Di Jawa Tengah sebenarnya terdapat 4 jenis rumah adat, yaitu Panggangpe, bentuk
Kampung, Limasan, dan Joglo. Joglo adalah bangunan rumah tradisional yang paling dikenal
luas, kemudian disusul oleh Limasan. Rumah Joglo adalah bangunan berbentuk persegi
dengan 4 tiang pokok di bagian tengah yang dinamakan Saka Guru dan terbuat dari kayu.
Untuk menopang tiang menggunakan blandar bersusun yang dinamakan Tumpang Sari.
Rumah panjang dari Kalimantan Barat mempunyai tinggi 5 sampai 8 meter dan panjang
sekitar 180 meter, serta lebar 6 meter. Rumah panjang memiliki sekita 50 ruangan yang
dihuni oleh banyak keluarga, termasuk keluarga inti.
Rumah Lamin resmi dinyatakan sebagai rumah adat Kalimantan Timur pada tahun 1967 oleh
pemerintah karena memiliki gaya arsitektur yang unik dan khas. Salah satu ciri khas dari
rumah adat ini adalah ukuran bangunannya yang luas dengan panjang mencapai 300 meter,
lebar 15 meter dan tinggi 3 meter. Sementara pada bagian atapnya dilengkapi dengan hiasan
kepala naga yang terbuat dari kayu.
Rumah adat boyang berbentuk rumah panggung dan ditopang oleh beberapa tiang berukuran
besar dengan tinggi sekitar 2 meter. Tiang-tiang tersebut akan digunakan untuk menopang
lantai sekaligus atapnya. Penggunaan tiang pada rumah adat ini tidak ditancapkan ke tanah
melainkan hanya ditumpangkan pada sebuah batu datar yang berguna untuk mencegah kayu
agar tidak cepat lapuk.
Rumah adat Aceh berbentuk persegi panjang dan memanjang dari timur ke barat. Rumah ini
memiliki tangga di depan rumah yang berfungsi untuk masuk kedalam rumah. Tinggi tangga
tersebut sekitar 2,5 – 3 m dari permukaan tanah. Pada umumnya, anak tangga rumah krong
bade berjumlah ganjil sekitar 7-9 anak tangga.
Rumah ini terbagi atas dua bagian yaitu jabu parsakitan dan jabu bolon. Jabu parsakitan
adalah tempat penyimpanan barang yang juga sering dipakai sebagai tempat untuk
membicarakan hal-hal terkait dengan adat. Sementara itu, Jabu bolon adalah rumah keluarga
besar. Rumah ini tidak memiliki sekat atau kamar sehingga keluarga tinggal dan tidur
bersama.
Istilah Selaso Jatuh Kembar memiliki makna yang berarti rumah dengan dua selasar.
Masyarakat Riau juga menyebut rumah adat ini dengan sebutan Balai Selaso Jatuh. Sesuai
dengan namanya, Rumah Adat Riau ini bukanlah sebuah tempat tinggal melainkan sebuah
balai yang digunakan untuk kegiatan musyawarah adat.
Secara garis besar, Provinsi Jambi memiliki 3 jenis rumah adat yaitu Rumah Adat Kajang
Leko, Rumah Batu Pangeran Wirokusumo, dan Rumah Adat Merangin. Rumah Adat Kajang
Leko merupakan jenis Rumah Adat Jambi yang paling populer diantara yang lainnya. Rumah
adat ini menjadi ikon budaya Jambi seiring dengan diresmikannya replika Rumah Adat
Kajang Leko di Taman Mini Indonesia Indah pada tahun 1970.