Anda di halaman 1dari 10

KELOMPOK 3

NAMA KETUA : DARIL


HENGKI WARDANA
AWANG ADITYA
FIRDAUS
AHMAD SOFYAN
APA ITU PONOROGO?

.PONOROGO adalah sebuah kabupaten di provinsi jawa timur.kabupaten ini terletak di bagian barat
provinsi jawa timur dan berbatasan langsung dengan provinsi jawa tengah atau lebih tepatnya 220 km
arah barat daya dari ibu kota provinsi jawa timur,SURABAYA. Pada tahun 2020 berdasarkan hasil
sensus penduduk kabupaten ponorogo adalah 949.320 jiwa. banyak yoooo
Hari jadi kabupaten ponorogo diperingati setiap tanggal 11 agustus,karena pada tanggal 11
agustus 1496,Bathara katong diwisuda /dinobatkan sebagai adipati pertama kadipaten ponorogo.pada
tahun 1837,kadipaten ponorogo pindah dari kota lama ke kota tengah menjadi kabupaten
ponorogo.semenjak tahun 1944 hingga sekarang kabupaten ponorogo sudah berganti kepemimpinan
16 kali.
Kabupaten ponorogo dikenal dengan julukan kota reog atau bumi reog karena daerah ini
merupakan daerah asal kesenian REOG. Ponorogo juga dikenal sebagai kota santri karena memiliki
banyak pondok pesantren,salah satu yang terkenal adalah pondok MODERN DARUSSALAM GONTOR
yang terletak di desa gontor, kecamatan MLARAK.
Setiap tahun pada bulan suro (muharram) kabupaten ponorogo mengadakan suatu rangkaian
acara berupa pesta rakyat yaitu Grebeg Suro.pada pesta rakyat ini ditampilkan berbagai macam seni
dan tradisi,di antaranya FESTIVAL NASIONAL REOG PONOROGO,PAWAI LINTAS SEJARAH DAN LINTAS
PUSAKA
Dan LARUNGAN RISALAH DOA di TELAGA NGEBEL.
PONOROGO

TARIAN DAERAH RUMAH ADAT PAKAIAN ADAT


, . .

SENJATA
MAKANAN KHAS BAHASA DAERAH
TRADISIONAL
.… . .
TARIAN DAERAH

Salah satu tari daerah yang melegenda


adalah Tari Reog. Tarian ini cukup dikenal baik di dalam
negeri maupun mancanegara. Tari Reog berasal dari
Kabupaten Ponorogo, Provinsi Jawa Timur.
Umumnya, tarian ini dilakukan secara massal dan
memiliki alur cerita.

Ciri khas dari Tari Reog Ponorogo sendiri terletak pada


kostumnya yang tidak biasa, yakni kepala singa yang dikenal
sebagai “Singo Barong”. Awalnya, Singo Barong sendiri merupakan
simbol untuk Raja Kerthabumi. Diatas kepala Singa Barong
ditancapkan bulu – bulu merak sehingga berbentuk menyerupai
kipas.
RUMAH ADAT

Biasanya rumah adat Jawa Timur dikenal dengan istilah rumah joglo yang


umumnya berbentuk limasan atau dara gepak. Ada sejumlah wilayah yang masih
mempertahankan ciri khas rumah adat joglo ini. Diantaranya daerah Ponorogo
lalu di daerah Situbondo dan dikenal rumah adat Jawa timur Situbondo.

Rumah Joglo mempunyai 16 buah tiang atau kolom sebagai penopang


konstruksi atap yang terdiri dari 4 buah “saka guru” dan 12 buah tiang emper,
serta mempunyai 5 buah “Blandar Tumpang Sari” lengkap dengan “kendhit”atau
“koloran” yang berfungsi sebagai balok penyiku konstruksi utama bangunan
tersebut
PAKAIAN ADAT

. Baju Ghotil merupakan kaos polos berwarna hitam dan berlengan panjang.
Kaos ini memiliki ukuran yang longgar jika dipakai. Sederhana memang.
Kaos ini seringkali dipakai oleh pria warok Ponorogo. Pakaian ini juga bisa
Grameds temukan saat menonton pertunjukan Reog Ponorogo.
Sementara itu, Celana Komprang merupakan pasangan dari Baju Gothil.
Ukurannya yang besar dan longgar saat dipakai seolah memberi ruang pada
penggunanya untuk menikmati ruang gerak. Bentuk celana ini cukup unik,
ditambah lagi celana ini dijahit dengan teknik khusus.
Di bagian pinggang, celana diberi kolor yang terbuat dari bahan lawe
dengan ujungnya yang menjuntai ke bawah. Bentuk ini dapat menambah
kesan gagah dan sangar bagi pemakainya.
MAKANAN KHAS

Dawet Jabung :Dawet jabung memiliki keunikan tersendiri yang juga berbeda dari dawet di daerah lain. Minuman
yang berasal dari Desa Jabung, Kecamatan Mlarak, Kabupaten Ponorogo ini berwarna putih karena menggunakan
tepung beras. Tidak seperti dawet lainnya yang berwarna hijau.

Isi dari satu mangkuk dawet jabung biasanya adalah dawet, nangka, dan bubur ketan. Kuahnya terbuat dari santan,
dan air gula. Tampilannya memang sangat berbeda dari dawet lainnya, cara penyajiannya biasanya satu mangkuk
dawet jabung diberi lepek yang ditaruh di bawah mangkuk.

Sate Ponorogo :Salah satu makanan khas Ponorogo yang juga cukup populer adalah sate Ponorogo. Sekilas,
tampilan sate ini mirip dengan sate ayam Madura.

Perbedaanya terletak pada model irisan dagingnya. Jika sate Madura dipotong dadu, sate Ponorogo dipotong dengan
cara menyayat tipis daging ayam menyerupai fillet. Sate menjadi lebih empuk dan lemak bisa tersisihkan.Perbedaan
lain juga terletak pada cara membumbui. Sebelum dibakar, sate Ponorogo terlebih dahulu direndam dalam bumbu
agar lebih meresap ke daging. Proses ini juga dikenal dengan istilah dibacem. Alat pemanggang sate Ponorogo
terbuat dari tungku (panggangan) yang terbuat dari tanah liat.
SENJATA
TRADISIONAL
1.Senjata buding seperti masih asing atau jarang banyak orang yang mendengarnya. Hal dikarenakan Buding ini
tidak terlalu populer di masyarakat, dan biasanya terdapat di beberapa tempat saja. Bentuknya pisau dapur, senjata
ini terdapat sarung yang berfungsi untuk menutupi mata pisau. Buding adalah senjata khas dari suku Using yang ada
di Banyuwangi. Buding digunakan untuk aktivitas sehari hari, bahkan juga digunakan untuk melindungi diri.

2. Bionet adalah senjata tradisional Jawa Timur, namun untuk tempat asalnya belum dapat diketahui dengan pasti
asal daerahnya, bentuk senjata ini lurus dan panjang hamper sama dengan pedang. Bionet sendiri bukan senjata
yang terlalu tajam, tetapi senjata ini mempunyai ujung yang runcing dibandingkan senjata yang lainnya.

3. Clurit mempunyai sejarah panjang, dikarenakan pada zaman dahulu senjata ini sangat sering digunakan oleh
tokoh masyarakat. Salah satu tokohnya adalah yang bernama Sakera, yang konon katanya beliau adalah seorang
mandor atau juga petani tebu. Beliau adalah salah satu seorang yang ikut serta dalam perjuangan untuk
memberontak para penjajah yang berasal dari belanda.

4. Keris merupakan senjata tikam yang mempunyai ujung yang runcing dan mempunyai mata pisau pada kedua
sisinya, pada dasarnya keris merupakan senjata yang berasal dari desa Lenteng Barat, Kecamatan Lenteng,
Kabupaten Sumenep Madura, tetapi untuk waktu pemunculan keris tidak ada yang mengetahuinya secara detail.
RITUAL ADAT
DAERAH
Upacara Adat Larung Sesaji Telaga Ngebel, merupakan salah satu bentuk budaya lokal yang ada di wilayah
Kabupaten Ponorogo, Provinsi Jawa Timur. Sampai sekarang upacara adat tersebut masih dilaksanakan oleh
masyarakat pendukungnya, karena merasakan bahwa upacara adat tersebut masih mempunyai peranan dalam
kehidupannya. Upacara adat Larung Sesaji Telaga Ngebel dilaksanakan setiap tahun sekali, dengan perhitungan
kalender Jawa yang jatuh pada setiap tanggal 1 bulan Sura. Tujuannya sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan
Yang Maha Kuasa atas segala rakhmat yang telah dilimpahkan-Nya. Bagi masyarakat umum di Desa Ngebel dengan
dilaksanakan upacara adat ini sangat membantu dalam menjaga persatuan dan kegotorongroyongan diantara
mereka. Prosesi upacara adat Larung Sesaji Telaga Ngebel diawali dengan arak-arakan sesaji berupa tumpeng
raksasa yang dikawal oleh para paraga. Berangkat dari kantor Kecamatan Ngebel menuju ke tempat upacara di
pendopo kecil yang terletak di pinggir sebelah timur Telaga Ngebel kira-kira berjarak 300 meter. Arak-arakan sesaji
Larung Risalah Doa diiringi para penari dan kesenian reyog. Sesampainya di tempat upacara, sesaji diletakan di
depan pendopo. Setelah itu, acara dimulai dengan pergelaran tari Gambyong untuk menyambut para tamu,
kemudian dilanjutkan dengan kata sambutan dari Camat Ngebel yang berisi tentang sejarah singkat terjadinya
Telaga Ngebel dan upacara adat Larung Sesaji Telaga Ngebel serta tujuan diselenggarakannya upacara adat tersebut.
Dilanjutkan dengan doa yang disampaikan oleh petugas dari Kantor Urusan Agama Kecamatan Ngebel. Selesai
berdoa, sesaji tumpeng raksasa diarak keliling Telaga Ngebel dengan menggunakan kendaraan roda empat.
Sementara sesaji diarak keliling telaga para tamu dan pengunjung dihibur dengan pergelaran reyog Ponorogo.
Setelah acara arak-arakan sesaji keliling telaga selesai kemudian sesaji dinaikan di atas rakit pembawa sesaji.
Kemudian rakit didorong oleh petugas pembawa sesaji dengan cara berenang menuju ke tengah telaga.
Sesampainya di tengah telaga, sesaji tersebut dilarung atau ditenggelamkan ke dalam Telaga Ngebel. Seiring dengan
tenggelamnya sesaji, selesai sudah ritual tahunan Larung Sesaji di Telaga Ngebel. Telaga akan kembali tenang
barangkali Telaga Ngebel akan kembali ditakuti, hal ini akan melindungi keberadaan Telaga Ngebel yang
keindahannya terjaga sampai saat ini.
SENI
BUDAYA

Anda mungkin juga menyukai