Anda di halaman 1dari 9

Keadaan topografi Kabupaten Bojonegoro didominasi oleh keadaan tanah yang berbukit yang

berada di sebelah selatan (Pegunungan Kapur Selatan) dan sebelah utara (Pegunungan Kapur
Utara) yang mengapit dataran rendah yang berada di sepanjang aliran Bengawan Solo yang
merupakan daerah pertanian yang subur. Lebih jelaskondisi topografidi Kabupaten Bojonegoro.
Wilayah Kabupaten Bojonegoro didominasi oleh lahan dengan kemiringan yang relatif datar. Hal
tersebut dapat ditunjukkan pada tabel diatas, bahwa 91,26% wilayah Kabupaten Bojonegoro
memiliki kemiringan antara 0-15%. Permukaan tanah di Kabupaten Bojonegoro rata-rata berada
pada ketinggian dari permukaan laut yang relatif rendah, yaitu berada pada ketinggian antara 25 -
500 m dari permukaan laut.
Tari Tayub
Tayub merupakan tari pergaulan yang populer bagi masyarakat Bojonegoro dan sekitarnya. Tarian
ini biasanya dilakukan oleh pria dengan diiringi gamelan dan tembang Jawa yang dilantunkan oleh
waranggono yang syairnya sarat dengan petuah dan ajaran.

Pertunjukan tari ini banyak dipergunakan untuk meramaikan kegiatan hajatan yang banyak
dilaksanakan oleh warga Bojonegoro ataupun kegiatan kebudayaan yang lain. Biasanya dalam
mengadakan kegiatannya, tarian tayub ini sudah terkoordinasi dalam suatu kelompok tertentu
dengan nama khas masing-masing.

Biasanya kelompok-kelompok tari tayub ini banyak terdapat di Kecamatan Temayang dan
Bubulan yang terletak sekitar 30 km dari Kecamatan Kota Bojonegoro.

Wayang Thengul
Wayang Thengul adalah kesenian wayang khas Bojonegoro yang dalam bentuk 3 dimensi dengan
diiringi gamelan pelog/slendro yang kemungkinan besar mendapat pengaruh dari alat musik
Ponorogo.

Walaupun wayang thengul ini jarang dipertunjukkan lagi, tetapi keberadaannya tetap dilestarikan
di Kabupaten Bojonegoro, khususnya di Kecamatan Kanor yang berasalkan dari kata
KANORAGAN karena pada ssat itu warok ponorogo menunjukan kekuatan kanoragaanya di sela-
sela pentas reog ponorogo dan wayang thengul, daerah ini yang berjarak ± 40 Km dari Kota
Bojonegoro.

Perkembangan Wayang Thengul saat ini hingga keluar kota Bojonegoro, Seperti di Ponorogo yang
dikenal dengan Wayang YES yang mendapatkan didikan secara langsung di Bojonegoro. Namun
pada Wayang Yes memiliki perbedaan pada tokoh cerita, bahkan berkaloborasi dengan dangdut,
jazz, bahkan reyog.

Bojonegoro memiliki banyak tempat wisata meskipun belum terkelola secara maksimal. Akan
tetapi hal ini tentu saja bisa menjadi daya tarik tersendiri. Berikut adalah beberapa di antaranya:

Wisata alam Sunting


Kayangan Api, di Sendangharjo
Waduk Pacal, di Kedungsumber
Wana Wisata Dander, di Dander
Bendungan Gerak Bojonegoro, di Ngringinrejo
Air Terjun Kedungmaor, di Temayang
Air Terjun Krondonan, di Gondang
Wisata Alam Negeri Atas Angin, di Sekar
Little Teksas Wonocolo, di Kedewan
Water Fun, di Ngunut Dander
Air Terjun Sujonopuro, di Sekar
Air Terjun Pucang, di Bubulan
Air Terjun Kedung Gupit, di Sekar
Wisata keluarga Sunting
Dander Waterpark, di Dander
Go Fun Theme Park, di Jalan Veteran
Wisata sejarah

Kerajinan mebel kayu jati


Produk unggulan ini telah lama dikenal dan berkualitas ekspor, karena Bojonegoro merupakan
penghasil kayu jati berkualitas. Corak dan desain telah disesuaikan dengan situasi zaman, baik
lemari, buffet, meja, kursi atau tempat tidur. Adapun daerah-daerah yang terkenal sebagai industri
mebel yaitu di antaranya sukorejo dan temayang. apa yang membedakan mebel bojonegoro
dengan mebel yang lain, mebel bojonegoro dibuat dari kayu-kayu jati asli dan memiliki umur
yang bisa di bilang sudah cukup tua, dengan menggukan kayu yang tua maka hasil mebelnya dan
ukirannya akan sangat indah sehingga memberikan corak yang khas.

Kerajinan bubut-cukit
Bentuk souvenir kayu jati khas Bojonegoro yang tetap menonjolkan guratan kayu jati.
Penggarapannya dilakukan secara teliti dan detail, tetapi tetap mempertimbangkan aspek estetika.
Khususnya berupa miniatur mobil, sepeda motor, becak, kereta api, jam dinding atau guci,
penghias interior.

Kerajinan limbah kayu


Kerajinan limbah kayu jati yang dibentuk menjadi karya seni dalam berbagai model sudah
merambah pasar ekspor ke berbagai negara.

Kerajinan batu onix


Bojonegoro memiliki tambang batu onix yang melimpah sehingga berbagai produk kerajinan onix
dapat dihasilkan dengan kualitas sangat memuaskan. Pusat kerajinan batu onix terdapat di
Kecamatan Bubulan.

Ledre
Ledre adalah makanan khas Bojonegoro. Berbentuk gapit (seperti emping gulung) dengan aroma
khas pisang raja yang manis. Sangat tepat untuk teman minum teh atau dan sajian tamu atau untuk
oleh-oleh. Perbedaan ledre dengan gapit yaitu ledre lebih halus, lembut dan aroma pisangnya
menyengat, sementara gapit agak kasar. selain dari pisang raja ledre juga bisa terbuat dari berbagai
pisang misalnya pisang saba, pisang hijau, pisang susu,dll. tetapi yang khas di daerah bojonegoro
atau lebih optimalnya dalam membuat ledre yaitu menggunakan pisang raja.

Rengginang Singkong
Rengginang singkong merupakan oleh-oleh yang bisa didapatkan di Bojonegoro. Jika rengginang
pada umumnya berbahan dasar ketan, rengginang singkong berasal dari bahan dasar singkong
yang diolah dan dijadikan rengginang. selain mengangkat nilai ekonomi dari singkong,
rengginang singkong juga dikenal dengan rasanya yang renyah dan gurih. Sangat cocok untuk
dijadikan oleh-oleh dan dinikmati sebagai camilan ketika berkumpul bersama keluarga.
Rengginang singkong ini bisa didapatkan di desa Ngraseh, kecamatan Dander. Juga bisa
didapatkan di toko oleh-oleh di Bojonegoro.

Salak Wedi
Salak Wedi rasanya manis, masir, renyah, segar dan besar. Dapat dijumpai di setiap pekarangan
rumah penduduk di desa Wedi dan sekitarnya. Perbedaan Salak Wedi dengan salak lain, seperti
Salak Pondoh, adalah kandungan air yang lebih banyak sehingga membuat Salak Wedi terasa lebih
segar. Keberadaan Salak Wedi sudah ada sejak puluhan bahkan ratusan tahun silam, yang secara
turun-temurun telah menjadi sumber pendapatan bagi warga Desa Wedi. Konon asal muasal bibit
salak ini pertama kali dibawa oleh seorang Ulama' yang mengajarkan agama Islam di desa Wedi.
Dari bibit tersebut terus berkembang hingga tidak hanya desa Wedi tetapi meliputi juga beberapa
desa sekitar Wedi, yaitu Kalianyar dan Tanjungharjo.

Blimbing Ngringinrejo
Blimbing dengan berat 2 - 3 ons per buah dapat dijumpai di kebun buah desa Ngringinrejo,
Kecamatan Kalitidu, Bojonegoro. Rasanya manis, segar dan harum, sangat tepat untuk hidangan
penutup, rujak dan lain-lain.

Tembakau Virginia
Bojonegoro adalah penghasil tembakau virginia terbesar di Indonesia dan telah lama dikenal
sebagai tembakau terbaik di dunia. Hijaunya tanaman tembakau hampir di seluruh wilayah
Bojonegoro dapat dilihat antara bulan Mei - Oktober.

Pepaya Kalifornia Bakalan[4]


Daerah di Bojonegoro selain penghasil buah salak dan buah blimbing juga penghasil pepaya
manis Kalifornia. Perkebunan pepaya ini berada di Desa Bakalan, Kecamatan Kapas, Bojonegoro

Pemkab Bojonegoro mempunyai beberapa rencana jangka panjang dan jangka pendek untuk
membangun Kabupaten Bojonegoro, di antaranya:

Membangun Mega Proyek di antaranya Gedung Dinas Pendidikan, Jembatan Penghubung


Kasiman - Kedewan, Masjid Agung Darusalam, Alun-alun, dan Gedung Pemkab tujuh lantai,
Hotel Griya Dharma Kusuma (GDK), Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Ngasem, dan
Pembangunan Gedung Olah Raga (GOR)[6]. Untuk Proyek Gor yang memakan anggaran sebesar
Rp.28 Miliar ini dibangun diatas lahan seluas 2,3 hektare dan akan dilengkapi berbagai fasilitas.
Dalam gedung seluas 3.500 meter persegi ini akan diisi dengan Lapangan Basket, Futsal, Bulu
Tangkis dan Lapangan Voli. Nantinya, gedung ini juga bisa menampung 2.500 penonton. Fasilitas
lainnya yang akan disediakan untuk melengkapi GOR antara lain ruang ganti, toilet dan ruang
kantor untuk Komite Olah Raga Nasional Indonesia (KONI) Cabang Bojonegoro.
Membangun Jalur lingkar luar (ring road) yang rencana akan dimulai dari Proliman, Kapas sampai
Kalitidu, pembangunan ring road dimaksudkan untuk mengurangi kendaraan bertonase besar
lewat dalam Kota Bojonegoro. Rencana pembangunan akan dimuai pada tahun 2016.[5]
Membangun Taman Kota Rajekwesi yang berada di selatan kota berada di Jalan Rajekwesi yang
baru akan Beroperasi Tahun 2016.[7]
Merehap Wisata Wana Wisata Dander dan Membangun wisata air Waterboom.[8]
Merehab Alun-alun Bojonegoro.
Membangun wisata malam di Api Abadi Kayangan Api yang berada di Kecamatan Ngasem.[9]
Membangun Waduk Gongseng yang berada di Kecamatan Temayang, waduk gongseng memiliki
daya tampung yang sama dengan air yang tertampung di Waduk Pacal saat ini yang mencapai 22
juta meter kubik.

Penduduk Kab. Bojonegoro pada tahun 2010, yang tersebar di 27 Kecamatan. Perbandingan
antara jumlah laki - laki dengan jumlah perempuan hampir berimbang, selisih sekitar 0,85% dari
jumlah total.
Sumber data diperoleh dari Kantor Catatan Sipil dan Kependudukan Kab. Bojonegoro.

Potensi sumber daya air yang tersedia di Kabupaten Bojonegoro kurang lebih sekitar 67 meter
kubik/detik atas dasar curah hujan yang ada pada saat ini dan yang dapat dimanfaatkan baru
sekitar 30-40% atau sekitar 26,8 meter kubik/detik sedangkan untuk kebutuhan rata-rata yang
meliputi pertanian (40 meter kubik/detik), industri (8 meter kubik/detik), air bersih/domestik (1
meter kubuk/detik) dan kebuthan lain-lain (1,5 meter kubik /detik). Sumber potensi sumber air
baku diperoleh dari air sungai/kali (18 buah)., waduk (25 buah), mata air (25 buah) dan embung-
embung. Potensi terbesar sumber daya air diperoleh dari Sungai Bengawan Solo (pada musim
kemarau disupply dari waduk gajah Munkur Jawa Tengah) dan dari waduk pacal. Upaya untuk
memenuhi kebutuhan tentang air baku di Kabupaten Bojonegoro adalah melalui pengembangan
dan pengelolahan sumber daya air pada satuan wilayah Bengawan Solo, pengembangan Solo,
pengembangan dan peningkatan waduk pacal dan waduk lapangan serta pembuatan embung-
embung.

2.Tambang Minyak Bumi dan Gas Alam di Kabupaten Bojonegoro yang terdapat di wilayah
kecamatan Ngasem (Desa Mojodelik, Brabohan, wonorejo) diperkirakan mencapai 126 juta barel.
Eksplorasi yang telah dilakukan dengan 126 sumur yang meliputi 106 sumur produksi, 18 sumur
injeksi air dan 2 sumur injeksi gas.

Tambang Minyak Bumi dan Gas Alam dikelola secara tradisional dan mekanis. Penambangan
tradisional dikelola oleh masyarakat dengan peralatan sederharna untuk pengambilan minyak
(sumur) dengan rata-rata kedalaman 500 meter dan denga sumur pompa tangan (penemuan baru)
dengan kedalaman 28 meter, sedangkan sebagian lagi menggunakan tehnologi yang
memanfaatkan mesin mobil sebagai penggerak. Jumlah penabang minyak tradisional sekitar 74
(sumur) unit yang berlokasi di wilayah kecamatan Kedawan meliputi desa wonocolo 44 sumur
dengan kapasitas produksi 25.771 liter/hari, desa Hargomulyo 18 sumur dengan kapasitas
produksi 12.771 liter/hari dan desa Beji 12 sumur dengan kapasitas produksi 8.249 liter/hari.

LOKASI :

Kec. Kedewan
Jumlah sumur 416
Sifat tradisional
Pengelola KUD
Bogosasono
Pelaksana : Masyarakat

Lokasi Minyak dan Gas Bumi :


Kecamatan Ngasem Potensi Minyak +/- 600 Juta Barel
Produksi : +/- 160.000 barel/hari
Potensi gas bumi lebih besar sementara belum di kelola
Pengelola : Exxon Mobile

Lokasi :
Kec. Kapas Desa, Sumur Sukowati
Pengelola : Petrochina
Produksi : 7.100 barrel perhari

3.Industri Olahan Kayu

HASIL OLAHAN KAYU

Hasil hutan berupa kayu jati dan kayu rimba serta limbah kayu gergajian, akar (tunggak bahasa
jawa) merupakan komoditas yang dapat diolah menjadi produk yang memiliki nilai tinggi baik
nilai manfaat maupun nilai seni. Komoditas ini telah dikembangkan oleh masyarakat Bojonegoro
sebagai usaha industri rumah tangga dengan produk berupa meubel dan barang sovenir. Sentra
industri kayu meubel yang telah berkembang antara lain Desa Batokan Kecamatan Kasiman dan
sekitarnya merupakan sentra industri meubel dan ukir, desa geneng Kecamatan Margomulyo dan
sekitarnya sebagai sentra industri meubel, soevenir dari limbah jati (akar/tunggak) dan desa
Semlaran Malo sebagai sentra Industri pembuatan patung sapi dan jenis binatang lainnya.

BUBUT KAYU

Kerajinan bubut kayu telah lama ditekuni oleh masyarakat desa Batokan Kecamatan Kasiman
yang letaknya pada ujung barat Kabupaten Bojonegoro dan berbatasan dengan Kota Cepu
Kabupaten Blora Jawa Tengah. Kerajinan ini lebih banyak memanfaatkan limbah gergaji kayu jati
yang diperoleh dari IPKJKPH Cepu Jawa tengah. Produksi berupa barang-barang souvenir,
ornamen dan aksesoris penghias rumah serta keperluan rumah tangga lainnya. Pengembangan
untuk memperkaya perkembangan usaha direkomendasikan pada aspek pemasaran dan
pengembangan tehnologi madya untuk proses produksi. Prospek pemasarannya telah menjangkau
berbagai kota di luar Kabupaten Bojonegoro dan telah merambah ke pasar luar negeri (export).

KERAJINAN PATUNG SAPI

Kerajinan patung sapi dan hewan lainnya dengan bahan baku dari hasil hutan (kayu jati)
merupakan kerajinan yang memiliki keunikan dan spesifik, karena kerajinan ini diolah melalui
tangan-tangan terampil yang penuh dengan kesabaran dan ketekunan. Sentra industri kerajinan
patung sapi terdapat di desa Banaran Kecamatan Malo dan sekitarnya (bagian utara Kabupaten
Bojonegoro yang jaraknya kurang lebih 25 Km dari Ibu kota Kabupaten Bojonegoro. Prospek
pasar produk telah menjangkau kota-kota di Propinsi Jawa Timur dan propinsi lainnya serta ke
luar negeri sebagai bahan souvenir. Pengembangan usaha kerajinan aptung sapi dan hewan lainnya
direkomendasikan pada penyediaan bahan dasar kayu jati dan bahan dasar sumber daya alam
lainnya.

4.KONDISI HUTAN DAN PERKEBUNAN/ LAHAN

KABUPATEN BOJONEGORO TAHUN 2011

Luas lahan di wilayah Kabupaten Bojonegoro adalah seluas 30.405 Ha. Sedangkan luas

lahan kritis sampai dengan bulan Maret 2011 tercatat seluas 7.129 Ha. Untuk luas lahan
perkebunan (kebun) di Kabupaten Bojonegoro adalah 22.063 Ha.Pohon yang banyak ditanam di
wilayah Bojonegoro adalah Pohon Jati. Untuk jenis pohon yang ditanam ada sekitar 26 jenis,
antara lain :

1.Jati=7.956.019 batang

2.Mahoni=784.583 batang

3.Tanjung=35.000 batang

4.Kesambi=17.736 batang

5.Johar=2.956 batang

6.Sengon=35.000 batang

7.Dodokan=2.520 batang

8.Ringin=200 batang
9.Jabon=15.000 batang

10.Trembesi=57.000 batang

11.Gmelina=367.652 batang

12.Nangka= 374.954 batang

13.Sawo=55.809 batang

14.Jambu Biji Merah=91.831 batang

15.Kluweh=10.000 batang

16.Rambutan=20.000 batang

17.Matoa=133.737 batang

18.Sirsak=55.584 batang

19.Sukun=1.000 batang

20.Klengkeng=1.900 batangg

21.Blimbing=500 batang

22.Jeruk Purut=1.150 batang

23.Jeruk Nipis=1.150 batang

24.Mlinjo=100 batang

25.Coklat=3.000 batang

26.Petai=1.000 batang

Jumlah=9. 992.381 batang

Bibit

-bibit tersebut ditanam di seluruh wilayah kecamatan seKabupaten Bojonegoro.

Program-program yang akan dilaksanakan pada tahun 2011 di bidang kehutanan :


Program Perlindungan Dan Konservasi Sumber Daya Hutan

a.Kegiatan pengendalian kerusakan hutan dan lahan.

b.Kegiatan peningkatan peran serta masyarakat dalam perlindungan dan konservasi

sumber alam.

2.Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan

a.Kegiatan pengembangan pengujian dan pengendalian peredaran hasil hutan.

b.Kegiatan pengelolaan dan 0pemanfaatan hutan.

3.Program Pembinaan Dan Penertiban Industry Hasil Hutan

a.Kegiatan sosialisasi peraturan daerah mengenai pengelolaan industry hasil hutan.

4.Program Perlindungan Dan Konservasi Sumber Daya Hutan

a.Kegiatan penyuluhan kesadaran masyarakat mengenai dampak perusakan hutan.

5.Program Rehabilitasi Hutan Dan Lahan

a.Kegiatan pengembangan hutan rakyat dan pelaksanaan rehabilitasi lahan.Program

-program yang akan dilaksanakan pada tahun 2011 di bidang

Perkebunan :

1.Program peningkatan budidaya tembakau dan cengkeh

a.Kegiatan penyediaan benih tembakau unggul, bermutu dan bersertifikat

b.Kegiatan bimbingan teknologi budaya

c.Kegiatan bimbingan kelompok dan asosiasi petani tembakau

d.Kegiatan bimbingan teknologi pasca panen

e.Kegiatan fasilitasi kemitraan petani tembakau

2.Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan


a.Kegiatan penyuluhan peningkatan produksi pertanian/perkebunan

3.Program peningkatan kesejahteraan petani

a.Kegiatan peningkatan kemampuan lembaga petani.

4.Program pembinaan industry dan perdagangan tembakau dan rokok

Anda mungkin juga menyukai