Anda di halaman 1dari 24

JAWA TIMUR

MAKANAN KHAS JAWA TIMUR

Gethuk pisang asli Kediri ini menawarkan cita rasa yang sangat berbeda dengan
gethuk singkong.
Perbedaan paling utamanya tentu saja berasal dari bahan baku yang digunakan.
Jenis pisang yang bisa diolah menjadi gethuk pisang ialah pisang raja nangka
dengan rasa yang manis, lembut, dan rasa asam yang sangat khas.

Brem sendiri merupakan sebuah panganan yang terbuat dari fermentasi beras
ketan yang dipadatkan hingga seperti balok tipis.
Brem memiliki warna kekuning-kuningan dengan rasa manis dan sedikit asam.
Semakin baik kualitas brem, maka brem tersebut akan semakin cepat leleh di
mulut saat dimakan.

idangan Bebek Sinjay adalah bebek goreng kering yang di atasnya ditaburi
serundeng.
Bebek Sinjay dimakan bersama nasi hangat ditemani kremesan dan sambal.
Nah, sambal khas Bebek Sinjay adalah sambal mangga muda.
Sambal mangga muda Bebek Sinjay akan menghadirkan rasa segar saat Moms
memakan bebek goreng.
Tahu Campur disajikan dengan kuah yang terbuat dari rebusan daging dan bumbu
dasar yang dihaluskan.
Tahu campur juga biasanya disajikan dengan potongan tahu goreng, cingur, taoge,
dan kuah petis.

Sego tempong memiliki arti memukul dan menampar, yakni menggambarkan jika
rasa nikmat dan pedasnya benar-benar menampar lidah siapa pun yang
menyantapnya.
Sego tempong disajikan dengan nasi dan sayuran pelengkap, seperti kenikir,
bayam rebus, kemangi dan pastinya sambal pedas yang disiran di bagian atasnya.

Sebenarnya pecel lele asalnya dari Jawa Tengah, tapi kini lebih populer di Jawa
Timur, terutama di Lamongan.
Ikan lele yang sudah dibumbui digoreng kering, lalu disajikan dengan cara dipecel
alias diulek kasar di atas cobek berisi sambal tomat.
TARI TRADISIONAL JAWA TIMUR

1.Tari Reog Ponorogo

Tari Reog adalah tarian Jawa Timur yang berasal dari Ponorogo.
Reog Ponorogo kerap dipentaskan untuk berbagai acara kesenian baik upacara
adat hingga upacara pernikahan.
Salah satu keunikan Tari Reog Ponorogo yakni salah satu penari menggunakan
topeng yang cukup berat.
Tari Reog melibatkan banyak pemain hingga 17 orang.

2. Tari Jejer Gandrung

\
Tari Jejer Gandrung berasal dari Banyuwangi.
Kesenian tradisional yang satu ini ditetapkan sebagai tarian selamat datang oleh
Pemerintah Kabupaten Banyuwangi.
Tari Jejer Gandrung merupakan bagian pertunjukkan Tari Gandrung yang diiringi
alat musik tradisional.
3. Tari Remo

Tari Remo adalah tarian yang berasal dari Jawa Timur tepatnya di wilayah
Jombang.
Tarian yang satu ini menceritakan tentang perjuangan seorang prajurit.
Tari Remo dipentaskan secara tunggal, berpasangan, atau berkelompok dengan
pola gerakan badan tegak dengan kedua tungkai membuka.
Kemudian pandangan tajam lurus ke depan, sesekali melirik ke arah kiri dan
kanan.

4. Tari Muang Sungkal


Tarian daerah yang berasal dari Jawa Timur adalah tari Tari Muang Sungkal
tepatnya di Kabupaten Sumenep, Madura.
Tari Muang Sungkal sebagai tolak bala atau menjauhkan diri dari mara bahaya.
Pementasan Muang Sungkal harus berjumlah ganjil, perawan, dan sedang tidak
dalam keadaan menstruasi

5. Tari Topeng Malangan

Tari Topeng Malangan adalah tarian dari Malang.


Pementasan kesenian satu ini sudah dipentaskan sejak abad 8 Masehi.
Beberapa gerakan tarian yaitu Jejer Jawa, gerakan Perang Gagal, adegan Gunung
Sari Patrajaya, dan lainnya.

6. Tari Reog Kendang

Tari Reog Kendang merupakan tarian khas Tulungagung.


Dalam pementasannya, para pemain membawa alat musik berupa kendang.
Tarian ini juga menggambarkan arak-arakan prajurit yang mengiringi rombongan
raja zaman dulu.

RUMAH ADAT JAWA TIMUR


1. Rumah Adat Joglo

Rumah adat Jawa Timur satu ini merupakan saah satu ikon yang terkenal bagi
provinsi tersebut.
Desain rumah joglo sangat khas dengan bentuk limas yang bangunannya didirikan
dari kayu jati.
Rumah ini memiliki area-area yang khusus yang dinamakan senthong tengen,
senthong kiwa, dan senthong tengah. 
Dalam rumah ada Jawa Timur ini, terdapat saka guru (tiang utama) dan bebatur
(tanah yang dipupuk lebih tinggi dari sekitarnya).

2. Rumah Adat Joglo Sinom

Rumah adat Joglo Sinom masih termasuk ke dalam salah satu jenis rumah ada
Jawa Timur seperti Joglo.
Bedanya, rumah adat ini merupakan salah satu bangunan rumah adat yang
terdapat di Jawa Timur.
Rumah adat Jawa Timur satu ini terdiri dari 36 pilar dengan 4 di antaranya adalah
saka guru atau tiang utama.
Sama seperti rumah Joglo pada umumnya, rumah ini juga memiliki area-area yang
khusus yang dinamakan:
 Senthong tengen
 Senthong kiwa
 Senthong tengah
Selain Rumah Adat Joglo Sinom, Moms juga bisa menemukan rumah Joglo khas
Jawa Timur lainnya, seperti:
 Rumah Joglo Pangwarit
 Rumah Joglo Hageng
 Joglo Situbondo

3. Rumah Adat Osing


Rumah adat Jawa Timur yang satu ini berasal dair bagian timur Pulau Jawa yang
berbatasan langsung dengan Selat Bali, yaitu Banyuwangi.
Ada beberapa jenis rumah adat osing, yakni Tikel Balung, Baresan, serta
Crocogan.
Jenis rumah adat Jawa Timur ini dibedakan berdasarkan jumlah bidang atap atau
rabnya, yakni:
 Tikel Balung sebanyak 4 rab
 Baresan sebanyak 4 rab
 Crocogan sebanyak 2 rab
Untuk pembagian ruang, ketiganya sama-sama memiliki 4 ruang yakni:
 Hek/baleh (pembatas)
 Ampet (teras)
 Jerumah (ruang tengah)
 Pawon (dapur)
Pada bagian atapnya, rumah adat Osing menggunakan genting dari gerabah pada
umumnya dan alasnya masih berlantai tanah.

4. Rumah Adat Suku Tengger

Rumah adat Jawa Timur berikutnya datang dari Suku Tengger. Rumah adat ini
terkenal dengan keunikan yang berada pada atapnya.
Rumah adat Jawa Timur ini memiliki atap yang bertumpuk, meninggi dan
meruncing. Di bagian depan, rumah ini memiliki tempat duduk yang disebut bale-
bale.
Uniknya, masyarakat Suku Tengger biasanya membangun rumah ini secara
berdekatan.
Ciri lainnya dari rumah adat Tengger ini adalah polanya yang tidak teratur serta
disusun secara gerombolan, berdekatan antara satu sama lain.
Selain itu, biasanya dipisahkan dengan jalur pejalan kaki yang sempit. Tujuannya,
untuk menghalau angin besar dan cuaca ekstrem.

5. Rumah Adat Dhurung


Rumah adat Jawa Timur ini terletak di bagian depan rumah dengan ukuran kecil
sampai besar.  Untuk ukurannya sendiri tergantung pemilik rumah tersebut.
Rumah Adat Dhurung juga digunakan sebagai tempat untuk bersosialisasi dan
bahkan mencari jodoh.
Oleh sebab itu, bangunan ini umumnya diletakkan pada area samping atau depan
rumah.
Sedangkan jika Dhurung dibuat berukuran besar, bangunan ini juga digunakan
sebagai lumbung padi.
Uniknya, rumah ini memiliki ukiran yang indah pada bangunannya. Bangunan ini
juga memiliki jebakan tikus (jhelepang) yang seringkali menggangu tanaman padi
warga.
Kamu bisa menemukan Rumah Adat Dhurung yang masih ada saat ini di
Kecamatan Sangkapura dan Kecamatan Tambak, hingga Kabupaten Gresik. 

6. Rumah Adat Limasan Lambang Sari

Rumah adat Jawa Timur satu ini merupakan nama rumah adat di Jawa yang
dikenal memiliki bentuk limas atau persegi panjang.
Namun, limasan lambang sari memiliki keuninak tersendiri dibanding bangunan
lain dengan konsep serupa.
Keunikan rumah adat Jawa Timur ini yakni, konstruksi pembentuk atapnya
berupa balok penyambung.

7. Rumah Adat Limas Trajumas Lawakan


Bentuk rumah adat Jawa Timur ini merupakan hasil perkembangan dari model
rumah Limasan Trajumas. Bedanya terdapat penambahan emperan pada sekeliling
bangunan.
Kemudian untuk kemiringan dari emperan ini juga berbeda dengan atap
pokoknya.
Juga pada bagian tengah terdapat tiang yang menyebabkan terbentuknya dua
rong-rongan di bagian ruang dalam.
Untuk atap dari rumah Limasan ini mempunyai 4 sisi yang masing-masing
tersusun 2 atap.
Serta terdapat 20 tiang yang berfungsi sebagai struktur utama sehingga bangunan
menjadi simetris.
Rumah ini biasanya dibangun dari material kayu serat kayu serat yang kuat dan
dapat menerima gaya tekan serta gaya atrik.
Beberapa jenis kayu yang digunakan adalah kayu jati, glugu, nangka, sonokeling,
dan beberapa jenis kayu serat lainnya.
SENJATA TRADISIONAL JAWA TIMUR

1. Clurit yang digunakan dalam budaya carok

.
Clurit terbuat dari tiga bahan, yaitu besi, kayu, dan kulit kerbau. Besi digunakan
sebagai bilah cluritnya. Besi yang diapakai adalah besi premium, yang mana
jenisnya sama dengan yang digunakan pada rel kereta api. Untuk kayunya
biasanya mengunakan kayu kembang. Kayu jati, kayu temoho, dan lain-lain.
Sedangkan untuk sarung pegangannya menggunakan kulit kerbau agar dapat
menyerap keringat. Sehingga tidak licin dan kokoh ketika digenggam.

2. Keris berfungsi untuk membela diri dan berburu

Selanjutnya ada keris. Mungkin sebagian orang mengetahui bahwa senjata yang
satu ini berasal dari Jawa Tengah karena memiliki hubungan erat dengan keraton.
Namun nyatanya keris juga termasuk senjata tradisional asal Jawa Timur. Sebab,
senjata ini populer setelah zaman Kerajaan Majapahit dan Pajajaran.
Keris termasuk senjata jenis tikam yang memiliki ujung runcing serta mata pisau
di kedua sisinya. Fungsinya adalah untuk alat membela diri dan berburu. Namun
pada zaman sekarang, senjata tradisional ini digunakan dalam acara pernikahan
sembagai simbolis.  
3. Caluk terbuat dari besi stainless yang kokoh

Berikutnya ada senjata berbentuk mirip golok yang memiliki lengkungan pada
ujungnya dan kapak di bagian tengahnya. Kedua bentuk tersebut memiliki
fungsinya masing-masing, yaitu ujungnya untuk menggapai buah yang siap
dipanen. Sedangkan kapak ditengahnya berfungsi untuk memotong. Namum pada
zaman dahulu, senjata ini digunakan untuk membela diri dari bahaya atau
ancaman. Dengan ukuran sekitar setengah meter, caluk merupakan senjata yang
unik dan nyaman untuk digunakan.

4. Kudi, senjata tradisional beribu manfaat

Senjata yang satu ini memiliki beragam kegunaan untuk membantu pekerjaan
masyarakat daerah Banyumas, Jawa Timur, seperti menebang pohon, memisahkan
kulit kayu, memotong kayu bakar, membuat meja dan kursi, serta masih banyak
yang lainnya. Oleh sebab itu, senjata ini juga memiliki julukan lain, yaitu
“gaman”. Gaman memiliku arti yaitu senjata yang serba bisa.
5. Senjata tradisional mirip pedang, bionet namanya

Yang terakhir adalah bionet, yang mana memiliki bentuk mirip dengan pedang.
Namun ukurannya cenderung lebih pendek, berujung runcing, dan berbentuk
lurus. Tidak terlalu tajam, tapi ujungnya bisa dikatan lebih runcing dibanding
senjata tradisional lainnya.
Dulunya, bionet digunakan untuk alat perang, khususnya jika pertempuran
memiliki jarak yang dekat. Namun karena sudah tidak ada lagi perang, senjata
yang satu ini mulai dikoleksi sebagai pajangan.
 
6. Buding

Dari Banyuwangi, ada senjata tradisional khas yang dimiliki oleh suku Osing,
yaitu Buding. Bentuknya mirip pisau dapur dengan sarung kayu. Pada sarung
kayu senjata ini biasanya terdapat ukiran. Fungsi utama dari senjata ini selain
melindungi diri adalah untuk memotong kayu. 
LAGU DAERAH

1. Rek Ayo Rek

Rek ayo rek mlaku mlaku nang tunjungan,


Rek ayo rek rame rame bebarengan,
Mangan tahu jadhi campur nganggo timun,
Malam minggu gak apik dhigawa nglamun

Ngalor ngidul liwat took numpak motor,


Masih untung nyenggal nyenggol ati lega,
Sapa ngerti nasib awak lagi mujur,
Kenal anak e sing dodol rujak cingur

Ja dhipikir kon padha gak duwe sangu,


ja dhipikir angger padha gelem melu aku,
cah ayo cah sapa gelem melu aku,
cah ayo cah golek kenalan cah ayu

2. Gei' Bintang

Gai bintang alek gagar bulan


Pagaina janor koneng
Kaka elang alek sajan jau
Pajauna gan lon alon
Leya letes kembang kates tokca tokcer

3. Kembang Malathe 

Kembang malathe pote


Beunah ro’om ngapencote
Gik buru e pettek deri taman sare
Ropana segger tor asre
Bennyak kembeng se sae
Tak seddep akadhi malate
Menangka kasogen kaator kapotre
Se seddep akadhi malathe

4. Kerraban Sape

Saban taone madura latan te rame


Banya kelaban badana kerraban sape
Banya rang manca pada datang dari jau
Bade nenggu a kerraban sape madura
E eeee sape menggir duli menggir
E eeee sape menggir duli menggir
5. Lindri

Lindri adang telung kati lawuhe semayi


Adhitutul a mak telep lep
A dhiemplok plok a mak telep
Pacak gulu cingkring adhuh yayi sendal pancing
Adhuh dhangkrek krek adhuh dhangkrek krek

Jamuran ya ge ge thok
Jamu apa ya ge ge thok
Jamur gajih mberjijih sak ara-ara
Semprat-semprit Jamur apa

7. Grimis-Grimis

Grimis-grimis malem
Kemis ayo kemulan, ben aja kadhemen
Musime rendheng
rata rata kabeh ‘dha kadhemen
Ati lamis, ulat manis yen adhep-adhepan
Mesam mesem katon ayem ora nduwe dhendhem
Yen satriya terus terang
Aja seneng nyacat uwong yen saka mburine

8. Pa’ Kopa’ Eling

Pa’ kopa’ eling,


elingnga sakoranji,
eppa’na olle paparing,
ana’ tambang tao ngaji…

ngaji babana cabbi,


ka’angka’na sarabi potthon,
e cocco’ dhangdhang pote keba mole,
e cocco’ dhangdhang celleng keba melleng

9. Tondu Mojang

Olle ollang paraona alla jere


olle ollang ala jere ka Madure
Olle ollang paraona alla jere
olle ollang alla jere ka Madure
Ngapote ka' wa lajere eta ngale
Reng majeng tan tona la pade mole
Mon tengguh deri ombek pajelena
Maseh benyak o angguh 'leh olehna
Duh mon a jeling odikna o reng majengan
A bental ombek sapok angen salanjengan
Lir sa a lir lir sa alir alir alir
gung, Lir sa alir lir sa alir alir alir gung
JAWA TENGAH

MAKANAN KHAS JAWA TENGAH

Jawa Tengah adalah salah satu daerah yang punya banyak varian kuliner. Mulai
dari makanan ringan sampai makanan berat bisa kamu temukan di daerah
beribukota Semarang ini. Secara umum, makanan khas Jawa Tengah mempunyai
ciri khas berupa cita rasa yang manis, serta penggunaan santan dan bawang putih
yang cukup dominan.

1. Lumpia Semarang

Jika sedang berada di Semarang, makanan khas ini jangan sampai kamu lewatkan.
Makanan dengan cita rasa gurih ini dibuat dari kulit lumpia berbahan tepung
terigu. Kulit tersebut lalu diberi berbagai macam isian, baik itu sayuran, udang,
daging ayam, maupun sosis. Supaya cita rasanya makin mantap, kamu bisa
menyantap makanan ini dengan selagi panas bersama cabai rawit pedas.

2. Telur Asin Brebes


Makanan satu ini bisa kamu temukan di daerah Brebes. Berbeda dengan telur asin
umumnya, telur asin Brebes punya kuning telur berwarna pekat bahkan cenderung
berwarna jingga, serta putih telur bertekstur lembut dan tidak telalu asin.

3. Soto Kudus

Selain penghasil kretek, Kudus juga merupakan penghasil salah satu soto terenak
di Jawa Tengah, soto Kudus. Berbeda dengan soto gading yang merupakan
makanan khas Solo, soto Kudus ini punya ciri khas berupa penyajiannya yang
menggunakan mangkok kecil, serta isiannya yang berupa daging kerbau.

4. Garang Asem

Garang asem sendiri dibuat dari ayam dan dicampur oleh berbagai macam bahan
dan bumbu, salah satunya belimbing wuluh yang membuat masakan ini punya cita
rasa asam. Ayam beserta bahan dan bumbu itu lalu dimasak dengan menggunakan
daun pisang.

5. Getuk Goreng

Seperti daerah lainnya, Jawa Tengah juga memiliki camilan khas bercita rasa
manis, salah satunya getuk goreng. Sesuai namanya, makanan ini adalah getuk
yang digoreng dengan minyak panas.
TARIAN ADAT PROPINSI JAWA TENGAH

1. Tari Adat Ujungan

Tari Ujungan merupakan ritual meminta hujan yang dilakukan oleh masyarakat
Gumelem dan sekitarnya ketika musim kemarau panjang. Melalui ritual ini, para
lelaki terpilih saling memamerkan kekuatan “atosing balung, wuleding kulit”
(kerasnya tulang, kuatnya kulit) yang dipadu dengan tindakan estetis.

2. Tari Adat Blambangan Cakil

Tari Blambangan Cakil adalah tarian yang diadopsi dari cerita pewayangan.
Adegan yang disadur sebagai tarian adalah “Perang Kembang” dimana para
ksatria dan raksasa saling berperang, meggambarkan peperangan antara kebaikan
melawan kejahatan.

3. Tari Adat Serimpi

Tari Serimpi adalah tari klasik yang berasal dari Jawa Tengah. Tari Serimpi ini
muncul pada zaman kerajaan Mataram saat itu sedang dipimpin oleh Sultan
Agung yaitu sekitar tahun 1613 – 1646. Tari Serimpi ini dianggap sakral karena
hanya dipentaskan dalam lingkungan keraton untuk ritual kenegaraan dan
peringatan kenaikan tahta Sultan. Tari Serimpi dari Jawa Tengah ditampilkan
dengan diiringi suara gamelan.
4. Tari Adat Ronggeng

Tari Ronggang telah berkembang di masyarakat Jawa Barat dan Jawa Tengah
kemungkinan dari zaman kuno, relief di bagian Karmawibhanga pada abad ke-8
Borobudur menampilkan adegan perjalanan rombongan hiburan dengan musisi
dan penari wanita. Yang pasti tari Ronggeng ini memang berbeda dengan tarian
lainnya. Gerak tarian ronggeng lebih ekspresif bahkan mengarah ke eksotis.

5. Tari Adat Kretek

Tari Kretek berasal dari daerah Kudus, Jawa Tengah. Tarian ini menggambarkan
kehidupan para buruh bersama dengan kreteknya. Kudus sudah lama dikenal
dengan industri kreteknya dan menjadi penopang perekonomian masyarakat
setempat.  Sebelum dikenal dengan nama Tari Kretek, tarian ini dikenal dengan
nama Tari Mbatil, namun seiring berjalannya waktu Penggunaan Nama Mbatil
tergantikan dengan kretek, merujuk gambaran utama yang disampaikan melalui
tarian tersebut. Tarian ini dikenal di Kudus sejak tahun 1985.
RUMAH ADAT JAWA TENGAH

RUMAH ADAT

Indonesia sebagai negara dengan beraneka ragam budaya tercermin dari setiap daerah
yang memiliki karakteristiknya masing-masing. Selain kesenian dan bahasa daerah yang
berbeda, setiap wilayah di indonesia juga memiliki rumah adat tradisional. Kali ini,
artikel dari Rumah.com secara khusus membahas rumah adat Jawa Tengah.

1. Rumah Adat Limasan

Rumah adat limasan memiliki bangunan berbentuk persegi panjang atau lebih tepatnya
bentuk limas. Bangunan Limasan memiliki empat buah atap, dua atap kejen serta buah
atap bronjong. Bentuk dari atap kejen yaitu segitiga sama kaki. Setelah beberapa kali
mengalami pengembangan, terdapat emper-emper di sisi.

2. Rumah Adat Joglo

Pemberian nama Joglo pada rumah adat Jawa Tengah ini penuh dengan makna. Kata
Joglo diambil dari kata “tajug” dan “loro”. Makna dari kata tersebut adalah
penggabungan dua tajug. Atap rumah Joglo memang berbentuk tajug yang menyerupai
gunung.

3. Rumah Adat Kampung

Bentuknya mirip dengan dua Rumah Panggangpe yang disatukan. Salah satu ciri khasnya
adalah keberadaan dua teras rumah di depan dan di belakang. Jenis rumah adat ini
masih bisa ditemui di masyarakat hingga saat ini meskipun kadang sudah dimodifikasi
dengan model baru yang lebih modern.

4. Rumah Adat Panggangpe

Bangunan rumah adat Jawa Tengah ini memiliki empat atau enam tiang, dengan separuh
tiang yang berada di depan dan sengaja dibuat lebih pendek dari tiang bagian belakang.
Rumah Pe merupakan salah satu rumah mayoritas penduduk Jawa Tengah pada zaman
dahulu. Selain sebagai tempat tinggal, rumah ini juga digunakan sebagai tempat untuk
berjualan yakni warung atau kios.

5. Rumah Adat Tajug

Rumah adat Jawa Tengah ini biasanya difungsikan sebagai tempat ibadah sehingga
orang biasa tidak diperbolehkan membangun rumah jenis ini. Salah satu ciri khas rumah
ini adalah bentuk atap yang runcing pada bagian ujung. Rumah tajug ada beberapa jenis,
diantaranya adalah semar sinongsong, lambang sari, semar tinandhu, dan mangkurat.
SENJATA TRADISIONAL JAWA TENGAH

1. Keris

Keris merupakan senjata tradisional Jawa Tengah yang paling terkenal dibanding
senjata-senjata adat khas Jawa Tengah lainnya. Tentu saja Anda sudah pernah
melihat bentuk asli dari keris ini.

Senjata Keris ini memang sudah diakui oleh masyarakat Jawa Tengah bahkan
dunia sebagai senjata adat yang bernilai seni yang tinggi.

2. Wedhung

Kebanyakan orang tidak mengetahui bahwa daerah Jawa Tengah ini mempunyai
senjata tradisional yang bernama Wedhung. Senjata adat Wedhung ini
keberadaannya kalah populer dibandingkan Keris. Namun, dimasa lampau jenis
senjata tusuk ini justru lebih sering dipakai penduduk setempat.

3. Tombak

Pada zaman kerajan dahulu, senjata tombak ini banyak dipakai para prajurit dalam
peperangan maupun pasukan pengawal sang raja. Pada berbagai film yang
bertema kerajaan Jawa, kita sering melihat adegan tersebut.
4. Plintheng

Plintheng atau ketapel merupakan salah satu senjata tradisional Jawa Tengah yang
sering dijadikan alat permainan anak-anak pada masa lampau, bahkan sampai
sekarangpun masih bisa kita jumpai beberapa anak di pedesaan yang asyik dengan
senjata ini untuk membidik burung atau sekedar sarana hiburan.

5. Tulup

Sebagaimana masyarakat Dayak di Kalimantan Barat yang memakai sumpit


sebagai senjata adat untuk berburu, masyarakat Jawapun mengenal senjata yang
prinsip kerjanya sama tetapi dengan sebutan Thulup. Ukuran Thulup cenderung
lebih pendek dibanding Sumpit khas Dayak.
LIRIK LAGU JAWA TENGAH

1. Cublak-Cublak Suweng
Cublak-cublak suweng
Suwenge ting gelenter
Mambu ketundung gudhel
Pak Empong lerak-lerek
Sopo ngguyu ndelekakhe
Sir-sir pong dele kopong
Sir-sir pong dele kopong
Makna lagu Cublak-cublak Suweng:

Makna dari lagu Cublak-cublak Suweng ini cukup dalam dan masih relevan
hingga saat ini. Lagu ini menyiratkan nasehat dari orang tua agar anak-
anaknya jangan hanya menuruti hawa nafsu, namun gunakanlah hati nurani
agar tidak selamat dunia dan akhirat.

2. Lir Ilir
Lir-ilir, lir-ilir
Tandure wus sumilir
Tak ijo royo-royo
Tak sengguh penganten anyar
Cah angon, cah angon
Penekno blimbing kuwi
Lunyu-lunyu penekno
Kanggo mbasuh dodotiro
Dodotiro, dodotiro
Kumitir bedah ing pinggir
Dondomono lumatono
Konggo sebo mengko sore
Mumpung padang rembulane
Mumpung padang kalangane
Yo surako, surak hiyo

Makna lagu Lir Ilir:


Tembang ini cukup dikenal, bahkan mungkin di luar Jawa. Adalah Sunan
Kalijaga, sosok yang menjadi pencipta lagu daerah Jawa Tengah ini.

Makna dari lagu Lir Ilir yakni sendiri mengajak agar semua manusia tetap
berusaha dengan giat dan sebaik mungkin, meski hal tersebut sangat sulit
untuk dilakukan.

7 Lagu Daerah Jawa Barat Beserta Lirik dan Maknanya

3. Gundul-gundul Pacul
Gundul-gundul pacul cul gembelengan
Nyunggi-nyunggi wakul kul, gembelengan
Wakul ngglimpang segane dadi sak ratan
Wakul ngglimpang segane dadi sak ratan
Makna lagu Gundul-gundul Pacul:
Selain lagu Ilir-ilir, Sunan Kalijaga juga disebut-sebut sebagai sosok yang
menciptakan lagu Gundul-Gundul Pacul. Lagu ini bahkan bisa bertahan
cukup lama dan tetap eksis hingga kini.
Lagu ini memiliki makna sebuah pesan kepada para pemimpin. Para
pemimpin diharapkan agar tetap senantiasa menjaga amanah dalam
menjalankan tugas dan jabatannya demi kesejahteraan rakyat. Di samping itu,
mengingatkan pula agar tetap rendah hati dan tidak berbuat semaunya sendiri.

4. Padhang Wulan
Yo pra kanca dolanan ing njaba
Padhang wulan padhange kaya rina
Rembulane e sing awe-awe
Ngelingake aja padha turu sore
Yo pra kanca dolanan ing jaba
Rame-rame kene akeh kancane
Langite pancen sumebyar rina
Yo padha dolanan sinambi guyonan
Makna lagu Padhang Wulan:
Lagu Padhang Wulan ini biasanya dinyanyikan di tanah lapang pada saat
bulan purnama. Lagu yang juga termasuk tembang dolanan ini sendiri
memiliki makna berupa ajakan kepada semua orang untuk selalu bersyukur
dengan apa yang sudah diberikan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.

5. Gambang Suling
Gambang suling, kumandhang swarane
Thulat-thulit, kepenak unine
Unine mung nreyuhake
Bareng lan kentrung
Ketipung, suling, sigrak kendhangane
Makna lagu Gambang Suling:
Gambang Suling merupakan lagu daerah asal Jawa Tengah yang diciptakan
oleh salah satu dalang kondang asal Jawa Tengah, Ki Narto Sabdo.

Makna dari lagu ini sendiri merupakan refleksi kekaguman beliau atas alat
musik seruling yang bisa menghasilkan suara khas yang begitu indah.

6. Sluku-Sluku Bathok
Sluku-sluku bathok
Bathoke ela-elo
Si Rama menyang Solo
Leh olehe payung mutho
Mak jentit lho-lho lobah
Wong mati ora obah
Yen obah medeni bocah
Yen urip goleka duwit
Makna lagu Sluku-sluku Bathok:

Satu lagi lagu karya Sunan Kalijaga yang tetap eksis hingga saat ini, yakni
lagu Sluku-sluku Bathok. Seperti yang sudah-sudah, lagu ciptaan Sunan
Kalijaga ini juga erat dengan nilai religius di baliknya.

Lagu ini mengajak manusia untuk menjaga keseimbangan antara tubuh dan
jiwa, sambil mengingat
KLIPING
SUKU DAERAH

NAMA : ELITA MERLINA


KELAS : IX D
NO : 12

Anda mungkin juga menyukai