Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

FISIKA MODERN

Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas perkuliahan Fisika Modern yang diampu
oleh Dr. Febri Yanto, M.Pd

“Sifat Partikel dari Gelombang (Kuantisasi Materi dan Percobaan Tetes


Minyak Milikan)”

Kelompok 5:

1. Lailatul Afifah (18231084)


2. Nurul Ihza Hayati (18231090)
3. Restu Oktavia Dwita (18231134)

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2021
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamiin, dengan segenap hati dan keikhlasan yang mendalam,
kami mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat
dan nikmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Sifat Partikel
dari Gelombang (Kuantisasi Materi & Percobaan Tetes Minyak Milikan)”

Makalah ini tidak akan tersusun dengan baik tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak.
Penulis mengucapkan terima kasih terutama kepada dosen pembimbing mata kuliah Fisika
Modern yaitu Dr. Febri Yanto, M.Pd serta rekan- rekan yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini.
Kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari dosen pembimbing
mata kuliah Pengantar Ekologi dan rekan-rekan mahasiswa untuk kesempurnaan makalah ini

Bukittinggi, 26 Maret 2021

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................. ...................... i

DAFTAR ISI............................................................................................. ............................ ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang.......................................................................................................... 1

1.2.Rumusan Masalah..................................................................................................... 1

1.3.Tujuan Penulisan....................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Kuantisasi Materi..................................................................................................... 2

2.2 Percobaan Tetes Minyak Milikan............................................................................. 7

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan............................................................................................................... 13
3.2 Saran ........................................................................................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Fisika modern merupakan salah satu bagian dari ilmu Fisika yang mempelajari
perilaku materi dan energi pada skala atomik dan partikel-partikel subatomik atau
gelombang. Dalam fisika, dualisme partikel gelombang menyatakan bahwa setiap partikel
dalam kondisi-kondisi tertentu dapat menunjukkan sifat gelombang, dan sebaliknya setiap
gelombang dalam konsisi tertentu dapat menunjukkan sifat partikel. Gejala dualisme
diawali dari sebuah fenomena efek fotolistrik. Pada peristiwa efek fotolistrik, permukaan
sebuah logam disinari oleh seberkas cahaya yang menyebabkan elektron terpental keluar
dari permukaan logam. Peristiwa efek fotolistrik tidak dapat dijelaskan melalui teori
gelombang, tetapi dapat dijelaskan melalui teori kuantum.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa yang dimaksud kuantisasi materi ?
2. Bagaimana percobaan pada tetes minyak milikan ?

1.3 TUJUAN
1. Menjelaskan maksud kuantisasi materi
2. Menjelaskan percobaan pada tetes minyak milikan

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 KUANTISASI MATERI


Salah satu keunikan yang ada dalam fisika kuantum adalah adanya dua sifat
berbeda yang dimiliki cahaya. Dua sifat yang dimaksud adalah sifat gelombang dan sifat
partikel. Gelombang, seperti yang kita lihat jika kita menjatuhkan sebuah batu ke dalam
sebuah kolam, merupakan gangguan yang menyebar ke segala arah dalam sebuah media.
Batu yang dijatuhkan ke dalam kolam menghasilkan gangguan bagi air dalam kolam yang
semula tenang, gangguan ini menghasilkan kenaikan dan penurunan permukaan air di
sekitar tempat batu dijatuhkan. Terlihat seperti rangkaian gunung dan lembah jika kita lihat
dari samping. Gangguan ini menyebar ke segala arah dari titik tempat batu dijatuhkan.
Di sisi lain, partikel adalah objek yang yang terlokalisasi dalam sebuah wilayah
atau menempati ruang kecil, wilayah ini kita kenal dengan ukuran. Ketika kita melihat
sebuah kelerang, kita dapat dengan mudah menentukan di mana posisinya berada karena
kelerang memiliki ukuran. Dari sini terlihat jelas bahwa gelombang dan partikel
merupakan dua sifat yang berbeda; yang satu tersebar secara sinambung dalam ruang, yang
lain terbatas dalam wilayah kecil.
Kuantisasi adalah salah satu dasar dari fisika mekanika kuantum yang lebih luas.
Kuantisasi energi dan pengaruhnya terhadap cara energi dan materi berinteraksi (kuantum
elektrodinamika) adalah bagian dari kerangka dasar dalam memahami dan
menggambarkan alam. Kuantisasi materi atau yang biasa disebut kuantisasi energi adalah
pembentukan energi-energi diskrit. Kuantisasi materi berarti memperbaiki nilai-nilai
energi yang dapat diambil oleh benda apa pun. Ini berarti mendistribusikan energi ke
dalam paket yang lebih kecil di mana setiap paket disebut kuantum. Dengan teori kuantum
papan: E = nhv yaitu E hanya dapat mengambil nilai-nilai yang merupakan kelipatan
integral dari hv. Ini berarti bahwa energi terkuantisasi.
Teori gelombang elektromagnetik dengan jelas menjelaskan sifat optik cahaya,
namun demikian, teori ini tidak dapat menjelaskan secara wajar sifat radiasi yang
dipancarkan oleh benda padat yang panas, radiasi yang dipancarkan oleh benda hitam, atau
interaksi yang diberikan cahaya dengan materi yang dihasilkan dalam efek fotolistrik.
Fisikawan Jerman Max Karl Ernst Ludwig Planck, atau pendeknya Max
Planck, mencoba menyelesaikan permasalahan ini dengan pendekatan yang berbeda.

4
Alih-alih berpikir bahwa osilator harmonik dalam rongga dapat memiliki energi
dengan nilai apapun tanpa batas (kontinu), Planck berpikir bahwa energi yang dimiliki
sebuah osilator harmonik terbatas pada nilai tertentu secara diskret (terkuantisasi). Tidak
semua energi diijinkan untuk dimiliki oleh osilator harmonik, hanya energi yang memilki
nilai hasil perkalian dengan bilangan bulat.

Gambar 1. Kurva radiasi benda hitam dengan energi kuantisasi Planck pada temperatur
4000, 5000, 6000, dan 7000 K

Dalam gagasan Planck, energi dari osilator harmonik dirumuskan sebagai perkalian
dari bilangan bulat dengan satuan energi terkecil, . Dengan adalah bilangan
bulat dari 0,1,2,3 sampai tak berhingga. adalah bilangan yang sangat kecil setara dengan
nilai 6,626 x 10-34 Js (Joule-sekon), dikenal sebagai konstanta Planck, dan adalah
frekuensi dari gelombang elektromagnetik. Rumus energi ini kemudian digunakan oleh
Planck untuk menggantikan energi yang sama dalam hukum Rayleigh-Jeans. Hasilnya
adalah kurva dengan bentuk yang dapat menyerupai data hasil eksperimen radiasi benda
hitam, membentuk sebuah gunung.
Energi yang dimiliki oleh sebuah sistem, dalam pembahasan kita sistem yang
dimaksud adalah osilator harmonik, terdistribusi mengikuti hukum distribusi Boltzmann.
Dalam hukum distribusi ini, energi yang lebih rendah memiliki kemungkinan/probabilitas
yang lebih besar untuk dimiliki oleh sebuah osilator harmonik, dan probabilitasnya
menurun mengikuti fungsi eksponensial seiring dengan peningkatan energi.

5
Dengan kata lain sebuah sistem memilki kecenderungan untuk berada pada
keadaan dengan energi yang lebih rendah. Sebelum Planck muncul dengan gagasannya,
sebuah sistem dipercaya dapat memiliki energi berapapun, tidak ada batasan. Dalam
konsep kuantisasi energi Planck sebuah sistem hanya boleh memiliki energi dengan nilai
tertentu saja, hasil perkalian dengan bilangan bulat. Dalam Gambar 4B ditandai dengan
, , , , dan . Sistem tersebut tidak memiliki energi di antara dan , atau
di antara dan dan seterusnya.

Gambar 2. Distribusi energi dari sebuah osilator harmonik. A, klasik. B, kuantum.

Nilai konstanta Planck yang sangat kecil memiliki arti penting tersendiri. Jika
frekuensi sangat kecil maka satuan energi menjadi sangat kecil sehingga efek kuantisasi
menjadi dapat terabaikan. Sebagai contoh gelombang pada tali yang salah satu ujungnya
digetarkan dengan frekuensi Hz (Hertz) akan memiliki satuan energi terkecil
sebesar 6,626 V 10-34 J. Namun, apabila frekuensi sangat besar, unit energinya menjadi
cukup besar sehingga efek kuantisasi tidak lagi dapat diabaikan (dapat teramati). Cahaya
dari sinar laser warna hijau misalnya memiliki frekuensi 600 x 1012 Hz, sehingga satuan
energi terkecilnya adalah sebesar 4 x 10-19 J. Jauh lebih besar dari energi gelombang tali.
Inilah mengapa kita tidak dapat mengamati efek kuantisasi energi pada benda-benda besar
atau gelombang dengan frekuensi yang sangat rendah.
Pemikiran bahwa energi yang dimiliki oleh osilator harmonik adalah sesuatu yang
sama sekali baru. Kuantisasi energi Planck mengubah cara pandang manusia terhadap
dunia mikroskopis dan menjadi tonggak lahirnya cabang keilmuan baru dalam fisika yaitu
fisika kuantum. Fisikawan-fisikawan setelah ini mulai menggunakan ide yang sama untuk
menjelsakan fenomena-fenomena mikroskopis.

6
Kuantisasi energi ini berlaku bagi materi apapun yang berosilasi (bergerak bolak-
balik di sekitar sebuah titik), mulai dari atom-atom yang bergetar di dalam sebuah material,
gelombang suara, hingga gelombang elektromagnetik atau cahaya.

2.2 PERCOBAAN TETES MINYAK MILIKAN


Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali gejala-gejala alam yang terjadi karena
elektron. Aliran elektron banyak ditemui pada kejadian sehari-hari. Elektron merupakan
partikel yang bermuatan negatif. Peran muatan elektron misalkan pada arus listrik,lampu,
baterai dan lain-lain.

Gambar 3. Robert Andrews Millikan

Robert A. Milikan telah melakukan percobaan yang dikenal dengan tetes minyak
milikan atau oil-drop. Percobaan tetes minyak milikan ini dilakukan pada tahun 1913.
Percobaan tetes minyak milikan ini dilakukan dengan menyeimbangkan gaya-gaya yaitu
gaya listrik pada suatu tetes kecil minyak yang berada pada diantara dua buah plat
konduktor dan gaya gravitasi.
Percobaan tetes minyak milikan ini menunjukkan bahwa muatan elektron bersifat
diskrit yaitu gaya ke bawah dan terhambat karena adanya suatu gaya penghambat yaitu
gaya stokes. Percobaan tetes milikan ini bertujuan untuk menentukan besar jari-jari tetesan
minyak dan untuk menentukan nilai muatan butiran minyak.
Setelah harga e/m untuk elektron diketahui dari eksperimen tabung sinar katoda,
selanjutnya diperlukan percobaan lain untuk menentukannilai e dan m. Jika salah satu nilai
tersebut diketahui maka nilai yang lain dapat ditentukan. Pada tahun 1909, Robert
Andrews Millikan dapat memecahkan dilema tersebut melalui eksperimennya yaitu
Eksperimen Tetes Millikan.

7
Gambar 4. Eksperimen Tetes Minyak Milikan
Adapun alat dan bahan yang digunakan ialah satu set peralatan Milikan Leybold
(559 412) yang komponennya terdiri atas base plate, mikroskop pengukuran (measuring
microscope), kapasitas pelat (Plate capacitor), alat penyinaran (ilumination device),
penyemprot minyak (Oil atomaizer) kemudian 1 buah Milikan supply unit (pembangkit
tegangan) (559 421), empat pasang kabel penghubung 50 cm dengan warna kabel merah
dan biru dan yang terakhir ialah dua buah timer box.
Percobaan tetes minyak milikan diawali dengan tetes minyak disemprotkan
melalui bagian atas antara dua keeping sejajar, dan diamati dengan menggunakan
mikroskop lalu diukur kecepatan vertikal tetes minyak tersebut. Tetesan minyak tersebut
kemudian akan dipengaruhi oleh gaya-gaya yaitu gaya listrik, gaya stokes, gaya viskositas
dan gaya gravitasi. Dan dari analisis gaya-gaya tersebut maka dapat digunakan untuk
menurunkan persamaan yang digunakan untuk menentukan muatan elektron.

 PRINSIP KERJA PERCOBAAN TETES MINYAK MILIKAN


Adapun prinsip kerja dari percobaan tetes minyak milikan ialah dengan
menyemprotkan minyak milikan ke dalam pelat sejajar milikan lalu mengamati satu
butiran minyak melalui mikroskop untuk diamati jarak dan waktu tempuh butiran minyak
yang bergerak dari garis bawah menuju garis batas atas diamati dan dicatat dengan
melakukan tiga kali percobaan dengan nilai tegangan yang berbeda beda.
Pada saat minyak disemprotkan dan masuk ke dalam ruang antar pelat mengalami
gerak jatuh bebas yang diakibatkan oleh gaya gravitasi. Saat butiran minyak jatuh terjadi
gesekan terhadap fluida (udara) dan cahaya lampu sehingga butiran minyak terionisasi.

8
Ionisasi menghasilkan elektron yang akan melekat ke butiran minyak, sehingga
tetes minyak menjadi bermuatan. Saat switch pembalik digerakkan ke atas maka tetes
minyak yang bermuatan negatif akan bergerak mengikuti gerakan switch pembalik yaitu
tetes minyak akan mendekati pelat kutub positif. Data yang diperoleh dari percobaan ini
yaitu waktu saat tetes minyak naik dari batas garis bawah sampai batas garis atas dan waktu
ketika tetes minyak turun dari batas garis atas ke batas garis bawah. Pada saat butiran naik
waktu yang diperlukan juga lebih lama dibandingkan pada saat butiran turun sehingga
kecepatan saat naik lebih kecil daripada kecepatan saat turun.

 METODE PENENTUAN MUATAN ELEKTRON (METODE JATUH NAIK)


Metode yang digunakan untuk untuk menentukan muatan elektron pada
Eksperimen Tetes Minyak Milikan ada dua macam metode yaitu metode ambang dan
metode jatuh naik. Metode ambang dilakukan dengan cara mengatur medan listrik
sehingga gaya berat tetesan minyak tepat diimbangi oleh gaya listrik sedangan metode
jatuh naik dilakukan dengan mengukur V1 dan V2 dalam pengaruh tegangan U. Metode
jatuh naik menghasilkan nilai pengukuran yang lebih tepat dibandingkan metode ambang
karena dalam metode jatuh naik kecepatan V2 benar-benar diukur.
Pada eksperimen yang akan dilakukan, penentuan nilai muatan elementer
elektron dilakukan dengan menggunakan metode jatuh naik, yaitu dengan cara mengukur
waktu yang dibutuhkan oleh tetesan minyak untuk bergerak naik dan turun. Pergerakan
tetesan minyak yang keatas dipengaruhi oleh gaya elektrostatis, sedangkan pergerakan
tetesan minyak yang kebawah dipengaruhi oleh gaya gravitasi dan gaya stokes. Tetesan
minyak akan bergerak keatas dengan kecepatan V1 akibat medan listrik diantara pelat
kapasitor dan akan bergerak ke bawah dengan kecepatan V2 akibat gaya gravitasi dan gaya
stokes.

 GAYA YANG MEMPENGARUHI GERAK TETES MINYAK


Dalam percobaan ini gaya-gaya yang mempengaruhi gerakan tetes minyak ialah
gaya gravitasi, gaya Archimedes, gaya stokes dan gaya listrik. Gaya gravitasi selalu
mengarah ke pusat bumi yang menyebabkan tetes minyak bergerak ke bawah. Gaya
Archimedes yakni gaya apung atau gaya angkat ke atas terjadi pada semua benda yang
berada dalam fluida. Gaya stokes erat kaitannya dengan viskositas fluida, dimana gerak
tetes minyak akan dihambat oleh gaya stokes yang disebabkan nilai viskositas yang
dimiliki oleh fluida.

9
Gaya gesek antar permukaan benda yang bergerak dengan fluida akan sebanding
dengan kecepatan relatif gerak benda ini terhadap fluida. Hambatan gerak di dalam fluida
disebabkan oleh gaya gesek antara bagian fluida yang melekat pada permukaan benda
dengan bagian fluida di sebelahnya. Gaya gesek itu sebanding dengan koefisien viskositas
(ὴ) fluida.
Viskositas merupakan salah satu sifat fluida. Viskositas yaitu kekentalan, setiap
fluida memiliki kekentalan (viskositas) yang berbeda beda. Viskositas ini ditimbulkan
karena adanya tegangan geser. Pada fluida bergerak, setiap elemen-elemen dari fluida akan
mengalami tegangan yang disebabkan oleh desakan oleh setiap elemen elemen yang
lainnya yang mengelilingi elemen tersebut.
Tegangan yang dihasilkan pada setiap bagian permukaan elemen tersebut
dipecahkan ke dalam komponen-komponen normal dan tangensial terhadap arah gerakan
fluida yakni tekanan timbul, yang dapat terjadi pada fluida bergerak ataupun pada fluida
diam dan tegangan geser yang terjadi hanya pada fluida yang bergerak.

 RUMUS PENENTUAN MUATAN ELEKTRON DARI METODE JATUH NAIK

Pada plat sejajar dialirkan medan listrik sedemikian sehingga tetes minyak bergerak
ke atas dengan kecepatan v2. Bila tegangan antar pelat U dan jarak antar kedua pelat adalah
d, maka E = U/d dan gaya yang bekerja pada tetes minyak tersebut adalah

Untuk tetes minyak yang melayang di antara pelat sejajar karena pengaruh medan
listrik E, maka pers (2) menjadi :

Dari penjelasan di atas terlihat bahwa terdapat dua metode yang berbeda yang dapat
digunakan untuk menentukan muatan elektron elementer :

10
1. Mengukur kecepatan jatuh bebas v1 sebelum diberikan medan listrik dan
mengukur tegangan U sehingga tetes minyak diam
diantara dua pelat sejajar. Formulasi metode ini dapat dilakukan dengan

substitusi pers. (1) dan pers (3), sehingga diperoleh :


Dengan karakteristik alat dan bahan sebagai berikut :

η =1,81 x 10^-5 N/m^2,


d = 6 x 10^-3 m,
ρ minyak=875,3 kgm^-3,
ρL=1,29 kgm^-3,

sehingga persamaan (4) dapat dituliskan sebagai

2. Mengukur kecepatan jatuh tetes minyak dalam ruang bebas medan listrik v1
dan kecepatan naik v2 pada tegangan tertentu U. Formulasi ini dapat dilakukan
dengan substitusi pers (1) ke dalam pers (2) sehingga diperoleh :

Dengan memasukkan nilai η, d, dan ρ ke dalam persamaan (6)

Untuk meningkatkan akurasi nilai terukur dalam percobaan Milikan


digunakan faktor koreksi (koreksi Chunningham) sebagai berikut. Andaikan
muatan terkoreksi qc tekanan udara p (bar), maka koreksi dari pers (5) atau pers
(7) adalah :

Atau

11
Dengan b adalah suatu konstanta yang dapat diperoleh secara numerik atau
grafik (-6,33 x 10^-5 mbar)

Dari percobaan tetes minyak, Milikan menemukan bahwa tetes minyak (q) selalu
merupakan kelipatan bilangan bulat dari -1,6 x 10^-19 C, yakni: Q = n . e, dengan n = 1,
2, 3,...., i. Hal ini disebabkan satu tetes minyak dapat menangkap elektron sebanyak
kelipatan dari bilangan bulat. Oleh karena itu, disimpulkan bahwa muatan sebuah elektron
sama dengan -1,6 x 10^-19 C.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Kuantisasi adalah salah satu dasar dari fisika mekanika kuantum yang lebih luas.
Kuantisasi energi dan pengaruhnya terhadap cara energi dan materi berinteraksi (kuantum
elektrodinamika) adalah bagian dari kerangka dasar dalam memahami dan
menggambarkan alam. Kuantisasi materi atau yang biasa disebut kuantisasi energi adalah
pembentukan energi-energi diskrit. Kuantisasi materi berarti memperbaiki nilai-nilai
energi yang dapat diambil oleh benda apa pun.
Pada tahun 1909, Robert Andrews Millikan dapat memecahkan dilema tersebut
melalui eksperimennya yaitu Eksperimen Tetes Millikan. Percobaan tetes minyak milikan
ini dilakukan dengan menyeimbangkan gaya-gaya yaitu gaya listrik pada suatu tetes kecil
minyak yang berada pada diantara dua buah plat konduktor dan gaya gravitasi. Percobaan
tetes minyak milikan ini menunjukkan bahwa muatan elektron bersifat diskrit yaitu gaya ke
bawah dan terhambat karena adanya suatu gaya penghambat yaitu gaya stokes. Percobaan
tetes milikan ini bertujuan untuk menentukan besar jari-jari tetesan minyak dan untuk
menentukan nilai muatan butiran minyak.

B. SARAN
Bagi para pembaca yang ingin mengetahui lebih jelasnya mengenai interaksi spesies,
agar mencari lagi referensi yang lain karena tidak dapat dipungkuri bahwa dalam
pembuatan makalah ini, masih banyak kekurangan yang perlu disempurnakan.
Kritik dan saran tetap kami terima agar makalah ini menjadi lebih baik. Semoga
makalah ini dapat berguna untuk diri saya pribadi dan khususnya untuk pembaca.

13
DAFTAR PUSTAKA
Alonso m. Finn.1992. “ Fisika Universitas”. Jakarta; Erlangga
D. Bohm. Quantum theory. New York: Dover Publications, Inc., 1989.
Sears, Zemansky, 2002. “Fisika Universitas”. Jakarta ; Erlangga
https://www.sainshack.com/2020/10/05/seri-fisika-modern-1-kuantisasi-energi-planck/
https://www.thinksphysics.com/2020/07/eksperimen-tetes-minyak-milikan-dalam-
menentukan-muatan-elektron.html

14

Anda mungkin juga menyukai