2.KIKI GRACIA
3.
1.RENDANG
Kegiatan pacu jawi telah ada sejak ratusan tahun yang lalu dan menjadi
sarana hiburan yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat setempat. Pada
kegiatan ini juga dipadukan dengan tradisi masyarakat berupa arak-
arakan (pawai) pembawa dulang/jamba yang berisi makanan dan arak-
arakan jawi-jawi terbaik yag didandani dengan asesories berupa
suntiang serta pakaian. Biasanya acara tradisi ini diselenggarakan pada
minggu ke-IV atau pada waktu penutupan pacu jawi dan menjadi
perhelatan yang besar di daerah itu. Pada waktu itu juga diadakan
prosesi adat oleh para tetua adat serta berbagai permainan seni budaya
tradisional.
Di arena pacu jawi juga bertumbuhan warung nasi yang menjual kopi
daun, para pedagang kaki lima serta arena permainan anak-anak
sehingga lokasi itu terlihat seperti pasar. Pada waktu itulah masyarakat
bergembira ria menyaksikan jawi-jawi kesayangan mereka berpacu, dan
setelah itu mereka makan di warung-warung dengan makanan spesifik
gulai kambing dan kopi daun.
Banyak orang yang belum tahu bagaimana cara penilaian jawi terbaik
yang menjadi pemenangnya. Teknis penilaian inipun penuh filosofi dan
nilai-nilai yang baik. Adapun jawi terbaik adalah jawi yang dapat
berjalan lurus tidak miring dan tidak melenceng ke mana-mana. Dan
akan lebih baik lagi apabila jawi tersebut dapat menuntun temannya
berjalan lurus. Berarti jawi itu sehat dan tubuhnya kokoh kuat. Biasanya
dalam satu perlombaan akan terlihat jawi yang berjalan lurus dan yang
tidak, bahkan ada yang sampai masuk ke sawah lain. Jadi yang dinilai
bukan hanya kencang larinya dan bukan bentuk struktur tubuhnya saja.
Filosofinya jawi saja harus berjalan lurus apalagi manusia. Dan manusia
yang bisa berjalan lurus tentu akan tinggi nilainya, itulah pemenangnya.
Beberapa manfaat dari pelaksanaan pacu jawi adalah :
Tanggal 10 Muharam dari jam 09.00 WIB, Tabuik Pasa dan Tabuik
Subarang disuguhkan pada pengunjung pesta Tabuik sebagai hakekat
peristiwa perang karbala dalam sejarah Islam.
Acara hoyak Tabuik akan berlangsung hingga sore hari. Secara
perlahan Tabuik diusung menuju pinggir pantai seiring turunnya
matahari.
Tepat pukul 18.00 WIB, senja hari, tatkala sunset memancarkan sinar
merah tembaga, akhirnya masing-masing Tabuik dilemparkan ke laut
oleh kelompok anak nagari Pasa dan Subarang di tengah kerumunan
pengunjung dari seluruh nusantara, bahkan dari mancanegara, yang
hanyut oleh rasa haru.
4.RANDAI