Anda di halaman 1dari 8

Ikan larangan, pacu jawi, pacu itiak

& pesta mentawai


Ikan Larangan

Ikan Larangan merupakan sebuah mitologi masyarakat Minangkabau tentang ikan yang dilarang untuk
ditangkap/di pancing/dimakan karena konon ceritanya siapa yang memakan ikan tersebut akan terkena
musibah, entah itu sakit aneh, perut menjadi besar (buncit), ataupun musibah lainnya

Ikan larangan pada hari-hari biasa tidak boleh


ditangkap, apabila kedapatan orang yang
menangkap akan mendapat sanksi. Mengenai
kutukan akibat mengambil ikan larangan
sembarangan sebenarnya hanya mitos belaka agar
penduduk yang berada di sekitar sungai/perairan
ikan larangan merasa bertanggungjawab untuk
menjaga dan mengingatkan kepada generasi muda
agar mereka merasa enggan dan takut untuk
melanggarnya
selain dilarang untuk menangkap ikan,
penduduk juga dilarang untuk membuang
sampah dan mengotori perairan yang ada
ikan larangan. Dengan demikian, ikan bisa
tumbuh dengan cepat dan sehat, sehingga
wajar saja ikan larangan biasanya memiliki
ukuran dan bobot yang besar sehingga
menggoda untuk ditangkap. selain manfaat
pelestarian alam, budaya ini juga dapat
menjadi daya tarik wisata daerah.
Pacu jawi

Pacu jawi (dari bahasa Minang: "balapan sapi") adalah acara olahraga tradisional yang dilombakan
di Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat, Indonesia. Dalam acara ini, sepasang sapi berlari di
lintasan sawah berlumpur dengan panjang sekitar 60–250 meter, sementara seorang joki berdiri di
belakangnya dengan memegang kedua sapi.

Warga setempat yang kebanyakan berlatar belakang


petani, menyelenggarakan acara saat sawah sudah
kosong setelah dipanen dan sebelum penanaman
selanjutnya. Lokasinya berganti-ganti antara
berbagai nagari (daerah setingkat desa atau
kelurahan) di Tanah Datar.

Filosofi yang terdapat dari Pacu Jawi ini yaitu


sapi saja bisa berjalan lurus apalagi manusia
yang memiliki akal dan pikiran tentu tinggi
nilainya dan akan lebih dihargai. Selain itu
filosofi lain seperti pemimpin dan rakyat yang
digambarkan bisa berjalan bersama. Oleh karena
itu sapi yang dipakai untuk Pacu Jawi ada 2 ekor.
sapi-sapi yang dinilai baik oleh penonton dapat
meningkat nilai jualnya hingga dua atau tiga kali lipat
harga biasa.Keuntungan finansial ini adalah salah satu
motivasi penting untuk para peserta.
selai peserta, para pedangan disekitar lokasi acara
juga mendapat keuntungan lebih dengan ramainya
pengunjung

selain sebagai perwujudan rasa syukur atas panen


yang telah dilaksanakan, budaya ini juga memiliki
makna positif dimana terjalinnya silaturrahmi antar
warga, serta memancing wisatawan untuk datang ke
daerah penyelenggara. tidak ketinggalan para
pemburu gambar nasional hingga internasional pun
turut meramaikan dengan berburu foto-foto dramatis
seperti gambar disamping
pacu itiak

Lomba Pacu itiak dilakukan dilintasan sepanjang 1600 m. Peseta lomba melepaskan itiak pada
titik awal lomba, kemudian itiak terbang menuju garis finis. Di garis finish sudah ada juri yang
menentukan itiak yang akan keluar sebagai juara berdasarkan itiak yang lebih dahulu mencapai
garis finish. Konon, olahraga tradisional ini berasal dari daerah Payakumbuh, Limapuluh Kota.

budaya ini mengandung beberapa nilai,


diataranya:
Ø kejujuran
Ø daya juang
Ø kebersamaan
Ø serta persaingan yang sehat

tradisi ini diangkat masuk Calender of


Event (CoE) pariwisata Sumbar setiap
tahunnya.
Pangurei, Pernikahan Adat Mentawai yang masih Eksis di Siberut Tengah

acara perkawinan adat ini boleh


Prosesi Pangurei dimulai dari orangtua pengantin dilakukan setelah selesai pernikahan
perempuan datang menjemput kedua mempelai ke rumah di gereja dan boleh juga secara
pengantin laki-laki lalu dibawa ke rumah orangtua langsung
pengantin perempuan.

Sehari di rumah orangtua perempuan, kedua pengantin


diantar kembali ke rumah orangtua pengantin laki-laki
dengan dirias pakaian adat Mentawai sambil membawa
ayam dan babi, keladi serta kelapa. Barang bawaan itu
diserahkan kepada keluarga laki-laki.

Setelah itu, keluarga pengantin laki-laki menyerahkan alat


toga (mas kawin) sesuai permintaan misal kuali, kampak,
parang juga keladi.

Anda mungkin juga menyukai