Semula daerah Manukan berupa hamparan luas kebun atau ladang yang
ditanami pepohonan berupa mangga yang jika sudah panen mangga yang sudah
ramun itu menjadi incaran anak-anak untuk dibuat rujakan. Kini Manukan
berubah menjadi perumahan yang ramai penduduk, sehingga perumnas pun
tidak rugi membangun ratusan rumah berbagai tipe.
Selain ramai dengan penduduk kawasan ini sekarang tidak kalah dengan
pusat kota, dimana di setiap pinggir jalan yang mengelilingi kota manukan
selalu dipenuhi orang-orang berjualan segala macam makanan, alat-alat, dan
segala keperluan lainnya. Bahkan kini mini market sudah ada dimana-mana, jadi
penduduk akan merasa terpenuhi karena apa yang mereka butuhkan telah
tersedia di manukan.
Pada era tahun 1970-an, harga tanah di Manukan per-m² hanya Rp. 110
namun kini melambung hingga perumahan pun bisa bernila ratusan juta rupiah,
bahkan setelah tersentuh pembangunan kawasan itu menjadi lirikan banyak
investor, baik utuk industri retail maupun real estate. Manukan sendiri sering
disebut “Manukan City” karena keramaiannya yang tidak kalah dengan pusat
kota yang ada di Surabaya.
Kata Manukan sendiri di dapat karena di tempat ini dulunya banyak
burung atau dalam bahasa jawa disebut manuk yang beterbangan. Tidak jelas
asal-usul burung itu dari mana yang pasti di kawasan ini dikenal sebagai tempat
orang-orang yang ingin mencari burung atau berburu burung. Selain itu dulu di
daerah sini memiliki tradisi undukan doro atau dalam bahasa Indonesia disebut
adu merpati, sehingga memperkuat alasan kawasan ini disebut manukan
Bahkan ada yang mengambil dari nama orang yakni, Manukan Tohirin dan
Manukan Kasman.
2. KAMPUNG SEMANGGI
Gulat ini dimainkan diatas sebuah ring yang sudah dipenuhi tumpukan
jerami yang bertujuan agar peserta yang terjatuh atau berguling-guling tidak
akan merasakan sakit. Tradisi ini biasanya dilakukan saat musim kemarau
sebagai salah satu ritual memanggil hujan pada zaman dahulu, namun untuk
zaman sekarang digunakan untuk memeriahkan acara sedekah bumi dan
mempererat silahturahmi antar warga.
Di daerah rumah saya ini selalu rutin menggelar perlombaan gulat okol
bersamaan dengan Sedekah Bumi yang selalu diadakan setiap tahunnya. Acara
ini diadakan sebagai bagian menjaga tradisi dan hiburan. Tradisi ini sudah ada
sejak dulu sebelum listrik masuk desa dan merupakan warisan dari nenek
moyang.
Di daerah rumah saya gulat okol ini memiliki filosofi tersendiri, yaitu
makna dari penggunaan udeng dan selendang. Udeng aadalah salah satu simbol
orang jawa dahulu kala, sedangkan selendang memiliki arti persahabatan yang
erat meskipun pada permainan tersebut mereka saling menjatuhkan dengan
membanting diatas jerami.
Di daerah rumah saya jika pada saat acara Sedekah Bumi ini digelar,
seluruh warga memadati ring yang menjadi arena tarung para jarawa gulat okol.
Mereka bertepuk tangan dan bersorak ria untuk mendukung jagoan mereka agar
berhasil mengalahkan lawannya dan untuk memeriahkan acara tersebut. Acara
ini berguna untuk menjaga silahturahmi sesama warga desa.
4. UNDUKAN DORO
Undukan doro atau dalam bahasa Indonesia disebut adu merpati, adalah
salah satu tradisi yang ada di daerah rumah saya, tradisi ini adalah warisan
leluhur yang masih di lestarikan di kampung saya.
Undukan doro berbeda dengan adu ayam. Jika adu ayam atau biasa
disebut sabung ayam adalah mengadu kekuatan fisik antara dua ekor ayam jago
dengan mengandalkan paruhnya, maka adu merpati atau undukan doro ini lebih
mengadu kecepatan terbang dua ekor merpati dalam mencapai garis finish yang
telah disiapkan. Dengan berjarak 1000-1300 meter dari garis start, merpati yang
berhasil sampai lebih dulu akan dinyatakan sebagai pemenang.
Undukan doro biasa dimainkan oleh warga lelaki di daerah rumah saya
mulai dara kalangan dewasa, remaja, bahkan anak-anak juga ikut memeriahkan
lomba ini. Warga yang mengikuti lomba ini biasa disebut joki. Undukan doro ini
bukan hanya sekedar ajang balapan merpati saja, setiap warga yang mengikuti
perlombaan ini harus memiliki taktik tersendiri untuk dapat menarik perhatian
merpati milikinya ke garis finish. Misalnya, dengan cara gerakan tangan pemilik
atau jokinya untuk menarik perhatian burung dara dalam mencapai garis finish,
atau menarik perhatian burung dara jantan dengan meletakan sang betina di garis
finish, hingga prosedur-prosedur pemberian pakan pilihan bagi sang burung
dara.
Di daerah dekat rumah saya terdapat telaga yang diberi nama telaga
cinta. Telaga adalah semacam danau yang kecil dimana sinar matahari bahkan
dapat mencapai dasarnya atau sebuah kenampakan alam yang ada atau yang
terakumulasi disuatu tempat di permukiman bumi. Telaga juga sekumpulan air
yang terbendung disuatu lubangan kecil dipermukaan bumi. Telaga memiliki
dua macam, yaitu telaga alami dan adapula telaga yang buatan.
Namun jika pagi dan sore hari telaga ini sering di datangi warga untuk
memancing ikan sambil ngopi dan juga ada para lansia yang datang untuk
menghilangkan kejenuhan mereka sambil berjalan-jalan dan olahraga pagi. Di
telaga ini pohonnya sangat rindang-rindang sehingga cocok untuk para lansia
yang ingin menghirup udara segar karena kerindangan pohonnya menciptakan
udara yang sejuk dan nyaman yang baik untuk lansia bahkan untuk para bayi
dan balita. Sebenarnya telaga ini juga berguna untuk mempererat tali
silahturahmi antar warga, dari telaga ini mereka bertemu dan saling sapa.
Namun sekarang telaga ini diperbaiki dan diubah menjadi waduk oleh
masyarakat sekitar serta pemerintah kota Surabaya, agar dapat menghilangkan
kesan atau isu-isu negatif yang beredar tentang telaga ini. Warga juga meminta
kepada pihak pemda melalui dinas agar ada taman kota dan taman bermain bagi
anak-anak, karena mengingat masih minim taman di daerah Surabaya Barat ini
yang ramah untuk keluarga dan anak-anak.