Anda di halaman 1dari 1

Tabuik Makan Bajamba

Tabuik adalah perayaan lokal dalam rangka Makan bajamba atau juga disebut makan barapak
memperingati Asyura, gugurnya Imam Husain, cucu adalah tradisi makan dengan cara duduk bersama-
Muhammad, yang dilakukan oleh masyarakat sama di dalam suatu ruangan yang dilakukan oleh
Minangkabau di daerah pantai Sumatera Barat, masyarakat Minangkabau. Tradisi ini umumnya
khususnya di Kota Pariaman. Festival ini termasuk dilangsungkan pada hari-hari besar agama Islam dan
menampilkan kembali Pertempuran Karbala, dan berbagai upacara adat, atau pertemuan penting
memainkan drum tassa dan dhol. Tabuik merupakan lainnya Asal usul makan bajamba berasal dari Kоtо
istilah untuk usungan jenazah yang dibawa selama Gаdаng, Agаm, Sumatera Barat dаn sudah dimulai
prosesi upacara tersebut. Walaupun awal mulanya ѕеjаk аbаd kе-7, tераtnуа ketika аwаl masuknya Islam
merupakan upacara Syi'ah, akan tetapi mayoritas kе Mіnаngkаbаu. Makan bajamba akan memunculkan
penduduk di Pariaman dan daerah lain yang rasa kebersamaan tanpa melihat perbedaan status
melakukan upacara serupa, kebanyakan penganut sosial. Makan bajamba dilangsungkan dalam suatu
Sunni. Di Bengkulu dikenal pula dengan nama Tabot. ruangan atau tempat yang telah ditentukan, dan
Upacara melabuhkan tabuik ke laut dilakukan setiap umumnya diikuti oleh lebih dari puluhan hingga
tahun di Pariaman pada 10 Muharram sejak 1831. ribuan orang. Makan bajamba biasanya dibuka
Upacara ini diperkenalkan di daerah ini oleh Pasukan dengan berbagai kesenian Minang, dilanjutkan
Tamil Muslim Syi'ah dari India, yang ditempatkan di dengan pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur'an, hingga
sini dan kemudian bermukim pada masa kekuasaan acara berbalas pantun
Inggris di Sumatra bagian barat.
Pacu Jawi Kearifan lokal

Pacu berarti lomba kecepatan dan Jawi maksudnya Kearifan lokal ialah warisan budaya yang sangat
Sapi atau Lembu. Di Sumatera Barat sapi biasa berharga dan perlu dilestarikan. Masyarakat
disebut dengan Jawi. Pelaksanaan alek pacu jawi di Minangkabau memiliki kearifan lokal yang kaya akan
Kabupaten Tanah Datar dilaksanakan secara nilai adat, bahasa, dan kesenian. Nilai-nilai tersebut
bergiliran pada empat kecamatan. Acara dilakukan di terwujud dalam kehidupan sehari-hari masyarakat
sawah milik masyarakat setelah selesai masa panen Minangkabau, seperti dalam kebiasaan, adat istiadat,
dan tempatnya tidak tetap pada satu lokasi saja. dan budaya masyarakat. Adat istiadat merupakan
Dalam satu masa perlombaan, jumlah jawi yang nilai yang sangat penting dalam kehidupan
berpacu mencapai 500 hingga 800 ekor. Adapun jawi masyarakat Minangkabau. Salah satu adat istiadat
terbaik adalah jawi yang dapat berjalan lurus tidak yang masih dipertahankan adalah adat perkawinan.
miring dan tidak melenceng ke mana-mana. Jadi yang Adat perkawinan masyarakat Minangkabau memiliki
dinilai bukan hanya kencang larinya dan bukan bentuk nilai-nilai kekeluargaan yang sangat kuat, di mana
struktur tubuhnya saja. Filosofinya jawi saja harus prosesi adat perkawinan melibatkan seluruh keluarga
berjalan lurus apalagi manusia. Dan manusia yang dari kedua belah pihak. Selain itu, masyarakat
bisa berjalan lurus tentu akan tinggi nilainya, itulah Minangkabau juga memiliki adat bainai, yaitu upacara
pemenangnya. syukuran setelah melahirkan, sebagai bentuk
penghormatan kepada orang tua dan juga
mengucapkan terima kasih kepada Tuhan yang telah
memberikan keselamatan dan kesehatan kepada ibu
dan bayi. Bahasa Minangkabau juga menjadi salah
satu kearifan lokal yang sangat penting.

Anda mungkin juga menyukai