Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

KEARIFAN LOKAL DI BUGIS DAN MINANG

Disusun oleh :
Kelompok 3
Ketua : Cut Anya Yunita
Anggota : Al Kautsar Isda - Arif Al Farisy
- Arzaqal Azra - Cut Andini Syafitri
- Ghaitsa Fathiya - Hamim Al Mubaraq
- Maisya Al Khansa Mukammil
- Muhammad Hafidhul Sultan
- Muhammad Haykal
- Muhammad Zadil Fauzan
- M. Wahyu Buwono

Kelas IX-4
MTsN 1 Banda Aceh
Tahun Ajaran 2021/2022
KEARIFAN LOKAL DI BUGIS DAN MINANG
A.Kearifan Lokal di Bugis
1) Upacara Ammateang

Budaya ini dalam adat Bugis merupakan upacara yang dilaksanakan


masyarakat. Bugis saat seseorang di dalam suatu kampung meninggal dunia.
Keluarga, kerabat dekat, ataupun kerabat jauh, serta masyarakat sekitar lingkungan
rumah orang yang meninggal itu berbondong-bondong menjenguknya. Pelayat yang
hadir biasanya membawa sidekka (sumbangan kepada keluarga yang ditinggalkan)
berupa barang seperti sarung atau kebutuhan untuk mengurus mayat.

Selain itu, ada juga yang membawa passolo (amplop berisi uang sebagai tanda
turut berduka cita). Mayat belum mulai diurus seperti dimandikan dan seterusnya
sebelum semua anggota keluarga terdekatnya hadir. Baru setelah semua kerabat
terdekat hadir, mayat mulai dimandikan, di mana umumnya dilakukan oleh orang-
orang tertentu yang memang biasa memandikan mayat atau oleh anggota keluarganya
sendiri. Hal ini masih sesuai ajaran Islam dalam tata cara mengurus jenazah dalam hal
memandikan sampai menshalatkan.

2) Mabbarasanji/Barzanji/Barazanji

Mabbarasanji dalam bahasa bugis merupakan bentuk kata kerja yang berarti
pembacaan kitab al-Barzanji secara berjamaah. Kebiasaan membaca Barazanji dan
pembacaannya berulang-ulang pada akhirnya membentuk tradisi di tengah masyarakat
Bugis serta dipertahankan eksistensinya sampai sekarang ini. Maka, defenisi budaya
Mabbarasanji adalah pembacaan kitab al-Barzanji yang dilakukan dan disebar ke
dalam berbagai upacara ritual, terutama ritualisme yang berhubungan dengan tahap-
tahap dari siklus kehidupan seorang anggota keluarga atau pada peristiwa sosial
lainnya dengan meminjam istilah ahli-ahli kebudayaan cultural imperative, setara
dengan pemenuhan kewajiban-kewajiban kebudayaan. Mabbarasanji biasanya
dilaksanakan ketika hajatan, acara akikahan, selamatan rumah, dan bahkan
menggunakan kendaraan baru sebelum Mabbarsanji.

Isi Berzanji bertutur tentang kehidupan Muhammad, yang disebutkan berturut-


turut yaitu silsilah keturunannya, masa kanak-kanak, remaja, pemuda, hingga diangkat
menjadi Nabi/Rasul. Di dalamnya juga mengisahkan sifat-sifat mulia yang dimiliki
Nabi Muhammad saw, serta berbagai peristiwa untuk dijadikan teladan umat manusia.
Pembacaan Barzanji pada acara-acara tertentu seperti pada acara abbottingeng
(pernikahan), appeno lolo (aqiqah), menre’ hajji (naik hajji), menre bola (pindah
rumah). Ada yang berbeda dengan desa-desa lain yang ada di daerah Kab. Soppeng,
tradisi Mabbarasanji di desa Salaonro hanya dilakukan pada acara-acara keluarga saja
seperti yang telah disebutkan di atas, yang berbeda adalah pembacaan barazanji tidak
dilakukan pada acara Maulid pada bulan Rabiul Awal dan Isra’ Mi’raj pada bulan
Rajab yang dilakukan setiap tahun di Masjid.

B. Kearifan Lokal di Minang


1) Salawat Dulang

Salawat dulang adalah cerita memuji kehidupan Nabi Muhammad Saw. dan
atau yang berhubungan dengan persoalan agama Islam diiringi irama bunyi ketukan
jari pada dulang atau piring logam besar. Pertunjukan salawat dulang biasanya
dilakukan dalam rangka memperingati hari-hari besar agama Islam dan alek nagari.
Pertunjukan ini tidak dilakukan di kedai (lapau) atau lapangan terbuka.
Biasanya, salawat dulang hanya dipertunjukkan di tempat yang dipandang
terhormat, seperti masjid atau surau. Pertunjukan juga biasanya dimulai selepas Shalat
Isya’. Sifat pertunjukan adalah bertanya jawab dan saling melontarkan shalawat.
Dalam pertunjukannya, kedua tukang salawat duduk bersebelahan dan menabuh talam
secara bersamaan. Keduanya berdendang secara bersamaan atau saling menyambung
larik-lariknya. Sebagai salah satu sastra lisan di Minangkabau yang masih terus
dipertunjukkan, salawat dulang telah mengalami banyak sekali perubahan. Aspek
humor dan hiburan lebih ditonjolkan. Meskipun demikian, salawat dulang pada
dasarnya mengandung nilai-nilai luhur kebudayan Minangkabau yang patut untuk
terus begitu dan dipertahankan sebagai salah satu budaya. Salawat dulang memiliki
nilai-nilai yang lebih dari sekedar hiburan, namun juga nilai-nilai luhur budaya
Minangkabau yaitu melakukan jasa, bekerja keras, menjunjung tinggi nilai egaliter
dan solidaritas.

2) Makan Bajamba

Makan bajamba atau juga disebut makan barapak adalah tradisi makan dengan
cara duduk bersama-sama di dalam suatu ruangan yang dilakukan oleh masyarakat
Minangkabau. Budaya ini mengikuti sunnah Rasulullah Saw yang ketika makan selalu
bersama-sama. Jika dilihat dari sejarah, upacara adat Makan Bajamba ini sesuai
dengan Teori Makkah yang menyatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia sejak abad
ke-7, melalui perantara pedagang-pedagang Arab di semenanjung Sumatera. Tradisi
ini umumnya dilangsungkan pada hari-hari besar agama Islam dan berbagai upacara
adat, atau pertemuan penting lainnya. Tradisi ini akan dilakukan setelah acara-acara
adat selesai diselenggarakan, seperti ketika pesta perkawinan, pengangkatan
penghulu, acara-acara besar agama Islam dan lain sebagainya. Tradisi Makan
Bersama berbentuk melingkar yang terdiri dari 3-7 orang, kemudian nasi dan lauk
pauk diletakkan di tengah.

3) Mandi Balimau

Mandi Belimau adalah tradisi menyambut bulan Ramadhan oleh


masyarakat Melayu khususnya masyarakat Bangka Belitung. Tujuannya adalah
membersihkan hati dan tubuh manusia dalam rangka mempersiapkan diri untuk
melaksanakan ibadah puasa. Tata cara mandi Balimau adalah dengan membaca
bacaan niat Mandi Balimau dan meluruskan hati. Mengguyurkan air yang
sebelumnya sudah dicampur dengan jeruk nipis, rempah-rempah dan ramuan bunga
ke sekujur badan. Menggosok seluruh bagian badan hingga dirasa sudah bersih
Sejarah: Balimau adalah tradisi mandi menggunakan jeruk nipis yang
berkembang di kalangan masyarakat Minangkabau dan biasanya dilakukan pada
kawasan tertentu yang memiliki aliran sungai dan tempat pemandian. Diwariskan
secara turun temurun, tradisi ini dipercaya telah berlangsung selama berabad-abad

Anda mungkin juga menyukai