Anda di halaman 1dari 4

Begitu indah seluruh tempat yang ada di idndonesia yang salah satunya adalah tanah yang

subur yaitu di Enrekang sulawesi selatan. Disini saya akan mengulas satu persatu dari cuplikan
video yang menceritakan banyak hal di tanah toraja ini, mulai dari kebudayaan, makanan khas
serta aktivitas warga di tanah membuat saya tertarik untuk menceritakannya melaui jari jemari
yang menekan tombol satu persatu. Semoga anda bisa menikmati dan lebih mengenal salah
satu tempat di indonesia dengan kearifan lokal dan budayanya yang luar biasa dan sangat
menakjubkan.

Cerita ini dimulai dari tanah toraja utara yang betempat di rante pao, disana banyak sekali
berjualan aneka makanan untuk kebutuhan sehari-harinya dan disana ada makanan bernama
lada ketokkon atau sejenis cabe rawit yang bebentuk seperti paprika kecil yang berwarna
kuning dan merah. Rasanya pedas sekali karena satu buah lada ketokkon pedasnya seperti
puluhan cabe rawit dan ini merupakan cabe asli tanah toraja.

Salah satu yang khas dari tanah toraja adalah rumah adat yang bernama tongkonan. Sekilas
rumah adat ini hampir sama rumah adat gadang di minangkabau tapi, sebenarnya rumah adat
tongkonan adalah rumah panggung yang memiliki atap seperti perahu terbalik, dibalik itu
semua ternyata ada ceritanya yaitu, dahulu nenek moyang tanah toraja sebenarnya dari laut
utara dan mengendarai sebuah kapal dan dari situlah mereka membuat sebuah rumah adat
yang mirip seperti kapal terbalik dan rumahnya semua menghadap ke utara. Umumya di rumah
adat tongkonan haruslah ada tempat untuk menaruh lumbung padi karena sebagian besar
masyakat tanah toraja memiliki sawah yang ditanami padi. Selain itu pada bagian sudut rumah
adat tongkonan ada kepala naga yang namanya egrang yang melambangkan simbol seorang
bangsawan di tanah toraja karena dahulu rumah adat tongokonan hanya ditempati oleh
kalangan bangsawan dan orang termahsyur di tanah toraja ini. Yang paling menarik di rumah
adat ini adat ukiran asli buatan orang toraja (pesurak)yang ada di setiap sudut rumah adat ini.
Membuatnya tidak sembarangan dan ada aturannya dan memang orang toraja memliki bakat
seni yang luar biasa dan biasanya orang di toraja membuat ukiran di kayu rumah seperti hewan,
tumbuhan dan air yang melambangkan kesuburan, kekayaan dan kedamaian di toraja. Yang
paling menarik dan yang menjadi ciri khas dari rumah adat ini yaitu berupa tanduk kerbau yang
konon katanya melambangkan kemakmuran ini disusun mulai dari tanduk yang terbesar hingga
yang terkecil dan biasanya terletak di bagian depan rumah adat tongkonan ini. Tanduk kerbau
berasal dari sisa upacara rambu solok atau upacara kematian yang biasanya diadakan oleh
kalangan bangsawan. Semakin banyak maka tinggi pula status sosial pemilik rumah adat itu.

Salah satu pasar yang menjual kerbau adalah pasar bolu yang merupakan salah satu pasar
kerbau terbesar di indonesia yang bertempat di toraja utara. Pasar ini tidak pernah sepi
meskipun karena banyak turis mancanegara yang datang ke sana. Selain kerbau merekapun
menjual segala seperti pakan kerbau dan tali tampar yang dijual di pasar ini. Pembelinya berasal
dari berbagai daerah seperti : sulawesi, jawa, kalimantan bahka sampai daerah sumatera.
kebau yang dijual pun beraneka ragam seperti kebau hitam biasa, albino putih, bonga dan
saleko. Dari sekian kerbau yang ada, yang paling dicari oleh masyarakat toraja adalah kebau
saleko. Selain bentuknya yang unik dan bagus kebau saleko juga memiliki daya jual yang mahal
dan harganya hampir sama dengan mobil mewah. Untuk perawatannya pun berbeda dari
kerbau yang lainnya dan kandangnya pun dibedakan dan tidak bercampur dengan kerbau
lainnya. Ciri-ciri dari kerbau ini umumnya yaitu memliki tanduk berwarna putih susu, bola mata
berwarna putih dan corak di dekat mata dan di sekitar badannya. Kerbau ini sangatlah
bergengsi untuk kalangan bangsawan dan menjadi kerbau kebanggaan masyarakat toraja.
umumya krbau ini digunakan untuk upacara rambu solok sebagai penanda status sosial dan
satu syarat dalam upacara adat rambu solok. Dalam Cara transaksi jual beli merekapun cukup
unik yaitu pembeli memilih sesuai keinginan dan kalau cocok bisa langsung di ambil dan di
bawa pulang. Untuk masalah uangnya yaitu penjual nantinya datang langsung ke rumah si
pembeli. Disini masyarakat toraja memegang teguh kepercayaan dalam melakukan jual beli ini
dan merupakan kearifan lokalyang ada di tanah toraja ini.

Salah satu kebudayaan lagi yang khas dan ditunggu oleh masyakat dan wisatawan asing adalah
Rambu Solok atau upacara kematian karena mengingat yang melakukan upacara ini umumnya
berasal dari golongan bangsawan dan tak jarang begitu ramai upacara adat ini karena memang
dinanti oleh masyarakat toraja. Rambu solok sendiri adalah upacara kematian yang biasanya
dilakukan oleh para bangsawan yang umumnya kerbau menjadi syarat penting dalam upacara
ini karena diyakini oleh masyarat toraja sebagai kendaraan arwah yang telah meninggal menuju
surga. Kerbau yang digunakan dalam upacara ini dagingnya akan dibagikan kepda masyakat
toraja.

Salah satu musik tradisional di enrekang namanya bass yang terbuat dari dari kayu dan cara
ditiup seperti terompet. Untuk memainkannya haruslah banyak yang memainkan supaya suara
yang dihasilkan harmonis dan merdu untuk didengar. Dahulu alat musik ini dimainkan saat
musim panen tiba dan sekarang kapan saja bisa dimainkan dan banyak sekali masyarat disana
yang mulai belajar memainkannya. Mulai dari anak-anak hingga lanjut usia sangat bagus dalam
memainkannya.

Di suatu desa kecil yang bernama bone-bone , enrekang , sulawesi selatan ini ada tempat di
sebuah batu yang dijadikan kuburan untuk orang yan meninggal. Kuburan mirip seperti yang
ada toraja, ini menjadi salah satu bukti bahwa dahulu nenek moyang toraja dan enrekang
menjadi satu. Menurut cerita orang setempat, kuburan ini merupakan kuburan paling tua
dibandingkan dengan yang ada ditoraja.

Tak jauh dari bone-bone ada suatu desa yang bernama desa mata allo sebagai salah satu
penghasil sutra yang paling baik di sulawesi selatan. Masyarakat meneruskan dari nenek
moyang dan sekaligus sebagai mata pencaharian mereka. Umumya ulat sutra yang di ternak itu
berwarna putih, tidak berbulu dan tidak menyebabkan gatal-gatal seperti ulat pada umumnya.
Cara makannya pun cukup unik yaitu menghabiskan satu daun dan baru pindah ke daun
lainnya. Ternyata, tidak semua ulat sutra menghasilkan benang sutra yang bagus karena jika
ulatnya sakit maka benangnya bercampur air liurnya dan merusak kualitas dari benang sutra ini.
Untuk ulat sutra yang akan menjadi kepompong itu membutuhkan waktu sekitar 4 hari dan
tidak boleh di ganggu sedikitpun karena nanti ulat sutranya akan mati dan tidak menjadi
kepompong. Setelah menjadi kepompong, kemudian direbus di air panas agar benangnya
keluar dengan sempurna. Yang perlu diperhatikan yaitu rebusan air jangan terlau panas karena
nanti banyak benang yang terbuang dan juga jangan terlalu hangat karena nantinya benang
tidak akan keluar dari kepompong yang telah direbus. Setelah direbus, benang sutra kemudian
di gulung atau dipintal menggunakan mesin sederhana. Meski kelihatan mudah tapi
membutuhkan kehati-hatian dalam pemintalannya karena setiap benangnya sangat berharga.
Pemintalan yang bagus ini mendapat hasil yang baik karena semangat gotong royong yang di
lakukan oleh masyarakat enrekang ini mesikpun mesinnya yang digunakan tergolong
sederhana.

Satu lagi pangan yang khas dari enrekang yang tumbuh subur di desa salukanan adalah padinya
yang berwarna merah, orang menyebutnya pullumandoti atau beras ketan merah. Salah
pangan yang paling enak di indonesia dan merupakan warisan nenek moyang yang patut untuk
dilestarikan. Pangan ini cukup istimmewa karena tanaman pangan ini hanya tumbuh subur di
beberapa desa di enrekang ini. Jika ditanam di tempat lain, maka nanti rasanya tidak akan sama
seperti beras keta merah yang ada di suatu desa di enrekang ini. Tanaman yang sudah di panen
ini diikat menjadi beberapa bagian dan dijemur supaya bisa tahan lama. Setelah di jemur,
lumbung padi di simpan di tempat yang telah di sediakan dan bahkan nenek moyang terdahulu
menyimpan dan lumbung padi tahan lama hingga bertahun-tahun karena mereka percaya
bahwa mengolahnya tanpa bahan kimia. Salah satu ciri ketan merah yang asli yaitu bau wangi
yang khas dan jika dimasak aromanya sampai tercium keluar. Ketan merah ini merupakan ketan
yang terlezat dan beras termahal di indonesia karena memang hanya tumbuh di daerah
tertentu. Banyak yang mengakui kelezatan ketan merah ini yang salah satunya yaitu Alm.
Presiden Soeharto yang merasakan lezatnya ketan merah di enrekang ini.

Selain itu, makanan yang tak kalah enak adalah Dangke yang biasanya dijadikan pendampng
makanan bersama ketan merah. Kata orang dangke adalah kejunya orang sulawesi. Dangke
sendiri adalah suatu makanan dari olahan susu sapi atau kerbau yang difermentasi dan pada
waktu di masak ditambahkan getah pepaya agar susunya bisa mengendap dan endapannya
yang diambil dan dijadikan dangke. Untuk getah pepaya sendiri takarannya harus pas karena
jika kebanyakan dangke yang dihasilkan bisa pahit. Sebenarnya kata dangke berasal dari kata
Dang well, kata ini berasal dari bahasa belanda yang artinya terimakasih. Pada saat penjajahan
dahulu orang belanda mencicipinya dan mengucapkan termaksih Namun, para nenek moyang
dahulu salah mendengar dan menyebutkan dangke. Sampai sekarang orang menyebutnya
dangke padahal nama asli sebenarnya adalah andu. Proses pembuatan dangke sangat cepat
dan tak kurang dari satu jam biasanya dangke siap untuk dihidangkan. Biasanya dangke akan
tahan sampai satu bulan jika disimpan di lemari es.

Ada satu desa yang mengharumkan nama indonesia yaitu desa bone – bone karena merupakan
desa bebas asap rokok pertama di dunia. Hal ini karena sanksi yang sangat berat yang di buat
oleh kepala desa setempat jika merokok di desa ini yaitu, mengasingkan diri atau pindah ke
desa lain dan membayar denda sebesar dua juta rupiah. Bisa di pastikan orang tidak akan
berani merokok di tempat ini. Padahal, udara didesa ini sangat dingin sekali dan butuh
kehangatan seperti rokok. Aturan ini telah dibuat oleh kepala desa bone – bone sejak tahun
2000 dan didukung oleh para penduduk di bone-bone. Tujuannya hanya satu, yaitu inigin
menyelamatkan generasi penerus bangsa. Hal ini menyebakan desa bone-bone mendapatkan
penghargaan di indonesia dan di kancah internasional. Memang benar, di dese bone-bone
udara terasa sejuk dan segar serta masyarat di desa bone-bone yang mulai mandiri yaitu
mencukupi kebutuhan hidupnya dengan bercocok tanam dan melakukan usaha sendiri.

Anda mungkin juga menyukai