjaring para peziarah dan
pengunjung wisata religi lainnya untuk mampir mengunjungi museum tersebut, sepulang dari
ziarah ke makam Gus Dur.
Berkaitan dengan proyek pembangunan Museum INHA itu di Jombang, Pemerintah dan
masyarakat Kabupaten Jombang serta keluarga besar Pesantren Tebuireng akan mendapatkan
sebuah kehormatan yang luar biasa besar dengan dibangunnya Museum tersebut, selain dapat
mengangkat dan mengharumkan nama besar Gus Dur serta ke-dua Pahlawan Nasional leluhur
beliau itu sendiri. Dalam hal ini, sebagai pewaris Nama Besar Para Leluhur tersebut Gus
Sholah memiliki otoritas atas Pesantren Tebuireng.
Walau semula merupakan gagasan pribadi Gus Sholah, Museum INHA yang rencana-nya akan
dibangun sendiri semampunya, setahap demi setahap, namun kemudian gagasan itu tercium, dan
diketahui oleh pemerintah PUSAT yang kemudian tergugah dan merasa berkewajiban untuk
mengambil alih proyek museum itu karena mempunyai kaitan dengan mantan presiden RI ke-4
tersebut. Dalam hal ini inisiatip itu diambil oleh presiden Susilo Bambang Yudoyono sendiri
yang selanjutnya memerintahkan Meko Kesra untuk mengkoordinasi pelaksanaannya.

Anda mungkin juga menyukai